KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas rahmat dan serta hidayahNya, Saya beserta kelompok dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Manajemen Keuangan dengan topik “Merger Bank Lippo dan Bank Niaga”. Penyusunan Tugas Makalah Mata Kuliah Manajemen Keuangan dengan topik “Merger Bank Lippo dan Bank Niaga”. Bertujuan untuk memahami yang terjadi di kehidupan sosial tentang stratejik yang dihadapi oleh bisnis saat ini dalam lingkungan global Laporan ini disusun sesuai dengan proses analisis mengenai segala yang telah kami lakukan tentang merangkum berbagai macam sumber dari buku, jurnal, makalah dan situs yang terkait Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam proses penyusunan. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran, agar kami dapat memperbaiki laporan penyusunan Tugas Makalah Mata Kuliah Manajemen Keuangan dengan topik “Merger Bank Lippo dan Bank Niaga”. Akhir kata Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi terhadap pembaca.
Sidoarjo, 15 Desember 2017
Penyusun
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3 1.1
Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3
Tujuan........................................................................................................................ 4
1.4
Manfaat...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6 2.1
Pengertian Marger, Akuisisi, Dan Konsolidasi ......................................................... 6
2.2
Ciri-Ciri Merger Dan Akuisisi ................................................................................ 10
2.3
Syarat-Syarat Merger Atau Akuisisi ....................................................................... 11
2.4
Faktor-Faktor Melakukan Merger Atau Akuisisi .................................................... 11
2.5
Faktor Penentu Keberhasilan Merger Dan Akuisis ................................................. 14
2.6
Profil Bank Niaga Dan Bank Lippo ........................................................................ 15
2.7
Latar Belakang Bank Lippo Dan Bank Niaga Merger ............................................ 17
2.8
Proses Merger Bank Lippo Dan Bank Niaga .......................................................... 18
2.9
Arti Logo CIMB Niaga ........................................................................................... 19
2.10 Strategi Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Pemasaran Bank CIMB .............. 19 2.11
Sebelum Dan Sesudah Merger ................................................................................ 20
2.12
Dampak Merger Terhadap Profitabilitas ................................................................. 22
2.13
Jenis Dan Bentuk Penggabungan Merger CIMB Niaga ......................................... 23
2.14
Dampak Negatif Dan Positif Bank CIMB Niaga Melakukan Merger .................... 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 25 3.1
Kesimpulan.............................................................................................................. 25
3.2
Saran ........................................................................................................................ 25
BAB IV DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 26
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sistem perbankan diatur oleh Undang-Undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998. Definisi bank dalam undang-undang ini disebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Memasuki tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai single presence policy (kepemilikan tunggal) pada perbankan Indonesia. Kebijakan ini diambil untuk mewujudkan struktur perbankan yang kuat dan kokoh serta untuk memperkuat konsolidasi perbankan yang akan mendukung efektivitas di dalam pengawasan bank. Penerapan kebijakan kepemilikan tunggal, termasuk kewajiban penyesuaian struktur kepemilikan bagi pemegang saham pengendali yang telah mengendalikan lebih dari satu bank, memberikan pengecualian bagi kantor cabang bank asing dan bank campuran. Kebijakan ini juga dimaksudkan agar proses pemeliharaan stabilitas sistem keuangan melalui proses monitoring risiko perbankan terhadap sistem keuangan lebih mudah dilakukan. Dalam kebijakan ini dinyatakan bahwa setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada satu bank umum. Dan kebijakan ini berlaku ke depan untuk para calon investor di perbankan Indonesia. Untuk PSP yang saat ini telah mengendalikan lebih dari satu bank di Indonesia diberikan tiga opsi, yakni mengurangi kepemilikannya pada bank lain sehingga hanya menjadi pengendali satu bank, melakukan merger atau konsolidasi dari bank-bank yang dikendalikannya, atau membentuk perusahaan induk di bidang perbankan. Terlepas dari adanya Peraturan Kepemilikan Tunggal Bank tersebut, baik PT. Bank Niaga Tbk. sebagai bagian dari CIMB Group, maupun PT. Bank Lippo Tbk. sebelumnya telah menetapkan dan menyatakan dalam beberapa kesempatan, misi masing-masing bank adalah menjadi salah satu dari lima bank terbesar di Indonesia dan mencapai beberapa target perkembangan dan keuntungan pada tahun 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua bank secara terpisah dan dengan agresif menitik beratkan kegiatan usahanya pada inovasi produk baru dan penetrasi pada segmen pasar yang belum tersentuh, dalam memperluas usahanya secara organik, dan secara bersamaan mempertimbangkan kemungkinan penggabungan atau merger sebagai strategi perkembangan anorganik. Direksi dan Dewan Komisaris PT. Bank Niaga Tbk. dan PT. Bank Lippo Tbk. berpendapat bahwa rencana merger akan memberikan kesempatan yang unik dan merupakan dasar atau platform untuk menyatukan kekuatan dari 3
kedua bank tersebut sebagai bagian dari rencan “Penggabunga demi Pertumbuhan” (Merger for Growth). Perlu diwaspadai penggabungan usaha akan mengakibatkan penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) para pemegang saham dikarenakan adanya peningkatan modal saham bank yang menerima penggabungan. Persentase kepemilikan para pemegang saham PT. Bank Niaga Tbk. dan PT. Bank Lippo Tbk. akan terdilusi secara proporsional sesuai dengan besarnya kepemilikan mereka masing-masing berdasarkan faktor konversi. Namun demikian manfaat dari penggabungan kedua bank ini adalah sinergi pendapatan yang substansial yang diharapkan timbul dari kombinasi kegiatan usaha kedua bank. Penggabungan kedua bank tersebut akan memanfaatkan kekuatan PT. Bank Niaga Tbk. dalam corporate banking, UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dan kredit pemilikan rumah serta keunggulan PT. Bank Lippo Tbk. dalam kredit UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dan sistem proses pembayaran. 1.2
Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1.3
Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1.4
Apa yang dimaksud dengan marger, akuisisi, dan konsolidasi? Apa saja faktor-faktor melakukan merger atau akuisisi? Apa saja faktor penentu keberhasilan merger dan akuisis? Apa profil bank niaga dan bank lippo? Apa latar belakang dan proses Bank Lippo dan Bank Niaga merger? Apa saja sebelum dan sesudah merger?
