MAKALAH DINAMIKA POPULASI PREDASI DAN MIGRASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dinamika Populasi Disusun oleh: Kelompok 4 Maulana Ranantika Habibie Emerson Junior Sipahutar Muwahid Izharil Haq Gita Endang Palufi Surya Adhie Muhammad Dikyah Fadhillah Aramita Livia Ardis Luqman Faisal Sidqi Farras Faishal Muhammad Heffiqri Riady Hana Dimas Khoironnisa Dhea Zeria Santika Muhammad Fauzan Pramono
230110150160 230110150160 230110150165 230110150165 230110150166 230110150166 230110150172 230110150172 230110150173 230110150173 230110150180 230110150180 230110150187 230110150187 230110150193 230110150193 230110150199 230110150199 230110150201 230110150201 230110150207 230110150207 230110150213 230110150213 230110150223
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta’alaa , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Dinamika Populasi ini hingga selesai. Makalah ini kami susun berdasarkan pembahasan dari beberapa referensi dari internet maupun buku-buku yang ada sehingga dapat memperl ancar pembuatan makalah ini hingga akhir. Kekurangan tidak luput dalam pembuatan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kriti k dari pembaca sangat kami butuhkan agar kami dapat memperbaiki makalah ini maupun makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang bertambah kepada pembaca.
Jatinangor, September 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
Halaman PENDAHULUAN
1.1 1.2 1,3 II
1 2 3
KAJIAN PUSTAKA
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 III
Latar Belakang ............................................................................ Tujuan ......................................................................................... Manfaat .......................................................................................
Pengertian Migrasi ...................................................................... 4 Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Ikan .................................. 5 Jenis Migrasi ............................................................................... 7 Pengertian Predasi ....................................................................... 9 Pengaruh Predasi terhadap Ekosistem ........................................ 12
PENUTUP
3.1 3.2
Kesimpulan ................................................................................. 13 Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dinamika populasi ikan merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan perubahan yang terjadi pada populasi ikan, misalnya pertumbuhan, mortalitas, rekrutmen dan pengaruh penangkapan terhadap populasi ikan. Untuk memahami dinamika populasi suatu spesies ikan, tidak cukup mengetahui ukuran dan struktur populasi dari spesies ikan tersebut, tetapi diperlukan juga data mengenai bentuk dan kemampuan untuk berkembang biak dan beradaptasi dengan lingkungannya. (Effendie 1995). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perubahan kelimpahan populasi pada ikan yaitu variasi lingkungan, dinamika ekosistem dan pola penangkapan. Dinamika ekosistem merupakan faktor yang harus diperhatikan setelah dari variasi lingkungan. Adapun dinamika ekosistem meliputi interaksi beberapa spesies, migrasi, rekruitmen dan sebagainya. Pada beberapa pembagian tersebut yang akan mendalam dibahas, mengenai interaksi dan migrasi pada suatu ruang lingkup ekosistem ikan. Beragam bentuk interaksi dalam suatu ekosistem seperti kompetisi, predasi dan simbiotik. Salah satu interaksinya akan dibahas lebih detail, yaitu interaksi berupa predasi. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Pemangsaan mempunyai arti perusakan dengan cara dimakan atau dimangsa, sedangkan ikan pemangsa ( predator ) biasanya diartikan sebagai musuh. Hal yang perlu diketahui dalam hubungan mangsa pemangsa adalah jenis, jumlah dan ukuran ikan yang dimangsa serta bagaimana frekuensi pemangsa mengambil mangsanya (Effendie 1997). Kemudian juga akan dibahas lebih menjurus lagi tentang migrasi, yang mana merupakan salah satu faktor yang memengaruhi ukuran ataupun kelimpahan suatu populasi. Migrasi atau yang lebih dikenal dengan ruaya merupakan suatu proses perpindahan ikan dari suatu tempat ke tempat lain yang memungkinkan ikan untuk hidup, tumbuh, ataupun berkembang biak.
