BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada saat ini bahaya, kerusakan, dan kerugian adalah kenyataan yang
harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi resiko dalam
kehidupan khususnya kehidupan ekonomi. Tentu saja ini membutuhkan persiapan
sejumlah dana tertentu sejak dini.
Oleh karena itu, banyak orang yang mengambil cara sistem untuk dapat
menghindari resiko kerugian dan bahaya tersebut diantaranya adalah
asuransi.
Asuransi merupakan sebuah sistem untuk mengurangi kehilangan finansial
dengan menyalurkan resiko kehilangan dari seorang atau perusahaan ke
lainnya. Apabila resiko yang tak terduga itu menimpa salah seorang dari
mereka yang menjadi anggota, maka kerugian akan ditangguung bersama.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dasar asuransi ?
Bagaimana sejarah asuransi ?
Bagaimana cara penggolongan asuransi ?
Apa saja prinsip dari asuransi ?
Apa manfaat dan ujuan asuransi ?
6. Mengapa asuransi berperan sebagai pengalih resiko ?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian dasar dari asuransi
Mengetahui sejarah asuransi
Mengetahui macam-macam penggolongan asuransi
Mengetahui prinsip dari asuransi
Mengetahui manfaat serta tujuan asuransi
Mengetahui peran asuransi sebagai pengalih resiko
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan
resiko(risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak
(tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak
berarti menghilangkan kemungkinanmisfortune, melainkan pihak penaggung
menyediakan pengamanan financial (financial securitypeace of mind) bagi
tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah
yang sangat kecil bila dibandingan dengan potensi kerugian yang dideritanya
(Morton: 1999).
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugan-kerugian
kecilyang sudah pasti penggantian kerugian-kerugian yang besar yang belum
pasti( Abbas Salim: Principle of Insurance). Asuransi adalah suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung meningkatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
keadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapakan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu(KUHD
Pasal 1246). UU No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian: perjanjian antara
dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung meningkatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertenggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita oleh tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Kesimpulannya orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa
sekarang agar bisa menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada
waktu masa mendatang.
2.2 Sejarah Asuransi
Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang
dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668 M di Coffe
House London berdiriah Llyod of Londonsebagai cikal bakal asuransi
konvensional. Sumber hokum asuransi adalah hokum positif, hokum alami, dan
contoh yang ada sebelumnya sebaaimana kebudayaan.
Sejarah asuransi di Indonesia berwal pada masa penjajahan Belanada,
terkait dengan keberhasilan dari negeri tersebut disektor perkebunan dan
perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan terhadap
keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi. Perkembangan
industry asuransi sempat terhenti pada masa penjajahan Jepang.
2.3 Penggolongan Asuransi
1. Asuransi Kerugian/ Umum
Asutansi keugian/umum(general Insurance) adalah jenis asuransi yang
member jaminan bagi berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai
kepentingan.
2. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa (life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan
jaminan terhadap kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa
yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang
berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan,
meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti asuransi
berjangka(term Insurance), asuransi seumur hidup(whole Life Insurance),
edowmwnt insurance, anuitas, dan asuransi industry(industrial insurance)
dimana fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan menjadi
beberapa unsure antara lain:
a. Membantu pihak yang kecelakaan.
b. Membyar asuransi bagi tertanggung yang meninggal.
c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meniggalnya pejabat
kunci perusahaan.
d. Menghimpun dana untuk persiapan pengsiun.
e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan.
Dana yang dikumpulkan berupa premi asuransi dan kemudian diinvestasikan.
Untuk memberikan pelayanan yang maksimalmaka industry asuransi jiwa setiap
tahun harus meningkatkan kinerja usaha, sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan masyarakat terhadap performa asuransi jiwa. Umumnya criteria
yang dignakan untuk menilai asuransi jiwa adalah:
a. Pertumbuhan premi bruto. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
perusahaan asuransi mampu menggaet premi. Ukuran yang diberlakukan
didasarkan tas rata-rata industry, yaitu 20%.
b. Rasio perubahan modal sendiri terhadap modal sendiri harus lebih besar
atau sama dengan 10%. Rasio ini untuk mengukur perubahan modal sendiri.
c. Rasio kekayaan yang dipengaruhi terdahadap jumlah kewajiban. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kecukupan solvensi perubahan yang dapat
menjamin resiko tanggungan sendiri. Batas resiko terbaik di atas 100%.
d. Rasio kekayaan lancer terhadap kewajiban lancar tidak boleh atau sama
dengan 150% hal ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasional perusahaan sehari-hari tanpa mencairkan investasi.