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan marger, akuisisi, dan konsolidasi? Untuk mengetahui Apa saja faktor-faktor melakukan merger atau akuisisi? Untuk mengetahui Apa saja faktor penentu keberhasilan merger dan akuisis? Untuk mengetahui profil bank niaga dan bank lippo? Untuk mengetahui latar belakang dan proses Bank Lippo dan Bank Niaga merger? Untuk mengetahui Apa saja sebelum dan sesudah merger? . Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai bahan pertimbangandan acuan untuk menambah ilmu dalam Perbankan. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Penulis - Memberikan penambahan wawasan serta pengalaman dalam penulisan tentang materi Merger Bank Lippo dan Bank Niaga 4
- Memberikan pengetahuan tambahan dan dapat dimanfaatkan atau di implementasikan dimasa yang akan datang dalam mengambil suatu keputusan didalam perbankan ataupun organisasi 2. Bagi Lembaga - Serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kwalitas mahasiswa di masa depan 3. Bagi Pembaca - Dapat sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam penerapan pemahaman tentang Bank Lippo dan Bank Niaga - Dapat bermanfaat dan memahami dengan mudah mengenal pemahaman tentang Bank Lippo dan Bank Niaga
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Pengertian Marger, Akuisisi, Dan Konsolidasi
1. Merger ( Penggabungan ) ( Penggabungan ) adalah Merger merupakan gabungan dari dua perusahaan sehingga menjadi satu, dimana perusahaan yang melakukan merger sebagai pengambil atau pembeli semua assets dan liabilities perusahaan yang dibeli atau di merger, sehingga perusahaan yang melakukan merger atau pembeli paling tidak akan mendapatkan 50% saham dari perusahaan yang di beli. Perusahaan yang di beli atau di merger akan berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya akan menerima sejumlah uang tunau atau saham pada perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Untuk proses merger, secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut: [Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan A]
6
Bentuk Merger Bentuk merger dapat dilihat jenis usahanya, status hukum dan metode akuntasinya. 1. Bentuk merger dilihat dari jenis usahanya terdiri dari: 1. Merger Horizontal Merger Horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas, bergabung dengan PT “B” yang mengusahakan pemintaan, bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana PT “B” akan mempergunakan produk PT “B” dan seterusnya. 2. Merger Vertikal Merger Vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan bank merger dengan peurusahaan mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang menjadi induk perusahaan. 3. Merger Konglomerat Merger Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik, atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan. 4. Merger Congeneric Kombinasi antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, yang kegiatan operasinya masih berada dalam suatu hubungan antara satu dengan yang lain akan tetapi hubungan tersebut belum dapat dikatakan sebagai produsen terhadap produk yang sama atau kompetitor (horisontal) dan bukan juga berhubungan antara produser-supplier (vertikal). Misalnya gabungan antara perusahaan leasing dengan bank. Contoh dalam praktik adalah merger antara Backer & Company dengan perusahaan asuransi Prudential, Sony dan Erricson. 7
2. Bentuk merger dilihat dari status hukumnya terdiri dari: 1. Tatutory Merger Merger yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku baik yang berdasarkan undang-undang maupun berdasarkan perjanjian merger yang dibuat oleh para pihak. Disini salah satu perusahaan (perusahaan penerima penggabungan/absorbing company) tetap hidup dan melanjutkan aktivitasnya secara otomatis berhak atas segala harta (asset), kewajiban dan utang dari perusahaan yang digabungkan (absorbed company) yang menjadi hilang status dan identitasnya sebagai perusahaan 2. Defacto Merger Yaitu merger tanpa didukung oleh peraturan hukum yang berlaku di tempat perusahaan-perusahaan yang terlibat merger tersebut berdomisili. Meskipun peusahaan penerima penggabungan telah menguasai sebagian terbesar dari harta hak-hak serta bertanggung jawab atas kewajiban dan utang-utang dari perusahaan yang digabungkan namun yang terakhir ini secara hukum tetap dianggap hidup dan mempnyai kedudukan yang penuh sebagai perusahaan yang mandiri. Defacto merger ini dapat juga diartikan sebagai akuisisi aset.
3. Merger dilihat dari segi metode akuntasi dapat dibagi menjadi: 1. Pooling Of Interest Method Metode ini digunakan apabila merger merupakan tindakan untuk menyatukan kepemilikan dari dua atau lebih perusahaan yang digabungkan. Artinya sejak semula target company dianggap telah bergabung ke dalam acquiring company. Harta/aktiva target company yang dialihkan kepada acquiring company dinilai sesuai denga harga buku yang tercatat di dalam pembukuan target company. Metode ini disebut dengan metode penyatuan kepentingan. 2. Purchase Method Metode ini dipergunakan apabila merger menimbulkan perubahan pada struktur nilai pemilikan atas harta/aktiva pada perusaaan penerima penggabungan artinya, harta atau aktiva target company yang dialihkan kepada acquiring company dinilai berdasarkan harga pasar yang wajar, bukan harga buku. Metode ini dikenal dengan metode pembelian
8
2. Akuisisi (Pengambil Alihan) Akuisisi merupakan pengambil alihan atau takeover dari sebuah perusahaan dengan cara membeli saham ataupun asset dari perusahaan tersebut. Bedanya dengan merger, pada akuisisi perusahaan yang telah dibeli akan tetap ada (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Pada proses akusisi, secara sederhana skema nya akan digambarkan sebagai berikut: [Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan (A+B)]
Contoh dari proses akuisisi yaitu Aqua yang diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut yang telah diakuisisi oleh Coca Cola, dan lain sebagainya.
