A. Skenario
3.
b. Kegiatan mengunyah yang merupakan tingkat awal pencernaan agar
Terkilir dan jadi susah makan Fani seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi sedang datang berkunjung ke
makanan berubah menjadi partikel yang lebih kecil
rumah pamannya di kampung. Saat Fani tiba disana ternyata leher pamanya sedang sakit karena terkilir semalam. Pamannya juga mengeluhkan susah mengunyah dan
a. Proses mengunyah makanan oleh gigi dibantu lidah
c. Proses persiapan makanan sebelum dicerna. 4.
a. Sistem kompleks yang melibatkan otot dan kerangka tubuh, termasuk
menelan sejak saat itu. Fani penasaran mengenai apa yang dialami pamannya. Ia
sendi, ligamen, tendon dan syaraf yang berguna sebagai penunjang benttuk
kemudian mencari literatur yang berhubungan dengan keadaan paannya di internet.
tubuh dan memungkinkan terjadinya gerak.
Setelah membaca ia baru mengetahui bahwa sistem deglutasi dan mastikasi
b. Muskulo berarti otot (ligamen dan tendon), skeletal berarti tulang
berhubungan dengan sistem musculoskeletal pada rongga mulut, otot orofasial dan
(kartilago dan sendi), yang bertanggung jawab ntk bentuk dan pergerakan
sistem msculo skeletal leher. Ternyata hal ini yang menyebabkan pamannya
tubuh.
mengalami gangguan mengunyah dan menelan saat leher terkilir. Fani juga bertanya-
5.
tanya apakah hal ini jga berhbungan dengan sistem muscuoskeletal pada kepala?
a. Otot yang berada di sekitar wajah. b. Otot yang berada di bagian mulut dan wajah
Bagaimana saudara menjelaskan mengenai hal di atas?
c. Otot yang berfungsi untuk membentuk wajah dan mimik d. Otot yang berfungsi mempertahankan berbagai sumber tekanan
B.
horizontal pada gigi.
Terminologi 1.
Terkilir
2.
Deglutasi
3.
Mastikasi
4.
Muskuloskeletal
5.
Otot orofasial
D. Rumusan Masalah 1.
a. Apa saja penyebab terkilir? b. Bagaimana gejala dan penangan terkilir?
2.
a. Apa saja bagian dari muskulo skeletal dan fungsinya? b. Apa saja muskulokeletal yang menysun kepala dan leher?
C.
Klarifikasi terminologi 1.
a. Di fakultas kedokteran dikenal dengan isitilah sprain atau cedera yang disebabkan oleh trauma sehingga robeknya jaringan ligamen.
2.
3.
b. Bagamana proses mastikasi? 4.
a. Suatu proses menelan makanan. b. Suatu tindakan menelan makanan yang diatur oleh mekanisme otot syaraf (neoromuskular) meliputi kontraksi otot dari atas ke bawah atau dari depan ke belakang yang gunya untukendorong makanan dari mulut ke lambung.
a. Apa saja otot penyusun sistem mastikasi?
a. Apa saja otot yang berperan dalam sistem deglutasi? b. Bagaimana proses deglutasi?
5.
Bagaimana hubungan leher terkilir dengan ganguan deglutasi dan mastikasi?
E. 1.
Identifikasi Masalah
b)
a. Penyebab Terkilir
Tendon yaitu pengikat otot dan tulang. Bentuknya seperti pita dan fungsinya untuk menggabungkan beberapa tendon.
c)
Tulang merupakan jaringan dalam kerangka yang keras dan dapat menentukan
peregangan otot yang berlebihan karena salah gerak.
Terjatuh atau benturan pada nagian tubuh tertentu
Mengangkat beban berat berlebihan
d)
Sendi merupakan hubungan antara dua atau lebih tl ang sehingga mampu digerakan.
Salah tidur seperti menggunakan bantal terlalu tingg atau rendah
e)
Otot yaitu suau jaringan yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi
Menggunakan kompter terlalu lama, stress, cedera otot levator skapul a.
bentuk dan ukuran tubuh.
b. Muskulokeletal yang menysun kepala dan leher
1)
2)
b. Gejala dan Penanganan Terkilir
1)
Pada kepala terdapat :
Gejala Terkilir
a)
Otot mimik yang terdapat pada sekitar mata, hidung dan mulut dan otot pengunyah.
