BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebuah benda yang mengalami perpindahan dari keadaan semula dikatakan bahwa benda tersebut bergerak. Perpindahan itu sendiri dapat terjadi karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Setelah beberapa saat setelah gaya tersebut dihilangkan, benda masih tetap bergerak sampai jarak tertentu. Kecepat Kecepatan an yang yang dialam dialamii benda benda setela setelah h gaya gaya terseb tersebut ut dihila dihilangka ngkan n disebu disebutt dengan kecepatan sisa
1.2 Tujuan percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghitung gerak dengan percepatan uniform.
1.3 Perm ermasa asalah lahan Perm Permas asal alaha ahan n yang yang mungk mungkin in timb timbul ul dala dalam m perc percob obaa aan n ini ini adal adalah ah pada pada percobaan mencari kecepatan sisa, apabila jarak awalnya kurang jauh, jarak sisanya tidak memenuhi.
1.4 Sistimatika laporan Laporan ini dimulai dengan abstrak, kemudian dilanjutkan dengan daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar grafik. Bab I berisi tentang pendahuluan, yaitu latar belakang, tujuan percobaan, permasalahan dan sistimatika laporan. Bab II adalah dasar teori, sedangkan Bab III adalah tentang peralatan dan cara kerja. kerja. Analisi Analisiss data data dan pembaha pembahasan san dileta diletakkan kkan pada pada Bab III, III, sedang sedangkan kan kesimpulan pada Bab IV. IV. Terakhir adalah daftar pustaka dan kesimpulan. k esimpulan.
1
BAB II DASAR TEORI Posisi kecepatan dan percepatan Suatu benda dikatakan mengalami gerak lurus apabila lintasan yang dilalui benda berbentuk garis lurus (tidak berbelok-belok). Untuk dapat menentukan dengan tepat posisi dari suatu benda yang bergerak lurus, maka ditetapkan terlebih dahulu suatu titik pada garis gerak benda tersebut sebagai titik asal gerak. Jarak dari titik asal sampai ke benda tersebut disebut dengan koordinat benda. Biasanya koordinat tersebut dianggap berharga positif apabila benda berada di sebelah kanan titik asal, dan sebaliknya akan dianggap negatif apabila berada di sebelah kiri titik asal. Kecep Kecepat atan an rata rata-r -rat ataa sebu sebuah ah benda benda yang yang berg berger erak ak dide didefi fini nisi sika kan n sebag sebagai ai perbandingan perpindahannya dengan selang waktu terjadinya perpindahan itu. Kecepatan rata-rata (vektor) = perpindahan (vektor) selang waktu (skalar) Kecepatan Kecepatan rata-rata rata-rata adalah besaran besaran vektor, vektor, oleh karena hasil bagi vektor oleh skalar tersebut akan berupa vektor pula, dan arahnya sama dengan arah perpindahan. Kela Kelaju juan an rata rata-r -rat ataa
sebuah sebuah benda benda yang yang berge bergera rak k
dide didefi fini nisi sika kan n
seba sebaga gaii
