1
MAKALAH
BATUAN BEKU DAN BATUAN SEDIMEN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
MATA KULIAH : GEOLOGI DAN LINGKUNGAN (ABKA526)
DOSEN PEMBIMBING : Drs. H. Sidharta Adyatma, M.Si
Dr. Deasy Arisanty, M.Sc
DI SUSUN OLEH
Alvinda Devianti Kartika (A1A514001)
Rima Erna Masari (A1A514087)
Yati (A1A514060)
KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "BATUAN BEKU DAN BATUAN SEDIMEN" ini untuk memenuhi tugas kuliah GEOLOGI DAN LINGKUNGAN yang diberikan oleh dosen pembimbing.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan agar dosen pembimbing dapat memberikan kritik dan saran untuk melengkapinya.
Dan penyusun menyampaikan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan dalam lingkungan prodi Geografi.
Banjarmasin, 6 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penulisan 4
Manfaat Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal dan Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen 5
2.2 Jenis Batuan Beku dan Batuan Sedimen 7
2.3 Karakteristik Mineral Pada Setiap Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Sedimen 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900–1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
batuan sedimen adalah batuan yang telah mengalami proses pelapukan yang dipindahkan oleh air sungai, gletser dan angin, kemudian diendapkan ke tempat lain. Macam-macam batuan sedimen dapat dibedakan menurut tenaga yang membawanya, menurut proses atau asal pembentukan, dan menurut tempat pembekuannya.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu:
Bagaimana asal dan cara terbentuknya batuan beku dan batuan sedimen?
Apa sajakah jenis batuan beku dan batuan sedimen?
Bagaimana karekteristik mineral pada setiap batuan beku dan batuan sedimen?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Geologi dan Lingkungan".
Untuk dapat mengetahui asal dan cara terbentuknya batuan beku dan batuan sedimen, dapat mengetahui jenis batuan beku dan batuan sedimen, dan untuk mengetahui karekteristik mineral pada setiap batuan beku dan batuan sedimen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal dan Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.1.1 Asal Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair panas pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen.
2.1.2 Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Cara Terbentuknya Batuan Beku
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akam bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentu yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimiadan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga akan membentuk kristal yang kecil. Apabila pendinginan berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akam menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral glass.
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan baham folatil juga mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakn dai faktor-faktor tersebut, maka kenampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur dan komposisi mineralnya.
Cara Terbentuknya Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)
Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.
Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis simen yang utama ialah kuarza dan kalsit. Simen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.
Penghabluran Semula (recrystallization)
Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.
2.2 Jenis Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.2.1 Jenis Batuan Beku
Beberapa jenis batuan beku, antara lain:
Batu Apung
o Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
o Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
Obsidian
o Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
o Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
Granit
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
o Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
o Kegunaan : sebagai bahan bangunan
Basalt
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
o Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
o Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
Diorit
o Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
o Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)
o Kegunaan : sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sebagai bahan bangunan (hiasan)
2.2.2 Jenis Batuan Sedimen
Beberapa jenis batuan sedimen, antara lain:
Konglomerat
o Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : untuk bahan bangunan
Batu Pasir
o Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sebagai kontruksi bangunan
Batu Serpih
o Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : sebagai bahan bangunan
Batu Gamping (kapur)
o Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam
o Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
o Kegunaan : sebagai bahan baku semen
Breksi
o Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi
o Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat
o Kegunaan : dijadikan sebagai kerajinan dan sebagai bahan bangunan
2.3 Karakteristik Mineral Pada Setiap Batuan Beku dan Batuan Sedimen Sedimen
2.3.1 Karakteristik Mineral Pada Batuan Beku
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
2.3.2 Karakteristik Mineral Pada Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Batuan sedimen adalah batuan yang telah mengalami proses pelapukan yang dipindahkan oleh air sungai, gletser dan angin, kemudian diendapkan ke tempat lain.
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair panas pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar.
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras.
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal.
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Pirrson, Louis V, 1957, Rocks and Rock Mineral, John Wiley & Sons, Inc, New York.
Purbo H,.MM, 1994, Kamus Kebumian, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Symes, Dr R.F., 1988, Rock & Mineral, A Dorling Kindersley Limited, London