LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGAAIR
OPERASI TURBIN KAPLAN Nama Anggota Kelompok
:
1. Nur Hanifah Azzahra 2. Pintor Titus Bonata Pardede 3. Satriyanto Adhi Wicaksono 4. Siti Sofariyah 5. Sulaiman Fikran 6. Yeyet Handayani 7. Yudha Muhammad Fauzi 8. Yusuf Septiawan A.B.
Kelompok
: 3 (tiga)
Tanggal Praktikum
: 7 Oktober 2016
Tanggal Penyerahan Laporan
:
Dosen Pembimbing
: Arifia Ekayuliana, S.T., M.T.
PROGRAM STUDI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2016 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat sehat dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan “Operasi Turbin Kaplan”. Laporan dibuat sebagai tanda bahwa kami telah mengikuti praktik mata kuliah Operasi Pembangkit Tenaga Air (Turbin Kaplan), yang dilakukan di Laboraturium Energi dengan peralatan yang ada di dalamnya. Praktik ditujukan untuk mengenalkan karakteristik turbin Kaplan, bagaimana cara mengoperasikannya serta menganalisa data hasil pengukuran selama percobaan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Arifia Ekayuliana, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Operasi Pembangkit Tenaga Air (Turbin Kaplan), dan mas Irfan yang telah membantu dalam pelaksanakan praktik ini. Semoga dengan adanya laporan ini dapat menjadi referensi di masa hadapan, dan juga menambah ilmu pada mata kuliah Operasi Pembangkit Tenaga Air (Turbin Kaplan), baik dalam analisa data maupun karakter turbin Kaplan itu sendiri. Selanjutnya kami pum memohon maaf apabila adanya kekurangan-kekurangan pada laporan ini, semoga kekurangan yang ada kedepannya dapat disempurnakan.
Depok, 13 oktober 2016
ii
DAFTAR ISI KATAPENGANTAR ............................................................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1 I.2. Tujuan Praktikum............................................................................................................. 1 I.3. Pelaksanaan ..................................................................................................................... 1 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Teori Turbin Kaplan ............................................................................................ 2 II.2. Keuntungan dari Turbin Kaplan ..................................................................................... 3 II.3. Kerugian dari Turbin Kaplan .......................................................................................... 3 II.4. Formula pada Pengoperasian Turbin Kaplan ................................................................. 3 BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM III.1. Peralatan Praktikum ...................................................................................................... 5 III.2. Persiapan Pengoperasian .............................................................................................. 6 III.3. Prosedur Start Up .......................................................................................................... 6 III.4. Prosedur Shutdown ....................................................................................................... 7 III.5. Penjelasan Rangkaian ................................................................................................... 7 III.6. Gambar Rangkaian ....................................................................................................... 8 BAB IV HASIL PRAKTIKUM IV.1. Data Pengukuran ........................................................................................................... 9 IV.2. Analisa Data ................................................................................................................ 10 BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 16 V.2. Saran ............................................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... xvii
iii
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit non termal
dan juga termasuk pembangkit yang renewable energy. Cara kerjanya adalah memanfaatkan energi potensial pada air yang kemudian dikonversikan menjadi energi mekanik. Energi mekanik inilah yang selanjutnya akan memutar poros (batang penyambung) pada generator sehingga menghasilkan energi listrik. Listrik tersebut akan didistribusikan kepada konsumen yang nantinya digunakan untuk kebutuhan sehari – hari. PLTA bekerja berdasarkan tinggi jatuh dan debit air suatu reservoir. Dari sinilah dapat diklasifikasikan jenis – jenis turbin air, ada tiga jenis turbin air yang biasa dipakai yaitu turbin pelton, francis dan Kaplan. Turbin Kaplan adalah peralatan mekanik yang berfungsi mengonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik. Turbin ini efektif bekerja pada ketinggian jatuh air yang rendah sekitar namun dengan debit air yang tinggiberkisar . Turbin kaplan memiliki bentuk menyerupai kipas denagn alur aliran air . I.2