perbandingan panjang lintasan dengan selang waktunya. Kelajuan rata-rata (skalar) = panjang lintasan (skalar) selang waktu (skalar) Kecepatan sesaat pada suatu titik dapat didefinisikan sebagai kecepatan ratarata sepanjang perpindahan yang sangat kecil sekali dan di sepanjang mana pula titik tersebut berada. Kecepatan Kecepatan benda yang bergerak bergerak berubah secara terus menerus menerus selama selama gerakan gerakan terseb tersebut ut berlan berlangsu gsung, ng, kecuali kecuali pada pada keadaan keadaan terten tertentu. tu. Apabil Apabilaa kecepat kecepatan an terseb tersebut ut mengal mengalami ami peruba perubahan, han, maka maka dikata dikatakan kan bahwa bahwa benda benda terseb tersebut ut berger bergerak ak dengan dengan gerakan yang dipercepat atau mempunyai percepatan. Percepa Percepatan tan rata rata dalam dalam selang selang waktu waktu ketika ketika benda benda berger bergerak ak didefin didefinisi isikan kan sebagai perbandingan perubahan kecepatan terhadap selang waktunya tersebut. Percepatan rata-rata (vektor) = perubahan kecepatan(vektor) selang waktu (skalar)
2
a = v – v0 t – t0 Percepatan sesaat sebuah benda, yaitu percepatan pada suatu saat tertentu, atau pada saat salah satu titik di lintasannya, didefinisikan dengan cara yang sama seperti kecepatan kecepatan sesaat. sesaat. Andaikan Andaikan ∆ v menyatakan perubahan kecepatan selama selang waktu ∆ t, maka percepatan rata-rata selama selang waktu ini adalah :
a = ∆v ∆t Harga Harga limit limit dari percepatan rata-rata rata-rata untuk ∆ t yang teramat sangat kecil, ialah percepatan sesaat a. Harga limit dari ∆ v / ∆ t ialah dv/dt a
= lim ∆v→0
∆ v = dv ∆t
dt
Karena v = dx / dt, maka ditulis : a
dx
= d2x
dt dt
dt2
= d
Gerak lurus yang dialami suatu benda ada bermacam-macam yaitu : 1. Ge Gera rak k luru luruss bera beratu tura ran n
Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus sebuah benda dengan kecepatan tetap (konstan), sehingga percepatannya (a) = 0. v = konstan = ds / dt ⇒ ds = v dt
∫ ds = ∫ v dt ⇒ S = v . t ……………. (1) maka diperoleh jarak yang ditempuh dalam waktu
∆t ⇒ ∆S = v .∆t
2. Gerak lurus berubah beraturan Gerak Gerak lurus lurus beruba berubah h beratu beraturan ran adalah adalah gerak gerak lurus lurus dengan dengan percep percepata atan n konstan konstan (tidak (tidak nol). Dan memiliki memiliki perubahan kecepatan yang sebanding sebanding dengan perubahan kecepatan dan waktu gerak. Pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) be rlaku : v ≠ 0 dan a ≠ 0 karena a = dv / dt, maka maka dv = a . dt Bila diintegrasikan :
∫ dv = ∫ a dt
3
Karena a = konstan, maka
∫ dv = a ∫ dt Misalkan pada keadaan awal (t = 0), kecepatannya adalah v0, sedangkan pada saat t mempunyai kecepatan sebesar v, maka
∫ v dv = a t0∫ t dt
v0
sehingga v – v0 = a (t – 0 ) atau : v = v0 + a t ……………. (2) sedangkan v = ds / dt maka ds = v . dt = (v0 + a t) dt bila diintegrasikan :
∫ ds = ∫ (v0 + a t) dt misalkan juga bahwa pada saat awal benda ada di S0 dan pada saat t benda ada di S, maka :
∫ s ds = t0∫ t (v0 + a t) dt
s0
sehingga : S – S0 = v0t + ½ a t2 ……………… (3) Di sini, S tidak menyatakan jarak yang ditempuh melainkan menyatakan posisi benda pada saat t. Jarak yang ditempuh dalam hal ini adalah x – x0 . Selain rumus-rumus di atas juga terdapat suatu rumus lain untuk gerak lurus dengan percepatan percepatan tetap, yang menghubungkan menghubungkan kecepatan v dengan posisi x. Hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : Dari v = v0 + a t akan diperoleh : t = v - v0 a Substitusi t dalam persamaa (3) akan menghasilkan : S = S0 + ½ v2 - v02 a
