I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang sebagian besar rakyatnya
berpencaharian sebagai petani dan sebagian besar wilayahnya bergerak pada
sektor pertanian. Namun sistem pertanian di Indonesia masih tergolong
tradisional. Hal tersebut menyebabkan para petani tidak dapat mengolah
hasil pertanian mereka dengan baik. Peran penyuluh sangat diperlukan bagi
para petani untuk memberikan pengetahuan dan arahan agar dapat mengubah
pola pikir petani untuk lebih efektif dalam mengolah hasil panen mereka.
Penyuluh sangat penting dalam pembangunan pertanian, sehingga para penyuluh
dituntut untuk kompeten dan profesional dalam memberikan penyuluhan.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang merupakan perguruan
tinggi yang melaksanakan program pendidikan dengan jurusan penyuluhan
perternakan. Materi perkuliahan yang diberikan berupa teori dan praktik.
Pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa di bangku
kuliah perlu dilengkapi agar materi yang dikuasai menjadi utuh, maka dari
itu perlu adanya media penerapan ilmu-ilmu di lapangan dalam bentuk Praktek
Kerja Lapang (PKL) yang diharapkan nantinya mahasiswa dapat memberikan
penyuluhan pada masyarakat dan dapat menciptakan sarjana sains terapan yang
memahami konsep (basic knowledge) tentang kajian ilmiah dalam penyuluhan
peternakan, memahami implikasi sosial bidang ilmunya, dan mampu
menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman serta memahami kebutuhan
masyarakat untuk menciptakan peluang-peluang bagi perkembangan IPTEK dalam
dunia peternakan. Selain itu Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan agar
mahasiswa dapat berbaur langsung dengan masyarakat di pedesaan dimana para
penyuluh dan petani saling berbagi pengetahuan.
Praktek Kerja Lapang 1 (PKL 1) dilakukan dalam rangka peningkatan
kompetensi mahasiswa dalam bidang penyuluhan peternakan. Lokasi yang dituju
oleh penulis adalah Desa Sawangargo yang merupakan sebuah desa yang berada
di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Desa tersebut
mempunyai potensi pertanian dan peternakan yang cukup maju dalam
pengelolaan usaha taninya di bawah bimbingan para penyuluh dari Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Salaman.
Kondisi wilayah tersebut sangat mendukung untuk digunakan sebagai
lokasi PKL I, sehingga mahasiswa dapat melakukan praktik bersama para
penyuluh dan petani dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di
bangku kuliah. Wilayah tersebut masih banyak penduduk yang berpencaharian
sebagai petani sekaligus peternak. Karena faktor tersebut, mahasiswa akan
mampu mendalami Ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan sebelumnya untuk
dipraktekkan di lapangan secara langsung. Sesuai tujuan, kegiatan ini
merupakan sarana untuk menyalurkan ilmu, kegiatan ini dimaksudkan agar
mahasiswa dapat membantu dan memberikan arahan yang benar kepada para
petani dalam memelihara dan merawat hewan ternak.
B. Tujuan
Tujuan diadakannya PKL ini adalah :
1. Mampu mengidentifikasi potensi wilayah tingkat desa.
2. Mampu membuat peta usaha tani.
3. Mampu menentukan komoditas agribisnis yang bersifat unggulan.
4. Mampu mengikuti penyuluhan program pertanian tingkat desa.
5. Mampu mengikuti dan menetapkan materi penyuluhan sesuai dengan rencana
kegiatan tahunan penyuluhan pertanian.
6. Mampu menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis multi
media.
7. Mampu mengikuti menetapkan penggunaan metode penyuluhan pertanian.
8. Mampu mengikuti kegiatan penyuluhan di BPP atau WKPP.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa adalah :
a. Dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan
masyarakat tani.
b. Dapat mengenal lebih lanjut realita ilmu yang telah diterima di bangku
kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan.
c. Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan kerja yang sesuai dengan ilmu
yang dimiliki.
d. Dapat mempersiapkan langkah–langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerjanya di masa mendatang.
e. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa untuk siap terjn
langsung di masyarakat khususnya di lingkungan mahasiswa.
2. Bagi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian :
a. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana program
atau kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pengguna lulusan program ini.
b. Sebagai pengenalan pendidikan program sarjana sains terapan pada badan
usaha, perusahaan dan atau masyarakat yang membutuhkan tenaga kerja
yang dihasilkan oleh program sarjana Sains Terapan Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Magelang.
3. Bagi Lokasi Tempat PKL :
a. Merupakan sarana penghubung antar instansi dengan lembaga perguruan
tinggi khususnya program Sarjana Sains Terapan Sekolah Tinggi Penyuluh
Pertanian Magelang.
b. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik di bidang penelitian maupun
pemberdayaan SDM pertanian yang saling menguntungkan.
c. Sebagai sarana untuk merekrut tenaga kerja yang profesional dan
berkompetensi di bidang keahlian penyuluhan pertanian.
d. Sedikit membantu para peternak dalam menjalankan budidaya yang sedang
dilaksanakan dengan proses berbagi pengetahuan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan Pertanian
1. Pengertian Penyuluhan Pertanian.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-
kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya. Menurut
Deptan di dalam Erwin D (2011), penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau
usaha pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk
para petani dan keluarganya di pedesaan. Dalam penyuluhan terkandung arti
aktivitas pendidikan di luar bangku sekolah (non formal).
