LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I “OSILASI”
Disusun oleh Nama
: Milya Dwi Lestari
NIM
: 14/362714/PA/15789
Golongan
: 48 A
Asisten
: Intan Paramudita
LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penerapan ilmu fisika tidak lepas dari kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Salah satu penerapan ilmu fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, yaitu masalah ayunan sederhana atau sering disebut dengan osilasi. Osilasi adalah variasi periodik – umumnya terhadap waktu – dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada sebuah benda yang dapat digantungkan dengan tali yang ringan, jika diberikan gaya tarikan tarikan atau dorongan dari posisi awal yang seimbang seimbang kemudian dilepaskan maka secara otomatis benda tersebut akan berayun dalam bidang vertikal ataupun horizontal dengan gerakan periodik. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Osilasi adalah gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama). Osilasi disebut juga sebagai gerak harmonik (selaras). Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik, tapi bisa juga pada sistem biologi dan bahkan dalam masyarakat. Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks. Pada praktikum kali ini osilasi yang terjadi adalah osilasi harmonis sederhana. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab osilasi, diharapkan dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pada percobaan ini diamati pengaruh vibrasi terhadap panjang tali dan jarak tali terhadap periode.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum osilasi ini adalah : 1. Belajar menerapkan dan menginterpretasikan grafik 2. Menentukan hubungan antara periode osiladi dengan panjang tali dan jarak tali secara grafis.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penerapan ilmu fisika tidak lepas dari kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Salah satu penerapan ilmu fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, yaitu masalah ayunan sederhana atau sering disebut dengan osilasi. Osilasi adalah variasi periodik – umumnya terhadap waktu – dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada sebuah benda yang dapat digantungkan dengan tali yang ringan, jika diberikan gaya tarikan tarikan atau dorongan dari posisi awal yang seimbang seimbang kemudian dilepaskan maka secara otomatis benda tersebut akan berayun dalam bidang vertikal ataupun horizontal dengan gerakan periodik. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Osilasi adalah gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama). Osilasi disebut juga sebagai gerak harmonik (selaras). Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik, tapi bisa juga pada sistem biologi dan bahkan dalam masyarakat. Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks. Pada praktikum kali ini osilasi yang terjadi adalah osilasi harmonis sederhana. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab osilasi, diharapkan dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pada percobaan ini diamati pengaruh vibrasi terhadap panjang tali dan jarak tali terhadap periode.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum osilasi ini adalah : 1. Belajar menerapkan dan menginterpretasikan grafik 2. Menentukan hubungan antara periode osiladi dengan panjang tali dan jarak tali secara grafis.
BAB II DASAR TEORI
Gerak osilasi adalah gerak berulang-ulang seperti maju-mundur, atasbawah (pergerakannya kembali ke posisi awal). Contoh dari gerakan osilasi ini adalah sistem pegas, bandul fisis, dan bandul matematis. Osilasi ada dua yaitu osilasi harmonik sederhana dan osilasi harmonik teredam. Osilasi harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik yang terjadi di sekitar titik kesetimbangan. Contoh dari osilasi harmonik sederhana adalah bandul yang diayunkan. Sedangkan pengertian dari osilasi harmonik teredam adalah osilasi yang seiring berjalannya waktu akan berhenti. Amplitudo osilasi adalah parameter yang bervariasi dengan waktu dan ini terletak pada sumbu y dari grafik osilasi. Salah satu sifat yang paling penting dari osilasi adalah frekuensi yaitu jumlah osilasi yang lengkap untuk satu detiknya. Frekuensi disimbulkan dengan f dan dan mempunyai satuan SI hertz (Hz).
yang berhubungan dengan frekuensi adalah periode T, yaitu selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran. Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : n : jumlah gerakan osilasi tn : waktu yang diperlukan sistem untuk melakukan n kali osilasi T : periode osilasi
Gambar 1. Gaya pada pendulum sederhana
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola pendulum adalah gaya berat (w = mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen mg cos yang searah tali dan mg sin yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama. Hubungan antara panjang busur x dengan sudut dinyatakan dengan persamaan :
(ingat bahwa sudut 0 adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L). Syarat sebuah benda melakukan Gerak Harmonik Sederhana adalah apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangannya. Apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangan x atau sudut 0 ⁰ maka pendulum melakukan Gerak Harmonik Sederhana. Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak menuju titik setimbangnya. Periode ayunan tidak berhubungan dengan dengan amplitudo, akan tetapi ditentukan oleh parameter internal yang berkait dengan gaya pemulih pada ayunan tersebut.
