BAB I PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan yang yang menurut Mochtar Kusumaatmadja Kusumaatmadja luas lautnya mencapai 3.166.163 km 2 dengan pantai sepanjang 81.000 km, ditunjang letak geografis yang menguntungkan untuk tempat tumbuhnya berbagai macam tanaman laut (Baridin K.1985). Diperkirakan jenis tanaman laut yang dapat tumbuh di perairan Indonesia adalah 555 jenis, dan kurang lebih ada 21 jenis diantaranya berguna dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan serta memiliki nilai ekonomis sebagai komoditas perdagangan. Salah satu jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah yang termasuk dalam kelas alga merah. Alga adalah biota laut yang umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Alga tumbuh dengan mendekatkan dirinya pada karang lumpur, pasir, batu dan tumbuhan lain secara spesifik (Anggadiredja, dkk, 2006). Untuk susunan tubuhnya, umumnya bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) dan sering juga membentuk filamen (benang) (Hidayat, 2006). Alga merah ( Phylum Phylum Rhodophyta) Rhodophyta) merupakan salah satu kelompok alga yang sering dimanfaatkan potensinya secara ekonomis. Jenis-jenis alga merah antara lain Gracilaria gigas, Gracilaria salicornia, Gracillaria verrucosa, Amphiroa rigida, Hypnea asperi, Eucheuma cottonii, Eucheuma edule, Kappaphycus alvarezii, Eucheuma spinosum, Laurencia elata, Gelidium latifolium dan lain sebagainya. Alga merah memiliki potensi kandungan yang dapat dimanfaatkan, diantaranya agar dan carrageenan. carrageenan. Agar merupakan senyawa polisakarida sulfat yang memiliki sifat-sifat koloid sehingga banyak dimanfaatkan untuk formulasi berbagai produk. Agar-agar dan karaginan adalah sejenis senyawa polisakarida yang terdapat dalam alga merah. Kedua senyawa tersebut banyak digunakan dalam industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kesehatan, dan lain-lain sebagai bahan aditif yang penting. Perairan tropis di Indonesia dengan keragaman jenis makroalga penghasil agar-agar dan karaginan yang cukup tinggi mempunyai potensi yang baik untuk pengembangan usaha budidaya dan pengolahannya.
1
Untuk dapat mengolah dan memanfaatkan senyawa tersebut diperlukan cukup banyak hasil analisis kimia mulai dari tahap pasca panen, ekstraksi, dan pemurnian, pengujian sifat dan kualitas, sampai penggunaannya dalam berbagai macam industri. Oleh karena itu penelitian tentang analisis senyawa kimia dalam alga merah dan pemanfaatannya sangat menarik untuk dilakukan sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam di Indonesia.
2
BAB II ISI
Alga merah yang berada di daerah beriklim tropis dan perairan laut di dekat pantai memiliki nilai ekonomi dan ekologi penting. 5000-6000 jenis alga merah, diklasifikasikan dalam divisi Rhodophyta. Alga merah adalah salah satu kelas dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya banyak sel (multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan menimbun kalsium karbonat di dalam dinding selnya. Alga ini dapat mencapai panjang antara 10 cm sampai 1 m dan berbentuk benang atau lembaran. Contoh : Eucheuma, Gelidium, Glacilaria, Batrachospermum, Chondrus, Porphyra, Poliysiphonia, Nemalion. Peranan alga merah Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar. Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil A, B, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan flouresensi.
Ciri-ciri alga merah :
a. Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. b. Tidak memiliki flagela. c. Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
3
d. Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan
dalam bentuk tepung
fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dantetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
Cara hidup alga merah
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
Habitat alga merah
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam. Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik dilautan maupun di perairan tawar.
Reproduksi alga merah
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar sepertibotol. Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya. Reproduksi aseksual terjadi 4
dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
Kandungan alga merah yang bermanfaat dalam bidang kedokteran gigi
1.
Sorbitol Salah satu kandungan yang terdapat dalam alga merah Bostrychia scorpiodes mengandung 13,6 persen sorbitol. Sorbitol baik digunakan sebagai pemanis pengganti sukrosa karena mempunyai keuntungan antara lain tidak bersifat kariogenik. Sorbitol termasuk dalam golongan gula alkohol yang mempunyai keunikan yaitu gula alkohol tidak mempunyai gugus karbonil dalam rantainya. Fakta ini membuat gula alkohol kurang reaktif secara kimiawi sehingga kurang berpartisipasi dalam pembentukan asam pada plak gigi.
2.
Kalsium dan Fosfor Dalam alga merah terkandung mineral kalsium dan fosfor yang memiliki manfaat dalam pembentukan struktur tulang dan gigi.
Hasil olahan alga merah yang dimanfaatkanbidang kedokteran gigi
1.
Karanginan Karanginan adalah senyawa hidrokloid. Merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstrak dari rumput laut karagenofit seperti Eucheuma sp., Hypnea sp. Karaginan berperan sangat penting sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengentalan), pembentuk gel, pengemulsi dan lain-lain (Imeson 2010). Sifat ini banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, pasta gigi, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, dan industri lainnya.
2.
Agar-agar Agar merupakan hidrokoloid rumput laut yang memiliki kekuatan gel yang sangat kuat. Senyawa ini dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae terutama genus Gracilaria, Gelidium. Dalam kedokteran gigi, biasanya agar-agar ini digunakan sebagai bahan cetak reversible.
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Alga merah ( Phylum Rhodophyta) merupakan salah satu kelompok alga yang sering dimanfaatkan potensinya secara ekonomis. Alga merah memiliki potensi kandungan yang dapat dimanfaatkan, diantaranya agar dan carrageenan. Agar-agar dan karaginan adalah sejenis senyawa polisakarida yang terdapat dalam alga merah. Kedua senyawa tersebut banyak digunakan dalam industri makanan, pasta gigi, farmasi, kosmetik, tekstil, kesehatan, dan sebagainya. Beberapa kandungan dalam alga merah seperti sorbitol, kalsium dan fosfor juga memiliki manfaat dalam pembentukan, perkembangan, serta pemeliharaan gigi geligi.
B. Saran Diharapkan sebagai mahasiswa , kita lebih menjaga dan memelihara kelestarian alga merah yang merupakan salah satu sumber daya kelautan yang memiliki banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan alga merah dalam bidang kedokteran gigi.
6