MAKALAH BIOKIMIA
LIPIDA
Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia yang dibimbing oleh
Dr. Arie Sri N.
Oleh :
Merry Hastyani (135090201111046)
Arini Nur Indah .L (135090201111050)
Alfiatus Rizky (135090201111051)
Aprilia Ratna Ningsih (135090201111053)
Putri Anety (135090201111055)
Ilham Permana (135090201111063)
Yessica Dini Pahlevi (135090207111009)
Iffa Zulfatul Laila (135090207111015)
Febrina Sri Ramadhianti
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada organisme hidup dikenal, ada kelompok senyawa ester organik yang umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar, seperti benzena, kloroform, dietil eter, dan karbon tetralorida. Kelompok senyawa ester ini disebut lipida atau lipid. Lipid mempunyai peranan yang sangat penting untuk tubuh. Golongan lipid sederhana seperti lemak, selain berfungsi sebagai sumber energi yang efisien juga berperan sebagai pelarut vitamin yang tidak larut dalam air, serta sebagai sumber asam lemak esensial. Selain itu, beberapa lipid yang terdapat dalam tubuh kita mempunyai fungsi khusus (Sumardjo, 2006)
Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen meliputi asam lemak, lilin, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain (Chitika, 2013), Karena begitu besar peranannya sebagai senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip (Anonim, 2013).
Berdasarkan jumlah ikatan atom C, asam lemak dibedakan ke dalam rantai asam lemak dengan ikatan atom C tunggal yang disebut asam lemak jenuh dan rantai asam lemak dengan satu atau lebih ikatan rangkap yang disebut asam lemak tidak jenuh. Ikatan rangkap mempunyai sifat struktur yang tidak stabil dan kaku sehingga di dalam larutan dapat membuat dua isomer, yaitu cis dan trans.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI LIPID
Menurut Lau (2009) lipid adalah suatu komponen molekul yang terdiri atas lemak, minyak, kolesterol, dan lesitina. Lipid disebut lemak apabila berbentuk padat saat berada pada suhu ruangan. Normalnya, lemak didapatkan dari sumber hewani sedangkan minyak nabati dari sumber nabati.
Lipid atau Lemak adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid ( Salirawati et al,2007)
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. (F.G Winarno, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (F.G Winarno, 2004).
2.2 TERPEN
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang awalnya berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid (Lenny, 2006).
Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, melainkan campuran senyawa organik yang kadangkala mengandung lebih dari 25 senyawa yang berlainan. Beberapa hasil penelitian kimia menunjukkan bahwa sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik. Jika dilakukan fraksionasi (penyulingan) terhadap minyak atsiri maka yang mudah menguap adalah fraksi senyawa terpen yang atom karbonnya sedikit, misalnya terpen dengan 10 atom karbon atau yang lebih kecil. Fraksi yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi biasanya terdiri dari terpen yang mengandung 15 atom karbon, atau yang lebih besar dari itu misalnya terpen dengan 20, 30, dan 40 atom karbon atau lebih (Usman, 2002).
2.3 UJI LIPID
2.3.1 Uji Kualitatif
2.3.1.1 Uji Kelarutan Lipid
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya (Tim Dosen BiOkimia, 2010)
2.3.1.2 Uji Acrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji acrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
2.3.1.3 Uji Kejenuhan pada Lipid
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak (Tim Dosen Biokimia, 2010)
2.3.1.4 Uji Salkowski untuk Kolesterol
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh 2008).
2.3.1.5 Uji Ketengikan
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu, 2007).
2.3.1.6 Uji Lieberman Buchard
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif (WikiAnswers. 2008). Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
2.3.2 Uji Kuantitatif
2.3.2.1 Uji Bilangan Reichert Meisel (BRM)
BRM adalah jumlah 0,1N basa yang di perlukan setiap 5 gram lemak untuk menetralkan asam-asam lemak yang mudah menguap pada destilasi, yaitu asam lemak dengan C6 dan C4 (kaproat dan butirat). Analisis ini banyak digunakan untuk menganalisis pemalsuan mentega yang di campur minyak lain. Minyak BRM untuk mentega antara 24-34, lebih tinggi dari minyak lain (Tim Dosen Biokimia, 2010).
