TUGAS SWAMEDIKASI
VITAMIN DAN MINERAL
Dosen Pengampu:
Dra. Rina Melani .,Apt
Di susun oleh :
Risalandi Nugroho. S (155020036)
Vigi marna I (155020037)
Ismawati (155020035)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Vitamin, Mineral dan Air merupakan bagian dari komponen-komponen yang
di butuhkan oleh tubuh manusia. Namun, pada saat ini banyak sekali
masyarakat mengabaikan komponen – komponen tersebut. Vitamin, mineral dan
air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia seutuhnya,
bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat
diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran
tentang pentingnya vitamin, mineral dan air sangat penting di kembangkan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang
Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang
Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada
zaman sekarang, wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai
memasak sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan
memasak para wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan
di rumah dan memasak untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka
cenderung memilih makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah
dengan rasa yang enak. Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa
yang ada di dalannya, apa yang dapat di timbulkan makanan – makanan cepat
saji yang mengandung bahan pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.
Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan
yang seringkali membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang
bagus. Bahkan hampir 89% masyrakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan
instant yang mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan semakin
sering dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti
mereka juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin
hanya sedikit saja terkandung dalam makanan instant atau cepat saji
tersebut. Bahkan, tak jarang makanan tersebut sama sekali tidak mengandung
vitamin , mineral dan air dan tak jarang pula makanan istant atau cepat
saji banyak mengandung msg, pengawet makanan, pemanis buatan bahkan bagi
produen yang curang mereka tidak segan menggunakan pewarna tekstil, yang
dapat merusak organ-organ dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami
kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang lainnya.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama
sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh
untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K ) serta
vitamin yang larut dalam air ( B kompleks dan C ) yang masing-masing
memiliki peranan penting. Buah-buahandan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh.
Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami
kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan
karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan
biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon
berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan
Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal
dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan
terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi,
tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga
ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang
sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu
kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam
tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral
non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya
tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin dan Mineral
2.1.1 Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawaorganikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena
itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.(Rhina Abdullah:
2011)
Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang
artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil
penelitian,tidak semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini
masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang
esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk
hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena
itu,makanan yang dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin. Jika tubuh
kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit defiensi atau avitamiosis.
(Abdul Hadi : 2013)
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap
vitamin memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin,
manusia tidak akan dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan
agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan
tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian
tubuh, tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino:
2013)
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain
vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam
pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).Walau memiliki
peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan
vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.Oleh karena itu,
tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makananyang kita
konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin
yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin
lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi,
tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin
dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka
metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal
dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan
vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan
vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.
2.1.2 Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga
struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).(Wikipedia Bahasa
Indonesia:2013)
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga
struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Pada tahun 1995 the
International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru
tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang
dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari hasil
proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik
kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana
dan Strunz. (Dodi : 2012)
2.2 Jenis-jenis Vitamin dan Mineral beserta fungsinya
2.2.1 Vitamin
2.2.1.1 Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C.
1. Vitamin B1(aneurin atau tiamin) = antineuritik
Vitamin B1 sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan normal,setiap hari
tubuh memerlukan 1-2mg Vitamin B1.
Fungsi Vitamin B1 yaitu:
a. Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim yang diperlukan
dalam metabolisme karbohidrat.
b. Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh
c. Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus
d. Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan fungsinya.
Bahan makan yang mengandung vitamin B1 adalah
hati,jantung,ginjal,otak,susu,kuning telur,kulit ari beras,gandum,wortel
biji buah polong dan ragi.
2. Vitamin B2(riboflavin atau laktoflavin)
Fungsi Vitamin B2 adalah
a. Untuk memnidahkan rangsangan sinar ke saraf mata
b. Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel
c. Memelihara jaringan kulit sekitar mulut
d. Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf
e. Menghasilkan energi dalam sel
Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, dan susu.
3. Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)
Fungsi asam nikotin adalah untuk
a. Pertumbuhan dan perbanyakan sel
b. Perombakan karbohidrat,lemak dan protein
c. Mencegah penyakit pellagra
d. Memelihara pencernaan
e. Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua proses
hidup dalam sel.
Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan
tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung
vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
4. Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)
Vitamin ini banyak terdapat di hati,ikan,daging dan sayuran.Vitamin ini
merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan
transaminase tertentu.
Fungsi Vitamin ini adalah untuk;
a. Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf
b. Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit
5. Vitamin B5 (Pantetonat)
Vitamin ini berfungsi untuk:
a. Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pembentukan
karbohidrat,lemak dan protein
b. Menjaga tingkat normal gula darah
Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani,
mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau.
6. Vitamin B11 (asam folat)
Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah merah,antianemia
pernisiosa,membentuk asam nukleat (DNA dan RNA),serta metabolisme kelompok
metil.Vitamin ini banyak terdapat dalam hati,ginjal,sayuran,ragi,biji
gandum,daging sapi,pisang,lemon,dan polongan.
7. Vitamin B12 (sianokobalamin)
Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia pernisiosa.banyak
terdapat dalam hati,daging ,unggas,ikan,telur,susu,keju,udang, dan
kerang.Vitamin B12 dapat disimpan di dalam hati.
Fungsi vitamin B12 yaitu untuk:
a. Metabolisme sel dalam pertumbuhan
b. Metabolisme atau pembentukan sel darah.
8. Vitamin C (asam askorbinat)
Kebutuhan Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan,kebutuhan dan umur
seseorang.Bila konsumsi vitamin in berlebihan,selalu akan dikeluarkan dari
tubuh melalui ginjal.
Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg,anak-anak 60 mg dan
orang dewasa 75 mg.Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu menyusui 150 mg tiap
harinya.
Fungsi vitamin C adalah untuk
a. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal
b. Mempengaruhi pembentuka trombosit
c. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi
d. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.
Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran,buah-buahan,hati dan ginjal.Di
dalam jeruk,selain mengandung vitamin C,juga mengandung sitrin dan
rutin.Oleh San Gyorgy zat ini sering disebut Vitamin P yang penting untuk
mencegah pendaran dan memperkuat permeabilitas.Vitamin C termasuk jenis
Vitamin yang mudah larut dan rusak oleh pemanasan.oleh karena itu,dalam
memasak sayur-sayuran perlu memperhatikan sifat vitamin ini.
2.2.1.2 Vitamin Larut Lemak
Vitamin-vitamin di bawah ini adalah vitamin yang tidak dapat
larut dalam air,tetapi dapat larut dalam lemak.Vitamin yang dapat larut
dalam lemak adalah vitamin A,D,E, dan K.Vitamin ini umumnya dapat disimpan
dalam tubuh.
1. Vitamin A (aseroftol)
Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah:
a. Untuk pertumbuhan sel-sel epitel
b. Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan rangsangan
cahaya oleh sel-sel basilus pada retina waktu senja.
Sumber Vitamin A adalah minyak,ikan,hati mentega,serta tumbuhan yang
berwarna hijau dan kuning.tumbuhan berwarna kuning banyak mengandung
karotin yang merupakan provitamin A.Di dalam hati karotin akan di ubah
menjadi Vitamin A.
2. Vitamin D
Vitamin D ditemukan oleh Mc.Collum,Hezs, dan Sherman.Mereka
menyebutnya dengan vitamin antirakitis.Sekarang telah ditemukan ada empat
macam Vitamin D,yaitu:Vitamin D1 (ergostein) ,D2 (kalsiferol), D3,dan
D4.Vitamin D3 adalah yang paling aktif.
Fungsi Vitamin D di dalam tubu adalah untuk:
a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama
kelenjar anak gondok (parathormon)
b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus
c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin
d. Memperngaruhi proses osifikasi
Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,mentega,kuning telur,susu, dan ragi.
3. Vitamin E (tokoferol)
Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada tiga
macam Vitamin E,yaitu : vitamin E1(alfa tokoferol), vitamin E2 (beta
tokoferol), dan vitamin E3(gama tokoferol).
Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah untuk:
a. Membantu proses pembelahan sel
b. Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil,serta dapat mencegah
keguguran.
Vitamin E banyak terdapat pada susu,lemak,daging ,kecambah
kacang hijau(touge),hati ,ginjal, dan kuning telur.
4. Vitamin K
Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan schondeyder. Vitamin ini
sering disebut antihemoragiaatau anti pendarahan.Vitamin K dapat dibentuk
oleh tubuh sendiri dengan bantuan bakteri usus besar,Escherichia coli.
Fungsi Vitamin K adalah membentuk protrombin di dalam hati. Zat
ini penting dalam proses pembekuan darah.
2.2.2 Mineral
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral.
2.2.2.1 Mineral Mikro
Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01%
dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl
(klorida), dan S (sulfur).
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan
tulang dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi
dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas
susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.Buah dan
sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangung,
daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.
2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang
dan gigi. Selain itu, fosforus juga mengatur keseimbangan pH darah Anda.
Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan
jika terlalu berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal.
Daging, ikan, unggas, telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.
3. Natrium atau sodium (Na)
Fungsi utam natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh,
serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari
darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh,
natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi
sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat
gizi melalui membrane sel.
4. Kalium atau Potasium (K)
Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa
di dalam tubuh. Kalium juga berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi
otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam
metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Buah dan sayuran yang
mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang,
kacang polong, dan wortel.
5. Sulfur (S)
Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk
fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama dengan vitamin B kompleks
membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi
akibat bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur : kacang-kacangan,
bawang putih, bawang bombay, dan kubis-kubisan.
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan
hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe),
tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium).
Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh.
Berikut ini macam-macam mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh
Anda.
6. Kromium (Cr)
Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-
sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke
dalam sel.
Buah dan sayuran yang mengandung Kromium : kentang, cabai hijau, apel,
pisang, bayam, wortel, dan jeruk.
7. Zat besi (Fe)
Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel
darah merah. Hemaglobin bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen
dari paru-paru ke keseluruh jaringan tubuh. Zat besi juga berperan dalam
metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta dalam
sistem kekebalan tubuh.
Buah dan sayuran yang mengandung Zat besi : sayuran hijai seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dan daun pepaya.
8. Yodium (I)
Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan
lemak tubuh; serta menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi.
Buah dan sayuran yang mengandung Yodium : bawang merah atau tanaman
lain yang ditanam di daerah dekat pantai.
9. Magnesium (Mg)
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim
dalam tubuh. Magensium bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi
biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme
energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu,
magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen
DNA.
Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-
kacangan, dan biji-bijian.
10. Mangan (Mn)
Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam
proses metabolisme. Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam
sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah
peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam
pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi
otak, dan untuk pengontrolan neurotransmiter.
Buah dan sayuran yang mengandung Mangan : kacang-kacangan, sayuran
berdaun hijau, bit, dan gandum.
11. Molibdenum (Mo)
Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, mengkatalis reaksi
oksidasi-reduksi, penawar racun alkholm metabolisme sulfur, dan mencegah
anemia.
Buah dan sayuran yang mengandung Molibdenum : kembang kol, kacang
polong, bayam, bawang putih, jagung, kentang, bawang bombay, kacang tanah,
semangka, wortel, dan kubis.
12. Selenium (Se)
Selenium bekerja sama denga vitamin E berberan sebagai antioksidan
dalam sistem enzim. Di samping, selenium juga berperan mencegah terjadinya
serangan radikal bebas, melindungi membran dari kerusakan oksidatif,
membantu reaksi oksigen dan hodrogen pada tahap akhir rantai metabolisme,
serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai kekebalan tubuh.
Buah dan sayuran yang mengandung Selenium : bawang, tomat, brokoli,
kubis dan gandum.
13. Seng (Zn)
Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata,
menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital
laki-laki, dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Buah dan sayuran yang mengandung Seng : kacang-kacangan, biji-bijian,
legum, dan gangum.