Rasa sakit dan nyeri pada daerah yang terkilir
b)
Tulang berfungsi melindungi bagian dalam tubuh.
Perubahan warna pada daerah yang terkilir
c)
Otot jaringan yang dapat berkontraksi.
Hilangnya kemampuan pergerakan
Bengkak, nyeri dan hilang kemampuan
2)
Pada leher terdapat :
Demam
a)
Plathysma
Terbatasnya pergerakan
b)
M. Sternocloidoastoid
c)
M. Logisimus kapitis
d)
M. Trapses
e)
Ligamentum
3.
a. Otot penyusun sistem mastikasi
1)
M. Masetter, M. Temporalis, M. Ptergoideus, M. Internal, M. Pterimedialis
2)
M. Masetter => menarik rahang ke atas
3)
M. Pterigoides media untuk menutup rahang. Sedangkan M. Pterioideus lateral untuk
Penangan Terkilir
Memberikan obat penghilang sakit
Memberikan bantal yang lebih rendah
Melakukan terapi
Dikompres dengan air hangat
Hindari aktivitas berat
2.
a. Bagian dari Muskuloskeletal dan Fungsinya
1)
Bagian Muskuloskelatal
a)
Facia yaitu jaringan yang membngkus dan tterdiri dari lunak. Fungsinya untuk melindungi otot
membuka rahang. b. Proses mastikasi? Menggunakan bibir, gigi, lidah dan palatum sebagai proses mekanik, dan menggunakan bantuan enzim sebagai proses kimia.
4.
Otot yang berperan dalam sistem deglutasi dan proses deglutasi?
a.
Fase bukal dengan mult hingga laring, fase faringeal, dan fase esofageal.
b.
Fase bukal adala fase sadar. Fase faringeal adalah fase tidak sadar. Fase esofageal berhubungan dengan sfingter esofageal bagian bawah.
c.
Otot faringeal ada 3 yaitu suerior, midle, da inferior. Tensor peli palatini berfungsi untuk elefasi palatum mole. Kemudian ada otot esofagus (dalam dan luar).
5.
Hubungan leher terkilir dengan ganguan deglutasi dan mastikasi
a.
Adanya gerakan peristalti yang menyebabkan makanan turun, dan jika leher terkilir aka kerja peristaltik akan terganggu.
b.
Adanya pebengkakan sehingga makanan tidak bisa masuk ke bawah atau diteruskan ke lambung.
c.
Os hyoid yang fraktur karena terkilir dan otot mnjadi tidak bekerja sempurna.
d.
Otot bisa menyilang.
F.
Skema
MUSKULOSKELETAL KEPALA DAN OROFACIAL Otot Kepala Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian : 1) Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 bagian : a) Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata b) Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang 2) Otot wajah terbagi atas : a) Otot mata (Muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah. b) Muskulus oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata. c) Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di sekeliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata. d) Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata. 3) Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas : a) Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah. b) Muskulus quadrates labi superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan nasal. c) Maskulus quadrates labi inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah. d) Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada prosesus sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah. 4) Otot pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas : a) Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka. b) Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang. c) Muskulus pterigoid interus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan. 5) Otot lidah sangat berguna dalam membantu panca indra untuk mengunyah, terbagi atas : a) Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan. b) Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.
