Instalasi Sprinkler
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PT. Smelting Gresik merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang pengolahan tembaga menjadi logam murni.Gedung laboraturium di PT. Smelting Gresik merupakan salah satu gedung utama didalam mempertahankan kualitas dari bahan-bahan olahan dan sebagai tempat penyimpanan hasil observasi dari produk olahan.Untuk itu, gedung laboraturium PT. Smelting ini mempunyai potensi besar yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Salah satu dari beberapa aspek penting dalam penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan terhadap bahaya kebakaran.Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Dalam prakteknya tindakan pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hidran, sprinkler, dan lain sebagainya. Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya penyediaaan sistem proteksi kebakaran semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang tidak memenuhi persyaratan (Disnaker provinsi Jawa Timur). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh LAPI-ITB tahun 1986 (www.itb.co.id)menunjukkan bahwa
meskipun
kejadian
kebakaran
terjadi
pada
saat
bangunan
dioperasikan, namun penyebabnya bisa karena sesuatu yang terjadi pada tahap-tahap sebelumnya.Misalnya pada tahap perencanaan, perancangan, maupun pada tahap konstruksi atau pelaksanaan. Berdasarkan pengamatan terhadap kasus–kasus kebakaran selama ini, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain adalah bahwa sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup hanya dengan penyediaan Alat Pemadam Apai Ringan (APAR) atau hidran yang disebut sebagai sistem Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1
Instalasi Sprinkler proteksi aktif. Masih diperlukan sarana proteksi lainnya yakni Sprinker untuk mendukung mobilitas APAR dan Hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh sebab itu diperlukan sistem proteksi kebakaran yang tersedia secara terencana terutama yang terpasang, mutlak harus diperlukan. Hal ini mengingat penyediaan fasilitas umum dalam bidang pemadam kebakaran khususnya Hydrant dan Sprinkler System yang belum banyak tersedia di tempat umum termasuk Gedung Laboraturium PT Smelting Gresik. Instalasi sprinkler kebakaran merupakan sarana pemadam kebakaran yang bekerja yang secara handal dalam suatu ruangan dalam bangunan gedung. Kemampuan pemadaman kebakaran dari instalasi sprinkler ini dibandingkan peralatan pemadam kebakaran lainnya telah terbukti lebih efektif. Dimana didalam operasionalnya sistem sprinkler tidak membutuhkan operator dan otomatis akan melakukan pemadaman kebakaran awal, sehingga kebakaran dapat dicegah lebih dini sebelum menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk itu pemasangan sistem sprinkler dalam suatu ruangan menjadi sangat penting untuk diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari perencanaan sistem sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik. 2. Bagaimana perencanaan sistem sprinkler pada Gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik. 3. Bagaimana perencanaan suatu tata letak sprinkler secara efisien dan efektif pada gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik. 4. Bagaimana system perpipaan instalasi sprinkler dan kerugiankerugiannya dengan simulasi software Pipe Flow Expert. 5. Bagaimana estimasi biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan system sprinkler yang sesuai dengan standart yang berlaku (SNI) di gedung laboraturium PT. Smelting Gresik. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2
Instalasi Sprinkler
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari perencanaan sistem sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik sebagai berikut: 1. Mengaplikasikan teori sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik. 2. Merencanakan sistem sprinkler pada Gedung Laboraturium PT Smelting Gresik. 3. Merencanakan suatu tata letak sprinkler secara efisien dan efektif pada gedung Laboraturium PT Smelting Gresik. 4. Merencanakan system perpipaan instalasi sprinkler dan kerugiankerugiannya dengan simulasi software Pipe Flow Expert. 5. Mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan system sprinkler yang sesuai dengan standart yang berlaku (SNI) di gedung laboraturium PT. Smelting Gresik.
1.4 Manfaat Penulisan Penyusunan perancangan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:
1.4.1
Bagi Pembaca
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik. 2. Dapat mengetahui cara operasional system sprinkler jika terjadi kebakaran di laboraturium PT. Smelting Gresik. 3. Dapat mengetahui pentingnya system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik sebagai proteksi kebakaran yang lebih efektif. 4. Dapat mengetahui penggunaan software Pipe Flow Expert.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3
Instalasi Sprinkler 1.4.2 Bagi Perusahaan 1. Mampu mengaplikasikan teori system pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik. 2. Mampu melakukan perencanaan system sprinkler dan tata letak sprinkler secara efektif dan efisien di laboraturium PT. smelting Gresik. 3. Mampu menekan kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran dengan membandingkan antara estimasi biaya pemasangan sprinkler dengan kerugian total yang diakibatkan oleh kebakaran. 4. Mampu memanfaatkan software Pipe Flow Expert dan sejenisnya untuk memperhitubgkan head loss maupun energy loss saat perencanaan istalasi sprinkler.
1.5 Batasan Masalah Batasan
masalah
dari
perencanaan
sistem
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran di PT. Smelting Gresik sebagai berikut: 1. Lokasi yang dijadikan objek didalam perencanaan system sprinkler sebagai proteksi kebakaran adalah gedung laboraturium PT. Smelting Gresik terdiri dari 2 lantai dengan panjang gedung sebesar 40 meter dan lebar 33 meter dengan tinggi 4 meter per lantai. 2. Standart atau regulasi yang digunakan didalam perencanaan system sprinkler di gedung laboraturium PT. Smelting Gresik antara lain: a. SNI 03.1745.2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. b. SNI 03.3989.2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan system sprinkler otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. c. NFPA 13 - Standard for theInstallation of Sprinkler Systems - 2002 Edition 3. Di dalam perencanan system sprinkler di laboraturium PT. Smelting Gresik Gresik meliputi pengklasifikasian hunian, perencanaan jumlah
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4
Instalasi Sprinkler sprinkler yang dibutuhkan di tiap lantai, system perencanaan tata letak system sprinkler yang efektif dan efisien. 4. Estimasi biaya total pemasangan instalasi sprinkler meliputi biaya pembelian sprinkler, pipa dan pompa serta biaya pemasangan instalasi sprinkler dalam rupiah.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5
Instalasi Sprinkler
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6
Instalasi Sprinkler
BAB II DASAR TEORI
2.1.Proses Terjadinya Api dan Bahaya Kebakaran Pada dasarnya kebakaran adalah api yang tidak diinginkan, yang tidak dapat dikendalikan dan pada akhirnya dapat menyebabkan kecelakaan. Kebakaran merupakan suatu bencana dimana api yang semula bersahabat (api kecil) menjadi tidak terkendali dan mulai membakar segala sesuatu yang ada didekatnya (api besar). Kebakaran dapat terjadi karena hubungan arus pendek listrik, kompor yang meledak, dan lain-lain. Untuk dapat mencegah serta menanggulangi bahaya kebakaran tersebut, maka kita perlu mengetahui beberapa informasi dan teori tentang kebakaran itu sendiri, diantaranya adalah Teori Segi Tiga Api, sebagai berikut
Gambar 2.1. Segitiga Api (Sumber: http://geology.isu.edu/geostac/Field_Exercise/wildfire/introduction.html)
Gambar di atas menjelaskan hubungan antara tiga unsur yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka api tidak akan terjadi. Namun study selanjutnya mengenai fisika dan kimia, menyatakan bahwa peristiwa pembakaran mempunyai tambahan lagi mengenai pengertian dimensi pada segi tiga api, menjadi teori model baru yang disebut bidang empat api atau “Tetrahedron Of Fire”.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7
Instalasi Sprinkler
Gambar 2.2. Tetrahedron Of Fire (Sumber: http://bisafer.blogspot.com/2011/03/fire-tetrahedron.html)
Studi ini menjelaskan bahwa pembakaran tidak hanya terjadi atas tiga unsur, namun reaksi kimia yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran yaitu: CO, CO2, SO2, asap dan gas. Hasil yang lain dari reaksi ini adalah adanya radikal-radikal bebas dari atom oksigen dan hidrogen dalam bentuk hidroksil (OH). Bila ada dua gugus OH, maka akan pecah menjadi H2O dan radikal bebas O. Dimana reaksinya 2OH → H2O + O radikal. O radikal ini selanjutnya akan berfungsi lagi sebagai umpan pada proses pembakaran sehingga
disebut
reaksi
pembakaran
berantai
(Cain
Reaction
Of
Combustion). Dari reaksi kimia, selama proses pembakaran berlangsung ini memberikan kepercayaan pada hypotesa baru, dari prinsip segi tiga api kemudian terbentuk bidang empat api. Dimana sisi yang ke empat sebagai sisi dasar yaitu rantai reaksi pembakaran. Lebih jelasnya, perbedaan antara Teori Segi Tiga Api dan Tetrahedron Of Fire adalah sebagai berikut : 1. Pada Teori Segi Tiga Api, bahan bakar sendiri tidak terbakar. Tapi mengalami pemanasan hingga menghasilkan gas dan uap. Gas dan uap yang terbakar tersebut oleh karena letaknya yang berdekatan dengan bahan bakar (fuel), sehingga bahan bakar akan terlihat seolaholah terbakar.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8
Instalasi Sprinkler 2. Pada Tetrahedron Of Fire bahan bakar mengalami pemanasan sehingga mengeluarkan gas dan uap yang menyala akibat timbulnya reaksi kimia. Pada akhirnya bahan bakar (fuel) akan terbakar dan habis. Prosentasi oksigen di atmosfer adalah 21%, namun terkadang pada ruang atau kondisi tertentu prosentasi oksigen dapat berubah. Prosentase oksigen yang dapat membuat api tetap menyala adalah kisaran antara 12% hingga 21%. Api akan padam jika prosentase oksigen kurang dari 12%, sedangkan api akan sulit sekali dipadamkan jika prosentase oksigen diatas 21% karena oksigen dengan prosentase tersebut menjadi bersifat flammable. Selain ketersediaan oksigen, ketersediaan
bahan bakar juga
mempengaruhi muncul atau tidaknya api. Bahan bakar dibagi menjadi tiga macam, yaitu bahan bakar padat (ex: kayu, kertas, batu bara, arang, dll), cair (bensin, solar, minyak tanah, alkohol, dll) dan gas (Elpiji, nitrogen oksida, propana, dll). Oksigen dan bahan bakar tidak akan pernah menjadi api jika tidak ada panas. Jika suhunya tidak mencukupi, oksigen dan bahan bakar tidak akan pernah terbakar. Sumber panas yang paling berperan dalam munculnya api adalah matahari. Jadi reaksi antara ketiga unsur tersebutlah yang menjadi asal mula terjadinya api yang selama ini kita kenal sebagai teori segitiga api.
Gambar 2.3. Skema Fenomena Kebakaran (Sumber: http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2010_05_19_archive.html)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
9
Instalasi Sprinkler Gambar diatas menjelaskan bagaimana proses terjadinya kebakaran dari awal terbentuknya api hingga api padam kembali. Proses awal terbentuknya api (ignition) telah dijelaskan sebelumnya pada teori segitiga api dimana api baru akan timbul bila mana ketiga sisi segitiga (oksigen, bahan bakar dan panas) telah terpenuhi. Setelah itu api akan terus membesar (growth) sesuai dengan pasokan/ketersediaan bahan bakar. Semakin banyak bahan bakar yang ada, maka api akan terus tumbuh hingga membakar seluruh bahan bakar yang ada. Dalam keadaan ini temperatur api bisa mencapai 300oC. Proses ini berlangsung hanya dalam waktu 3 hingga 10 menit. Ketika telah mencapai puncak pertumbuhannya (steady), api akan terus membakar bahan bakar yang ada hingga habis. Pada keadaan ini, temperatur api akan meningkat hingga kisaran 500oC – 1000oC dalam kurun waktu + 7 jam. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketersediaan bahan bakar yang ada, jika bahan bakar yang tersedia sedikit maka bisa saja habis hanya dalam waktu singkat dan api belum bisa mencapai suhu puncaknya. Pada saat ketersediaan bahan bakar semakin berkurang, maka lambat laun apipun akan mulai padam.