2. Falsafah Penyuluhan Pertanian
Falsafah penyuluhan pertanian tidak dapat dipisahkan dengan falsafah
pendidikan pada umumnya, karena penyuluhan pertanian merupakan kegiatan
pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya. Falsafah pendidikan
mencakup ''idealisme'', ''pragmatisme'' , dan ''realisme'' begitu juga
dengan penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian dilakukan untuk
memberikan ilmu pengetahuan kepada petani dengan tujuan meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan petani serta membentuk masyarakat yang adil
dan makmur yang menjadi cita-cita pembangunan nasional penyuluhan pertanian
telah membentuk sebuah idealisme.
Dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian petani belajar sambil
berbuat (learning by doing) atau melaksanakan materi penyuluhan, dengan
demikian mencerminkan aliran pragmatisme dalam diri petani. Pada saat
materi penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang percaya, akan
tetapi setelah melihat hasilnya yang kenyataanya memberikan keuntungan
petani akan sadar dan percaya kemudian mencobanya, hal ini mencerminkan
realisme. (Pudjianto, 2014).
3. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan perubahan-
perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan,
kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani yang
dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup
masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan
pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi
pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga
petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan penyuluhan pertanian ada 2 tujuan yang akan dicapai yaitu
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah
hanya menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani
yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani.
Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan
kesejahteraan petani (Kartono, 2008).
4. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan pelaku
usaha. Pelaku utama adalah petani beserta keluarganya atau koperasi yang
mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur,
penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan disekitar hutan, yang meliputi :
usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
Sedangkan pelaku usaha adalah perorangan atau korporasi yang dibentuk
menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan, dan
kehutanan (Undang-undang No.16, 2006 tentang SPPPK).
Sasaran penyuluhan pertanian dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Sasaran utama penyuluhan pertanian adalah sasaran yang secara langsung
terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usahatani (peternak dan
keluarga) sebagai sasaran utama mereka menjadi pusat perhatian penyuluhan
dan harus mampu bersama-sama mengambil keputusan tentang segala sesuatu
yang akan diterapkan dalam usahataninya.
b) Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian adalah bukan pelaksana
kegiatan usahatani namun secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian yaitu kelompok penguasa
atau pemimpin wilayah, tokoh informal.
c) Sasaran pendukung penyuluhan adalah pihak-pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung tetapi tidak memiliki hubungan kegiatan dengan
pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai bantuannya untuk melancarkan
penyuluhan pertanian pihak-pihak yang dimaksud adalah para pekerja
sosial, seniman dan konsumen pertanian. (Mardikanto, 1993).
5. Materi Penyuluhan Pertanian
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan
yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Menurut UU
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan
penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan
pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi,
rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan
dan pelestarian sumberdaya pertanian.
6. Metode Penyuluhan Pertanian.
Menurut Erwin (2011) Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara
penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian
kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak
langsung agar mereka tahu, mau & mampu menggunakan inovasi baru.
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yg tepat dan
berhasil guna, agar kegiatan penyuluhan pertanian yg dilaksanakan untuk
menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan
anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
7. Media Penyuluhan Pertanian
Mardikanto dan Sutarni (2006), menyatakan bahwa metode penyuluhan
merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.
8. Teknik Penyuluhan Pertanian
Teknik penyuluhan pertanian merupakan keputusan-keputusan yang dibuat
penyuluh dalam memilih dan menata simbol-simbol maupun isi pesan,
menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan sampai menetapkan
bentuk penyajian pesan. Faktor yang membentuk ruang lingkup teknik
penyuluhan pertanian antara lain: a). Simbol-simbol, b). Isi pesan, c).
Memilih dan menata isi pesan dan d). Frekuensi (Wika Wibowo, 2014).
Berikut ini adalah beberapa teknik penyuluhan pertanian, antara lain :
a. Data Primer adalah data yang sudah tersedia atau sudah dimiliki,
sedangkan Data Sekunder adalah data tambahan / data yang mengidentifikasi
dari desa tersebut ( UU No.16 Tahun 2006 tentang SP3K).
b. Program Penyuluhan Pertanian
adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan
arah dan pedoman pelaksaan penyuluhan serta sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan pertanian (Deptan,2009)
c. Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
adalah jadwal kegiatan yang di susun oleh penyuluh pertanian terampil dan
penyuluh pertanian ahli berdasarkan program penyuluhan pertanian
setempat, yang mencantumkan hal-hal yang perlu di siapkan dalam
berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian (Deptan,
2009).
d. Pameran
adalah kegiatan untuk memperlihatkan atau mempertunjukan model, contoh,
barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagaainya secara
sistematis pada suatu tempat tertentu, dalam rangka promosi (Deptan,
2009).
e. Kelompok tani
adalah kumpulan tani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan dan
kebersamaan menghadapi kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya,
keakraban dan keserasian) yang dipimpin oleh seorang ketua (Deptan,
2009).
f. Tugas pokok penyuluh pertanian
adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat dibagi menjadi
menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan penyuluhan (Deptan, 2009).
D. Elemen Kompetensi
1. Identifikasi Potensi Wilayah
Pudjianto (2014) menyatakan, potensi wilayah mengandung arti kemampuan
yang dimiliki desa yang memungkinkan untuk dikembangkan. Kemampuan yang
dimiliki suatu lingkungan tertentu yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya menjadi potensi bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi
suatu realita berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi
wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat bagi
masyarakat.
Menurut Pudjianto (2014), adapun tujuan dari penggalian data potensi
wilayah yaitu tersedianya gambaran keadaan wilayah agroekosistem desa
mengenai masalah dan potensi pengembangan usahatani yang ada di desa
tersebut. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang
terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa / kecamatan
dan atau BPP daerah.