Gaya pemulih yang bekerja pada pendulum adalah -mg sin 0. Secara matematis ditulis :
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang berlawanan dengan simpangan sudut 0 ⁰. Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa gaya pemulih sebanding dengan sin 0, bukan dengan 0. Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan sin 0 bukan dengan 0 maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik Sederhana. Alasannya jika sudut 0 kecil, maka panjang busur x (x = L kali 0 ) hampir sama dengan panjang L sin 0 (garis putusputus pada arah horisontal). Dengan demikian untuk sudut yang kecil, lebih baik kita menggunakan pendekatan:
Periode pendulum dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
Persamaan (15) merupakan persamaan frekuensi pendulum sederhana. Keterangan : T = periode (s), f = frekuensi (Hz), L = panjang tali (m), g = percepatan gravitasi (m/s²). Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan frekuensi getaran pendulum sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada panjang tali (L). Dengan kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada massa beban alias bola pendulum. Sedangkan untuk periode osilasi pada tongkat horizontal dapat dinyatakan dengan :
T = αDᵃL²ᵇ ....................................................................(16)
T
: periode osilasi
D
: jarak antar kedua tali
L
: panjang tali
a,b
: eksponen
α
: konstanta
BAB III METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan 1. 2 buah statis (1 batang panjangnya 70cm) 2. 2 potong benang (masing-masing 1m) 3. 1 batang osilasi 50cm 4. 1 stopwatch 5. 1 mistar gulung 6. 1 mistar siku
B. Skema Percobaan
Gambar 2. Skema Osilasi
D. Tata Laksana Percobaan a. Percobaan Pertama ( Variasi D) 1. Alat dan bahan disusun seperti pada skema percobaan . 2. Panjang tali (L) diukur sepanjang 30 cm dan jarak tali (D) diukur sepanjang 45 cm menggunakan mistar gulung. 3. Panjang tali (L) (dikedua sisi kanan kiri) dan jarak tali (D) di kedua sisi (atas dan bawah) dipastikan sama besar. 4. Batang osilasi diberi simpangan dengan cara memegang bagian tengah batang kemudian dilepaskan perlahan. 5. Waktu tempuh dicatat tiap batang osilasi melakukan 10 kali getaran pertama dan 10 kali getaran kedua. 6. Percobaan diulang kembali sampai memperoleh 10 data percobaan dengan D divariasikan sebesar 2,5 cm.
b. Percobaan Kedua (Variasi L) 1. Alat dan bahan disusun seperti pada skema percobaan . 2. Jarak tali (D) diukur sepanjang 35 cm dan panjang tali diukur sepanjang 40 cm menggunakan mistar gulung. 3. Panjang tali (L) (dikedua sisi kanan kiri) dan jarak tali (D) di kedua sisi (atas dan bawah) dipastikan sama besar. 4. Batang osilasi diberi simpangan dengan cara memegang bagian tengah batang kemudian dilepaskan perlahan. 5. Waktu tempuh dicatat tiap batang osilasi melakukan 10 kali getaran pertama dan 10 kali getaran kedua. 6. Percobaan diulang kembali sampai memperoleh 10 data percobaan dengan L divariasikan sebesar 2 cm.
E. Analisa Data a. Variasi D dengan L = 30 cm
No
t₁ (s)
D (cm)
t₂ (s)
T ± ΔT
ln D
ln T
T = αDᵃL²ᵇ
ln T = a ln D + ln α + 2b ln L ↓ ↓ ↓ ↓ y m x c =a = Δa
∴
= ..... ± .....
∴ a ± Δa
= ..... ± .....
