PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang dengan kebesaranNya telah menciptakan kekayaan alam yang melimpah di dalam perut bumi berupa sumberdaya mineral nickel di Kecamatan Pulau Gebe , semoga anugerah ini dapat kita gali dan manfaatkan untuk tujuan mulia, kesejahteraan masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Halmahera Tengah No. 540/KEP/253/2011 tanggal 7 Juli 2011 tentang Persetujuan penggabungan Izin Usaha Pertambangan Operasi produksi Antara Operasi produksi Antara PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara dengan PT. Gebe Karya Mandiri .Dokumen ini diharapkan dapat menyakinkan semua pihak, bahwa Rencana Usaha Pertambangan nickel pada kawasan Pulau Gebe dengan luas 854.3 hektar, merupakan usaha yang layak untuk dilakukan eksploitasi
dengan tetap
mempertimbangkan kelayakan ekonomi, teknis, sosial dan lingkungan. Semoga dokumen ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat memberikan dukungan, kerjasama dan kemitraan yang akan sangat membantu terwujudnya rencana eksploitasi nickel PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen ini, khususnya Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah disampaikan ucapan terima kasih.
Jakarta, September 2011 PT.FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Dr.A.D. CHANDRA Direktur Utama
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
1
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Meskipun harga nikel pada saat ini masih berfluktasi, akan tetapi komoditi ini masih dicari. Walaupun terjadi penurunan harga nikel pada saat ini, menunjukkan trend kenaikan, hal ini karena adanya peningkatan permintaan pasar baik lokal maupun luar negeri. Pemerintah berupaya mengembangkan sumberdaya mineral khususnya bijih nikel untuk dapat dilakukan eksplorasi dan eksploitasi yang nantinya dapat memenuhi pasar dengan kualitas yang baik. Salah satu alternatif nya adalah dengan mengembangkan sumberdaya bijih nikel yang cukup berlimpah dan tersebar diseluruh Indonesia khususnya bagian timur. Perusahaan swasta nasional maupun asing saat ini masih berminat melakukan eksploitasi bijih nikel. Kegiatan penambangan bijih nikel telah memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perkembangan perekonimian nasional. Manfaat yang dapat diperoleh berupa peningkatan devisa negara, penyerapan tenaga kerja serta perkembangan perekonomian lainnya yang berhubungan dengan sektor pertambangan bijih nikel. Industri yang banyak menggunakan bijih nikel antara lain industri smellting nikel seperti PT. Aneka Tambang, PT. Inco Soroako, dan perusahaan lainnya, serta dapat diekspor ke beberapa negara yang mempunyai fasilitas pabrik pengolahan bijih seperti China, Australia, Jepang dan lainnya. Sesuai dengan kebijaksanaan tersebut maka PT Fajar bhakti Lintas Nusantara akan ikut berperan serta dalam pengembangan usaha bijih nikel khususnya di wilayah kecamatan Pulau Gebe Kabupaten Halmahera Tengah , Provinsi Maluku Utara. Menindaklanjuti SK Bupati Halmahera Tengah no. 540/KEP/253/2011 tentang Persetujuan Penggabungan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi produksi Antara PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara dengan PT. Gebe Karya Mandiri, maka RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
2
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
dibuat dokumen ini sebagai rencana Kerja dan anggaran Biaya penambangan bijih
nikel
dan
sebagai
pertimbangan
teknis
dalam
rangka
pemberian
rekomendasi pinjam pakai kawasan untuk kegiatan pertambangan bijih nikel pada lokasi tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah: a.
Batuan asal. Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak di antara batuan lainnya - mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin - mempunyai komponenkomponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
b.
Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
c.
Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting di dalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah pH larutan.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
3
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan akumulasi air hujan akan lebih banyak humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis. d.
Struktur. Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polama ini adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahanrekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
e.
Topografi. Keadaan topografi setempat akan sangat memengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
4
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
f.
Waktu. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut : 1.
Iron Capping Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m. berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous.
2.
Limonite Layer Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas. fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
3.
Silika Boxwork putih – orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-pimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
5
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
4.
Saprolite Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai koloidal talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
5.
Bedrock bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan
intensitas
serpentinisasi.Zona
ini
terfrakturisasi
kuat,
kadang
membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi.
1.2. Maksud dan Tujuan Laporan Rencana Kerja dan anggaran Biaya penambangan bijih Nikel dimaksud untuk dapat memeberikan gambaran tentang keadaan tambang bijih nikel pada daerah konsesi PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara yang layak ditambang dan dapat diketahui dengan pasti, penyebaran bijih nikel dan memberikan gambaran penggunaan kawasan hutan didaerah rencana kegiatan penambangan nikel. Kegiatan ini adalah untuk merencanakan lokasi daerah yang akan ditambang, tentunya akan disesuaikan dengan jadwal penambangan setiap tahun, jenis dan RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
6
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
jumlah alat berat yang digunakan dalam operasi penambangan secara sistematis dan berwawasan lingkungan akan dapat terwujud serta target produksi akan tercapai secara optimal. Kegiatan penambangan yang akan dilakukan oleh PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara ini bertujuan untuk : Memenuhi permintaan pasokan bijih nikel bagi industri pengolahan nikel , nasional secara khusus dan industri pengolahan nikel dunia secara umum Meningkatkan pendapatan perusahaan dan kegiatan penambangan bijih nikel Meningkatkan penerimaan negara dan sektor non migas Menciptakan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penambangan bijih nikel yang akan dilakukan oleh PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara Terpenuhinya permintaan pasokan bijih nikel industri – industri terkait yang membutuhkannya Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat secara umum sehingga pendapatan masyarakat ikut meningkat Menigkatnya pendapatan perusahaan dan pendapatan negara
1.3. Identitas Pemohon Nama Perusahaan
:
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Nama Pemrakarsa
:
Dr. A.D.CHANDRA
Alamat Kantor
:
Gedung Sudirman Plaza, Plaza Marien, Lt10 Unit A, Jl. Jend. Sudirman Kav.76-78 Jakarta
Selatan 12910.