MUSKULOSKELETAL LEHER
1) 2)
3)
4)
Otot pada Leher Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian : Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir. Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke k iri dan ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu pernapasan. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kranium k e prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium. Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah, ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah Banyak otot yang terletak di struktur-struktur dalam leher. Tujuh tulang leher membentuk kerangka tulang leher. Tulang leher memiliki banyak sendi yang memungkinkan pergerakan di beberapa arah, sehingga banyak otot yang sesuai membantu memindahkan leher. Otot-otot yang melenturkan leher terletak anterior dan lateral tulang leher. Otot-otot y ang memperpanjang dan memutar leher terletak posterior terhadap tulang dan bekerja seperti otot-otot intrinsik belakang Otot Prevertebral berjalan di depan tulang leher, dan mereka umumnya kontrak untuk melenturkan leher dan menundukkan kepala. Longus capitis: Otot ini berasal dari tulang oksipital di dasar tengkorak dan memasukkan ke proses transversus (ramping proyeksi lateral) dari 3, 4, 5, dan tulang leher ke-6. Longus colli: Otot ini berasal dari badan anterior dari tiga vertebra serviks dan proses melintang 3, 4, 5, dan tulang leher ke-6. Ini memasukkan ke tubuh-5, 6, dan tulang leher 7 dan 1, 2, dan 3 tulang dada dan proses melintang 3, 4, dan tulang leher 5th. Rektus capitis anterior: Otot ini berasal pada dasar tengkorak dan memasukkan ke permukaan anterior dari vertebra serviks . Sisi tak sama panjang anterior: Otot ini berasal pada proses melintang dari 3, 4, 5, dan tulang leher 6 dan menyisipkan ke kosta ke-1. Otot-otot prevertebral lateralis berjalan lebih sepanjang sisi leher. Mereka umumnya bekerja untuk melenturkan lateral leher (memiringkan kepala ke satu sisi): Splenius capitis: Otot ini berasal dari proses spinosus (benjolan Anda dapat merasakan pada garis tengah bagian belakang) dari 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 vertebra toraks dan ligamentum nuchae. Ini menyisipkan ke proses mastoid dari tulang temporal. Rektus lateralis capitis: Berasal dari tulang occipital, ini menyisipkan otot ke proses transversus dari vertebra serviks 1st.
Sisi tak sama panjang Tengah: otot ini berasal pada proses melintang dari 4, 5, 6, dan tulang leher 7 dan menyisipkan ke kosta ke-1. Posterior sisi tak sama panjang: otot ini berasal pada proses melintang dari 4, 5, dan tulang leher 6 dan memasukkan ke-2 rusuk.
Sendi kraniofasial (Mofett):ada 209 sendi kraniofasial secara anatomi sbb: sinartrodial =119 diartrodial = 8 3. Sendi Kraniomandibula, Pergerakan dari mandibula: khusus dental = 82
OTOT MASTIKASI 4. Tulang-tulang yang berperan dalam pengunyahan : os maxillaris os mandibularis palatum/ os palatinum os. temporal
Mastikasi Suatu aktivitas yang dimaksudkan terutama untuk mencerna makanan dan menyiapkannya sebelum ditelan. Tindakan mengunyah ketika gigi molar digunakan untuk menggerus dan gigi2 insisif u memotong makanan. Suatu proses penghancuran makanan yang melibatkan organ - organ dalam rongga mulut dan saliva sehingga mengubah ukuran dan konsistensi. 1. Organ yang berperan di dalam mastikasi : gigi geligi, otot2 rahang, sendi,tulang, saraf dll • Elevator ( membuka ) : Temporalis, Masseter, Pterygoideus medialis • Depressor ( menutup ) : Pterygoideus lateralis, Geniohyoid, Mylohyoid, Digastricus 2. Sendi-sendi yang berperan dalam pengunyahan :
PROSES Makanan masuk ke rongga mulut kemudian makanan dihaluskan, dihancurkan dan dipotong dengan menggerakkan lengkung gigi bawah, searah atau berlawanan dengan lengkungan dari gigi atas yang tetap kedudukannya dengan dibantu lidah untuk meletakkan dari gigi yang satu dengan gigi yang lain dan dibasahi dengan sekresi glandula salivariae dan mengalir ke dorsum lingua yang akn membentuk sulkus datar untuk menampung massa makanan yang disebut bolus. Bol us ditahan terhadap permukaan dalam palatum, kemudian labium oris akan menutup, gigi geligi saling berkontak, kemudian akan berlanjut ke proses penelanan. Muscle Masticatory Otot - Otot yang berkaitan dengan pengunyahan. Macam – macam Otot pengunyahan ( menggerakkan mandibula ) : Masseter, Temporalis, Pterygoideus medial, Pterygoideus lateral, Digastricus → membentu membuka dan menurunkan mandibula
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
M.masseter : otot tebal, bentuk 4 persegi panjang d sebelah pinggir wajah.terdiri dari 2 prosuperficial dan profunda. M. pterigoideus medialis : suatu massa jar otot yg kuat, tebal, 4 persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula.Terletak d tulang maksila sampai ramus. M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot pada sisi medialotot pterigoideus medialis. M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon yang besar, kuat M. kapsul mandibula : otot kecil, bagian dari kondylus mandibula M. pterigoideus lateralis : terletak dalam ramus mandibula dan otot temporalis pada dinding samping nasofaring. M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan otot yang di hubungkan oleh suatu tendon intermediet.