9. Peta Usaha Tani
Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan pengkajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan penggambilan
keputusan hingga tahapan tingkatan pembangunam (Mulyadi, 2013).
Usahatani menurut Mubiyarto di dalam Mulyadi (2013), adalah lebih ke
pertanian rakyat, usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang
ada ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah itu dan sebagainya.
10. Komoditas Agribisnis Unggulan
Komoditas menurut Alfia Nisa (2014), ialah barang dagang utama. Menurut
Ikhsan Semaoen (1996) di dalam Intannanda, agribisnis adalah suatu kegiatan
usaha yang berkaitan dengan sektor agribisnis mencakup perusahaan yang
memasok input agribisnis, jasa pengangkutan dan jasa keuangan. Komoditas
pertanian unggulan merupakan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan) yang dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat,
terjamin ketersediannya secara terus-menerus, masih dalam bentuk primer,
atau produk olahan sementara, atau produk olahan akhir, telah diusahakan
dalam industri kecil atau menengah atau besar, berdaya saing dan mempunyai
pangsa pasar baik lokal, regional maupun internasional dan akan atau
menjadi ciri khas daerah kawasan.
11. Programa Penyuluhan Pertanian
Programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arahan dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian
merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa
penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan
tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing
tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai
pelaksanaan penyuluhan (PERMENTAN NO.25 tahun 2009)
Menurut UU No.16 Tahun 2006 tentang SP3K Programa penyuluhan terdiri
atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa
penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten /kota, programa
penyuluhan nasional. Programa tersebut disusun dengan memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian, Programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian didasarkan pada Undang-Undang
No. 16 Tahun 2006 (SP3K) yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri
atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa
penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa
penyuluhan provinsi, dan programa penyuluhan nasional.
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) maka programa
penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan
pertanian spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit tinggi
terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan
petani.
12. Materi Penyuluhan Pertanian
Dalam penyusunan sinopsis adalah suatu ringkasan materi yang dapat
dituangkan kadalam sinopsis atau dalam bentuk narasi materi yang ingin
disampaikan oleh mahasiswa atau para penyuluh tersebut dan selalu
berkoordinasi dengan pembimbing eksternalnya.
Sedangkan media penyuluhan pertanian adalah suatu materi penyuluhan
yang disampaikan oleh para penyuluh untuk menerapakan teknologi atau
informasi yang terbaru. Adapun cara membuat materi penyuluhan antara lain :
sederhana, menarik, menggunakan bahasa petani dan mengesankan ketelitian
dalam materi tersebut.
Materi Penyuluhan adalah bahan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagi bentuk yang
meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi hukum
dan kelestarian lingkungan (Deptan, 2009).
Menurut Wika Wibowo (2014), materi penyuluhan pertanian merupakan
segala sesuatu yang disampaikan pada penyuluhan pertanian. Materi
penyuluhan dapat berupa ilmu dan inovasi baru.
Materi penyuluhan, pada hakikatnya merupakan segala pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh penyuluh kepada masyarakat sasarannya. Dengan kata
lain, materi penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam
proses komunikasi pembangunan.
13. Sinopsis dan Media Penyuluhan Pertanian
Kegiatan yang akan saya laksanakan adalah memandu demonstrasi farm
yang akan dilaksanakan m,,m.dilahan usaha kelompok tani yang sudah
ada tetapi terlebih dahulu haruslah saya konsultasikan terlebih dahulu
kepada penyuluh/PPL setempat.
Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik penyampaian materi
penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha
agar mereka tau, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (Deptan, 2009).
14. Metode Penyuluhan Pertanian
Menurut Wiriatmadja di dalam Sutoyo (2013), Metode Penyuluhan Pertanian
adalah penggunaan metode-metode (cara-cara melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan seperti berikut :
sesuai dengan keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran
dan waktunya, amanat harus mudah diterima dan dimengerti, dan murah
pembiyayaan.
15. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup ( UU SP3K. Tahun 2006 ).
Programa penyuluhan pertanian adalah rencana kerja tentang kegiatan
penyuluhan pertanian dan kehutanan yang memadukan aspirasi petani-nelayan
dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan program pembangunan
pertanian, yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai,
masalah-masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang
disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun (KIPPK,
2005).
III. METODOLOGI
A. Lokasi dan Waktu
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dilaksanakan di Desa
Sawangargo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, kegiatan berlangsung dari
tanggal 25 Mei sampai 23 Juni selama 1 bulan.
E. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai guna memperlancar kegiatan PKL yaitu :
blangko, alat tulis, printer, laptop atau komputer, jurnal harian, kamera,
kertas, tinta, spidol, papan tulis dan buku panduan profil desa.
F. Elemen Kompetensi
1. Menetapkan Potensi dan Permasalahan Agribisnis Wilayah Desa
Peserta PKL 1 melaksanakan kegiatan menetapkan potensi dan
permasalahan agribisnis wilayah kecamatan pada tanggal 26 Mei 2015 – 30 Mei
2015. Kegiatan dimulai dari identifikasi potensi wilayah dalam bentuk data
sekunder dan data primer. Data sekunder didapat dari BPPK Kecamatan Salaman
dengan menemui Kordinator BPPK Kecamatan Salaman, data yang diperoleh
yaitu monografi Kecamatan Kajoran dan Programa Penyuluh pertanian tingkat
Kecamatan. Pencarian datum dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke Balai
Desa Sawangargo, wawancara dengan aparat pemerintahan desa, yang
selanjutnya kunjungan ke kelompok tani di Desa Sawangargo.