2.3.2.2 Uji Penyabunan
Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan menambahkan 10 ml KOH alkoholis 10% atau NaOH 10 % kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok. Pencampuran ini menghasilkan larutan berwarna kuning muda yang tidak saling campur. Setelah itu minyak dan KOH alkoholisis 10% dipanaskan diatas penangas air. Pada proses pemanasan ini minyak dapat larut dalam KOH alkoholisis dan larutan berwarna kuning muda. Reaksi di atas dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium hidrosida) atau NaOH (Natrium hidroksida) (Tim Dosen Biokimia. 2010)
Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlahmol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung pada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu pendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1gram lemak disebut bilangan penyabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak,makain besar bilangan penyabunannya (Tim Dosen Biokimia, 2010).
2.3.2.3 Uji Bilangan Iodin
Lipid mengandung bermacam-macam asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang diabsorpsi menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Jadi angka iod didefinisikan sebagai berikut: banyaknya gram iod diabsorpsi oleh 100 gr lipid. Dua metode yang umumnya dipakai yaitu: metode Hanus yang memakai iodin bromida sebagai carrier dan metode Wijs yang memakai iodin klorida. Namun metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode iodin Hanus. Sebanyak 0,25 gr lipid padat ditambahkan 10 ml kloroform. Lipid padat ini tidak larut dalam kloroform karena lipid yang digunakan adalah lipid padat, bukan lipid yang sudah dicairkan dengan proses pemanasan. Selanjutnya ditambahkan 30 ml larutan iodin Hanus kemudian didiamkan selama 30 menit dengan sesekali dikocok. Hasil yang diperoleh, larutan menjadi cokelat tua.Setelah 30 menit larutan ini ditambahkan dengan 10 ml larutan KI 15%. Larutan berubah warna menjadi cokelat muda. Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N, larutan menjadi kuning, setelah itu ditambahkan dengan 2 ml indikator kanji sampai larutan berwarna putih dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3. Pada titrasi kedua ini larutan tidak berubah atau tidak terjadi perubahan warna larutan (Tim Dosen Biokimia, 2010).
2.3.2.4 Uji Bilangan Hebner
Bilangan Hebner di bagikan untuk menentukan jumlah asam lemak yang tidak larut dalam air. Lemak dengan BM yang tinggi akan mempunyai bilangan hebner yang rendah. Filtrat yang di peroleh dari uji bilangan penyabunan, diuapkan alkoholnya. Sabun di larutkan dalam air panas dan di tambah HCl pekat sehingga terbentuk asam lemak bebas. Bila campuran tersebut segera didinginkan, di peroleh lapisan asam lemak yang tak larut dalam air. Lapisan inidi saring dan di timbang (Tim Dosen Biokimia, 2010).
2.4 FUNGSI LIPID
Peranan fisiologis lemak yang utama (Almatsier,2001):
Menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh
Sebagai sumber energi, 1 gram lemak memberikan 9 kalori (2,5 kali energi yang diperoleh dari 1 gram protein ataupun 1 gram karbohidrat). Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Diketahui secara terperinci lemak adiposa ini tersimpan dalam jaringan dibawah kulit sebanya 50%, disekeliling organ tubuh dalam rongga perut sebanyak 45% dan dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues sebanyak 5%.
Secara alamiah lemak yang tersimpan ini adalah dalam bentuk lemak netral atau trigliserida. Lemak cadangan ini tidak statis sifatnya tetapi selalu diperbaharui dan perubahannya dibantu oleh adanya enzim lipase dan koenzim dalam proses metabolisme lemak dalam tubuh.
Ketika cadangan lemak ini terlampau berlebihan (melebihi 20% dari berat badan normal) maka orang tersebut dapat dikatakan mengalami obesitas yang cederung menuju ke gangguan kesehatan
Pembangun atau Pembentuk Struktur Tubuh
Cadangan lemak yang normal terdapat di bawah kulit dan sekeliling organ tubuh berfungsi sebagai bantalan pelindung dan menunjang letak organ tubuh. Lemak di bawah kulit ini juga akan melindungi kehilangan panas tubuh melalui kulit dan juga untuk pengaturan suhu tubuh
Penghasil Lemak Essensial
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibentuk tubuh dan harus tersedia dari luar tubuh misalnya makanan. Asam lemak esensial yang memegang peranan penting bagi tubuh adalah linoleat, linolenat dan arakhidonat. Ketiganya mengandung ikatan rangkap lebih dari satu dan termasuk ke dalam poly unsaturated fatty acids atau asam lemak tak jenuh.
