1. KONSTRUKSI SAMBUNGAN PADA BAJA Peny Penya ambun mbunga gan n loga logam m adal adalah ah suat uatu pros proses es yang ang dila ilakuka kukan n untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai maca macam m meto metoda da sesu sesuai ai deng dengan an kond kondis isii dan dan baha bahan n yang yang digu diguna naka kan. n. Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi sambungan harus dise disesu suai aika kan n deng dengan an kond kondis isii yang yang ada, ada, hal hal ini ini meng mengin inga gatt efis efisie iens nsii sambungan. Pemi Pemili liha han n meto metod da peny penyam ambu bung ngan an yang yang tepat epat dala dalam m suatu uatu konstr konstruks uksii sambun sambungan gan harus harus dipert dipertimba imbangk ngkan an efisie efisiensi nsi sambun sambungan gannya nya,, denga engan n memp memper erti timb mba angka ngkan n bebe bebera rapa pa fakt faktor or dian dianttaran arany ya: fakt faktor or pros proses es penge engerj rjaa aan n sambu ambung nga an, keku kekuat atan an sambu ambung ngan an,, kerap erapa atan tan sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.
1.1.. Fun 1.1 Fungsi gsi / Tujuan Tujuan Samb Sambung ungan an Baja Baja Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang digabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai macam teknik sambungan. Adapun fungsi / tujuan sambungan baja antara lain : a) Untu Untuk k mengg menggab abun ungk gkan an bebera beberapa pa bata batang ng baja baja memb membent entuk uk kesat kesatua uan n konstruksi sesuai kebutuhan. b) Untu Untuk k mend mendap apat atka kan n ukur ukuran an baja baja sesu sesuai ai kebu kebutu tuha han n (pan (panja jang ng,, leba lebar, r, tebal, dan sebagainya). c) Untuk memudah memudahkan kan dalam dalam penyetelan penyetelan konstruk konstruksi si baja di di lapangan. lapangan. d) Untuk memudahka memudahkan n penggantian penggantian bila suatu suatu bagian bagian / batang konstruks konstruksii mengalami rusak. e) Untu Untuk k memb member erika ikan n kemu kemung ngkin kinan an adan adanya ya bagi bagian an / bata batang ng kons konstr truks uksii yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu.
1.2. Pros Proses es Penger Pengerjaan jaan Samb Sambunga ungan n Baja Baja Proses Proses pengerj pengerjaan aan sambun sambungan gan yang yang dimaks dimaksud ud adalah adalah bagaim bagaimana ana pengerjaan pengerjaan konstruksi konstruksi sambungan sambungan itu dilakukan dilakukan seperti: seperti: sambungan sambungan untuk kons konstr truk uksi si tang tangki ki dari dari baha bahan n pela pelatt lemb lemba aran. ran. Untu Untuk k mene menent ntu ukan kan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada beberapa alternatif pers persya yarat ratan an.. Persy Persyara arata tan n yang yang palin paling g utam utama a adal adalah ah tang tangki ki ini ini tida tidak k boleh bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambu mbungannya hanya dapat dilak lakukan kan dari sisi isi lua luar dan sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar terjadi. Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup cukup besar besar dan bahann bahannya ya juga juga cukup cukup tebal, tebal, sehing sehingga ga akan akan sulit sulit untuk untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik baik serta serta mempuny mempunyai ai kekuat kekuatan an sambun sambungan gan yang yang memada memadai. i. Di samping samping
itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relati relatiff murah, murah, maka maka yang yang paling paling mendek mendekati ati sesuai sesuai untuk untuk konstr konstruks uksii tangki ini adalah sambungan las.
1.3. Keku Kekuata atan n Sambun Sambungan gan Pada Baja Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. tangki. Dengan persyaratan persyaratan seperti seperti pada uraian di atas, maka pemilihan pemilihan metod metoda a peny penyam ambu bung ngan an yang yang coco cocok k untu untuk k tang tangki ki jika jika diti ditinj njau au dari dari sisi sisi kekua kekuata tann nnny nya a adal adalah ah samb sambun unga gan n las. las. Samb Sambun unga gan n las las ini ini mempu mempuny nyai ai ting tingka katt efisi fisien ens si keku kekuat atan an samb sambun unga gan n yang ang rela relattif lebi lebih h baik baik jika jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya.
1.4.. Ker 1.4 Kerapa apatan tan Sam Sambun bungan gan Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemili pemilihan han sambun sambungan gan yang yang tahan tahan terhad terhadap ap kebocor kebocoran an ini dianta diantaran ranya ya adalah adalah sambun sambungan gan las. las. Kriter Kriteria ia sambun sambungan gan las ini merupa merupakan kan pencai pencairan ran kedua bagian bahan logam yang akan disambung disambung ditambah ditambah dengan dengan bahan tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap kebocoran.
1.5. Peng Penggunaa gunaan n Kont Kontruksi ruksi Samb Sambunga ungan n Penggunaan Penggunaan dimana konstruks konstruksii sambungan las itu akan digunakan digunakan juga merupakan pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan tersebut digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat sangat mudah bereaksi bereaksi dengan dengan bahan logam. Untuk konstruksi konstruksi tangki tangki yang yang diguna digunakan kan sebaga sebagaii bahan bahan tempat tempat penyal penyalura uran n minyak, minyak, maka maka sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini.
1.6. Fakt Faktor or Ekon Ekonomis omis Samb Sambunga ungan n Baja Baja Faktor Faktor ekonomis ekonomis yang dimaksud dimaksud dalam pemilihan pemilihan untuk konstruksi konstruksi sambun sambungan gan ini adalah adalah dipert dipertimb imbang angkan kan berdasa berdasarka rkan n biaya biaya ke-selu ke-seluruh ruhan an dari setiap proses penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan bahan-bahan,, mesin yang digunakan digunakan juga transportas transportasii dimana konstruksi konstruksi tersebut akan di instal. Besar kecilnya konstruksi sambungan dan volume kerja sambungan juga menjadi bahan pertimbangan secara keseluruhan. Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu kons konstr truk uksi si samb sambum umga gam m dapa dapatt dili diliha hatt pada pada pera peraki kita tan n file file cabi cabine net. t. Metoda perakitan file cabinet yang digunakan adalah metod metoda a penya penyamb mbun unga gan n deng dengan an las las titi titik. k. Pert Pertimb imban anga gan n pemi pemilih lihan an ini ini mengingat proses penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai keku kekuat atan an samb sambun unga gan n yang yang baik baik dan dan hasi hasill peny penyam ambu bung ngan anny nya a tida tidak k menimbulkan cacat pada plat. Metoda-metoda penyambungan yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya : a) Metoda Metoda penyam penyambun bungan gan denga dengan n lipatan lipatan b) Metoda Metoda penyam penyambum bumgan gan denga dengan n keling keling
c) Metoda Metoda peny penyamb ambung ungan an denga dengan n solder solder d) Metoda penyambung penyambungan an dengan dengan las titik e) Metod Metoda a las las busu busurr f) Metod Metoda a las las oksi oksi-a -ase seti tile len n g) Metoda Metoda peny penyamb ambung ungan an baut baut dan dan mur Masing-mas Masing-masing ing metoda penyambunga penyambungan n ini mempunyai mempunyai proses proses pengerja pengerjaan an yang berbeda-beda.
2. METODE PENYAMBUNGAN PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN LIPATAN LIPATAN Samb Sambun unga gan n pela pelatt deng dengan an lipa lipata tan n ini ini sanga angatt baik baik digu diguna naka kan n untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. Ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab sebab untuk untuk penyam penyambun bungan gan pelat pelat yang yang mempun mempunyai yai keteba ketebalan lan di atas atas 1 mm akan akan men menyuli yulitk tkan an unt untuk pros proses es peli pelipa pata tann nnya ya.. Pros Proses es penyambungan pelat dengan metoda pelipatan ini dapat dilakukan secara manual di atas landasan-landasan pelat dan mesinmesin pelipat.
2.1.. Jen 2.1 Jenisis-Jen Jenis is Sambun Sambungan gan Lipat Lipat
Jenis-jenis sambungan pelat ini diantaranya: diantaranya: a) Sambun Sambungan gan beri berimpit mpit (lap (lap seam) seam)
b) Sambungan Sambungan berimpit berimpit dengan dengan solder solder (soldered (soldered seam) seam) c) Sambun Sambungan gan lipat lipat (gro (groove oved d seam) seam) d) Sambun Sambungan gan bila bilah h (cap (cap strip strip seam) seam) e) Sambun Sambungan gan tegak tegak (stan (standin ding g seam) seam) f) Sambun Sambungan gan alas alas luar luar (lap (lap bottom bottom seam) seam) g) Sambungan Sambungan alas alas dalam dalam (inser (insertt bottom bottom seam) seam) h) Sambungan Sambungan alas alas tungga tunggall (sigle (sigle bottom bottom seam) i) Sambun Sambungan gan alas alas ganda ganda (doubl (double e botto bottom m seam) seam) j) Sambungan sudut ganda (corner double double seam) k) Sambun Sambungan gan siku siku (elbo (elbow w seam) seam) l) Sambun Sambungan gan siku siku timba timball balik balik (revers (reversibl ible e elbow elbow seam) seam) m) Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam)
2.1.1.Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Alas Ganda Pelat ditekuk menjadi siku Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk sebagai pelat Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas Kedua pelat bersamaan ditekuk
2.1.2.Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Berimpit
Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan berikut: Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti lipatan. Sambungkan kedua pelat menjadi rapat. Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan.