4
Jadi v2 = v02 + 2a (S – S0)
BAB III PERALATAN DAN CARA KERJA 3.1 Peralatan Untuk percobaan ini dibutuhkan peralatan: 1. Satu Satu set set Flet Fletche chers rs Tro Troll lley ey 2. Stop Stop cloc clock k sat satu u bua buah h 3. Hold Holdiing magn magnet et 4. Smal Smalll Cont Contac actt Plat Platee 5. Power Power supply supply tegang tegangan an rendah rendah 6. Mors Morsey ey key key sat satu u buah buah 7. Kabel Kabel penghu penghubun bung g satu satu set (8 buah buah))
3.2 Cara kerja 1. Menyus Menyusun un rangkai rangkaian an 1, untuk untuk percobaan percobaan perta pertama. ma. 2. Mencat Mencatat at waktu waktu yang diperlu diperlukan kan untuk untuk menempuh menempuh jarak jarak A dan dan B, atau atau S, dan mengulangi sebanyak 5 kali. 3. Meny Menyus usun un rangk angkai aian an 2. Mene Menent ntuk ukan an jara jarak k B – C atau atau S’ tet tetap ap dan dan mengatu mengaturr penyan penyangga gga bandul bandul agar pada waktu waktu kereta kereta menyen menyentuh tuh small small contact plate, beban telah disangga oleh penyangga. 4. Mencat Mencatat at waktu waktu yang diperlu diperlukan kan (t’) (t’) untuk jarak jarak S’ denga dengan n jarak S yang berubah-ubah menurut langkah 2, dan mengulangi sebanyak lima kali.
5
6
BAB IV ANALISIS DAT DATA DAN PEMBAHASAN PEMBA HASAN 4.1 Anal nalisi isis dat data Ralat pengukuran
Dari hasil pengukuran yang berulang, didapatkan besar gaya yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya ralat kebetulan. Ralat t percobaan 1, dengan S = 20 cm
No. 1. 2. 3. 4. 5.
_ t - t 0.046 -0.024 -0.094 0.026 0.046
t (detik) 1.92 1.85 1.78 1 .9 1.92 _ t=
_ ( t - t )2 0.002116 0.000576 0.008836 0.000676 0.002116
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.01432
1.874
Tabel 1.1 Ralat mutlak:
∑ ∆
_ (∆ F - ∆ F) 2
1/2
= n ( n - 1) =
0.01432
1/2
20
= 0.03 Ralat nisbi:
I= ∆ / =
0.03
t x 100 % x 100 %
1.874 = 1.6 %
Keseksamaan: Keseksamaan:K K = 100 % - I = 100 % - 1.6 % K = 98.4 % Ralat t percobaan 1, dengan S = 30 cm
7
No. 1. 2. 3. 4. 5.
_ t - t 0.018 -0.042 0.008 0.028 -0.012
t (detik) 2.21 2.15 2 .2 2.22 2.18 _ t = 2.192
_ ( t - t )2 0.000324 0.001764 0.000064 0.000784 0.000144
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.00308 Tabel 1.2
Ralat mutlak: _ (t - t)2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0.00308
1/2
20 1/2
=
=
Ralat nisbi:
0.000154
0.01
I= ∆ /
t x 100 %
= 0.01 x 100 % 2.192 = 0.456 %
Keseksamaan: Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0.456 % K = 98.544 %
Ralat t percobaan 1, dengan S = 40 cm _
_
8
No. 1. 2. 3. 4. 5.
t (detik) 2.71 2.63 2.72 2 .7 2.68
( t - t )2 0.000484 0.003364 0.001024 0.000144 0.000064
t - t 0.022 -0.058 0.032 0.012 -0.008
_ t = 2.688
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.00508 Tabel 1.3
Ralat mutlak: _ (t - t)2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
1/2
0.00508 20
1/2
=
=
Ralat nisbi:
0.000254
0.02
I= ∆ / =
t x 100 %
0.02
x 100 %
2.688 = 0.744 %
Keseksamaan: Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0.744 % K = 99.256 %
Ralat t percobaan 2, dengan S = 40 cm
No. 1.
t (detik) 1.15
_ t - t -0.008
_ ( t - t )2 0.000064
9
2. 3. 4. 5.