Pembawa vitamin dalam tubuh
Vitamin A,D,E,K membutuhkan media untuk dipergunakan dalam tubuh dan media yang digunakan yaitu lemak.
TATANAMA LIPID
Dalam pemberian nama suatu lemak, tergantung dari nama asam lemak yang diikatnya. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliserol atau gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh (Sukmanawati, 2009):
Apabila lemak mengikat asam lemak yang sama, maka pemberian nama senyawa lemak sebagai berikut:
Gliserol + tri + asam lemak
Contoh :
Oleh karena senyawa tersebut terdiri dari asam lemak yang sama yaitu asam stearat, senyawa tersebut dinamakan gliserol tristearat.
Apabila lemak mengikat asam lemak yang berbeda maka pemberian nama senyawa lemak seperti berikut :
Gliserol + asam lemak menurut letaknya
Contoh :
Jadi senyawa lemak tersebut dinamakan gliserol palmito stearo oleat.
Lemak tersebut dinamakan gliserol stearopalmito oleat.
REAKSI dalam LIPID
Reaksi yang terjadi pada lemak yaitu (Sukmanawati, 2009):
Hidrogenasi Minyak
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan dengan cara hidrogenasi sehingga menjadi lemak padat.
Untuk menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam (banyaknya ikatan rangkap) dinyatakan dengan angka yod, yaitu angka yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat diadisikan pada 100 gram lemak.
Reaksi Saponifikasi
Reaksi antara gliserida dengan basa menghasilkan sabun dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Contoh :
Sabun yang mengandung logam Na (dari lemak + NaOH) disebut sabun keras (sabun cuci), sedang yang mengandung logam K disebut sabun lunak (sabun mandi).
Untuk menyatakan banyaknya asam yang terkandung dalam lemak digunakan reaksi penyabunan dengan KOH, yang dinyatakan dengan angka penyabunan, yaitu angka yang menunjukkan berapa mg KOH yang digunakan uuntuk menyabunkan 1 gram lemak.
Reaksi Hidrolisis
Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat mengalami hidrolisis oleh air pada suhu kamar.
Reaksi Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft. Reaksinya:
JENIS-JENIS LIPID
Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Tobin and Jennie, 2005):
Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acids=SFA)
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal, dimana asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap. Lemak jenuh sering disebut lemak jahat.lemak jenuh terdapat di hewan dan produk-produk makanan olahan seperti daging, produk susu, kripik dan makanan lainnya.
Asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acids)
Asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak yang memiliki ikatan rangkap contohnya asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Asam lemak tak jenuh ini masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok besar yaitu Monosaturated Fatty Acid dimana ikatan rangkapnya hanya satu dan Polyunsaturated Fatty Acids dimana ikatan rangkapnya lebih dari satu. Lemak jenuh ini dapat ditemukan pada kacang, alpukat, dan minyak zaitun.
Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Sumardjo, 2006):
Gliserida
Gliserida Netral
Gliserida netral (lemak netral) adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida (Sumardjo,2006).
Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid. Trigliserida merupakan salah satu lemak yang dapat diserap oleh tubuh setelah mengalami hidrolisis berupa asam lemak dan alcohol alifatis. Hidrolisis triasilgliserol : secara umum jika triasilgliserol dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol (Fried,2010).
Gambar 1: Struktur Trigasilgliserol (Fried,2010).
Lemak netral atau trigliserida adalah lipid yang paling umum ditemukan dan juga yang paling familiar. Trigliserida tersusun atas tiga asam lemak yang dihubungkan pada masing-masing dari ketiga gugus hidroksil dari alkhohol gliserol tripel, karena gabungan suatu asam dan suatu alkhohol menghasilkan ester, trigleserida dikenal juga sebagai triester. Jika sebuah trigliserida berada dalam kondisi biasa maka disebut lemak, jika wujudnya cair disebut minyak (Fried,2010).