2.1.3.Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Sudut Proses pengerjaan sambungan sudut : Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada proses proses penyambung penyambungan an lipat yang sudah diberi penguatan penguatan dengan bar Sete Setela lah h samb sambun unga gan n terb terben entu tuk k teku tekuk k bagi bagian an yang yang berl berleb ebih ih pada sisi atas pelat Rapik apikan an dan dan rata rataka kan n pemuk emuku ulan lan pada pada sambun mbunga gan n pela pelatt yang terbentuk. •
•
•
2.1.4.Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Bodi Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat:
Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akan disambungkan bilah sambungan sesuai dengan panjang dan Buat besarnya lipatan yang direncanakan. apatka kan n kedu kedua a salur aluran an dan soron orong g dari dari tepi epi bilah ilah yang ang Rapat sudah terbentuk sampai sambungan saluran tersebut tertutup. Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya.
Setelah terbentuk sambungan penguatan sambungan sampai merata.
lakukan
pemukulan
2.1. 2.1.5.L 5.Lan angk gkah ah-L -Lan angk gkah ah Peng Penger erja jaan an Pada Pada Samb Sambun unga gan n Tutu Tutup p Melengkung Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama deng dengan an samb sambun unga gan n siku siku.. Teta Tetapi pi yang yang menj menjad adii kend kendal ala a bias biasan anya ya pada pada pros proses es pene peneku kuka kan n bida bidang ng leng lengku kung ngan an.. Pemu Pemuku kula lan n bida bidang ng leng lengku kung ng ini sebaiknya dilakukan secara bertahap.
2.2.. Pro 2.2 Proses ses Pen Penger gerjaa jaan n Samb Sambung ungan an Lip Lipat at Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan deng engan ket ketebalan lan pelat lat dan jenis pelat yang digunakan. Untuk kons konstr truk uksi si samb sambun unga gan n lipa lipatt ini ini deng dengan an kete keteba bala lan n pela pelatt di bawa bawah h 1 mm, mm, leba lebarr lipa lipata tan n yang yang digu diguna naka kan n berk berkis isar ar anta antara ra 3 – 5 mm. mm. Untu Untuk k mendapatkan hasil sambungan lipatan yang baik dibutuhkan ketelitian dan ketekunan ketekunan serta memperhitungk memperhitungkan an radius lipatan. lipatan. Permukaan Permukaan pelat pada daerah sambungan juga sangat berpengaruh terhadap kualita itas samb sambun unga gan. n. Ap Apab abil ila a samb sambun unga gan n lipa lipata tan n pela pelatt dipu dipuku kull tida tidak k mera merata ta atau atau menimbu menimbulkan lkan cacat cacat bekas bekas pukulan pukulan maka maka kualit kualitas as sambun sambungan gan akan akan buruk.
3. METODE PE PENYAMBUNGAN NYAMBUNGAN BAJA DENGAN PAKU PAKU KELING
Paku Paku keling keling (rivet (rivet)) adalah adalah salah salah satu satu alat alat penyam penyambun bung g atau atau profil profil baja baja,, sela selain in baut baut dalam dalam las. las. Paku Paku kelin keling g terd terdir irii dari dari sebu sebuah ah baja baja yang yang pendek yang mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan, dengan bentuk sebagai berikut :
Keterangan : d = Diameter Paku Keling S = Jumlah tebal baja yang disambung (S < 4d) Tonjolan = 4/3 d sampai dengan 7/3 d (untuk membentuk kepala penutup) Pada saat paku keling dalam keadaan plastis, paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi yang lainnya. Dan biasanya, paku keling akan mengembang sehingga mengisi seluruh seluruh lubang. lubang. Penggunaan Penggunaan paku keling sebagai alat penyambung penyambung lebih kaku bila dibandingkan dengan penggunaan baut.
3.1. Samb Sambunga ungan n Keling Keling Bias Biasa a (Rivet (Rivet)) Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Peng Penggu guna naan an meto metoda da peny penyam ambu bung ngan an deng dengan an rivet rivetin ing g ini ini sang sangat at baik baik diguna digunakan kan untuk untuk penyam penyambun bungan gan pelatpelat-pel pelat at alumni alumnium, um, sebab sebab plat plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas. Dari metoda-metoda lain yang digunakan untuk proses penyambungan aluminiu metoda riveting inilah yang sangat sesuai digunakan, dan mempunyai proses pengerjaan yang mudah dilakukan. Jenis-jenis rivet dibagi menurut bentuk bentuk kepalanya:
Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keling adalah suatu suatu metal metal pin yang yang mempuny mempunyai ai kepala kepala dan tangka tangkaii rivet. rivet. Bentuk Bentuk dan ukura kuran n dari dari rive rivett ini ini telah elah dinor inorma mali lis sasik asikan an menu menuru rutt stan standa darr dan dan kodenya. Pengembangan penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet in i mempunyai kegunaan ters tersen endi diri ri,, masi masing ng-m -mas asin ing g jeni jenis s mempu empuny nyai ai kekh kekhus usus usa an dala alam penggunaannya. Dimensi Rivet antara lain yaitu :
Teknik Pemasangan Paku Keling : 1. Plat yang yang akan disambung disambung dibuat dibuat lubang, lubang, sesuai sesuai diameter diameter paku keling keling yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling. 2. Paku keling keling dimasukkan dimasukkan ke dalam lubang lubang plat plat yang yang akan disamb disambung. ung. 3. Bagi Bagian an kepa kepala la lepa lepas s dima dimasu sukk kkan an ke dala dalam m luba lubang ng plat plat yang yang akan akan disambung. 4. Dengan Dengan mengguna menggunakan kan alat atau atau mesin mesin penekan penekan (palu), (palu), tekan tekan bagian bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa. 5. Sete etelah lah rapat/kua kuat, bagian ekor kor sisa isa kem kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan. 6. Mesin Mesin/a /ala latt pema pemasa sang ng paku paku keli keling ng dapa dapatt dige digera rakka kkan n deng dengan an udar udara, a, hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.
3.2. Sambungan Paku Tembak (Blind Rivet Special) Rivet spesial adalah rivet yang pemasangan kepala bawahnya tidak memun memungk gkin inka kan n mengg menggun unak akan an buck buckin ing g bar. bar. Peng Penggu guna naan an rivet rivet jenis jenis ini ini dikarnakan terlalu sulit kondisi tempat pemasangan bucking bar pada sisi shop headnya, sehingga sewaktu pembentukan kepala shopnya tidak dapat menggunakan bucking bar. Dari kenyataannya inilah diperlukan rivet spesial yang pemasangan hanya dilakukan pada salah satu sisi saja. Kekuatan rivet spes sp esia iall ini ini tida tidak k sepe sepenu nuhn hnya ya dipe diperlu rluka kan n dan dan rive rivett tipe tipe ini ini lebih lebih ring ringan an beratn beratnya ya dari dari rivetrivet-riv rivet et yang yang lain. lain. Rivet Rivet spesia spesiall diprod diproduks uksii oleh oleh pabrik pabrik dengan dengan karakt karakteris eristik tik tersen tersendir diri. i. Demikia Demikian n pula pula untuk untuk pemasan pemasangan gan dan pemb pembon ongk gkar aran anny nya a meme memerl rluk ukan an perl perlat atan an yang yang khus khusus us atau atau sp spes esia ial. l. Komposisi rivet spesial ini mengandung 99,45 % aluminium murni, sehingga kekuata kekuatanny nnya a tidak tidak menjad menjadii faktor faktor utama. utama. Dimensi Dimensi rivet rivet spesia spesiall ini dapat dapat dilihat pada tabel berikut menurut standar diamond brand. Dimensi Paku Tembak antara lain adalah :
3.2.1.Teknik dan prosedur riveting Teknik dan prosedur pemasangan rivet pada konstruksi sambungan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a) Memb embuat gambar layout pada pelat lat yang akan di bor dengan menandai setiap lobang pengeboran menggunakan centerpunch. b) Mata bor yang digunaka digunakan n harus tajam tajam sesuai dengan dengan ketentua ketentuan n sudut mata bor untuk setiap jenis bahan yang akan dibor . c) Penge Pengebo bora ran n komp kompon onen en-ko -komp mpon onen en yang yang dira dirakit kit haru harus s dibo diborr deng dengan an posisi tegak lurus terhadap komponen yang akan dirivet. Komponen yang dibor sebaiknya dijepit, untuk menghindari terjadinya pergeseran komponen selama pengeboran. d) Pengebo Pengeboran ran awal awal dilaku dilakukan kan sebelum sebelum pengeb pengebora oran n menuru menurutt diamete diameterr rive rivett yang yang sebe sebena narn rnya ya.. Pre Pre hole hole (lob (loban ang g awal awal)) yang yang dike dikerj rjak akan an ukurannya lebih kecil daripada diameter rivet 3.2.2.Teknik pemasangan rivet a) Pemasangan Pemasangan rivet countersink Pemas Pemasan anga gan n rive rivett tipe tipe coun counte ters rsink ink ini ini dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an mach machin ine e coun counte ters rsin ink k atau atau dimp dimpli ling ng.. Penge Pengerja rjaan an deng dengan an mesi mesin n countersink countersink umumnya umumnya digunakan digunakan untuk pelatpelat pelatpelat yang tebal. Dan penger pengerjaa jaan n dimpli dimpling ng diguna digunakan kan pada pada pelatpelat-pel pelat at yang yang relati relatiff tipis. tipis. Pemasangan rivet dengan mesin countersink. Pembentukan Pembentukan sisi pelat yang akan disambung pada rivet countersi countersink nk ini dapat digunakan alat pilot countersink atau dengan contersink drill bit. bit. Kedua Kedua alat alat ini dapat dapat dipasa dipasang ng pada pada mesin mesin bor atau atau pada pada bor tangan. Penggunaan alat countersink ini dilakukan setelah pelat yang akan disambung dideburring terlebih dahulu. b) Dimpling
Pelat-pelat yang tipis penggunaan rivet countersink dapat dilakukan dengan dengan cara cara dimplin dimpling. g. Penggun Penggunaan aan dimpli dimpling ng ini dapat dapat diliha dilihatt pada pada gambar dibawah ini. c) Pemasangan rivet spesial Prosed Prosedur ur awal awal pemasa pemasanga ngan n rivet rivet spesia spesiall ini sama sama halnya halnya dengan dengan pemasangan rivet lainya. Tetapi pada pemasangan rivet spesial ini menggunakan alat yakni tang penembak rivet (gun rivet). Pada gambar di bawah berikut dapat dilihat pemasangan rivet ini.
