TUGAS KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
Disusun Oleh: Dewi Purnama Sari
Hana Tri Ayu Gaspar
Riski Annisa Parida
Trysnawati
Surya Akhmad Gazali
Akhmad Maulidi Sofyan
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA TAHUN AKADEMIK 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini. Makalah yang kami buat yaitu tentang “ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH”. Makalah ini member i perhatian yang besar terhadap mata kuliah Keperawatan Jiwa. Sesuai dengan judul makalah ini, penguraian yang disajikan dalam makalah ini cukup jelas, singkat dan terutama menekan yang berhubungan dengan judul makalah tersebut. Akhir kata, kami ucapkan Terima Kasih terutama kepada dosen pembimbing dan temamteman sekalian. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Samarinda, 29 Oktober 2012
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................. ................................................................ ii BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang ......................................................................................................... 03 B. Tujuan ...................................................................................................................... 03 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep diri ............................................... ................................................................ 04 B. HargaDiri Rendah .................................................................................................... 07 C. Penyebab dan Akibat Harga Diri Rendah ................................................................ 07 D. Tanda dan Gejala ..................................................................................................... 08 E. Pohon Masalah ................................................... ...................................................... 09 F. Pengkajian pada pasien dengan Harga diri Rendah ............................................... .. 09 G. Diagnosa Keperaawatan .......................................................................................... 13 H. Tindakan Keperawatan ............................................................................................ 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16 B. Saran................................................ ......................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi semakin banyak masalah rumit yang timbul dan dampaknya sangat besar berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang dengan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kegagalan, dan kekalahan tetapi merasa sebagai seseorang yang tidak penting dan berharga. Peristiwa traumatik seperti kehilangan pekerjaan, harta, benda, dan orang yang dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga diri seseorang.
B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari konsep diri 2. Mengetahui penyebab terjadinya harga diri rendah 3. Mengetahui cara mengkaji pasien dengan gangguan harga diri rendah
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Diri Menurut Rogers (2004), konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Komponen-komponen dalam konsep diri terdiri atas beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut, (Rogers,2004) : 1. Gambaran Diri Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran,
fungsi,
penampilan,
dan
potensi
yang
secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru. Hal-hal yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut : a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pad a usia remaja b. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda pubertas c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis d. Gambaran yang realistic terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan member rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran dirinya dapat mendorong sukses dalam kehidupan 2. Ideal diri Persepsi individu dengan perilakunya disesuaikan dengan standart pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai personal tertentu yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri adalah : a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru, dan teman
c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam member tuntutan dan harapan d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan social 3. Harga diri Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat. Walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. 4. Peran diri Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
oleh lingkungan social
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan untuk menentukan perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran yang dipilih atau terpilih oleh individu itu sendiri 5. Identitas diri Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan kualitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
B. Definisi Harga Diri Rendah Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri, dimana harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa sebrapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga dan kompeten. Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah, kehilangan kasih saying dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara social. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset yang ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia
C. Penyebab dan akibat harga diri rendah 1. Penyebab harga diri rendah
Salah stu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan gejalanya adalah : a. Rasa bersalah
b. Adanya penolakan c. Marah, sedih, dan menangis d. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas e. Mengungkapkan tidak berdaya
2. Akibat dari harga diri rendah
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi social seperti menarik diri. Menarik diri merupaka percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan menghindari hubungan dengan orang lain. Tanda dan gejalanya adalah : a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul b. Menghindar dari orang lain (menyendiri) c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk e. Berdiam diri dikamar/klien kurang mobilitas f.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan pembicaraan atau pergi jika diajak berbicara
g. Tidak/jarang melakukan kegiatan sehari-hari
D. Tanda dan Gejala 1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit 2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri 3. Merendahkan martabat 4. Gangguan hubungan social 5. Percaya diri kurang 6. Mencederai diri
E. Pohon Masalah
Isolasi sosial : Menarik Diri
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Gangguan Citra Tubuh
F. Pengkajian pada pasien dengan harga diri rendah Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi factor penyebab (predisposisi) dan factor pencetus (presipitasi) 1. Faktor penyebab (predisposisi)
a. Penolakan orang tua b. Harapan orang tua yang tidak realistis c. Kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal d. Ketergantungan pada orang lain e. Ideal diri yang tidak realistis 2. Factor pencetus (Presipitasi)
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber-sumber internal dan eksternal seperti : a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individuatau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri 2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan 3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari kead aan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. Stressor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sosiologi, atau fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
3. Mekanisme koping
a. Pertahanan jangka pendek 1) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas, misalnya main musik, bekerja keras, menonton, televise. 2) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misaln ya ikut dalam aktivitas social, keagamaan.
3) Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya olahraga yang kempetitif pencapaian akademik/belajar giat. 4) Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya penyalahgunaan obat. b. Pertahanan jangka panjang 1) Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada oran g yang menurut klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya 2) Identitas negative yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak wajar akan diterima masyarakat. 3) Pertahanan yang berorientasi ego yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental : a) Disosiasi b) Isolasi c) Proyeksi d) Displacement 4) Sumber-sumber koping a) Aktifitas olahraga b) Hobi dan kerajinan tangan c) Seni yang ekspresif d) Kesehatan e) Kecerdasan f) Hubungan interpersonal
5) Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
No
1
Masalah Keperawatan Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif
Mengungkapkan tidak berdaya dan
Data Obyektif
Ekspresi wajah
tidak
ingin
hidup
lagi
kosong
kontak mata
enggan
ketika diajak
berbicara
Klien malu bertemu dan
bicara
berhadapan
dengan orang lain
2
Gangguan
Mengungkapkan
konsep diri :
ingin
harga
dirinya
rendah
diri
diakui
jati
pelan
dan
tidak
Merusak diri sendiri
Mengungkapkan
Merusak orang lain
Menarik diri
peduli
dari
Mengungkapkan
hubungan
tidak bisa apa-apa
sosial
Mengungkapkan dirinya
tidak
Mengkritik
Tampak mudah
berguna
Suara
jelas
tidak ada lagi yang
ada
Mengungkapkan
dengan orang lain
Tidak
tersinggung diri
sendiri
Tidak
mau
makan
dan
tidak tidur
Perasaan malu
Tidak nyaman jika jadi
pusat
perhatian
3
Berduka
disfungsional
Mengungkapkan
tidak berdaya dan tidak
ingin
hidup
wajah sedih
Tidak
ada
lagi
kontak mata
Mengungkapkan
ketika diajak
sedih karena tidak
bicara
naik kelas
Ekspresi
Suara
pelan
Klien malu bertemu
dan
tidak
dan
jelas
berhadapan
dengan orang lain karena
diceraikan
Tampak menangis
suaminya
Dan lain – lain…
G. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko isolasi social : Menarik diri berhubungan dengan h arga diri rendah. 2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional
H. Tindakan Keperawatan Setelah menegakkan diagnosis keperawatan, perawat melakukan beberapa tindakan keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya. 1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan keperawatan 1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan 3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan 5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal. b. Tindakan keperawatan 1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut ini : 2) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dan dirumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien 3) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yanh negative.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
a. Tujuan keperawatan 1) Keluarga dapat membantu pasien dengan mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien 2) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang , asih dimiliki pasien 3) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien 4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien b. Tindakan keperawatan 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami oleh pasien 3) Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki pasien dan puji pasien atas kemampuan yang ditunjukkannya 4) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah 5) Demonstrasikan cara merawat pasien harga diri rendah 6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat pasien harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari makalah diatas dapat disimpulkan : 1. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara social 2. Salah stu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
B. Saran Semoga makalah ini bisa menambah pemahaman mengenai konsep harga diri rendah dan di harapkan juga kepada pembaca agar tidak berpatokan pada makalah ini saja, melainkan mencari informasi yang lain. Demikian pula dalam pembuatan makalah ini ada banyak kekurangan, Oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003 2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998 3. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999 4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998