BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010). Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang
umum:
meningkatkan
perkembangan
fisik,
mental,
emosional, dan sosial dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko. 2012). keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko 2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam Harmoko 2012). Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah. 2. fungsi keluarga Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu: a. Fungsi Afektif Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga. b. Fungsi Sosialisasi Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota keluarga. c. Fungsi Reproduksi Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat,. d. Fungsi ekonomi Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifn ya. e. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)
3. Tipe dan bentuk keluarga Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut : a. Nuclear Family Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah. b. Extended Family Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya c. Reconstitud Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. d. Middle Age/ Aging Couple Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier. e. Dyadic Nuclear Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu bekerja di rumah. f. Single Parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak. h. Commuter Married Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. i.
Single Adult Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah.
j.
Three Generation Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti. l.
Comunal Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. n. Unmarried paret and child Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi. o. Cohibing Cauple Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan. (Harmoko, hal 23; 2012)
4.
Tahap perkembangan keluarga dewasa akhir ( lanjut usia)
Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998) Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan
meninggal
dan
berakhir
ketika
kedua
pasangan
meningggal.Persepsi terhadap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka yang tergantung dari sumber-sumber finansialyang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan antersedan penyakit mental dikalangan lansia. Karena proses menua berlangsung dan masa pension menjadi suatu kenyataan, maka ada beberapa macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi : a
Ekonomi- Menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial,
mungkin
kemudian
menyesuaikan
terhadap
ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau subsidi pemerintah) b
Perumahan- Sering pindah tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa pindah ketatanan institusi.
c
Sosial-Kehilangan
(kematian)
saudara,
teman-teman
dan
pasangan. d
Pekerjaan- Keharusanan pension dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan produktivitas
e
Kesehatan-Menurun
fungsi
fisik,
mental
dan
kognitif
;
memberikan perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.
Orang yang lebih tua mengalami masalah dalam berbagai aktivitas hidup sehari-hari yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet. Masalahmasalah ini kemampuan orang yang lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri, karena penurunan fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas hidup individu (Maryam,2008). Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dial ami keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknnya. Tugas perkembangan tahap ini adalah : 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat 4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review 6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian (harmoko, 2012).
b. Tugas – tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau usia lanjut menurut Fiedman (1998) adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan. Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya mempunyai penyesuaian diri yang baikdari pada tinggal bersama anaknya. Orang tua yang pindah kerumah anaknya biasanya lansia dengan penurunan kesehatan atau ekonomi sehingga tidak punya pilihan lain. Hal ini merupakan bukti pengaturan diri hidup secara mandiri merupakan predictor kesejahteraan yang ampuh bagi lansia.Perpindahan tempat, merupakan traumatik karena berarti meninggalkan pertalian tetangga dan persahabatan yang member kenyamanan dan keamanan.Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi maka menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama merupakan hal yang penting pada saat ini. 2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun. Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan seiringnya dengan berlalunya tahun, pendapatanpun semakin menuru dan semakin tidak memadahi karena terus naiknya biaya hidup dan terkurasnya tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk perawatan kesehatan sehingga perlu menyesuaikan pengeluaran dengan
pendapatannya.Program asuransi atau bantuan orang lain terutami dari generasinya mungkin sangat dibutuhkan pada saat ini. 3) Mempertahankan hubungan perkawinan Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan dalam tahun tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah positif yang panjang dan sebaliknya.