Status investasi
:
Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN)
Lokasi Ijin
:
Kecamatan Pulau Gebe Kab.Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara
Luas Ijin
:
854,3 ha
Jenis Ijin
:
IUP Operasi Produksi Nikel
Jenis Bahan Galian
:
Nikel
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
7
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB II KEADAAN UMUM
2.1. Kondisi Umum Lokasi rencana kegiatan penambangan bijih nikel yang akan dilaksanakan oleh PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara terletak di Desa Ubulie , Kecamatan Pulau Gebe, kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Kegiatan ini didasarkan SK Bupati
Halmahera
Tengah
No.
540/KEP/253/2011
Tentang
Persetujuan
Penggabungan Izin Usaha Operasi Produksi Antara PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara dengan PT. Gebe Karya Mandiri seluas 854,3 Hektar. Area tambang Iup PT. Fajar bhakti Lintas Nusantara pada saat eksploitasi dibagi menjadi 5 blok. Blok – blok tersebut adalah Sagentel Tengah, Sagentel Timur, Sagentel Selatan, Mer mer, Sakaulen Barat dan sakaulen Timur.
2.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk meminimalisasi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif terhadap komponen lingkungan hidup, maka semua kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan dampak penting harus dikelola secara konsisten. Sesuai dengan hasil evaluasi dampak penting dalam dokumen ANDAL, maka komponen atau parameter lingkungan hidup yang perlu dikelola berdasarkan klasifikasi dan skala perioritas adalah : Tahap Pra Konstruksi -
Kesempat kerja : dengan memberikan pengumuman kepada masyarakat disekitar lokasi tambang tentang tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan secara transparan dan memprioritaskan penerima tenaga kerja lokal untuk bekerja diperusahaan, namun disesuaikan dengan kebutuhan , spesifikasi atau kualifikasi dan tingkat pendidikan.
-
Sikap dan presepsi : dampak penting adalah berupa sikap dan persepsi positif masyarakat adalah dampak langsung yang bersifat positif penting
Tahap konstruksi -
Erosi tanah : lokasi pengelolaan erosi tanah adalah pada lokasi pembangunan fasilitas pendukung RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
8
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
-
Kualitas air permukaan berupa TSS (kandungan padat tersuspensi): mengalirkan air limpasan permukaan ke kolam sedimentasi dan melakukan pengolahan/ treatment terhadap limbah cair didalam kolam pengendapan (settling pond) dengan penambahan tawas atau PAC guna mempercepat pengendapan sediment dan penambahan kapur (Ca (OH)2) untuk menjaga PH air agar tetap normal, sehingga memenuhi baku mutu limbah cair sebelum dialirkan ke laut
-
Kelimpahan Biota Perairan : dampak penting terhadap kelimpahan biota perairan adalah penurunan kelimpahan biota perairan yang bersifat tidak langsung dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap pendapatan nelayan di desa Kapaleo dan sekitarnya.
-
Pendapatan
Masyarakat
:
dampak
penting
terhadap
pendapatan
masyarakat adalah dampak tidak langsung yang bersifat positif penting. Banyak manusia yang akan terkena dampak dengan intensitas dampak yang cukup besar serta dapat menimbulkan terbukanya kesempatan berusaha. Tahap Operasional -
Perubahan kualitas udara adalah terjadinya peningkatan debu yang merupakan dampak negatif penting terhadap kesehatan masyarakat.
-
Peningkatan kebisingan : tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh beroperasinya genset dan dalam perawatan alat-alat berat, sehingga kebisingannya berada dibawah buku mutu yang ditetapkan.
2.3. Jumlah Tenaga Kerja Kegiatan ini akan membutuhkan cukup banyak tenaga kerja baik pada tenaga buruh dari masyarakat lokal sejumlah 180 orang dan tenaga karyawan perusahaan non lokal sebanyak 80 orang dengan total rencana tenaga kerja 260 orang. 2.4.
Penduduk Sebelum
adanya
kegiatan
penambangan
di
Pulau
Gebe,
kehidupan
masyarakatnya sangat tradisional. Sistem perekonomian masyarakat pada saat itu sebagian besar masih sangat bergantung pada system perdagangan Bartering (barang yang ditukar dengan barang lainnya atas kesepakatan bersama). Barang RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
9
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
barteran tersebut dapat berupa piring dan cangkir antik, garam, pakaian, kelapa dan masih banyak kebutuhan lainnya yang saling mengisi antara kekurangan dan kelebihan barang yang dimiliki antara masyarakat. Masyarakatnyapun pada saat itu belum merasakan manfaat dari pembangkit listrik baik itu Pembangkit listrik Tenaga Matahari (PLTS). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) apalagi Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD). 2.5.
Iklim Daerah Pulau Gebe berada pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan (basah) dan musim kemarau (kering), dimana musim penghujan terjadi pada bulan September sampai Maret dan musim kemarau terjadi pada bulan april sampai Agustus. Curah hujan rata-rata antara 1000 mm – 2000 mm meliputi Pulau Gebe dan sekitarnya.
2.6.
Flora dan Fauna Vegetasi yang tumbuh didaerah ini umumnya semak belukar, kayu tropis berdaun kecil dan kayu nani, sedangkan tanaman budidaya umumnya kelapa, palawija, sedangkan fauna yang terdapat didaerah ini berupa ular, babi, dan berbagai jenis unggas.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
10
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERTAMBANGAN
3.1. Lokasi Kegiatan Secara geografis, lokasi pertambangan nickel, berada pada wilayah administrasi sebagai berikut : Desa
: UBULIE
Kecamatan
: PULAU GEBE
Kabupaten
: HALMAHERA TENGAH
Propinsi
: MALUKU UTARA
Pematokan menggunakan menggunakan global positioning system (GPS). Adapun batas IUP seluas 854.3 ha adalah sebagai berikut : GARIS BUJUR (BT) TITIK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabel 3.1.
