BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya. sekitarnya. Kemampuan profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini. Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik. Pelayanan
keperawatan
mempunyai
peranan
penting
dalam
menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatas nya Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata. Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau 1
unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor). B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip Konsep Sistem dalam bidang keperawatan. 2. Tujuan Khusus 1. Memberikan gambaran bagaimana penerapan Konsep Sistem dalam Keperawatan 2. Memberikan
pemecahan
masalah
demi
pengembangan
proses
keperawatan 3. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan proses keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan. 3. Manfaat Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan Teori Sistem dalam keperawatan. Penerapan sistem penyelenggaraan pendidikan keperawatan, penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan profesi keperawatan serta penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara umum dengan dan mencari dan Oleh sebab itu gambaran ini dapat dijadikan sebagai evaluasi agar kualitas dapat ditingkatkan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. TEORI SISTEM DALAM KEPERAWATAN Pengertian Teori Sistem 1.
Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.
Kata
Sistem berasal dari bahasa Latin ( systema ) dan bahasa Yunani
(sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. 3.
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.
Adapun beberapa pengertian sistem menurut para ahli adalah sebagai berikut: a.
L. James Havery. Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
3
b.
John Mc Manama. Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
c.
C.W. Churchman. Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
d.
J.C. Hinggins. Menurutnya
sistem
adalah
seperangkat
bagian-bagian
yang
saling
berhubungan. e.
Edgar F Huse dan James L. Bowdict Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan
f.
Jerry FithGerald Menurutnya sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
B. Komponen Sistem Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem 1. Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda
4
2. Masukan Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa halhal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
5
Secara khusus, komponen dalam sistem keperawatan meliputi: a. Manusia Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial. Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumbersumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya. b. Lingkungan Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya. Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan masalah. Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan. c. Kesehatan Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat adalah :
6
a) WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat. b) Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan tugasnya secara efektif. c) Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya. Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. d. Keperawatan Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik. Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.
7
Suatu system terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian bagian dari system. Setiap system tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung
komponen-komponen
atau
subsistem-subsistem.
Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari system untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses system secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu system ada subsistem yang tidak berjalan / berfungsi sebagaimana mestinya.
Tentunya system tersebut tidak akan
berjalan mulus atau mungkin juga system tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan system tersebut tidak tercapai. 1)
Input. Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.
2)
Proses. Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3)
Output. Output
adalah
hasil
yang
diperoleh
dari
sebuah
proses,
dalam
sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal. 4)
Dampak. Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan
8
mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat. 5)
Umpan Balik. Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6)
Lingkungan. Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada di masyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan Sebagai suatu sistem, proses keperawatan mempunyai komponen-komponen, berikut : a) Masukan . Masukan dalam proses keperawatan adalah data atau informasi yang berasal dari pengkajian klien (misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan fungsi fisiologis klien). b) Hasil. Hasil merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah dimana status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil asuhan keperawatan. c) Umpan balik. Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem tentang bagaimana sistem berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan hasil menggambarkan respons klien terhadap intervensi keperawatan. d) Isi. Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain itu, penggunaan proses keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi
9
tentang pelayanan keperawatan untuk klien dengan masalah kesehatan tertentu. C. Type Sistem. Ada Dua Jenis Teori Sistem : a. Sistem Terbuka, seperti organ tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antra sistem dengan lingkungan. b. Sistem Tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan Type Sistem Terbuka. a.
Terjadi proses interaksi.
b.
Terdapat masukan dari lingkungan.
c.
Terdapat proses transformasi
d.
Keluaran (hasil) dikembalikan ke lingkungan.
e.
Bersifat dinamis.
f.
Terdapat proses terus menerus dalam mengadakan
g.
Hasil yang dicapai sesuai dengan kebutuhan.
h.
Mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan dan dipengaruhi oleh
penyesuaian.
perubahan lingkungan. i.
Masukan terus berubah dengan akibat proses terus berubah.
j.
Menggunakan umpan balik.
Type Sistem Tertutup. a.
Tidak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.
b.