1.18 1.15 1.14 1.17
0.022 -0.008 -0.018 0.012
_ t = 1.158
0.000484 0.000064 0.000324 0.000144
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.00108 Tabel 1.4
Ralat mutlak: _ (t - t)2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
1/2
0.00108 20
1/2
=
=
Ralat nisbi:
0.000054
0.007
I= ∆ /
t x 100 %
= 0.007
x 100 %
1.158 = 0.6 %
Keseksamaan: Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0.6 % K = 99.4 %
Ralat t percobaan 2, dengan S = 45 cm
No. 1. 2. 3.
t (detik) 1. 0 5 1. 0 4 1. 0 5
_ t - t 0 -0.01 0
_ ( t - t )2 0 0.0001 0
10
4. 5.
1. 0 5 1. 0 6
0 0.01
_ t = 1.05
0 0.0001
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.0002 Tabel 1.5
Ralat mutlak: _ (t - t)2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0.0002
1/2
20 1/2
=
=
Ralat nisbi:
0.00001
0.03
I= ∆ / =
0.03
t x 100 % x 100 %
1.05 = 0.286 %
Keseksamaan: Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0.286 % K = 99.714 %
Ralat t percobaan 2, dengan S = 50 cm
No. 1. 2. 3. 4. 5.
t (detik) 0.98 0.97 0.99 0.98 0.98
_ t - t 0 -0.01 0.01 0 0
_ ( t - t )2 0 0.0001 0.0001 0 0
11
_ t = 0.98
_ Σ ( t - t ) 2 = 0.0002 Tabel 1.6
Ralat mutlak: _ (t - t)2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0.0002
1/2
20 1/2
=
=
Ralat nisbi:
0.00001
0.03
I= ∆ / =
0.03
t x 100 % x 100 %
0.98 = 0.3 %
Keseksamaan: Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0.03 % K = 99.7 %
Besar k dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan : k = S / t2` Sedangkan besar a dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan : k = ½a a = 2k Percobaan I
k
= S / t2` = 0,2 0,2 / (1,8 (1,874 74))2
a
= 2k = 2 . 0,057
12
= 0,2 0,2 / 3,51 3,5118 1876 76
k
k
= 0,057 = S / t2`
= 0,114 a
= 2k
= 0,3 0,3 / (2,1 (2,192 92))2
= 2 . 0, 0 6
= 0,3 0,3 / 4,80 4,8048 4864 64
= 0,12
= 0 ,0 6 = S / t2`
a
= 2k
= 0,4 0,4 / (2,6 (2,688 88))2
= 2 . 0,055
= 0,4 0,4 / 7,22 7,2253 5344 44
= 0,11
= 0,055 Percobaan II
k’ = S’ / t’2`
a’
= 2 k’
= 0,4 0,4 / (1,1 (1,158 58))2
= 2 . 0 ,3
= 0,4 0,4 / 1.34 1.3409 0964 64
= 0 ,6
= 0 ,3 k’ = S’ / t’2`
a’
= 2 k’
= 0,45 0,45 / (1,0 (1,05) 5)2
= 2 . 0, 4
= 0,45 0,45 / 1.10 1.1025 25
= 0 ,8
= 0 ,4 k’ = S’ / t’2`
a’
= 2 k’
= 0,5 / (0,9 0,98)2
= 2 . 0, 5
= 0,5 / 0.96 .9604
= 1,0
= 0 ,5
Dari hasil tersebut dicari ralat mutlaknya untuk mencari besar k da n a
♦ Ralat k percobaan 1
No. 1. 2. 3.
k 0,057 0,06 0,055 _ k = 0,057333
_ _ k - k ( k - k )2 -0,00033 0,000000110889 0,002667 0,00000711289 -0,00233 0,00000544289 _ Σ ( k - k ) 2 = 0,0000126667
Tabel 1.7
13
Ralat mutlak: _ (k - k) 2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0,0000126667
1/2
20 =
0,0008
Besar k percobaan 1 adalah 0,057333 ± 0,0008. Jadi besar k percobaan 1 terletak antara 0,057333 + 0,0008 dan 0,057333 - 0,0008
♦ Ralat k percobaan 2
No. 1. 2. 3.