Tujuan Praktikum Dengan dilakukannya praktikum ini diharapakan:
Mahasiwa dapat memahami fungsi turbin kaplan dan dapat menjelaskan perbedaan antara turbin aksi dan reaksi
Mahasiswa dapat mengukur flow rate, kecepatan turbin dan torsi pada heead yang berbeda
Mahasiswa dapat menyelidiki head discharge dan head power pada karakteristik turbin
I.3
Pelaksanaan Praktikum ini merupakan kegiatan dari mata kuliah operasi unti pembangkit listrik
tenaga air (Turbin Kaplan). Adapun rinciannya sebagai berikut:
Mata Kuliah
: Operasi PLTA (Turbin Kaplan)
Tempat
: Lab Konversi Energi, Area PLTA
Waktu
: 7 Oktober 2016
1
BAB II LANDASAN TEORI II.1
Dasar Teori Turbin Kaplan Turbin adalah perangkat hidro-mekanik yang
dapat mengonversikan energi dalam air (kecepatan dan tekanan) menjadi energi kinetik. Turbin Kaplan didesain untuk aliran yang besar dan Head yang bervariasi. Turbin Kaplan adalah turbin air jenis propeller. Turbin ini dikembangkan pada tahun 1913 oleh profesor Austria, Viktor Kaplan yang mengombinasikan baling – baling diadjust
dengan
otomatis
yang dapat
disesuaikan
dengan
gerbang gawang (wicket gates) untuk mencapai efisiensi melalui berbagai tingkat dan aliran air. Turbin Kaplan merupakan evolusi dari turbin Francis. Penemuannya menyebabkan listrik dapat diproduksi secara efisien dengan menggunakan head yang rendah yang tidak mungkin dapat dicapai dengan turbin Francis. Tinggi head berkisar 10 – 70 meter dan output daya 5 – 200 MW. Diameter Runner adalah antara 2 dan 11 meter. Kisaran rotasi turbin adalah 79 – 429 rpm. Instalasi turbin Kaplan dipercaya dapat menghasilkan kekuatan yang paling optimal jika head nominalnya adalah 34.65. Turbin Kaplan saat ini sudah banyak digunakan di seluruh dunia dalam high-flow, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan head rendah. Efisiensi turbin Kaplan biasanya lebih dari 90%, namun mungkin lebih rendah jika headnya sangat rendah. Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling – baling pesawat terbang. Bila baling – baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu – sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin ini mempunyai kelebihan 2
dapat menyesuaikan head yang berubah – ubah sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi beban tidak penuh, turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu – sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.
II.2.
Keuntungan dari Turbin Kaplan
- baling-baling turbin Runner yang dapat disesuaikan - hanya diperlukan head yang rendah - memiliki jumlah head yang sangat kecil dari pisau 3 sampai 8
II.3.
Kekurangan dari Kaplan Turbine
- disposisi poros hanya dalam arah vertikal - diperlukan laju aliran yang sangat besar - generator bekerja lebih keras
II.4.
Formula pada Pengoperasian Turbin Kaplan 1. Pengukuran Daya Motor P = T . 𝜔 [Watt] T = F . l [Nm] 𝜔=
2𝜋𝑛 [𝑟𝑎𝑑] 60 [𝑠]
2. Pengukuran Debit Aliran Orifice Plate Q=A.C√ C=
2𝑔 (𝑝1−𝑝2) 𝛾
𝐶𝑑 √(𝑑0)
4
𝑑1
3. Pompa P = 𝛾 . ∆ℎ . 𝑄 [𝑊𝑎𝑡𝑡] ∆ℎ =
∆𝑃 𝛾
3
4. Turbin Output turbin dihitung dengan formula: P = 9.81 x Q x H x ηt kW
Efisiensi Turbin 𝜂 =
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑖𝑛
Ph = 𝜌 .⩒ . 𝑔 . 𝐻
Di mana : Q = debit air, m3/detik H = efektif head, m ηt = efisiensi turbin = 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton = 0.8 - 0.9 untuk turbin francis = 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow = 0.8 - 0.9 untuk turbin propeller/kaplan
5. Generator Daya Mekanik pada Generator P = T . 𝜔 [Watt] Daya Listrik pada Generator P = V . I [Watt]
4
BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM III.1
Peralatan Praktikum a.) Gambar
disamping
adalah
Power Supply DC, alat ini memiliki banyak fungsi yaitu: berguna
untuk
tegangan
menurunkan
yang
dihasilkan
generator; berguna juga sebagai penyearah dari tegangan AC menjadi
tegangan
DC;
juga
berfungsi untuk menstabilkan sinyal
gelombang
yang
dihasilkan. Output yang akan diberikan adalah tegangan DC yang stabil.
b.) Breadboard (Project Board) di samping berfungsi untuk tempat membuat rangkaian elektronika, pada Breadboard di samping terdapat
lampu,
saklar,
amperemeter dan voltmeter.
c.) Main untuk
panel
PLTA
berguna
memonitoring
kondisi
PLTA.