Pada jaringan lemak, otot dan darah trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan sisa dari hidrolisis tersebut kemudian dimetabolisme menjadi LDL. Kolesterol yang terkandung dalam LDL akan ditangkap oleh reseptor yang berada di jaringan perifer sehingga LDL ini sering disebut kolesterol jahat. Tertimbunnya kolesterol jahat di perifer tersebut akan diangkut oleh HDL keluar melalui saluran empedu sehingga sering disebut dengan HDL (Sumardjo,2006).
Gambar 2: Struktur Gliserida (Fried,2010).
Fosfogliserida
Fosfogliserida (fosfolipid) dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah (Sumardjo,2006):
Sebagai komponen penyusun membran sel
Sebagi agen emulsi
Fosolipid serupa dalam hal komposisi kimiawi dengan trigliserida. Kedua gugus hidroksil pertama dari gliserol bergabung dalam ikatan ester dengan dua asam lemak, tetapi posisi ketiga ditempati oleh sebuah gugus fosfat. Kebanyakan fosfolipid juga memiliki satu gugus bermuatan yang melekat pada bagian yang mengandung fosfat.
Gambar 3: Struktur Fosfolipid (Fried,2010).
Muatan-muatan yang terjadi pada bagian yang mengandung fosfat. Muatan-muatan itu yang memberikan sifat unik fosfolipid yaitu salah satu ujungnya polar dan larut dalam air sementara bagian sisanya bersifat non polar dan tak larut dalam air. Fosfolipid dalam membran sel berfungsi menjaga struktur lapisan polar dan non polar. Juga berguna dalam transportsasi material lipid dala media berbahan dasar air seperti darah (Fried,2010).
Lipid kompleks
Lipoprotein
Lipoprotein adalah kompleks larut antara molekul lipida dan protein yang berfungsi untuk mentransfer lipida dan kolesterol pada semua vertebrata termasuk insekta. Kompleks lipoprotein dapat disintesis di dalam hati, usus, maupun menbran sel. Penggolongan lipoprotein berdasarkan atas ukuran, densitas dan berbagai jenis lipida yang diangkut dalam jumlah yang berbeda (Vance dan Vence, 2002).
Partikel – partikel lipoprotein memiliki sifat – sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan artherosklerosis. Adapun partikel - partikel lipoprotein tersebut antara lain (Thomas, 2015) :
LDL (Low Density Lipoprotein)
Merupakan lipoprotein yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol di dalam arteri.
HDL (High Density Lipoprotein)
Merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol yang lebih sedikit. HDL sering disebut sebagai kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol di pembuluh arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap di pembuluh arteri dan melindungi dari artherosklerosis.
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Lipoprotein yang membawa sebagian besar trigliserida dalam darah. Di dalam proses sebagian VLDL berubah menjadi LDL.
Trigliserida
Trigliserida adalah jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah.
Jumlah lipoprotein yang dimiliki setiap organisme sangat berbeda. Banyaknya lipoprotein ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti umur, jeniskelamin, makanan, hormon, sistem metabolisme tubuh, serta penyakit yang pernah diderita (Vence dan Vence, 2002).
Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida (Sumardjo,2006).
Non gliserida
Spingolipid
Sphingolipid adalah kelompok lipid yang struktur utamanya adalah rantai panjang amino alkohol sphingosin dengan jumlah atom C 18 buah. Spihingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alcohol amino berantai panjang yang ditemukan pada berbagai spingolipid. Spingolipid merupakan senyawa yang tidak mengandung gliserol dan merupakan kelas terbesar kedua dari lipida membran yang mempunyai struktur pada bagian kepala bersifat polar dan bagian ekor bersifat non polar (Lehninger,1982).
Gambar 1. Rumus struktur spingolipid (Suarsana,2010).