2.1.1 Penyebab Terjadinya Kebakaran Penyebab terjadinya kebakaran bersumber pada tiga faktor, yaitufaktor manusia, faktor teknis dan faktor alam: 1. Faktor manusia sebagai faktor penyebab kebakaran, antara lain: a) Faktor pekerja 1) Tidak
mau
atau
kurang
mengetahui
prinsip
dasar
pencegahankebakaran 2) Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah terbakartanpa
menghiraukan
norma-norma
pencegahan
kebakaran 3) Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan 4) Kurang memiliki
rasa tanggung jawab atau adanya
unsurkesengajaan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
10
Instalasi Sprinkler b) Faktor pengelola 1) Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja 2) Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja 3) Sistem dan prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan baikterutama
dalam
kegiatan
penentuan
bahaya
dan
peneranganbahaya 4) Tidak adanya standar atau kode yang dapat diandalkan 2. Faktor teknis a) Melalui proses fisik atau mekanis seperti timbulnya panas akibatkenaikan suhu atau timbulnya bunga api terbuka b) Melalui
proses
kimia
yaitu
terjadinya
suatu
pengangkutan,penyimpanan, penanganan barang atau bahan kimia berbahaya tanpamemperhatikan petunjuk yang telah ada (MSDS) c) Melalui
tenaga
listrik
sehinggamenimbulkan
karena
panas
atau
hubungan bunga
arus api
dan
pendek dapat
menyalakan ataumembakar komponen lain. 3. Faktor Alam a) Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran b) Letusan gunung berapi dapat menyebabkan kebakaran hutan dan jugaperumahan yang dilalui oleh lahar panas
Selain
faktor
diatas
beberapa
peristiwa
yang
mengakibatkanterjadinya kebakaran adalah sebagai berikut : a) Nyala api dan bahan-bahan yang pijar Jika suatu benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan naik, mulaiterbakar dan menyala terus sampai habis. Kemungkinan terbakar atau tidaktergantung dari sifat benda padat tersebut yang mungkin sangat mudah, agak mudahdan sukar terbakar, besarnya zat padat tersebut, jika sedikit, takcukup timbul panasuntuk terjadinya kebakaran, keadaan zat padat seperti mudah terbakar kertas ataukayu lempengan tipis oleh karena relatif luasnya permukaan yang Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11
Instalasi Sprinkler besinggungandengan oksigen dan cara menyalakan zat padat, misalnya di atas atau sejajar. b) Penyinaran Terbakarnya suatu bahan yang mudah terbakar oleh benda pijar atau nyala api tidakperlu atas dasar persentuhan. Semua sumber panas memancarkan gelombanggelombangelektromagnetis yaitu sinar infra merah.Jika gelombang ini mengenaibenda, maka pada benda tersebut dilepaskan energi yang berubah menjadi panas.Benda tersebut menjadi panas dan jika suhunya tarus naik maka pada akhirnyabenda tersebut akan menyala. c) Peledakan uap atau gas Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan menyala,jika terkena benda pijar atau nyala api dan pembakaran yang terjadi akan meluasdengan cepat, manakala kadar gas atau uap berada dalam batas untuk menyala ataumeledak. d) Peledakan debu atau noktah-noktah zat cair Debu-debu dari zat yang mudah terbakar atau noktah-noktah cair yang berupasuspensi di udara bertingkah seperti campuran gas dan udara atau uap dalam udaradan dapat meledak. e) Percikan api Percikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakaranyacampuran gas, uap atau debu dan udara yang dapat menyala. Biasanya percikan apaitak dapat menyebabkan terbakarnya benda padat. Oleh karena itu, tidak cukupnyaenergi dan panas yang ditimbulkan akan menghilang di alam benda padat. Percikanapi mungkin terbentuk sebagai akibat arus listrik dan juga karena kelistrikan statissebagai gesekan 2 benda yang bergerak. f) Reaksi kimia Reaksi kimia tertentu menghasilkan cukup panas dengan akibat terjadinyakebakaran. Zat-zat yang bersifat oksidasi seperti hydrogen peroksida, klorat, boratdan lain-lain yang membebaskan oksigen pada pemanasasn dengan aktifmeningkatkan proses oksidasi dan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
12
Instalasi Sprinkler menyebabkan terbakaranya bahan-bahan yangdapat dioksidasi. Sekalipun
tidak
ada
panas
yang
dating
dari
luar,
bahanyangmengoksidasi dapat mengakibatkan terbakarnya zat-zat organic, terutama jika bahanorganic, terutama jika bahan organic terdapat dalam bentuk partikel atau jika kontak.
2.1.2 Cara Pencegahan Bahaya Kebakaran Setelah mengetahui teori segitiga api dan fenomena kebakaran, maka kita dapat mengetahui bagaimana tata cara pencegahan bahaya kebakaran, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Cara Penguraian Yaitu dengan cara memisahkan/menempatkan pada tempat khusus bahan bakar atau yang mudah terbakar. 2. Cara Pendinginan Yaitu dengan cara menurunkan temperatur bahan bakar hingga berada dibawah titik nyalanya. 3. Cara Isolasi Yaitu dengan cara menurunkan konsentrasi/kadar oksigen hingga dibawah 12%. Selain cara pencegahan diatas, sebenarnya masih ada aspek-aspek penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yaitu sebagai berikut : 1. Aspek Normatif Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan untuk mencegah bahaya kebakaran yang biasanya berupa hal-hal normal yang harus dipenuhi untuk mencegah kebakaran, seperti: adanya sistem proteksi kebakaran, tersedianya pintu darurat, dsb. 2. Aspek Administratif Aspek - aspek yang ada disini berhubungan erat dengan komitmen pihak managemen perusahaan untuk peduli terhadap pencegahan bahaya kebakaran dalam perusahaan. Seperti penyediaan tenaga ahli khusus proteksi kebakaran dan perlengkapannya, dsb.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
13
Instalasi Sprinkler 3. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang sangat penting, karena aspek ini berkaitan erat dengan cara penggunaan sarana proteksi yang ada dalam perusahaan. Sehingga untuk menggunakannya dengan cara yang benar dan sesuai dengan prosedur, diperlukan pelatihanpelatihan khusus bagi petugas proteksi kebakaran dalam suatu perusahaan.
2.1.3 Penanggulangan Bahaya Kebakaran Jika ternyata kebakaran tetap saja terjadi, maka dibutuhkan teknik penanggulangan kebakaran yaitu: 1. SER (Self Emergency Response) Adalah
suatu
teknik
pemadaman
kebakaran
dengan
cara
memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia seperti hydrant, APAR, sprinkler dan lain-lain. Jika sarana dan prasarana ini tidak tersedia atau kurang memadai maka terkadang kebakaran akan sulit ditanggulangi. 2. CER (Community Emergency Response) Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran dengan cara meminta bantuan kepada masyarakat sekitar dan juga kepada departemen pemadaman kebakaran. Hal ini sering dilakukan karena pada bangunan yang terbakar tidak memiliki sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran yang memadai. Namun, Community Emergency Response ini terkadang mendapat hambatan seperti keterlambatan, akses masuk yang sempit sehingga truk pemadam kebakaran tidak dapat masuk, dan kurangnya ketersediaan air pada lokasi kebakaran sehingga truk pemadam kebakaran harus bolakbalik ke lokasi kebakaran untuk mengambil air.
2.2.Perencanaan Konsep Untuk merencanakan instalasi sistem pencegahan kebakaran harus diperhatikan faktor yang menentukan antara lain, Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
14
Instalasi Sprinkler 1. Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai. Didalam perencanaan konsep instalasi sprinkler, klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai yaitu:
Tabel 2.1 Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai Klasifikasi Bangunan A. Tidak Bertingkat
Ketinggian dan Jumlah Lantai Ketinggian sampai dengan 8 meter atau (satu) lantai (lapis)
B. Tidak Bertingkat
Ketinggian lebih dari 8 meter atau 2 (dua) lantai (lapis)
C. Bertingkat Rendah
Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4 (empat) lantai (lapis)
D. Bertingkat Tinggi
Ketinggian sampai dengan 40 meter atau 8 (delapan) lantai (lapis)
E. Bertingkat Tinggi
Ketinggian lebih dari 40 meter atau diats 8 (delapan) lantai (lapis)
Sumber: PermenakerNo. Per 04/MEN/1980
2. Sistem Sprinkler Springkler adalah sebuah alat pemadam api otomatis, dimana system yang terpasang secara modulair di atas plafon dan jumlah modul terpasang disesuaikan dengan kebutuhan volume ruangan yang akan dilindungi. Sistim pemadam otomatis ini akan bekerja bila ada asap/awal nyala api yang terdeteksi oleh pengindera elektronik (sensor). Oleh karenanya bila dipasang beberapa unit dalam satu ruangan akan bekerja secara serentak karena ujung nozzle/springkler alat ini dilengkapi dengan actuator yang bekerja secara elektronik. Alat ini juga berfungsi sebagai Thermatic artinya bila terjadi kegagalan fungsi elektonik tetap bekerja akibat panas pada temperatur ± 68°C. Hingga saat ini Sprinkler masih diperlukan pada bangunan gedung, karena sistem sprinkler otomatik telah terbukti paling efektif dalam memadamkan kebakaran. Namun sangat disayangkan jika Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
15
Instalasi Sprinkler masih banyak stakeholders (pemilik, bahkan konsultan dan instansi berwenang) menganggap bahwa sprinkler tidak efektif dan memakan biaya besar, sehingga menggantinya dengan sistem lain. Sistem sprinkler otomatik adalah adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia bekerja secara otomatik penuh tanpa bantuan orang atau
sistem
lain.
penanggulangan/
Sehingga
pemadaman
system
ini
kebakaran
merupakan yang
paling
sistem efektif
dibandingkan dengan sistem hidran dan lainnya. Sebuah studi di Australia & New Zealand memberikan angka keberhasilan mencapai 99%. Prinsip kerja sprinkler memanfaatkan teori
kebakaran
kompartemen (SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, 3rd Edition, 2002). Kebakaran di lantai akan membuat asap dan udara ruangan
terikutkan
mengapung
ke
atas
yang
dinamakan
plume. Bila plume membentur langit-langit, maka terjadi aliran udara panas secara radial pada atau dekat dengan langit-langit. Aliran udara panas ini dinamakan ceiling jet dan terjadi pada ketebalan maksimum 30 cm dari langit-langit. Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke elemen
sensor
panas
sprinkler (fusible
link atau glass
bulb)
yang menyebabkan temperaturnya akan naik dari sebelumnya sama dengan temperatur ruangan. Elemen sensor panas ini mempunyai temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari 57°C s/d 343°C, dapat diplih tergantung dari rancangan bahaya kebakaran huniannya. Kepala sprinkler akan beroperasi bila temperatur elemen sensor panasnya telah naik mencapai temperatur kerja nominalnya. Untuk hunian apartemen, umumnya digunakan temperatur nominal 57°C atau 68°C. Prinsip operasi sprinkler ini sama persis dengan prinsip operasi detektor panas lain seperti yang digunakan dalam sistem deteksi dan alarm. Oleh karena itu, bila bangunan telah diproteksi oleh sprinkler maka tidak perlu lagi dilengkapi dengan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
16
Instalasi Sprinkler detektor panas dan hanya perlu dilengkapi dengan detektor asap. Bila kebakaran terus terjadi, maka di dalam ruangan/ kompartemen akan terbentuk 2 lapisan yaitu, (a) lapisan asap di atas, dan (b) lapisan relatif bebas asap di bawahnya. Temperatur dan ketebalan lapisan asap akan naik dan terus bertambah selama terjadi kebakaran. Sedangkan temperatur lapisan bebas asap di bawahnya relatif sama dengan temperatur ruangan. Pada saat sprinkler beroperasi, temperatur ruangan (bukan temperatur nyala api) relatif tidak berubah atau kenaikannya tidak besar, kecuali terjadi kegagalan sistem sprinkler sehingga kebakaran tidak padam dan lapisan asap akan terus turun ke lantai. Hal ini dapat diprediksikan dengan program simulasi kebakaran di kompartemen (Program CFAST dan ASET). Meskipun persentase kegagalan sprinkler adalah sangat kecil dibanding keberhasilannya, sprinkler dapat gagal terutama karena sebab-sebab berikut, pertama, kesalahan rancangan, sistem sprinkler haras dirancang sesuai dengan tingkat resiko bahaya kebakaran bangunan. Misalnya bangunan dengan hunian apartemen di atas dan paserba di podium, mempunyai risiko bahaya yang berbeda, dengan demikian rancangan densitasnya pun berbeda. Kedua, kesalahan instalasi, pengawasan pelaksanaan di lapangan kuang, misalnya posisi kepala sprinkler terhadap langitlangit dan rintangan (kolom dan balok struktur) tidak memenuhi persyaratan instalasi sehingga sangat mengurangi kinerja sprinkler. Ketiga, tidak adanya program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala yang sesuai standar (NFPA 25), mengakibatkan sistem tidak beroperasi saat diperlukan bila terjadi kebakaran. Dan keempat, ciriciri bangunan seperti arsitektur terbuka sehingga lantai terbuka ke udara luar, dan kompartemen yang tidak mempunyai ketahanan api (dari bahan mudah terbakar kayu dan lain-lain). Ciri-ciri tersebut mempengaruhi kinerja sistem sprinkler. Sistem
sprinkler
bekerja
secara
otomatis
dengan
memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
17
Instalasi Sprinkler kebakaran atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi
springkler
inidipasang
secara
tetap/permanen
di
dalambangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air ditempat mula terjadi kebakaran. Ada beberapa jenis sistem sprinkler, diantaranya yaitu: 1. Sistem basah (wet pipe system) Sistem
springklerbasah
bekerja
secara
otomatis
terhubungdengan sistem pipa yang berisi air.Peralatan yang digunakanpada sistem springkler jenis terdiri dari sumber air, bak penampungan, kepala springkler, tangki tekanan dan pipa airdimana dalam keadaan keadaan normal, seluruh jalur pipa penuhdengan air.Sistem ini paling terkenal dan paling sedikitmenimbulkan masalah. 2. Sistem kering (dry pipe system) Sistem sprinkler kering merupakan suatu instalasi sistem springkler otomatis yang disambungkan dengan sistem perpipaannya
yang
mengandung
udara
atau
nitrogen
bertekanan.Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas mengakibatkanapi bertekanan membuka dry pipe valve 3. Sistem curah (deluge system) Sistem curah biasanya untuk proteksi kebakaran padatrafotrafo
pembangkit
tenaga
listrik
atau
gudang-gudang
bahankimia tertentu.Sistem ini menyediakan air secara cepat untukseluruh area dengan memakai kepala springklerterbuka yangdihubungkan ke supplai air melalui suatu valve.Valve ini dibukadengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang dipasang diarea yang sama dengan sprinkler. Ketika valve dibuka, air akanmengalir ke dalam sistem perpipaan dan dikeluarkan dariseluruh sprinkler yang ada. 4. Sistem pra aksi (preaction system) Komponen sistem pra aksi memiliki alat deteksi dan kutub kendali tertutup, instalasi perpipaan kosong berisi udara Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
18
Instalasi Sprinkler biasa(tidak
bertekanan)
dan
seluruh
kepala
sprinkler
tertutup.Valveuntuk persediaan air dibuka oleh suatu sistem operasi detektorotomatis yang dengan segera mengalirkan air dalam pipa.Penggerak sistem deteksi membuka katup yang membuat airdapat mengalir ke sistem pipa sprinkler dan air akan dikeluarkanmelalui beberapa sprinkler yang terbuka. Kepekaan alat deteksipada sistem pra aksi ini diatur berbeda dan akan lebih peka,maka dari itu disebut sistem pra aksi karena ada aksipendahuluan sebelum kepala sprinkler pecah. 5. Sistem kombinasi (combined system) Sistem
sprinkler
kombinasi
bekerja
secara
otomatis
danterhubung dengan sistem yang mengandung air di bawahtekanan yang dilengkapi dengan sistem deteksi yang terhubungpada satu area dengan sprinkler. Sistem operasi deteksimenemukan sesuatu yang janggal yang dapat membuka pipakering secara simultan dan tanpa adanya kekurangan tekanan airdi dalam sistem tersebut.
Menurut SNI 03-3989-2000, dikenal dua macam sistem springkler
yaitu
springkler
berdasarkan
arah
pancaran
dan
berdasarkan kepekaan terhadap suhu.Berikut klasifikasi kepala springkler: a. Sistem sprinkler terdiri dari : 1. Penyedia air yang cukup 2. Jaringan pipa yang cukup 3. Perlengkapan sprinkler b. Klasifikasi kepala sprinkler : 1. Berdasarkan arah pancaran: a) Pancaran keatas b) Pancaran kebawah c) Pancaran arah dinding 2. Berdasarkan kepekaan terhadap suhu: Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19
Instalasi Sprinkler a) Warna segel: 1) Warna putih pada temperatur 93° C 2) Warna biru pada temperatur 141° C 3) Warna kuning pada temperatur 182° C 4) Warna merah pada temperatur 227° C 5) Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C b) Warna cairan dalam tabung: 1)
Warna jingga pada temperatur 53° C
2)
Warna merah pada temperatur 68° C
3)
Warna kuning pada temperatur 79° C
4)
Warna hijau pada temperatur 93° C
5)
Warna biru pada temperatur 141° C
6)
Warna ungu pada temperatur 182° C
7)
Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C
Sistem sprinkler harus mengacu pada standar yang telah ditentukan untuk menjamin kualitas dan keandalannya. Bila menggunakan standar Inggris sebagai acuannya adalah: 1. British Standart Code of Practice CP 402.201 (1952) 2. The Rules of The Fire Offices Committee
for Automatic
Sprinkler Installations Code of practices berfungsi sebagai acuan untuk memberikan rekomendasi mengenai perencanaan bagian-bagian dari komponen, material yang harus dipakai, pemeriksaan dan pemeliharaannya. Apabila melibatkan pihak asuransi, maka untuk pemasangan dan pemeliharaanya harus mengikuti fire offices committee rules. Code of practices dan fire offices committee yang menjamin bahwa sistem sprinkler yang dipasang telah memenuhi standart, sehingga kesalahan atau ketidakhandalan dari sistem jarang terjadi. Bila automatic sprinkler tidak berfungsi letak kesalahannya adalah kesalahan dari penggunaan bangunan itu sendiri seperti perubahan struktur bangunan, dilakukan perombakan dekorasi dan perubahan pemakaian dari gedung tersebut, sistem pemeliharaan yang Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
20
Instalasi Sprinkler tidak baik serta terjadinya kerusakan-kerusakan mekanis dari sistem tersebut.
3. Susunan pipa Susunan pipa instalasi sprinkler: a. Susunan cabang ganda. Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke dua sisi pipa pembagi. b. Susunan cabang tunggal. Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke satu sisi dari pipa pembagi. c. Susunan pemasukan di tengah. Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran air dari tengah d. Susunan pemasukan di ujung. Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran dari ujung.
4. Klasifikasi Hunian Klasifikasi sifat hunian adalah klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan struktur bahanbangunan, banyaknya bahan yang disimpan di dalamnya, serta sifat kemudahan terbakarnya, jugaditentukan oleh jumlah dan sifat penghuninya. Klasifikasi sifat hunian dibagi atas: a. Hunian Bahaya Kebakaran Ringan. Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat. b. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok I. Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m dan apabila terjadi Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
21
Instalasi Sprinkler kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. c. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II. Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. d. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok III. Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. e. Hunian Bahaya Kebakaran Berat. Jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, penyimpanan cairan yang mudah terbakar, sampah, serat, atau bahan lain yang apabila terbakar apinya cepat menjadi besar dengan melepaskan panas tinggi sehingga menjalarnya api cepat. f. Hunian Khusus. untuk hunian khusus seperti penyimpanan atau tempat dimana penggunaan cairan yang mempunyai kemudahan terbakar tinggi dapat digunakan sistem pancaran serentak. Karena keadaan yang menguntungkan, beberapa macam hunian dapat memperoleh keringanan satu kelas lebih rendah dengan persetujuan instansi yang berwenang.
5. Pipa Penyalur Pipa
penyalur
untuk
sistem
springkler
tidak
boleh
dihubungkan pada sistem lain kecuali seperti dibawah ini:
a. Jaringan kota. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
22
Instalasi Sprinkler Sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi. Kapasitas dan tekanan sistem jaringan kota dapat diketahui dengan mengadakan pengukuran langsung pada jaringan distribusi di tempat penyambungan yang direncanakan atas ijin Perusahaan Daerah Air Minum. Meter air tidak dianjurkan untuk dipasang pada sambungan sistem springkler. Apabila ditentukan lain harus digunakan meter air khusus. Ukuran pipa sekurangkurangnya harus sama dengan pipa tegak yang disambungkan, dengan ukuran minimum 100 mm. b. Tangki gravitasi. Tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan air. Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus memberikan aliran dan tekanan yang cukup. Tangki gravitasi yang melayani keperluan rumah tangga, kran kebakaran dan system springkler otomatis harus : a) Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa, sehingga dapat menyalurkan air dalam kuantitas dan tekanan yang cukup untuk sistem tersebut. b) Mempunyai lubang aliran keluar untuk keperluan rumah tangga pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan untuk pemadam kebakaran dapat dipertahankan. c) Mempunyai lubang aliran keluar untuk kran kebakaran pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan untuk sistem springkler otomatis dapat dipertahankan. c. Tangki bertekanan Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai system penyediaan air. Tangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
23
Instalasi Sprinkler dibenarkan agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya sistem penyediaan air, sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan alat tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila tekanan dan atau tinggi muka air dalam tangki turun melampaui batas yang ditentukan. Tanda bahaya harus dihubungkan dengan jaringan listrik yang terpisah dengan jaringan listrik yang melayani kompresor udara. Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk melayani sistem springkler dan system slang kebakaran yang dihubungkan pada pemipaan springkler. Tangki bertekanan harus selalu terisi air sampai penuh, dan diberi tekanan udara ditambah dengan 3 x tekanan yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem springkler di atas tangki kecuali ditetapkan lain oleh pejabat yang berwenang. d. Sambungan pemadam kebakaran Apabila
disyaratkan
harus
disediakan
sebuah
sambungan yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air kedalam sistem springkler, ukuran pipa minimum adalah 100 m. Pipa berukuran 80 mm dapat digunakan, apabila dihubungkan dengan pipa tegak berukuran 80 mm juga. Sambungan pemadam kebakaran harus ditempatkan pada bagian system springkler di dekat katup balik. Automatic sprinkler system harus dilengkapi dengan persediaan air yang cukup dan memenuhi persyaratan. Persediaan air dapat dieroleh dari: 1. Jaringan hydrant kota (town mains) 2. Persediaan air pribadi (elevated private reservoir) 3. Tanki gravitasi (gravity tank) 4. Persediaan air dilengkapi pompa otomatis 5. Tanki bertekanan (pressure tank) Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
24
Instalasi Sprinkler Pemilihan sistem instalasi kebakaran berdasar atas persediaan air yang dibagi dalam 3 kategori sesuai jumlah dan macam persedian air yang tersedia. a. Kategori 1 Sistem pesediaan air dari dua sumber atau satu sumber, tetapi mampu melayani seluruh sprinkler yang dipasang dalam suatu bangunan dan tidak melebihi 2000 sprinkler dengan 200 sprinkler untuk setiap resiko kebakaran yang terpisah. b. Kategori 2 Sistem persediaan air dengan satu sumber tetapi tidak membatasi jumlah atau banyaknya sprinkler yang dipasang. c. Kategori 3 Sistem persediaan air diambil dari jaringan hidran kota atau pompa otomatis. Pada kategori ini tidak dapat digunakan untuk klasifikasi bahaya kebakaran berat.
2.3. Dasar Perencanaan 2.3.1
Klasifikasi Sistem. Sistem springkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi Hunian Bahaya kebakaran, yaitu : 1. sistem bahaya kebakaran ringan, 2. sistem bahaya kebakaran sedang, 3. sistem bahaya kebakaran berat. Jaringanpipa untuk dua sistem bahaya kebakaran atau lebih yang berbeda boleh dihubungkan pada satu katup kendali dengan ketentuan jumlah kepala springkler yang dilayani tidak melampaui jumlah maksimum.
2.3.2
Perhitungan Hidrolik. Perhitungan hidrolik tiap sistem harus direncanakan berdasarkan kepadatan pancaran pada daerah kerja maksimum yang diperkirakan
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
25
Instalasi Sprinkler (banyaknya kepala springkler yang dianggap bekerja) dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh dari gedung yang dilindungi.
2.3.3
Kepadatan Pancaran Kepadatan pancaran yang direncanakaan dan daerah kerja maksimum yang diperkirakan untuk ketiga klasifikasi tersebut diatas tercantum dibawah ini: a) Sistem bahaya kebakaran ringan. Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2. Catatan : Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/men diberikan untuk daerah tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti : ruang atap, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, ruang penyimpanan, ruang kerja bengkel dan lain-lain dengan penentuan jarak kepala springkler yang lebih dekat . b) Sistem bahaya kebakaran sedang. Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit.Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 72 ~ 360 m2. Catatan : Sistem bahaya kebakaran sedang terdiri dari 3 (tiga) kelompok berdasarkan daerah kerja maksimum yang diperkirakan, yaitu : kelompok I (bahaya kebakaran sedang ringan) 72 m2, kelompok II (bahaya kebakaran sedang-sedang) 144 m2, kelompok III (bahaya kebakaran sedang berat) 216 m2. Apabila kemungkinan terjadi penyalaan serentak, misalnya yang mungkin terjadi pada proses persiapan di pabrik tekstil, maka luas maksimumnya 360 m2. c) Sistem bahaya kebakaran berat Kepadatan
pancaran
yang
direncanakan
7,5
~
12,5 2
mm/men.Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 m . Catatan: Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
26
Instalasi Sprinkler Diperlukan
perlengkapan
perlindungan
dengan
pancaran
berkecepatan tinggi atau sedang dalam daerah bahaya ini dimana larutan atau cairan lain yang mudah terbakar disimpan atau diolah.
2.4. Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. 2.4.1
Permohonan Persetujuan Sebelum mulai dengan pemasangan, gambar perencanaan harus mendapat persetujuan pihak yang berwenang, perubahan yang terjadi pada gambar perencanaan yang telah disetujui harus dimintakan persetujuan ulang.
2.4.2
GambarPerencanaan Gambar perencanaan harus dibuat dengan skala tertentu, pada kertas gambar yang berukuran sama dan harus memuat denah tiap lantai. Gambar perencanaan harus dapat diperbanyak dengan mudah. Hal-hal seperti dibawah ini harus tercantum dalam gambar perencanaan : a) Nama pemilik dan jenis hunian b) Alamat. c) Klasifikasi bahaya kebakaran. d) Arah mata angin e) Kontruksi atap dan langit-langit. f) Potongan gedung. g) Letak dinding tahan api. h) Letak dinding pemisah. i) Jenis hunian tiap ruang atau kamar j) Letak tempat-tempat yang tertutup dan penyimpanan barang k) Ukuraan pipa dan tekanan air bersih kota dan apakah merupakan ujung buntu atau jaringan melingkar l) Penyedian air cara lain dengan tekanan atau gravitasi
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
27
Instalasi Sprinkler m) Merk, ukuran lubang, dan jenis springkler n) Suhu kerja dan letak springkler o) Jumlah springkler pada tiap pipa tegak, jumlah springkler pada tiap sistem dan luas daerah yang dilindungi tiap lantai p) Jumlah springkler pada setiap pipa tegak dan jumlah keseluruhan tiap lantai q) Merk, model dan tipe tanda bahaya yang dipakai r) Macam dan letak lonceng tanda bahaya hidrolis s) Percabangan, nipel pipa tegak dan ukuran-ukurannya t) Jenis penggantung u) Semua katup kendali, pipa pengering, pipa uji v) Slang kebakaran w) Nama dan alamat instalatur.
2.4.3
Penyediaan Air Dan Pompa Untuk Sistem Sprinkler Penyediaan air dari sistem sprinkler dapat diperoleh dari: 1. Sistem air PAM, jika tekanan dan kapasitas memenuhi sistem yang direncanakan 2. Pompa kebakaran otomatis yang dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi keperluan disain hidrolis 3. Bejana tekan 4. Tangki gravitasi Jumlah air minimum untuk keperluan kebakaran bagi hunian bahaya kebakaran ringan adalah seperti pada tabel 3.1.5 yaitu 500-750 gpm, untuk waktu pengoperasian selama 30-60 menit.Pompa yang digunakan harus yang bekerja otomatis jika terjadi kebakaran. Selain itu digunakan juga Jockey Pump untuk mengatasi kekurangan tekanan dan flow jika kurang dari jumlah yang seharusnya agar tetap konstan. Apabila cadangan air untuk pencegahan kebakaran dalam reservoir habis atau pompa yang disediakan tidak bekerja maka air disuplai dari
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
28
Instalasi Sprinkler ruas pemadam kebakaran dengan menghubungkan selang pemadam kebakaran pada fire department connection. 5. Syarat Penyambungan Pipapenyaluruntuksistemspringklertidakbolehdihubung kanpadasistemlainkecualiseperti yangdiaturdalambagianini. a. Jaringankota Sambunganpadasistemjaringankotadapatditerim aapabilakapasitasdan
tekanannya
mencukupi.
Kapasitas dantekanansistemjaringankotadapatdiketahuidengan mengadakanpengukuranlangsungpadajaringandistribusi ditempatpenyambungan
yang
direncanakan
atasijinPerusahaanDaerahAirMinum.Meterairtidakdianj urkanuntuk dipasangpadasambungansistemspringkler.Apabiladitent ukanlainharus
digunakanmeter
airkhusus.Ukuranpipasekurang-kurangnya harussamadenganpipategakyang disambungkan,denganukuranminimum100mm.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Jaringan kota Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
29
Instalasi Sprinkler (Sumber : SNI 03-3989-2000)
b. TangkiGravitasi Tangkiyangdiletakkan padaketinggiantertentudandirencanakandenganbaikdapa t
diterimasebagaisistempenyediaan
air.Kapasitasdanletakketinggian
tangkiharus
memberikanalirandantekananyangcukup.