5
d.) Kedua gambar di atas adalah gambar alat ukur tekanan, pada sebelah kiri adalah Manometer Bourdon dan pada sebelah kanan adalah Manometer Inclined.
e.) Ini adalah gambar motor AC yang
digunakan
memutarkan
impeller
untuk pada
pompa.
III.2 Persiapan Pengoperasian 1. Menyediakan alat tulis untuk mencatat data-data yang di amati 2. Menyediakan lat ukur yang di perluakan 3. Memyediakan peralatan yang telah di tentukan 4. Memeriksa kesiapan mesin
III.3
Prosedur Start Up
1. Nyalakan MCB turbin kaplan dengan mengubah ke mode start (naikkan tuas ke atas) 2. Rangkailah rangkaian diagram turbin kaplan pada control panel 3. Nyalakan kontak kunci ke mode ON (putar ke kanan) 4. Seting control paneldengan mengubah engkol ke mode ON (naikan tuas ke atas) 6
5. Atur regulasi eksitasi 0,2 [A] 6. Nyalakan dan setting pompa dengan putaran rendah (tekan tombol warna kuning) 7. Buka penuh katup aliran pompa (full) 8. Atur sudu turbin sesuai praktik untuk percobaan (5°, 10°, 15°, 20°, 25°, 30°) 9. Catatlah tekanan pompa, tekanan turbin, debit, tegangan, arus, torsi serta putaran pada generator. 10. Lakukanlah percobaan tersebut 11. Selama tiga kali untuk menghasilkan data yang sesuai.
III.4
Prosedur Shut Down
1. Turunkan bukaan sudu turbin hingga 0o (keadaan sudu turbin menutup) 2. Turunkan bukaan katup pompa hingga 0o 3. Turunakn regulasi eksitasiperlahan hingga 0 ampere 4. Memberhentikan kerja pompa (push button dan tuas pompa keadaan off) 5. Mematikan kontak kunci ke dalam keadaan OFF (putar ke kiri) 6. Lepaskan kabel pada rangakian
III.5
prosedur pemasangan Rangkaian
1. Sambungkan kabel dari A1 ke beban (load) 2. Sambungkan kabel dari beban (load) ke F2 3. Sambungkan kabel dari A2 ke F1 4. Sambungkan kabel dari D1 ke Amperemeter (+) 5. Sambungkan kabel dari Suplai eksitasi (-) ke Amperemeter (-) 6. Sambungkan kabel dari D2 ke suplai eksitasi (+) 7. Sambungkan kabel dari Suplai eksitasi (+) ke Suplai DC (+) 8. Sambungkan kabel dari Suplai eksitasi (-) ke Suplai DC (-) 9. Sambungkan kabel dari Suplai DC (+) ke Trafo Tegangan 220 V (+) 10. Sambungkan kabel dari Suplai DC (-) ke Trafo tegangan 220 V (-)
7
III.6. Gambar Rangkaian
8
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
IV.1. Hasil PercobaanPengoperasian Turbin Kaplan
Posisi guide vane
tekanan pompa [kg/cm2] H1 H2 (mH2O) (mH2O)
debit [L/s]
tekanan turbin H5
GENERATOR
H6
V
I
torsi
n (rpm)
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
0 10 50 95 105 120 120
0,8 0,9 1,3 1,6 1,8 1,8 1,85
0,6 0,6 0,5 0,5 0,4 0,3 0,3
264 293 569 825 964 1027 1059
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
0 10 50 95 105 120 120
0,8 0,9 1,3 1,6 1,8 1,8 1,9
0,6 0,6 0,6 0,5 0,4 0,4 0,4
248 277 565 814 950 1037 1065