2. Membuat Peta Usahatani Desa
Peserta PKL 1 melaksanakan kegiatan membuat peta usaha tani desa
dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2015. Proses pembuatan peta usaha tani
desa dilaksanakan dengan melakukan kerjasama bersama Pembimbing Eksternal
dan penyuluh wilayah kerja bersangkutan. Setelah melaksanakan kegiatan
pembuatan peta usahatani, dilanjutkan dengan penetapan komoditas unggulan.
Kedua materi disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah yang
telah dilakukan dan menyesuaikan dengan data sekunder yang telah
didapatkan.
3. Menentukan Komoditas Agribisnis Spesifik Lokasi
Peserta PKL 1 melaksanakan kegiatan penentuan komoditas agribisnis
spesifik lokasi dilaksanakan pada tanggal 3 – 4 Juni 2015. Penentuan
komoditas agribisnis spesifik lokasi dikerjakan berdasarkan hasil analisa
identifikasi wilayah serta dari data sekunder, dari data tersebut
ditentukan komoditas unggulan dari Desa Sawangargo, Kecamatan Salaman.
4. Mengikuti Penyusunan Program PenyuluhanTingkat Desa
Peserta PKL 1 melaksanakan kegiatan menyusun programa pertanian
tingkat desa dilaksanakan pada minggu ke dua tanggal 5 - 6 Juni 2015,
dengan menggunakan pendekatan secara partisipatif dan pemecahan masalah
yang di hadapi petani terdiri beberapa tahapan kegiatan yang saling terkait
yaitu; a) identifikasi potensi wilayah, c) analisa potensi wilayah, f)
perumusan program penyuluhan pertanian.
5. Mengikuti Penetapan Materi Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Rencana
Kerja Tahunan Penyuluh ( RKTP )
Peserta PKL 1 melaksanakan Kegiatan menetapkan materi penyuluhan
pertanian dilaksanakan pada tanggal 8 - 9 juni 2015. Kegiatan meliputi,
koordinasi dengan dengan Ibu Dian Luthfiani, S.Pt., selaku penyuluh
pertanian Desa Sawangargo dan Ibu Sulis Hijriyati, S.TP., selaku penyuluh
pertanian desa pendamping eksternal, b) penyusunan materi sesuai dengan
kebutuhan petani, c) konsep memilih materi penyuluhan disesuai dengan RKTP
agar sesuai dengan kebutuhan petani dan kelompok tani di wilayah tersebut.
6. Mengikuti Penyusunan Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Sinopsis
dan Media Elektronik
Peserta PKL 1 menyusun materi penyuluhan pertanian pada tanggal 10
Juni 2015. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat sinopsis materi
penyuluhan yang berisikan judul materi penyuluhan dan isi materi penyuluhan
secara singkat jelas dan padat yang disampaikan dalam acara penyuluhan yang
dibuatoleh peserta PKL 1. Materi yang disusun disesuaikan dengan apa yang
telah ditetapkan pada kegiatan menetapkan materi penyuluhan berdasarkan
RKTP Ibu Dian Luthfiani, S.Pt., selaku penyuluh pertanian di Desa
Sawangargo.
7. Mengikuti Penetapan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian
Peserta PKL 1 menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan pada
tanggal 10 Juni 2015. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi menetapkan metode
penyuluhan yang akan digunakan dan menyusun Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)
sebagai acuan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
8. Mengikuti Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Peserta PKL 1 mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan
pada tanggal 12 Juni 2015. Materi yang disampaikan berkaitan dengan
kegiatan sebelumnya yaitu "Peningkatan Kelembagaan Ekonomi Poktan". Metode
yang digunakan menerapkan perencanaan yang tertuang dalam LPM yang telah
dibuat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Potensi Wilayah
Dari kegiatan PKL 1 menghasilkan beberapa data yang terdiri dari 2
sumber, yaitu data primer didapat dari data yang berasal dari wawancara
langsung kepada pelaku utama petani dan data sekunder yang terdiri dari
luas,karakteristik, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Ekonomi, kelembagaan
dan dan Usaha tani.
1. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh berdasarkan monografi dan pengarahan dari
koordinator BPPK Salaman.