14. Boron (Bo)
Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan osteoprosis dan
osteoartritis dengan cara meningkatkan penggunaan kalsium dan magnesium.
Fungsi boron tersebut bersifat sinergis dengan vitamin D dalam memperkuat
tulang. Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi sarat. Selain
itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang berhubungan dengan fungsi
membran sel sarat serta terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi
(antiperadangan). Aktivitasnya sangat signitifkan, terutama untuk
pencegahan penyakit pradangan, seperti rematoid, artritis, dan asma.
Buah dan sayuran yang mengandung Boron : jamur, kacang-kacangan dan
asparagus.
2.3 Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin dan mineral
2.3.1 Kekurangan Vitamin
1. Vitamin A
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A yaitu
Keratomalasia, kulit pucat, kering rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-
lain.
2. Vitamin B1
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 yaitu kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 yaitu turunnya
daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah,
sariawan, dan sebagainya
4. Vitamin B3
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 yaitu
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia,
badan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
5. Vitamin B5
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 yaitu otot
mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-
lain
6. Vitamin B6
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 yaitu pelagra
alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan
banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B12
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu kurang
darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada
kulit, dan sebagainya
8. Vitamin C
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sisitem
imun kurang, sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka, gusi
berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
9. Vitamin D
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi akan
lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang
tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10. Vitamin E
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E yaitu bisa
mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11. Vitamin K
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K yaitu darah
sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam
tubuh, dan sebagainya.
2.3.2 Kelebihan Vitamin
1. Vitamin A
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu Keracunan hatiKulit
kering, Rambut rontok, Efek Teratologikal, Osteoporosis (suspected, long-
term)
2. Vitamin B1
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal
ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan,
sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat
terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.Vitamin B2
3. Vitamin B3
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu Niasin dalam
jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan
gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan
dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, Pusing, mual, ataksia,neuropati
perifer.
Sedangkan untuk vitamin B12 tidak ada gejala keracunan yang berhubungan
dengan vitamin B12
4. Vitamin C
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit
kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis,
atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.
5. Vitamin D
Jangan makan vitamin D secera berlebihan kerana dapat merusak ginjal
dan hati.Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi
vitamin D kerana di Indonesiacukup banyak sinar matahari.Kulit dapat
memprroduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra violet dari matahari
6. Vitamin E
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila dikonsumsi
dalam dosis tinggi, vitamin ini diduga dapat meningkatkan risiko kanker
paru-paru, demikian dilaporkan sebuah riset yang dipublikasikan awal
Februari ini.Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 77 ribu
partisipan mengindikasikan bahwa mengonsumsi 400 miligram per hari dalam
jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker hingga 28 persen,
khususnya di antara para perokok.
2.3.3 Kekurangan Mineral
1. Kekurangan Kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang karang
kuat, tetani atau kejang otot, dan lambatnya pembekuan darah bila terjadi
luka
2. Kekurangan Phospor menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala
rasa lelah dan kurang nafsu makan
3. Kekurangan Magnesium terjadi komplikasi penyakit yang menyebabkan
gangguan absorpsi
4. Kekurangan Biotin mengakibatkan peradangakn pada kulit dan bibir
5. Kekurangan Niasin (Asam Nikotinat) mengakibatkan Pellagra
(dermatosis, peradangan pada lidah, fungsi usus & otak yang abnormal)
6. Kekurangan Natrium mengakibatkan kebingungan, koma
7. Kekurangan Asam Folat mengakibatkan berkurangnya jumlah semua jenis
sel darah (pansitopenia), sel darah merah yang berukuran besar
8. Kekurangan Zat Besi berakibat dapat merusak perkembangan otak serta
meningkatkan kematian ibu dan anak
9. Kekurangan Seng mengakibatkan pertumbuhan yang lambat, tertundanya
kematangan seksual, berkurangnya sensasi rasa
10. Kekurangan Asam Pantotenat mengakibatkan penyakit saraf, kaki terbakar
11. Kekurangan Klorida mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa
12. Kekurangan Selenium mengakibatkan nyeri otot & kelemahan
13. Kekurangan Fosfat mengakibatkan orang mdah tersinggung, kelemahan,
kelainan sel darah, kelainan usus dan ginjal
14. Kekurangan Yodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid, tuli-bisu,
pertumbuhan janin & perkembangan otak yang abnormal
15. Kekurangan Kalium menyebabkan diare kronis, muntah pada penggunaan
obat pencahar, deuretik
2.4 Golongan obat vitamin dan mineral
2.4.1 Golongan obat vitamin
a. Thiamin
Gejala kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka
panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan
beras 'poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan
pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem
syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung
yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan
dan kelumpuhan.