Langkah-Langkah : a) Langkah Langkah awal pemasang pemasangan an rivet rivet ini adalah adalah dengan dengan mengeb mengebor or terlebi terlebih h dahulu kedua pelat yang akan disambung b) Lobang Lobang dan penggu penggunaa naan n mata mata bor disesuai disesuaikan kan dengan dengan diamet diameter er rivet rivet yang digunakan. c) Bersihkan Bersihkan serpiha serpihan n bekas bekas pengebo pengeboran ran pada pada pelat. d) Masuka Masukan n rivet rivet diantar diantara a kedua pelat pelat . e) Tarik Tarik rivet dengan dengan memasu memasukan kan inti rivet rivet pada penarik penarik yang yang ada di gun rivet. f) Penar Penarik ikan an dila dilaku kukan kan denga dengan n meneka menekan n tang tangka kaii gun gun seca secara ra berul berulan anggulang sampai inti rivet putus.
4.
METO ME TOD DE PEN ENYA YAMB MBUN UNGA GAN N BA BAJA DEN ENG GAN SOLDER
Sold Solder er adal adalah ah su suat atu u pros proses es peny penyam ambu bung ngan an anta antara ra dua dua loga logam m atau atau leb lebih deng dengan an meng mengg gunak unaka an pana panas s unt untuk menc mencai airk rkan an bahan ahan tambah tambah sebaga sebagaii penyam penyambun bung, g, dan bahan bahan pelat pelat yang yang dis disamb ambung ung tidak tidak turut mencair. Diti Ditinj njau au dari dari segi segi peng penggu guna naan an pana panas s maka maka pros proses es peny penyol olde dera ran n ini dibagi dalam dua kelompok, yakni solder lunak dan solder kera keras. s. Pengg Penggun unaa aan n solde solderr dari dari berba berbaga gaii jeni jenis s baha bahan, n, bias biasan anya ya dititi dititik k beratkan pada kerapatan sambungan, bukan pada kekuatan samb sambun unga gan n teru teruta tama ma pada pada sold solder er luna lunak. k. Dala Dalam m mela melaku kuka kan n pros proses es penyol penyoldera deran n ini dibutu dibutuhka hkan n fluks fluks yang yang berfun berfungsi gsi untuk untuk members membersihk ihkan an
baha bahan n sert serta a seba sebaga gaii unsu unsurr pema pemadu du dan dan peli pelind ndun ung g sewa sewakt ktu u terj terjad adin inya ya proses penyolderan.
4.1. 4. 1. So Sold lder er Lu Luna nak k Penggolonga Penggolongan n solder lunak berdasarkan berdasarkan temperatur temperatur yang digunaka digunakan n untuk untuk proses proses penyol penyolder deran. an. Tempera Temperatur tur yang yang diguna digunakan kan solder solder lunak lunak ini berkisar di bawah 4500. Penggunaan Penggunaan Penggunaan solder lunak biasanya biasanya untuk konstruksi sambung sambungan an yang tidak membutuhkan membutuhkan kekuatan kekuatan tarik yang tinggi, tetapi dititik beratkan beratkan pada kerapatan sambungan. Fluks Fluks yang digunakan dari berbagai macam jenis sesuai dengan bahan atau atau materia materiall yang yang dis disamb ambung ung.. Pada Pada tabel tabel berikut berikut ini dapat dapat diliha dilihatt berbagai macam jenis fluks dan penggunaannya.
Panas pembakaran Panas yang dibutuhkan untuk penyolderan dengan temperatur rendah ini dapat diperoleh dari beberapa sistem pemanasan diant diantar aran anya ya adal adalah ah sist sistem em pema pemana nasa san n meng menggu guna naka kan n arus arus list listri rik k sebagai sumber panas penyolderan.
Proses penyolderan Proses penyolderan ini dilakukan dengan beberapa langkah pengerjaan sebagai berikut : 1. Pers Persiap iapka kan n pera perala lata tan n sold solder er sert serta a memb members ersih ihka kan n baha bahan n yang yang akan disolder. Batang solder selanjutnya dipanaskan pada tungku pemanas atau dengan listrik. 2. Daerah bahan yang akan disolder dibersihkan dengan mengoleskan fluks. 3. Setelah Setelah kepala kepala solder solder panas, panas, letakan letakanlah lah di atas bahan yang yang akan disolder, agar panas merata seluruhnya.
4. Oles Oleska kanl nlah ah fluk fluks s dan dan baha bahan n tamb tambah ah pada pada daer daerah ah yang yang akan akan disamb dis ambung ung dengan dengan menggu menggunak nakan an kepala kepala solder solder yang yang panas. panas. Sampai merata pada seluruh daerah bahan yang disambung. 5. Hasi Hasill peny penyol olde dera ran n yang ang baik baik dapa dapatt dili diliha hatt pada pada gamb gambar ar di sebelah. Terl erliha ihat bahan tambah masuk kec kecelah – celah lah sambungan.
4.2. Solde Solder r Kera Keras s (Brazing) (Brazing) Solder keras dibagi dalam dua kelompok yakni : Brazing dan silver. Pembagian Pembagian kelompok kelompok ini berdasarkan berdasarkan komposisi komposisi penyoldera penyolderan, n, titik cair dan fluks yang digunakan. Brazing mempunyai komposisi kandungan tembaga dan dan seng seng.. Fluk Fluks s yang yang digu diguna naka kan n dala dalam m pros proses es peny penyol olde dera ran n adal adalah ah boraks boraks dengan dengan menggu menggunaka nakan n pemana pemanas s antara antara bbo 880* 880* - 890* 890* C. Silver Silver mempunyai komposisi kandungan perak. Tembaga dan seng. Fluks yang dipakai dalam proses penyolderan silvering ini ada dua yakni tenacity dan easy flo. Temperatur yang digunakan untuk penyolderan berkisar 7500 C. Penggunaan Proses penyambungan penyambungan dengan dengan solder keras ini mempunyai mempunyai konstruksi konstruksi samb sambun unga gan n yang yang kuat kuat dan dan rapa rapatt sert serta a taha tahan n terh terhad adap ap pana panas. s. Penggunaan Penggunaan konstruksi konstruksi sambungan sambungan ini umumnya umumnya untuk untuk menyambung menyambung pipa-pipa bahan bakar dan konstruksi sambungan lainnya. Kelebihan solder solder keras keras ini sangat sangat baik baik diguna digunakan kan untuk untuk penyam penyambun bungan gan dua buah bahan yang berlainan jenis.
Panas pembakaran Panas pembakaran untuk proses penyolderan ini sekitar di bawah 900* C. dan alat pemanas yang digunakan adalah brander pemanas dengan menggunakan gas pembakar. Komposisi solder keras Komposisi solder keras dapat dilihat pada tabel berikut :
Proses penyolderan solder keras 1. Bahan Bahan yang yang akan disa disambu mbung ng harus harus bersih bersih.. 2. Sisi pelat pelat yang yang akan disamb disambung ung harus harus diberi diberi jarak jarak antara pelat pelat satu dengan pelat sambungan sekitar 0,10 mm. 3. Fluks yang digunakan digunakan harus harus dalam kondisi kondisi baik. baik. 4. Bahan yang akan disambung terl erlebih dahulu dipa ipanaskan kan sampai merata sesu esuai deng engan temp emperatur penyolderan. Pemansan bahan tidak dilakukan sampai mencair. 5. Selanjutnya bahan tambah ujungnya dipanaskan, lalu dicelupkan pada fluks, sehinga fluks melekat pada bahan tambah. 6. Setelah fluks melekat pada bahan tambah maka bahan tambah dicairkan pada daerah yang akan disambung dengan pembakaran solder. 7. Pencai Pencairan ran bahan bahan tambah tambah dilakuk dilakukan an secara secara merata merata,, sampai sampai cairan cairan bahan tambah masuk kecelah–celah sambungan. Berdasarkan cara pengadaan energi panasnya, penyolderan/pematrian diabagi dalam tujuh kelompok yaitu: 1. Patri busur, di mana panas dihasilkan dari busur listrik dengan elektroda karbon atau dengan elektroda wolfram 2. Patri gas, gas, dimana dimana panas panas ditimbulkan ditimbulkan karena karena adanya adanya nyala nyala api gas gas 3. Patri solder, di mana gas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang dipanaskan 4. Patri tanur, tanur, di mana tanur digunakan digunakan sebagai sebagai sumber panas 5. Patri induksi, di mana panas dihasilkan karana induksi listrik frekuensi tinggi 6. Patri resisten resistensi, si, di mana mana panas dihasil dihasilkan kan karena resiten resitensi si listrik listrik 7. Pat Patri celu celup, p, di mana mana loga logam m yang ang dis disambu ambung ng dice dicelu lupk pkan an ke dalam logam patri cair.
5. ME METO TODE DE PEN PENYA YAMB MBUN UNGA GAN N BAJA BAJA DEN DENGA GAN N LAS LAS
Proses Proses pengel pengelasa asan n merupa merupakan kan proses proses penyam penyambun bungan gan dua potong potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. “Pengelasan” “Pengelasan” dalam bentuk paling sederhana sederhana telah dikenal dan dan digu diguna nakan kan seja sejak k bebera beberapa pa ribu ribu tahu tahun n yang yang lalu lalu.. Para Para ahli ahli seja sejara rah h memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 sebelum masehi (SM), untuk membuat pipa pipa tembag tembaga a dengan dengan memalu memalu lembara lembaran n yang yang tepiny tepinya a saling saling menutu menutup. p. Disebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa ( forge forge weldin welding g), merupakan merupakan usaha manusia manusia yang pertama dalam menyambung menyambung dua potong potong logam. Dewasa ini pengelasan pengelasan tempa secara praktis praktis telah ditinggalkan ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat sangat berkembang. 5.1.
