KATA PENGANTAR Syukur atas kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala karena berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaiakan makalah tugas mata pelajaran Fisika dengan judul “Gejala-gejala pada Gelombang”. Di dalam makalah ini penulis sengaja membahas mengenai gejala-gejala gelombang, perumusan gejala-gejala gelombang, serta penerapannya dalam kehidupan seharihari. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran Fisika yang mengarahkan penulis dalam mengerjakan makalah ini. Akhirnya saya selaku pemakalah berharap makalah ini bermanfaat bagi pemakalah secara khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Kritik dan saran dari rekan-rekan siswa sangat diharapakan demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Terima kasih.
Makassar, 22 Agustus 2015
Penulis
1
DAFTAR ISI
Judul Halaman Kata Pengantar ................................................................................................................. i Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN A Latar Belakang ........................................................................................... .................................................................................................................. B Rumusan Masalah ...................................................................................... .................................................................................................................. C Manfaat Penulisan...................................................................................... ..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN A Dispersi Gelombang .................................................................................. .................................................................................................................. B Pemantulan Gelombang.............................................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................... C Pembiasan Gelombang .............................................................................. .................................................................................................................. D Difraksi Gelombang .................................................................................. ................................................................................................................ E Interfensi Gelombang ................................................................................ ................................................................................................................
2
F Polarisasi Gelombang ................................................................................ ................................................................................................................ BAB III PENUTUP A Kesimpulan ................................................................................................ ................................................................................................................ B Saran .......................................................................................................... ................................................................................................................
Daftar Pustaka
...........................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini teknologi menjadi hal penting. Teknologi dapat memudahkan pekerjaan dan memperpendek jarak yang sebenarnya ribuan mil, misalnya dengan menggunakan telepon. Salah satu hal penting yang mendukung keberadaan teknologi adalah sarana, misalnya energi atau gelombang sebagai media. Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibagi menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Berdasarkan amplitudonya (simpangan terjauh) gelombang juga dibagi menjadi dua yaitu gelombang berjalan dan gelombang diam. Pada gelombang terdapat Muka Gelombang yang berarti sebuah garis atau permukaan pada suatu lintasan gelombang yang sedang merambat, dimana semua partikel pada garis atau permukaan tersebut memiliki fase gelombang yang sama. Gelombang dapat mengalami dispersi, pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), hambur (difraksi), interferensi, polarisasi dan efek Doppler. Ketujuh gejala gelombang tersebut dapat dipelajari dari tangki riak. Tangki riak digunakan untuk menghasilkan muka gelombang lurus maupun muka gelombang lingkaran. Gejala-gejala pada gelombang inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa sajakah yang termasuk dalam gejala-gejala gelombang? 2. Apa sajakah contoh dalam kehidupan sehari-hari dari gejala-gejala gelombang tersebut? 3. Bagaimanakah perumusan pada gejala-gejala gelombang tersebut? C. Manfaat Penulisan Untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan pembelajaran mengenai gejala-gejala yang terdapat pada gelombang serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Ada beberapa gejala gelombang yang berlaku umum, baik untuk gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik. Gejala-gejala gelombang tersebut adalah: dispersi, pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, polarisasi, dan efek Doppler.
A. Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran), sebuah pulsa transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium). Sesungguhnya bentuk pulsa berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami dispersi (perhatikan Gambar 1.1). Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.
Gambar 1.1 Dalam suatu medium dispersi, bentuk gelombang berubah begitu gelombang merambat Medium nyata yang gelombangnya merambat dapat disebut sebagai medium nondispersi. Dalam medium nondispersi,gelombang mempertahankan bentuknya.