3. Konsolidasi (Penggabungan) Konsolidasi adalah proses penggabungan beberapa entitas bisnis menjadi entitas bisnis baru yang berbeda. Skema konsolidasi adalah sebagai berikut: Bank X + Bank Y = Bank Z
9
2.2
Ciri-Ciri Merger Dan Akuisisi
Merger
Akuisisi
Status Perusahaan
Pada perusahaan yang telah menerima penggabungan maka akan tetap eksis atau aktif, sedangkan untuk perusahaan yang menggabungkan perusahaannya akan bubar tanpa likuidasi
Rancangan dan Konsep
Untuk rancangan merger dan konsep akta merger haruslah atas persetujuan dari RUPS. Konsep dari akta merger yang telah mendapatkan persetujuan dari RUPS akan dituangkan ke dalam akta merger
Aktiva dan Pasiva
Pada proses merger, aktiva dan pasiva dari perusahaan yang menggabungkan perusahaannya akan beralih ke dalam perusahaan hasil merger dan berdasarkan titel hukum
Untuk proses akuisisi dapat dilakukan terhadap saham ataupun asset milik dari perusahaan yang telah menjadi target. Proses akuisisi saham hanya akan dapat dilakukan terhadap perusahaan target yang berbentuk perseroan atau PT karena kepemilikannya akan diwujudkan dalam bentuk saham. Sedangkan proses akuisisi asset hanya dapat dilakukan terhadap perusahaan perseorangan atau UD dan PD, persekutuan atau CV dan firma, badan hukum atau PT dan koperasi. perusahaan yang melakukan pengakuisisi dan perusahaan yang telah diakuisisi sama-sama akan tetap hidup atau aktif. Tetapi, ada pula proses akusisi yang diikuti dengan proses merger sehingga hal tersebut mengakibatkan perusahaan yang telah diakuisisi akan digabungkan dan kemudian akan dibubarkan tanpa melakukan likuidasi Bagi pihak yang telah melakukan pengakuisisi dan berbentuk perseroan terbatas atau PT sebelum melakukan akuisisi haruslah terlebih dahulu disetujui atau mendapatkan persetujuan dari RUPS perusahaan pengakuisisi. Akuisisi yang dilakukan terhadap saham suatu perusahaan perbankan juga harus mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia (BI), sedangkan akuisisi yang dilakukan terhadap suatu saham pada perusahaan terbuka juga harus mendapatkan persetujuan dari Bapepam-LK Untuk akuisisi saham berbeda dari pembelian saham biasa, hal tersebut dikarenakan di dalam akuisisi saham, jumlah saham yang telah dibeli akan relative banyak sehingga akan mengubah posisi si pemegang saham mayoritas atau si pemegang saham pengendali
10
2.3
Syarat-Syarat Merger Atau Akuisisi
Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah: 1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse (dianggap tidak mampu lagi) 2. Kecukupan modal 3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger. 4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut. Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger, antara lain: 1. Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,Guna meningkatkan pangsa pasar, 2. Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik. 3. Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masingmasing perusahaan. Ronnie H. Rusli (1992:30) mengemukakan lima macam alasan suatu perusahaan melakukan merger, yaitu: 1. Keinginan untuk mengurangi kompetisi antar perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha, 2. Untuk memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk, 3. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lowest cost producer, 4. Untuk memperoleh sumber bahan baku yang murah (dari hulu ke hilir) 5. Untuk mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah 2.4
Faktor-Faktor Melakukan Merger Atau Akuisisi
1. Sinergi. Sinergi adalah kemampuan lebih yang diperoleh dari penggabungan dua atau lebih kekuatan. Sinergi menggambarkan penggabungan dua faktor akan menghasilkan tenaga yang lebig besar dinbandingkan dengan jumlah tenaga yang dihasilkan sebelum bergabung. Bila itu diterapkan, Kartini Muliadi (1992) mengatakan dengan: ”it refer to the ability of a corporate combination to be more profitable than the individual profit of the firm that were combined”. Sinergi diperoleh dalam beberapa bentuk. Misalnya sinergi finansial, sinergi pemasaran, sinergi penjualan dan lain-lain.