Proses dasar
Menu Menuru rutt Weld Weldin ing g Hand Handbo book ok,, pros proses es peng pengela elasa san n adala adalah h “p “pro rose ses s peny penyam ambu bung ngan an baha bahan n yang yang meng mengha hasi silka lkan n pele pelebu bura ran n baha bahan n deng dengan an meman memanas asiny inya a hing hingga ga su suhu hu yang yang tepa tepatt deng dengan an atau atau tanp tanpa a pembe pemberi rian an tekan tekanan an dan dan deng dengan an atau atau tanp tanpa a pemak pemakai aian an baha bahan n pengi pengisi si.” .” ; Ener Energi gi pembangkit panas dapat dibedakan menurut sumbernya: listrik, kimiawi, optis, mekanis, dan bahan semikonduktor. Proses pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja struktural yang memakai energi listrik sebagai sumber panas; dan paling bany banyak ak digu diguna nakan kan adal adalah ah busu busurr listr listrik ik (nya (nyala) la).. Busur Busur nyala nyala adalah pancaran arus listrik yang relatif besar antara elektroda dan bahan dasar yang dialirkan melalui kolom gas ion hasil pemanasan. Kolom gas ini disebut plasma. Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat aliran bahan yang melintasi busur dengan tanpa diberi tekanan. Proses lain (yang jarang dipakai untuk struktur baja) menggunakan sumber energi yang lain, dan bebera beberapa pa proses proses ini menggu menggunak nakan an tekanan tekanan tanpa tanpa memanda memandang ng ada atau atau tida tidak k adan adanya ya penc pencair airan an baha bahan. n. Pelek Pelekat atan an (bonding) bonding) dapa dapatt juga juga terj terjad adii akibat difusi. Dalam proses difusi, partikel seperti atom di sekitar pertemuan saling bercampur dan bahan dasar tidak mencair. 5.1.1. Pengelasan
Busur Nyala Logam Terlindung (SMAW) Peng Pengel elas asan an busu busurr nyal nyala a loga logam m terl terlin indu dung ng (Shie Shielde lded d metal metal arc arc welding) welding) merupa merupakan kan salah salah satu satu jenis jenis yang yang paling paling sederha sederhana na dan paling paling canggi canggih h untuk untuk pengel pengelasa asan n baja baja strukt struktura ural. l. Proses Proses SMAW SMAW sering sering dis disebut ebut proses elektroda tongkat manual. Pemanasan dilakukan dengan busur listrik (nyala (nyala)) antara antara elektr elektroda oda yang yang dilapis dilapis dan bahan bahan yang yang akan akan dis disamb ambung ung.. Rangka Rangkaian ian pengel pengelasa asan n diperli diperlihat hatkan kan pada pada Gambar Gambar 6.13. 6.13. Elektr Elektroda oda yang yang dilapis akan habis karena logam pada elektroda dipindahkan ke bahan dasar selama selama proses proses pengel pengelasa asan. n. Kawat Kawat elektr elektroda oda (kawat (kawat las) las) menjad menjadii bahan bahan peng pengis isii dan dan lapi lapisa sann nnya ya seba sebagi gian an diko dikonv nver ersi si menja menjadi di gas gas peli pelind ndun ung, g, sebagian menjadi terak (slag (slag), ), dan sebagian lagi diserap oleh logam las. Bahan pelapis elektroda adalah campuran seperti lempung yang terdiri dari
pengikat silikat dan bahan bubuk, seperti senyawa flour, karbonat, oksida, paduan logam, dan selulosa. Campuran ini ditekan dari acuan dan dipanasi hingga diperoleh lapisan konsentris kering yang keras. Pemindahan Pemindahan logam dari elektroda elektroda ke bahan yang dilas terjadi karena pena penarik rikan an molek molekul ul dan dan tarik tarikan an permu permukaa kaan n tanp tanpa a pemb pemberi erian an teka tekana nan. n. Perlindu Perlindunga ngan n busur busur nyala nyala menceg mencegah ah kontam kontamina inasi si atmosf atmosfir ir pada pada cairan cairan logam dalam arus busur dan kolam busur, sehingga tidak terjadi penarikan nitrog nitrogen en dan oksige oksigen n serta serta pemben pembentuk tukan an nitrit nitrit dan oksida oksida yang yang dapat dapat mengakibatkan kegetasan.
Lapisan elektroda berfungsi sebagai berikut: 1) Mengha Menghasil silkan kan gas pelind pelindung ung untuk untuk menceg mencegah ah masuknya masuknya udara dan membuat busur stabil. 2) Memb Member erik ika an baha bahan n lain lain,, seper eperti ti uns unsur pengu engura raii oksid ksida, a, untuk ntuk memperhalus struktur butiran pada logam las. 3) Meng enghasilka lkan lapisa isan terak di atas kolam lam yang mencair dan memadatkan las untuk melindunginya dari oksigen dan nitrogen dalam udara, serta juga memperlambat pendinginan. 5.1.2. Pengelasan
Busur Nyala Terbenam (SAW) Pada proses SAW (Submerged ( Submerged Arc Welding), Welding), busurnya tidak terlihat karena tertutup oleh lapisan bahan granular (berbentuk butiran) yang dapat melebur melebur (lihat (lihat Gambar Gambar 6.14). 6.14). Elektroda Elektroda logam telanjang telanjang akan habis karena ditimbu ditimbun n sebaga sebagaii bahan bahan pengis pengisi. i. Ujung Ujung elektro elektroda da terus terus terlindu terlindung ng oleh oleh cairan cairan fluks yang berada di bawah lapisan lapisan fluks granular granular yang tak terlebur. Fluks, Fluks, yang yang merupak merupakan an ciri ciri khas dari metode metode ini, ini, memberi memberikan kan penutu penutup p sehingga pengelasan tidak menimbulkan kotoran, percikan api, atau asap. Fluks granular biasanya terletak secara otomatis sepanjang kampuh (seam ( seam)) di muka lintasan gerak elektroda. Fluks melindungi kolam las dari atmosfir, berlaku sebagai pembersih logam las, dan mengubah komposisi kimia dari logam las.
Las yang dibuat dengan proses busur nyala terbenam memiliki mutu yang tinggi dan merata, merata, daktilitas daktilitas yang baik, kekuatan kejut ( impact ) yang tinggi, kerapatan yang tinggi dan tahan karat yang baik. Sifat mekanis las ini sama baiknya seperti bahan dasar.
5.1.3. Pengelasan
Busur Nyala Logam Gas (GMAW) Pada Pada proses proses GMAW (Gas ( Gas Metal Arc Welding Welding), ), elektrodanya elektrodanya adalah kawa kawatt mene meneru rus s dari dari 1 gulu gulung ngan an yang yang disa disalu lurk rkan an meta metalu luii peme pemega gang ng elek elektr trod oda a (ala (alatt yang yang berb berben entu tuk k pist pistol ol sepe sepert rtii pada pada Gamb Gambar ar 6.15 6.15). ). Perl Perlind indun unga gan n diha dihasi silka lkan n selu seluru ruhn hnya ya dari dari gas gas atau atau camp campur uran an gas gas yang yang diber iberik ikan an dari dari luar luar.. Mula Mula-m -mu ula met metode ode ini ini dipa dipaka kaii hany hanya a den dengan gan perlindungan gas mulia (tidak reaktif) sehingga disebut MIG (Metal Inert Gas/gas logam mulia). Gas yang reaktif biasanya tidak praktis, kecuali C02 (karbon dioksida). Gas C02, baik C02 saja atau dalam campuran dengan gas mulia, banyak digunakan dalam pengelasan baja. Argon Argon sebena sebenarny rnya a dapat dapat diguna digunakan kan sebaga sebagaii gas pelindu pelindung ng untuk untuk peng pengel elas asan an semu semua a loga logam, m, namu namun, n, gas gas ini ini tida tidak k dian dianju jurka rkan n untu untuk k baja baja karena mahal serta kenyataan bahwa gas pelindung dan campuran gas lain dapat digunakan. Untuk pengelasan baja karbon dan beberapa baja paduan rend rendah ah baik baik (1) (1) 75 75% % argo argon n dan dan 25 25% % CO, CO, atau ataupu pun n (2) (2) 10 100% 0% ‘C02 ‘C02 lebib lebib dianjurkan [101 . Untuk baja paduan rendah yang keliatannya (toughness) pentin penting, g, Pus Pustak taka a [ 10] menyar menyarank ankan an pemaka pemakaian ian campur campuran an dari dari 60-70% 60-70% helium, 25-30% argon, dan 4-5% C02
Selain melindungi logam yang meleleh dari atmosfir, gas pelindung mempunyai fungsi sebagai berikut. 1) Mengontrol Mengontrol karakteris karakteristik tik busur busur nyala dan pernind pernindahan ahan logam. logam. 2) Mempengaruhi Mempengaruhi penetras penetrasi, i, lebar peleburan peleburan,, dan bentuk bentuk daerah daerah las. 3) Mempengaruhi Mempengaruhi kecepatan kecepatan pengelasan pengelasan.. 4) Mengon Mengontro troll pelebura peleburan n berlebih berlebihan an (undercutting (undercutting). ). Pencampuran gas mulia dan gas reaktif membuat busur nyala lebih stabil dan kotoran selama pernindahan logam lebih sedikit. Pemakaian C02 saja saja untu untuk k peng pengel elas asan an baja baja meru merupa paka kan n pros prosed edur ur term termur urah ah kare karena na rendahnya rendahnya biaya untuk gas pelindung, pelindung, tingginya kecepatan pengelasan, pengelasan, lebih baiknya penetrasi sambungan, dan baiknya sifat mekanis timbunan las. Satu-satunya kerugian ialah pernakaian C02 menimbulkan kekasaran dan kotoran yang banyak. 5.1.4. Pengelasan
Busur Nyala Berinti Fluks (FCAW) Proses FCAW (Flux (Flux Cored Arc Welding) Welding ) sama seperti GMAW tetapi elektroda logam pengisi yang menerus berbentuk tubular (seperti pipa) dan mengan mengandun dung g bahan bahan fluks fluks dalam dalam intiny intinya. a. Bahan Bahan inti inti ini sama sama fungsi fungsinya nya seperti lapisan pada SMAW atau fluks granular pada SAW. Untuk kawat yang diberikan secara menerus, lapisan luar tidak akan tetap lekat pada kawat. Gas pelindung dihasilkan oleh inti fluks tetapi biasanya diberi gas pelindung tambahan dengan gas C02.
Pengelasan-Terak 5.1.5. Pengelasan-Terak
Listrik (ESW) Pros Proses es ESW ESW (Electrosla Electroslag g Welding Welding)) meru merupa paka kan n pros proses es mesin mesin yang yang digunakan terutama untuk pengelasan dalam posisi vertikal. Ini biasanya dipaka dipakaii untuk untuk mempero memperoleh leh las lintas lintasan an tungga tunggall (satu (satu kali kali jalan) jalan) sepert sepertii untuk sambungan pada penampang penampang kolom yang besar. Logam las ditimbun ke dalam alur yang dibentuk oleh tepi plat yang terpisah dan ”sepatu” (alas) yang didinginkan dengan air. Terak cair yang konduktif melindungi las serta mencairkan bahan pengisi dan tepi plat. Karena terak padat tidak konduktif, busur nyala diperlukan untuk mengawali proses dengan mencairkan terak dan memanaskan plat. Busur nyala dapat dihentikan setelah proses berjalan deng dengan an baik baik.. Sela Selanj njut utny nya, a, peng pengel elas asan an dila dilaku kuka kan n oleh oleh pana panas s yang yang ditimbu ditimbulkan lkan melalu melaluii tahana tahanan n terak terak terhad terhadap ap aliran aliran arus arus listri listrik. k. Karena Karena pemanasan akibat tahanan digunakan untuk seluruh proses kecuali sumber pana panas s mula mula-mu -mula la,, prose proses s SA SAW W sebe sebena narn rnya ya buka bukan n meru merupa paka kan n pros proses es pengelasan busur nyala.
5.1.6. Pengelasan
Stud Proses Proses yang yang paling paling umum umum diguna digunakan kan dalam dalam pengela pengelasan san stud (baut tanpa ulir) ke bahan dasar disebut pengelasan stud busur nyala (arc ( arc stud welding). welding). Proses ini bersifat otomatis tetapi karakteristiknya sama seperti proses SMAW. Stud berlaku sebagai elektroda, dan busur listrik timbul dari ujung stud ke plat. Stud dipegang oleh penembak yang mengontrol waktu selama proses. Perlindungan dilakukan dengan meletakkan cincin keramik
di seke sekeli lili ling ng ujun ujung g studpa stud pada da pene penemb mbak ak.. Penemb Penembak ak dilet diletak akkan kan dala dalam m posisinva dan busur ditimbulkan pada saat cincin keramik berisi logam cair. Setelah beberapa saat, penembak mendorong stud ke kolam yang mencair dan dan akhi akhirn rnya ya terb terben entu tuk k las las su sudu dutt (fillet fillet weld) weld) keei keeill di seke sekeli lilin ling g stud stud.. Pene Penetr tras asii semp sempur urna na di selu seluru ruh h pena penamp mpan ang g lint lintan ang g stud diperol diperoleh eh dan pengelasan biasanya selesai dalam waktu kurang dari satu detik. 5.2.
Kemampuan dilas dari baja struktural
Kebanyakan baja konstruksi dalam spesifikasi ASTM dapat dilas tanpa pros prosed edur ur khus khusus us atau atau perl perlak akua uan n khus khusus us.. Kema Kemamp mpua uan n dapa dapatt dila dilas s (weldability ) dari baja adalah ukuran kemudahan menghasilkan sambungan struktural yang teguh tanpa retak. Beberapa baja struktural lebih sesuai dilas dari pada yang lain. Prosedur pengelasan sebaiknya didasarkan pada kimiawi baja bukan pada kandungan paduan maksimum yang ditetapkan, karena kebanyakan hasil pabrik berada di bawah batas paduan maksimum yang ditentukan oleh spesifikasinya. 5.3.
Jenis sambungan las
Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil profil batang batang yang yang bertem bertemu u di sambun sambungan gan,, jenis jenis pembeb pembebana anan, n, besarn besarnya ya luas luas sambun sambungan gan yang yang tersed tersedia ia untuk untuk pengel pengelasa asan, n, dan biaya biaya relatif relatif dari dari berbag berbagai ai jenis jenis las. las. Sambun Sambungan gan las terdiri terdiri dari dari lima jenis dasar dasar dengan dengan berbag berbagai ai macam macam varias variasii dan kombin kombinasi asi yang yang banyak banyak jumlahn jumlahnya. ya. Kelima Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang ( butt ), ), lewatan (lap (lap), ), tegak (T), sudut, dan sisi, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.16.
Sambungan Sebidang Samb Sambun unga gan n sebid ebidan ang g dipak ipaka ai terut erutam ama a untu untuk k meny menya ambun mbung g ujungu ujungujun jung g plat plat datar datar dengan dengan ketebal ketebalan an yang yang sama sama atau atau hampir hampir sarna. sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang yang timb timbul ul pada pada samb sambun unga gan n lewa lewata tan n tung tungga gall sepe sepert rtii dala dalam m Gamb Gambar ar 6.16(b). 6.16(b). Bila digunakan digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi penetrasi sempurna (full penetration groove weld), weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambun sambungan gan minimu minimum m dan biasan biasanya ya lebih lebih estetis estetis dari dari pada pada sambun sambungan gan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya
5.3.1.
haru harus s disia isiapk pka an seca ecara khus khusus us (dirat iratak akan an ata atau dim dimirin iringk gkan an)) dan dan dipertemukan dipertemukan secara hati-hati hati-hati sebelum sebelum dilas. dilas. Hanya sedikit penyesuaia penyesuaian n dapat dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat dibuat secara secara teliti. teliti. Akibatnya, Akibatnya, kebanyakan sambungan sambungan sebidang sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan de ngan akurat.
Sambungan Lewatan Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama: 1. Muda Mudah h dis dises esua uaika ikan. n. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
5.3.2.
2. Muda Mudah h disa disamb mbun ung. g. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khus khusus us dan dan bias biasan anya ya dipo dipoto tong ng deng dengan an nyal nyala a (api) (api) atau atau geser geseran an.. Sambun Sambungan gan lewatan lewatan menggu menggunak nakan an las sudut sudut sehing sehingga ga sesuai sesuai baik baik untuk untuk pengel pengelasa asan n di bengke bengkell maupun maupun di lapang lapangan. an. Potong Potongan an yang yang akan akan disa disamb mbun ung g dala dalam m bany banyak ak hal hal hany hanya a dije dijepit pit (dikl (diklem em)) tanp tanpa a menggunakan alat pemegang khusus. 3. Keuntu Keuntunga ngan n lain sambung sambungan an lewatan lewatan adalah adalah mudah digunaka digunakan n untuk untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan.
Sambungan Tegak Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) built-up) sepe sepert rtii prof profil il T, prof profil il 1, gela gelaga garr plat plat ( plat girder ), ), pengak pengaku u tumpuan atau penguat samping (bearin ( bearing g stiffener stiffener ), ), penggantung penggantung,, konsol konsol (bracket ). ). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak luru lurus s sepe sepert rtii pada pada Gamb Gambar ar 6.16 6.16(c (c). ). Jeni Jenis s samb sambun unga gan n ini ini teru teruta tama ma bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
5.3.3.
Sambungan Sudut Sambun Sambungan gan su sudut dut dipakai dipakai teruta terutama ma untuk untuk membuat membuat penamp penampang ang berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
5.3.4.
Sambungan Sisi Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment (alignment ) awal. Seperti yang dapat disimpulkan disimpulkan dari pembahasan pembahasan di muka, variasi variasi dan kombinasi kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan
5.3.5.
lainn lainnya ya,, peren perenca cana na haru harus s dapa dapatt memili memilih h samb sambun unga gan n (ata (atau u komb kombina inasi si sambungan) terbaik dalam setiap persoalan.
5.4.
Jenis las
Jenis las yang umum adalah las tumpul, sudut, baji ( slot ), ), dan pasak ( plug) plug) seper seperti ti yang yang diper diperli liha hatk tkan an pada pada Gamb Gambar ar 6.18 6.18.. Seti Setiap ap jeni jenis s las las memili memiliki ki keun keuntu tung ngan an ters tersen endir dirii yang yang menen menentu tuka kan n jang jangka kaua uan n peni peniaakaiann kaiannya. ya. Secara Secara kasar, kasar, persen persentas tase e pemakaia pemakaian n keempat keempat jenis jenis terseb tersebut ut untuk konstruksi las adalah sebagai berikut: las tumpul, 15%; las sudut, 80%; dan sisanya 5% terdiri dari las baji, las pasak dan las khusus lainnya.