o 129 129 129 129 129 129 129 129 129 129 129 129
' 23 24 24 24 24 23 23 23 23 23 23 23
GARIS LINTANG (LT) " 10 51 51 2 2 36 36 0 0 24 24 10
o 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
' 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
" 40 40 8 8 11 11 18 18 59 59 26 26
Koordinat PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara
3.2. Geomorfologi Morfologi daerah penelitian merupakan daerah perbukitan dengan variasi kelerengan berkisar 5o – 50o dan elevasi tertinggi 525 meter diatas permukaan air laut. RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
11
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Secara deskripsi kuantitatif/morfometri maka morfologi masing-masing daerah penelitian dengan wilayah sekitarnya dapat dikelompokkan berdasarkan arah umum kelerengan menjadi dua satuan morfologi yaitu datar – landai (<20o), perbukitan sedang (20o-40o) dan curam (> 40o). Daerah ini mempunyai ketinggian antara 85 m – 576 m diatas permukaan laut, memilki sudut lereng 5o-45o dan membentuk morfologi pegunungan dan perbukitan. Secara umum morfologi daerah IUP Operasi Produksi
PT. Fajar Bhakti Lintas
Nusantara dapat dibagi menjadi : a. Morfologi perbukitan landai. Daerah ini mempunyai ketinggian kurang lebih 75 meter. Kemiring lereng daerah ini kurang dari 20o (<20o). Tingkat erosi rendah. b. Morfologi perbukitan sedang. Secara umum morfologi perbukitan ini meliputi sebagian besar dari area IUP Operasi Produksi PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara. Morfologi ini merupakan perbukitan sedang dengan kemiringan lereng yang terjal >40o. Sayap lereng dari perbukitan ini mengarah ke Barat. Tingkat erosi didaerah ini berlangsung sedang sampai intensif. c. Vegetasi yang berkembang didaerah penelitian relatif lebih didominasi oleh tumbuhan berakar tunggang dengan ukuran diameter yaitu ±25 cm dengan jarak antara tumbuhan rata-rata ± 3 m. Dari ukurannya, Pulau Gebe
dapat dikategorikan sebagai pulau kecil dengan
panjang 44,6 Km dengan luas wilayah 153 km2. Hal ini sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan UNESCO (1990) yakni pulau-pulau kecil memiliki ukuran ≤ 10.000 km2 dengan jumlah penduduk ≤ 500.000 orang. Letak Pulau Gebe memanjang dengan arah Barat Laut Tenggara. Di beberapa belahan Pulau ini terdapat sejumlah tanjung yakni sebelah barat laut terdapat tanjung Safa, sedangkan sebelah selatan terdapat Tanjung Elingejo, Tanjung Magnonapo dan tanjung Ngetalngejo. Pantai Pulau Gebe kearaha Utara Timur lebih landai dibandingkan dengan kondisi pantai arah Selatan Barat. 3.3. Geologi 3.3.1. Geologi Regional Secara regional, daerah studi tidak terlepas dari peristiwa tektonik yang mempengaruhinya, yang tersusun oleh batuan ultrabasa. Didasarkan atas Hamilton (1979) dan katili (1980) batuan ultrabasa ini merupakan hasil tumbukan tiga lempeng benua yaitu Lempeng Hindia – Australia, Lempeng pasifik, Lempeng Eurasia. Didalam Sukamto (1975), batuan ultrabasa ini merupakan lajur ofiolit RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
12
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Sulawesi Timur
dan berada pada Mendala Banggai – Sula dan mandala
Sulawesi Timur, tersusun oleh batuan sedimen, batuan beku ultrabasa, ofiolit dan malihan, berumur Mesozoikum sampai Tersier Bawah.
Gambar 3.1.
Jalur Batuan Ultrabasa/Ofiolit Pada Lengan Timur Halmahera
Secara lebih luas batuan ultrabasa tersebut merupakan jalur orogenesa Pegunungan Sirkum Pasifik
(circum pasific orogenic belt) membelok secara
tajam di wilayah Indonesia Timur. Oleh Satsuma jalur Ofiolit ini disebut sebagai Indonesia Nickel belt (daerah A) dan merupakan pasangan dari caribean nickel belt (daerah b) yang melalui Cuba, Puerto Rico, Antiles dan Venezuela. Kondisi iklim tropis yang terdapat di Indonesia sangat mendukung terhadap pembentukan endapan bijih Nickel dan lateritik nickel yang bernilai ekonomi tinggi oleh proses pelapukan mekanis dan kimiawi secara intensif. 3.3.2. Geologi Sekitar Area IUP Eksplorasi Berdasarkan informasi dari Peta Geologi, didaerah penelitian dijumpai dua satuan batuan yaitu satuan batuan Ultramafik dan satuan Aluvial. Penyebaran batuan ultrabasa hampir mendominasi diseluruh daerah studi, sedangkan batuan endapan aluvial hanya menempati ± 10% wilayah studi dengan lokasi sebaran disekitar Barat laut IUP Operasi Produksi PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
13
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Satuan batuan ultramafik ini tersusun oleh peridotite, dunit, serpentinit, dan di beberapa lokasi ditemukan sisipan gabro dan chert. Batuan dasar penyusun area operasi produksi adalah batuan peridotit. Dibeberapa tempat tersingkap peridotite dalam kondisi fresh. Karakteristik fisik penampakan satuan batuan ultramafik dipermukaan adalah ditemukannya batuan ultramafik dan lapukan dari batuan ultramafik yang berupa tanah laterite. Satuan alluvium yang menyusun bagian Barat laut dari area IUP Operasi produksi PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara merupakan material hasil transportasi dari batuan ultramafik yang ada dibagian hulu. Material penyusun dari satuan ini berupa pasir, lempung, dan boulder peridotit. Morfologi dari area penyusun alluvium berupa pedataran. 3.4.
Kajian Geoteknik Kajian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan mekanika tanah/ batuan yang menyusun bagian permukaan dan bawah permukaan di sekitar tapak rencana penambangan (site) nikel. Hasil pengujian geoteknik menghasilkan data sifat material yang akan digunakan untuk perancangan tambang, terutama dalam penentuan dimensi lereng (sudut dan tinggi jenjang) yang aman/ mantap untuk lereng penggalian dan lereng timbunan tanah penutup. Berdasarkan Kepmen Pertambangan dan Energi no. 555 tahun 1995, dinyatakan bahwa lereng bukaan tambang yang tinggi keseluruhan (over all) lebih besar dari 15 m, maka harus ada kajian atau analisis geoteknik yang didukung hasil penelitian dan dinyatakan bahwa lereng bukaan tersebut dalam keadaan mantap dan aman. Dalam kaitan ini tebal lateritic nikel didaerah studi berkisar 6.3 m – 21 m, sehingga diperlukan analisis geoteknik.