11
2. Tambahan Modal Kerja. Modal kerja bagi suatu perusahaan digunakan untuk pembiayaan yang sifatnya jangka pendek. Tambahan modal kerja akan lebih mudah diperoleh dari transaksi akuisisi. 3. Perubahan Biaya Finansial. Finansial secara umum dalam suatu perusahaan merupakan ”darahnya” perusahaan. Finansial mempunyai kesempatan ertambah lebih banyak jika dilakukan akuisisi dengan perusahaan target. 4. Meningkatkan Penjualan. Transaksi merjer dan akuisisi dapat meningkatkan penjualan. Sedikitnya ada dua kemungkinan penjualan ini meningkat. Pertama, pengambil alihan perusahaan target yang memproduksi produk sejenis atau berlainan, dan kedua dengan cara mengambil alih perusahaan target yang bergerak dalam bidang pendistribusian produk. 5. Memungkinkan Perluasan Pinjaman. Suatu perusahaan biasanya mempunyai keterbatasan untuk memperoleh dana berupa pinjaman dari pihak ketiga. Melalui merjer dan akuisisi memperbesar kemungkinan untuk melakukan pinjaman melalui perusahaan target. 6. Memperoleh Keunggulan Manajemen Profesional. Manajemen Profesional adalah sumber daya manusia yang semua orang mengakui merupakan aset perusahaan (meskipun sampai sekarang masih kontroversi bagaimana cara mengukur ”aset” ini). Melakukan merjer dan akuisisi dengan perusahaan target yang mempunyai manajer yang profesional akan memperbesar kemungkinan peningkatan prestasi perusahaan secara keseluruhan setelah bergabung. 7. Mendapatkan Kompetisi Yang Lebih Efektif. Memperoleh laba yang tinggi dari hasil pelemparan produk (meskipun produk baru). Menurut teoristis dan praktis tidak akan lama diperoleh. Secara alamiah perusahaan lain akan masuk menjual produk yang sama dan itu artinya persaingan menjadi kuat. Melakukan merjer dan akuisisi terhadap perusahaan target yang ikut bermain dalam pemasaran produk dapat memperoleh kedudukan yang kompetisi yang lebih efektif. 8. Meningkatkan Efisiensi (Skala Ekonomi). Berbagai keuntungan yang diperoleh dari segi ekonomis melalui transaksi merjer dan akuisisi. Murahnya bahan baku, proses produksi, pendistribusian dan lain-lain yang lebih efisien bila dibandingkan sebelum dilakukan penggabungan.
12
9. Mengurangi Kompetisi. Pesaing bagi suatu perusahaan adalah ”musuh”. Melakukan transaksi merjer dan akuisisi dengan perusahaan target (pesaing) adalah salah satu jalan yang lebih mudah. Tujuannya pangsa pasar dapat dikuasai dan dikendalikan. 10. Memperbaiki Posisi Pemegang Saham Berkenaan dengan UU Pemilikan Tanah. Khususnya di Amerika Serikat, melakukan akuisisi akan menguntungkan pemegang saham dan pemilikan tanah. Diluar ketentuan yang telah digariskan dalam Undangundang bergabung dalam arti anti trust law, pemegang saham dan pemilikan tanah terlindungi melalui akuisisi. Di Indonesia, UU yang mengatur tentang akuisisi belum ada. Transaksi merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan go public dapat memperoleh ”keuntungan dari kekosongan perpajakan”. Setidaknya ada dua keuntungan yang diperoleh. Pertama, akuisitor melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang terus menerus merugi. Pada saat dibuat laporan keuntungan konsolidasi akhir tahun akan menampakkan rugi, walaupun sebelumnya akuisitor berlaba. Akhirnya dengan cara ini dapat menghilangkan kesempatan negara memperoleh penerimaan pajak melalui PPh dari pembayaran deviden kepada pemegang saham. Kedua, transaksi akuisisi dapat mengakibatkan perubahan kesempatan penerimaan pajak dari PPh pada pajak capital gain. 11. Mengurangi Risiko Memasuki Industri Baru Memasuki industri baru tentu saja mengambil resiko yang besar. Oleh karena industri ini kurang perpengalaman dalam menghadapi gejolak perekonomian maupun persaingan, maka tindakan terbaik akuisitor mengambil alih merger dan akuisisi perusahaan yang sudah lama berdiri dan berpengalaman serta tingkat resiko yang jauh lebih rendah. 12. Pemanfaatan Kapasitas Hutang. Kapasitas hutang suatu perusahaan tentu terbatas. Perusahaan target dapat memenuhi keterbatasan itu. Dana pinjaman dari kreditor (pihak ketiga) yang akan lebih mudah dimanfaatkan untuk tujuan produktif. 13. Memecah-mecah Resiko. Melakukan penggabungan usaha juga menggabungkan aset. Dengan pengabungan itu, resiko bisnis tersebar ke beberapa pemegang saham yang melakukan penggabungan.