Las Tumpul Las Las tump tumpul ul (groove groove weld weld) teruta terutama ma dipaka dipakaii untuk untuk menyam menyambun bung g batang batang strukt struktura urall yang yang bertemu bertemu dalam dalam satu satu bidang bidang.. Karena Karena las tumpul tumpul bias biasan anya ya dit ditujuk ujukan an untu untuk k meny menyal alur urka kan n semu semua a beba beban n bata batang ng yang yang disambungnya, las ini harus memiliki kekuatan yang sama seperti potongan yang disambungnya. Las tumpul seperti ini disebut las tumpul penetrasi semp sempur urna na.. Bila Bila samb sambun unga gan n dire direnc ncan anaka akan n sedem sedemik ikia ian n rupa rupa hing hingga ga las las tumpul tumpul tidak tidak diberi diberikan kan sepanj sepanjang ang keteba ketebalan lan potong potongan an yang yang dis disamb ambung ung,, maka las ini disebut las tumpul penetrasi parsial.
5.4.1.
Bany Banya ak varia ariasi si las las tump umpul dapat apat dibua ibuatt dan dan mas masinging-ma mas sing ing dibe dibeda daka kan n menu menuru rutt bent bentuk ukny nya. a. Las Las tump tumpul ul umum umumny nya a meme memerl rluk ukan an peny penyia iapa pan n tepi tepi tert terten entu tu dan dan dise disebu butt menu menuru rutt jeni jenis s peny penyia iapa pan n yang yang dilakukan. Gambar 6.19 memperlihatkan jenis las tumpul yang umum dan menunjukan menunjukan penyiapan alur yang diperlukan. diperlukan. Pemilihan Pemilihan las tumpul yang sesu sesuai ai terg tergan antu tung ng pada pada pros proses es peng pengel elas asan an yang yang digu diguna naka kan, n, biay biaya a penyiapan tepi, dan biaya pembuatan las. Las tumpul juga dapat dipakai pada sambungan tegak.
Las Sudut Las sudut bersifat ekonomis secara keseluruhan, mudah dibuat, dan mampu beradaptasi, beradaptasi, serta merupakan merupakan jenis las yang paling banyak dipakai dipakai diband dibanding ingkan kan jenis jenis las dasar dasar yang yang lain. lain. Beberap Beberapa a pemakaia pemakaian n las sudut sudut diperlihatkan pada Gambar 6.20. Las ini umumnya memerlukan lebih sedikit pres presis isii dala dalam m pema pemasa sang ngan an kare karena na poto potong ngan anny nya a sali saling ng bert bertum umpa pang ng (overlap), overlap), sedang las tumpul memerlukan kesejajaran yang tepat dan alur tert terten entu tu anta antara ra poto potong ngan an.. Las Las su sudu dutt teru teruta tama ma meng mengun untu tung ngka kan n untu untuk k pengel pengelasa asan n di lapang lapangan, an, dan untuk untuk menyes menyesuai uaikan kan kembal kembalii batang batang atau atau sambungan yang difabrikasi dengan toleransi tertentu tetapi tidak cocok dengan yang dikehendaki. Selain itu, tepi potongan yang disambung jarang meme memerl rluk ukan an peny penyia iapa pan n khus khusus us,, sepe sepert rtii pemi pemiri ring ngan an (beveling) beveling). atau pene penega gaka kan, n, kare karena na kondi kondisi si tepi tepi dari dari pros proses es pemot pemoton onga gan n nyal nyala a (flame cutting) cutting) atau pemotongan geser umumnya memadai.
5.4.2.
Las Baji dan Pasak Las baji dan pasak dapat dipakai secara tersendiri pada sambungan sepert sepertii yang yang diperli diperlihat hatkan kan dalam dalam Gambar Gambar 6.21(c 6.21(c)) dan (d), (d), atau atau dipakai dipakai bersama-sama dengan las sudut seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 9.34. Manfaat utama las baji dan pasak ialah menyalurkan gaya geser pada sambun sambungan gan lewata lewatan n bila bila ukuran ukuran sambun sambungan gan membat membatasi asi panjan panjang g yang yang ters tersed edia ia untu untuk k as su sudu dutt atau atau las las sisi sisi lain lainny nya. a. Las Las baji baji dan dan pasa pasak k juga juga berg bergun una a untu untuk k menc menceg egah ah terj terjad adin inya ya teku tekuk k pada pada bagi bagian an yang yang sali saling ng bertumpang.
5.4.3.
5.5.
Faktor yang mempengaruhi mutu sambungan las
Untuk memperoleh sambungan las yang memuaskan, gabungan dari banyak banyak keahlian keahlian individu individu diperlukan, diperlukan, mulai dari perencanaan perencanaan las sampai operasi pengelasan. Faktor-faktof yang mempengaruhi kualitas sambungan las.
Elektroda yang sesuai, alat las, dan prosedur Ukuran Ukuran elektr elektroda oda dipili dipilih h berdas berdasarka arkan n ukuran ukuran las yang yang akan akan dibuat dibuat dan arus listrik yang dihasilkan oleh alat las. Karena umumnya mesin las mempunyai pengatur untuk memperkecil arus listrik, elektroda yang lebih kecil kecil dari dari kemamp kemampuan uan maksim maksimum um mudah mudah diakomo diakomodas dasii dan sebaikn sebaiknya ya diguna digunakan kan.. Oleh Oleh karena karena penimb penimbuna unan n logam logam las pada pada pengel pengelasa asan n busur busur nyala nyala terjad terjadii akibat akibat medan medan elektro elektromag magnet netis is dan bukan bukan akibat akibat gravit gravitasi asi,, pengelasan tidak harus dilakukan pada posisi tidur atau horisontal. Empat posisi pengelasan utama diperlihatkan pada Gambar Seba Sebaikn iknya ya dihin dihinda dari ri (bila (bila mung mungkin kin)) posi posisi si meng mengha hada dap p ke atas atas kare karena na merupak merupakan an posisi posisi yang yang paling paling su sulit. lit. Sambun Sambungan gan yang yang dilas dilas di bengke bengkell biasanya diletakkan pada posisi tidur atau horisontal, tetapi las lapangan dapa dapatt semba sembara rang ng posi posisi si peng pengela elasa san n yang yang terg tergan antu tung ng pada pada orie orient ntas asii sambungan. Posisi pengelasan untuk las lapangan sebaiknya diperhatikan dengan teliti oleh perencana.
5.5.1.
Persiapan tepi yang sesuai Persia Persiapan pan tepi tepi yang yang umum, umum, untuk untuk las tumpul tumpul diperli diperlihat hatkan kan pada pada Gamb Gambar ar 6.21 6.21.. Leba Lebarr cela celah h (root root openin opening g) R adal adalah ah jara jarak k pisa pisah h anta antara ra pot potonga ongan n yang ang aka akan disam isambu bung ng dan dan dibu dibua at agar agar elekt lektro rod da dap dapat menembus dasar sarnbungan. Semakin kecil lebar celah, semakin besarlah sudut lereng yang harus dibuat. Tepi runcing pada Gambar 6.21(a) akan mengalami mengalami pembakaran pembakaran menerus menerus (burn-through) burn-through) jika tidak diberikan plat pelindung (backup (backup plate) plate) seperti pada Gambar 6.21(b).
5.5.2.
Plat pelindung umumnya digunakan bila pengelasan, dilakukan hanya dari satu sisi. Masalah pembakaran menerus dapat dibatasi jika lerengnya
diberi bagian tegak seperti pada Gambar 6.21(c). Pembuat las sebaiknya tidak tidak memberik memberikan an plat plat pelind pelindung ung bila bila sudah sudah ada bagian bagian tegak, tegak, karena karena kemungkinan besar kantung gas akan terbentuk sehingga merintangi las penetrasi penetrasi sempurna. sempurna. Kadang-kada Kadang-kadang ng pemisah pemisah seperti seperti yang diperlihatka diperlihatkan n pada pada Gambar Gambar 6.21(d 6.21(d)) diberik diberikan an untuk untuk menceg mencegah ah pembak pembakara aran n meneru menerus, s, tetapi pemisah ini dicabut kembali sebelum sisi kedua dilas.
Pengontrolan Faktor lain yang mempengaruhi kualitas las adalah penyusutan. Jika las las titi titik k dibe diberi rika kan n seca secara ra mene meneru rus s pada pada su suat atu u plat plat,, maka maka plat plat akan akan mengalami distorsi (perubahan geometri). Distorsi ini akan terjadi jika tidak berh berhat atii-ha hati ti baik baik dala dalam m pere perenc ncan anaa aan n samb sambun unga gan n maup maupun un pros prosed edur ur pengelasan. Berikut ini adalah ringkasan cara untuk memperkecil distorsi 1. Perkecil Perkecil gaya susut susut dengan dengan:: Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar celah jangan lebih besar dari yang diperlukan, jangan mengelas berlebihan Sedapat mungkin mempersedikit jumlah lintasan pe nyesuaian yang tepat Melakukan persiapan tepi dan penyesuaian Menggu guna nakan kan las las terp terput utus us-p -put utus us,, mini minima mall untu untuk k samb sambun unga gan n Meng prakonstruksi
5.5.3.
Menggunakan langkah mundur (backstepping), backstepping), yaitu menimbun las Menggunakan pada las sebelumnya yang telah selesai, atau menimbun dalam arah berlawanan dengan arah pengelasan sambungan. Biarkan penyusutan terjadi dengan: Mengungki gkitt plat plat sehing sehingga ga setela setelah h penyus penyusuta utan n terjad terjadii plat plat akan akan Mengun berada pada posisi yang tepat. Menggunakan potongan yang diberi lenturan awal. 2. Seimbang Seimbangkan kan gaya gaya susut susut dengan: dengan: Melakukan pengelasan simetris; las sudut pada setiap sisi potongan menghasilkan pengaruh yang saling menghilangkan Menggunakan segmen las tersebar
Pemukulan, yaitu meregangkan logam dengan sejumlah pukulan Menggunakan klem, alat pemegang dan lain-lain; alat ini membuat logam las meregang ketika mendingin.
