ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL: KEHILANGAN DAN BERDUKA
MAKALAH
oleh: Risa Syahbana Badar
NIM 152310101100 152310101100
Azmy Avi Alizain
NIM 152310101107 152310101107
Anisa Diah Purnama S
NIM 152310101320 152310101320
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL: KEHILANGAN DAN BERDUKA
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa, dengan dosen pengampu: Ns. Erti I. Dewi, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep.J
oleh: Risa Syahbana Badar
NIM 152310101100
Azmy Avi Alizain
NIM 152310101107
Anisa Diah Purnama S
NIM 152310101100
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................... HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1.2 Tujuan .........................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 2.1 Contoh Kasus ............................................................................................. 2.2 Pengertian ...................................................................................................
2.2.1 Pengerian Diagnosa Keperawatan Dukacita terganggu ....................... 2.2.2 Psikopatologi ........................................................................................ 2.3 Diagnosa ......................................................................................................
2.3.1 Diagnosa Medis .................................................................................... 2.3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 2.4 Penatalaksanaan ........................................................................................
2.4.1 Terapi Medis......................................................................................... 2.4.2 Asuhan Keperawatan ............................................................................ BAB 3. PENUTUP ...................................................................................................... 3.1 Simpulan ..................................................................................................... 3.2 Saran ........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno 2004) Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius. Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien kelurga perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman
1
pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Perry & Potter 2005) 1.2 Tujuan
1.2.1.Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa mengenai kehilangan dan berduka 1.2.2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui mengenai asuhan keperawatan jiwa mengenai kehilangan dan berduka. b. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan jiwa mengenai kehilangan dan berduka. c. Mahasiswa mengetahui terapi medis maupun intervensi keperawatan untuk pasien dengan diagnosa masalah psikososial: kehilangan dan berduka.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Contoh Kasus
Seorang pasien bernama Ny. S berusia 36 tahun dirawat di ruang Melati RS. Jiwa Sehat. Ny. S dibawa oleh keluarga pada hari Jum’at tanggal 17 Februari 2017 pukul 08.00 Wib karena perilaku Ny. S berubah semenjak suaminya meninggal satu bulan yang lalu. Ny. S selalu mengurung dan menarik diri dari lingkungan sekitar, bersedih sepanjang hari, jarang tidur karena selalu merasa cemas, merasa putus asa untuk melanjutkan hidup tanpa seorang suami,
dan merasa bersalah karena belum
merawat suaminya dengan baik. Hal tersebut menyebabkan berat badannya turun drastis dalam satu bulan terakhir. Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pasien tersebut ke rumah sakit agar kondisi pasien dapat pulih. 2.2 Pengertian
Diagnosa Dukacita Terganggu adalah gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal mengalami harapan formatif dan bermanefestasi gangguan fungsional (Herdman & Kamitsuru, 2014). Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai kesedihan yang sangat, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari orang lain, kehilangan minat untuk tidur, seks, serta hal-hal yang menyenangkan lainnya (Muhith, 2015).
2.3 Psikopatologi/ Psikodinamika(pilih salah satu)
2.4 Diagnosa Medis dan diagnosa keperawatan
Berikut ini adalah diagnosa Medis dan diagnosa Keperawatan yang dapat diangkat dari kasus tersebut: 2.4.1. Diagnosa Medis Diagnosa medis yang dapat diangkat dari kasus tersebut adalah Depresi.
3
(unipolar). Depresi unipolar berbeda dengan depresi-depresi psikotik. Depresi unipolar disebabkan suatu stressor yang terjadi secara tiba-tiba misalnya kematian meskipun lama kelamaan akan menjadi lebih dalam. Reaksi depresif lebih berat namun tidak disertai dengan delusi seperti pada psikosis (Semiun, 2006) 2.4.2 Diagnosa Keperawatan Dukacita terganggu berhubungan dengan kematian orang terdekat yang ditandai dengan pasien merasa cemas, tidak percaya, merindukan almarhum, serta tingkat intimasi/keakraban yang rendah.
2.5 Penatalaksanaan (Terapi Medis dan Keperawatan)
2.5.1. Terapi Medis Pemberian obat antidepresan. Pemberian obat antidepresan bisa dimulai dengan SSRI atau salah satu depresan terbaru. Apabila tidak berhasil, pertimbangkan antidepresan trisiklik, MAOI (terutama pada depresi ‘apikal’) atau kombinasi beberapa obat yang efektif apabila obat pertama tidak berhasil. Waspadalah dengan efek samping dan bahawa antidepresan ‘dapat’ mencetuskan episode manikpada beberapa pasien bipolar. Setelah sembuh dari episode depresi pertama, obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan, meskipun demikian pada beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat rumatan untuk periode panjang. Antidepresan saja tidak dapat mengobati depresi psikosis unipolar. Litium juga dapat diberikan karena efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar akut dan beberapa pasien unipolar (Tomb, 2003). Namun, Lithium bisa berubah menjadi racun jika kadarnya terlalu tinggi di dalam darah. Oleh karena itu, penderita yang mengonsumsi lithium perlu melakukan tes secara teratur untuk mengawasi tingkat lithium dalam darah (Alodokter, Tanpa tahun).