Gambar Error! No text of specified style in document..2 TangkiGravitasi (Sumber : SNI 03-3989-2000)
Tangki gravitasi yang melayani keperluan rumah
tangga,
kran
kebakaran
dan
sistem
springklerotomatisharus: 1.
Direncanakandandipasang
sedemikian
rupa,
sehinggadapatmenyalurkanair dalamkuantitasdantekananyangcukupuntuksiste mtersebut. 2.
Mempunyai keperluan
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
lubang rumah
aliran
tangga
keluar pada
untuk
ketinggian
30
Instalasi Sprinkler tertentudaridasartangki,sehinggapersediaan minimumyangdiperlukanuntuk pemadamkebakarandapatdipertahankan. 3.
Mempunyailubangalirankeluaruntukkrankebakar anpadaketinggiantertentu
dari
dasartangki,sehinggapersediaan minimumyangdiperlukanuntuksistemspringkler otomatisdapatdipertahankan.
Gambar Error! No text of specified style in document..3 Sambunganpipayangmelayanikeperluan rumahtangga,krankebakaran, springklerotomatispadatangkigravitasi. ( Sumber : SNI 03-3989-2000)
c. TangkiBertekanan Tangkibertekananyangdirencanakan denganbaikdapatditerimasebagaisistem penyediaanair.Tangkibertekananharusdilengkapidengan suatucara
yangdibenarkanagar
tekananudara
dapatdiatursecaraotomatis.Apabilatangkibertekananmer upakansatu-satunya sistempenyediaan air,sistemtersebut harus jugadilengkapi dengan alat tanda bahaya yang memberikanperingatanapabila tekanandanatautinggimukaairdalamtangkiturunmelampa uibatasyangditentukan.Tandabahayaharusdihubungkand Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
31
Instalasi Sprinkler enganjaringanlistrikyangterpisahdenganjaringan listrikyangmelayanikompresorudara. Tangkibertekananhanyabolehdigunakanuntukme layanisistemspringklerdansistem slangkebakaranyangdihubungkanpadapemipaanspringkl er.Tangkibertekananharusselaluterisiair
2/3
penuh,dandiberitekananudaraditambah dengan3Xtekananyangdisebabkanolehberatair padaperpipaansistemspringklerdiatas tangkikecualiditetapkanlainolehpejabatyangberwenang.
Gambar Error! No text of specified style in document..4Tangkibertekanan (Sumber : SNI 03-3989-2000)
d. SambunganPemadamKebakaran Apabiladisyaratkanharusdisediakansebuahsamb unganyangmemungkinkan
petugas
pemadamkebakaranmemompakan airkedalamsistemspringkler,ukuranpipaminimum adalah100m.Pipaberukuran80mmdapatdigunakan,apabil Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
32
Instalasi Sprinkler a dihubungkandengan pipategakberukuran 80 mm juga.Sambunganpemadamkebakaranharusditempatkanp adabagiansistem springklerdidekatkatupbalik.
2.5. Persyaratan Khusus Untuk Berbagai Sistem Penyediaan Air. 2.5.1
Sistem Penyediaan Air Bersih Kota. Sistem springkler dapat disambungkan pada jaringan air bersih kota yang dapat menyediakan air selama 24 jam dengan tekanan dan kapasitas yang cukup sesuai dengan persyaratan kapasitas aliran dan tekanan, butir 5.2.Pipa kota yang dapat disambungkan pada sistem springkler adalah pipa kota yang mendapat aliran dari dua arah. Sistem springkler yang melayani sistem bahaya kebakaran sedang Kelompok III dan sistem bahaya kebakaran berat dapat disambung pada pipa kota yang merupakan ujung buntu dan mempunyai ukuran minimum 150 mm. Sistem penyediaan air bersih kota yang mempunyai reservoir dengan daya tampung minimum 1000 m3, ditambah persyaratan yang tercantum dalam butir 5.3. boleh disambungkan pada sistem springkler untuk sistem bahaya kebakaran berat.Untuk sistem bahaya kebakaran ringan, reservoir dengan daya tampung lebih kecil dari 1000 m3 masih diperbolehkan.Setiap katup penutup (selain katup penutup yang menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum) harus selalu diamankan dalam keadaan terbuka dan menjadi tanggung jawab pemilik gedung.
2.5.2
Sistem Tangki Gravitasi. Tangki gravitasi yang dimaksud adalah tangki yang khusus dipasang di dalam gedung guna pemadam kebakaran.Tangki dipasang pada ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam kebakaran.Apabila kapasitas tangki dibuat lebih besar dari yang
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
33
Instalasi Sprinkler disyaratkan, penggunaan air untuk keperluan lain tidak boleh mengurangi kapasitas yang disyaratkan untuk springkler. Pipa keluar untuk penggunaan lain harus dipasang sedemikian rupa sehingga air dalam tangki selalu tersisa sesuai dengan kapasitas yang disyaratkan untuk springkler.Tangki gravitasi harus dilengkapi dengan tanda tinggi muka air.Air dalam tangki harus selalu diusahakan bersih dan bebas dari bahan-bahan yang mengendap, tangki harus dibersihkan tiap 3 tahun sekali.Untuk memudahkan pembersihan harus disediakan tangga permanen.Sebuah tangki gravitasi tidak boleh dipakai sebagai penyediaan air untuk dua gedung dengan pemilik yang berlainan.
2.5.3
Sistem Pompa Otomatis Pompa kebakaran harus
ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga mudah dicapai di dalam gedung atau ditempatkan di dalam bangunan tahan api di luar gedung. Pompa kebakaran tidak boleh digunakan untuk keperluan lain di luar keperluan kebakaran. (Dianjurkan pemasangan pompa kebakaran terpisah untuk keperluan instalasi slang kebakaran).
2.5.4
Pompa Listrik Tenaga listrik untuk menjalankan pompa harus dari aliran listrik yang dapat diandalkan, sebaiknya aliran listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel yang disediakan khusus. Apabila listrik kota dapat diandalkan, kebutuhan listrik untuk pompa kebakaran dapat dipenuhi oleh aliran listrik kota. Daya listrik yang tersedia harus menjamin tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan pompa setiap saat.Tiap tombol listrik yang melayani pompa kebakaran harus diberi tanda dengan jelas yang bertuliskan
“POMPA
KEBAKARAN
JANGAN
DIMATIKAN
WAKTU KEBAKARAN“.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
34
Instalasi Sprinkler Lampu tanda harus dipasang untuk menyatakan bahwa ada aliran listrik.Lampu tanda harus dipasang di dekat pompa sedemikian rupa, sehingga mudah dilihat oleh operator.Tanda yang dapat dilihat dan didengar untuk memberi peringatan apabila aliran listrik terputus harus dipasang pada panel start motor listrik pompa. Aliran listrik untuk tanda dimaksud harus dari aliran listrik lain yang melayani motor listrik. Apabila aliran listrik dari aki, maka aki harus dilengkapi dengan alat pengisi aki yang selalu mengisi setiap saat.Sekering berkapasitas tinggi harus dipasang untuk : 1. Melindungi kabel-kabel listrik yang disambung ke motor listrik 2. Melindungi motor listrik sesuai dengan standar yang berlaku.
2.5.5
Pompa Diesel Pompa dengan motor diesel disambung dengan kopling yang memungkinkan masing- masing bagian dapat dilepas secara tersendiri. Ventilasi yang cukup harus diusahakan dalam ruang diesel untuk mengurangi panas dan memberikan aliran udara.Mesin yang digunakan harus dari jenis motor diesel dengan injeksi langsung yang dapat dijalankan tanpa menggunakan sumbu, busi pemanas, eter atau letupan. Kapasitas penuh harus dapat dicapai dalam waktu 15 detik sejak start.Penggunaan super charger atau turbo charger dengan pendingin udara atau air diperbolehkan. Pompa diesel harus dapat bekerja terus-menerus pada beban penuh untuk waktu 6 jam dan harus dilengkapi dengan alat pengatur kecepatan, dalam jangkauan 4,5% dari nilai kecepatan yang ditentukan pada keadaan nilai beban permulaan sampai beban penuh.Alat untuk mematikan mesin harus dilengkapi dengan alat manual dan kembali pada keadaan siap start secara otomatis. Tangki bahan bakar motor diesel harus dibuat dari baja yang di las.Tangki harus dipasang lebih tinggi dari pompa bahan bakar (pompa injeksi diesel) untuk dapat mengalirkan secara gravitasi.Pada tangki
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
35
Instalasi Sprinkler harus
dipasang
alat
yang
dapat
menunjukkan
isi
bahan
bakar.Persediaan bahan bakar tambahan harus disediakan untuk waktu bekerja 6 jam disamping bahan bakar yang telah ada dalam tangki bahan bakar. Bila terdapat lebih dari satu motor, maka tiap motor harus mempunyai tangki bahan bakar dan pipa penyalur yang terpisah.Pipa penyalur bahan bakar tidak boleh dari bahan plastik.Katup pipa penyalur harus dipasang dekat tangki bahan bakar dan harus selalu dalam keadaan terbuka.Harus disediakan dua cara menjalankan motor: 1. Start otomatis dengan cara memasang motor starter yang dilayani oleh aki. Motor starter akan bekerja, apabila tekanan air dalam sistem springkler turun. Kapasitas aki harus sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menghidupkan motor starter 10 kali berturut-turut tanpa pengisian kembali. 2. Start manual dengan cara engkol apabila motor tidak besar atau motor starter yang dihidupkan secara manual. Catatan : Motor starter untuk start otomatis dapat juga dipakai untuk start manual apabila disediakan dua aki untuk masingmasing penggunaan.Pengisian aki harus dilakukan secara perlahan-lahan.Alat pengisi aki harus dilengkapi dengan sakelar untuk memilih pengisian cepat.Alat pengisi aki harus dapat mengisi dua aki bersama-sama.Harus selalu disediakan suku cadang yang terdiri dari : a) Dua set saringan bahan bakar b) Dua set saringan minyak pelumas lengkap dengan karet perapat (seal) c) Dua set tali kipas (bila digunakan tali kipas) d) Satu set kopling lengkap, gasket-gasket, slang-slang e) Dua set pengabut bahan bakar. f) Motor harus dijalankan tiap minggu sekali selama sekurang-kurangnya 10 menit. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
36
Instalasi Sprinkler
2.5.6
Sistem Tangki Bertekanan Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya sistem penyediaan air, maka tangki bertekanan hanya boleh melayani: 1. Sistem bahaya kebakaran ringan 2. Sistem bahaya kebakaran sedang kelompok I.
2.6. Penempatan dan Letak Kepala Springkler. 2.6.1 Penempatan Kepala Springkler Penempatan kepala springkler didasarkan luas lingkup maksimum tiap kepala springkler di dalam satu deret dan jarak maksimum deretan yang berdekatan.
2.6.2 Bahaya Kebakaran Ringan a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler : 1. Springkler dinding 17 m2 2. Springkler lain 20 m2
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
37
Instalasi Sprinkler
Gambar 2.10. Penempatan dan Letak Kepala Sprinkler
Gambar 2.11. Penempatan Dan Letak Kepala Sprinkler Selang-seling (Sumber : SNI 03-3989- 2000) Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
38
Instalasi Sprinkler
b) Jarak maksimum antara kepala springkler dalam satu deretan dan jarak maksimum antara deretan yang berdekatan : 1. Springkler dinding 2. Springkler lain 4,6 m Di bagian tertentu dari bangunan bahaya kebakaran ringan seperti :ruang langit-langit, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, gudang, ruang kerja bengkel dan sebagainya, luas maksimum dibatasi menjadi sebesar 9 m2 tiap kepala springkler dan jarak maksimum antara kepala springkler 3,7 m.
2.6.3 Bahaya Kebakaran Sedang a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler : 1. Springkler dinding 9 m2 2. Springkler lain 12 m2 b) Jarak maksimum kepala springkler dalam satu deretan dan jarak maksimum deretan yang berdekatan : 1. Springkler dinding 2. Springkler lain : a. Jika penempatan standar 4 m b. Jika kepala springkler dipasang selang seling : jarak maksimum antara kepala springkler 4,6 m Jarak maksimum pipa cabang 4,0 m Untuk gudang pendingin yang memakai metode pendingin dengan sirkulasi udara, penggilingan padi, studio film, panggung pada gedung pertunjukan, luas lingkup maksimum tiap kepala springkler 9 m2 dan jarak maksimum antara kepala springkler 3 m. Pengaturan penempatan kepala springkler selang-seling pada sistem bahaya kebakaran sedang (butir 6.1.2) dimaksudkan untuk menempatkan kepala springkler terpisah sejauh lebih dari 4 meter pada pipa cabang. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
39
Instalasi Sprinkler S = Perencanaan penempatan kepala springkler pada pipa cabang maksimum 1,6 mm D = Jarak antara kepala springkler maksimum 4,0 m S x D ∗ 12 m2
2.6.4 Bahaya Kebakaran Berat a) Luas lingkup maksimum tiap kepala springkler : 1. umum 9 m2 2. dalam rak penyimpanan : a. dengan satu jajar springkler 10 m2 b. dengan dua jajar springkler 7,5 m2 c. Jarak maksimum antara kepala springkler dalam satu deretan dan jarak maksimum deretan yang berdekatan : 1). umum 3,7 m2 2). dalam rak penyimpanan 2,5 m2 Catatan : Jika dipasang lebih dari satu lapisan springkler dalam rak penyimpanan, penempatan kepala springkler dilapis berikutnya harus diselang-seling.