13
2.5
Faktor Penentu Keberhasilan Merger Dan Akuisis
Keberhasilan suatu merger dan akuisisi sangat bergantung pada ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor penyelaras atau kompatibilitas antara organisasi yang akan bergabung. faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika dua perusahaan atau lebih akan bergabung. 1. Faktor Pasar dan Pemasaran Menurut Neil Kay (1997), perusahaan dapat berhasil dalam melakukan merger dan akuisisi apabila terdapat kesamaan atau komplementaritas dalam hal pasar yang ia sebut sebagai market linkages. Salah satu hasil yang diharapkan dari merger dan akuisisi adalah sinergi yang dihasilkan oleh meningkatnya akses perusahaan ke pasar baru yang selama ini tidak tersentuh Sebagai contoh sarana cross-marketing adalah kekuatan merk salah satu produk akan memberikan efek kepada produk yang lain yang didapat dari hasil merger dan akuisisi. 2. Faktor Teknologi Menurut Neil Kay (1997), perusahaan dapat melakukan merger dan akuisisi apabila terdapat kesamaan atau komplementaritas dalam hal sumber daya teknologi dan produksi yang ia sebut sebagai technological linkages. Technological linkages ini dapat meliputi penggabungan proses produksi karena proses yang sama seperti halnya yang terjadi pada horizontal merger. Teknologi dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan produksi dan inovasi yang dimiliki oleh perusahaan yang tercermin dari kualifikasi sumber daya manusia, skill dan keahlian yang mereka miliki, jenis produk yang mereka tawarkan serta peralatan barang modal yang mereka gunakan. Disinilah para pengambil kebijakan juga mesti berhati-hati. Jangan sampai perusahaan hasil merger dan akuisisi malah menjadi tidak produktif dikarenakan adanya kesenjangan teknologi. 3. Faktor Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan salah satu aspek non ekonomis yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika dua perusahaan atau lebih melakukan merger dan akuisis. Dalam banyak kasus merger dan akuisisi diberbagai perusahaan, masalah budaya seringkali menjadi masalah yang sangat krusial. Latar belakang budaya yang sangat berbeda diantara karyawan dapat menyebabkan karyawan enggan untuk melakukan kerja sama, masing-masing berusaha melakukan 14
sesuatu berdasarkan cara metode yang selama ini telah mereka lakukan diperusahaan lama mereka, untuk bisa beradaptasi seringkali membutuhkan waktu yang lama. 4. Faktor Keuangan Salah satu alasan mengapa merger dan akuisisi dilakukan adalah harapan akan terjadinya sinergi melalui penggabungan sumber daya beberapa perusahaan. Dari sisi finansial, sinergi ini bermakna kemampuan menghasilkan laba perusahaan hasil merger dan akuisisi yang lebih besar dari kemampuan laba masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi inilah yang menjadi syarat awal terjadinya sebuah merger. Sinergi ini kemudian memungkinkan perusahaan hasil merger dan akuisisi dapat membiayai proses merger dan akuisisi serta mampu memberikan deviden yang premium kepada pemilik modal perusahaan. Efek sinergi dari sebuah merger dan akuisisi bersumber pada dua aktivitas yaitu sinergi dalam hal operasional dan sinergi dalam hal finansial. Sinergi operasional dapat terjadi berupa peningkatan pendapatan (revenue enhancement) dan pengurangan biaya (cost reduction). 2.6
Profil Bank Niaga Dan Bank Lippo
Bank Niaga didirikan pada tanggal 26 September 1995 dan didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia yaitu berdasarkan Akta Pendirian No.90 oleh Meester Soewandi, seorang Notaris Jakarta. Kemudian pada tanggal 4 November 1995 diubah menjadi Akta No.9 oleh notaris yang sama. Tujuan awal didirikan Bank Niaga adalah untuk membangun nilai-nilai dan profesionalisme khususnya di bidang perbankan. Dalam Perjalanannya, Bank Niaga sudah beberapa kali mengalami pergantian dalam hal pengendali Pemegang Saham dan terakhir pada tahun 2002, dimana Badan Penyehatan Perbankan Nasional melepaskan sahamnya sebesar 51% yang dulunya di PT.Bank Niaga Tbk kepada Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB). Maka, sejak tahun 2002 BCHB menjadi pemegang kepemilikan mayoritas yang kemudian dialihkan kepada CIMB Group yang merupakan anak perusahaan dari BCHB pada 16 Agustus 2007. Per Oktober 2008 Bank Niaga merupakan bank ke-6 terbesar yang ada di Indonesia berdasarkan aset dan terbesar ke-2 di Segemen Kepemilikan Rumah dengan pangsa pasar sekitar 9-10%. (Annual Report CIMB Niaga tahun 2008)
15
Sebagai salah satu Bank yang paling inovatif di Indonesia, Bank Niaga memperkenalkan layanan ATM pada tahun 1987 dan juga menerapkan sistem perbankan Online pada tahun 1991. Dengan memiliki lebih dari 6.000 Karyawan, Bank Niaga menawarkan produk dan jasa perbankan yang lengkap baik itu konvensional maupun syariah melalui 256 Kantor Cabang yang ada di 48 Kota di Indonesia. Bank Niaga memiliki reputasi yang sangat baik dalam hal pelayanan nasabah dan tata kelola perusahaannya. Bank Niaga juga mendapatkan beberapa penghargaan, yaitu peringkat pertama untuk “Performance Management and Training and Development” pada ajang HR Excellence Award pada tahun 2007 yang dinobatkan sebagai “Bank Terbaik” oleh Majalah Investor, kemudian mendapatkan predikat sebagai “The Most Consistent Bank in Service Excellence” pada tahun 2006 oleh Marketing Research Indonesia dan Bank Niaga juga memperoleh penghargaan Laporan Terbaik untuk kategori perusahaan swasta publik sektor keuangan dalam Annual Report Award selama lima tahun berturut-turut sejak 20032007. (Laporan tahunan PT. CIMB Niaga tahun 2008)
Lippo bank dulunya merupakan bank terbesar ke-9 di Indonesia berdasarkan jumlah aset yang dimilikinya. Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Umum Asia, Bank Lippo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhak mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Bank Lippo. Sejak saat itu, Bank Lippo bergerak cepat menerapkan strategi pertumbuhan yang baru, yang dirancang untuk membawa Bank Lippo setara dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori layanan E-Banking di Indonesia. Saat ini, Bank Lippo merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan hampir 5.000 karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui 401 kantor cabang dan 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di seluruh Indonesia. Dengan 126 bank di sektor perbankan di Indonesia, maka dipandang perlu untuk melakukan langkah konsolidasi untuk mewujudkan struktur industry perbankan yang lebih kokoh dan sehat.