3
Gambar 1.2 Dispersi
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal itu membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas harmonisasi berbagai cahaya warna dengan panjang gelombang yang berbedabeda. Pelangi adalah spektrum cahaya matahari yang diuraikan oleh butir-butir air. Pelangi hanya dapat terlihat jika kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita.Jika seberkas sinar matahari mengenai butir-butir air yang besar,maka sinar itu akan dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Sinar akan memasuki butir air. Sebagian kecil sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang butir air. Selanjutnya sinar pantul ini mengenai permukaan depan dan di biaskan oleh permukaan depan. Karena sinar pantul ini dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan atas spektrum-spektrum matahari. Ketika cahaya merambat dalam suatu medium, maka kecepatan rambat gelombang umumnya bergantung pada frekuensinya. Cahaya warna ungu merambat lebih lambat daripada cahaya warna merah. Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas-batas medium dengan sudut tertentu,maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami pembiasan. Besarnya sudut bias bergantung pada kecepatan rambat cahaya dalam medium tersebut. Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai v (kecepatan)
4
yang berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki sudut bias yang berbeda pula. Akibatnya,dalam medium kedua, berkas dengan frekuensi yang berbeda bergerak dalam arah yang berbeda. Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai penguraian cahaya putih dari spektrum-spektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda atau disebut dispersi. Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar. Setiap warna mengalami pembiasan yang berbeda. Setiap warna mengalami deviasi dari arah semula. Sudut yang dibentuk oleh sinar yang keluar dengan sinar datang dinamakan sudut devisiasi.
Selisih sudut devisiasi ungu dengan sudut devisiasi merah dinamakan sudut disperse. Untuk kondisi dimana terjadi devisiasi minimum (D) dan sudut pembias kecil, maka berlaku hubungan sebagai berikut: Sudut dispersi untuk kondisi ini adalah :
B. Pemantulan Gelombang 5
Pemantulan gelombang, adalah pembelokan arah rambat gelombang karena mengenai bisang batas medium yang berbeda. Gelombang pantul memiliki arah yang berlawanan dengan gelombang datang namun mesih berada pada medium yang sama. Dalam bagian ini, kita akan mempelajari pemantulan dari dua dimensi, yaitu gelombang permukaan air. Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh permukaan air akan berupa lingkaran-lingkaran. Mulai dari lingkaran kecil, kemudian lingkaran kecil tersebut merambat menjauhi titik pusat llingkarannya membentuk lingkaran-lingkaran yang lebih besar. Pada peristiwa pemantulan gelombang dikenal istilah muka gelombang dan sinar gelombang. Muka gelombang didefinisikan sebagai kedudukan titik-titik yang memiliki fase yang sama pada suatu gelombang. Jika pusat getaran gelombang itu merupakan sebuah titik, muka gelombangnya akan berupa lingkaran-lingkaran. Jika sumber getarannya berupa garis lurus, getarangetaran yang dihasilkan akan merambat dengan bentuk muka gelombang lurus. Jarak antara dua muka gelombang yang berdekatan sama dengan satu panjang gelombang (λ) dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu panjang gelombang disebut satu periode (T). Sedangkan sinar gelombang merupakan arah rambatan gelambang dan arahnya selalu tegak lurus muka gelombang.
(a) Muka gelombang lurus dihasilkan
(b) Muka gelombang lurus dihasilkan
oleh getaran pembakit keeping.
oleh getaran pembangkit bola.
6
(c) (d) Gambar 1.3 Muka gelombang lingkaran dan sinar gelombang. a. Pemantulan Gelombang Permukaan Air (e) Gelombang permukaan air dapat berupa gelombang lurus atau gelombang lingkaran. (1) Pemantulan gelombang lurus oleh bidang datar (f) Apa yang terjadi jika dalam tangki riak dipasang sebuah bidang datar dari logam sehingga merintangi sinar-sinar gelombang dengan muka gelomang lurus? Pada pemantulan ini diperoleh gelombang lingkaran yang pusatnya adalah sumber gelombang S. Gelombang pantul yang dihasilkan oleh bidang lurus juga berupa gelombang lingkaran S sebagai pusat lingkaran. Jarak S ke bidang pantul sama dengan jarak s ke bidang pantul. Menurut Hukum Snellius, gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu bidang dan sudut dating akan sama dengan sudut pantul, seperti tampak pada gambar berikut : (g)
(h)
(2)
(i) Gambar 1.4 Hukum Pemantulan (j) Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar (k) Bagaimanakah jika yang mengenai bidang datar adalah muka
gelombang lingkaran? Gambar 1.5 menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar yang merintanginya. Gambar 1.8 adalah adalah analisis dari Gambar 1.7. Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan hukum pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul, kita peroleh bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber
gelombang pantul sehingga muka gelombang pantul adalah lingkaranlingkaran yang berpusat di I, seperti ditunjukkan pada gambar 1.6.