2.7. Jarak Maksimum Untuk Penempatan Kepala Springkler Dinding Samping 2.7.1 Sepanjang Dinding Sistem bahaya kebakaran ringan 4,6 m. Sistem bahaya kebakaran sedang : 1. 3,4 m (langit-langit tidak tahan api) 2. 3,7 m (langit-langit tahan api) 2.7.2 Dari Ujung Dinding Sistem bahaya kebakaran ringan 2,3 m Sistem bahaya kebakaran sedang 1,8 m 2.7.3 Jumlah Deretan Kepala Springkler a) Untuk ruangan yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m, cukup dilengkapi dengan sederet springkler sepanjang ruangan. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
40
Instalasi Sprinkler Untuk ruangan yang lebarnya antara 3,7 m sampai 7,4 m harus dilengkapi dengan deretan springkler sepanjang ruangan pada tiap sisinya. b) Untuk ruangan yang panjangnya lebih dari 9,2 m (bahaya kebakaran ringan) atau lebih dari 7,4 m (bahaya kebakaran sedang) deretan springkler harus dipasang selang-seling, sehingga setiap kepala springkler terletak pada garis tengah antara dua kepala springkler yang berhadapan. c) Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 7,4 m deretan kepala springkler jenis konvensional (dipasang pada langit-langit) harus dipasang pada langit-langit di tengah-tengah antara dua deret kepala springkler sebagai tambahan.
2.8. Kepala Sprinkler 2.8.1 Kapasitas Pancaran a) Perhitungan kapasitas pancaran air di kepala springkler. Untuk menghitung kapasitas pancaran air di kepala springkler, berlaku rumus: Q = kP dimana : Q = kapasitas pancaran tiap kepala springkler, dalam liter/menit. K = konstanta yang ditentukan oleh ukuran nominal lubang kepala springkler. P = tekanan air di kepala springkler dalam kg/cm2. b) Ukuran lubang kepala springkler. Ukuran nominal lubang kepala springkler yang dibenarkan untuk masing-masing sistem bahaya kebakaran adalah sebagai berikut :
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
41
Instalasi Sprinkler Tabel 2Error! No text of specified style in document..1 Ukuran
lubang kepala springkler Sumber : SNI 03-3989- 2000
c) Konstanta “k”. Konstanta “k” untuk ketiga ukuran lubang kepala springkler tersebut di atas adalah sebagai berikut: Tabel Error! No text of specified style in document..2 Konstanta
Sumber : SNI 03-3989- 2000
2.8.2 Jumlah Maksimum Kepala Springkler Jumlah maksimum kepala springkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali adalah : Tabel 2.3 Jumlah maksimum kepala springkler
Sumber : SNI 03-3989- 2000
Catatan : Jumlah kepala springkler di tempat tertutup dapat diabaikan.
2.8.3 Persediaan Kepala Springkler Cadangan Persediaan kepala springkler cadangan dan kunci kepala springkler harus disimpan dalam satu kotak khusus yang ditempatkan dalam ruangan yang setiap suhunya tidak lebih dari 380⁰C.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
42
Instalasi Sprinkler Persediaan kepala springkler cadangan tersebut paling sedikit adalah sebagai berikut : Tabel 2.4Persediaan Kepala Springkler Cadangan
Sumber : SNI 03-3989- 2000
Catatan : a. Persediaan kepala springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan tingkat suhu dari kepala springkler yang terpasang. b. Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan springkler cadangan harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di atas.
2.9. Syarat dan Ketentuan Perencanaan 1. Jarak antar sprinkler a. Kebakaran ringan
: 4,6 m
b. Kebakaran sedang I
:4m
c. Kebakaran sedang II
: 3,5 m
d. Kebakaan sedang III
:3m
e. Kebakaran berat
:3m
2. Daerah kerja maksimum a. Kebakaran ringan
: 84 m2
b. Kebakaran sedang I
: 72 m2
c. Kebakaran sedang II
: 144 m2
d. Kebakaran sedang III
: 216 m2
e. Kebakaran berat
: 260 m2
3. Kepadatan pancaran a. Kebakaran ringan
: 2,5 m/ detik
b. Kebakaran sedang I
: 5 m/ detik
c. Kebakaran sedang II
: 5 m/ detik
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
43
Instalasi Sprinkler d. Kebakaran sedang III
: 5 m/ detik
e. Kebakaran berat
: 7,5-12,5 m/ detik
4. Jumlah sprinkler maksimum per katup kendali a. Kebakaran ringan
: 500 buah
b. Kebakaran sedang I
: 1000 buah
c. Kebakaran sedang II
: 1000 buah
d. Kebakaran sedang III
: 1000 buah
e. Kebakaran berat
: Sesuai perhitungan hidrostatik
5. Cadangan sprinkler a. Kebakaran ringan
: 6 buah
b. Kebakaran sedang I
: 24 buah
c. Kebakaran sedang II
: 24 buah
d. Kebakaran sedang III
: 24 buah
e. Kebakaran berat
: 36 buah
6. Ukuran nominal nozel a. Kebakaran ringan
: 10 mm
b. Kebakaran sedang I
: 15 mm
c. Kebakaran sedang II
: 15 mm
d. Kebakaran sedang III
: 15 mm
e. Kebakaran berat
: 20 mm
2.10. Perhitungan Jumlah Springkler Dalam melakukan perhitungan jumlah sprinkler, maka perlu mencari jarak antar sprinkler dan jarak kepala sprinkler ke dinding. 1. Jarak antar sprinkler
x = jarak antar kepala sprinkler
R x
overlap R = jari-jari pancaran sprinkler
R x Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
44
Instalasi Sprinkler
√
2. Jarak kepala sprinkler ke dinding
x = jarak kepala sprinkler ke dinding R = jari-jari pancaran sprinkler
x
x R
√
Jarak kepala sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m. Kemudiandilakukan penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk perbandingan
2.11.
Pompa
2.11.1 Fungsi dan Cara Kerja Pompa a. Pompa sprinkler terdiri dari 1 buah pompa hidran listrik sebagai pompa utama, digunakan bila tekanan/pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi (jocky pumpakan mati sesuai dengan setting pressure tank) maka main pump akan bekerja. Tabel 2.5 Karakteristik Pompa kebakaran
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
45
Instalasi Sprinkler
b. 1 buah pompa diesel sebagai cadangan digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakan atau gagal operasional (listrik padam) dan pompa utama serta jocky pump berhenti bekerja mensuplai air maka diesel fire pumpakan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure switch. Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel starter. Panel ini juga melakukan pengisian accu/men-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci starter pada diesel tersebut. Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dengan pemanasan setiap minggu (2x pemanasan). Selain dilakukan pemanasan, diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air (air radiator), dan pengecekan pada pelumas mesin (oli mesin). c. 1 buah pompa pacu (jocky pump) digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
2.11.2 Kapasitas Pompa Kapasitas
pompa
adalah
kemampuan
pompa
untuk
mengalirkan fluida (cair atau gas) dalam waktu tertentu. Kapasitas pompa dipengaruhi oleh jumlah fluida yang dialirkan, nilai laju aliran fluida dan hambatan lain dalam aliran fluida. Kapasitas pompa dapat dispesifikasikan menjadi:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
46
Instalasi Sprinkler 2.11.2.1 Head Head adalah energi mekanik yang terkandung dalam satu satuan berat jenis zat cair yang mengalir atau energi tiap satuan berat.Head pada pompa biasanya disebabkan oleh kerugian gesek didalam pipa, belokan-belokan, reducer katup-katup, dan sebagainya.Head dari instalasi pompa dapat dibedakan menjadi head statis dan head dinamis. Head terdiri dari tiga bagian, antara lain: a. Head Total Pompa Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air dapat ditentukan berdasarkan kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut: H = Ha + hp + H1 +
………..……….(2.2)
H
: Head total (m)
H1
: Kerugian head di pipa, katup, belokan dan sambungan (m)
hp : Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m) Ha
: Head statis total (m) Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air
disisi keluar dan sisi isap, tanda positif dipakai apabila muka air disisi keluar lebih tinggi dari pada sisi isap.
b. Head Kerugian 1. Kerugian Gesekan dalam Pipa (Major Losses) Kerugian gesekan didalam pipa bergantung pada panjang pipa. Untuk menghitung besarnya kerugian akibat gesekan didalam pipa digunakan persamaan:
hf f Hf
L V2 ……………………………...(2.3) D 2. g
: Head karena kerugian gesekan friction (m)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
47
Instalasi Sprinkler L
: Panjang saluran (m)
D
: Diameter dalam saluran (m)
V
: Kecepatan rerata aliran (m/s)
g
: kecepatan grafitasi (m/s2)
f
:Koefisien
kerugian
gesekan
(Bilangan
Reynold/Re) *Ket: Nilai f dapat dilihat pada Lampiran 2.3 (Sumber: Sularso, Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan.
Jakarta. PT
Pradnya Paramita)
2. Kerugian Karena Perubahan Bentuk Geometri (Minor Losses) a. Kerugian head pada katup (valve) Kerugian head pada katup dapat ditulis sebagai berikut: hf = k
…….………...……………..(2.4)
hf
: Head karena kerugian gesekan friction (m)
V
: Kecepatan rata-rata aliran (m/s)
g
: kecepatan grafitasi (m/s2)
k
:Koefisien
kerugian
gesekan
(Bilangan
Reynold/Re) (Sumber: Sularso,Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor. Jakarta. PT Pradnya Paramita)
b. Kerugian head pada fitting Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian akibat gesekan juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk penampang, belokan, dan arah aliran berubah. Kerugian head transisi tersebut dinyatakan dalam rumus: hf = f x Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
……………………..……...(2.5)
48
Instalasi Sprinkler Untuk mendapatkan nilai f, maka dapat digunakan persamaan dibawah ini: f = 0.131 + 1.847
[ ]3.5[ ]0.5………(2.6)
d
: Diameter dalam saluran (m)
R
: jari-jari lengkungan sumbu belokan (m)
V
: Kecepatan rerata aliran (m/s)
g
: kecepatan grafitasi (m/s2)
f
:Koefisien
kerugian
gesekan
(Bilangan
Reynold/Re) : Sudut belokan (derajat) 3. Kerugian Head Pada Nozel Kerugian head untuk pengecilan mendadak dapat dinyatakan dengan rumus: ……………………………......……(2.7)
hf = Hf
: Head karena kerugian gesekan friction (m)
d
: Diameter dalam saluran (m)
V
: Kecepatan rerata aliran (m/s)
g
: Kecepatan Gravitasi (m/s2)
(Sumber: Sularso, Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan.
Jakarta. PT
Pradnya Paramita)
4. Kerugian head Pada Selang Berdasarkan pada SNI 03-1745-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak
dan
Selang
Untuk
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung, dijelaskan bahwa dalam menentukan tekanan pada outlet sambungan selang yang jauh.Faktor hilangnya tekanan pada katup selang perlu dipertimbangkan.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
49
Instalasi Sprinkler Pada operasi pipa tegak, hilangnya tekanan akibat gesekan pada selang, dapat mengakibatkan tidak tercapainya tekan 6,9 bar (100 psi pada nozel) Pada system pipa tegak yang tinggi yang dilengkapi dengan katup penurunan tekan, petugas pemadam kebakaran hanya dapat sedikit mengatur atau sama sekali tidak dapat mengatur tekanan keluaran katup selang. Kerugian gesekan pada aliran dalam selang dapat dilihat pada Lampiran2.5 ….................………………(2.8)
hf= hf
: Head karena kerugian gesekan friction (m)
P
: Kerugian gesekan dalam selang (kg/ms2)
: Massa jenis zat cair (kg/m3)
g
: Kecepatan Gravitasi (m/s2)
(Sumber: Sularso,Tahara. 2004. Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakainan dan Pemeliharaan. Jakarta. PT Pradnya Paramita)
5. Head Tersedia Untuk mencegah terjadinya kavitasi, maka diusahakan agar tidak ada bagian aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan uap jenuh.Sehingga didefinisikan suatu besaran yang berguna untuk memperkirakan keamanan pompa terhadap terjadinya kavitasi, yaitu tekanan hisap positif Netto(Net Positif Suction Head-NPSH).Ada dua jenis NPSH yang harus dipertimbangkan, yaitu NPSH yang dibutuhkan dan NPSH yang tersedia.NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
50
Instalasi Sprinkler ditempat tersebut. NPSH yang tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: = (Pa / ) + (PV / ) + HS – HLT……(2.9)
Hsv
HSV : NPSH yang tersedia (m) Pa
: Tekanan Atmosfir (kgf/m2)
PV
:
: Massa jenis zat cair (kg/m3)
Tekanan Uap Jenuh (kgf/m2)
Ha : Head isap statis (m) bertanda positif (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat cair yang diisap, dan bertanda negative (-) jika dibawah HLT : Head didalam pipa isap (m) Agar pompa dapat bekerja dengan baik, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari pada NPSH yang dibutuhkan.Untuk menemukan besarnya NPSH yang dibutuhkan secara teliti harus dilakukan pengujian terhadap pompa.Data NPSH yang dibutuhkan ini biasanya
dapat
memproduksi
diperoleh
pompa
perancangan,
NPSH
diperkirakan
dengan
dari
tersebut. yang
pabrik Tetapi
diperlukan
menggunakan
yang dalam
biasanya
peersamaan
berikut: Hsvn
= x HN…………………….(2.10) Untuk mendapatkan koefisien kavitasi () harus
ditentukan kecepatan spesifik ns
= x HN …………………….(2.11)
2.11.2.2 Daya Poros dan Efisiensi Pompa a. Daya air Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan waktu daya air yang dapat ditulis sebagai berikut: Pw = x g x Qx Hp………...…………………..(2.12) b. Daya poros Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
51
Instalasi Sprinkler Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan sebagai berikut: P
= Pw/p ……………….…………………...(2.13)
Pw : Daya poros sebuah pompa (kW) p
: Efisiensi pompa dapat dilihat pada Lampiran2.4
2.11.2.3 Pemilihan Penggerak Mula Meskipun daya poros sudah ditentukan, daya nominal dari penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa harus ditetapkan dari rumus: Pm = P ( l + a) /t………………………………..(2.14) Pm : Daya nominal penggerak mula a
: Faktor cadangan (Pada Lampiran2.4)
t
: Efisiensi transmisi (Pada Lampiran2.4)
2.11.2.4 Peletakan Sistem Sprinkler (Menurut NFPA13 - Standard for theInstallation of Sprinkler Systems - 2002 Edition)
Gambar 2.9 Area Maksimum
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Gambar 2.10 Jarak maksimum
52
Instalasi Sprinkler
Gambar 2.11 Letak sprinkler untuk menghindari obstruksi
Gambar 2.12 Jarak vertikal sprinkler dengan dinding pembatas
Gambar 2.13 Letak sprinkler dengan obstruksi di bagian sisi
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
53
Instalasi Sprinkler
Gambar 2.14 Jarak maksimum dari obstruksi (semprotan dari sisi dinding)
Gambar 2.15 Jarak horizontal dan vertikal jika dipasang didinding
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
54
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
55
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
56
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
57
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
58
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
59
Instalasi Sprinkler
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
60
Instalasi Sprinkler
2.12.