1
2
Ruaya ataupun migrasi ini biasanya dipengaruhi oleh faktor internal yaitu genetik atau insting, makanan, dan reproduksi serta faktor eksternalnya adalah temperatur, salinitas dan predator. Lucas & Baras (2001) menyebutkan secara umum migrasi merupakan pergerakan suatu spesies pada fase tertentu dalam jumlah banyak ke suatu wilayah. Ikan yang berangkat dan menuju suatu lokasi yang sama ataupun hampir sama dengan tempat lahirnya. Migrasi menuju tempat reproduksi umumnya dilakukan setiap tahun atau setiap musim pemijahan sedangkan migrasi yang dilakukan ikan yang masih kecil (juvenil) untuk mencari makanan dapat dilakukan berulang kali. Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun (Zainal 2007). Dalam hal ini predasi dan migrasi memiliki hubungan dalam prosesnya yang mana dalam berjalannya proses tersebut terdapat beberapa aspek yang terlibat. 1.2
Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain: 1. Apakah terdapat relevansi antara predasi dan migrasi ? 2. Apakah ada keuntungan dan kerugian dari aktivitas predasi dan migrasi ? 3. Bagaimana konsep dari interaksi predasi ? 4. Bagaimana pembagian dan contoh dari aktivitas migrasi ?
3
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian predasi 2. Mengetahui pengaruh predasi terhadap ekosistem 3. Mengetahui pengertian migrasi pada ikan 4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya migrasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Migrasi
Migrasi ikan adalah adalah pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan untuk pemijahan, mencari makanan dan mencari daera h yang cocok untuk kelangsungan hidupnya. Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor eksternal (berupa faktor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung berperan dalam migrasi ikan) maupun internal (faktor yang terdapat dalam tubuh ikan). Ruaya merupakan satu mata rantai daur hidup bagi ikan untuk menentukan habitat dengan kondisi yang sesuai bagi keberlangsungan suatu tahapan kehidupan ikan. Studi mengenai ruaya ikan menurut Cushing(1968) merupakan hal yang fundamental untuk dunia perikanan karena dengan mengetahui lingkaran ruaya ikan akan diketahui daerah dimana stok atau sub populasi itu hidup. Ruaya ini mempunyai arti penyesuaian, peyakinan terhadap kondisi yang menguntungkan untuk eksistensi dan untuk reproduksi spesies. Menurut Chimit (1960) dalam Effendie (1997) tidak semua ikan melakukan ruaya. Ada ikan bukan peruaya yaitu ikan yang tidak pernah meninggalkan habitatnya. Ikan peruaya pada waktu tertentu meninggalkan habitatnya untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga ada beberapa spesies ikan mempunyai daerah ruaya yang berbeda baik secara musiman maupun pada tahapan perkembangan hidup. Beberapa istilah yang berkaitan dengan ruaya ikan yaitu : a) Amfibiotik : ikan yang beruaya dari air laut ke a ir tawar atau sebaliknya. b) Holobiotik : ikan yang tidak melakukan ruaya selama hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut saja. Namun ada beberapa menjadi peruaya. c) Diadrom : ikan melakukan ruaya untuk berpijah d) Amfidrom : ikan beruaya untuk mencari makanan
4
5
e) Potamodrom : ikan yang hidup dan beruaya di perairan tawar saja termasuk sungai dan danau f) Oseanodrom : ikan yang hidup di laut dan beruaya di laut. g) Batidrom : ikan yang beruaya di perairan dalam h) Brakheadrom : ikan yang beruaya di perairan dangkal i) Katadrom : ikan yang beruaya dari air tawar ke laut hanya untuk berpijah j) Anadrom : ikan yang beruaya dari laut ke air tawar untuk berpijah
2.2
Faktor Yang Menyebabkan Migrasi Ikan
a.
Faktor Eksternal
1.
Bimbingan ikan yang lebih dewasa Ikan mampu melakukan migrasi untuk kembali ke daerah asal karena
adanya bimbingan dari ikan yang lebih tua. Contoh: migrasi ikan herring Norwegia atau ikan Cod laut Barents, ikan lebih tua cenderung tiba di tujuan lebih dulu dari pada ikan muda. 2.