_ k - k -0,1 0 0 ,1
k 0 ,3 0 ,4 0 ,5 _ k = 0,4
_ ( k - k )2 0,01 0 0,01
_ Σ ( k - k ) 2 = 0,02 Tabel 1.8
Ralat mutlak: _ (k - k) 2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0,02
1/2
20 =
0,03
Besar k percobaan 2 adalah 0,4 ± 0,03. Jadi besar k percobaan 2 terletak antara 0,4 + 0,03 dan 0,4 - 0,03.
14
♦ Ralat a percobaan 1
No. 1. 2. 3.
_ _ a - a ( a - a )2 -0,0007 0,00000049 0,0053 0,00002809 -0,0047 0,00002209 _ Σ ( a - a ) 2 = 0,00005067
a 0,114 0,12 0,11 _ a = 0,1147 Tabel 1.9
Ralat mutlak: _ (a - a) 2
∑ ∆
1/2
= n ( n - 1)
=
0,00005067
1/2
20 =
0,001
Besar a percobaan 1 adalah 0,1147 ± 0,001. Jadi besar a percobaan 1 terletak antara 0,1147 + 0,001 dan 0,1147 0 ,1147 - 0,001
♦ Ralat a percobaan 2
No. 1. 2. 3.
_ a - a -0,2 0 0 ,2
a 0 ,6 0 ,8 1 _ a = 0,8
_ ( a - a )2 0,04 0 0,04
_ Σ ( a - a ) 2 = 0,08 Tabel 1.10
Ralat mutlak:
∑ ∆
_ (a - a) 2
1/2
= n ( n - 1)
15
=
0,08
1/2
20 =
0,06
Besar a percobaan 2 adalah 0,8 ± 0,06. Jadi besar a percobaan 2 terletak antara 0,8 + 0,06 dan 0,8 - 0,06.
Selain itu dapat pula dicari besar V dengan menggunak an rumus : V = a.t Percobaan I V
= 0,114 . 1,874
V
= 0,214 = 0,12 . 2,192
V
= 0,26 = 0,11 . 2,688 = 0,29
Percobaan II V
= 0,6 . 1,158
V
= 0,6948 = 0,8 . 1,05
V
= 0,84 = 1 . 0,98 = 0,98
Dari data S, V dan t, dapat dibuat grafik S = f (t2) dan V = f (t)
Percobaan I
0.6 0.5 y = 0.0522x + 0.03
0.4 0.3 0.2 0.1
16
0 -1
- 0 .2 0 .6
1.4
2 .2
3
3 .8
4 .6
5. 4
6 .2
7
7. 8
Grafik 1.1
Dengan regresi linear : y = 0,0522 x + 0,03 x = 0 → y = 0,03
→ x = - 0,58
y=0
Dari grafik tersebut dapat dicari besar k dengan menggunakan rumus : k = S / t2 = 0,03 / 0,58 = 0,3 Percobaan II
0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 y = -0.2575x + 0.7417
0.1 0 -1
- 0 .2 0 .6
1.4
2 .2
3
3 .8
4 .6
5. 4
6 .2
7
7. 8
Grafik 1.2
Dengan regresi linear : y = -0,2575 x + 0,7417 x = 0 → y = 0,74 y=0
→ x = 2,88
Dari grafik tersebut dapat dicari besar a dengan menggunakan rumus : k = S / t2 = 0,74 / 2,88 = 0,3
17
Percobaan 1
1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 - 0.6 -0.1 - 0.2 -0.2
-1
y = 0.0905x + 0.0509
0 .2
0 .6
1
1 .4
1 .8
2 .2
2 .6
3
Grafik 1.3 Dengan regresi linear : y = 0,0905 x + 0,0509 x = 0 → y = 0,051
→ x = -0,56
y=0
Dari grafik tersebut dapat dicari besar k dengan menggunakan rumus : a = v/t = 0,051 / 0, 0,56 = 0,09 0,094 4 m/dt m/dtk k 2
Percobaan II
2.6 2.4 2.2 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
y = -1.3865x + 2.265
0
0. 2
0.4
0. 6
0.8
1
Grafik 1.4
18
1. 2
1.4
1.6
Dengan regresi linear : y = -1,3865 x + 2,265 x = 0 → y = 2,26 y=0
→ x = 1,6
Dari grafik tersebut dapat dicari besar k dengan menggunakan rumus : a = v/t = 2,26 / 1,6 = 1,4 m/ m/dtk 2