Simulasi Aliran Dengan Menggunakan Metode Pipe Flow Expert Pipe
Flow
Expert
merupakan
salah
satu
metode
untuk
menggambar sebuah sistem perpipaan, dan menganalisis fitur dari sistem ketika terjadi adanya aliran.Pipe Flow Expert ini juga dapat menghitung kestabilan aliran dan kondisi tekanan pada system.Hal ini memungkinkan untuk dapat dilakukannya analisis sistem alternatif dengan kondisi yang berbeda. Hasil analisis yang diperoleh antara lain: 1.
Laju aliran masing-masing pipa,
2.
Velocities fluida untuk masing-masing pipa,
3.
Bilangan Reynold,
4.
Faktor gesekan,
5.
Kerugian (Losses) tekanan pada gesekan,
6.
Kerugian (Losses) tekanan pada fitting,
7.
Kerugian (Losses) tekanan pada komponen,
8.
Tekanan disetiap node,
9.
Nilai-nilai HGL (hydraulic grade line),
10. Titik operasi pada pompa, 11. NPSHa pada inlet pompa. Masukan dan penampilan dari system informasi pada gambar Pipe Flow Expert, dan dalam tabel hasil dapat ditampilkan dalam satuan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
61
Instalasi Sprinkler metrikatau imperial sesuai preferensi dan unit khusus setiap item (seperti laju aliran) juga dapat dikonfigurasi dan diatur secara individu sesuai dengan yang diinginkan.
2.12.1 Menu Bagian ini menjelaskan fitur yang berbeda dari Pipe Flow Expert. Untuk masing-masing fitur, terdapat penjelasan, screen shoot dan tabel deskripsi untuk setiap menu dari fitur tersebut. Bagian ini memberikan petunjuk penggunaan Pipe Flow Expert. 2.12.2 Interface
Gambar 2.1Pipe Flow Expert Interface 2.12.3 Fitur Pipa
Gambar 2.2Pipe Pane dan Pipe sub-menu
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
62
Instalasi Sprinkler
2.12.4 Data Material Pipa
Gambar 2.3Data Material Pipa
2.12.5 Data Dialog Ukuran Diameter Pipa
Gambar 2.4 Data Dialog Ukuran Diameter Pipa
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
63
Instalasi Sprinkler 2.12.6 Set Component Pressure Loss Dialog
Gambar 2.5Set Component Pressure Loss Dialog
2.12.7 Set Control Data Dialog
Gambar 2.6Set Control Data Dialog
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
64
Instalasi Sprinkler 2.12.8 Pump Data Dialog
Gambar 2.7Pump Data Dialog
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
65
Instalasi Sprinkler
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
66
Instalasi Sprinkler BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Laboraturium PT. Smelting Gresik yang berlokasi di jalan Roomo Manyar memiliki luas sebesar 1320 m2 dengan panjang bangunan 40 m dan lebar 33 m. gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik memiliki 2 lantai dengan tinggi per lantai 4 m. lantai pertama pada bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan diantaranya transformer yard, switch gear machine, HVAC machine room, sample preparation room, slime, sample preparation room (misc), Cu concentrate, sample preparation (anode cathode) fire assay room, wet separation room, parting, sample storage and blending room, X-room, gas analysis room, IT and control room, titration room, balance room, chemical analysis room, sufur analysis room, destination roo, cylinder room, demand water supply room, staff room, storage room, dan meeting room. Sedangkan ruangan yang terletak di lantai 2 diantaranya cylinder room, meeting analysis room, document room, clinic, library and reading room, observation room, manager laboratorium room, auditorium, administration room, and staff room. Secara umum lantai pertama difungsikan sebagai tempat penyimpanan, analisa bahan, dan kegiatan-kegiatan lain yang merupakan aktifitas utama pada
laboraturium
PT.
Smelting
Gresik.Dimana
pada
lantai
satu
menyinyampan banyak sekali bahan-bahan berbahaya yang perlu ditangani secara benar.Semetara untuk lantai 2 difungsikan sebagai tempat atau pusat kegiatan staff, manager, dan pekerja sehingga mengandung bahan-bahan selulosa. Spesifikasi bangunan: 1. Luas total bangunan
: 1320 m2
2. Panjang bangunan
: 40 m
3. lebar bangunan
: 33 m
4. Tinggi bangunan
:8m
5. Jumlah lantai
: 2 lantai
6. Tinggi tiap lantai
:4m
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
67
Instalasi Sprinkler 7. Bentuk
: datar
8. Fungsi bangunan
: sesuai dengan fungsi masing-masing
9. Bahan berbahaya: a. Cu concentrate b. Slime c. Misc d. Bahan kimia lain 10. Peralatan berbahaya : a. transformer b. silinder c. tempat penyimpanan bahan kimia
3.2 Sistematika Perancangan
MULAI
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Data Primer 1. Hasil Wawancara
1. 2. 3. 4.
Data Sekunder Denah bangunan Dimensi bangunan Daftar Harga Data Pipe Flow Expert
Studi Literatur 1. SNI 03-3989-2000 2. SNI 03-1745-2000 3. NFPA 13- Sprinkler
A Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
68
Instalasi Sprinkler
A
Perancangan Sprinkler 1. Penentuan Klasifikasi bangunan 2. Penentuan jenis sprinkler 3. Perhitungan jumlah sprinkler 4. Tata letak sprinkler 5. Penentuan system perpipaan dan pemompaan 6. Permodelan dengan software Pipe Flow Expert 7. Estimasi biaya
Simulasi dengan Software Pipe Flow Expert
Analisa dan Pembahasan 1. Analisa Perancangan 2. Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
SELESAI Gambar 3.1 Flowchart Perencanaan dan Perancangan
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
69
Instalasi Sprinkler
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
70
Instalasi Sprinkler
BAB IV PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Sebelum
perancangan
instalasi
system
sprinkler
pada
bangunan
Laboraturium PT. Smelting Gresik terdapat beberapa perencanaan yang harrus disusun secara matang. PT. Smelting Gresik merupakan pabrik peleburan logam yaitu tembaga dimana dapat dikategorikan dalam klasifikasi bahaya kebakaran sedang kelompok II, termasuk gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik karena didalamnya juga terdapat aktifitas analisis proses hasil olahan logam yang melibatkan reaksi-reaksi kimia yang terdapat dalam pengolahan logam. Dalam pengklasifikasian bangunan, Laboraturium PT. Smelting Gresik dikategorikan sebagai bangunan tidak bertingkat karena ketinggian bangunan sampai dengan 8 m atau 2 lantai dan sesuai dengan klasifikasi bangunan penggunaan sprinkler tidak diharuskan.Namun, mengingat bahwa Laboraturium PT. Smelting Gresik mempunyai resiko bahaya kebakaran besarsehingga pemasangan instalasi sprinkler diperlukan agar dapat melakukan penanggulangan kebakaran lebih awal dan mengurangi serta mencengah timbulnya kerugian yang besar. Perancangan system sprinkler di Laboraturium PT. Smelting Gresik dalam laporan ini dikhususkan menggunakan media pemadam air dikarenakan dengan media ini perancangan system sprinkler lebih murah dan perancangan system perpipaan dan pemompaannya lebih mudah. Namun, dilihat dari fungsional dari tiap-tiap ruangan yang berada di Laboraturium PT. Smelting Gresik, pemasangan system ini tidak efektif untuk ruangan-ruangan yang beresiko bahaya kebakaran akibat logam (kelas D) dan kebakaran listrik (kelas C). Pemasangan system ini akan lebih efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran akibat benda padat selain logam (kelas A) seperti selulosa, kertas, kayu, dll. Sehingga beberapa ruangan di dalam Laboraturium PT. Smelting Gresik yang berisi mesin-mesin, listrik, bahan kimia, logam, dll tidak dianjurkan penggunaan instalasi system sprinkler yang menggunakan media pedaman air. Beberapa ruangan yang akan dipasang instalasi sprinkler dengan media pemadam air ini antara lain:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
71
Instalasi Sprinkler Lantai 1 : 1. Meeting room (1) 2. Meeting room (2) 3. Staff room 4. Fire Assay room Lantai 2: 1. Observation room 2. Manager Laboratory room 3. Auditorium 4. Administration room 5. Staff room 6. Reading room 7. Library room 8. Clinic 9. Pray Room 10. Document room 11. Meeting and analysis room 12. Pantry 13. Rest room 14. External Auditorium Sedangkan untuk ruangan yang tidak dianjurkan penggunaan system ini direkomendasikan untuk menggunakan system perancangan alat pemadam lainnya seperti APAR Dry Chemical atau APAR Powder, dll atau dapat menggunakan instalasi sprinkler dengan menggunakan media pemadam buka air yang lebih efektif dengan bahaya kebakarannya seperti Sprinkler CO2, dll. Data klasifikasi bahaya dan resiko kebakarannya serta media pemadamnya yang efektif pada tiap-tiap ruangan dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.1 Perencanaan Adapun perencanaan awal system ini yang disesuaikan dengan klasifikasi bahaya bangunan ini meliputi: 1.
Perencanaan awal sistem instalasi sprinkler:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
72
Instalasi Sprinkler a. Arah pancaran ke bawah, karena kepala springkler di letakkan pada atap ruangan. b. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna Jingga pada suhu 53oC. c. Klasifikasi sifat hunian: bahaya kebakaran sedang kelompok II d. Springkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas(Q) = 80 liter/ menit = 80 dm3/ menit. e. Kepadatan pancaran 0.05
dm/menit untuk kebakaran sedang
kelompok II. f. Daerah kerja maksimum tiap sprinkler yaitu 144 m2 g. Luas untuk tiap titik sprinkler ⁄ ⁄ h. Luas jangkauan maksimum untuk 1 titik sprinkler dengan sprinkler biasa dan konstruksi biasa yaitu 14 m2. Sedangkan minimal daerah cakupan (coverage area) untuk bahaya kebakaran sedang kelompok II adalah 10,5 m2. i. Kapasitas /debit air untuk kebakaran sedang II yaitu 725 liter/menit j. Tekanan pada kepala springkler yaitu 2,9 bar. k. Ukuran nominal lubang kepala sprinkler (sprinkler nozzle) yaitu 15 mm. l. Jarak titik sprinkler dari dinding tembok adalah maksimum 1,7 m. m. Jarak antara sprinkler menurut tingkat bahaya Rendah
= 4,6 m
Sedang 1 = 4 m Sedang II = 3,5 m Sedang III = 3 m Berat 2.
=3m
Jarak dua sprinkler maksimum
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
73
Instalasi Sprinkler Berdasarkan standart yang sudah ada, jarak maksimum antara dua sprinkler adalah 3,5 meter untuk
klasifikasi
bahaya
kebakaran
tingkat sedang kelompok II. 4.2 Perancangan Untuk merancang sistem springkler otomatis pada Laboraturium PT. Smelting Gresik, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1. Penempatan Sistem Sprinkler Pada Gedung a. Springkler dipasang di atas atap gedung, dan pipa springkler dipasang diatas plafon dengan sprinkler terpasang dibawah plafon. b. Untuk pipa springkler horizontal yang dipasang di atas plafon,Jarak maksimum antara gantungan tidak boleh lebih dari 3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 m untuk pipa berukuran 40 mm dan yang lebih besar. Ini untuk menjaga pipa agar tetap stabil ketika ada air bertekanan yang mengalir 2. Penentuan jarak Antar Springkler a. Berdasarkan standard yang sudah ada,jarak antar kepala sprinkler yaitu 3,5 meter untuk klasifikasi bahaya kebakaran sedang II b. Karena terdapat area yang belum tercover oleh jangkauan sprinkler tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebenarnya kemudian dihitung jarak antar kepala sprinkler dengan sistem overlap, yaitu :
Jarak antar sprinkler
x R
sprinkler overlap x
R x Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
= jarak antar kepala
R = jari-jari pancaran springkler = 3,5 m
74
Instalasi Sprinkler
√ √ (
)
Jadi jarak antar sprinkler sebenarnya sebesar 2,475 m. Berdasarkan standart yang sudah ada, jarak kepala sprinkle ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m. Kemudian dilakukan penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk perbandingan.
Jarak kepala sprinkler ke dinding
x = jarak kepala sprinkler ke dinding x
R
x
R = jari-jari pancaran sprinkler = 3,5 m
√ √
(
)
Jadi jarak dinding ke sprinkler sebenarnya sebesar 1,237 m. Hal tersebut berarti sesuai dengan standart yaitu kurang dari 1,7 m. Hal ini berlaku sebagai acuan untuk semua ruangan yang akan dipasang springkler, dimana jarak antar springkler tidak bisa diubah sedangkan jarak springkler bisa di modifiksai sesuai dengan masing-masing ruangan. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan tiap-tiap ruangan di lantai 1 dihitung pada sumbu x dan sumbu y. Namun juga dapat dihitung dengan menggunakan jumlah sprinkler secara keseluruhan dari tiapNuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
75
Instalasi Sprinkler tiap ruangan tersebut. Untuk mencari jumlah ruangan tiap sumbu dapat dihitung dengan persamaan:
4.2.1 Jumlah Sprinkler yang Dibutuhkan Lantai 1 1. Meeting Room (1) Dimensi ruangan ini adalah 4 m x 4 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan meeting (1) adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
76
Instalasi Sprinkler jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding = 0,7625 meter
2.