3.4.1. Hasil Uji Laboratorium Pengujian laboratorium mekanika untuk kajian geoteknik diambil dari 10 titik tube sampel. Jenis pengujian untuk mengetahui karakteristik tanah/ batuan didaerah ini adalah : a. Pengujian sifat fisik dasar, antara lain : kadar air, berat isi asli, berat isi, berat isi jenuh, porositas dan derajat kejenuhan b. Pengujian sifat indeks/perilaku diperlukan untuk menentukan batas-batas atterberg dan distribusi butir c. Uji sifat mekanik atau keteknikan diperlukan untuk mengetahui ketahanan tanah atau batuan diwahan tekanan static atau dinamik. Untuk tekanan searah RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
14
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
atau 1 dimensi digunakan uji kuat tekan. Untuk 2 dimensi adalah uji geser langsung dan tegangan 3 dimensi adalah uji triaxial yang akan menghasilkan nilai kohesi © dan sudut geser dalam (Ø). Pengujian sampel tanah atau batuan dilakukan dilaboratorium mekanika tanah. 3.4.2. Hasil Analisis Perhitungan Kemantapan Lereng Jenjang Secara umum geometri lereng dinding bukaan tambang nikel terbagi dalam dua kategori yaitu lereng keseluruhan/ total overall slope dan lereng jenjang/individu. Analisis dan perhitungan kemantapan lereng dilakukan pada setiap lokasi titik sampel yang mewakili daerah studi. Kedalaman sample terutama diambil pada bagian lajur tanah lateritic kedalam berkisar <1 m – 12 m dibawah rata tanah setempat. 3.4.3. Pemantauan Kemantapan Lereng Disamping diperlukannya analisis kemantapan lereng pada lokasi bukaan tambang juga diharuskan untuk melakukan usaha pemantauan kemungkinan terjadinya longsoran. Pemantauan ini dimaksudkan mengetahui gejala-gejala awal sebelum terjadinya longsoran sehingga dapat dilakukan tindakan – tindakan pencegahan atau penanggulangan longsoran yang akan terjadi agar tidak menimbulkan korban jiwa serta kerugian yang lebih besar. Beberapa usaha pemantauan kemantapan lereng yang harus dilakukan adalah : Indentifikasi struktur geologi seperti patahan, kekar, pemunculan rembesan – rembesan air tanah. Identifikasi ini dilakukan langsung setelah dilakukan pemotongan lereng pada saat operasional tambang, sehingga pada saat dilakukan pembukaan / pemotongan lereng ditemukan gejala-gejala tersebut maka perlu dilakukan pemantauan secara intensif dengan memasang patok – patok geser Identifikasi gejala-gejala longsoran selama berjalannya penambangan seperti timbul rekahan-rekahan pada lereng bukaan tambang, bila dijumpai gejalagejala tersebut diatas maka perlu dilakukan pemantauan secara intensif dengan memasang patok-patok geser.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
15
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
3.5.
Geohidrologi
3.5.1. Kondisi Litologi Satuan batuan yang menyusun daerah studi adalah batuan ultrabasa dan sebagian oleh batuan sedimen resen lepas berupa endapan aluvial. Didasarkan atas pengamatan lapangan, lapukan batuan ultrabasa tersebut umumnya memilki sikap (behavior) keairan yang kedap, meskipun pada zona celahan (fracture) dapat berfungsi sebagai penyimpan atau penyalur air secara terbatas.
3.5.2. Kondisi Akuifer Melihat kondisi batuan seperti tersebut diatas, maka keterdapatan akuifer didaerah studi dimungkinkan pada zona lapukan seperti pada lapisan limonit (lateritik nikel) sebagai air tanah dangkal. Didaerah perbukitan, kondisi air tanah air tanah dangkal ini termasuk berpotensi rendah, sedangkan didaerah pedataran yang tersusun oleh aluvium memiliki potensi sedang – tinggi. Kedalaman muka air tanah di pedataran berkisar <1 – 4 m dibawah rata tanah setempat. Didasarkan atas kondisi tersebut diperkirakan tidak terdapat akuifer yang berarti pada zona laterit nikel.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
16
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB IV SUMBERDAYA NICKEL
4.1.
Ganesa Nickel Daerah penelitian secara umum terbentuk dari batuan beku peridotit, dunit, dan beberapa tempat terdapat serpentinit. Batuan ini merupakan batuan dasar pembentuk daerah penelitian. Dari pelapukan peridotit serta serpentinit pada daerah penelitian akan menghasilkan tanah laterit yang merupakan sumber dari pembentukan endapan bijih nickel. Proses pembentukan endapan nickel ini adalah melalui proses mekanis yaitu adanya sumber batuan yang kaya akan mineral nickel (Ni) seperti peridotite , dunit. Batuan ini mengalami pelapukan secara mekanis. Endapan nickel laterit terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik seperti peridotit , dunit, dan lain-lain yang disebabkan oleh pengaruh perubahan cuaca (iklim). Factor cuaca menyebabkan perubahan komposisi batuan dan melarutkan unsure-unsur yang mudah larut seperti Ni, Co, dan Fe. Air hujan yang mengandung CO2 dari udara meresap kebawah sampai ke permukaan air tanah sambil melindih mineral primer yang tidak stabil seperti olivine/serpentinit dan piroksin. Air tanah meresap secara perlahan dari atas kebawah sampai ke batas antara zona limonit dan zona saprolit, kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya lebih banyak didominasi oleh transportasi larutan secara horizontal (valeton, 1967). Magnesium dan silikon termasuk nikel terlindi dan terbawa bersama larutan , demikian hingga memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui pengendapan kembali dari unsure-unsur yang larut. Batuan asal ultramafik pada zona saprolit di impregnasi oleh nikel melalui larutan yang mengandung nikel, sehingga kadar nikel dapat naik hingga 7%. Dalam hal ini nikel dapat mensubtitusi magnesium dalam serpentin atau juga mengendap pada rekahan bersama
dengan larutan yang
mengandung
magnesium silikon sebagai garnerit. Akibat disintegrasi pada batuan, air tanah akan masuk pada rekahan yang terbentuk dan memungkinkan intensitas pelindian , karena pengaruh morfologi yang semakin besar. RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
17
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Disamping hidrolisamagnesium dan silikon , maka air tanah kontak yang dengan batuan pada zona saprolit tersebut juga akan dijenuhkan oleh unsur nikel.