5.6.
Cacat yang mungkin terjadi pada las
Teknik dan prosedur pengelasan yang tidak baik menimbulkan cacat pada las yang menyebabkan diskontinuitas dalam las. l as. Cacat yang umumnya dijumpai ialah (Gambar 6.24.): 1. Peleb Pelebura uran n Tak Sempu Sempurna rna Pelebur Peleburan an tak sempurna sempurna terjad terjadii karena karena logam logam dasar dasar dan logam logam las yang berdekatan tidak melebur bersama secara menyeluruh. Ini dapat terjadi jika permukaan yang akan disambung tidak dibersihkan dengan baik dan dilapisi kotoran, terak, oksida, atau bahan lainnya. Penyebab lain dari cacat ini ialah pemakaian peralatan las yang arus listriknya tidak memadai, sehingga logam dasar tidak mencapai titik lebur. Laju pengelasan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan pengaruh yang sama. 2. Penetras Penetrasii Kampuh Kampuh yang yang Tak Memad Memadai ai Pene Penetr tras asii kamp kampuh uh yang ang tak mema memada daii iala ialah h kead keadaa aan n di man mana kedalama kedalaman n las kurang kurang dari dari tinggi tinggi alur alur yang yang diteta ditetapka pkan. n. Keadaa Keadaan n ini diperlihatkan pada sambungan dalam Gambar 9.37 yang seharusnya merupak merupakan an penetr penetrasi asi sempur sempurna. na. Penetr Penetrasi asi kampuh kampuh parsia parsiall hanya hanya dapat diterima bila memang ditetapkan demikian.
Cacat ini, yang terutama berkaitan dengan las tumpul, terjadi akibat perenca perencanaa naan n alur yang yang tak sesuai sesuai dengan dengan proses proses pengel pengelasa asan n yang yang dipilih, elektroda yang terlalu besar, arus listrik yang tak memadai, atau laju pengelasan yang terlalu cepat. 3. Poro Porosi sita tas s Porositas terjadi bila rongga-rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap selama proses pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh oleh arus arus listr listrik ik yang yang terla terlalu lu ting tinggi gi atau atau busu busurr nyal nyala a yang yang terl terlal alu u panjan panjang. g. Porosi Porositas tas dapat dapat terjad terjadii secara secara merata merata terseb tersebar ar dalam dalam las, las, atau dapat merupakan rongga yang besar terpusat di dasar las sudut atau atau dasa dasarr deka dekatt plat plat pelin pelindu dung ng pada pada las las tump tumpul ul.. Yang Yang terak terakhi hirr diakibatkan oleh prosedur pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.
4. Peleb Pelebura uran n Berleb Berlebiha ihan n Peleburan berlebihan (uncercutting (uncercutting)) ialah terjadinya alur pada bahan dasar di dekat ujung kaki las yang tidak terisi oleh logam las. Arus listrik dan panjang busur nyala yang berlebihan dapat membakar atau menimbu menimbulka lkan n alur alur pada pada logam logam dasar. dasar. Cacat Cacat ini mudah mudah terlih terlihat at dan dapat diperbaiki dengan memberi las tambahan. 5. Kema Kemasu suka kan n Terak Terak
Terak terbentuk selama proses pengelasan akibat reaksi kimia lapisan elektroda yang mencair, serta terdiri dari oksida logam dan senyawa lain. Karena kerapatan terak kecil dari logam las yang mencair, terak biasa biasany nya a bera berada da pada pada perm permuka ukaan an dan dan dapa dapatt dihi dihila lang ngka kan n denga dengan n mudah setelah dingin. Namun, pendinginan sambungan yang terlalu cepa cepatt dapa dapatt menje enjera ratt terak erak sebel ebelum um naik naik ke perm permu ukaan kaan.. Las menghadap ke atas seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.22(d) sering mengalami kemasukan terak dan harus diperiksa dengan teliti. Bila beberapa beberapa lintasan lintasan las dibutuhkan dibutuhkan untuk memperoleh memperoleh ukuran las yang dikehendaki, pembuat las harus membersihkan terak yang ada sebelum memulai pengelasan yang baru. Kelalaian terhadap hal ini merupakan penyebab utama masuknya terak. 6. Retak Retak Retak adal adalah ah peca pecahh-pe peca cah h pada pada loga logam m las, las, baik baik sear searah ah atau ataupu pun n tran transv svers ersal al terha terhada dap p garis garis las, las, yang yang ditimb ditimbul ulka kan n oleh oleh tega tegang ngan an intern internal. al. Retak Retak pada pada logam logam las dapat dapat mencap mencapai ai logam logam dasar, dasar, atau atau retak retak terja terjadi di selu seluru ruhn hnya ya pada pada loga logam m dasa dasarr di sekit sekitar ar las. las. Reta Retak k mungkin merupakan cacat las yang paling berbahaya, namun, retak halu halus s yang ang dis disebut ebut reta retak k mikr mikro o (mikrofissures) mikrofissures) umum umumny nya a tida tidak k memp mempun unya yaii peng pengar aruh uh yang yang berb berbah ahay aya. a. Reta Retak k kada kadang ng-k -kad adan ang g terbentuk ketika las mulai memadat dan umumnya diakibatkan oleh unsurunsur-uns unsur ur yang yang getas getas (baik (baik besi besi ataupu ataupun n elemen elemen paduan paduan)) yang yang terbentuk terbentuk sepanjang sepanjang serat perbatasan perbatasan.. Pemanasan Pemanasan yang lebih merata dan pendin pendingin ginan an yang yang lebih lebih lambat lambat akan akan mencega mencegah h pembent pembentukan ukan retak “panas”. Pemakaian elektroda rendah-hidrogen bersama dengan peman pemanas asan an awal awal dan dan akhir akhir yang yang sesu sesuai ai akan akan memp memper erkec kecil il reta retak k “dingin” ini.
6.
METO ME TODE DE PE PENY NYAM AMBU BUNG NGAN AN BA BAJA JA DE DENG NGAN AN BA BAUT UT DAN MUR
Baut Baut adalah adalah salah salah satu satu alat alat penyam penyambun bung g profil profil baja, baja, selain selain paku keling dan las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu : Tipe 1 : Baut baja karbon sedang,
Tipe 2 : Baut baja karbon rendah, Tipe 3 : Baut baja tahan karat. Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis.
6.1. 6. 1. Je Jeni nis s Baut Baut Pada umumnya baut yang digunakan digunakan untuk menyambung menyambung profil baja ada 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh
Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1 berikut.
Diameter baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang ditulis dengan notasi k d atau 1 d pada Tabel Baja tentang Baut, misalnya :
Kalau baut yang diulir penuh digunakan sebagai alat penyambung, maka ulir baut akan berada pada bidang geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Baut yang tidak diulir penuh
Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut ini:
Diameter nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari batang baut. Diameter nominal ialah diameter yang tercantum pada pada nama nama perd perdag agan anga gan, n, misa misalny lnya a baut baut M16 M16 bera berart rtii diam diamet eter er nominal baut tersebut = 16 mm. 6.2.
Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM A307, dan merupakan jenis baut yang paling murah. Namun, baut ini belu belum m tent tentu u meng mengha hasi silk lkan an samb sambun unga gan n yang yang pali paling ng mura murah h kare karena na bany banyak akny nya a juml jumlah ah baut baut yang yang dibu dibutu tuhk hkan an pada pada su suat atu u samb sambun unga gan. n. Pemakaiannya terutama pada struktur yang ringan, batang sekunder atau pengaku, anjungan ( platform), platform), gording, rusuk dinding, dinding, rangka batang batang yang kecil dan lain-lain yang bebannya kecil dan bersifat statis. Baut ini juga dipa dipakai kai seba sebaga gaii alat alat peny penyam ambu bung ng seme sement ntar ara a pada pada samb sambun unga gan n yang yang menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las. Baut hitam (yang tidak tidak dihalu dihaluska skan) n) kadang kadangkad kadang ang dis disebu ebutt baut baut biasa, biasa, mesin, mesin, atau atau kasar, kasar, serta kepala dan murnya dapat berbentuk bujur sangkar. 6.3.
Baut Sekrup (Turned ( Turned Bolt )
Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari bahan berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5’0 inci.) bila dibandingkan baut hitam. Jenis baut ini terutama digunakan bila bila sambun sambungan gan memerlu memerlukan kan baut baut yang yang pas dengan dengan lubang lubang yang yang dibor, dibor, seperti pada bagian konstruksi paku keling yang terletak sedemikian rupa hingga hingga penembakan penembakan paku keling yang baik sulit dilakukan. dilakukan. Kadang-kadang Kadang-kadang baut baut ini berman bermanfaat faat dalam dalam menseja mensejajar jarkan kan perala peralatan tan mesin mesin dan batang batang struktural yang posisinya harus akurat. Saat itu baut sekrup jarang sekali digunakan pada sambungan struktural, karena baut kekuatan tinggi lebih baik dan lebih murah. 6.4.