Meeting Room (2) Dimensi ruangan ini adalah 4 m x 4 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan meeting (2) adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding = 0,7625 meter
3. Staff Room Dimensi ruangan ini terdapat 2 luasan karena terdapat luasan yang dibatasi oleh tangga dengan ukuran 4 m x 3 m. sehingga luasan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
77
Instalasi Sprinkler ruangan yang tidak dibatasi tangga adalah 7 m x 5 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2625 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 6 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2625 meter Sedangkan luasan yang dibatasi oleh tangga berukuran 3 m x 3 m. sehingga jumlah springkler yang dibutuhkan dalam luasan ini adalah:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
78
Instalasi Sprinkler
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding sebesar 1,5 meter.Karena pada luasan ini tidak memilikipotensi bahaya kebakaran yang cukup tinggi maka tidak diperlukan adanya penambahan jumlah sprinkler untuk memenuhi jarak sprinkler dari dinding yang telah ditentukan. Dari perhitungan diatas, maka didapatkan jumlah keseluruhan sprinkler pada ruangan staff sebanyak 7 buah.
4. Fire Assay Room Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Fire Assay Room adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 9 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter.Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
79
Instalasi Sprinkler sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter
4.2.2 Jumlah Sprinkler yang Dibutuhkan Lantai 2 1. Observation Room Dimensi ruangan ini adalah 7 m x 10 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Observation Room adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 8 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 12 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
80
Instalasi Sprinkler Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter
2.
Manager Laboratory Room Dimensi ruangan ini adalah 7 m x 10 m. namun terdapat luasan ruangan lain yaitu toilet dan rest room, sehingga di dalam perhitungan
dibagi
3
luasan
perhitungan
jumlah
sprinkler,
diantaranya 7 m x 7 m luasan bebas batasan, 4 m x 3 m luasan terbatas dan 3 m x 1,5 m ruangan rest room. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Manager Laboratory Room pada luasan bebas batasan 7m x 7 m adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x dan pada sumbu y sebesar 2,2625 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga jumlah sprinkler pada luasan ini adalah 9 buah. Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,025 meter Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
81
Instalasi Sprinkler Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,025 meter
Sedangkan pada ruangan dengan ukuran 4 m x 3 m, jumlah sprinkler yang dibutuhkan adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 2 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x dan y sebesar 2 m dan 1,5 m. Jarak tersebut melewati jarak maksimum. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,7625 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter
Dan pada rest room dengan ukuran 3 m x 1,5 m diberikan 1 buah sprinkler di tengah ruangan dengan jarak dari dinding masingmasing 1,5 m dan 0,75 m. Sehingga total jumlah sprinkler dalam ruangan ini adalah 14 buah. Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
82
Instalasi Sprinkler
3. Auditorium Dimensi ruangan ini adalah 12 m x 10 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Auditorium adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 16 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,2875 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 20 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,05 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter . 4. Administration Room Dimensi ruangan ini adalah 6 m x 10 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Administration Room adalah:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
83
Instalasi Sprinkler
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 6 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,7625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 12 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,525 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter
5. Staff Room Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 10 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
84
Instalasi Sprinkler
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 12 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2875 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x. Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,2875 meter
6. Reading Room Dimensi ruangan ini adalah 5 m x 3 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Reading Room adalah: .
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
85
Instalasi Sprinkler Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 2 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,5 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,2625 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter
7. Library Dimensi ruangan ini adalah 5 m x 5 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Library adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 4 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,2625 meter dan pada sumbu y sebesar 1,2625 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover.Namun tidak diperlukan tambahan jumlah Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
86
Instalasi Sprinkler sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding dikarenakan area ini tidak memiliki potensi bahaya kebakaran yang besar.Sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. . 8. Clinic Dimensi ruangan ini adalah 3 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Clinic adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 3 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,5 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 8 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2625 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
87
Instalasi Sprinkler 9. Documentation Room Dimensi ruangan ini adalah 8 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Administration Room adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 9 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,525 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter.Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 16 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,2875 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter
10. Meeting and Analysis Room Dimensi ruangan ini adalah 12 m x 8 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Staff Room adalah:
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
88
Instalasi Sprinkler
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 12 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,2875 meter dan pada sumbu y sebesar 1,525 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 15 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2,475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 1,05 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2875 meter
11. Pray Room Dimensi ruangan ini adalah 4m x 4,5 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Reading Room adalah: .
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
89
Instalasi Sprinkler
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 2,25 meter dan pada sumbu y sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,7625 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,0125 meter
12. Pantry Dimensi ruangan ini adalah 3,5 m x 4 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Library adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,75 meter dan pada sumbu y sebesar 2 meter. Jarak tersebut melewati Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
90
Instalasi Sprinkler jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,5125 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,7625 meter . 13. Rest Room Dimensi ruangan ini adalah 3,5 m x 3 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Clinic adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 1 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga tidak ada jarak antar sprinkler sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,75 meter dan pada sumbu y sebesar 1,5 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
91
Instalasi Sprinkler sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 4 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,5125 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 0,2625 meter
14. External Auditorium Dimensi ruangan ini adalah 33 m x 12 m. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada Clinic adalah:
Dari perhitungan jumlah di atas, terdapat 52 buah sprinkler dalam ruangan tersebut sehingga jarak antar sprinkler sebesar 2,475 sedangkan jarak sprinkler dengan dinding pada sumbu x sebesar 1,65 meter dan pada sumbu y sebesar 2,2875 meter. Jarak tersebut melewati jarak maksimum.Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat area yang belum tercover. Sehingga diperlukan tambahan jumlah sprinkler agar area tersebut benar-benar tercover secara maksimal dan tidak melebihi jarak maksimum baik antar sprinkler maupun jarak sprinkler dengan dinding maka ditambahkan 1 buah sprinkler pada sumbu x dan sumbu y. sehingga total seluruhnya jumlah sprinkler yang dibutuhkan pada ruangan ini adalah 70 buah. Dari hasil tersebut didapatkan: Jarak antar sprinkler
= 2, 475 meter
Jarak sprinkler dengan dinding sumbu x = 0,4125 meter Jarak sprinkler dengan dinding sumbu y = 1,05 meter
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
92
Instalasi Sprinkler Namun dikarenakan terdapat luasan akses koridor yang berada di belakang auditorium eksternal, maka dengan luasan lorong tersebut diberikan 14 sprinkler memanjang sesuai perhitungan. Sehingga total seluruh sprinkler dalam ruangan ini adalah 84 buah.
4.2.3
Perancangan Kebutuhan Air Berdasarkan perhitungan dan gambar rancangan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Kebutuhan sprinkler total a. Lantai 1 = 27 buah b. Lantai 2 = 217 buah Sehingga
kebutuhan
sprinklet
total
dalam
gedung
Laboraturium PT. Smelting Gresik sebanyak 244 buah. 2. Debit (Q)air permenit = 244 x 80 liter/menit = 19520 liter/menit 3. Kebutuhanair selama 60 menit = 19520 x 60 = 1.171.200 liter = 1171,2 m3 3. Penentuan Volume Persediaan Air Sistem dan Konstruksi Bak Air (Reservoir) Untuk penentuan volume persediaan air sistem ini, digunakan waktu operasi/kerja sistem yaitu 60 menit untuk bahaya kebakaran sedang II. a. Kapasitas minimum reservoir untuk bahaya kebakaran sedang kelompok II adalah 22 m3. b. Volume kebutuhan air springkler untuk kebakaran sedang II yaitu minimal 105 m3. Dimana bak air (reservoir) untuk persediaan air tidak boleh diisi penuh. Oleh karena itu, dari hasil volume air yang dibutuhkan sistem, dapat ditentukan konstruksi bak airnya, yaitu : c. Panjang = 7 m ; Lebar = 5 m ; Kedalaman = 4 m. d. Volume total bak air (reservoir) V
=7mx5mx4m = 140 m3
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
93
Instalasi Sprinkler e. Selisih volume V = V bak air – V kebutuhan air = 140 m3 – 105 m3 = 35 m3 f. Tinggi freeboard t freeboard =
V , dimana A = luas penampang bak air A
35 m 3 = 40 m 2 = 0,875 m
6 0,87 5m
Air
4m
7m
5m
Gambar Error! No text of specified style in document..3 Kontruksi Bak Air Sistem Sprinkler Otomatis Perencanaan bak reservoir diletakkan pada ruangan tersendiri dibawah permukaan tanah yang juga terdapat ruangan pompa. Tekanan reservoir + 1 atm yaitu 15 bar.g.
4.2.4 Perancangan Sistem Pompa 1. Penentuan Sistem Pompa Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
94
Instalasi Sprinkler Dari data perencanaan dapat ditentukan bagaimana mekanisme kerja dari system pompa serta semua valve yang terdapat pada sistem perpipaan. a. Pompa listrik dipakai sebagai pompa utama untuk melayani kebutuhan sistem springkler. b. Pompa diesel digunakan sebagai pompa cadangan ketika sumber daya listrik mati, sehingga secara otomatis pompa diesel siap beroperasi menggantikan peran pompa listrik. Ini dapat terjadi karena sistem pompa diinterlock dalam panel pompa kebakaran. c. Pompa listrik dan pompa diesel mempunyai kapasitas yang sama sehingga
dapat
bekerja
secara
bergantian
dan
tidak
mempengaruhi sistem. Sedangkan pompa pacu mempunyai kapasitas antara 5 – 10 persen dari pompa listrik. d. Pompa pacu digunakan untuk menjaga agar tekanan dalam sistem tetap konstan. e. Untuk mengendalikan tekanan pada sistem ini, dipakai pressure switch untuk mengendalikan masing-masing pompa tersebut. Jadi digunakan 3 pressure switch untuk sistem pompa : i. 1 buah pressure switch untuk pompa listrik ii. 1 buah pressure switch untuk pompa diesel iii. 1 buah pressure switch untuk pompa pacu f. Untuk pompa listrik dan pompa diesel diset pada P – start = 4 bar, dimana pompa akan mulai jalan atau start bila tekanan pada sistem turun sampai dengan 4 bar. Dan bila pada saat itu sumber listrik mati, maka pompa diesel akan start. g. Sedangkan pompa pacu diset pada P – start = 5 bar dan P – stop = 7 bar, dimana pompa pacu akan start saat tekanan dalam sistem turun sampai dengan 5 bar. Dan pompa pacu akan berhenti saat tekanan dalam system telah mencapai 7 bar. h. Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis melalui pressure switch, dalam panel pompa juga terdapat sarana untuk menstart pompa secara manual. Jadi dalam panel pompa Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
95
Instalasi Sprinkler ada switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun otomatis.
4.3 Perpipaan Sprinkler Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi Sprinkler adalah pipa
baja
karbon
(carbon
steel
piping)Galvanised
Sch.
40.(Low
Temperature)Pertimbangan dalam pemilihan material pipa ini adalah: - Fluida Kerja Fluida yang mengalir pada sistem perpipaan Sprinkler iniadalah air (water). - Tekanan dan Temperatur Fluida Tekanan maksimum fluida dalam pipa sebesar 7 Kg/cm2 (6,9 bar) dan temperatur maksimum fluida yaitu sebesar 30o C.
4.4 Perhitungan Head Loses Head Pada Sistem perpipaan ini terdiri dari Head Losses major dan minor yang mana perhitungan yang digunakan sesuai dengan persamaan 2.3 dan 2.4. Untuk menghitung nilai Losses pada pipa tersebut, perlu diketahui beberapa parameter yang akan dipakai, seperti debit air yang mengalir, nilai koefisien kerugian gesek pada setiap fitting, viskositas air, dan sebagainya. Hasil perhitungan dari total head Losses pada pompa tersebut dapat digunakan untuk menghitung Daya Pompa yang dibutuhkan.Persamaan yang digunakan dalam menentukan daya pompa sesuai dengan persamaan 2.12 dan 2.13. Didalam laporan ini, perhitungan Head Losses menggunakan bantuan software Pipe Flow Expert, dimana dari hasil pengkalkulasian akan didapat nilai energy losses total per Nodeyang kemudian akan dikonversikan menjadi Head Losses menggunakan persamaan 2.12 dan 2.13 untuk menghitung daya pompa. Dimana Energy Loss Total Used Sum of AllItem merupakan daya yang hilang pada node tersebut yang selanjutnya dengan menggunakan persamaan tersebbut dapat diketahui head Loss pada node tersebut. Dengan menggunakan software ini akan diketahui losses, baik minor losses maupun mayor losses di Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
96
Instalasi Sprinkler tiap-tiap node. Untuk melakukan perhitungan Head Losses dengan menggunakan software ini diperlukan data-data yang akan digunakan sebagai input data. Input data yang akan digunakan diantaranya: Jenis Pompa Utama
= Centrifugal Pump Merk EBARA, spesifikasi:
a. Type
: 50X40 FSH
b. Power
: 5,5 HP/ 380 V/ 3 Phase/ 50 HZ/ 2900 Rpm
Jenis Pompa Cadangan = Hosereel Pump Merk EBARA, spesifikasi: a. Type
: 50 X 40 FS2HA 55.5
b. Cap.
: 1.2 Ltr/S
c. Head
: 50 M
d. Power
: 5.5KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm
Jenis Pompa Jockey
= Jockey Pump (SPJ) Merk EBARA, spesifikasi:
a. Merk
: EBARA
b. Type
: EVMG 3 / 2 NS / 0.37
c. Cap.