Bau perairan Ikan anadromous mampu bermigrasi ke daerah asal dengan melalui
beberapa cabang sungai, kemampuan memilih cabang sungai yang benar diduga dilakukan dengan mengenali bau-bauan bahan organik yang terdapat dalam sungai. Contoh: Ikan salmon mampu mengenali bau morpholine dengan konsentrasi 1 x 106ppm, jika suatu cabang sungai diberi larutan morpholine, maka ikan salmon akan masuk ke cabang sungai tadi. Hal ini menunjukkan bahwa ikan menggunakan indera pencium untuk bermigrasi kedaerah asalnya. 3.
Suhu Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting yang
merangsang dan menentukan pengkonsentrasian serta pengelompokkan ikan. Suhu akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas erakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus saraf.
6
Contoh: suhu permukaan yang disukai ikan cakalang berkisar 160-260C, sedangkan suhu tinggi merupakan faktor penghambat bagi ikan salmon untuk bermigrasi ( pada suhu 240C tidak ada ikan salmon yang bermigrasi). 4.
Salinitas Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan
tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke tempat yang memiliki sali nitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya. Contoh: Seriola qiuqueradiata menyukai medium dengan salinitas 19 ppt, sedangkan ikan cakalang menyukai perairan dengan kadar salinitas 33-35 ppt. 5.
Arus pasang surut Arus akan mempengaruhi migrasi ikan melalui transport pasif telur ikan dan
juvenil dari daerah pemijahan menuju daerah asuhan dan mungkin berorientasi sebagai arus yang berlawanan pada saat spesies dewasa bermigrasi dari daerah makanan menuju ke daerah pemijahan. Ikan dewasa yang baru selesai memijah juga memanfaatkan arus untuk kembali ke daerah makanan. Pasang surut di perairan menyebabkan terjadinya arus di perairan yang disebut arus pasang dan arus surut. 6.
Intensitas cahaya Perubahan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pola penyebaran ikan,
tetapi respon ikan terhadap perubahan intensitas cahaya dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu dan tingkat kekeruhan perairan. Ikan mempunyai kecenderungan me mbentuk kelompok kecil pada siang hari dan menyebar pada malam hari. 7.
Musim Musim akan mempengaruhi migrasi vertikal dan horisontal ikan, migrasi ini
kemungkinan dikontrol oleh suhu dan intensitas cahaya. Ikan pelagis dan ikan demersal mengalami migrasi musiman horisontal, mereka biasanya menuju ke perairan lebih dangkal atau dekat permukaan selama musim panas dan menuju perairan lebih dalam pada musim dingin. 8.
Matahari Ikan-ikan pelagis yang bergerak pada lapisan permukaan yang jernih
kemungkinan besar menggunakan matahari sebagai kompas mereka, tetapi hal ini
7
mungkin tidak berlaku bagi ikan-ikan laut dalam yang melakukan migrasi akibat pengaruh musim. 9.
Pencemaran air limbah Pencemaran air limbah akan mempengaruhi migrasi ikan, penambahan
kualitas air limbah dapat menyebabkan perubahan pola migrasi ikan ke bagian hulu sungai. Contoh: ikan white catfish pada musim pemijahan banyak terdapat didaerah muara, padahal biasanya ikan ini memijah di hulu sungai. Tetapi migrasi mereka terhalang oleh air limbah di Hulu sungai. b.
Faktor Internal
10.
Kematangan gonad Kematangan gonad diduga merupakan salah satu pendorong bagi ikan untuk
melakukan migrasi, meskipun bisa terjadi ikan-ikan tersebut melakukan migrasi sebagai proses untuk melakukan pematangan gonad. 11.
Kelenjar-kelenjar internal Migrasi ikan Cod di laut Barent dikontrol oleh kelenjar tiroid yang berada
di kerongkongan, kelenjar tersebut aktif pada bulan September yang merupakan waktu pemijahan ikan Cod. 12.
Insting Ikan mampu menemukan kembali daerah asal mereka meskipun
sebelumnya ikan tersebut menetas dan tumbuh di daerah yang sangat jauh dari tempat asalnya dan belum pernah melewati daerah tersebut, kemampuan ini diduga berasal dari faktor insting. 13.