4.2 Pembahasan Bila dibandingkan, percobaan pertama lebih cepat daripada percobaan kedua. Hal ini dikarenakan, pada percobaan kedua ketika waktu dicatat, sudah tidak ada gaya pada benda, sehingga benda hanya bergerak dengan kecepatan sisa saja. Pada Pada percob percobaan aan pertam pertamaa semaki semakin n jauh jauh jarak jarak S, semaki semakin n lama lama waktu waktu yang yang diperlukan diperlukan untuk menempuh menempuh jarak tersebut. tersebut. Pada percobaan kedua, dengan S’, yang sama sama didapat didapatkan kan bahwa bahwa semaki semakin n jauh jauh jarak jarak S, maka maka semaki semakin n cepat cepat waktu waktu yang yang dibutuhkan benda untuk menempuh jarak S’. Perbandingan hasil a dan k, dari perhitungan rumus dengan grafik, dengan menggunakan rumus yang berbeda, perbedaannya tidak terlalu besar, kemungkinan besar besar perbeda perbedaann annya ya diakib diakibatk atkan an karena karena akumul akumulasi asi perbeda perbedaan an pembul pembulata atan n angka angka desimal.
19
BAB V KESIMPULAN Dari berbagai kegiatan yang kami lakukan dalam melaksanakan percobaan ini, kami dapat menyimpulkan beberapa masalah, antara lain:
•
Benda yang bergerak dengan gaya, geraknya lebih cepat daripada benda yang bergerak tanpa gaya, hanya disebabkan karena kecepatan awalnya saja..
•
Semakin jauh jarak S, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
•
Semakin jauh jarak S, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan benda untuk menempuh jarak S’.
•
Besar k pada percobaan I adalah 0,057333 ± 0,0008
•
Besar k pada percobaan II adalah 0,4 ± 0,03
•
Besar a pada percobaan I adalah 0,1147 ± 0,001 m/dtk 2
•
Besar a pada percobaan II adalah 0,8 ± 0,06 m/dtk 2
20
ABSTRAK Jika Jika sebuah sebuah gaya gaya beker bekerja ja pada pada sebuah sebuah benda benda diam diam,, maka maka bend bendaa itu itu akan akan bergerak dengan arah resultan gaya tersebut dengan suatu percepatan a. Selama gaya tersebut tetap bekerja pada benda, maka benda itu akan tetap akan bergerak dengan percepatan konstan sampai pada titik / detik tertentu gaya dihilangkan benda akan tetap bergerak dengan kecepatan awal ≠ 0 (kecepatan sisa) dan mengalami suatu perlambatan hingga akhirnya berhenti. Percobaan ini akan mempelajari kejadian seperti di atas dengan memakai alat Fletch Fletchers ers Troll Trolley ey,, dengan dengan mengac mengacu u pada pada hukum hukum Newton Newton tentan tentang g gerak gerak benda. benda. Percobaan ini melihat dua keadaan, yaitu ketika benda bergerak karena adanya gaya, dan benda gergerak dengan kecepatan sisa.
i
DAFTAR DAFTAR ISI IS I
1.
Abstra Abstrak k
....... .......... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ......
( i )
2.
Daftar isi
........... ............ ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
( ii )
3.
Daft Daftar ar gamb gambar ar
..... ....... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... .....