Gambar 4.1.
Model Teoritis Pembentukan Nikel Pada Iklim Yang Berbeda
Gambar 4.2. Skema Pembentukan Nikel Laterit RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
18
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Secara umum penumpang endapan nikel laterit dari bawah keatas berturut-turut adalah : Batuan dasar, umumnya didominasi oleh batuan ultramafik seperti dunit, peridotit, piroksenit, serpentinit yang masih segar belum mengalami pelapukan, tekstur asli batuan masih Nampak jelas Zona saprolit, batuan asal ultramafik pada zona ini akan berubah menjadi saprolit akibat pengaruh air tanah. Mineral-mineral utamanya adalah serpentin, kuarsa sekunder, Ni-kalsedon, garnierite, dan beberapa tempat sudah terbentuk limonit (Fe hidroksida) Garnierit yang merupakan bijih nikel silikat merupakan suatu nama kelompok mineral untuk green hydrous magnesium nickel silicates (serpentin yang mengandung nikel Ni talk, dan Ni klorit). Melalui penggantian magnesium oleh nikel, kadar nikel dalam serpentin akan bertambah. Garnierit sendiri tidak dijumpai sebagai mineral murni, tetapi tercampur juga dengan Ni serpentin kadar rendah lainnya, sehingga kadar nikel dalam bijih menjadi menurun. Zona pelindian, horizon ini merupakan zona transisi dari zona saprolit ke zona limonit diatasnya. Disini terjadi perubahan geokimia unsure yang terbesar dalam penampang. Kadar Fe2O3 dan Al2O3 naik, sedangkan kadar SiO2 dan MgO turun Zona limonit, pada zona limonit hamper seluruh unsure yang mudah larut hilang terlindi, kadar MgO dan silica akan semakin berkurang, sebaliknya kadar Fe2O3 dan Al2O3 akan bertambah. Zona ini didominasi oleh mineral geotit, disamping juga terdapat magnetit, hematite, talk, serta kuarsa sekunder Zona tanah penutup, umunya pada zona ini didominasi oleh humus dan bersifat gembur kadang terdapat lempeng silica. Kadar Fe pada lapisan ini tinggi dan sering dijumpai konkresi-konkresi besi, kadar nikel relative rendah.
4.2.
Potensi Endapan Nickel Daerah Penyelidikan Konsentrasi sebaran laterite dan batuan ultrabasa serpentinit menempati bagian utara sampai tengah dari daerah penyelidikan. Pengamatan lapangan dari sebaran laterite dicirikan dengan warna merah kehitaman dan dijumpai pada area yang cukup luas. Pada daerah penyelidikan juga dijumpai mineral garnierite yang merupakan pembawa unsure bijih (ore) nickel (Ni) yang signifikan.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
19
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Berdasarkan hasil analisis singkapan endapan nickel dan korelasi terhadap penampang bor dangkal dan data sumur uji, tebal endapan bijih berkisar 0.50 – 30.4 m yang dibagian atasnya terkadang ditutupi oleh lapisan oksida besi atau geotit aluminium setebal 15 – 30 cm atau disebut juga iron capping. Lapisan yang kaya akan bijih nikel umunya terdapat dibagian bawah zona pelapukan dan diatas batuan dasar. Dibagian atas zona pelapukan ini umunya ditumbuhi pepohonan (hutan0 yang mengindikasikan bahwa lapisan tersebut cukup subur. Adapun uraian profil endapan lateritic nickel area penyelidikan adalah sebagai berikut : Lapisan tanah penutup Pada lapisan ini terdapat kadar besi yang tinggi, berwarna coklat kemerahmerahan yang terkadang terselimuti oleh lapisan keras sebagai iron capping. Kondisi tanah umunya gembur – agak padat dan ditumbuhi oleh tumbuhan hutan. Sehingga masih sering ditemukan akar pepohonan atau material organic lainnya. Lapisan ini tidak memilki nilai ekonomis sehingga dianggap sebagai lapisan penutup. Ketebalan rata-rata zona ini adalah 1 meter. Lapisan Limonit Lapisan ini mempunyai kadar besi tinggi dan kadar nikel relative rendah, berwarna coklat tua, coklat kemerahan, merah, umunya lengket bila dalam keadaan basah, komponen batuan berukuran kerikil – kerakal. Ketebalan ratarata zona ini adalah 2 meter. Lapisan Saprolit Lapisan ini mempunyai kadar besi relative rendah, sebaliknya kadar nikel tinggi, berwarna coklat kemerah-merahan, kuning, mengandung banyak komponen batuan asal tetapi umunya telah mengalami pelapukan, mudah digali. Zona ini mempunyai ketebalan rata-rata 7 meter. Lapisan batuan dasar Bagian ini masih menampakkan batuan asal yang masih segar, tingkat pelapukan umum relative rendah, tersusun oleh komponen batuan berukuran kerakal sampai bongkah yang masih terekat atau terpisahkan oleh rekahan, berwarna abu kuning pucat, kadar besi dan nikel rendah, dan MgO tinggi. 4.2.1.
