Non –Destructive Testing
NDT (Non-Destructive Testing) adalah salah satu teknik pengujian material tanpa harus merusak benda ujinya. Pengujian dapat mendeteksi secara dini dini timb timbul ulny nyaa crack crack atau atau flaw flaw pada pada mate materia riall secar secaraa dini dini,, tanp tanpaa menu menung nggu gu materia materiall tesebut tesebut gagal gagal diteng ditengah ah operasi operasinya nya.. Dari Dari tipe tipe keberad keberadaan aan crack crack pada pada material NDT dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: surface crack dan inside crack. Pada saat pengujian pengujian maka harus sudah ditentukan ditentukan dahulu dahulu targetnya targetnya (misal surface crack atau inside crack), baru digunakan metoda NDT yang tepat. Liquid Penetrant Testing
Liquid Penetrant testing adalah suatu metode NDT yang cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada permukaan yang terbuka dari suatu part benda uji yang terbuat dari material yang non ferrous dan yang mempunyai cacat yang terlalu kecil untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan visual yang biasa. Tuju Tujuan an dasa dasarr dari dari liqu liquid id pene penetra trant nt tes tes adal adalah ah untu untuk k meni mening ngka katk tkan an kejela kejelasan san / ketera keteranga ngan n pandan pandangan gan antara antara suatu suatu diskon diskontin tinuit uitas as dengan dengan latar latar belakangnya. Hal ini dapat diperoleh dengan memberikan area yang diinspeksi dengan cairan pencari yang sesuai dan kekuatan penetrasi yang tinggi (yang dapat memasu memasuki ki diskon diskontin tinuit uitas as permuk permukaan aan yang yang terbuka terbuka ). Metoda Metoda liquid liquid penetr penetrant ant sudah dikenal dari dahulu. Hanya saja, dahulu metoda ini dengan menggunakan alat dan bahan yang seadanya seadanya saja. Berdasarkan Berdasarkan sejarah, metode liquid liquid penetrant penetrant pada awalnya digunakan untuk merawat / menginspeksi rel kereta api di akhir tahun tahun 1800-a 1800-an. n. Teknik Teknik yang yang diguna digunakan kan cukup cukup sederh sederhana ana,, yaitu yaitu dengan dengan cara mencelupkan part ke dalam oli bekas, kemudian diangkat dan oli yang masih menempel di permukaan part dibersihkan. Sete Setela lah h itu, itu, part part dila dilapi pisi si deng dengan an serb serbuk uk kapu kapurr atau atau kapu kapurr yang yang di suspen suspensik sikan an dengan dengan alkoho alkohol. l. Oli yang yang terper terperang angkap kap dalam dalam celah celah retak retak akan akan tertarik keluar dan memperlihatkan noda pada lapisan kapur. Pada tahun 1930, metode ini digantikan dengan magnetic particle inspection untuk baja dan ferrous
material. Sedangkan non ferromagnetik masih menggunakan metode liquid penetrant yang lebih maju dengan menambahkan bahan yang bersifat fluoresence ke dalam oli yang berdaya tembus tinggi sebagai penetrant. Sejak saat itu, banyak berbagai jenis penetrant bermunculan dan berkembang. Tujuh langkah dalam proses inspeksi dengan menggunakan penetrant test yaitu: 1. Pembersihan (cleaning) permukan part benda uji yang akan diinspeksi 2. Pengeringan (pengeringan) 3. Pemberian penetran (penetrant application) 4. Pembersihan penetran (penetrant removal) 5. Pemberian developer (developer application) 6. Evaluasi subjek yang diinspeksi 7. Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi Langkah langkah kerja dalam metode liquid penetrant Pada dasarnya metode ini menggunakan beberapa bahan bantu yaitu cairan penetrant, cleaner, dan developer. Adapun langkah kerjanya secara umum adalah sebagai berikut : 1. Benda yang akan diperiksa terlebih dahulu dibersihkan dengan cairan cleaner dari kotoran sisa sisa oli, debu atau kotoran lainnya yang dapat menutupi retak. Jika benda yang ingin diperiksa ternyata dilapisi cat, maka cat harus terlebih dahulu dibersihkan. 2. Celupkan benda kedalam cairan penetrant atau jika untuk lokasi tertentu saja dapat menggunakan penetrant dalam bentuk spray. Setelah itu angkat dan diamkan beberapa saat agar penetrant dapat masuk kedalam celah retak secara optimal. Lamanya bergantung dari material benda yang di uji..
3. Bersihkan cairan penetrant berlebih yang menempel pada permukaan benda uji. Cara pembersihan tergantung dari jenis penetrant yang digunakan. Untuk
penetrant
yang waterwashable
dapat
langsung
dibersihkan dengan air bertekanan, sedangkan untuk post-emulsifiable harus
menggunakan
emulsifier
dan
air
bertekanan.
Yang
perlu
diperhatikan adalah cara penyemprotan air tidak boleh tegak lurus pada permukaan benda yang akan diperiksa karena akan menghilangkan penetrant yang terdapat dalam celah retak. 4. Untuk mengeringkan sisa air setelah proses pencucian maka benda di lap dan dimasukkan ke dalam pemanas dengan temperatur dan waktu yang telah ditentukan. 5. Setelah kering, permukaan benda yang akan dites disemprotkan cairan developer agar cairan penetrant dalam retak dapat tertarik keluar. Untuk penetrant jenis fluoresence, dapat dilihat dengan alat bantu ultraviolet sehingga penetrant yang tertarik oleh developer akan tertarik dengan jelas. Untuk memastikan bahwa penetrant yang terlihat adalah berasal dari retak maka penetrant yang keluar harus dibersihkan dengan cleaner dan pada permukaan tersebut disemprotkan lagi cairan developer. Bila terlihat masih ada cairan penetrant yang keluar dari permukaan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa terdapat retak pada permukaan tersebut. http://hasyirurahman.blogdetik.com/category/mekanika/
contoh aplikasi liquid penetrant testing dalam dunia industri yaitu untuk menguji dan merawat rel kereta api, dengan di inspeksi menggunakan liquid penetrant testing maka akan dapat di ketahui ada atau tidak adanya cacat pada rel, sehingga jika terdapat cacat dapat segera diperbaiki. Selain pada rel, liquid penetrant testing juga biasa digunakan untuk menguji bodi pesawat terbang. Kelebihan Liquid Penetrant Testing adalah :
1. Portable, mudah dibawa kemana saja 2. Murah 3. Efisien 4. Tidak merusak. Kekurangan Liquid Penetrant Testing adalah :
1. Hanya mendeteksi permukaan benda uji saja 2. Harus membersihkan permukaan benda uji dengan teliti terlebih dahulu 3. Tidak bersih, menimbulkan kotoran 4. Dipengaruhi oleh variabel selama proses pengujian dilangsungkan seperti : suhu, permukaan spesimen, pencahayaan dan kondisi lingkungan sekitar.