16
2.7
Latar Belakang Bank Lippo Dan Bank Niaga Merger
Merger Niaga Dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy / SPP ) yang ditetapkan Bank Indonesia. Merger kedua bank tersebut terkait aturan kepemilikan tunggal (single presence policy/SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). Dalam aturan SPP dinyatakan, suatu pihak diperbolehkan menjadi pemilik saham pengendali pada satu bank saja. Untuk itu bila ada pihak yang terkena ketentuan tersebut, maka diberikan tiga opsi untuk merestrukturisasi kepemilikannya. Opsi pertama adalah melalui pengalihan saham, kedua melalui merger atau akuisisi, dan yang terakhir melalui pembentukan perusahaan induk Oleh karena itu, Khazanah Berhad berasal dari perusahaan BUMN milik Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank (Khazanah Berhad, pemilik dua bank itu) memutuskan untuk merger terhadap bank yang dimilikinya di Indonesia. Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan semakin kokoh dengan asumsi Niaga memiliki ekiuditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK ( batas maksimium pemberian kredit ). Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal sebesar 10 triliun. Bank Lippo dan Niaga merger pada 3 Juni 2008 dengan nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo akan di alihkan ke CIMB Niaga. dengan bergabungnya Bank Lippo ke dalam Bank CIMB Niaga, akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment back), diyakini akan bias menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti dari Loan to deposit ratio (LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 % dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit. Bank CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan Bank CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-6 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang.
17
2.8
Proses Merger Bank Lippo Dan Bank Niaga
Merger Bank Lippo dan Bank Niaga, dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 dengan nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo di alihkan ke CIMB Niaga. Khazanah sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Proses merger melibatkan dua institusi perbankan terkemuka di Indonesia yaitu Bank CIMB Niaga (selanjutnya disebut Bank Niaga) dan Bank Lippo, menjadi Bank CIMB Niaga. Merger ini berawal dari kebijakan BI mengenai kepemilikan tunggal di Indonesia, dimana pemegang saham mayoritas dari Bank Niaga maupun Bank Lippo memilih merger sebagai opsi terbaik demi kepentingan seluruh stakeholder. Dari rapat umum pemegang saham Bank Niaga akhirnya mengganti nama Bank Niaga menjadi CIMB Niaga. Perubahan nama merupakan bagian dari transformasi untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mensinergikan Bank Niaga sebagai bagian dari CIMB Group. Dari kedua bank akan menyesuaikan sistem teknologi dan operasional perbankan mengingat Bank Lippo memiliki 400 cabang dan Bank Niaga memiliki 256 cabang Merger ini menghasilkan bank dengan total aset di atas Rp100 triliun dan mengokohkan posisi sebagai bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset. Perpaduan keunggulan kedua bank menciptakan sebuah bank yang lebih baik dan mampu bersaing serta tumbuh di tengah semakin ketatnya persaingan sektor perbankan Indonesia. Bagi CIMB Group, merger ini akan memperkokoh posisi dan meningkatkan prospek pertumbuhannya sebagai kelompok bisnis terkemuka di Asia Tenggara.. Selama tahap perencanaan merger, terjadi beberapa peristiwa penting di sektor industri keuangan di Indonesia. Sekalipun demikian, Bank CIMB Niaga tetap memiliki pijakan kokoh untuk menjadi sebuah bank terpercaya yang diperhitungkan di sektor perbankan Indonesia yang sangat kompetitif. Tantangan saat ini adalah bagaimana kami dapat melakukan integrasi operasional kedua bank untuk menggalang potensi sinergi di antara Bank Niaga, Bank Lippo dan CIMB Group. Kami telah bertekad untuk mewujudkan Bank CIMB Niaga sebagai bank universal di Indonesia. Selama tahap perencanaan merger, terjadi beberapa peristiwa penting di sektor industri keuangan di Indonesia: -
6-8 Oktober 2008 (Setengah Hari): Bursa Efek Indonesia turun hingga 20%. 8 Oktober 2008 (Setengah Hari) dan 9-10 Oktober 2008: Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dihentikan untuk sementara (suspend). 18
-
9 Oktober 2008: Giro wajib minimum yang dipersyaratkan untuk Bank Umum turun dari 9,08% menjadi 7,5% dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perbankan. 13 Oktober 2008: Maksimum dana simpanan dana bank dinaikkan 20 kali lipat (untuk menjaga kepercayaan nasabah pada bank).