Kondisi Endapan Bijih Nikel Berdasarkan hasil analisis singkapan endapan nikel dan korelasi terhadap penampang bor dangkal dan data sumur uji, tebal endapan bijih berkisar 0,05 – RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
20
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
30,4 m yang bagian atasnya terkadang ditutupi oleh lapisan oksida besi atau geotit – alumunium setebal 15 – 30 cm atau disebut juga iron capping. Lapisan yang kaya akan bijih nikel umumnya terdapat dibagian bawah zona pelapukan dan diatas batuan dasar.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
21
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB V RENCANA KERJA
5.1. Perencanaan Tambang Berdasarkan data penyebaran nikel, batasan geoteknik serta batasan ketebalan nikel (limonit dan saprolit) dari hasil eksplorasi, maka kegiatan penambangan PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara
akan dilakukan pada wilayah IUP secara
bertahap dimulai dari Blok I sampai Blok berikutnya. Rencana penggunaan lahan IUP operasi produksi penambangan bijih nikel PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara sebagai berikut: Area yang tidak diganggu
: 832.2 Ha
Area waste (disposal)
: 1.5 Ha
Sediment Pond
: 1 Ha
Waste dump
: 1 Ha
Grizzly dan crusher
: 3 ha
Jalan tambang
: 8.10 ha
Office dan Mess
: 1 Ha
Stocpile
: 3 ha
Stock yard
: 3.5 Ha
5.2. Sistem Penambangan Berdasarkan bentuk dan karateristik lapisan nikel serta lapisan penutupnya, sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang terbuka (open cast) dengan metode mining contour. Kegiatan penambangannya yang dilakukan secara umum adalah : pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk, penggalian nikel Pada saat pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk, dilakukan penumpukan tanah pucuk disuatu tempat sementara (dumpingarea) yang tidak terlalu jauh dan aman dari kegiatan penambangan agar nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam pelaksanaan reklamasi.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
22
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan penutup didaerah sepanjang singkapan nikel mengikuti garis kontur pada batas tertentu, kemudian diikuti dengan penggalian lapisan nikel. Teknik penggalian nikel bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi yang rendah sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan. Sedangkan arah kemajuan penambangannya akan mengikuti sebaran sumberdaya lapisan nikel pada setiap pit yang akan ditambang. Operasi penambangan terhadap nikel yang dilakukan meliputi : penggalian bebas, pemuatan, pengangkutan ke ROM stockpile. Sedangkan untuk lapisan penutu[p dilakukan operasi : penggalian (gali bebas dan penggerukan ), pemuatan serta pengangkutan menuju ke outside dump atau backfilling. Secara umum lapisan penutup pada tahun ke 1 dan ke 2 untuk setiap pit akan ditimbun di outside dump dan pada tahun selanjutnya akan dilakukan backfilling. Penimbunan ke outside dump pada tahun selanjutnya akan dilakukan backfilling. Penimbunan ke outside dump pada tahun tersebut karena belum mencukupinya. Daya tampung daerah yang telah habis ditambang dengan cara tambang terbuka terhadap volume lapisan penutup yang harus dipindahkan. Peralatan tambang yang digunakan untuk operasi penambangan adalah kombinasi excavator dump truck dibantu dengan buldozer sebagai alat garu – dorong serta grader untuk perawatan jalan. Jenis peralatan tambang dan peralatan bantu utama yang akan digunakan dalam sistem penambangan seperti yang telah diuraikan diatas adalah seperti yang terlihat ditabel
Aktivitas Pembongkaran, penggaruan, penggusuran
Peralatan / Bahan Buldozer dengan single shank (Giant) ripper dan double shank ripper
penggalian dan pemuatan
Backhoe
pengangkutan Tabel 5.1.
Truk Jungkit/dumptruck Jenis Peralatan Tambang Yang Diperlukan Berdasarkan Aktivitas
5.3. Dimensi Permukaan Kerja Bukaan Tambang Secara sistematika , dimensi potongan lereng bukaan tambang akan disesuaikan dengan hasil kajian dan pertimbangan geoteknik diantaranya : Sudut lereng individu maksimum 60o Sudut lereng keseluruhan 45o Tinggi jenjang individu maksimum 6 m RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
23
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Tinggi jenjang keseluruhan ± 20 meter Disamping
aspek
geoteknik
diatas,
bukaan
tambang
juga
akan
mempertimbangkan aspek geohidrologi guna mencegah longsoran atau sliding akibat lereng jenuh akan kandungan air tanah. Dengan asumsi material akuifer terdiri dari lapisan clay (laterit nikel) yang cukup kedap air (impermiable), maka gradien hidrolik dan garis iso –preatik air tanah memilki sudut yang besar. Demikian pula faktor kedalaman muka air tanah (MAT) cukup dalam antara 4 – 5 m, maka perencanaan sudut lereng keseluruhan 45o , dapat dikatakan cukup aman dari gangguan pengaruh air tanah.
Gambar 5.1. Skematik Bukaan Tambang
Gambar 5.2. Hubungan antara tegangan geser dengan tegangan normal untuk Kemantapan lereng
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
24
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Gambar 5.3. Tiga Masalah Longsoran Dalam Open Pit
5.4. Arah Dan Kemajuan Tambang Secara umum, arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan ke arah tegak lurus lapisan nikel sampai lereng akhir penambangan, kemudian bergerak maju ke daerah penambangan tahun berikutnya mengikuti penyebaran lapisan nikel. Pola kerja alat adalah menggali sepanjang singkapan hingga batas penambangan setiap tahun dimulai dari daerah sekitar singkapan lapisan nikel, kemudian kembali lagi.Pola tersebut dilakukan terus menerus hingga batas lereng akhir yang telah ditentukan. Bila digambarkan dalam penampang melintang pola kerja alat dalam penggalian lapisan penutup dan nikel akan terlihat seperti gambar 5.2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa urutan pekerjaan penambangan sebagai berikut : Penambangan dimulai pada bagian topografi atau elevasi yang tinggi (level 1). Pada level 1 ini arah penggalian adalah dimulai dari blok 1 kemudian maju ke blok 2 dan seterusnya hingga laterite nikel dielevasi ini habis atau hingga batas penambangan.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
25
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Berikutnya penambangan pada level 2 atau pada elevasi yang lebih rendah dengan dimulai dari blok 4 dan diteruskan kearah blok 5 hingga batas penggalian atau batas laterite ekonomis Penambangan selanjutnya (level 3) dimulai dari blok 9 dan seterusnya untuk level 4 dimulai dari blok 15 serta level 5 dimulai dari blok 19 Kemajuan tambang ini jika diproyeksikan pada bidang datar, maka akan terlihat sebagai urutan kemajuan tambang yang dimulai dari blok 1 ke blok 4, dilanjutkan ke blok 15 serta blok 19. Dengan kata lain arah kemajuan tambang ini terlihat dimulai dari elevasi tertinggi kemudian maju kearah bagian rendah mengikuti alur topografi atau kontur yang ada.
Gambar 5.4. Ilustrasi Dimensi Bukaan Tambang, arah Penggalian Serta Arah Kemajuan Tambang.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
26
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Gambar 5.5.
5.5.
Tahap Pembuatan Open Pit , Jenjang (Bench) Tambang
Umur Rencana Kegiatan Pertambangan nickel berdasarkan data potensi cadangan 16.402.560 ton pada area potensi 854.3 Ha, dengan kapasitas produksi minimal 150.000 ton per bulan atau akan habis setelah 9 tahun.
5.6.
Peralatan Tambang Bulldozer Dipergunakan untuk pengupasan tanah atas dan menyusun tumpukan bijih nikel. Jenis Catterpillar D 8R, D 7R, Bucket kapasitas 2,5 m 3 . Jam kerja satu shift sekitar 8 jam efektif. Produktivitas 84,0 m3/jam Grader Untuk pembuatan dan perawatan jalan diperlukan 1 unit. Jenis Catterpillar 14 m, 155 HP, blade 3710 x 645 x 19 mm. Hydraulic excavator (Backhoe) Jenis komatsu PC 650-6, kapasitas bucket 2,5 m3 dan hyundai dengan kapasitas bucket 2,1 m3.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
27
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Wheel Loader Dipersiapkan dengan tujuan untuk membalik – balik bijih basah dan membantu penggalian / pemuatan baik di tambang Dumptruk Jenis Hino FM 260 – JD , dibutuhkan sebanyak 5 unit. Jenis Volvo FL 10 sebanyak 6 unit Pengapalan Kapal 50.000 ton dalam satu tahun 6 kali pengapalan , 1 kali dalam dua bulan . Loading rate per hari 1000 ton @ 25 hari efektif/bulan.
5.7. Tenaga Kerja Pola kerja untuk pelaksanaan pekerjaan penambangan bijih nikel di PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara dilakukan dengan sistem kontrak. Hal ini didasarkan pada pertimbangan umur tambang yang relatif pendek serta lokasi yang sangat remote untuk mobilisasi peralatan sendiri. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung kegiatan eksplorasi disesuaikan dengan rancangan dan teknik eksplorasi yang akan dilakukan. Tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan ekplorasi jumlahnya relatif berubah selama tahapan eksplorasi. Sedangkan untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dalam ekplorasi terutama tenaga geologis bersifat tetap. Kualifikasi syarat tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya (job requirement). Mereka yang akan direkrut adalah mereka yang mempunyai latar belakang disiplin ilmu dan pengalaman yang sesuai. Analisis jabatan (job analysis) selanjutnya dibutuhkan untuk mendapatkan karyawan yang cocok dengan kebutuhan kerja, dengan upah dan beban kerja yang sesuai pula. 5.7.1. Hubungan Tenaga Kerja Untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan karyawan dibuat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Serikat Pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah pihak dan disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kesepakatan Kerja Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
28
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal-hal yang diatur dalam kesepakatan kerja bersama tersebut meliputi: 1.
Hubungan kerja antar perusahaan dan karyawan
2.
Pembayaran gaji/upah dan pajak
3.
Penginapan dan makan
4.
Jam kerja dan lembur
5.
Honor dan tunjangan
6.
Ketentuan perawatan kesehatan
7.
Asuransi
8.
Kompensasi untuk kecelakaan dan kematian
9.
Ketentuan cuti dan hari libur umum
10. Perintah kerja dan prosedur kedisiplinan 11. Keselamatan dan kesehatan kerja 12. Dana pensiun 13. Pemecahan permasalahan karyawan
Perusahaan bekerja sama dengan PT. Jamsostek (Persero) dalam hal pemberian perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan. Program Jamsostek diselenggarakan berdasarkan Undang-undang No.3 Tahun 1992 yang pelaksanaannya diatur oleh PP No.14 Tahun 1993, Kepres No.22 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993. 5.7.2. Penerimaan Karyawan dan Pelatihan Berikut ini kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima sebagai karyawan pertambangan Nickel : 1.
Staf Manajerial dan Teknisi
2.
Geologis yang terampil
3.
Tenaga kerja kasar/tak terampil
Tenaga manajerial senior dan staf teknisi akan diisi oleh tenaga kerja dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan nickel di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan staf akan menjadi sangat penting untuk kelancaran komunikasi dalam perusahaan yang akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
29
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
5.7.3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja akan menjadi prioritas dalam kelangsungan hidup perusahaan pertambangan ini. Obyek-obyek kunci adalah sebagai berikut: 1.
Desain baku pada tahap eksplorasi untuk mendapatkan tingkat keselamatan yang tinggi.
2.
Pembuatan perjanjian keselamatan kerja dari perusahaan baik untuk tahap eksplorasi maupun operasional penambangan. Perjanjian tersebut termasuk persyaratan dan prosedur keselamatan yang akan mengidentifikasi tanggung jawab keselamatan dan pelatihan.
3.
Penentuan petugas keselamatan dan pelatihan dilaksanakan pada awal dari dimulainya proyek ini.
4.
Penilaian mentoring karyawan secara terus menerus untuk menjamin terpeliharanya kebiasaan-kebiasaan bekerja dengan aman.
Untuk menjamin keselamatan kerja selama tahap konstruksi dan selama operasi penambangan berlangsung perlu diperhatikan kondisi sebagai berikut: 1.
Definisi yang jelas mengenai batasan tanggung jawab dari tugas-tugas pengawasan.
2.