e. Rasio investasi terhadap cadangan teknis terhadap rasio terbaik diatas
100%. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajibannya kepada pemegang polis jangka panjang.
f. Mengukur efisiensi perusahaan dalam pembelian asset tetap, untuk itu
digunakan rasio asset tetap terhadap modal sendiri. Rasio terbaiknya tak
lebih atau sama dengan 40%.
g. Rasio premi retensi sendiri terhadap modal sendiri dengan rasio terbaik
tidak lebih atau sama dengan 28,96% rasio ini melihat
batasan exposure resiko tanggungan sendiri.
h. Rasio pendapatan asuransi investasi neto terhadap rata-rata jas klan
investasi lebih besar ketimbang rata-rata suku bunga deposito satu tahun
atau 13%. Rasio ini untuk mengetahui pendaptan investasi neto peusahaan.
i. Rasio penjumlahan beban klaim neto, badan usaha, dan komisi neto
terhadap pendapatan premi neto harus lebih kecil atau sama dengan 100%.
Rasio ini dipergunakan untuk mengetahui biaya overhead perusahaan.
j. Rasio laba tahun berjalan terhadap rata-rata sendiri. Rasio ini untuk
mengetahui kemampuan modal sendiri dalam mencetak untung. Standar
terbaiknya harus lebih besar dari 13% yang diambil dari rata-rata suku
bunga deposito satu tahun.
Setelah mengetahui rasio dari keseluruhan perusahaan asuransi
selanjutnya adalah memberikan nilai atau skor. Perusahaan yang masuk
standar terbaik diberi nilai 1 dan 0 bila diluar standar terbaik.
Selanjutnya adalah pemberian predikat berdasarkan hasil penjumlahan dari 10
rasio yang menjadi kriteria.
3. Asuransi social
Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan
tersendiri yang berdifat wajib serta didalamya terkandung tujuan tertentu
dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian
anggota masyarakat. Karenaya system ini disebut asuransi sosial. Asuransi
sosial harus meningkatkan kinerja untuk tetap memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat. Bentuk-bentuk kegiatan asuransi yang umumnya
sering ditemui dikalangan masyarakat antara lain :
a. Asuransi harta
Asuransi harta (property insurance) merupakan pertanggungan untuk semua
hak milik berupa harta benda yang meiliki resiko atau bahay kebakaran,
kecurian atau tenggelam dilaut. Terdiri dari asuransi kebakaran(fire
insurance), pengangkutan(marine insurance), penerbangan,
kecelakaan(accident insurance).
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Asuransi tanggung gugat (liability insurance) dapat terjadi pada
asuransi pengangkutan, kebakaran, kendaraan bermotor, dan asuransi
kebakaran.
c. Asuransi kerugian
Usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penaggungan resiko atas kerugian,
kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti.
d. Asuransi kebakaran
Sesuatu yan terbakar yang seharusnya tidak terbakar, yang kejadiannya
merupakan suatu kecelakaan bukan secara tiba-tiba, tidak ada unsur
kesengajaan dan/ tidak dapat diperkirakaan.
e. Reasuransi
Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungakan atau
asuransi asuransi. System penyebaran resiko di mana penanggung menyebarkan
seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penaggung
yang lain. Adapun fungsi reasuransi yang dapat dinikmati masyarakat adalah
- Meningkatkan kapasitas akseptasi.
- Alat penyebaran resiko.
- Meningkatkan stabilitas usaha.
- Menigkatkan kepercayaan.
Prinsip dasar dari reasuransi adalah para penanggung melakukan
pertanggungan resiko yang telah ditanggungnya kepada penanggung yang lain.
f. Loss unexpected
Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss) dan tidak
dapat diperkirakan atau unexpected.
g. Reasonable
Merupakan benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun
dari pihak tertanggung.
h. Catastrophic
Resiko tersenut haruslah tidak aan menimbulkan suatu kemungkinan rugi
yang sangat besar. Contohnya villa yang lokasinya dekat dengan lokasi yang
mudah longsor.
i. Homogeneous
Berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Barang atau benda yang
akan dipertanggungkan haruslah homogen, yaitu banyak barang yang serupa
atau sejenis, baik bentuk maupun sifat.
j. Peril and Hazards
Peril diartikan sebagai penyebab yan mengakibatkan kerugian. Misal
kebakaran, kehilangan, kemalingan, dan ledakan. Hazardsadalah setiap
keadaan yang dapat menciptakan atau mendorong kesempatan timbulnya kerugian
dari peril. Misalnya, kebakaran merupakan peril dan bensin yang disimpan
dekat kompor merupakan hazard yang akan mempercepat proses jika terjadi
kebakaran.