Riset
membuktikan
bahwa
perkawinan
mempunyai
kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung kedua pasangan lansia. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan. Lansia umumnya menyadari bahwa kematian merupakan proses kehidupan yang normal. Akan tetapi, kematian pasangan merupakan hal-hal yang sulit untuk diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan hal yang paling traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan semua dukungan,
meskipun
anak
anak
telah
mengisi
kekosongannya.Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi. 5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi. Meskipun ada suatu kecenderunagan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksiinteraksi sosisl lansia dan sumber utama dukungan social. Karena lansia menarik dari aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu-cucu dan saudara-saudaranya menjadi lebih penting. 6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup). Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan aktivitas yang
vital dan umum dilakukan lansia, karena aktivitas ini menggambarkan suatu penelaahan sentral kehidupan. Aktivitas ini dipandang sebagai tugas perkembangan “ tipe kognitif” . hal penting dari aktivitas ini terletak pada fakta bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi yang sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian- kejadian masa lalu. Lansia sangat peduli dengan kualitas hidup mereka dan berharap agar mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dan penuh arti.
5. Masalah – masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
1
Disabilitas disfungsional meningkat
2
Gangguan mobilitas
3
Penyakit kronik
4
Kekuatan dan fungsi otot menghilang
5
Layanan perawatan dalam jangka panjang
6
Memberikan asuhan
7
Isolasi social
8
Berduka atau depresi
9
Gangguan kognitif
6. Cara penyusuaian diri lansia
a.
Fisik
1)
Kegiatan perawatan diri
2)
Melakukan senam
3)
Pemeriksaan kesehatan rutin
4)
Mengikuti kegiatan yang masih mampu
5)
Dilakukan
6)
Minum obat secara teratur jika sakit
7)
Makan makanan bergizi
8)
Minum paling sedikit 8 gelas sehari
b. Psikologi 1) Mengenal masalah 2) Menerima proses penuaan 3) Pemberi nasehat dan pandangan 4) Beribadah secara teratur 5) Terlibat dalam kegiatan sosial maupun keagamaan 6) Sabar dan tawakal 7) Mempertahankan kehidupan social c. Sosial dan masyarakat 1)
Memiliki pandangan dan wawasan
2)
Saling kunjung mengunjungi
3)
Melakukan kegiatan rekreasi
4)
Penyesuaian diri terhadap masa pension
7. Peran angota keluarga dalam merawat lansia di rumah
a. Melakukan pembicaraan terarah b. Mempertahankan kehangatan keluarga c. Membantu dalam melakukan persiapan makanan d. Membantu kebutuhan transportasi e. Membantu finansial f. Memberikan kasih saying
8. Peran perawat
Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapa peran antara lain : a.
Pendidik : tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat harus mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.
b.
Konsultan dan Kolaborasi : perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya..
c.
Pemberi pelayanan kesehatan/peaksana kesehatan : sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang professional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan seharihari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses.
d.
Pengawas kesehatan : perawat harus melakukan “home visit” atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengajian tentang kebutuhan keamanan kline dan keluarga
e.
Role model : perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan. Panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS. Menampilka profesionalisme dalan berkerja
f.
Fasilitator : perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga fakto risiki dalam ketidak pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi
g.
Modofokasi lingkungan : perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan
yang
sehat
dalam
menunjang
pemenuhan
kebutuhan
keamanan h.
Manajer : perawat mempunyai peran dan tanggu jawab dalam mengelola pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatab dalam kerangka paradigm keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memanta dan menjamin kualitas asuja keperawatan serta organisasi dan mengendalikan system kesehatan
i.
Penemu Kasus : Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat dan dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam kesehatan. Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk menemukan faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasilnya akan diaplikasikan dalam praktek keperawatan
BAB III CONTOH KASUS
kesimpulan Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998) Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir ketika kedua pasangan meningggal. Tugas perkembangan tahap ini adalah Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan, Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat, Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat, Melakukan life review, Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian (harmoko, 2012). A. Masalah – masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
i. Disabilitas disfungsional meningkat ii. Gangguan mobilitas iii. Penyakit kronik iv. Kekuatan dan fungsi otot menghilang v. Layanan perawatan dalam jangka panjang vi. Memberikan asuhan vii. Isolasi social SARAN. pada penerapan asuhan keperawatan keluarga pada lansia perawat komunitas harus berkerja sama pada