tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh penderita.Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur,penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. 2. Patofisiologi Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih. Materi genetik virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. DI dlam sel, virus berkembang biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus
yang
baru
kemudian
menginfeksi
limfosit
lainnya
dan
menghancurkannya. Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4 yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atau limfosit penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lain pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang semuanya membantu menghancurkan selsel ganas dan organesme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker. 3. Farmakoterapi Obat-obatan HIV AIDS : 1.NRTI (nucleoside atau nucleotide reserve transcriptase inhibitor) 2.NNRTI (non nucleoside reserve transcriptase inhibitor) 3.PI (protease inhibitor) 4. Penularan AIDS Dari tekniknya, virus AIDS sulit berpindah. Kontak secara kebetulan di dudukan toilet, bersentuhan, berjabat tangan, memencet tombol pintu, setelah ditengarai menjadi saluran penularan AIDS. Padahal pengertian ini salah besar. AIDS ditularkan melalui transfusi darah. Virus ditemukan di darah, mani, kelenjar vagina, urin, air susu, air ludah dan air mata. Biasanya kulit sudah cukup untuk menghentikan masuknya virus. Tapi jika cairan di tubuh anda, virus langsung masuk ke tubuh anda dan untuk itu bisa menular.
Meskipun virus AIDS ditemukan pada kelenjar air ludah, ciuman dipertimbangkan bukanlah faktor beresiko penularan AIDS. Tidak ada catatan penularan dengan cara ini. Cairan yang beresiko tinggi adalah darah dan mani, dan pada tingkat yang lebih rendah, kelenjar vagina. Jika kulit anda luka, itu bisa menjadi tempat masuknya virus AIDS. Lebih mudah lagi penularan AIDS melalui anal seks karena lubang anus lebih menyenangkan daripada vagina. Sebaliknya, butiran kelenjar juga dihasilkan lubang vagina selagi berhubungan intim. Ini adalah jalur langsung menuju darah buat virus AIDS. Ini bisa terjadi pada anda. Jika penis anda panas atau kulit terluka, virus langsung bisa masuk ke dalam darah. Para ahli mengemukakan bahwa anda tidak harus berhubungan seks dengan memaksa atau kekerasan. Hindari memasukkan obyek yang besar ke dalam vagina atau anus. Gunakanlah kondom bersih dan sederhana.
Gambar 2. 9. bentuk Virus HIV AIDS 5. Pencegahan a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. b. Tidak bergonta-ganti pasangan. c. Menghindari pemakaiaan obat-obatan terlarang. d. Penggunaan jarum suntik hanya sekali pakai. e. Ibu yang positif HIV dianjurkan untuk tidak menyusui ba yinya. f.
Penderita HIV jangan melakukan donor darah.
g. Setiap melakukan transfusi darah, darah dipastikan benar-benar terbebas dari HIV.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka di dapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Imunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi imunitas. Imunologi berasal dari ilmu kedokteran dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama wabah Athena tahun 430 SM. Thucydides mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat mengobati penyakit tanpa terkena penyakit sekali lagi. 2. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. 3. Sistem imun berfungsi sebagai pelindung tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh. 4. Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Dilihat dari beberapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respon imun yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder. 5. Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh spesifik dan pertahanan tubuh non spesifik. 6. Mekanisme imunitas meliputi imunitas selular, yang dalamnya sel T dan makrofag berpartisipasi dan imunitas humoral (dengan perantara antibodi) yang melibatkan dalam sel T, sel B dan makrofag. 7. Ditinjau dari cara memperolehnya, imunitas dibagi menjadi dua yaitu imunitas aktif, yaitu bila seseorang secara aktif membentuk sendiri imunitasnya terhadap suatu penyakit dan imunitas pasif, yaitu bila
imunitas itu berasal dari luar yang kemudian masuk atau dimasukkan ke dalam tubuh. 8. Reaksi hipersensitivitas adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak berbahaya. 9. Reaksi hipersensitivitas dibagi menjadi 4 tipe yaitu tipe I, II, III, dan IV. 10. HIV- AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem imunitas manusia. HIV ditularkan melalui cairan tubuh, transfusi darah, jarum suntik, dan hubungan seks.
B. Saran
Yaitu untuk pembaca diharapkan dalam membaca makalah ini dapat lebih tahu dan memahami tentang pentingnya Sistem Imun sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang awam dan dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan dilingkungan. Selain itu penulis mengharapkan saran yang membangun yang dapat menjadi motivasi dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya penulis lebih teliti dan lebih baik lagi dalam menyampaikan informasi dalam bentuk tertulis seperti makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aisa. Makalah Anatom dan Fisiologi Manusia (Sistem Imun). 2012. Kendari : Universitas Haluoleo. http://aisaayi.blogspot.com/2013/03/anatomidan-fisiologi-manusia.html. Diakses tanggal 26-2-2014. Bloom dan Fawcett. Buku Ajar Histologi Edisi 12. 2002. Jakarta : EGC. Gibson, John. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196812012001122 -RITA_SHINTAWATI/RITA-1/FILARIASIS.pdf. Diakses tanggal 262-2014. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/ http://id.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rj a&uact=8&ved=0CD4QFjAD&url=http%3A%2F%2Ffarmasi.unud.ac.i d%2Find%2Fwp-content%2Fuploads%2FHIPERSENSITIVITAS presentasi.pdf&ei=5xlU7LLOoKjugT56oHoAw&usg=AFQjCNGi7zGj4mC29ivaH3bReIP CKQt0Zw&bvm=bv.65788261,d.c2E http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja &ved=0CFAQFjAD&url=http%3A%2F%2Frepository.unand.ac.id%2F 17674%2F1%2FReferat%25202%2520%2520Tonsilektomi.pdf&ei=4wkMU9OmLoeMrQe3iIDoBw&usg=AF QjCNEm6uR56yBUEMznAsWdhHY5l9HAOA&bvm=bv.61725948,d. bmk Materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf earce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia. Sophia,Yenny, dkk. 2013. Makalah Penyakit HIV-AIDS . Medan : Universitas Tjut Nyak Dhien. Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC.