MATERIAL HANDLE PADA PRODUKSI INDUSTRIFull description
sipDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
manajemen energi listrik tentang proses produksi
makalah proses pembuatan gula kelompok 3 - teknik kimia D3Deskripsi lengkap
Makalah Proses Pembuatan UuDeskripsi lengkap
Kimia
makalah pembuatan pipaDeskripsi lengkap
Kimia
Tahap-tahap proses pembuatan semen
makalah pembuatan pipa
makalah proses pembuatan gula kelompok 3 - teknik kimia D3
proses pembuatan baja dalam industri
Contoh makalah terkait Mesin frais (milling)Deskripsi lengkap
ProduksiFull description
Contoh makalah terkait Mesin frais (milling)Full description
laporan proses produksi 1
laporan proses produksi 1Deskripsi lengkap
ProduksiDeskripsi lengkap
MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN TAHU
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok di negeri ini, yang termasuk dalam makanan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung sangat banyak gizi dan cukup mudah untuk diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai. Tidak heran jika saat ini kita dapat menemukan banyak sekali pabrik pembuatan tahu, baik dalam bentuk usaha kecil dan usaha menengah yang masih menggunakan cara konvensional ataupun usaha-usaha yang sudah cukup sukses dengan c ara pembuatan yang lebih modern. Berdasarkan hal-hal diatas maka kami tertarik untuk menjadikan Pabrik Pembuatan Tahu sebagai bahan makalah proses produksi kami. Lokasi Pabrik pembuatan tahu yang kami pilih terletak di daerah Jakarta Timur. Pabrik ini merupakan pabrik pembuatan tahu yang masuk dalam kategori usaha kecil dan menegah (UKM). Cara pembuatan tahu-pun masih dengan cara konvensional sehingga peran individu atau dalam hal ini para pekerja sangatlah besar didalam proses pembuatannya. Pabrik yang berdiri sejak tahun 1983 ini didirikan oleh Bapak H. Lani. Pabrik pembuatannyapun dibangun dalam kompleks rumahnya sendiri, dan masih bertahan sampai hari ini. Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang berukuran 10 m x 7 m. Dan didalam ruang ini proses produksi tahu berlangsung secara konstan. Didalamnya terdapat 7 pekerja dengan pembagian tugas masing-masing. Ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan menyaring (2 orang). Ada yang bertugas untuk mencetak (2 orang). Ada yang bertugas untuk mengaturnya dalam kaleng-kaleng besar se belum akhirnya direbus (2 orang). Dan ada pula yang bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (1 orang). Di dalam ruangan tersebut peralatan yang digunakan dapat dibilang sederhana dan masih sangat tradisional. Saat pertama memasuki pintu ruangan kita akan melihat sebuah mesin uap konvensional yang terbuat dari 2 buah drum yang berfungsi sebagai penangkap uap. Uap atau panas yang dikumpulkan oleh drumpun berasal dari kayu yang dibakar bukan mesin uap. Jadi aw alnya kayu akan dibakar di dekat drum tersebut. Lalu uap panasnya akan terkumpul dalam drum sebelum akhirnya akan disalurkan melalui pipa-pipa besi ke bak-bak pe nampungan. Teknik ini merupakan pengganti teknik perebusan sari kedelai, jadi pabrik ini tidak merebus sari kedelai mereka melainkan meggunakan teknik penguapan.
Selain itu di dalam ruangan juga terdapat 1 mesin penggiling. Jumlah mesin penggiling yang hanya satusatunya inilah yang menurut kami menjaga kontinuitas dari proses produksi tahu. Selain itu juga terdapat 4 bak dari batu yang digunakan sebagai wadah untuk menguapi sari kedelai dan juga sebagai tempat penampungan air. Lalu ada 4 bak plastik yang digunakan untuk mengendapkan tahu. Ada 25 cetakan dari kayu untuk mencetak tahu. Ada banyak sekali kaleng-kaleng besar yang nantinya akan digunakan sebagai wadah saat tahu dirabus. Dan sebuah penggorengan besar yang menggunakan kayu bakar untuk menggoreng tahu. Serta r ak-rak dari kayu untuk menampung tahu-tahu yang sudah tercetak. Dengan semua peralatan sederhana diatas pabrik ini berdiri dan menghidupi para karyawannya sejak tahun 1983 hingga saat ini. Tahu yang diproduksi di pabrik Pak H. Lani ini merupakan suatu produk yang dikenal dengan nama Tahu Jambi. Sekilas kita pasti bingung mendengar nama tahu Jambi. Sebenarnya tahu ini adalah Tahu Sumedang biasa. Tapi karena pak Haji ingin sesuatu yang berbeda dari nama tahu produksinya maka tahu inipun diberi nama Tahu Jambi. Sesuai dengan nama kampug halaman pak Haji. Pabrik ini dibangun oleh pak haji sendiri jauh sebelum ia berkeluarga. Dan merupakan suatu usaha yang dirintis sejak ia masih muda. Saat ini pendapatan bersih yang dikumpulkan perhari dapat mencapai lebih dari Rp. 2.000.000,-. Jadi dapat dikatakan bahwa pembuatan tahu ini merupakan bisnis yang menjanjikan. Dalam sehari pak Haji membutuhkan 3 kuintal kacang kedelai untuk memenuhi kuota produksi mereka. Kacang kedelai ini didapat dari para pemasok yang memang sudah menjadi kepercayaan pak Haji karena menurutnya, para pemasok ini memberikan kacang kedelai dengan kualitas yang cukup bagus dengan harga yang pantas-tidak dimahalkan. Selanjutnya tentu kacang kedelai tersebut akan diproses oleh para pekerjanya menjadi tahu. Dari 3 kuintal kg kacang kedelai yang ada, nantinya akan diubah menjadi ± 210 cetak tahu. Masing-masing cetakan tahu tersebut biasanya dijual dengan harga Rp. 20 .000,- hingga Rp. 24.000,-. Secara kasar dapat dihitung pendapatan pak Haji adalah Rp. 4.830.000 , - dengan omzet inilah bisnis tahu ini dibangun dan terus dipertahankan. Namun tentu saja tidak semua tahu akan laku di pasar. Pasar terbesar dari produk tahu Jambi ini menurut pak Haji adalah para pe njaja gorengan. Masing-masing dari mereka biasanya memesan hingga 7 papan (cetakan) tahu setiap hari. Begitulah pabrik tahu milik Pak H. Lani terus berdiri hingga saat ini. Dengan modal yang tidak terlalu besar dia bisa memperoleh omzet yang lebih dari cukup untuk menggaji para karyawan, modal usaha, dan menghidupi keluarganya sendiri tentunya. Maka dapat disimpulkan bahwa produksi tahu ini m erupakan suatu bisnins yang menjanjikan. Me nyerap tenaga kerja. Dan jarang sekali mengalami kerugian karena besarnya pasar yang ada di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH Untuk menjaga keseimbangan konsep yang akan kami bahas selanjutnya maka kami menyertakan rumusan masalah yang terkait dengan isi dari makalah kami ini, yaitu tentang “Bagaimanakah proses pembuatan tahu secara konvensional?”
C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk memberitahukan kepada para pembaca tentang proses pembuatan tahu secara konvensional dan beberapa informasi penting lainnya seperti omzet yang didapat. Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Bisnis yang diberikan.
D. SASARAN PENULISAN Makalah ini dibuat dengan sasaran penulisan awal civitas akademika Universitas Gunadarma. Namun tidak menutup kemungkinan bagi orang-orang diluar Universitas Gunadarma untuk ikut membacanya.
E. MANFAAT PENULISAN Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1.
Agar pembaca dapat mengetahui proses pembuatan tahu secara konvensional.
2.
Agar pembaca memiliki konsep yang jelas mengenai bisnis tahu.
3.
Agar bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca.