Walaupun demikian, CIMB Niaga tetap memiliki pijakan kokoh untuk menjadi sebuah bank terpercaya bersama dengan bank-bank lainnya di Indonesia yang kompetitif. Tantangannya adalah melakukan integrasi operasional bisnis kami untuk merealisasikan nilai-nilai potensi sinergi dan kombinasi bisnis antara Bank Niaga, LippoBank dan CIMB Group 2.9
Arti Logo CIMB Niaga
Logo CIMB Niaga mewakili fokus kami kepada penciptaan nilai melalui cara berpikir k depan yang dipahami olehseluruh anggota kelompok perusahaan CIMB Group. -
2.10
Simbol logo berupa bentuk abstrak mata panah di dalam kotak persegi empat melambangkan kemampuan berpikir kedepan. Simbol logo mencerminkan dinamika dan pergerakan konstan, namun selalu berakar pada stabilitas, dapat dipercayadan komitmen. Custom font mencerminkan kejelasan dan kekokohan. Warna merah dipilih karena kemampuannya untuk berbeda di pasar 4omestic, sekaligus mencerminkan keterkaitandengan jaringan perbankan CIMB di Asia Tenggara Strategi Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Pemasaran Bank CIMB
Strategi Marketing Bank CIMB, ebagai salah satu bank multinasional yang ada di Indonesia bank CIMB sudah banyak melakukan inovasi baru, terutama bagi kalangan tenaga kerja indonesia ( TKI ) yang ada di luar negeri. Produk yang terintegrasi ke cabang – cabang yang tersebar di 5 negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Kamboja merupakan contoh dari salah satu keberhasilan bank CIMB. Berikut ini adalah Strategi untuk meningkatkan pemasaran Bank CIMB. 1. Meningkatkan CASA CASA atau Current Account Saving Account adalah istilah lain dari dana murah. Dana ini lah yang menentukan apakah bank tersebut mengalami likuiditas kurang atau tidak. Agar semakin jauh dari gagal likuiditas, bank CIMB terus berupaya tanpa henti meningkatkan angka nasabah yang menggunakan dana murah seperti giro dan tabungan. 19
2. Memperkuat Digital Banking Kemajuan teknologi sangat dimanfaatkan oleh bank CIMB. Terbukti dengan banyaknya pelayanan secara digital yang diberikan ke nasabah seperti CIMB Clicks, Go Mobile dan Rekening Ponsel. Melalui pelayanan ini nasabah akan semakin mudah untuk mengakses berbagai informasi baru mengenai produk ataupun akun bank mereka secara cepat dan diamanapun mereka berada. 3. Memperluas Jaringan Layanan Sebagai bank multinasional tentu saja memiliki jaringan layanan yang luas merupakan hal wajib bagi bank CIMB. Karenanya bank CIMB memberikan pelayanan remitansi atau pengiriman uang dalam dan luar negeri. Tujuan utama pelayanan ini adalah membantu para TKI yang bekerja diluar negeri dalam melakukan transaksi pengiriman uang. Dengan begitu fee based income bank CIMB akan meningkat. 4. Meningkatkan Efisiensi Operasional Semakin efisien operasional bank akan semakin cepat juga laju pertumbuhan bank tersebut. Berangkat dari hal ini bank CIMB melakukan efisiensi operasional untuk mengakselerasi pertumbuhan bank mereka di wilayah ASEAN. 5. Memanfaatkan Jaringan Berada dibawah naungan CIMB Group merupakan keuntungan bagi bank CIMB. Karena jaringan yang dimiliki CIMB Group tersebar luas di 5 Negara wilayah Asia memudahakan bank CIMB untuk memperluas wilayah yang dapat dijangkau. Selain itu banyaknya perusahaan yang bekerjasama dengan CIMB Group juga menjadi salah satu target nasabah yang cukup potensial. Terutama untuk menawarkan produk dalam bentuk kerjasama perusahaan dengan bank. 6. Menurunkan Biaya Pencadangan Agar mendapatkan laba yang lebih banyak, bank CIMB melakukan upaya untuk menekan biaya pencadangan. Salah satunya adalah dengan mengurangi kredit di sektor batu bara dan berbagai sektor yang berkaitan dengan batu bara. 2.11
Sebelum Dan Sesudah Merger
Merger memberikan peningkatan nilai yang menarik bagi seluruh pemegang saham, manajemen dan karyawan dari kedua bank, serta bagi industri perbankan Indonesia pada umumnya. Bank Niaga dan LippoBank merupakan dua bisnis yang unik dan penggabungan keduanya memberikan salah satu peluang pertumbuhan yang sangat menarik di sektor perbankan Indonesia, dengan memadukan kekuatan Bank Niaga di segmen perbankan korporasi dan KPR, serta keunggulan LippoBank di segmen kredit UKM dan infrastruktur 20
transaksi pembayaran. Bank hasil merger memiliki posisi yang sangat baik untuk bersaing dan tumbuh dalam peta persaingan industri perbankan Indonesia yang semakin ketat.
Merger ini merupakan penggabungan dari Bank Niaga, yang selama 53 tahun telah mengukir namanya dalam sejarah perbankan di Indonesia, dan LippoBank yang memiliki posisi di segmen ritel melalui jaringan cabang yang luas dan produk pendanaan yang terkenal. Sejak awal, kami menyadari bahwa nama LippoBank memiliki keterkaitan yang erat dengan aktivitas kelompok perusahaan Lippo Group, sementara kami lebih menginginkan membangun suatu identitas yang sama sekali baru untuk memulai babak baru sebagai bagian dari CIMB Group. Setelah melalui diskusi intensif, kami memilih menggunakan nama CIMB Niaga, menandai dimulainya babak perjalanan yang baru bagi bank hasil merger.
21
2.12
Dampak Merger Terhadap Profitabilitas
Dampak merger begitu besar terhadap profitabilitas. Sesuai dengan mantaat merger yaitu motisasi atau alasan utama bank melakukan merger adalah meneiptakan sinergei. Sinergi merupakan nilai keseluruhan bank setelah merger lebih besar daripada penjumlahan nilai keseluruhan bank sebelum merger.