Pada spingolipid, gugus polar terikat pada gugus hidroksil spingosin, dan komponen lemaknya membentuk suatu ikatan amida dengan gugus amino. Spingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan manusia. terdapat di jaringan saraf sistem saraf pusat, khususnya di zat putih di otak. Terdapat tiga sub kelas spingolipid, yaitu (Lehninger,1982):
Spingomielin
Spingomielin merupakan spingolipid yang paling sederhana dan paling banyak dijumpai. Secara khas senyawa ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai golongan polar, karena spingomielin mengandung fosfat yang dapat digolongkan sebagai fosfolipida yang mempunyai kemiripan dalam sifat-sifat umum dan muatan listrik yang serupa. Spingomielin terdapat hampir disemua membran sel-sel hewan, terutama selubung mielin kaya akan spingomielin (Lehninger,1982).
Peranan Sphingomyelin sendiri berada dalam pembentukan myelin dan ini berfungsi untuk menyelimuti sel syaraf yang akan membantu impuls pada sel syaraf tersebut. Proses penyelimutan dari syaraf inilah yang kemudian dikenal dengan nama myelinasi. Myelin adalah lembar yang kaya lipid dimana komponen utamanya adalah sphingomyelin dan metabolit sphingolipid lain. Fungsi dari Myelin ini sendiri adalah untuk mempercepat impuls dari satu sel syaraf ke yang lainnya, termasuk otot dan sel target lain. Semakin banyak penelitian sekarang ini yang memfokuskan dalam peranan Sphingomielin dalam perkembangan sel syaraf (Lehninger,1982).
Gambar 2 : Struktur Spingomielin (Suarsana,2010).
Serebrosida
Serebrosida tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik karena gugus polar dikepalanya bersifat netral. Gugus pada bagian kepala struktur ini secara khas terdiri dari satu atau lebih unit gula. Serebrosida sering disebut sebagai glikospingolipid yang berarti lipida yang mempunyai gugus gula (glukosa atau galaktosa), asam lemak, serta memiliki kerangka dasar sfingosin. Galaktoserebrosida mengandung gula berupa D-galaktosa sebagai gugus polar bagian kepala molekul. Komponen asam lemak galaktoserebrosida umumnya memiliki 24 atom karbon. Galaktoserebrosida secara khas ditemukan pada membran sel otak (Lehninger,1982).
Gambar 3: Struktur Serebrosida (Suarsana,2010).
Gambar 4: Struktur Galaktoserebrosida (Suarsana,2010).
Gangliosida
Gangliosida merupakan glikolipid yang lebih majemuk, yang memiliki kepala polar yang besar dan kompleks. Gangliosida merupakan spingolipid yang paling kompleks, yang memiliki kepala bersifat polar dan sangat kompleks, serta tersusun dari beberapa unit gula. Satu atau lebih unit gula terminal pada gangliosida adalah asam N-asetilneuraminat (asam sialat), yang mempunyai muatan negatif pada pH 7 (mengion pada pH 7) (Lehninger,1982).
Gangliosida menyusun kira-kira 6 persen lipida membran pada bagian berwarna abu-abu dari otak. Selain itu, gangliosida dalam jumlah kecil juga ditemukan pada jaringan. Kelompok glikolipid ini banyak terdapat di luar membran sel terutama sel-sel syaraf. Senyawa-senyawa ini terutama banyak pada ujung syaraf dan sisi reseptor hormon spesifik pada permukaan sel. Senyawa ini adalah komponen penting dari sisi reseptor spesifik pada permukaan membrane sel. Sebagai contoh, senyawa ini ditemukan pada sisi spesifik ujung syaraf tempat terikatnya molekul neurotransmiter selama transmisi kimiawi suatu impuls dari satu sel syaraf ke sel yang berdekatan (Lehninger,1982).
Gambar 5: Gangliosida . Ekor hidrofobiknya lebih panjang dari pada yang ditunjukkan oleh gambar molekul (Suarsana,2010).
Steroid
Gambar 1: Struktur Steroid (Sumardjo,2006)
Steroid adalah senyawa organik yang merupakan salah satu kelas utama dari lipid yang mengandung 4 cincin yang terdiri atas 3 sikloheksana dan 1 siklopentana. Keempat lingkar diberi petunjuk dengan huruf besar A, B, C dan D. Atom-atom karbon dalam struktur kimia steroid diberi nomor yang dimulai dari lingkar A menuju D (Sumardjo,2006).