1). Otot Temporalis Dibagi menjadi 3 ruas Otot Temporalis : Depan dan tengah menyebabkan pengangkatan dan penempatan rahang bawah. Serat tengah dan belakang berperan dalam memundurkan rahang bawah yang merupakan elevator dan retraktor. 2). Otot maseter Fungsi utama otot maseter adalah mengangkat rahang bawah d an menghancurkan makanan yang keras begitu pula kerjasama dengan M. Pterigoideus lateral 3). Otot pteriogoid medial Fungsi utama Otot Pteriogoid Medial adalah menggerakkan rahang bawah untuk mengangkat dan me lateral dan juga membantu pergerakan ke depan (prostrusif) 4). Otot pterigoid lateral
melekatkan cakram sendi (diskus artikulus ) dan membatu menarik cakram kedepan. Jadi kegiatan utamnya adalah menggerakkan kedepan dan membuka. Yang berperan secara ekalateral, otot peterigoid lateral membantu pergerakan rahang bawah kelateral. 5). Perut anterior otot digatik Fungsi Perut Anterior Otot Digatik adalah menghasikan pergerakan membuka rahang bawah bersamaan dengan otot supra dan infrahioid. Penggerak utama mandibula :
a)
M.masseter : otot tebal, bentuk 4 persegi panjang d sebelah pinggir wajah.
b) M. pterigoideus medialis : suatu massa jar otot yg kuat, tebal, 4 persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula. c) M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot pada sisi medialotot pterigoideus medialis.
Fungsi Otot Pteriogoid Lateral adalah menarik rahang bawah kedepan dan ketengah, yang di-imla oleh morfologi lekuk sendi (fosa artikulus). Serat yang berbeda
d)
M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon yang besar, kuat
e)
M. kapsul mandibula : otot kecil
f) M. pterigoideus lateralis : terletak dalam ramus mandibula dan otot temporalis pada dinding samping nasofaring.
g). M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan otot yang di hubungkan oleh suatu tendon intermediet.
Disfungsi otot pengunyahan / Gangguan otot mengunyah :
Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral. ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik) Mandibula n. V.2 (maksilaris) N.V : m. Temporalis, m. maseter, m. pterigoid
Yang sering terjadi : 1). Disfungsi pada otot- otot pengunyahan. 2). Susunan bagian dalam sendi yang tidak tepat. 3). Penyakit degenerasi. 4). Trauma : fraktur, dislokasi, traumatic arthritis, sinovitis.
Bibir
n. V.2 (maksilaris)
Yang jarang terjadi : 1). Peradangan/ inflamasi : infeksi, rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, penyakit deposit Kristal. 2). Ankiolosis.
Mulut & pipi
n.V.2 (maksilaris)
Lidah
n.V.3 (lingualis)
n. VII : m.orbikularis oris, m. zigomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris n.VII: m. mentalis, m.businator
m.
risorius,
n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus
3). Cacat congenital dan perkembangan. 4). Tumor : osteoma, kondroma.
OTOT DEGLUTASI Menurut kamus deglutasi atau deglutition diterjemahkan sebagai proses memasukkan makanan kedalam tubuh melalui mulut “ the process of taking food into the body through the mouth” . Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial , 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang otot menelan . Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.
NEUROFISIOLOGI MENELAN Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal. FASE ORAL Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di sadari.
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring. Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan n.XII) Peranan saraf kranial fase oral ORGAN AFFEREN (sensorik) Bibir
n. V.2 (lingualis)
(mandibularis),
Mulut & pipi
n. V.2 (mandibularis)
Lidah
n.V.3 (lingualis)
Uvula
n.V.2 (mandibularis)
EFFEREN (motorik) n.V.3
n. VII : m.orbikularis oris, m.levator la m. depressor labius, m.mentalis n.VII: m.zigomatikus,levator anguli or m.depressor anguli oris, m.risorius. m.businator n.IX,X,XI : m.palatoglosus n.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring
n.X Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).