T
=
ΔT
=
b. Variasi L dengan D = 35 cm
No
t₁ (s)
D (cm)
T = αDᵃL²ᵇ ln T = 2b ln L + a ln D + ln α ↓ ↓ ↓ ↓
y
m x
c
= 2b b
=
∴ ∴ b ± Δb
Δb =
= ..... ± ..... = ..... ± .....
t₂ (s)
T ± ΔT
ln D
ln T
c. Mencari nilai α
Variasi D
T = α₁L²ᵇDᵃ ↓
↓ ↓
y
x
α₁ =
Dᵃ
T
L²ᵇ
T
Δ α₁ =
∴ α₁ ± Δ α₁ = .... ± .... ∴
±
= .... ± ....
Variasi L
T = α₁ DᵃL²ᵇ ↓
↓ ↓
y
x
α₂ =
Δα₂ =
∴ α₂ ± Δ α₂ = .... ± .... ∴
Grafik
±
= .... ± ....
Rumus Regresi No
X
Σ
= Sy²
= = Sy
y
2
x
2
y
xy
BAB IV DATA, GRAFIK DAN PERHITUNGAN
A. Data a. Percobaan 1 (Variasi D dengan L = 30 cm)
No
D (cm)
t₁ (s)
t₂ (s)
1
45
6,50
7,06
2
42,5
7,59
6,87
3
40
7,87
7,16
4
37,5
8,00
7,62
5
35
8,22
8,50
6
32,5
9,31
9,04
7
30
10,75 10,60
8
27,5
11,75 11,72
9
25
12,03 12,00
10
22,5
13,53 13,10
Tabel 1. Data Percobaan 1
T ± ΔT
ln D
ln T
6,78 ± 0,28
0,68 ± 0,03
3,80
-0,39
7,23 ± 0,36
0,72 ± 0,04
3,75
-0,32
7,51 ± 0,35
0,75 ± 0,03
3,69
-0,29
7,81 ± 0,19
0,78 ± 0,02
3,62
-0,25
8,36 ± 0,14
0,84 ± 0,01
3,56
-0,18
9,17 ± 0,13
0,92 ± 0,01
3,49
-0,08
10,67 ± 0,07
1,07 ± 0,01
3,40
0,07
11,73 ± 0,01
1,17 ± 0,002
3,31
0,16
12,01 ± 0,01
1,20 ± 0,002
3,22
0,18
13,31 ± 0,21
1,33 ± 0,02
3,11
-0,81
b. Percobaan 2 ( Variasi L dengan D = 35 cm) t₁ (s)
t₂ (s)
No
L (cm)
1
40
10,37 10,53
2
38
10,22 10,15
3
36
9,79
9,84
4
34
8,84
9,69
5
32
9,31
9,28
6
30
8,13
8,50
7
28
8,22
8,16
8
26
7,97
8,25
9
24
8,03
7,90
10
22
6,91
7,15
Tabel 2. Data Percobaan 2
T ± ΔT
ln L
ln T
10,45 ± 0,08
1,05 ± 0,01
3,69
0,04
10,19 ± 0,04
1,02 ± 0,003
3,64
0,02
9,81 ± 0,02
0,98 ± 0,002
3,58
-0,02
9,26 ± 0,42
0,92 ± 0,042
3,53
-0,08
9,29 ± 0,01
0,93 ± 0,001
3,47
-0,07
8,31 ± 0,19
0,83 ± 0,019
3,40
-0,18
8,19 ± 0,03
0,82 ± 0,003
3,33
-0,20
8,11 ± 0,14
0,81 ± 0,014
3,26
-0,21
7,96 ± 0,06
0,80 ± 0,006
3,18
-0,23
7,03 ± 0,12
0,70 ± 0,012
3,09
-0,35
c. Mencari nilai α
Variasi D (a = -1,04) Dᵃ
T
2,29
0,68
2,44
0,72
2,59
0,75
2,78
0,78
2,99
0,84
3,23
0,92
3,51
1,07
3,84
1,17
4,24
1,20
4,73
1,33
Tabel 3. Data Variasi D
Variasi L (b = 0,305)
L²ᵇ
T
0,57
1,05
0,55
1,02
0,53
0,98
0,52
0,92
0,50
0,93
0,48
0,83
0,46
0,82
0,44
0,81
0,42
0,80
0,40
0,70
Tabel 4. Data Variasi L
B. Grafik
C. Perhitungan a. Percobaan 1 (Variasi D dengan L = 30 cm)
y
x
y
Xy
1
3,80
-0,39
14,44
0,1521
-1,482
2
3,75
-0,32
14,0625
0,1024
-1,2
3
3,69
-0,29
13,6161
0,0841
-1,0701
4
3,62
-0,25