Keracunan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal
ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan,
sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat
terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.
Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada pemberian tiamin injeksi.
Tidak aman bagi ibu menyusui.
Dosis
Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg per hari per oral
Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral
Koma/delirium akibat alkohol atau obat opioid dan barbiturat: infus
intravena selama 30 menit.
Sediaan: tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet vitamin B
kompleks, injeksi intramuscular potensi tinggi (Pabrinex im: isi vitamin C
500 mg, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin
HCl 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin
C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg,
riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/10 ml).
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Gejala kekurangan
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin.
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah
dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya
sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat
juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Dosis:
Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak
hingga 30 mg sehari.
Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak
1-2 mg per hari.
Sediaan: tablet 5 mg, tablet vitamin B kompleks
c. Vitamin B3 (Niacin)
Gejala kekurangan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti
dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada
awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan,
lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala
dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar
matahari langsung.
Keracunan
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf,
lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah
membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
d. Vitamin B5 (asam pantotenat)
Gejala kekurangan
Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi Seperti halnya vitamin B1 dan
B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik.
Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta
insomnia.
Keracunan
Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.
e. Vitamin B6(Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Gejala kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala
seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala
kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.
Keracunan
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan
syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan
mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut
yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan
berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-
gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.
Indikasi: defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid dalam
terapi TB, anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya, sindrom
premenstrual.
Dosis:
Defisiensi vitamin B6: 20-50 mg s.d 3x sehari
Neuropati akibat isoniazid: 10 mg sehari untuk pencegahan, 50 mg 3x
sehari untuk terapi
Anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya: 100-400 mg
sehari, dosis terbagi
Sindrom premenstrual: 50-100 mg per hari
Sediaan: tablet 10 mg, injeksi intramuskular dan intravena (lihat Tiamin),
tablet vitamin B kompleks
Efek Samping: neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang dan dosis
tinggi)
f. Vitamin B8 (biotin)
Gejala kekurangan
Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien
rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala
seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan.
Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.
g. Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
Gejala kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa
meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa
DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat
tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat
adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi
karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf,
menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
Keracunan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah.
Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena
kedua vitamin ini berhubungan.
h. Vitamin B12 (Kobalamin)
Gejala kekurangan
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia),
yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat
tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala
kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang
(immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin
B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf
peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan
hipersensitif pada kulit.
Indikasi: anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan
pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
ϖ Farmakokinetik
Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK .
Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM.
Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya karena
ikatanya yang lebih kuat dengan protein . absorpsi per oral berlangsung
lambat di ileum; kadar puncak di capai 8-12 jam setelah pemnerian 3 mg.
Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu dengan perantaraan
faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung
Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat
dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin (
transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin
I) dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 Yyang
terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan,
terutam hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90%
). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan
simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.
Metabolisme & ekskresi
Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan dan darah
terikat oleh protein . seperti halnya koenzim B12, ikatan dengan
hidroksokobalamin lebih kuat sehingga sukar diekskresi melalui urin. Di
dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah menjadi koenzim B12.
Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh di sebabkan oleh ekskresi melalui
saluran empedu; sebanyak 3-7mg sehari harus di reabsorbsi dengan
perantaraan FIC. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak
terikat pritein.80-90% vitamin B12 akan diretensi dalam tubuh bila di
berikan dalam dosis sampai 50mg; dengan dosis yang lebih bersar, jumlah
yang diekskresi akan lebih banyak . jadi bila kapasitas ikatan protein dari
hati, jaringan dan darah lebih jenuh,vitamin B12 bebas akan di keluarkan
bersama urin sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah
yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam sirkulasi
bayi.Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa tergantung dari
berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons terhadap pengobatan.
Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif
dan terapi penunjang.
Dosis:
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-
150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3
hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.
Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.
i. Vitamin C (asam askorbat)
Gejala kekurangan
Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan
merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages .
Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan
otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri,
gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering
terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika
seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam
jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan
kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-
tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.
Keracunan
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit
kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis,
atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.
2.4.2 Golongan Obat Mineral
1. Tablet Besi ( Fe )
Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi
di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin,
sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim
tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang terlibat
dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( hb ),
sehingga defisiensi fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang
lebih kecil dengan kandungan hb yang rendah dan menimbulkan anemia
hipokronik mikrositik.
a. Cara kerja
Distribusi dalam tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam
bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat
dalam tubuh merupakan fe fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe
yang nonesensial.
b. Farmakokinetik
Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan
jejenum proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini
lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa
usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan
di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk
kedalam plasma dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin
dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh
tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe di ubah
menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka fe
yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang
untuk eritropoesis.
ϖ Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin (
siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut
ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
ϖ Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang
di sebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel
mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan
sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum tulang
dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang
cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan
bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan
tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.
Bila fe diberikan IV , cepat sekali di ikat oleh apoferitin ( protein
yang membentuk feritin ) dan di simpan terutama di dalam hati. Sedangkan
setelah pemberian per oral terutama akan di simpan di limpa dan sumsum
tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati
dan limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat
transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe
dalam jumlah berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
ϖ Eksresi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-
1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan
saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin,
feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada proteinuria jumlah yang
di keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang
mengelupas. Pada wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe
yang diekskresikan sehubungan dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg
sehari.
c. Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia
defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan
penyakit penimbunan besi dan keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling
sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu, dapat pula terjadi
misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa
pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip
anemia defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini
ialah, bahwa pada anemia defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna
kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang
d. Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap
sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan
yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang timbul dapat berupa mual
dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ), diare (± 5% ) dan kolik.
Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosis
atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan
kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat
suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat suntikan,
peradangan lokal dengan pembesaran kelenjar inguinal. Peradangan lokal
lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain itu dapat pula
terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapt terjadi
dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi,
hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme,
hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering
timbul dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil,
rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan
ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV,
demikian pula syok atau henti jantung.
e. Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka
preparat besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero
seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini
umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar
garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya
dalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat,
pirofosfat, ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri
( Fe3+ ).
yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :
Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur
Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu
proses penyerapan.
Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk
Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan mineral
sangat penting dalam proses metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin
yang utama adalah untuk pengobatan terhadap defisiensi (kekurangan), dan
penyakit-penyakit menurun. Selain itu vitamin juga digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit, misalnya kanker (vit. A, C, dan E),
jantung dan saluran napas (vit. E dan C), skizofrenia (vit. B3). Defisiensi
vitamin dan mineral dapat berdampak negative dalam tubuh. Penggunaan
vitamin dan mineral dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan
pada system kerja tubuh sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang
tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral. Pemenuhan kebutuhan akan
vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari konsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin dan mineral misalnya daging, sayuran hijau dan biji-
bijian.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta:
Penerbit EGC
http://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=Nutrisi-
Parenteral-untuk-kesehatan.
Sadikin Muhamad.2002.Biokimia Darah.widia medika.Jakarta
Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC,
Jakarta
Setiabudy, Rianto. 2007.Farmakologi dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta
http://www.scribd.com/doc/37220094/Obat-Anti-Anemia-Defisiensi