2.4 Macam-macam Asuransi
Asuransi yang terdapat pada negara-negara di dunia bermacam-
macam pula suatu yang diasuransikan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini macam
-macam asuransi yaitu :
1. Asuransi Timbal Balik
Maksud dengan asuransi timbal balik adalah beberapa orang memberikan
iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau
melepaskan beban seseorang dari mereka saat mendapatkan kecelakaaan.
Jika uang yang dikumpulkan tersebut telah habis, dipungut lagi iuran yang ba
ru untuk persiapan selanjutnya.
2. Asuransi Dagang
Asuransi Dagang yaitu beberapa manusia yang senasib bermupakat dalam
mengadkan pertanggungjawaban bersama untuk memikul kerugian yang
menimpa salah seorang anggota mereka. Apabila timbul kecelakaan yang
merugikan salah seorang anggota kelompoknya yang telah berjanji itu
seluruh orang yang bergabung dalam perjanjian tersebut memikul beban
kerugian itu dengan cara memungut derma (iuran) yang telah di tetapkan
atas dasar kerjasama untuk meringankan teman semasyarakat.
3. Asuransi Pemerintah
Asuransi Pemerintah adalah menjamin pembayaran harga kerugian kepada
siapa saja yang menderita di waktu terjadinya suatu kejadian yang
merugikan tanpa mempertimbangkan keuntungannya, bahkan pemerintah
menanggung kekurangan yang ada karena uang yang dipungut sebagai
iuran dan asuransi lebih kecil dari pada harga pembayaran kerugian yang
harus diberikan kepada penderita diwaktu kerugian itu terjadi.
Asuransi pemerintah di
lakukan secara obligator atau paksaan dan dilakukan oleh badan-badan
yang telah ditentukan untuk masing-masing keperluan.
4. Asuransi Jiwa
Maksud Asuransi Jiwa adalah asuransi atas jiwa orang-orang yang
mempertanggungjawabkan atas jiwa orang lain, penanggung (surador) berjanji a
kan membayar sejumlah uang kepada orang yang disebut
namanya dalam polis apabila yang mempertanggujawabkan (yang
ditanggung) meninggal dunia atau sudah melewati masa-masa tertentu.
5. Asuransi atas Bahaya yang Menimpa
Asuransi atas Bahaya yang Menimpa Badan adalah asuransi dengan keadaan -
keadaan tertentu pada asuransi jiwa atas kerusakan-kerusakan
diri seseorang, seperti asuransi mata, asuransi telinga, asuransi tangan,
atau asuransi atas penyakit-penyakit tertentu. Asuransi ini banyak
dilakukan oleh buruh-buruh industri yang menghadapi bermacam-macam
kecelakaan dalam menunaikan tugasnya.
6. Asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggujawaban Sipil
Maksud asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggungjawaban Sipil adalah
asuransi yang diadakan terhadap benda-
benda, seperti asuransi rumah, perusahaan,
mobil, kapal udara, kapal laut motor, dan yang lainnya. Di RPA
asuransi mengenai mobil dipaksakan.
2.5 Usaha Perasuransian
Usaha asuransi merupakan jenis yang termasuk dalam kegiatan kategori
usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena usaha
asuransi sangat berkaitan erat dengan pengumpulan dana masyrakat. Namun,
meskipun kegiatan usaha perasuransian telah berlangsung sejak lama, kita
baru mempunyai UU yang khusus untuk mengatur mengenai jenis kegiatan usaha
ini sejak tanggal 11 Februari 1992, yaitu, UU No. 2 tahun 1992 tentang
usaha perasuransian.
UU No.2 tersebut pada dasarnya merupakan hukuman public yang mengatur
kegiatan usaha perasuransian, sedangkan perjanjan yang timbul sehubungan
dengan kontrak asuransi tersendiri dalam Kitab Undang-undang Dagang(KUHD)
yang merupakan hukum privat. Hal-hal yang diatur dalam UU No. 2 tersebut
meliputi:
1. Bidang usaha, jenis usaha, ruang lingkup usaha, serta bentuk hukum usaha
perasuransian.
2. Objek asuransi.
3. Kepemilikan dan perizinan usaha perasuransian
4. Pembianaan dan pengawasan
5. Kepailitan dan likuidasi
6. Ketentuan pidana
UU No.2 tahun 1992 tersebut, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam
beberapa peraturan pelaksanaannya. Dan selanjutnya usaha perasuransian
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok usaha besar yaitu:
1. Usaha asuransi
- Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penagguangan resiko
atas kerugian, serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti.