: 60 Ltr/M
d. Head
: 10 M
e. Power
: 0.37KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm
Material Pipa
= Steel (ANSI) Galvanised Sch. 40
Internal Roughness
= 0,1500 mm
Diameter pipa discharge = 4 inch = 0,1016 m Diamater pipa suction
= 6 inch = 0,1524 m
Suhu pipa
= 30⁰C
µ
= 0,801 x 10-6 m2/detik (Di dapat dari tabel viskositas yaitu dengan suhu sebagai acuan)
Massa jenis air (ρ)
= 1000 kg/m3
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2 Q
= 80 liter/menit = 0,0013 m3/ detik
Tekanan Reservoir
= 15 bar.g( +1 atm)
Tekanan tiap kepala
= 2,9 bar
Dalam simulasi software Pipe Flow Expert, dapat memilih menggunakan tampilan imperial atau isometric.Di dlaam laporan ini Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
97
Instalasi Sprinkler perencanaan dalam software ini menggunakan tampilan isometric.Selanjutnya melakukan penggambaran system pada lembar kerja software PF-Expert. Pertama yang dilakukan yaitu menempatkan node-node (titik-titik hubung) yang akan menghubungkan antara garis pipa. Untuk titik node awal diganti dengan tanki sesuai dengan perencanaan.Selanjutnya menggambar system sesuai dengan perencanaan system perpipaan yang telah digambar di AUTO CAD.Arah panah pada garis pipa harus diperhatikan karena arah panah tersebut menandakan arah aliran fluida yang mengalir pada pipa tersebut. Di dalam perencanaan instalasi sprinkler ini, menggunakan 4 pompa dimana 2 pompa utama dan 2 pompa cadangan.Namun dalam simulasi ini 2 pompa cadangan ditutup atau artinya tidak dioperasikan.Perhitungan yang dilakukan dengan software ini hanya mensimulasikan selama pompa utama masih dapat bekerja sempurna tanpa bantuan pompa cadangan.Sehingga hasil perhitungan yang didapat murni dari perhitungan spesifikasi pompa yang di inputkan. Data yang diinputkan dalam perencanaan tanki adalah tekanan 15 bar.g, dan level air 4 m dengan elevasi 0 m yang dihitung dari dasar tanki sebagai datum terendah dari perencanaan ini. Sedangkan dalam perencanaan kedua pompa utama, data yang diinputkan adalah fixedhead increasesebesar 25 Psi.g. Dalam perencanaan pipa material yang digunakan adalah 6” Steel (ANSI) Galvanised Sch. 40 untuk pipa suction dan 4” Steel (ANSI) dan nilai K sudah diketahui dalam software ini. Selain itu, nilai k pada fitting dan assesoris lain yang digunakan sudah diketahui sesuai fitting yang dipilih. Untuk system sprinkler, ujung node diganti dengan End Pressure dan diinputkan pada tiap kepala sprinkler 2,9 bar dan diinputkan komponen lain yang mempengaruhi kehilangan daya yaitu spray sesuai dengan sifat sprinkler yang memancarkan. Ujung kepala sprinkler digantung setinggi 0,08 m sehingga elevasi kepala sprinkler pada lantai 1 setinggi 3,92 m dan 11,92 m untuk lantai 2. Setelah semua data di inputkan, maka untuk merunning data dengan menekan tombol Calculate yang kemudian hasil kalkulasi dapat ditampilkan Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
98
Instalasi Sprinkler dalam bentuk pdf. Untuk mengetahui hasil simulasi dengan menggunakan software Pipe Flow Expert dalam perencanaan system sprinkler dapat dilihat pada Lampiran 2Pipe Flow Design 1 result Data. Dari perancangan dengan software ini, dapat diketahui semua hasil di setiap titik. Pipa cabang 31 (P21) menunjukkan pipa yang mengalirkan air ke titik kepala sprinkler 31 (N31) terdekat dengan reservoir dengan fitting total k terkecil.Dan pipa cabang 537 (P537) menunjukkan pipa yang mengalirkan air ke titik kepala sprinkler 536 (N536) terjauh dengan reservoir dengan fitting total k terbesar. Dari hail simulasi dengan software PF-Expert diketahui hasil kalkulasi sebagai berikut: Sprinker terdekat dengan Reservoir (N31) a. Jarak dari reservoir
= 32,602 m
b. Fitting Total K
= 11,74 m
c. Mass Flow
= 1,8014 kg/s
d. Flow
= 0,0018 m2/s
e. Velocity
= 0,097 m/s
f. Entry Pressure
= 6,2803 bar.g
g. Exit Pressure
= 2,9 bar.g
h. HGL at Node
= 37,611 m.hd Fluid
Sprinker terjauh dengan Reservoir (N536) a. Jarak dari reservoir
= 87,142 m
b. Fitting Total K
= 35,37 m
c. Mass Flow
= 0,1569 kg/s
d. Flow
= 0,0002 m2/s
e. Velocity
= 0,019 m/s
f. Entry Pressure
= 2,9247 bar.g
g. Exit Pressure
= 2,9 bar.g
h. HGL at Node
= 41,611 m.hd Fluid
Selain data diatas juga dapat diketahui head loss pada titik sprinkler tersebut. Hal itu dapat dihitung dari data total used sum of all item pada tabel energy data. Pada P31 atau pipa untuk springkler terdekat total Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
99
Instalasi Sprinkler energy yang digunakan adalah 0,000006 kilowatts, dimana 0,000002 kilowatts energy untuk gesekan pipa dan 0,000004 kilowatts untuk komponen pipa. Sehingga dengan persamaan 2.12, didapatkan: PTotal
= x g x Qx Htotal
Sedangkan pada P537 atau pipa untuk springkler terjauh total energy yang digunakan adalah 0,046083 kilowatts, dimana 0,000513 kilowatts energy untuk subtotal loss untuk pipa dan pompa. Sehingga dengan persamaan 2.12, didapatkan: PTotal
= x g x Qx Htotal
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
100
Instalasi Sprinkler
4.5 ESTIMASI BIAYA 4.5.1 Biaya Sprinkler Dalam pembelian sprinkler biaya yang dibutuhkan untuk tiap-tiap sprinkler adalah $ 33,38 (sumber : vikinggroupinc.com) dengan spesifikasi SIN: VK352 K Factor: 8.0 (115) Thread Size: 3/4 inch NPT Base Part #: 06665B. Sehingga biaya total pembelian sprikler untuk Gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik adalah: Jumlah sprinkler keseluruhan: 1. Lantai 1 = 27 buah 2. Lantai 2 = 217 buah Total Biaya total
= 244 buah = harga 1 spinkler x jumlah sprikler = $ 33,38 x 244 buah = $ 8144,72
Dengan asumsi $ 1 = Rp. 10.000,- maka biaya untuk pembelian sprikler pada 1 lantai adalah $ 8144,72 x Rp. 10.000,- = Rp. 81.447.200,-
4.5.2 Biaya Pompa Sprinkler Pompa utama menggunakan jenis pompa CENTRIFUGAL PUMP MERK EBARA, type 50X40 FSH, dengan spesifikasi Power : 5,5 HP/ 380 V/ 3 Phase/ 50 HZ/ 2900 Rpm sebanyak 2 buah. Harga pompa utama sebesar Rp 3.900.000,Pompa cadangan menggunakan jenis pompa HOSEREEL PUMP MERK EBARA, type 50 X 40 FS2HA 55.5, dengan spesifikasi Cap. : 1.2 Ltr/S , Power: 5.5KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm, dengan harga Rp 9.700.000,Pompa Jockey menggunakan jenis pompa Merk : EBARA Type : EVMG 3 / 2 NS / 0.37 dengan spesifikasi Power: 0.37KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm. Harga pompa Rp 4.600.000,Sumber harga pompa diperoleh dari www.sandaipump.com
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
101
Instalasi Sprinkler Total keseluruhan harga pompa adalah Rp 7.800.000 + Rp 9.700.000 + Rp 4.600.000 = Rp 22.100.000.-
4.5.3 Biaya Pipa Sprinkler Untuk biaya system perpipaan dan fittingnya, total keseluruhan sebesar Rp 28.780.438.-dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 4.1
4.5.4 Biaya operasional Pembayaran
pemasangan
instalasi
sprinkle
sebesar
Rp
15.000.000.-untuk satu gedung.
4.5.5 Total biaya keseluruhan Total biaya keseluruhan untuk pemasangan instalasi sprinkler untuk Gedung Laboraturium PT. Smelting Gresiksebesar : Biaya Sprinkle + Biaya pompa sprinkle + Biaya pipa sprinkler + biaya operasional = Rp. 81.447.200,-+ Rp 22.100.000.-+ Rp 28.780.438.+ Rp 15.000.000.- = Rp 147.327.638.Sehingga
pemasangan
instalasi
sprinkle
untuk
Gedung
Laboraturium PT. Smelting GresikRp 147.327.638.-
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
102
Instalasi Sprinkler Tabel 4.1 Rincian Estimasi Biaya Pemasangan Instalasi Sprinkler No.N
Pengeluaran
Ukuran/ Spesifikasi
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
Total
1. Biaya Sprinkler Lantai 1
27
buah
Rp
333,800
Rp
9,012,600
Lantai 2
217
buah
Rp
333,800
Rp
72,434,600
2. Biaya Pompa Sprinkler Centrifugal Pompa Utama Pump EBARA Hosereel Pompa Pump Cadangan EBARA EVMG 3 Pompa Jockey EBARA 3. Biaya Pipa Sprinkler Galvanised Pipa Suction 6" Galvanised Pipa Suction 4" Pipa Pembagi Galvanised Utama 4" Pipa Cabang Galvanised Utama 4" Galvanised Pipa Cabang 4" Galvanised Pipa Tegak 4" Elbow
2
buah
Rp
3,900,000
Rp
7,800,000
1
buah
Rp
9,700,000
Rp
9,700,000
1
buah
Rp
4,600,000
Rp
4,600,000
5
meter
Rp
6
meter
Rp
130.564
meter
Rp
149.345
meter
Rp
471.71
meter
Rp
meter
Rp
buah
Rp
buah
Rp
12 153 283
Tee 4. Biaya Operasional Biaya pemasangan instalasi
1
set
Rp
95,000 75,000 50,000 27,500 25,000 30,000 10,000 12,500
15000000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
Rp
81,447,200
Rp
22,100,000
Rp
28,780,438
Rp
15,000,000
Rp
147,327,638
475,000 450,000 6,528,200 4,106,988 11,792,750 360,000 1,530,000 3,537,500
15000000
103
Instalasi Sprinkler
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
104
Instalasi Sprinkler
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan Sprinkler pada gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sprinkler merupakan alat pemadam api yang penting dimana dalam pengendalian awal kebakaran adalah dengan memadamkan api semenjak dini sebelum api tersebut membesar dan sulit untuk dipadamkan. 2. Dalam pemasangan sistem sprinkler harus memperhatikan klasifikasi yang ada yaitu klasifikasi kepala sprinkler, klasifikasi gedung merurut tingginya dan klasifikasi hunian. Standart klasifikasi ini hanya terbatas untuk penyediaan air. Penggunaan sarana pemadam kebakaran yang sesuai dengan standart bertujuan untuk menjamin agar dapat bekerja secara efektif dan efisien Pemasangan sprinkler ini sesuai dengan SNI0339892000 tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. 3. Jenis sprinkler yang digunakan adalah sprinkler tipe fusible solder (tipe sumbat lebur/menggunakan bulb) dengan tekanan 2,9 bar, debit air 725 liter/menit dengan syarat cakupan maksimal144 m2. Untuk perletakkan antara kepala sprinkler maksimal dengan jarak 2,475 m dan jarak anatar dinding maksimal 1,23 m. 4. Untuk perancangan sistem perpipaan dengan perhitungan kerugiankerugiannya menggunakan software Pipe Flow Expert. Dari hasil perancangan didapatkan nilai head loss pada kepala sprinkler terdekat sebesar 0,000006 m sedangkan pada titik kepala sprinkler terjauh sebesar 0,38876 m.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
105
Instalasi Sprinkler 5. Biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pembelian, instalasi dan pemasangan untuk
seluruh gedung Laboraturium PT. Smelting
Gresikadalah Rp147.327.638,-
5.2 Saran Dari tugas perencanaan sistem sprinkler untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada gedung Laboraturium PT. Smelting Gresik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Dalam perencanaan sistem
sprinkler harus lebih teliti dalam
melakukan perhitungan luas ruangan. Hal ini berguna untuk menentukan jumlah spingkler, sehingga memenuhi ketetapan yang diatur dalam SNI. 2. Hendaknya berusaha sebaik mungkin degan data-data yang valid dalam menyelesaikan tugas perencanaan SPPK sehingga hasilnya dapat maksimal dan memuaskan. 3. Perlu adanya software lainnya sebagai pembanding dan pelengkap agar didapat validasi terhadap nilai rugi-rugi kehilangan dan besar daya pompa yang diperlukan pada sistem pemadam kebakaran. Dalam hal ini dapat digunakan software pembanding seperti CFD (Computation Fluid Dynamic) 4. Peneliatan ini dapat dilakukan kembali dengan objek serupa dengan dengan menskenariokan beberapa kondisi kebakaran.
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
106
Instalasi Sprinkler
DAFTAR PUSTAKA Kreith, F., Berger, S.A, 1999, “Fluid Mechanics” Mechanical Engineering Handbook. NFPA (National Fire Protection Association), NFPA 13-2002, Standard forthe InstallationofSprinkler Systems,2002 Edition SNI (Standard Nasional Indonesia), SNI 03-1735-2000, Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Selang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. SNI (Standard Nasional Indonesia), SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Training Material K3 bidang penanggulangan kebakaran, 1997. Sandy, Dwi. 2012. Desain Sistem Hidran di PT. Indonesia Power dengan Menggunakan Pipe Flow Expert. Surabaya: Jurusan Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. http://geology.isu.edu/geostac/Field_Exercise/wildfire/introduction.html
diakses
pada tanggal 2 Desember 2012 http://bisafer.blogspot.com/2011/03/fire-tetrahedron.html)diakses pada tanggal 2 Desember 2012 http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2010_05_19_archive.htmldiakses pada tanggal 2 Desember 2012
Nuzuliana Mahmudianti - 6510040046 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
107