(l) (m) Gambar 1.5 Pemantulan gelombang Lingkaran oleh bidang datar.
(n) Gambar 1.6 Bayangan sumber gelombang datang O adalah I (sumber gelombang pantul).
(o) C. Pembiasan Gelombang (p) Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang
λ= ¿
v f ), juga tetap untuk gelombang yang menjalar dalam satu medium.
Apabila gelombang menjalar pada dua medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari udara ke air. Di sini, cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di udara lebih besar
daripada cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh karena (
λ=
v f ), maka
panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar daripada panjang
gelombang cahaya di dalam air. Perhatikan λ sebanding dengan v. Makin besar nilai v, maka makin besar nilai λ, demikian juga sebaliknya. (q) Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan cara memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman air yang berbeda, dalam dan dangkal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7. Pada gambar tampak bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2). Oleh karena v=λf, maka cepat rambat gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2). (r)
(s) Gambar 1.7 Muka gelombang lurus lewat dari air dalam ke air dangkal. Panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 >λ2) (t) Perubahan panjang gelombang menyebabkan
pembelokan
gelombang seperti diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus mengenai bidang batas antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki riak Pembelokan gelombang dinamakan pembiasan. (u) Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.8. Mula-mula, muka gelombang datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka gelombang datang dan bias.
(v) Gambar 1.8 Diagram pembiasan. (w) Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut sudut bias (diberi lambang r). Pada Gambar 1.10 tampak bahwa sudut bias di tempat yang dangkal lebih kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal sinar dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis normal (r>i). (x) Penurunan Persamaan umum pembiasan gelombang (y) Untuk keperluan penurunan rumus, kita buat diagram skematik pembiasan seperti pada Gambar 1.11.
(z) Gambar 1.9 Diagram skematik pembiasan. Medium 1 adalah
(aa) (ab)
tempat yang dalam dan medium 2 adalah tempat yang dangkal.
(ac) (ad)
AP adalah suatu muka gelombang dalam medium 1 yang
memotong bidang batas di titik A. Dalam waktu Δt gelombang dari P menempuh jarak v1Δt dan tiba di titik B pada bidang batas yang
memisahkan kedua medium dengan sudut datang i. Pada waktu Δt yang sama, gelombang dari titik A menempuh jarak v2Δt masuk ke dalam medium 2 dan tiba di titik B’. Muka gelombang baru BB’ tidak sejajar dengan muka gelombang AP semula sebab cepat rambat v1 dan v2 berbeda (ae)
(v2 < v1). Perhatikan Δ ABP
(af)sinΦ1= (ag)
sinΦ1=
(ah) AB = (ai) Φ1 = i, sehingga ; (aj) AB = ....................(i) (ak) Dengan cara yang sama, untuk DAB’B: (al) sinΦ2= (am)
sinΦ2=
(an) (ao)
AB = Φ2 = r, sehingga ;
(ap) AB = ....................(ii) (aq) (ar)Dengan menyamakan ruas kanan persamaan (i) dan (ii) diperoleh: (as)
=
(at) (au) Jadi, persamaan umum yang berlaku untuk pembiasan gelombang adalah : (av) = n…………….. (1-1) (aw) dengan i = sudut dating, r = sudut bias, v1 = cepat rambat gelombang dalam medium 1, v2 = cepat rambat gelombang dalam medium 2, n = indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1. (ax)
(ay)
Perhatikan persaman (1-1). Jika sinar datang dari tempat yang dalam ke
tempat yang dalam ke tempat yang dalam ke tempat yang dangkal, maka : (az) v1= v2 (ba) >1 (bb) sin i > sin r atau sin r < sin i (bc) Sudut bias < sudut datang, dan hasil ini sesuai dengan Gambar 1.9. (bd) Jika indeks bias medium 2 adalah n2 dan indeks bias medium 1 adalah n1, maka n pada dapat ditulis n= . Selanjutnya, ambil sudut datang i = θ1 dan sudut bias r =θ2, maka persamaan 1.1, dapat ditulis : (be) atau n1 sinθ1 = n2 sinθ2 (bf) (bg)
D. Difraksi Gelombang (bh)
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat
lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang. (bi)Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada gambar 1.10. Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan pada gambar 1.11.