- Usaha asuransi jiwa, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam
penanggungan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seoang
yang dipertanggungkan.
- Usaha reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
kerugian dan/ atau peusahaan asuransi jiwa.
2. Usaha penunjang usaha asuransi
- Usaha pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti
rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingantertanggung.
- Usaha pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penengahan penyelesaian ganti
rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
- Usaha Penilai Kerugian Asuransi, yaitu usaha memberikan jasa
penilaian terhadap kerugian objek asuransi yang dipertanggungkan.
- Usaha konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa kosultasi
aktuaria.
- Usaha agen asuransi, yaitu usaha yang membertikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penunjang.
2.6 Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan antara tertanggung
dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda dikatakan
memiliki atas obyek yang diasuransikan apabila anda menderita kerugian
seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugiaan atas kerusakan obyek
tersebut. Kepentingan keuangan ini memungkinkan anda
mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda.
Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa And
atidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka anda tidak
berhak meneriman ganti rugi.
2. Utmost Good Faith
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semu
a fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan
baik diminta maupun tidak. Artinya si penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat dan kon
disi dariasuransi dan sitertanggung juga harus memberikan keterangan yang je
las dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-
jelasnya dan dengan teliti mengenai segala fakta-
fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan.
Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang
dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggung
an secara jelas serta teliti.
3. Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian
yang menimbulkan akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan
secara aktif
oleh sumber yang baru dan independen.Jadi apabila kepentingan yang diasurans
ikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicarisebab-
sebab yang
aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus
sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu
prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan
efisien adalah
"Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwayang t
idak terputus.
4. Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upaya nya
menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD
pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5. Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah k
laim dibayar.prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang
penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".
6. Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. Anda dapat saja
mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi. Nam
un bila terjadi kerugian atas
obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
2.7 Polis Asuransi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara
tertulisdalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat
-syarat khusus dan janji-
janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (pena
nggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan
demikian polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara p
ihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi.Dengan adanya polis asuransi perjanjian
antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatansecara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi
jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.
4. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).
5. Bahaya-bahaya / evenemen yang ditanggung oleh penanggung.
6.
Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
.
7. Premi asuransi
2.8 Manfaat dan Tujuan Asuransi
Manfaat asuransi
Adapun manfaat asuransi sebagai berikut :
Rasa aman dan perlindungan.
Polis/jaminan memperoleh kredit.
Tabungan dan sumber pendapatan.
Alat penyebaran resiko.
Meningkatkan kegiatan usaha.
Tujuan Asuransi
Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-
risiko kerugian yang diderita satu pihak.
Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan
banyak tenaga, waktu dan biaya.
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti / membayar sendiri kerugian
yang timbul tertentu dan tidak perlu mengganti / membayar sendiri
kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas guna yang diberikan oleh peminjam uang.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan di
kembalikandalam jumlah yang lebih besar.Hal ini khusus berlaku untuk asur
ansi jiwa.
2.9 Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko
Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Bedasarkan pengertian tersebut asuransi mengandung empat unsur yaitu :
1. Pihak tertanggung
2. Pihak penangung
3. Sesuatu peristiwa yang tak tantu
4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau intuisi
masuk ke asuransi yaitu :
1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko
2. Sebagai pihak penganti kerugian
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung
4. Menghasilkan tingkat produksi
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil
Menurut Harman Darmawi ada enam Syarat – Syarat Suatu Risiko Dapat Di
Asuransikan, syarat yang harus di tempuh tersebut yaitu ;
1. Kerugian potensial cukup besar
2. Probabilitas potensial cukup besar
3. Keugian bersifat kebetulan
4. Kerugian tertentu
5. Terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama
Peran asuransi swasta dan pemerintah dalam perspektif manajemen risiko
asuransi milik swasta memeliki tanggung jawab yang kecil, dan asuransi
milik pemerintah memeliki tanggung jawab yang lebih besar kondisi yang
memungkinkan berkembangnya usaha asuransi menurut Soeisno Djojosoedarso ada
beberapa kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi, kondisi
tersebut antara lain :
1. Sistem ekonomi masyarakat terbentuk perekonomian bebas
2. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry
3. Peraturan perundang – undangan sudah terorganisasi dengan baik.
Resiko Asuransi
Uncertainty (ketidakpastian) yang mungkin menyebabkan suatu kerugian
(lossbenefit). Adapun jenis ketidakpastian (uncertainity) sebagai berikut:
Economic uncertainity, kejadian akibat perubahan sikap konsumen, perubahan
selera, harga, teknologi, dan penemuan baru.