13,1044
0,0625
-0,905
5
3,56
-0,18
12,6736
0,0324
-0,6408
6
3,49
-0,08
12,17312
0,0064
-0,2792
7
3,40
0,07
11,56
0,0049
0,238
8
3,31
0,16
10,9561
0,0256
0,5296
9
3,22
0,18
10,3684
0,0324
0,5796
10
3,11
0,29
9,6721
0,0841
0,9019
Σ
34,95
-0,81
122,6263
0,5869
-3,328
T = αDᵃL²ᵇ ln T = a ln D + ln α + 2b ln L ↓ ↓ ↓ ↓
m x
=
= =
2
X
Tabel 5. Perhitungan Percobaan 1
y
2
No
-1,04
c
Sy²
=
Sy²
=
Sy²
= 0,0002
Sy
= 0,01
= Sy
= 0,01 =0,01 . 1,45
= 0,01
= a = -1,04 = Δa = 0,01
∴
= -1,04 ± 0,01
∴ a ± Δa
= -1,04 ± 0,01
b. Percobaan 2 (Variasi L dengan D = 35 cm)
No
X
y
x
y
2
xy
1
3,69
0,04
13,6161
0,0016
0,1476
2
3,64
0,02
13,2496
0,0004
0,0728
3
3,58
-0,02
12,8164
0,0004
-0,0716
4
3,53
-0,08
12,4609
0,0064
-0,2824
5
3,47
-0,07
12,0409
0,0049
-0,2429
6
3,4
-0,18
11,56
0,0324
-0,612
7
3,33
-0,2
11,0889
0,04
-0,666
8
3,26
-0,21
10,6276
0,0441
-0,6846
9
3,18
-0,23
10,1124
0,0529
-0,7314
10
3,09
-0,35
9,5481
0,1225
-1,0815
Σ
34,17
-1,28
117,1209
0,3056
-4,152
Tabel 6. Perhitungan Percobaan 2
T = αDᵃL²ᵇ ln T = 2b ln L + a ln D + ln α ↓ ↓ ↓ ↓
y
m x
=
= = 0,61
c
2
Sy² = Sy² = Sy² = 0,0007 Sy = 0,03
= Sy
= 0,03 = 0,03 . 1,66
= 0,05
= 2b b
=
Δb =
=
= 0,305
=
= 0,025
∴
= 0,61 ± 0,05
∴ b ± Δb
= 0,305 ± 0,025
c. Mencari nilai α Variasi D
2
2
No
X
y
x
y
xy
1
2,29
0,68
5,2441
0,4624
1,5572
2
2,44
0,72
5,9536
0,5184
1,7568
3
2,59
0,75
6,7081
0,5625
1,9425
4
2,78
0,78
7,7284
0,6084
2,1684
5
2,99
0,84
8,9401
0,7056
2,5116
6
3,23
0,92
10,4329
0,8464
2,9716
7
3,51
1,07
12,3201
1,1449
3,7557
8
3,84
1,17
14,7456
1,3689
4,4928
9
4,24
1,2
17,9776
1,44
5,088
10
4,73
1,33
22,3729
1,7689
6,2909
Σ
32,64
9,46
112,4234
9,4264
32,5355
Tabel 7. Data Perhitungan Variasi D T = α₁L²ᵇDᵃ ↓
↓ ↓
y
x
=
= = 0,28
Sy² = Sy² = Sy² = 0,001 Sy = 0,03
= Sy
= 0,03
= 0,03 . 0,41 = 0,01
α₁ = α₁ = α₁ = α₁ =
0,58
Δ α₁ = Δ α₁ = Δ α₁ = Δ α₁ = 0,02
∴ α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02 ∴
±
= 0,28 ± 0,01
Variasi L
2
2
No
X
y
x
y
xy
1
0,57
1,05
0,3249
1,1025
0,5985
2
0,55
1,02
0,3025
1,0404
0,561
3
0,53
0,98
0,2809
0,9604
0,5194
4
0,52
0,92
0,2704
0,8464
0,4784
5
0,50
0,93
0,25
0,8649
0,465
6
0,48
0,83
0,2304
0,6889
0,3984
7
0,46
0,82
0,2116
0,6724
0,3772
8
0,44
0,81
0,1936
0,6561
0,3564
9
0,42
0,8
0,1764
0,64
0,336
10
0,40
0,7
0,16
0,49
0,28
Σ
4,87
8,86
2,4007
7,962
4,3703