(bj)
(bk) (bl) (bm) celah
Gambar lebar,
1.10
hanya
Pada
(bn)
muka
sempit, difraksi gelombang tampak
gelombang pada tepi celah saja
Gambar 1.11 Pada celah
jelas.
melengkung.
(bo) (bp) (bq) E. Interfensi Gelombang (br)
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka
resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut disebutinterferensi gelombang. (bs) Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang saling memperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua kali amplitudo semuala. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol.
(bt)Dengan
menggunakan
konsep
fase,
dapat
kita
katakan
bahwa interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol. Interferensi
konstruktif
dan
destruktif
mudah
dipahami
dengan
menggunakan ilustrasi pada Gambar 1.12.
(bu) (bw)
(bv) Gambar 1.12 Interferensi Konstruktif Letak titik- titik interferensi konstruktif dan destruktif
mudah ditemukan berdasarkan selisih jarak sumber S1 ke titik yang ditinjau dengan jarak sumber S2 ke titik yang sama. selisih ini dinamakan beda lintasan. Yang secara matematis: δ =r 1−r 2 . (bx)
Pada titik P, dimana puncak gelombang bertemu dengan
puncak gelombang, gelombang dari S2 telah menempuh jarak yang lebih jauh dari titik S1 sebesar
λ . Dengan demikian,
δ =λ , dan
gelombang- gelombang di titik P ini sefase. Selisih lintasan yang sama juga terjadi di titik P’ dan P’. Pada titik-titik semacam ini terjadi interferensi konstruktif, yang secara umum : (by)
δ =mλ ; m=0, ±1, ± 2,… (bz)
Pada titik Q, dimana puncak gelombang bertemu dengan
lembah gelombang, salah satu gelombang telah menempuh jarak yang
lebih jauh sebesar
1 λ 2 , dan gelombang dititik Q ini berlawanan fase.
Beda linttasan yang sama juga terjadi di titik Q’ dan Q’’. Pada titik-titik
(ca)
semacam ini terjadi interferensi destruktif, yang secara umum : 1 δ = m+ λ ; m=0, ± 1,± 2, … 2
( )
(cb)
Contoh interferensi dapat diamati pada dua buah sumber
bunyi, misalkan dua buah speaker yang menghasilkan bunyi yang sama. pola interferensi untuk frekuensi rendah dapat dengan mudah dideteksi oleh telinga manusia. Ketika seseorang berjalan sejajar dengan garis yang menghubungkan kedua speaker, suara akan terdengal muncultenggelam berulang-ulang disepanjang garis itu. (cc) (cd) (ce)
F. Polarisasi Gelombang (cf)Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal,
yaitu polarisasi.
Jadi,
polarisasi
gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi. (cg) Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat Gambar 1.13). Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid
hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.
(ch) (ci) Gambar 1.13 Polarisasi cahaya pada polaroid (cj) Mengapa polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal? (ck) Ide polarisasi gelombang dengan mudah dapat kita pahami dengan memperhatikan secara seksama suatu gelombang transversal pada tali ketika melewati sebuah celah. Dari penjelasan sebelumnya dapat kita nyatakan bahwa suatu gelombang terpolarisasi linear bila getaran dari gelombang tersebut selalu terjadi dalam satu arah saja. Arah ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati polarisasi ini, marilah kita ikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain, yaitu ujung A ke sebuah celah, seperti pada gambar 1.26. Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung tali di A sehingga gelombang transversal yang merambat dari A dapat menembus celah, dan sampai di titik O. Ubahlah posisi celah menjadi horisontal, kemudian getarkan kembali ujung tali A secara vertikal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gelombang vertikal tidak dapat menembus celah (tampak tidak ada gelombang diantara celah dan titik O). Jika kemudian tali di titik A digetarkan berputar, artinya digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal, apa yang terjadi? Ternyata, gelombang dapat menembus celah dengan arah getaran gelombang yang sama dengan arah posisi celah, yaitu arah vertikal. Apa yang dapat Anda pahami dari peristiwa tersebut?