Uncertainity of nature: kebakaran, badai, topan, dan banjir.
Human Uncertainity: peperangan, pencurian, dan pembunuhan.
Yang dapat dipertanggung jawabkan adalah uncertainities alam dan manusia,
ketidakpastiaan ekonomis tidak bisa diasuransikan karena bersifat
spekulatif dan sulit diukur tingkat keparahannya(severity).
Karakteristik Resiko Yang Dapat Diasuansikan
dapat dinilai dengan uang
serupa dan dalam jumalah yang memadai.
Harus bersufat murni.
Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.
Doktrin Asuransi
1. Insurable interest: hak mempertangung jawabkan resiko yang terkait
dengan keuangan yang diakui secara sah oleh hukum antara tertanggung dan
sesuatu yang dipertanggungkan.
2. Utmost good faith: kontrak/perjanjian dilakukan dengan itikad baik,
penanggung dan tertanggung memberikan informasi dan fakta-fakta secara
benar.
3. Identity: mengembalikan keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian
seperti pada posisi sebelumnya terjadinya kerugian tersebut.
4. Proximate cause: suatu ebab aktif.
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.
6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity
Pembinaan dan Pengawasan Industri Perasuransian
UU pasal 10 No. 2 Tahun 1992 menetukan bahwa pembianaan dan pengawasan
terhadap usaha perasuransian dilakukan oeh kemnterian keuangan. Selnjutnya,
dalam pasal 11 dinyatakan pula bahwa pembinaan dan pengwasan perusahaan
perasuransian tersebut meliputi hal sebagai berikut:
1. Kesehatan keuangan, bagi perusahaan asuransi jiwa, kerugian, dan
reasuransi, meliputi:
a. Batas tingkat solvabilitas.
b. Retensi sendiri.
c. Reasuransi.
d. Investasi.
e. Cadanagan teknis.
f. Lain-lain yang berhubungan dengan kesehatan keuangan.
2. Penyelenggaraan usaha, yan meliputi:
a. Syarat-syarat polis asuransi.
b. Tingkat premi.
c. Penyeesaian klaim.
d. Pernyataan keahlian dibidang peerasuaransian.
e. Hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelengaraan usaha.
Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, perusahaan
perasuransian, perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan secara
periodik. Laporan yang wajib disampaikan meliputi laporan keuangan dan
laporan operasional. Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai pelaporan
dikenakan sanksi baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi denda.
Untuk perusahaan asuransi dan reasuransi, penympaia kewajiban
penyampaian laporan tersebut terdiri dari laporan keuangan triwulan,
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit., dan laporan penyelenggaraan
usaha tahunan. Selain itu, perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi
diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan pada surat kabar yang
mempunyai peredaran luas di Indonesia.
Pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi, laporan yang wajib
dilaporkan terdiri dari laporan keuangan semester, laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit, dan laporan penyelenggaraan usaha tahunan.
Dalam rangka pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan tersebut, Menteri
keuangan dapat meakukan pemeriksaan secara langsung terhadap perusahaan
perasuransian. Jenis pemeriksaan pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu
pemeriksaan rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3
tahun dan pemeriksaan khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar
bisa menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu masa
mendatang itu yang disebut asuransi. Asuransi terbagi menjadi asuransi
kerugian, sosial, dan jiwa. Kegiatan asuransi dapat berlangsung karena
pembinaan dan pengawasan perasuransian yang diakukan oleh pemerintah. Peran
Asuransi Sebagai Pengalih Risiko yaitu Asuransi merupakan sebuah lembaga
yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai
risiko yang mungkin terjadi.
3.2 Saran
Asuransi sangat berguna bagi masyarakat karena dengan fungsi asuransi
itu sendiri yaitu sebagai lembaga pengelola resiko. Jadi bila seseorang
ingin terhindar dari resiko sebaiknya dapat ikut program asuransi.
DAFTAR PUSTAKA
http://tandio33.blogspot.com/2012/01/makalah-asuransi.html
http://gemblonknews.blogspot.com/2012/10/manajemen-resiko-asuransi.html
http://www.academia.edu/6572346/MAKALAH_ASURANSI
http://abhymujahidmuda.blogspot.com/2012/05/manajemen-risiko-peran-asuransi-
sebagai.html?m=1
http://ritnoeddi.blogspot.com/2011/12/rangkuman-manajemen-resiko.html
-----------------------
1 / MANAJEMEN RESIKO