( iii iii )
4.
Daf Daftar tar tabel abel
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
( iv )
5.
Daftar grafik
………………………………………………………
( v )
6.
BAB I Pendah dahuluan uan
... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
1
...... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
1
........ ......... .......... ......... ......... ......... .......... ...
1
....... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
1
1.4 Sistimatika lapor aporaan
......... ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
1
7.
BAB II Dasar Teori
........ ......... .......... ......... ......... ......... .......... ...
2
8.
BAB III Peralatan dan dan cara kerj erja
1.1 Latar bela elakang ang 1.2 Tujuan percobaan 1.3 Permasalahan han
9.
..... ............. ............ ............ ............ ............. ....
5
3.1 Peralatan
...... ............ ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
5
3.2 Cara ker kerja
.... ............ ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
5
BAB IV Analisis data dan pembahasan
... ......... ......... ......... .......... ...
7
4.1 Anal nalisis data ata
.......... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
7
4.2 Pembahas hasan
.......... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
20
.... ............ ............ ............. ............ ............ ............ ............. ....
21
10. 10. BAB V Kes Kesimpul pulan 11. Daf Daftar tar Pust ustaka aka
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..
12. Lampiran
ii
( vi vi )
DAFTAR DAFTAR GAMBAR GA MBAR
1. Gambar rangkaian rangkaian alat alat percobaa percobaan n1 Gamb Gambar ar 1.1 1.1
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
6
2. Gambar rangkaian rangkaian alat alat percobaa percobaan n2 Gamb Gambar ar 1.2 1.2
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
iii
6
DAFTAR TABEL 1. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 1, deng dengan an S = 20 20 cm Tabel abel 1.1
.... ...... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... ..
7
2. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 1, deng dengan an S = 30 30 cm Tabel abel 1.2
.... ...... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... ..
8
3. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 1, deng dengan an S = 40 40 cm Tabel abel 1.3
.... ...... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... ..
9
4. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 2, deng dengan an S = 40 40 cm Tabel 1.4
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
10
5. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 2, deng dengan an S = 45 45 cm Tabel 1.5
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
11
6. Tabel ralat ralat t perc percoba obaan an 2, deng dengan an S = 50 50 cm Tabel 1.6
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
12
7. Tabel abel ral ralat at k perc percob obaan aan 1 Tabel 1.7
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
14
8. Tabel abel ral ralat at k perc percob obaan aan 2 Tabel 1.8
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
14
9. Tabel abel ral ralat at a perco percobaa baan n1 Tabel 1.9
...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
15
10. Tabel ralat ralat a percobaan 2 Tabel 1.10 ...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....
iv
16
DAFTAR GRAFIK
1. Graf Grafik ik S = f (t2) percobaan 1 Graf Grafik ik 1.1 1.1
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
17
2. Graf Grafik ik S = f (t2) percobaan 2 Graf Grafik ik 1.2 1.2
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
18
3. Graf Grafik ik v = f (t) (t) percob percobaa aan n1 Graf Grafik ik 1.2 1.2
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
18
4. Graf Grafik ik v = f (t) (t) percob percobaa aan n2 Graf Grafik ik 1.2 1.2
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
v
19
DAFTAR PUSTAKA 1.
Dose Dosen n - dosen dosen Fisik Fisika, a, Fisi Fisika ka I, Jurus Jurusan an Fisi Fisika ka Fakult Fakultas as Matema Matemati tika ka dan dan Ilmu Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 1998.
2.
Sears Sears.. Zemans Zemansky ky,, Fisik Fisikaa Untuk Untuk Universit Universitas as 1, Yaya Yayasan san Dana Buku Indones Indonesia, ia, Jakarta-New York, York, 1994.
3.
Dosen Dosen - dosen dosen Fisika, Fisika, Petunj Petunjuk uk Praktik Praktikum um Fisika Fisika Dasar Dasar, Fakultas Fakultas Matema Matematik tikaa dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 1998.
vi