2.5.2. Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi sebagai berikut:
4
a. Pengkajian Nama
: Ny. S
Dx. Medis
: Depresi
NO
1.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Pasien mengatakan merasa
Dukacita
Dukacita
cemas dan putus asa
terganggu
terganggu
PARAF NERS
DS : AB
karena ditinggal suaminya, merindukan almarhum DO : -
Pasien terlihat
Sedih
sedih, -
Terlihat putus asa,
-
serta tingkat intimasi/keakraban yang rendah
Suami meninggal
b. Diagnosa keperawatan Nama
: Ny. S
Dx. Medis
: Depresi
No.
Tgl/ jam
DX keperawatan
Paraf Ners
1.
17 Februari 2017, pukul 08.10
Dukacita terganggu berhubungan dengan kematian orang terdekat yang ditandai dengan percaya,
pasien
merasa
merindukan
5
cemas,
tidak
almarhum, serta
AB
tingkat intimasi/keakraban yang rendah.
c. Intervensi keperawatan Nama
: Ny. S
Dx. Medis
: Depresi
NO
1.
DIAGNOSA
Dukacita terganggu
BERHUBUNGAN DENGAN berhubungan dengan kematian orang terdekat yang
TUJUAN
Setelah
INTERVENSI
2x24 jam
pasien
mampu
menurunkan
depresi
aktif
dengan kriteria hasil :
mengidentifikasi
gejala cemas
Peningkatan koping
dan
mengungkapkan
Pengurangan kecemasan
-mampu
Mendengar
Konseling
Dukungan emosional
- postur tubuh,
ekspresi wajah, bahasa
integritas
tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan
keluarga
kurangnya kecemasan
6
Peningkatan kesadaran diri
- Pasien dapat tidur nyenyak
-pasien dapat mengatur pola makan
-pasien mengelola sosial
dapat ketertiban
Peningkatan
Peningkatan tidur Manajemen nutrisi Terapi relaksasi
d. Intervensi Nama
: Ny. S
Dx. Medis
: Depresi
No. 1.
Tgl/jam 17 Februari 2017/ 08.15-08.30
Implementasi
Paraf Ners
Mendengar aktif
Mengurangi kecemasan
Meningkatkan koping
Memberi Konseling
Memberi dukungan
AB
emosional
Meningkatkan integritas keluarga
17 Februari 2017 10.00-10.30
Meningkatkan kesadaran diri
Meningkatkan tidur
Memanajemen nutrisi
Terapi relaksasi
AB
e. Evaluasi Nama
: Ny. S
Dx. Medis
: Depresi
NO
TGL/JAM
DIAGNOSA
EVALUASI
PARAF NERS
1.
18 Februari 2017 /20.00 WIB
Dukacita
S : Pasien
Terganggu
mengatakan merasa lebih
7
tenang dan menerima ketidakadaan almarhum O : Pasien sudah mulai tenang, tidak Nampak kekhawatiran yang mendalam, kontak mata baik A : masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi: dukungan emosional P : Pantau tingkat kecemasan selanjutnya
8
AB
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Pasien dengan masalah kehilangan dan berduka merupakan klien yang sangat membutuhkan penanganan secara psikis dan fisik yang tepat dan menyeluruh. Jika tidak tertangani, maka risiko depresi yang lebih parah bisa terjadi. Dengan intervensi keperawatan dan medis yang berjalan bersamaan diharapkan dapat memberikan perbaikan psikis dan fisik yang baik pada pasien.
3.2 Saran
Sebagai perawat harus bisa memberikan pelayanan dan asuhan yang baik dan tepat kepada pasien dengan salah satu cara mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka pasien, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk empati sehingga dengan hal ini diharapkan proses penyembuhan pasien dapat berjalan dengan baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter, 2005. Fundamental Keperawatan volume 1, Jakarta: EGC. Suseno, 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan, Jakarta: Sagung Seto. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius. Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa [Teori dan Aplikasi]. Yogyakarta: ANDI. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Tomb, D. A. (2003). Buku Saku Psikiatri (6 ed.). (T. M. N, Penyunt., M. W. Nasrun, & dkk, Penerj.) Yogyakarta: EGC. Alodokter. (Tanpa tahun). Pengobatan Depresi. [on line]. http://www.alodokter.com/ depresi/pengobatan. [26 Februari 2017].
10