Tak ada masukan dari dan ke lingkungan.
c.
Proses tidak mengadakan penyesuaian.
d.
Tak ada alur umpan balik.
10
e.
Tak ada adaptasi terhadap lingkungan.
Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasarnya. Sebagai contoh, Neuman (1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan, dapat mempengaruhi kesejahteraan klien. D. Tujuan Sistem Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai. Konsep sistem khususnya dalam lingkup Keperawatan Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas 4 konsep yang berpengaruh dan menentukan
kualitas
praktik
keperawatan
yang
konsep
manusia,keperawatan,konsep sehat sakit dan lingkungan. 1.
Konsep manusia : Manusia adalah biopsikososial dan spirtual yang utuh,jasmani dan rohani dan unit mempunyai berbagi macam kebutuhan sesuai alat – alat ukur.
2.
Konsep individu sebagai klain : individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,psikologi,sosial dan spiritual.
3.
Konsep sehat-sakit : rentang ini merupakan suatu alat-alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu.
11
4.
Konsep lingkungan : faktor eksternal yang berpengaruh terdapat perkembangan manusia
dan
mencakup
antara
lain
:
lingkunga
sosial,status ekonomi,dan kesehatan konsep lingkungan dalam paradikma kesehatan adalah : a. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Contoh : pembuangan air limbah,sampah,lingkungan kotor dll. b. Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan terganggunya psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman,yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang di timbulkan. c. Lingkungan sosial budaya yang di timbulkan adalah masyarakat luas serta budaya yang ada juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang
serta
adanya
kehidupan spiritual
juga mempengaruhi
perkembangan seseorang dalam kehidupan beragam serta meningkatkan keyakinan. Teori sistem keperawatan : salah satu bagian kuno perkembangan ilmu keperawatan dan pekembangan profesi keperawatan yang diharapkan untuk dapat memberikan kenyataan-kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan perawatan dan untuk pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat
terus
bertambah
dan
berkembang. Nasir,abdul.(2009).komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi.salemba.medika Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sist em 1. Prosedur Prosedur yaitu “suatu jaringan kerja dari prosedur -prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu”. Prosedur adalah “rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di
12
dalam satu atau lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam. 2. Komponen/elemen. Komponen yaitu “kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula
terdiri
dari
beberapa
sub-sub sistem
Hannamargareth. (2011). prinsip-prinsip
yang
pendekatan
lebih
kecil.
secara holistic
dalam konteks keperawatan. Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan, yaitu: 1. Tahap pengkajian Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien. Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara perorangan. a. Pengumpulan data Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder : a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi klien.
13
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu : a) Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap muka. b) Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada pasien. c) Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang mengalami gangguan. d) Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG. b. Pengelompokan data Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus. Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien. Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya. Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data subjektif. Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau observasi secara langsung. Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau keluarganya.
14
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan data,
pengelompokkan
data,
membandingkan
data,
menentukan
ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada. 2. Tahap Diagnosa Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi : a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit. b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah. c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah. Diagnosa
keperawatan
berorientasi
kepada
kebutuhan
dasar
manusia,
berdasarkan pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihat kan respon individu / klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya. 3. Tahap Perencanaan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahap perencanaan keperawatan adalah : a. Proses penentuan prioritas
15
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi secara bersamaan. b. Penetapan sasaran dan tujuan Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien. c. Penentuan kriteria evaluasi Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur. d. Rencana intervensi Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan 4. Tahap implementasi Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi
16
adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan. Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu : a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan. b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan ( intervensi independent, dependen dan interdependen). c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan. 5. Tahap evaluasi Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. 6. Tahap dokumentasi Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi mas alah, perencanaan, tindakan.
17
Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir. Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan. Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional. Beberapa penerapan sistem keperawatan : 1. Penerapan
Sistem
Dalam
Penyelenggaraan
Pelayanan
Asuhan
Keperawatan Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan 18
lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya. 2. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain. 3. Penerapan
Sistem
Dalam
Penyelenggaraan
Pengembangan
Profesi
Keperawatan Keperawatan sebagai profesi yang di akui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui Asuhan Keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah profesionaldengan menunjukan agar profesi keperawatan di akui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan. 4. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem 1. Internal a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya
dapat
meningkatkan
kualitas
pelayanan
dan
profesi
Keperawatan secara keseluruhan. b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan pada profesi. c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
19
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan. 2. Eksternal a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan disetiap tahapan proses keperawatan. b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat c. Perkembangan global Keperawatan Profesional
20
BAB III KASUS Pasien bernama Ny. R berumur 34 tahun dan berstatus menikah, beragama islam, tamatan SMA dan bekerja sebagai ibu rumah tangga pasien datangke IGD rumah sakit pemerintah pada tanggal 5 Oktober 2018 dengan keluhan utama sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Saat pengkajian di ruang rawat penyakit dalam, keluhan utama pasien adalah batuk, kaki bengkak, lemas, dan nafas terasa sesak. Klien menjalani hemodialisa rutin 2x perminggu (setiap rabu dan sabtu) sejak 2 bulan yang lalu namun klien sering melewatkan sesi dialisis karena alasan biaya. Klien juga mengatakan tidak rutin mengkonsumsi yang diberikan karena takut ginjalnya semakin rusak. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien di rawat di rumah sakit lain dengan keluhan yang sama dengan saat ini. Klien pulang setelah dilakukan hemodialisis dan mendapat tranfusi.Setelah seminggu di rumah klien mengalami kembali demam, sesak nafas, lemas, bengkak pada kaki, mual dan tidak nafsu makan hingga kemudiaan di bawa ke rumah sakit yang sama. Di IGD
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium
dengan
hasil:
PH
7.273,
pCO2: 28,7mmHG, pO2: 131,4 mmHg, HCO3: 18,7 mmol/L, Sat O2: 93,5 %, Hb 8,6 gr/dl, Ht26,1 mg/dl, ureum 278 mg/dl, kreatinin 9,7 mg/dl, Na/K/CL: 148/5,8/106mEg/L. Dari hasil radiologi di temukan pneumonia bilateral, kardiomegali dengan aorta elongasi dan bendungan paru. Berdasarkan penyakit dahulu Ny. R mengatakan bahwa dirinya menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun tidak control secara rutin.Obat-obatan hipertensi yang biasa diminum adalah amlodipine dan captopril. Riwayat penyakit keluarga adalah hipertendi ibu klien, dan diabetes mellitus a yah klien. Penerapan Teori system disini dimana Asuhan keperawatan dilakukan secara system pada Ny. R Oksigenasi dan sirkulasi ( pengkajian prilaku dan pengkajian stimulus), Pengkajian nutrisi, eliminasi, proteksi, sensori, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis, dan fungsi endokrin. 21
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir. Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan, Kesehatan, Keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan Fragmentis. Beberapa penerapan sistem keperawatan : a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan Profesi Keperawatan d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara umum. Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa prinsip prinsip keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem dan konsep berubah merupakan bahan ajar yang memudahkan kami sebagai seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
22
Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan
konsep perubahan.
Perubahan dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Saran 1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan, prioritas
perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi dalam memberikan
pelayanan kesehatan
sehingga tidak
menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien. 2. Perawat harus mempelajari sistem yang ada dalam diri seorang pasien tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga tidak
menimbulkan perbedaan pendapat.
3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa perubahan adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).
23
DAFTAR PUSTAKA
Nasir,Abdul.(2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori Dan Aplikasi.Salemba.Medik Hannamargareth. (2011). Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistic Dalam Konteks Keperawatan-2 wordpress.com(2012 ).pelayanan-keper awatan.html Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-Jakarta ; Salemba Medika, 2008 Gaffa, JL, 1999: 2. Pengantar keperawatan profesional Haryanto.2007. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep.Jakarta ; Salemba Medika. Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2010. Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam Kurikulum Pendidikan Ners. Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta; EGC. Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta ; EGC.
24