Steroid yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil dan tanpa gugus karboksil atau karbonil disebut sterol. Sterol yang terdapat pada hewan disebut sterol hewani dan yang terdapat pada tanaman disebut sterol nabati (Sumardjo,2006).
Sterol hewani
Salah satu contoh dari sterol hewani yang paling umum yaitu kolesterol. Kolesterol terdapat dalam lemak hewan, tetapi tidak terdapat dalam lemak tanaman. Kolesterol dapat tersebar luas dalalm sel tubuh, khususnya dalam jaringan saraf. Sebagian kolesterol di dalam jaringan atau darah dalam bentuk ester (Sumardjo,2006).
Gambar 2: Struktur Kolesterol (Sumardjo,2006).
Kolesterol berupa kristal putih, tidak berbau, tidak ada rasanya dan mencair pada temperatur 148.5oC. Senyawa ini tidak larut dalam air, asam atau alkali, tetapi dapat larut dalam alkohol panas,eter, aseton, kloroform, benzena dan karbon disulfida (Sumardjo,2006).
Kolesterol berkontribusi dalam pembentukan deposit pada dinding dalam pembuluh darah. Penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah akan mengeras dan menganggu aliran darah. Kondisi ini dikenal sebagai atherosclerosis, yang menyebabkan berbagai penyakit jantung, stroke dan tekanan darah tinggi (Sumardjo,2006).
Sterol nabati
Sterol nabati, sterol tanaman ada fitosterol merupakan bagian-bagian dari sel tanaman dan terdapat jumlah kecil yang larut dalam minyak tanaman (Sumardjo,2006). Stigmasterol termasuk kedalam sterol nabati
Gambar 3: Struktur Stigmasterol (Sumardjo,2006).
Struktur kimia stigmasterol identik dengan struktur kolesterol, namun berbeda pada rantai cabangnya. Rantai cabang stigmasterol mempunyai ikatan rangkap antara atom C22 dan C23. Stigmasterol terdapat pada minyak biji kedelai dan buncis.
Hormon kelamin
Senyawa steroid lainnya adalah hormon kelamin seperti hormon pria yaitu testosteron serta hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron (Sumardjo,2006).
Testosteron
Testosteron termasuk dalam hormon pria yang disebut androgen, kadang-kadang disebut steroid atau anabolik steroid. Hormon ini berkembang sebagai karakteristik kelamin sekunder saat pubertas seperti perubahan suara dan pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh (Sumardjo,2006).
Estrogen
Merupakan sekelompok senyawa steroid yang berfungsi sebagai hormon seks wanita untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin wanita seperti pada penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid (Sumardjo,2006).
Progesteron
Merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embryogenesis (Sumardjo,2006).
Lilin
Lilin digunakan untuk melapisi dan melindungi sesuatu di alam. Lebah membuat lilin. Hal ini dapat digunakan untuk struktur, seperti sarang lebah. Telinga Anda juga membuat lilin. Hal ini digunakan untuk melindungi bagian dalam telinga Anda. Tanaman menggunakan lilin untuk menghentikan penguapan air dari daun-daunnya. Ada sebuah senyawa yang disebut kutin yang dapat Anda temukan dalam kutikula tanaman yang menutupi permukaan daun. Ini membantu untuk menutup dan melindungi struktur tanaman. Jangan khawatir apakah tanaman masih bisa bernapas. Masih ada lubang kecil yang memungkinkan gas masuk dan keluar dari daun (Toha,2005).
Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak berantai panjang yang jenuh dan tidak jenuh dengan alkohol bukan gliserol (ester asam lemak dengan alkohol monohidrat). Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah mirisil palmitat. Pada umunya malam merupakan ester asam lemah dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35. Lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Contohnya setialkohol dan mirisilalkohol. Lilin dapat diperoleh dari lebah madu (mirisilpalmitat) dan ikan paus atau lumba-lumba ( spermaseti). Lilin tidak larut dalam air. Oleh karena itu lilin terdpat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air. Tetapi lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan.Jika melihat definisi ini maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai panjang.Dipakai sebagai pelindung kulit dan bulu,pelindung daun dan buah atau sebagai sekresi.Tidak larut dalam air (Winarno,2004).