a) Luas dan Letak Wilayah
Desa Sawangargo merupakan daerah yang berada di Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang yang mempunyai batas - batas daerah yang diuraikan
dalam table berikut :
Tabel 1. Batas Wilayah Desa Sawangargo
"Bagian "Berbatasan Dengan "
"Utara "Kecamatan Kajoran "
"Selatan "Desa Sriwedari "
"Barat "Desa Kajoran "
"Timur "Desa Sidosari & Jebengsari "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
Luas wilayah Desa Sawangargo adalah 265.5 Ha. Daftar rincian penggunaan
lahan di Desa Sawangargo :
Tabel 2. Daftar Penggunaan Lahan
"Penggunaan Lahan "Luas (Ha) "
"Tanah sawah "54 "
"Tegalan "23,6 "
"Pemukiman "66,976 "
"Fasilitas umum " 7,83 "
"JUMLAH "152,406 "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
b) Karakteristik Wilayah
Karakteristik lahan di Desa Sawangargo dapat dilihat dari ketinggian
tempat, kesuburan tanah dan kemiringan lahan. Ketinggian tempat Desa
Sawangargo berada pada 350 dpl, dengan kesuburan tanah berkisar pada pH
5,5 – 7,0. Iklim di desa Sawangargo termasuk daerah dengan perbandingan
bulan basah sama dengan bulan kering yaitu 6 bulan basah dan 6 bualan
kering dengan rata-rata curah hujan 25,95 mm3/bulan. Untuk Data curah hujan
ditampilkan dalam bentuk rekapitulasi tingkat Kecamatan Salaman. Data curah
hujan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3. Data curah hujan selama lima tahun terakhir
"No "Bulan "2011 "2012 "2013 "2014 "2015 "
" " " Jml"
" " "mm "
"Keterangan : " "
"Bl Basah : > 100 "
"mm "
"Bl Lembab : 50 - 100 "
"mm "
"Bl kering : < 50 "
"mm "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
c) Sumber Daya Manusia
Ditinjau dari keadaan penduduk, jumlah penduduk di Desa Sawangargo pada
akhir bulan Mei tahun 2015 adalah 2367 jiwa, terdiri dari penduduk laki –
laki sebanyak 1150 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1217 jiwa dengan
jumlah total KK sebanyak 511 KK. Jumlah penduduk dapat dilihat menurut
beberapa kategori, meliputi tingkat pendidikan dan mata pencaharian
penduduk yang diuraikan di dalam tabel berikut.
Tabel 4. Rincian Penduduk Desa Sawangargo menurut tingkatan pendidikan.
"Tingkat pendidikan "Jumlah (orang) "
"Tamat Akademik (PT) "53 "
"Tamat SLTA "295 "
"Tamat SLTP "747 "
"Tamat SD "1318 "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
Tabel 5. Rincian Penduduk Desa Sawangargo Menurut Mata Pencaharian
"Mata Pencaharian "Jumlah (orang) "
"Petani "725 "
"Buruh Tani "213 "
"Buruh / swasta "402 "
"PNS / ABRI "22 "
"Pedagang "48 "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
d) Sumber Daya Ekonomi
Sumber Daya Ekonomi yang menunjang pertanian mulai dari hulu sampai
hilir di desa Sawangargo adalah sebagai berikut :
1. Pasar :
a. Pasar Desa Sawangargo
b. Kios Saprotan
2. Perbankan
a. Bank Pemerintah, BRI Unit salaman
b. Bank Pasar, BMT, dsb.
e) Kelembagaan Petani Dan Usaha Tani
Keadaan kelembagaan tani di Desa Sawangargo dapat dilihat dari
keberadaan kelompok tani. Kelompok tani di Desa Sawangargo dibentuk sesuai
dengan pembagian wilayah dusun. Sesuai informasi dari Balai Desa Sawangargo
Terdapat ada 6 kelompok tani yang tergabung dalam satu Gabungan Kelompok
Tani. Nama kelompok tani beserta letak wilayah dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 6. Data Kelompok Tani Desa Sawangargo
"No "Nama Kelompok"Alamat "Pengurus "
" "Tani "(Dusun) " "
" " " "Ketua "Sekretaris "Bendahara"
"1 "Ngudi Rahayu "Dukuh Lor "Supriyono "A Nasakin "Nur Azis "
"2 "Tani Makmur "Ngabeyan "Tosim "Toyib Subhi"Sugiyanto"
"3 "Sumber Rejeki"Gajahan, "Muslikhun "Ahmad Rifai"Jumadi "
" " "Citaan " " " "
"4 "Sidodadi "Kliwonan "M Mandzur "Muh Arofik "Muslimin "
"5 "Santoso "Kabuan "Rohmadi "M Chaerudin"Fadholi "
"6 "Budi Rahayu "Dukuh Wetan "Waridi "Nuryanto "A Kodri "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
Gabungan Kelompok tani (GAPOKTAN) Desa Sawangargo mempunyai nama
Gapoktan Suko Makmur. Gapoktan tersebut terbentuk pada tahun 2008, dan
telah mengalami satu kali reorganisasi kepengurusan pada tahun 2010.
Susunan kepengurusan Gapoktan Suko Makmur tercantum pada tabel berikut :
Tabel 7. Pengurus Gapoktan Desa Sawangargo
"Desa "Nama Gapoktan "Nama Pengurus Gapoktan "
" " "Ketua "Sekretaris "Bendahara "
"Sawangargo "Suko Makmur "Trubus "Mundakir "Musholim "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
Untuk menunjang semua program yang ada di Desa Sawangargo, masing-masing
dari kelompok tani mempunyai jadwal pertemuan rutin, yan dapat dilihat pada
tabel.
Tabel 8. Jadwal pertemuan rutin kelompok tani
"Dusun "Nama poktan "Jadwal Pertemuan "
"Dukuh Lor "Ngudi Rahayu "Malam Minggu "
"Ngabeyan "Tani Makmur "Malam Minggu "
"Kliwonan "Sidodadi "Malam Minggu Pon "
"Sawangargo "Gapoktan Suko "Kamis Pahing "
" "Makmur " "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
a) Populasi Ternak
Desa sawangargo mempunyai beberapa jenis ternak seperti kambing, itik
dan ayam. Jumlah populasi ternak tercantum pada tabel berikut :
Tabel 9. Data Populasi Ternak Desa Sawangargo
"Jenis ternak "Jumlah (ekor) "Unit "
"Kambing "428 "61.14 "
"Ayam "3262 "32.62 "
"Itik "270 "3.1 "
"Jumlah "3960 "96.86 "
Sumber : Monografi Desa Sawangargo
Keterangan : 1 unit = 7 ekor kambing = 100 ekor ayam = 85 ekor itik
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ternak kambing adalah ternak
yang paling banyak dibudidayakan masyarakat Desa Sawangargo dan ayam pada
peringkat kedua, hal ini dikarenakan ternak kambing memiliki pemasaran
yang luas dan harga yang cukup tinggi, sehingga masyarakat berminat untuk
berbudidaya kambing. Meskipun kambing tidak terlalu dipedulikan dan
dianggap sebagai pekerjaan sampingan.