B A B II PROSES PRODUKSI
A. PROSES PRODUKSI TAHU JAMBI
Proses pembuatan tahu jambi sebenarnya sama saja dengan proses pembuatan tahu lainnya. v Bahan-bahan: ·
Kacang Kedelai
·
Air
v Langkah-langkah (proses) pembuatan tahu jambi adalah sebagai berikut: ·
Kedelai yang tersedia dicuci hingga bersih.
·
Lalu kedelai yang sudah bersih tersebut direndam dalam air selama ± 2-3 jam.
·
Setelah itu kedelai yang ada siap digiling.
·
Setelah digiling kedelai yang sudah halus tersebut kita masukkan dalam bak-bak untuk
selanjutnya diuapi. ·
Setelah diuapi selama ± 10 menit kemudian selanjutnya dipindahkan ke kain penyaring dan
dibutuhkan waktu ± 10 menit agar sari kedelai dapat terpisah dari ampasnya. Untuk mempermudah proses terpisahnya sari kedelai dari ampasnya maka ditambahkan air sambil terus diaduk-aduk. ·
Ampas tahu akan tetap bertahan dalam kain sementara sari dari kedelai akan jatuh kedalam bak
yang sudah disiapkan dibawahnya. ·
Ampas tahu yang tertahan pada kain lalu dibuang, sedangkan sari tahu dalam bak akan diolah
lebih lanjut untuk menjadi tahu. ·
Sari tahu yang ada dalam bak kemudian akan ditambahkan biang/bibit (air tahu) secara terus
menerus sambil terus diaduk untuk memisahkan sari kedelai dari air biasa. Penambahan biang/bibit (air tahu) bertujuan agar sari kedelai dalam bak dapat mengendap dengan baik. ·
Proses inipun memakan waktu ± 20 menit sampai air akan terpisah dari sarinya. Setelah itu air
biasa tersebut akan disedot hingga terpisah dari sari kedelai. Air ini tidak selanjutnya dibuang, melainkan digunakan untuk menjadi biang/bibit (air t ahu) pada proses diatas.
·
Setelah yang tersisa dalam bak hanyalah sari kedelai, maka sari-sari tersebut akan diangkat
dengan menggunakan penyaringan untuk seterusnya dimasukkan ke cetakan tahu. ·
Setelah dirasa sudah cukup maka cetakan kemudian ditutup. Proses ini berfungsi untuk memberi
bentuk pada produk tahu yang nantinya diasilkan sekaligus unutk meniriskan air yang masih tertempel pada sari kedelai tersebut. ·
Lama penyimpanan dalam cetakan ± 15 menit. Jika kita ingin tahu yang lebih keras kita tinggal
menambah waktu pendiaman dalam cetakan. ·
Kemudian tahu yang sudah tercetak tersebut akan di rebus ± 1 jam, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kelembekan tahu. Sekaligus untuk menjadikan tahu lebih tahan lama.
B A B III PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
1.
Mendukung konsep yang sudah disebutkan diatas bahwa pembuatan tahu tidak membutuhkan
modal yang besar. Dan bahan dasarnya pun sangat sederhana serta mudah didapat. 2.
Bahwa pembuatan tahu memberikan omzet yang cukup besar. Dan tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk mencapai titik impas. 3.
Untuk proses pembuatan tahu yang konvensional seperti ini dibutuhkan cukup banyak tenaga
kerja, sehingga membuka lapangan pekerjaan.
B. SARAN
1.
Agar kebersihan dari tempat usaha dapat lebih diperhatikan.
2.
Agar pemerintah lebih memperhatikan UKM saperti ini karena selain beromzet, juga menyerap
cukup banyak karyawan. 3.
Agar jumlah pabrik tahu yang beroperasi secara modern dapat sedikit ditekan oleh pemerinta agar
pabrik-pabrik konvensional seperti ini dapat terus berkembang dengan baik
DAFTAR PUSTAKA Suwardji, Raden. Cara Pembuatan Tahu Konvensional. Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1999.