Aktifitas renang Aktifitas renang ikan meningkat pada malam hari, kebanyakan ikan
bertulang rawan (elasmobranch) dan ikan bertulang keras (teleost) lebih aktif berenang pada malam hari daripada di siang hari. 2.3
Jenis Migrasi
Dilaut, beberapa jenis ikan bermigrasi sepanjang tahun. Pada saat remaja mereka melakukan migrasi dengan jarak meter hingga ribuan kilometer dan kembali lagi untuk bertelur. Secara umum pola migrasi ikan dilaut dipengaruhi oleh
8
arus dan oceanografi. Pola migrasi ikan laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam, berikut gomumu gambarkan 2 pola migrasi yang paling penting untuk diketahui: Oceanodromouse
Pola migrasi ini merupakan pola yang paling umum dijumpai pada beberapa jenis ikan di lautan didunia. Ikan-ikan didunia hidup dan bermigrasi dilaut, tanpa melibatkan pengaruh air tawar. Beberapa jenis ikan seperti ikan Herring ( Clupea harengus), Cod (Gadus morhua), Tuna Putih (Germo alalunga), dan Tuna Merah (Thunnus thynnus) melakukan migrasi ribuan kilometer dari lautan kelautan lainnya serta dari musim ke pergantian musim lainnya. Anadromous
Pola migrasi jenis-jenis ikan ini dilakukan dengan tujuan kebutuhan akan lingkungan yang sesuai untuk proses perkembengan telur. Pola migrasi ini adalah ikan ditetaskan di perairan tawar, hidup dilautan, dan bermigrasi ke perairan tawar untuk peneluran. Pola migrasi ini dimainkan dengan peran adaptasi fisiologis (Osmoregulasi) yang sangat unik. Dimana ikan-ikan terse but harus bertahan dengan pergantian kadar garam yang drastis, dari kondisi lingkungan berkadar garam tinggi (laut) ke daerah yang berkadar garam rendah (sungai). Kemampuan adaptasi ini hanya bisa dimiliki oleh beberapa jenis ikan dilautan. Jenis-jenis ikan yang memiliki kemampuan ini seperti ikan Salmon dan belut dari genus Anguilla. Selain 2 pola migrasi diatas ada beberapa pola migrasi lainnya seperti Potamodromous: menetas dan bermigrasi di habitat air tawar. Contoh: redhorse sicklefin. Pola migrasi Amphidromous: menetas di air tawar, kemudian hanyut ke laut sebagai larva sebelum bermigrasi kembali ke air tawar untuk tumbuh menjadi dewasa dan bertelur. Contoh: Goby Sungai. dan pola migrasi Catadrom: menetas di air asin, kemudian bermigrasi ke air tawar sebagai remaja di mana mereka tumbuh menjadi orang dewasa sebelum bermigrasi kembali ke laut untuk bertelur. Contoh: Belut Amerika.
9
2.4
Pengertian Predasi
Pemangsaan mempunyai arti pengrusakan dengan cara dimakan atau dimangsa, sedangkan ikan pemangsa ( predator ) biasanya diartikan sebagai musuh. Hal yang perlu diketahui dalam hubungan mangsa pemangsa adalah jenis, jumlah dan ukuran ikan yang dimangsa serta bagaimana frekuensi pemangsa mengambil mangsanya (Effendie, 1997). Umumnya para ahli biologi menganggap bahwa predator semuanya spesies karnivor, termasuk ikan pemakan ikan (piscivor) dan pemakan bermacam-macam invertebrata mulai dari berukuran kecil sampai berukuran besar. Menurut Weatherley dan Gill (1987) ada 11 prinsip mengenai hubungan mangsa dan pemangsa pada ikan : 1.
Jumlah ikan yang dimakan oleh piscivor lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ikan yang ditangkap oleh nelayan.
2.
Ukuran mangsa yang dimakan oleh pemangsa semakin bertambah besar dengan bertambah besarnya ukuran pemangsa.
3.
Pemangsa memiliki kesukaan (preferensi) pada spesies mangsa dengan ukuran tertentu.
4.
Pemangsa umumnya mengambil bermacam-macam mangsa.
5.