2. Data Primer
Data Primer diperoleh secara langsung dengan proses wawancara dengan
kelompok tani yang ada di wilayah Desa Sawangargo, dimana data yang diambil
penulis berasal dari 5 responden dalam 1 Poktan yang sama. Keadaan
responden dari 5 orang yang diwawancaraai hasilnya seperti tabel di bawah :
Tabel 10. Karakteristik Responden.
"Nama "Umur "Pendidikan "Komoditas "
" " " "Peternakan "
"Mandzur "45 "SLTA "Kambing "
"Riyadin "51 "SLTP "Kambing, ayam "
"Siswanto "52 "SD "Kambing "
"Siswanto "56 "SlTP "Kambing "
"Rofik "40 "SLTA "Kambing, Itik "
a) Umur responden
Umur responden pada data sebagai lokasi pelaksanaan pengambilan data
primer dilaksanakan dengan metode wawancara yang dilakukan pada 5 orang
responden. Sesuai dengan data pada tabel 10, rata-rata umur responden dari
3 kelompok tani tersebut adalah 50 tahun. Dengan tingkat rataan umur
tersebut, responden masih tergolong dalam usia produktif dalam melaksanakan
kegiatan usahatani.
b) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dari 5 orang yang dijadikan sebagai responden
memiliki rataan tingkat pendidikan SLTP dan SLTA. Tingkat pendidikan ini
berpengaruh pada tingkat respon petani dalam menerima hal-hal baru yang
diberikan oleh orang lain khususnya oleh penyuluh. Dengan rataan tingkat
pendidikan SLTA dan SLTP, maka responden memungkinkan akan dengan mudah
tanggap dalam merespon hal-hal apapun yang akan diberikan.
c) Komoditas peternakan
Komoditi peternakan yang dipelihara / diusahakan oleh responden ialah
kambing, ayam dan itik. Dari komoditi ternak yang dipelihara tersebut
nantinya dapat digunakan untuk membantu usaha keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pokok keluarga atau sebagai simpanan uang (tabungan) untuk masa
depan, selain itu, komoditas peternakan juga dipakai sebagai kerjaan
sampingan.
B. Elemen Kompetensi
1) Menetapkan Potensi dan Permasalahan Agribisnis Wilayah Desa
Kegiatan diawali dengan melakukan identifikasi potensi wilayah dengan
mengumpulkan data sekunder dan data primer, data sekunder diperoleh dari
Penyuluh Pertanian Desa Sawangargo, Balai Desa Sawangargo dan Programa
Penyuhan Pertanian dari BPPK Kecamatan Salaman.
Data primer digali melalui wawancara dengan petani yaitu mengunjungi
kelompok tani jumlah dengan jumlah responden 5 orang dalam 1 Poktan di
wilayah Desa Sawangargo. Hasil dari kegiatan ini yaitu penetapan potensi
dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dianalisis. Dalam kegiatan
ini ditunjuk 3 Poktan pada 1 wilayah desa, yang mana poktan tersebut
mempunyai komoditas peternakan yang selaras dengan jurusan peserta PKL.
Tiga poktan yang dituju ialah poktan Tani Makmur di Dusun Ngabeyan , Poktan
Ngudi Rahayu di Dusun Dukuh Lor, dan Poktan Sidodadi di dusun Kliwonan.
Penulis menggali permasalahan yang ada di Poktan Sidodadi Dusun Kliwonan.
Dari penggalian permasalahan dengan cara melakukan kunjungan ke kelompok
tani tersebut terdapat permasalahan peternakan yaitu : a) Pertumbuhan
ternak lambat b) Belum banyak peternak yang menggunakan sistem kandang
panggung, c) Induk / bibit yang kurang baik. Lampiran 1, Lampiran 2 dan
Lampiran 3).
2) Membuat Peta Usahatani Tingkat Desa
Hasil kegiatan pembuatan peta usahatani desa adalah peta usahatani
tingkat Desa Sawangargo yang diwakili oleh 6 dusun, Dusun Dukuh Lor, Dusun
Gajahan, Dusun Citaan, Dusun Kliwonan, Dusun Ngabeyan dan Dusun Dukuh
Wetan. Membuat sketsa peta desa sebagai bagian kecil dari peta kecamatan.
Membuat sketsa peta desa dilakukan dengan cara pemetaan yang dibuat
menggunakan Microsoft Word, kemudian dilanjutkan dengan penetapan komoditas
usahatani berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah yang telah
dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat peta usahatani dengan memberi
simbol-simbol komoditas pertanian. Dalam peta tersebut menggambarkan jenis
usaha pertanian yang diusahakan oleh masyarakat di Desa Sawangargo
( Lampiran 4).
Peta yang dibuat sesuai dengan pernyataan bahwa, Peta adalah wahana
bagi penyimpanan dan pengkajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber
informasi bagi para perencana dan penggambilan keputusan hingga tahapan
tingkatan pembangunam.