FASE FARINGEAL Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi : 1.
2.
3. 4.
5.
m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I). Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X) Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari i ntroitus esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.
Peranan saraf kranial pada fase faringeal Organ Afferen Lidah n.V.3
Nasofaring Faring
Palatum
n.V.2, n.V.3
n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatini n.V :m.tensor veli palatini
Hyoid
n.Laringeus superior cab internus (n.X)
n.V : m.milohyoid, m. Digastrikus n.VII : m. Stilohioid n.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid
n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor ffaring med. n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf. n.rekuren (n.X)
n.IX :m.stilofaring
n.X
n.X : m.krikofaring
Laring Esofagus
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen. Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur. Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu : 1.
2. Efferen n.V :m.milohyoid, m.digastrikus n.VII : m.stilohyoid n.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoid n.XII :m.stiloglosus
n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus n.X
Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior.
FASE ESOFAGEAL Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik. Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :
1.
2.
dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Anatomi Larynx Larynx (laring) atau tenggorokan merupakan salah satu saluran pernafasan (tractus respiratorius). Laring membentang dr laryngoesophageal junction dan menghubungk an faring (pharynx) dg trachea. Laring terletak setinggi Vertebrae Cervical IV – VI. Cartilago Larynx Laring dibentuk oleh beberapa cartilage, antara lain :
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.
PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELAN Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap : 1. 2.
3.
Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan) dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah
ANATOMI DAN OTOT LARYNX PHARYNK a. Anatomy larynk + Cartilago yg berjumlah tunggal
- Cartilago epiglottica Cartilago elastic berbentuk daun terletak di posterior dr radix linguae. Berhubungan dg corpus ossis hyoidea di anterior nya dan cartilage thyroidea di posterior nya. Sisi epiglottis berhubungan dg cartilage arytenoidea mll plica aryepiglottica. Sdgkn di superiornya bebas dan membrane mucosa nya melipat ke depan dan berlanjut meliputi permukaan posterior lidah sbg plica glossoepiglottica mediana et lateralis. Dimana diantaranya terdapat cekungan yg disebut dg valecullae
- Cartilago thyroidea Terdiri atas 2 lamina cartylago hyaline yg bertemu di linea mediana anterior mjd sebuah tonjolan sudut V yg disebut dg Adam’s apple/ commum adamum/ prominentia piriformis (jakun). Pinggir posterior tiap lamina menjorok ke atas membentuk cornu superior dan k e bawah membentuk cornu inferior. Pd permukaan luar lamina terdapat line oblique sbg tempat melekatnya m. sternothyroideus, m. thyrohyoideeus, dan m. constrictor pharyngis inferior.
- Cartilago cricoidea Merupakan cartilage yg berbentuk cincin utuh dan terletak di bawah dr cartilago thyroidea. Cartilage ini mempunyai arcus anterior yg sempit dan lamina posterior yg lebar. Pd bagian lateral nya ada facies articularis sirkular y g akan bersendi dg cornu inferior cartilage thyroidea. Sdgkn di bagian atasnya terdapat f acies articularis yg akan bersendi dg basis cartilage arytenoidea.
+ Cartilago yg berjumlah sepasang - Cartilago arytenoidea Merupakan cartilage kecil berbentuk pyramid yg terletak di belakang dr larynx pd pinggir
atas lamina cartilage cricoidea. Masing2 cartilago memiliki apex d i bagian atas dan basis di bagian bawahnya. Dimana bagian apex nya ini akna menyangga dr cartilage corniculata, sdgkn pd bagian basis nya bersendi dg cartilage cricoidea. Pd basis nya terdapat 2 tonjolan yaitu proc. Vocalis yg menonjol horizontal ke depan merupakn perlekatan dr lig. Vocale, dan proc. Muscularis yg menonjol ke lateral dan merupakan perlekatan dr m. crycoarytenoideus lateralis et posterior.
Cavitas Laryngis Cavitas laryngis terbentang dr aditus laryngis hingga ke pinggir bawah cartilage cricoidea dan di bagi mjd 3 bagian : - Cartilago cuneiformis (Wrisbergi) Merupakan cartilage kecil berbentuk batang yg terdapat di dalam 1 plica aryepiglottica yg berfungsi utk menyokong plica tsb.