Baut Bersirip (Ribbed ( Ribbed Bolt )
Baut ini terbuat dari baja paku keling biasa, dan berkepala bundar dengan tonjolan sirip-sirip yang sejajar tangkainya. Baut bersirip telah lama dipakai sebagai alternatif dari paku keling. Diameter yang sesungguhnya pada baut bersirip dengan ukuran tertentu sedikit lebih besar dari lubang tempat baut tersebut. Dalam pemasangan baut bersirip, baut memotong
tepi keliling lubang sehingga diperoleh cengkraman yang relatif erat. Jenis baut ini terutama bermanfaat pada sambungan tumpu (bearing ( bearing)) dan pada sambungan yang mengalami tegangan berganti (bolak-balik). Variasi dari baut bersirip adalah baut dengan tangkai bergerigi (interference-body ( interference-body bolt .) .) yang terbuat dari baja baut A325. Sebagai pengganti sirip longitudinal, baut ini ini memil memiliki iki gerig gerigii kelil kelilin ing g dan dan siri sirip p seja sejaja jarr tang tangkai kainy nya. a. Kare Karena na geri gerigi gi sekeliling tangkai memotong sirip sejajar, baut ini kadang-kadang disebut baut bersirip terputus (interrupted-rib ( interrupted-rib). ). Baut bersirip sukar dipasang pada sambun sambungan gan yang yang terdir terdirii dari dari bebera beberapa pa lapis lapis pelat. pelat. Baut Baut kekuat kekuatan an tinggi tinggi A325 dengan tangkai bergerigi yang sekarang juga sukar dimasukkan ke lubang yang melalui sejumlah plat; namun, baut ini digunakan bila hendak memperoleh baut yang harus mencengkram erat pada lubangnya. Selain itu, pada saat pengencangan mur, kepala baut tidak perlu dipegang seperti yang umumnya dilakukan pada baut A325 biasa yang polos. 6.5.
Sistem Sambungan Baut
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 – 1729 – 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK adalah baut baut yang yang jenisn jenisnya ya ditent ditentuka ukan n dalam dalam SII BANGUNAN BANGUNAN GEDUNG GEDUNG adalah (0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya. Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dansimbol pabrik pada salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang memerlukan kekuatan maksimum.
a) Beban leleh dan penarikan baut Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya pratarik ( pretension) pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan tidak menimbulkan deformasi permanen atau kehancuran baut. baut. Bahan Bahan baut baut menunj menunjukk ukkan an kelakua kelakuan n tegang teganganan-reg regang angan an (beban (beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai pengganti tegang tegangan an leleh, leleh, istila istilah h beban beban leleh leleh (beban (beban tarik tarik awal/ awal/ proof proof load) load) akan diguna digunakan kan untuk untuk baut. baut. Beban Beban leleh leleh adalah adalah beban beban yang yang dipero diperoleh leh dari dari perka perkali lian an luas luas tega tegang ngan an tari tarik k dan dan tega tegang ngan an leleh leleh yang yang dite ditent ntuka ukan n berdasarkan regangan tetap (offset (offset strain) strain) 0,2% atau perpanjangan 0,5% akib akibat at beba beban. n. Tega Tegang ngan an beba beban n lele leleh h untu untuk k baut baut A3 A325 25 dan dan A4 A490 90 masi masing ngma masi sing ng mini minima mall seki sekita tarr 70 70% % dan dan 80 80% % dari dari keku kekuat atan an tari tarik k maksimumnya.
b) Teknik pemasangan Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adal adalah ah meto metode de kunc kuncii yang yang dika dikali libr bras asii (calibr calibrate ated d wrench wrench), ), metod metode e putaran mur (turn-of (turn-of the nut ), ), dan metode metode indika indikator tor tarikan tarikan langsu langsung ng (direct tension indicator ). ). Metode kunci yang dikalibrasi dapat dilakukan dengan dengan kunci kunci puntir puntir manual manual (kunci (kunci Inggri Inggris) s) atau atau kunci kunci otomat otomatis is yang yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum, masing-masing proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari dari titi titik k erat erat untu untuk k mema memata tahk hkan an baut baut.. Bila Bila meto metoda da puta putara ran n mur mur digu diguna naka kan n dan dan baut baut ditar ditarik ik seca secara ra bert bertah ahap ap deng dengan an kelip kelipat atan an 1/8 1/8 putaran, baut biasanya akan patah setelah empat putaran dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan umumnya lebih disukai. Meto Metode de keti ketiga ga yang yang palin paling g baru baru untu untuk k menar menarik ik baut baut adal adalah ah metod metode e indikator tarikan langsung. Alat yang dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di anta antara ra kepal kepala a baut baut dan dan baha bahan n yang yang dige digeng ngga gam, m, deng dengan an bagia bagian n tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga terdapat celah akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan tert terteka ekan n dan dan memen memende dek k sehin sehingg gga a cela celahn hnya ya menge mengeci cil. l. Tarik Tarikan an baut baut ditentukan dengan mengukur lebar celah yang ada. c) Perancangan sambungan baut Samb Sambun unga gan-s n-sam ambu bung ngan an yang yang dibu dibuat at deng dengan an baut baut tega tegang ngan an ting tinggi gi digolongkan menjadi: Jenis sambungan gesekan Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut termasuk dalam bidang geseran [Gambar 6.11(a)] Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut tidak termasuk dalam bidang geseran.
Samb Sambun unga gan-s n-sam ambu bung ngan an baut baut (tip (tipe e N atau atau X) atau atau paku paku kelin keling g bisa bisa mengalami keruntuhan dalam empat cara yang berbeda. bata batang ng-b -bat atan ang g yang yang dis disambu ambung ng akan kan meri meriga gala lain inii Pertama, keruntuhan melalui satu atau lebih lubang-lubang alat penyambungan akibat bekerjanya gaya tarik (Iihat Gambar 6.12a). Kedua, apabila lubang-lubang dibor terlalu dekat pada tepi batang tarik, maka baja di belakang alat-alat penyaTnbung akan meleteh akibat geseran (Iihat Gambar 6.12b). Ketiga, alat penyambungnya sendiri mengalami keruntuhan akibat bekerjanya geseran (Gambar 6.12.c). satu-satu atau lebih batang tarik mengalami mengalami keruntuhan keruntuhan Keempat , satu-satu karena tidak dapat menahan gaya-gaya yang disalurkan oleh alatalat penyambung (Gambar 6.12d). Untuk mencegah terjadinya keruntuhan maka baik sambungan maupun bata batang ng-b -bat atan ang g yang yang disa disambu mbung ng haru harus s diren direnca cana naka kan n su supa paya ya dapa dapatt mengatasi keempat jenis keruntuhan yang dikemukakan di atas. untuk k menj menjam amin in tida tidak k terj terjad adin inya ya keru kerunt ntuh uhan an pada pada Pertama, untu bagi bagian an-b -bag agia ian n yang yang disa disamb mbun ung, g, bagia bagiann-ba bagi gian an ters tersebu ebutt haru harus s dire direnc ncan anaka akan n sede sedemi miki kian an rupa rupa,, sehi sehing ngga ga tega tegang ngan an tarik tarik yang yang bekerja pada penampang bruto lebih kecil dari 0,6 Fy , dan yang bekerja pada penampang etektif netto lebih kecil dari 0,5 Fy . Kedua, untuk mencegah robeknya baja yang terletak di belakang alat alat peny penyam ambu bung ng,, maka maka jara jarak k mini minimu mum m dari dari pusa pusatt luba lubang ng alat alat penyambung ke tepi batang dalam arah yang sarna dengan arah gaya tidak boleh kurang dari 2 P/ Fu t . Di sini P adalah gaya yang ditahan ditahan oleh alat penyambung, penyambung, dan t adalah adalah tebal kritis dari bagian yang disambung. untuk k menja menjami min n su supa paya ya alat alat peny penyam ambu bung ng tida tidak k runt runtuh uh Ketiga, untu akibat akibat gesera geseran, n, maka maka jumlah jumlah alat alat penyam penyambun bung g harus harus ditent ditentuka ukan n sesuai dengan peraturan, supaya dapat membatasi tegangan geser maksimum yang terjadi pada bagian alat penyambung yang kritis.
untuk menceg mencegah ah terjad terjadiny inya a kehanc kehancura uran n pada pada bagian bagian Keempat , untuk yang disambung akibat penyaluran gaya dari alat penyambung ke batang maka harus ditentukan jumlah minimum alat penyarnbung yang dapat mencegah terjadinya kehancuran tersebut.
6.6.. Keu 6.6 Keuntu ntunga ngan n Pen Penggu gguna naan an Ba Baut ut 1) 2) 3) 4) 5)
Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain : Lebih mudah mudah dalam pemasang pemasangan/pen an/penyetela yetelan n konstruksi konstruksi di lapangan. lapangan. Konstruksi Konstruksi sambungan sambungan dapat dapat dibongka dibongkar-pas r-pasang. ang. Dapa Dapatt dipa dipaka kaii untu untuk k menya menyamb mbun ung g deng dengan an jumla jumlah h teba teball baja baja > 4d ( tidak seperti seperti paku paku keling keling dibatas dibatasii maksimum maksimum 4d 4d ). Dengan Dengan menggun menggunaka akan n jenis jenis Baut Pass maka dapat digunak digunakan an untuk untuk konstruksi berat /jembatan.
PENUTUP
KESIMPULAN 1. Penyambunga Penyambungan n logam adalah suatu proses proses yang yang dilakukan dilakukan untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan. 2. Sambungan Sambungan pelat pelat dengan dengan lipatan lipatan sangat sangat baik digunak digunakan an untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. 3. Paku keling keling (rivet) (rivet) adalah adalah salah salah satu satu alat penyamb penyambung ung atau atau profil baja, selain baut dalam las. Paku keling terdiri dari sebuah baja yang pendek yang mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan 4. Sol Solder der adala dalah h suatu uatu prose roses s penya enyamb mbun unga gan n ant antara ara dua dua loga logam m atau atau lebih lebih dengan dengan menggu menggunaka nakan n panas panas untuk untuk mencair mencairkan kan bahan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang disambung tidak turut mencair. 5. Proses Proses pengelasan pengelasan merupaka merupakan n proses proses penyambung penyambungan an dua potong potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. 6. Baut adalah adalah salah salah satu satu alat penyamb penyambung ung profil profil baja, baja, selain selain paku keling dan las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan tinggi.