Kelompok ini dikenal sebagai homolipid yaitu ester yang mengandung unsur carbon, hidrogen dan oksigen. jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan etanol, penggolongannya meliputi C1.lemak, ester lemak dan gliserol2. lilin, yaitu ester asam lemak Lemak dan minyak pada hidrolisisnya menghasilkan asam lemak dan gliserol.hidrolisisLemak0minyak asam lemak bebas 6 gliserol. Malam, hidrolisisnya menghasilkan asam lemak dan alkohol rantai panjang. Hidrolisis Malam asam lemak 6 alkohol rantai panjang (Manruw,2010).
Lilin merupakan lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak. Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah. Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol (Lehninger,1982).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu: Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak, sebagai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, menopang fungsi senyawa organiksebagai penghantar sinyal, menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang mendukung.
Lipid memiliki sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzene. Terdapat beberapa jenis lipid yaitu: Asam lemak (sebagai penyusun lemak tubuh), terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh; Gliserida (berfungsi sebagai simpanan energi), terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida (berfungsi membentuk kerangka sel otak); Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid; Non gliserida, terdiri atas sfingolipid,( sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf), steroid (berfungsi sebagai hormone) dan lilin (sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit dan rambut).
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun diperlukan penulis dengan harapan dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Anonim,2013, Lipid, [tersedia online], http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1678529, Diakses tanggal 10 Oktober 2015
Chitika. 2013. Makalah Lipid, [tersedia online], http: //www. chitika. kutukuliah. net/makalah-lipid. html, Diakses tanggal 10 Oktober 2015
Fried, George H dan JH,2010,Biologi, Edisi Kedua,Erlangga,Jakarta
Lau, Edwin,2009, Healthy Express Super Sehat dalam 2 Minggu,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Lenny, S., 2006, Terpenoid dan Steroid, Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan
Lehninger, Albert L.,1982,Principles of Biochemistry,Worth Publisher,New York
Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta
Pramarsh, 2008,Test for cholesterol. [tersedia online], http://www.planetayurveda.com/cholesterol_remedies, Diakses tanggal 10 Oktober 2015
Salirawati, et al,2007,Belajar Kimia Menarik,Grasind,Jakarta
Sukmanawati, W.,2009,Kimia 3, Pusat Perbukuan, Jakarta
Sumardjo, Damin, 2006,Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran,EGC, Jakarta
Scy Tech Encyclopedia. 2008. Acrolein test. [tersedia online], http://ilmukimia.webs.com,Biokimia-Lipid, Diakses tanggal 10 Oktober 2015
Suarsana, I Nyoman,2010,Lipid,[tersedia online] http://staff.unud.ac.id/~suarsana/wp-content/uploads/2010/03/MataKuliah-LIPIDA.pdf , Diakses pada tanggal 10 oktober 2015
Syamsu J.A., 2007, [tersedia online], Penyimpanan pakan ternak: tinjauan proses kimiawi dari mikrobiologi. http://jasmal.com/2007_12_01_archive, Diakses pada tanggal 10 oktober 2015
Tobin, Allan J., and Jennie Dusheck, 2005, Asking About Life, Thomson Learning, California
Toha, A.H., 2005, Biokimia: Metabolisme Biomolekul ,Alfabeta, Jakarta
Thomas, Liji, 2015, What are lipoprotein?, [tersedia online], http://www.news-medical.net/health/What-are-Lipoproteins.aspx. Diakses tanggal 10 Oktober 2015
Tim Dosen Biokimia, 2010, Penuntun Praktikum Biokimia,UPTMKU Universitas Hasanuddin,Makasar
Usman, H., 2002, Kimia Organik Bahan Alam, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Vence, D. E, dan J. E. Vence.,2002. Biochemistry of Lipids, Lipoprotein and Membranes 4th ed. Elsevier Science, USA
Winarno F.G., 2004, Kimia Panngan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
WikiAnswers,2008,What are the reaction involved in Lieberman Buchard test. [tersedia online], http://wiki.answers.com/Q/What_are_the_reaction involved_in_Lieberman_Buchard_test. html. Diakses tanggal 10 Oktober 2015