(cl) (cn)
(cm) Gambar 1.14 Polarisasi Gelombang Peristiwa tersebut menunjukkan terjadinya polarisasi pada
gelombang tali yang melewati sebuah celah sempit, dengan arah polarisasi gelombang sesuai arah celahnya. Polarisasi dapat diartikan sebagai penyearah gerak getaran gelombang. Jika gelombang bergetar ke segala arah, seperti pada gambar 1.14 setelah melewati sebuah celah, arah getaran gelombang menjadi satu arah getar saja, yang disebut dengan gelombang terpolarisasi linear. (co) Jadi, hanya gelombang-gelombang yang memiliki arah getaran tegaklurus dengan arah rambatannya saja yang disebut sebagai gelombang transversal, yang dapat mengalami polarisasi. Oleh karena cahaya atau gelombang elektromagnet termasuk gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. (cp)
Beberapa aplikasi yang memanfaatkan gejala polarisasi
gelombang antara lain: 1. Kacamata Polaroid (cq) Berfungsi untuk mengurangi silau dengan cara menyeleksi salah satu arah polarisasi gelombang cahaya saja, sehingga cahaya tak terpolarisasi lainnya yang mencapai mata menjadi berkurang. 2. Tekanan pada Bahan-Bahan (material) (cr) Untuk melihat tekanan pada bahan bahan, ahli teknik biadanya membuat sebuah model dari plastik transparan. Jika model ini dilihat melalui polaroid, area konsentrasi tekanan akan terlihat simana pita-pita berwarna saling berdekatan satu sama lain. 3. LCD (Liquid-Crystal Display) (cs) Beberapa tampilan layar labtop biasanya terpolarisasi. Hal inin dapat diperiksa dengan meletakan selembar polaroid diatas tampilan,
lalu putarlah polaroid tersebut. Haltersebut akan membuktikan bahwa tidak ada cahaya yang diteruskan ke mata. 4. Efek Doppler (ct) Jika suatu gelombang dan penerima bergerak relatif satu sama lain, frekuensi yang terdeteksi oleh penerima tidak sama dengan frekuensi sumber. Ketika keduanya bergerak saling mendekati, frekuensi yang terdeteksi lebih besar daripada frekuensi sumber. Ini disebut Efek Doppler. (cu)
(cv) (cw) (cx) BAB III (cy) PENUTUP (cz) A. Kesimpulan (da)
Dari
penjelasan
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa
gelombang merupakan gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Ada beberapa gejala gelombang yang berlaku umum, yaitu disperse, pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, polarisasi, dan efek Doppler. B. Saran (db)
Diharapkan agar para siswi SMA IT Wahdah Islamiyah
lebih memahami pengertian gelombang, pengelompokan gelombang dan gejala-gejala pada gelombang. Dengan makalah
ini diharapkan siswa
dapat belajar secara mandiri konsep gelombang dengan atau tanpa bimbingan guru.
(dc) (dd) (de) (df) (dg) (dh) (di) (dj)
(dk) (dl) (dm) (dn) (do) DAFTAR PUSTAKA (dp)
Ervinda,
Agnes.
2014.
Sifat-sifat
Gelombang.
http://www.slideshare.net. (dq) Diakses tanggal 22 Agustus 2015. (dr) Fisikon. . Sifat-sifat Gelombang. http://fisikon.com/. Diakses tanggal 22 (ds) Agustus 2015. (dt) Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit (du) Erlangga. (dv) Ritonga, Annikmah. 2013. Makalah Fisika Gelombang. (dw) http://annikmah-nindy.blogspot.com. Diakses tanggal 22 Agustus 2015. (dx) (dy) (dz)
(ea) (eb) (ec)