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
0 10 50 95 110 120 120
0,8 0,9 1,3 1,6 1,8 1,85 1,9
0,6 0,6 0,6 0,5 0,4 0,4 0,3
254 261 564 783 913 1024 1060
Praktek Pertama 0 5 10 15 20 25 30
-0,2 -0,1 -0,1 0 0 0 0
0,8 0,8 0,8 0,6 0,6 0,53 0,5
0 5 10 15 20 25 30
-0,2 -0,1 -0,1 -0,1 0 0 0
0,85 0,85 0,8 0,7 0,6 0,55 0,5
0 5 10 15 20 25 30
-0,2 -0,2 -0,1 -0,1 0 0 0
0,8 0,8 0,75 0,65 0,6 0,53 0,5
10 6,3 17 6,3 20 6 24 5,5 32,5 5 39 4,5 44 4 Praktek kedua 17 6,8 17 6,5 20 6 24 5,3 35 4,9 40 4,4 44 4,1 Praktek Ketiga 15 6,5 15 6,5 20 6 25 5,5 32 5 41 4,4 44 4,1
9
IV.2. Analisa Data a. Data Percobaaan pertama N motor [Nm] 1400 1400 1400 1400 1400 1400 1400
ΔH
ΔP
P pump
[M] 78 79 79 60 60 53 50
[M] 57 57 54 49 44 39 34
[W] 780 1343 1580 1440 1950 2067 2200
P turbin [W] 570 969 1080 1176 1430 1521 1496
Perhitungan data percobaan 2 pada posisi Guide Vane 00:
Diketahui : H1 H2 H5 H6 Q V I Tgen N mtr N gen Penyelesaian :
= (-0.2) [mH2O] = 0.8 [kg/cm2] = 6.3 [mH2O] = 0.6 [mH2O] = 10 [ L/S ] =0 = 0.8 [A] = 0.6 [Nm] = 1400 [rpm] = 264 [rpm]
P pompa= H2- H1 = (80 – 2) [kPa] = 78 [kPa] P turbin = H6 – H5 = (6.3 – 0.6) [mH2O]
ωmotor
ωgen
{rad/s] 146.3 146.3 146.3 146.3 146.3 146.3 146.3
[rad/s] 27.63 30.67 59.5 86.35 100.89 107.49 110.84
Pm Gen [W] 16.58 18.4 29.78 43.18 40.36 32.25 33.25
PL gen [W] 0 9 65 152 189 216 222
73.1 72.2 68.4 81.7 73.3 73.6 68
Phturbin = P turbin x Q = 57 [kPa] x 10 [L/s] = 570 [W] Ph pompa = P pompa x Q = 78 [kPa] x 10 [L/s] = 780 [W] Pl generator
=VxI = 0 [V] x 0.8 [A] =0
Pm generator = genx τ gen = 27.63 x 0.6 = [W] η hidrolik = (Ph turbin /Ph pump) x 100%
= 5.7 [mH2O]
= (570 / 780) x 100%
= 57 [kPa]
= 0.731x 100%
motor = (2 π n-mtr) / 60 = (2 π 1400) / 60 = 146.33 [rad/s] generator = (2 π n-gen) / 60 = (2 π 264) / 60 = 27.63 [rad/s]
η %
= 73.1 % Perhitungan pada posisi guide vane 5 – 300 itu sama dengan posisi guide vane 00 maka tinggal dihitung sesuai data percobaannya. 10
DAYA POMPA DAN DAYA TURBIN
Grafik Analisa Data Pertama 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1950
1580 1343 969
1080
1440
1430
2067
2200
1521
1496
39
44
1176
780 570
10
17
20
24
32.5
DEBIT P pump [W]
P turbin [W]
Gambar 4.1. Grafik aliran air terhadap efisiensi, daya pompa dan daya hidrolik turbin Percobaan 1
Analisa percobaan 1 adalah: Dari grafik aliran terhadap daya pompa dan turbin terlihat bahwa adanya peningkatan
nilai daya untuk tiap pertambahan debit air. Namun untuk daya pompa pada posisi bukaan guide vane250 yakni pada debit air 24 [L/s] terjadi penurunan. Dan untuk efisiensi daya hidrolik terlihat stabil dengan nilai rata – ratanya adalah 72.88%. Daya listrik yang dihasilkan generator meningkat pada tiap posisi bukaan guide vane.