- Bagian atas (vestibulum laryngis) Terbentang dr aditus laryngis hingga ke plica vestibularis. Rima vstibularis adl celah di antara plica vestibularis. Sedangkan, lig. Vestibulare terletak dlm plica vestibularis
- Cartilago corniculata (Santorini) 2 buah nodulus kecil yg bersendi dg apex cartilaginis arytenoidea dan merupakan tmp lekat plica aryepiglottica shg menyebabkan pinggir atas plica aryepiglottica dextra et sinistra agak meninggi.
Aditus Laryngis Merupakan pntu masuk larynx yg menghadap ke dorsocranial dan menghadap ke laryngopharynx. Aditus laryngis memiliki syntopi : - Ventral : pinggir atas epiglottis - Lateral : plica aryepiglottica. - Dorsocaudal : membrane mucosa antar cartilage arytenoidea.
- Bagian tengah (Recessus laryngeus) Terbentang dr plica vestibularis hingga setinggi plica vocalis yg berisi lig. Vocalis. Rima
glottidis adl celah di antara plico vocalis. Diantara plica vestibularis dan plica vocalis ini terdapat recessus kecil yaitu sinus laryngis dan ventriculus laryngis. - Bagian bawah. (Fossa infraglottidis) Innervasi Larynx Di atas dr plica vocalis dinn ervasi oleh n. laryngis internus cab dr n. laryngis superior cab dr n. vagus (X). Sedangkan di bawahnya diinnervasi oleh n. leryngis recurrens, kec. M. crycothyroideus yg diinnervasi oleh R. laryngeus externus n. laryngeus superior.
Syndesmosis Laryngeus Adalah jaringan ikat yang menghubungkan antara skelet laryng yang berupa ligament ataupun membrane. Syndesmosis laryngeus terbagi menjadi :
Terletak di bagian caudal membrane quadrangularis. Menghubungkan cartilago cricoidea dan thyroidea. di sebelah caudal melekat pada pinggir atas cartilago cricoidea, ke arah craniomedial berakhir bebas sebagai lig.vocale yang membentang antara proc. vocalis dan sudut cartylago thyroidea. Bagian depan conus elasticus menebal membentuk lig.cricothyroidea medianus. Conus elasticus beserta membrane quadrangulare disebut sebagai membrane fibroelastica laryngeus. 3. Lig. thyroepiglotticum menghubungkan petioles epiglottidis dengan cartylago thyroidea 4. Capsula articularis cricothyroidea membungkus sendi cricothyroidea dan diperkuat oleh lig. ceratocricoideum (lig.cricothyroideum lateral) pars anterior, lateral dan posterior. 5. Capsula articularis cricoarytenoidea
- Membrana atau ligament extrinsik : menghubungkan skeleton larynx dengan bangunan sekitar 1. Membrana Thyrohyoidea Membran fibroelastis yang menghubungkan pinggir atas cartylago thyroidea dan pinggir depan cornu superiornya dengan tepi atas facies p osterior corpus hyoidei dan cornu majus nya melewati belakang facies posterior corpus hyoidei dipisahkan oleh bursa mucosa. Bagian ventromedialnya menebal membentuk lig. thyrohyo ideum medianum. Pinggir dorsalnya juga menebal membentuk lig. thyrohyoideum laterale yang membentang dr cornu superior cartilago thyroidea ke cornu majus. Di dalam nya sering terdapat cartylago triticea. 2. Lig. Hyoepiglotticum Menghubungkan facies anterior epiglottis dengan pinggir atas corpus os. hyoideus dan cornu majusnya 3. Lig. cricotracheal menghubungkan cartilago cricoidea dengan anulus trachealis I - Membrana atau ligamenta intrinsik : menghubungkan antar cartilago laryng 1. Membrana Quadrangularis menghubungakn sisi epiglottis dengan cartilago arytenoidea dan corniculata. Tepi atasnya bebas dan menebal disebut lig.Aryepiglotticum, mucosa yang menutupinya membentuk plica aryepiglottica. Ke arah caudal membran ini mendekati linea mediana dan berakhir bebas setinggi fovea triangularis dan menebal disebut lig. vestibulare (lig.ventriculare). 2. Conus elasticus (Membrana cricothyroidea)
Membungkus sendi cricoarytenoideus dan diperkuat oleh lig.cricoarytenoideum posterius.