Ketentuan yang jelas pada tanda-tanda/rambu lalu lintas dan batas kecepatan.
3.
Pemasangan papan-papan peringatan dan nasehat di titik strategis/rawan.
4.
Peralatan keselamatan kerja yang terdiri dari pakaian kerja, topi pengaman (helmet), sepatu pelindung, pelindung mata dan telinga (Alat Pelindung Diri).
5.
Ketentuan penggunaan peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
6.
Penggunaan kabel listrik dan jalur sambungan listrik yang aman.
7.
Lokasi yang aman untuk peralatan listrik, yaitu tempat yang kering dan mudah dijangkau.
8.
Sistem pemisah berlabel pada seluruh jalur instalasi dan peralatan listrik.
9.
Pengawasan pada tanjakan yang tinggi dan jalan-jalan yang sempit pada daerah operasional peralatan bergerak dan pemantauan pada jalan-jalan tambang.
10. Sarana penerangan untuk keperluan operasi di malam hari. 11. Larangan membawa alkohol, obat bius dan senjata api ke lokasi proyek. 12. Mengawasi masuknya bahan-bahan yang mudah terbakar dan cairan beracun. 13. Tersedianya fasilitas pemadam kebakaran dan klinik gawat darurat.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
30
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Gambar 5.6. Struktur Organisasi 1 Perusahan PT. GSN
Gambar 5.7. Struktur Organisasi 2 (sambungan dari struktur 1) Perusahaan PT. GSN
5.7.4. Sistem Kerja Sistem kerja direncanakan adalah 7 hari / minggu , 2 shift/hari dan 11 jam / shift untuk tugas sebagai : Penggalian/Penimbunan bijih nikel Penggalian / penimbunanan tanah pucuk dan penutup Peremukan bijih nikel RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
31
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
Pengangkutan bijih nikel dari stockpile ke terminal bijih nikel Pengapalan Operasional di stockpile dan pelabuhan Pemeliharaan/perawatan Operasional camp
Karyawan kantor atau administrasi bekerja 1 shift / hari dan 6 hari/minggu. Cuti tahunan selama 2 (dua) minggu untuk setiap 12 (dua belas) bulan kerja.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
32
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB VI RENCANA AGGARAN BIAYA
6.1. Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan dari hasil analisa kelayakan keekonomian yang telah dilakukan dengan didasarkan kondisi laterite cadangan bijih nikel, harga jual, system penambangan yang akan diterapkan serta pendekatan investasi maka dibuat anggaran biaya untuk rencana kegiatan penambangan ini. Dengan jumlah cadangan laterite nikel yang sementara ini dinyatakan dalam klasifikasi Mineable reserves (proven reserves) sebesar 16.402.560 WMT yang terdiri dari saprolit dan limonit. Dari cadangan tersebut diasumsikan mengalami penyusutan sebesar 10% pada saat penambangan, crushing dan pengangkutan. Sehingga total penjualan adalah sebesar 14.762.304 WMT. Dari target produksi dan penjualan yang direncanakan, maka umur tambang dapat mencapai 9 tahun Kualitas laterite nikel adalah medium grade (Ni rata-rata = 1.92 %) dengan diasumsikan harga jual USD 20 / WMT sampai USD 30/WMT atau rata-rata setara dengan Rp 240.000 / WMT FOB tongkang Perbandingan laterite nikel dengan tanah penutup yang meskipun sebetulnya dapat diambil lebih besar karena jarak angkut tanah penutup yang relative dekat dan fisik / mekanik material tanah penutup yang mudah digali akan tetapi dalam analisa ini dipergunakan SR rata-rata 1 : 0,54 Karena umur tambang cukup singkat, maka system investasi yang diterapkan untuk pekerjaan penambangan lebih memungkinkan dilakukan kontrak penambangan atau dapat diperhitungkan sebagai outsourching Semua perhitungan dilakukan dengan standar rupiah, suku bunga pinjaman sebsar 14% (floating rate), pajak asuransi, dan berbagai kewajiban lainnya diperhitungkan dengan beberapa penyederhanaan Dalam pelaksanaan anggaran biaya untuk kegiatan penambangan ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
33
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
-
Kelompok biaya pra penambangan , terdiri perizinan dan persyaratannya, pembebasan lahan, stockpile dan pelabuhan serta pembiayaan lainnya sebesar Rp. 14.068.250.000
-
Kelompok biaya pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang meliputi jalan tambang, kantor, mess karyawan, bengkel, gudang, jembatan , pos security dan fasilitas lainnya sebsar Rp. 7.220.000.000
6.2. Rencana Alokasi Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya yang disusun disamping mengacu pada Cash Flow seperti tadi telah diuraikan, maka penjadwalan atau alokasi tahapan besaran biayanya akan disesuaikan dengan jadwal kerja (Time Schedule) sebagai mana pada pembahasan Rencana Eksplorasi. Dengan demikian diperoleh gambaran rencana anggaran biaya persatuan waktu dan kegiatan kerja atau gambaran tentang rencana Out Flow persatuan waktu.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
34
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
BAB VII PENUTUP
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam survey pendahuluan, penyusunan rencana dan pengajuan perijinan IUP Produksi nickel ini.
Kami mengharapkan doa dan dukungan semua pihak, khususnya
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah dan seluruh masyarakat daerah pertambangan
untuk
mendukung
niat
baik
kami
dalam
mengembangkan
usaha
Pertambangan nickel Kecamatan Pulau Gebe. Kami akan berkomitmen kuat untuk mengembangkan usaha peningkatan nilai tambah ekonomis dan pemanfaatan potensi sumber bahan tambang secara profesional, arif, bijaksana dan optimal untuk membangun kesejahteraan masyarakat, menyumbangkan pajak dan retribusi daerah dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperhatikan kelestarian lingkungan. Atas seluruh perhatian, doa dan bantuannya, kami mengucapkan terima kasih.
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
35
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
LAMPIRAN
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
36
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
37
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
38
PT. FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
RENCANA KERJA & ANGGARAN BIAYA (RKAB) MINERAL LOGAM BIJIH NIKEL (lid)
39