Tabel 8. Data Variasi L T = α₁ DᵃL²ᵇ ↓
↓ ↓
y
x
=
= = 1,91
Sy² = Sy² = Sy² = 0,0007 Sy = 0,03
= Sy = 0,03
= 0,03 . 5,87 = 0,17
α₂ = α₂ = α₂ = 0,64
Δ α₂ = Δ α₂ = Δ α₂ = 0,06
∴ α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06 ∴
±
= 1,91 ± 0,17
BAB V PEMBAHASAN
a. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Metode dalam percobaan Osilasi cukup sederhana. Praktikan melakukan percobaan dan penyajian hasil dengan menggunakan metode grafik. Dengan menggunakan grafik, penggambaran hasil percobaan terlihat jelas dan langsung menghasilkan persamaan fungsi yang sudah sangat familiar untuk problem linear. Selain itu penyajian data dapat diinterpretasikan ke banyak hal dan metode ini memperlihatkan dengan jelas jika terjadi penyimpangan kesalahan pada titik-titik data. Tetapi grafik juga memiliki kelemahan, yaitu ketika terjadi kesalahan kecil pada saat pengambilan data, maka hasilnya akan sangat mempengaruhi bentuk grafik. Serta mempengaruhi pula hasil yang akan dicari karena hasil atau objek yang dicari semuanya berhubungan dengan grafik. Pada percobaan kali ini, terdapat empat grafik. Grafik yang pertama menggambarkan hubungan ln D dengan ln T. Berdasarkan grafik tersebut, terdapat hubungan bahwa ln D berbanding terbalik dengan ln T. Semakin besar nilai ln D maka nilai ln T semakin kecil. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan bawah dengan nilai m sebesar
= -1,04 ± 0,01.
Grafik yang kedua menggambarkan hubungan ln L dengan ln T. Pada grafik yang kedua, nilai ln L berbanding lurus dengan nilai ln T. Semakin besar nilai ln L maka semakin besar pula nilai ln T. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan atas dengan nilai m sebesar
= 0,61 ± 0,05.
Grafik yang ketiga menggambarkan hubungan D ᵃ dengan T. Pada grafik yang ketiga ini dapat dijelaskan bahwa D ᵃ berbanding lurus dengan T. Semakin besar nilai Dᵃ maka semakin besar pula nilai T. Grafik berupa garis lurus ke arah kanan atas dengan nilai m sebesar
±
= 0,28 ± 0,01.
Grafik yang terakhir menggambarkan hubungan dengan grafik kedua dan ketiga, bahwa nilai T. Semakin besar nilai
L²ᵇ
L²ᵇ
dengan T. Sama halnya
berbanding lurus dengan nilai
L²ᵇ maka semakin besar pula nilai T. Grafik berupa garis
lurus ke arah kanan atas dengan nilai m sebesar
±
= 1,91 ± 0,17.