Pemangsaan terhadap suatu jenis mangsa memungkinkan terjadi perubahan terhadap kepadatan mangsa.
6.
Pemangsa mungkin mengganti makanannya dengan spesies lain dalam suatu suatu kesetimbangan biologi.
7.
Jumlah mangsa berkurang akibat pemangsaan oleh tekanan pemangsa.
8.
Komposisi komunitas mangsa dipengaruhi oleh pemangsa.
9.
Populasi mangsa yang melimpah dapat merangsang pertumbuhan dan densitas pemangsa.
10.
Persaingan antara spesies pemangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan densitas populasi.
11.
Pemangsaan terhadap mangsa tertentu dapat menurunkan persaingan diantara spesies mangsa sehingga dapat penambahan keragaman komunitas mangsa.
10
Lebih lanjut dikemukakan bahwa kebanyakan spesies ikan memiliki kebiasaan makan yang bervariasi. Umumnya ikan memperlihatkan tingkat kesukaan makan terhadap organisme makanan tertentu dan hal ini terlihat dalam organisme makanan yang predominan dalam lambungnya. Menurut Effendie (1997) yang dimaksud dengan kebiasaan makanan ( food habits) adalah jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Ketersedian makanan merupakan faktor yang menentukan ukuran populasi, pertumbuhan, reproduksi dan dinamika populasi serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan (Nikolsky, 1963). Makanan yang telah digunakan oleh ikan akan mempengaruhi sisa ketersediaan makanan, sebaliknya dari makanan yang diambil tersebut akan mempengaruhi keberhasilan hidupnya. Adanya makanan yang tersedia dalam perairan selain dipengaruhi oleh kondisi biotik seperti tersebut diatas, ditentukan pula oleh kondisi abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan (Effendie, 1997). Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu jenis ikan tergantung pada macam makanan, kebiasaan makanan, kelimpahan ikan, suhu air dan kondisi ikan yang bersangkutan. Jenis-jenis makanan yang dimakan oleh suatu spesies ikan biasanya biasanya tergantung pada umur ikan, tempat dan waktu (Effendie, 1997). Adapun struktur pencernaan yang berperan dalam adaptasi makanan adalah mulut, gigi, tapis insang, lambung dan usus (Lagler, 1972). Effendie (1997) mengelompokkan ikan berdasarkan makanannya sebagai ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan pemakan campuran. Selanjutnya berdasarkan kepada jumlah variasi dari makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi eurypagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja. Mempelajari makanan ikan-ikan pemangsa dapat melalui: (1) penentuan komposisi spesies dan ukuran dari organisme makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan; (2) penentuan laju pencernaan; dan (3) penentuan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh ikan. Menurut Hyslop (1980), studi tentang
11
makanan ikan didasarkan pada analisis isi saluran pencernaan saat ini merupakan standar dalam ekologi ikan. Berbagai metode digunakan untuk menentukan makanan yang dominan dikonsumsi oleh ikan. Metode tersebut mencakup frekuensi kejadian, metode jumlah, metode volumetrik dan metode gravimetrik (Popova, 1978). Analisis isi saluran pencernaan yang dilakukan di alam berdasarkan pada kelebihan dan kelemahan metode yang ada (Hyslop, 1980). Menurut Effendie (1979) keuntungan menggunakan metode frekuensi kejadian adalah organisme makanan dengan mudah diidentifikasi, cepat dan membutuhkan peralatan yang minimum. Kelemahannya metode ini kurang memberikan indikasi tentang jumlah relatif jenis makanan yang terdapat dalam lambung. Metode jumlah merupakan metode yang relatif cepat dan mudah dikerjakan serta memberikan identifikasi spesies yang jelas. Kelemahan dari metode ini adalah organisme makanan yang berukuran kecil yang mungkin lebih cepat dicerna tidak tercatat. Dengan analisis volumetrik, volume total dari kategori makanan yang dikonsumsi oleh ikan ditentukan sebagai persentase total volume dari semua lambung. Perhitungan dari rata-rata dimensi spesies makanan didasarkan pada jumlah individu yang selanjutnya akan menentukan volume ratarata. Kelebihan dari metode volumetrik adalah dapat digunakan khusus untuk organisme makanan dengan variasi makanan yang dimakan berukuran besar. Berikut beberapa contoh ikan-ikan pemangsa.