11
b. Data Percobaan Kedua N motor [Nm] 1400 1400 1400 1400 1400 1400 1400
ΔH
ΔP
P pump
[M] 83 84 79 69 60 55 50
[M] 62 59 54 47 43 38 35
[W] 1411 1428 1580 1656 2100 2200 2200
P turbin [W] 1054 1003 1080 1128 1505 1520 1540
Perhitungan data percobaan 2 pada posisi Guide Vane 00:
ωmotor {rad/s] 146.533 146.533 146.533 146.533 146.533 146.533 146.533
ωgen
Pm Gen
[rad/s] 25.957 28.992 59.137 85.198 39.773 108.54 111.47
[W] 15.574 17.396 35.482 42.599 15.909 43.415 44.588
PL gen [W] 0 9 65 152 189 216 228
η % 74.7 70.2 68.3 68.1 71.7 69.1 70
Phturbin = P turbin x Q = 62 [kPa] x 17 [L/s]
Diketahui : H1 H2 H5 H6 Q V I Tgen N mtr N gen Penyelesaian :
= (-0.2) [mH2O] = 0.85 [kg/cm2] = 6.8 [mH2O] = 0.6 [mH2O] = 17 [ L/S ] =0 = 0.8 [A] = 0.6 [Nm] = 1400 [rpm] = 248 [rpm]
P pompa= H2- H1 = (85 – 2) [kPa] = 83 [kPa] P turbin = H6 – H5 = (6.8 – 0.6) [mH2O] = 6.2 [mH2O] = 62 [kPa]
= 1054 [W] Ph pompa = P pompa x Q = 83 [kPa] x 17 [L/s] = 1411 [W] Pl generator
=VxI = 0 [V] x 0.8 [A] =0
Pm generator = genx τ gen = 25.957 x 0.6 = 15.574 [W] η hidrolik = (Ph turbin /Ph pump) x 100% = (1054 / 1411) x 100% = 0.747x 100%
motor = (2 π n-mtr) / 60 = (2 π 1400) / 60 = 146.33 [rad/s] generator = (2 π n-gen) / 60 = (2 π 248) / 60 = 25.957 [rad/s]
= 74.7 % Perhitungan pada posisi guide vane 5 – 300 itu sama dengan posisi guide vane 00 maka tinggal dihitung sesuai data percobaannya. 12
DAYA POMPA DAN DAYA TURBIN
Grafik Analisa Data Kedua 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
2100
1411
1428 969
1580 1080
1656 1430
2200
2200
1521
1496
40
44
1176
570
17
17
20
24
35
DEBIT P pump [W]
P turbin [W]
Gambar 4.2. Grafik aliran air terhadap daya pompa dan daya hidrolik turbin Percobaan 2
Analisa percobaan 2 adalah: Percobaan dilakukan berdasarkan posisi bukaan guide vane antara 00 - 300. Terlihat
dari grafik aliran air terhadap daya pompa dan turbin menunjukan bahwa adanya peningkatan daya hidrolik pompa dan turbin pada tiap penambahan debit air. Hal ini terjadi adanya pengaruh dari posisi bukaan guide vane. Untuk nilai efisiensi hidrolik terlihat dari grafik menunjukan kestabilan dengan nilai rata –rata berkisar 70.3%. Dan untuk daya listrik yang dihasilkan generator juga mengalami peningkatan sebab putaran poros turbin yang dikoplingkan ke poros generator bertambah besar.