3) Menentukan Komoditas Unggulan Spesifik Lokasi
Kegiatan menentukan komoditas unggulan spesifik lokasi dikerjakan
berdasar data primer dan data sekunder serta sesuai dengan peta usahatani
yang telah dibuat. Sebelum kegiatan dilakukan koordinasi dengan penyuluh
pertanian Desa Sawangargo, yaitu Ibu Dian Luthfiani, S.Pt. Setelah
melakukan koordinasi, dilanjutkan dengan diskusi kelompok tani di Desa
Sawangargo, untuk menggali komoditas yang dominan diusahakan oleh kelompok
tani di desa tersebut (Lampiran 5).
Dalam menentukan komoditas unggulan ini didasarkan dari komoditas yang
paling memberikan pendapatan dan yang paling dominan diusahakan masyarakat
tani. Komoditas yang diusahakan oleh masyarakat Desa Sawangargo antara lain
ternak kambing dan tanaman padi. Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa,
Komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi merupakan (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) yang dibudidayakan oleh
mayoritas masyarakat, terjamin ketersediannya secara terus-menerus, masih
dalam bentuk primer, atau produk olahan sementara, atau produk olahan
akhir, telah diusahakan dalam industri kecil atau menengah atau besar,
berdaya saing dan mempunyai pangsa pasar baik lokal, regional maupun
internasional dan akan atau menjadi ciri khas daerah kawasan (Intannanda,
2011).
4) Menyusun Program Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa
Penyusunan program penyuluhan berdasarkan data primer dan data
sekunder yang sudah didapatkan. Program penyuluhan yang penulis buat
berdasarkan penggalian identifikasi potensi dan masalah yang sesuai dengan
kebutuhan Kelompok Tani Sidodadi (Lampiran 6).
Dalam programa penyuluhan pertanian tingkat desa terdapat beberapa hal
antara lain : a) Nama Poktan, nama poktan yang dimaksud adalah salah satu
poktan yang diadopsi oleh penulis untuk digali potensinya dan masalah yang
timbul dari keadaan yang ada di dalam poktan tersebut, b) Komoditas,
Komoditas yang dimaksud adalah barang dagang hasil dari pertanian maupun
peternakan dari poktan yang bersangkutan, c) Kegiatan, kegiatan yang
dimaksud adalah tindakan /upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan yang ada di dalam poktan. d) Waktu, waktu yang dimaksud adalah
hari dimana kegiatan akan diadakan. e) Penanggung jawab, penanggung jawab
adalah orang yang punya tugas untuk mengawasi jalannya program kegiatan
untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan.
5) Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian
Kegiatan menetapkan materi penyuluhan pertanian diawali dengan
menganalisa data dan kebutuhan kelompok tani yang akan disuluh. Dari hasil
analisa tersebut, penulis berkoordinasi dengan pembimbing eksternal yaitu
Ibu Sulis Hijriyati, S.TP. Hasil dari koordinasi tersebut penulis dapat
meneruskan untuk menetapkan materi yang akan disuluhkan kepada kelompok
tani. Hasil kegiatan menetapkan materi penyuluhan pertanian adalah
tersusunnya materi penyuluhan pertanian berdasarkan RKTP. Didalam RKTP
terdapat permasalahan peternakan yaitu peternak kambing belum mengetahui
budidaya kambing secara intensif, sehingga materi yang disusun untuk
disuluhkan adalah pembuatan kandang panggung untuk budidaya kambing
(Lampiran 7).
6) Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Sinopsis dan Media
Penyuluhan
Hasil dari kegiatan Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian ini adalah
tersusunnya materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis. Yang
kemudian akan dipakai untuk pembuatan media penyuluhan. Penulis membuat
media penyuluhan dalam bentuk Power Point. Microsoft Power Point yang
ditayangkan mempunyai judul Pembuatan Kandang Panggung Untuk Budidaya
Kambing, dalam sinopsis tersebut menceritakan materi yang akan
disampaikan dalam penyuluhan terdiri dari : a) Fungsi kandang, b) Syarat
mendirikan kandang, c) Bahan pembuatan kandang, d) Kelebihan dan
Kekurangan Tipe – tipe kandang, dan e) pembuatan kandang panggung jawab
(Lampiran 8 dan Lampiran 9).
7) Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian
Untuk metetapkan metode penyuluhan, kegiatan diawali dengan
menganalisa karakteristik sasaran yang akan disuluh, dari karakteristik
sasaran sebanyak 20 orang dapat ditentukan metode yang akan digunakan.
Berdasarkan teknik Rembug Tani, metode yang akan digunakan adalah metode
penyuluhan langsung dengan cara tatap muka dan metode penyuluhan secara
tidak langsung dengan penyebaran Leafflet. Berdasarkan jumlah sasaran,
metode yang akan digunakan adalah metode pendekatan kelompok. Berdasarkan
indera penerima dari sasaran, metode yang akan digunakan melalui kombinasi
indera penerima (penglihatan dan pendengaran). Dalam Lembar Persiapan
Menyuluh terdiri dari : a) judul materi yang akan disuluhkan, b) tujuan apa
yang ingin dicapai apakah merubah pengetahuan, sikap atau keterampilan, c)
metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, d)
media yang digunakan apakah media cetak atau elektronik, e) waktu yang
dibutuhkan berapa menit dalam melaksanakan penyuluhan, f) alat bantu yang
digunakan dalam kelancaran penyuluhan seperti LCD, kertas koran, spidol dan
kamera, g) sasaran yaitu petani atau peternak yang akan disuluh, h) langkah
atau pokok kegiatan yang akan dilaksanakan yang termuat dalam tabel yang
berisikan pokok kegiatan, uraian kegiatan dan waktu yang dibutuhkan untuk
masing-masing kegiatan tersebut. Lembar Persiapan Menyuluh ini berguna
untuk pedoman waktu yang dipakai penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan.
Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah dan diskusi, alasan
penetapan metode ini adalah agar terjadi interaksi antara sasaran dengan
pemberi materi, dan penyebaran leafflet agar materi penyuluhan akan mudah
dibaca apabila akan diterapkan oleh sasaran serta menggunakan media
PowerPoint agar dapat memudahkan dalam penyampaian materi. Lembar Persiapan
Penyuluhan dapat dilihat pada lampiran 10.
8) Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Kegiatan penyuluhan berpedoman pada sinopsis dan LPM yang telah
dibuat. Penyuluhan dilaksanakan di rumah salah satu anggota poktan dengan
jumlah petani yang hadir sebanyak 20 orang. Hasil dari kegiatan ini adalah
timbul interaksi antara sasaran dengan pemberi materi sehingga terjadi
tahap penumbuhan minat, dimana sasaran ingin mengetahui lebih banyak hal
baru dan berusaha menggali informasi dengan cara bertanya tentang hal yang
menurut sasaran suluh belum jelas (Lampiran 11).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Meningkatnya kemampuan penulis dalam mengidentifikasi potensi wilayah
tingkat desa.
2. Bertambahnya pengetahuan penulis dalam membuat peta usaha tani.
3. Penulis menjadi tahu kegiatan – kegiatan dalam menentukan komoditas
agribisnis unggulan spesifik lokasi.
4. Bertambahnya pengetahuan penulis setelah mengikuti penyuluhan program
pertanian tingkat desa.
5. Penulis mampu mengikuti dan menetapkan materi penyuluhan sesuai dengan
rencana kegiatan tahunan penyuluhan pertanian.
6. Penulis mampu menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
sinopsis multimedia.
7. Penulis dapat mengikuti menetapkan penggunaan metode penyuluhan
pertanian.
8. Penulis mampu mengikuti kegiatan penyuluhan di BPP atau WKPP.
B. Saran
1. Kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan agar kebutuhan masyarakat tani terpenuhi dan mendapatkan
hasil yang optimal.
2. Untuk menunjang keberhasilan program pembangunan dibidang pertanian,
kegiatan penyuluhan pertanian perlu diintensifkan. Penerapan metode yang
tepat, efektif dan efisien sangat menentukan keberhasilan dalam proses
penyuluhan pertanian, karena banyak perbedaan yang sangat mencolok
antara teori dan praktik di masyarakat tani.
DAFTAR PUSTAKA
Damin, Erwin. SP., 2011. : Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Diakses
16 Maret 2011. https://munalakanti.wordpress.com/category/metode-dan-
teknik-penyuluhan-pertanian
Departemen Pertanian. 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian Angka Kreditnya. Diakses tanggal 8 Mei 2015.
www.deptan.go.id/pengumuman /juknis pp/lamp juknis pp.pdf
Departemen Pertanian , 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Diakses Jum'at 11 April 2014.
www: Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian.com
Intannanda, 2011. Pengertian agribisnis. Diakses pada tanggal 3 Mei 2011.
htpps://intannanda.wordpress.com/menu/agribisnis
Kartono. 2008. Pengertian Penyuluhan Pertanian. Diakses 19 Mei 2015.
http://ronggolawe13. blogspot. com / 2008 / 01 / pengertian –
penyuluhan – pertanian. Html.
KIPPK, 2005. Laporan PKL III STPP Magelang. Diakses tanggal 12 Maret 2015.
https://rahmanbabd.wordpress.com/2013/02/26/laporan-pkl-iii-stpp-
magelang/
Mardikanto dan Sutarni. 2006. Metode penyuluhan Pertanian. UNS Press.
Surakarta
Mardikanto, 1993. Proposal PKL I pelaksana pemula. Diakses tanggal 12 Maret
2015. https://docs.google.com/document/d/1Imu6DYdEO8EIS8b7n4-
CU3k3b0l6amMHKwJHoqYh9G0/edit?pli=1
Mulyadi herrty, 2013. Arti-dan-Tujuan-Penyuluhan, diakses tanggal 19 Mei
2013, http://www.slideshare.net/anandalintang/arti-dan-tujuan-
penyuluhan
Nisa, A 2014. Arti Komoditas. Diakses 31 Agustus 2014.
Htpp://brainly.com.id/tugas/
Pudjianto, Tri Udje. 2014. Identifikasi Potensi Wilayah. Diakses Sabtu 8
Februari 2014. http://agri-tani.blogspot.com/
Sutoyo, 2013. Media-Penyuluhan-Pertanian.html, diakses tanggal 19 Mei,
http://sutoyoagribisnis.blogspot.com/2011/08/media-penyuluhan-
pertanian.html
Undang-undang No.16/2006. Penyuluhan Peternakan. Diakses tanggal 12 Maret
2015. http://www.anneahira.com/penyuluhan-peternakan.htm
Undang-undang SP3K. Tahun 2006.Penyuluhan Pertanian.Diakses tanggal 12
Maret 2015. http://www.slideshare.net/anandalintang/arti-dan-tujuan-
penyuluhan
Wika wibowo 2014. Teknik Penyuluhan. Diakses 24 November 2012.
http://www.slideshare.net/wika_wibowo/