Gambar 1. Piranha Sumber: http://majalahhewan.com/2016/04/ika n-predator/
Gambar 2. Arapaima gigas Sumber: http://majalahhewan.com/2016/04/ika n-predator/
12
Gambar 3. Oscar Sumber: http://majalahhewan.com/2016/04/ika n-predator/ 2.5
Gambar 4. Belida Sumber: http://majalahhewan.com/2016/04/ika n-predator/
Pengaruh Predasi terhadap Ekosistem
Beberapa pengaruh predasi terhadap ekosistem perairan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sumber kematian, apabila pemangsa (predator) lebih banyak dalam
suatu lingkungan mangsa, maka akan menyebabkan kematian atau kepunahan makhluk hdup yang dimangsa. 2. Populasi predator memiliki potensi untuk mengurangi, atau bahkan
mengatur, pertumbuhan populasi mangsa. 3. Pada gilirannya, sebagai sumber daya penting, ketersediaan mangsa dapat
berfungsi untuk mengatur populasi predator. 4. Menjaga keseimbangan organisme dalam suatu ekosistem. jika mereka
tidak ada, maka satu spesies bisa menjadi dominan atas orang lain. 5. Penurunan tingkat produsen (mangsa) dapat memiliki efek yang merugikan
pada seluruh ekosistem.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1
Kesimpulan
Predasi mempunyai arti pengrusakan dengan cara dimakan atau dimangsa, sedangkan ikan pemangsa ( predator ) biasanya diartikan sebagai musuh. Terjadinya predasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan dari individu tersebut. yang dimaksud dengan kebiasaan makanan ( food habits) adalah jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Ketersedian makanan merupakan faktor yang menentukan ukuran populasi, pertumbuhan, reproduksi dan dinamika populasi serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan (Nikolsky 1963) Predasi memiliki peran tersendiri dalam ekosistem yakni sebagai sumber kematian, apabila pemangsa (predator) lebih banyak dalam suatu lingkungan mangsa, maka akan menyebabkan kematian atau kepunahan makhluk hdup yang dimangsa, Populasi predator memiliki potensi untuk mengurangi, atau bahkan mengatur, pertumbuhan populasi mangsa dalam garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi dari predasi dalam ekosistem adalah umtuk Menjaga keseimbangan organisme dalam suatu ekosistem. jika mereka tidak ada, maka satu spesies bisa menjadi dominan atas spesies lain. Migrasi ikan adalah adalah pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan untuk pemijahan, mencari makanan dan mencari daera h yang cocok untuk kelangsungan hidupnya. Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor eksternal (berupa faktor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung berperan dalam migrasi ikan) maupun internal (faktor yang terdapat dalam tubuh ikan). Migrasi pada ikan terjadi karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi, faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi ada dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi terjadinya migrasi adalah kemtanagan gonad dari individu dan insting dari individu. Faktor
13
14
eksternal yang mempengaruhi migrasi antara lain salinitas, ketersediaan makanan, suhu, musim dll. 3.2
Saran
Makalah mengenai “Predasi dan Migrasi” yang ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Dinamika Populasi diharapkan bisa menjadi sumber referensi bagi pembaca. Apabila dalam penyusunan dan olah kata didalamnya terdapat beberapa kesalahan maka dari itu kritik dan saran yang dapat membangun tentunya sangat dibutuhkan demi kesempurnaan pembuat makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta. hal.
163
Weatherley, A.H., dan H.S. Gill. 1987. The Biology of fish growth. Academic Press, London, U.K. 443p Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes.Academic Press. London Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey. Melta Rini Fahmi. Kunci Sukses Adaptasi Ikan Migrasi. Jurnal Phenotypic Plasticity: Studi kasus ikan sidat ( Anguilla sp.). http://kliksma.com/2015/01/pengertian-predasi-dan-contoh-predasi-dalamekosistem.html digilib.uin-suka.ac.id etd.repository.ugm.ac.id ppku.ipb.ac.id repository.ipb.ac.id
15