Musculi Laryngei - Otot-Otot Intrinsik Laryng Otot yang perlekatan di bagian laryng. Otot ini memiliki peranan untuk mengubah panjang dan ketegangan plica vocalis dalam prod uksi suara dan mengubah ukuran rima glottidis untuk masuknya udara ke paru. Otot-otot yang termasuk dan innervasinya yakni adalah : 1. M. Cricothyroideus (R.externus n. laryngeus superior)
2. M. Cricoarytenoidea posterior (Safety Muscle) (R.Posterior n. laryngeus in ferior) 3. M. Cricoarytenoidea lateral (R. anterior n. laryngeus inferior) 4. M. Arytenoidea transversus (R. Posterior n. Laryngeus inferior) 5. M. M. arytenoidea obliquus (R. anterior n. laryngeus inferior) 6. M. Thyroarytenoidea (R. anterior n. laryngeus inferior)
bermuara ke nodi lymphoidei cervicales profundi.
Adapun fungsinya : 1. Mengatur Rima Glottidis a. Membuka : m.cricoarytenoidea posterior b. Menutup : m. cricoarytenoidea lateral, m. arytenoidea transversa, m. cricothyroidea, dan m. thyroarytenoidea 2. Mengatur ketegangan lig.vocale a. Menegangkan : m.cricothyroidea b. Mengendorkan : m. thyroarytenoidea 3. Mengatur aditus laryngeus a. Membuka : m. thyroepiglotticus b. Menutup : m. aryepiglotticus dan m. arytenoideus obliquus - Otot-Otot Ekstrinsik Laryng Merupakan otot-otot di sekitar laryng yang mempunyai salah satu perlekatan pada laryng atau os.hyoideus. Berfungsi untuk menggerakkan laryng secara keseluruhan. Otot ekstrinsik laryng terbagi atas : a. Otot-otot Depressor : + m. omohyoideus + m. sternohyoideus + m. sternothyroideus b. Otot-otot Elevator : + m. mylohyoideus + m. stylohyoideus + m. thyrohyoideus + m. stylopharyngeus + m. palatopharyngeus + m. constrictor pharyngeus medius + m. constrictor pharyngeus inferior
Vaskularisasi Larynx Suplai arteri berasal dr R. laryngeus superior a. thy roidea superior. Dan bagian bawah divaskularisasi oleh R. laryngeys inferior a. thyroidea inferior. Sdgkn aliran limfe nya
Sumber : diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA. diktat anatomi Ophtalmology dan Otorhinolarungology, ed. 2013. Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.
b. Anatomy Faring Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan ke bawah berhubungan esofagus. Faring terdiri atas:
i) Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara nasopharing da oropharing karena musculus sphincterpalatopharing j) Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama raffae pharingei
2) Orofaring Struktur yang terdapat di sini adalah dinding posterior faring, tonsil palatina, fossa tonsilaris, arcus faring, uvula, tonsil lingual, dan foramen caecum. a) Dinding posterior faring, penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot di bagian tersebut. b) Fossa tonsilaris, berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses. c) Tonsil, adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dan ditunjang kriptus di dalamnya. Ada 3 macam tonsil, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual, yang ketiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa
1) Nasofaring Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring, torus tubarius, kantong Rathke, choanae, foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius. Batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana. Kelainan kongenital koana salahsatunya adalah atresia choana. Struktur Nasofaring : a) Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva b) Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena cartilago tuba auditiva c) Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena musculus levator veli palatini. d) Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius e) Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius, merupakan penonjolan dari musculus salphingopharingeus yang berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba auditiva terutama ketika menguap atau menelan. f) Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller. Merupakan tempat predileksi Nasopharingeal Carcinoma. g) Tonsila pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx. Disebut adenoid jika ada pembesaran. Sedangkan jika ada inflammasi disebut adenoiditis. h) Tonsila tuba, terdapat pada recessus pharingeus.
yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri, dan sisa makanan
3) Laringofaring Struktur yang terdapat di sini adalah vallecula epiglotica, epiglotis, serta fossa piriformis.Fungsi faring yang terutama adalah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara, dan untuk artikulasi.