PEMBIASAN PLAN PARALEL
MANUAL Set percobaan plan paralel terdiri dari: 1. Kaca plan paralel Terbuat dari bahan kaca. Dimensi: p=
cm
l=
cm
t=
cm
2. Busur Busur adalah alat pengukur sudut dengan satuan derajat. Derajat (secara lengkap, derajat busur), biasanya disimbolkan dengan °, adalah ukuran sudut yang dapat dibentuk pada sebuah bidang datar, menggambarkan 1/360 dari sebuah putaran penuh. Artinya, besar 1 derajat adalah satu juring pada lingkaran yang dibagi menjadi 360 buah juring yang besarnya sama. http://id.wikipedia.org/wiki/Derajat
3. Penggaris Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-
siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat. http://id.wikipedia.org/wiki/Penggaris
4. Kertas grafik Kertas yang dapat digunakan untuk membuat grafik, kolom, gambar dan lain-lain. Kertas grafik ada yang berukuran A4 dan A3. Lembar kertas dibagi menjadi tiga skala. Skala pertama, berukuran 5 cm, ditandai dengan garis yang tebal. Skala kedua, berukuran 1 cm, ditandai dengan garis yang cukup tipis. Sedangkan skala ketiga adalah skala terkecil, berukuran 0,1 cm atau 1 mm, ditandai dengan garisgaris halus pada lembar kertas.
LKS PERCOBAAN PEMBIASAN PLAN PARALEL
Tujuan : a. Menentukan indeks bias kaca (nk) b.
Pergeseran Sinar Kaca Plan Paralel (t)
Alat-alat : 1.
Kaca Plan Paralel
2.
Penggaris
3.
Jarum Pentul
4.
Milimeter Block
5.
Karton tebal
Langkah-langkah : 1.
Letakkanlah karton di atas meja
2.
Ambilah kertas grafik dan letakkan di atas karton
3.
Buat garis tepat di tengah sepanjang kertas arah vertikal dan horisontal
4.
Letakkanlah kaca plan paralel di atas kertas grafik lalu gambarlah bagian
tepi kaca tersebut 5.
Buatlah garis vertikal sebagai garis normal (N) N
P
S
6.
Q
R
Buatlah sudut datang (i) (seperti gambar di bawah) dan masukkan nilai
sudutnya pada tabel. 7.
Tancapkan jarum pentul di titik A dan B pada sudut datang (i). Aturlah jarak
A dan B agar tidak terlalu dekat (±5 cm).
Keterangan no. 8: ♦ Balok kaca di lihat dari atas (PQRS) ♦ A dan B = Jarum pentul di
d
belakang balok kaca. ♦ C dan D = Jarum pentul di depan balok kaca (Jarum C dan D yang t
sebenarnya ada pada garis G – E) ♦ t = pergeseran sinar ♦ d = ketebalan kaca
8.
Amati balok kaca dari arah E sehingga bayangan jarum A tampak berhimpit
dengan bayangan jarum B. Kemudian tancapkan jarum pentul C dan D sehingga jarum pentul A, B, C, dan D terlihat pada satu garis lurus. 9.
Langkah selanjutnya, singkirkan balok kaca itu dan tarik garis A – B – F - C
– D. 10.
Ukur besar sudut bias (r) yang dibentuk oleh oleh FG dan garis normal,
kemudian masukkan hasilnya pada tabel pengamatan. 11.
Ulangi langkah 1-10 sebanyak 5 kali dengan besar sudut datang yang
berbeda-beda. 12.
Dari langkah 1-10 dapat ditentukan indeks bias kaca (nk)
Catatan : nk (indeks bias kaca), nu (indeks udara) = 1 13.
Buat tabel
No 1
i (derajat) ………
r (derajat) ……..
nk ……..
t ……..
2
………
……..
……..
……..
3
………
……..
……..
……..
14.
Dengan menggunakan hukum pembiasan
nu sin i = nk sin r, dapat dihitung nilai nk (indek bias kaca) 15. t=
Dengan menggunakan rumus pergeseran sinar kaca plan paralel (t) d .Sin (i − r ) Cosr
Keterangan :
d = ketebalan kaca i = sudut dating r = sudut bias t = pergeseran sinar kaca plan paralel 16.
Apa kesimpulan dari langkah 14
17.
Apa kesimpulan jika anda melakukan dengan sudut datang 900.