b. Tinjauan Terhadap Eksperimen Dalam praktikum ini, praktikan melakukan eksperimen sebanyak dua kali, yaitu yang pertama dengan panjang tali konstan (L) dan jarak antar tali (D) divariasi dan yang kedua jarak antar tali (D) konstan dan panjang tali (L) divariasi. Masing-masing eksperimen memperoleh dua puluh data, yaitu sepuluh data untuk t ₁ dan sepuluh data untuk t ₂. Dari data-data tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut : T= Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin besar panjang tali yang digunakan maka waktu (periode) yang dibutuhkan semakin besar. Dengan kata lain hubungan antara L dan T berbanding lurus. Selain itu, semakin besar jarak antar tali maka waktu (periode) yang dibutuhkan semakin kecil. Dengan demikian, hubungan D dan T berbanding terbalik. Selain persamaan diatas, melalui perhitungan regresi linier diperoleh eksponen dan konstanta. Pada percobaan pertama tentang pengaruh jarak tali terhadap periode diperoleh konstanta sebesar α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02. Pada percobaan kedua mengenai pengaruh panjang tali terhadap periode diperoleh konstanta sebesar α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06. Nilai kedua konstanta tersebut tidak jauh berbeda. Perbedaan tersebut mungkin terjadi karena adanya kesalahan pada praktikum. Kesalahan-kesalahan yang muncul mungkin saja disebabkan oleh kesalahan pengukuran, ketelitian alat (stopwatch/mistar), kesalahan pada saat memberi simpangan pada batang osilasi, kesalahan pada saat memulai perhitungan selang waktu getaran serta kesalahan dalam skema percobaan.
Eksponen a yang didapat sebesar a = -1,04. Eksponen a bernilai negatif sehingga menggambarkan hubungan antara D yang berbanding terbalik dengan T. Lalu, eksponen b yang didapat sebesar b = 0,61. Eksponen b bernilai positif sehingga menggambarkan hubungan antara L dan T yang berbanding lurus.
c. Tinjauan dan Perbandingan Terhadap Referensi Dalam rumus pada persamaan (16) tersirat bahwa nilai T berbanding lurus dengan D. Pada percobaan, nilai D berbanding terbalik dengan nilai T yang berarti nilai pangkat a yang diperoleh bernilai negatif. Dari hasil perhitungan data, nilai a yang dihasilkan bernilai negatif. Hal ini berarti hasil dari data percobaan maupun teori sama. Dari data percobaan variasi L dimana D konstan, semakin kecil nilai L maka nilai periode juga semakin kecil. Hal ini membuktikan bahwa periode (T) berbanding lurus dengan L, dimana L dipengaruhi oleh eksponen b yang didapat dari perhitungan bernilai positif. T= Terlihat bahwa memang benar nilai T berbanding lurus terhadap nilai L dan berbanding terbalik terhadap nilai D, dan rumusan tersebut sesuai dengan referensi yang ada.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Berdasarkan grafik yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa
Semakin besar jarak tali maka periode yang dibutuhkan semakin kecil.
Semakin besar panjang tali maka periode yang dibutuhkan semakin besar
Besarnya konstanta dan eksponen ditentukan melalui gradien pada grafik.
Eksponen a bernilai negatif, grafik ke arah kanan bawah.
Eksponen b bernilai positif, grafik ke arah kanan atas.
2. Periode osilasi batang berbanding tebalik terhadap jarak antar tali dan berbanding lurus terhadap panjang tali.
3. Besar konstanta yang diperoleh :
∴ α₁ ± Δ α₁ = 0,58 ± 0,02 ( L konstan) ∴ α₂ ± Δ α₂ = 0,64 ± 0,06 (D konstan) 4. Besar eksponen yang diperoleh :
∴ a ± Δa
= -1,04 ± 0,01
∴ b ± Δb
= 0,305 ± 0,025
5. Persamaan periode yang diperoleh : T=
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Staff Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta: Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UGM. 2. Tipler,Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga. 3. http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/14001-6-252043015673.doc (tanggal akses : 25 November 2014)
BAB VIII
LEMBAR PENGESAHAN
Demikian laporan praktikum osilasi ini saya buat untuk memenuhi praktikum Fisika Dasar 1.
Yogyakarta, 11 Desember 2014
Asisten Praktikum,
Praktikan,
Intan Paramudita
Milya Dwi Lestari