13
c. Data Percobaan Ketiga N motor [Nm] 1400 1400 1400 1400 1400 1400 1400
ΔH
ΔP
[M] 78 78 74 64 60 53 50
[M] 59 59 54 49 44 38 35
P pump [W] 1170 1170 1480 1600 1920 2173 2200
P ωmotor ωgen turbin [W] {rad/s] [rad/s] 885 146.3 26.6 885 146.3 27.3 1080 146.3 59 1225 146.3 81.9 1408 146.3 95.6 1558 146.3 107.2 1540 146.3 110.9
Perhitungan data percobaan 2 pada posisi Guide Vane 00:
Pm Gen [W] 15.6 16.4 35.4 40.9 38.2 42.9 33.3
PL gen [W] 0 9 65 152 198 222 228
η % 75.6 75.6 72.9 76.6 73.3 71.7 70
Phturbin = P turbin x Q = 59 [kPa] x 15 [L/s]
Diketahui : H1 H2 H5 H6 Q V I Tgen N mtr N gen Penyelesaian :
= (-0.2) [mH2O] = 0.8 [kg/cm2] = 6.5 [mH2O] = 0.6 [mH2O] = 15 [ L/S ] =0 = 0.8 [A] = 0.6 [Nm] = 1400 [rpm] = 254 [rpm]
P pompa= H2- H1 = (80 – 2) [kPa] = 78 [kPa] P turbin = H6 – H5 = (6.5 – 0.6) [mH2O] = 5.9 [mH2O] = 59 [kPa]
= 885 [W] Ph pompa = P pompa x Q = 78 [kPa] x 15 [L/s] = 1170 [W] Pl generator
=VxI = 0 [V] x 0.8 [A] =0
Pm generator = genx τ gen = 26.58 x 0.6 = 15.951 [W] η hidrolik = (Ph turbin /Ph pump) x 100% = (885/1170) x 100% = 0.756x 100%
motor = (2 π n-mtr) / 60 = (2 π 1400) / 60 = 146.33 [rad/s] generator = (2 π n-gen) / 60 = (2 π 254) / 60 = [rad/s]
= 75.6 % Perhitungan pada posisi guide vane 5 – 300 itu sama dengan posisi guide vane 00 maka tinggal dihitung sesuai data percobaannya. 14
DAYA POMPA DAN DAYA TURBIN
Grafik Analisa Data Ketiga 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
2173
2200
1558
1540
41
44
1920 1480 1170
1170
885
885
15
15
1080
20
1600 1408 1225
25
32
DEBIT P pump [W]
P turbin [W]
Gambar 4.3. Grafik aliran air terhadap daya pompa dan daya hidrolik turbin Percobaan 3
Analisa percobaan 3 adalah: Sama halnya dengan percobaan KE-1 dan ke-2, grafik yang dihasilkan oleh percobaan
ke-3 menunjukan adanya peningkatan daya hidrolik pompa dan turbin terhadap bertambahnya debit air yang mengalir menuju turbin. Hal ini terjadi dengan adanya posisi bukaan guide vane yang semakin lebar yakni 00 - 300. Selain itu efisiensi hidrolik yang ditujukan oleh grafik cenderung stabil, dengan perolehan nilai rata – rata 73.69%. Daya listrik yang dihasilkan pun meningkat pada tiap kenaikan debit air yang diakibatkan dengan adanya bukaan guide vane yang semakin lebar.
15
BAB V PENUTUP V.1.
Kesimpulan
Grafik Efisiensi [%] 85.00 81.67
EFESIENSI [%]
80.00 76.56 75.00 73.58
73.33 71.67
72.97
71.70
70.00 68.35
70.00
69.09
68.12
68.00
65.00 20
25
32
41
44
DEBIT Efisiensi Data 1 [%]
Efisiensi Data 2 [%]
Efisiensi Data 3 [%]
Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi pada turbin kaplan dapat berubah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya merupakan perbedaan tekanan pompa yang dapat mempengaruhi kinerja pompa, apabila tekanannya besar maka diperlukan pula daya yang lebih besar, sehingga dapat mempengaruhi efisiensi. Selain itu penggunaan alat ukur yang dikalibrasi juga dapat mempengaruhi ketelitian dalam menunjukkan data yang akurat. Pada percobaan pertama rata – rata memiliki efisiensi yang lebih besar dari data percoban efisiensi kedua, akan tetapi pada data efisiensi ketiga mengalami peningkatan dari data kedua. Hal ini menyimpulkan bahwa perolehan data percobaan ketiga mengalami kesalahan V.2.
Saran
1. Sebelum memulai praktikum baca SOP yang sudah disediakan. 2. Minta panduan pada orang yang lebih berpengalaman jika tidak mengerti. 3. Melakukan pengecekan pada alat ukur dan peralatan sebelum memulai. 4. Presisi dan akurat dalam mencatat parameter pada alat ukur. 16