22
Dimana dilihat dari perbandingan tabel sebelum dan sesudah merger terhadap profitabilitas, nilai rasio ROI, GPM, NPM, OPM meningkat setelah merger, walaupun ada penurunan pada rasio ROE tetapi nilai rasio ROE tetap bisa dikatakan berada diposisi ideal karena diatas standart nilai ROE yang ditetapkan Bank BI. Sesudah bank merger rasio Return On Invesment (ROI) meningkat, bahwa manajemen bank dalam mengelola investasi sudah efektif dan hal ini berarti jumlah aktiva yang tersedia didalam bank semakin tinggi, semakin tinggi rasio ini, semakin baik pula keadaan bank. rasio Gross Proft Margin (GPM) meningkat pula artinya margin yang diperoleh bank sudah tinggi. Meningkatnya Net Profit Margin (NPM) tingginya laba bersih artinya yang diterima bank setelah merger. Bank memberikan pengharuh tinggi terhadap peningkatan laba bank artinya keputusan Bank Niaga untuk merger dengan Bank lippo merupakan keputusan yang baik. Gimana merger terhadap profitabilitas menunjukkan kemajuan setelah merger selama tiga tahun setelah merger. 2.13
Jenis Dan Bentuk Penggabungan Merger CIMB Niaga
23
2.14
Dampak Negatif Dan Positif Bank CIMB Niaga Melakukan Merger DAMPAK NEGATIF:
- Terdapat pengunduran diri beberapa karyawan karena ketidaknyamanan akibat perbedaan baik dari sisi orientasi bisnis maupun colporate culture yang jelas tidak sama. Dari sekitar 11 ribu karyawan hasil penggabungan sebanyak 97% karyawannya tetap memilih bergabung dengan Bank CIMB Niaga. - Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga diperkirakan tidak akan segera membaik, soalnya selain efek dilusi, juga karena biaya merger yang tinggi. Kinerja itu baru akan membaik pada 2009-2010. Analis Trimegah Securities Arhya Satyagraha dalam risetnya, di Jakarta, Selasa (3/6), memaparkan biaya merger cukup besar yang diperkirakan mencapai Rp. 1,112 Triliun. Dalam pos biaya tersebut sudah termasuk biaya pajak yang harus dibayar. DAMPAK POSITIF: - Pasca merger, Simpanan Nasabah CIMB Niaga Meningkat - PT Bank CIMB Niaga Tbk meraih predikat perusahaan "Sangat Tepercaya". - Laba Bersih Bank Niaga Capai Rp 207 Miliar - Niaga-CIMB Group Kirim Pelajar ke Malaysia
24
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bank CIMB Niaga merupakan hasil dari merger Bank Niaga dan Bank lippo. Bank Niaga dan Bank lippo melakukan merger dengan alasan untuk memperkuat pondasi bisnis, untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat guna meningkatkan pangsa pasar, menghilangkan tidak efisien dan melakukan pengendalian finansial yang lebih baik. Sebelum melakukan merger, Bank Lippo dan Bank Niaga mempunyai ROE sebesar 17,53% dan 22,87%. Akan tetapi ketika setelah melakukan merger nilai ROE yang dimiliki oleh bank CIMB niaga mengalami penurunan, dimana rata-rata nilai ROE Bank CIMB Niaga sebesar 16,58%. Bank CIMB Niaga setelah melakukan merger memiliki nilai ROI, GPM, NPM, OPM yang meningkat apabila dibandingkan ketika sebelum mereka melakukan merger. hal ini menyebabkan Bank CIMB Niaga mengalami peningkatan profitabilitas lebih baik dari segi laba bersih, laba operasi, dan laba kotor yang di raih Bank. 3.2
Saran
Bagi Bank, hendaknya yang akan melakukan merger melakukan analisis yang mendalam sebelum melakukan merger. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mencapai sinergi dan resiko yang akan dihadapi perusahaan pada masa yang akan datang.
25
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Sumber: -
-
-
-
https://www.cimbniaga.com/in/about-us/index.html http://kurnia-khayuata.blogspot.co.id/2016/11/merger-dan-akuisisi-bank-cimbniaga.html https://www.cimbniaga.com/content/dam/cimb-niaga/documents/annual-reports/arcimb-niaga-2008.pdf http://vindyirfani.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-dan-jenis-stakeholder.html http://evianthyblog.blogspot.co.id/2012/10/mergerkonsolidasi-perusahaan-lippobank.html http://www.neraca.co.id/article/26465/lippo-kembali-ke-dunia-bank http://e-journal.uajy.ac.id/1289/2/1ea16093.pdf https://buletinbisnis.wordpress.com/2008/06/03/cimb-niaga-nama-baru-bank-hasilmerger-lippo-dan-niaga/ http://nasional.kompas.com/read/2008/10/17/08341378/bi.setujui.merger.cimb.niaga -lippo https://www.academia.edu/8159982/analisis_perbandingan_kinerja_keuangan_pt.ba nk_lippo_tbk_dan_pt.bank_niaga_tbk_sebelum_dan_sesudah_melakukan_merger_ menjadi_pt.bank_cimb_niaga_tbk_periode_penelitian_2006-2010_ https://www.academia.edu/6887892/merger_dan_akusisi_pengertian_merger http://perikanan-musik.blogspot.co.id/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo_29.html http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/337213/pengaruh-merger-terhadapkinerja-keuanganperusahaan-antara-pt-bank-cimb-niaga-denganpt-bank-lippostudikasus-merger-pt-bank-cimb-niaga-tbk-dan-pt-bank-lippo-tbk.html/ https://www.slideshare.net/ruliarsaarifpranowo/merger-dan-akuisisi-54111211 https://finance.detik.com/moneter/1021349/bi-setujui-merger-cimb-niaga-dan-banklippo https://www.cimbniaga.com/in/about-us/index.html https://dokumen.tips/documents/aklan-2-penggabungan-usaha-studi-kasus-bankcimb-niaga.html https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-perbedaan-merger-konsolidasi-dan-akuisisi/ http://repository.unib.ac.id/8108/1/IV%2CV%2CLAMP%2CII-14-agu.FE.pdf http://modeldesainkubator.blogspot.co.id/2017/11/makalah-merger-pt-bank-cimbniaga.html https://prezi.com/ppqxtgcnqvrh/merger-bank-lippo-dan-bank-niaga/ file:///C:/Users/david/Downloads/SlideUs.OrgKASUS%20MERGER%20BANK%20LIPPO%20DAN%20BANK%20NIAGA.doc x.pdf https://lcpro.files.wordpress.com/2010/05/tugas_kakm_masodah.pdf 26