PEDOMAN INTERNAL UPAYA PENCEGAHAN DAN PENAT PENATALAKSANAAN ALAKSANAAN PENYAKIT PENYAKIT RABIES RABIES
PEMERINT PEMERINTAH AH KABUPA KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KELIR Jalan Raya Pesucen No.367 Kelir, Kalipuro email : pusk puskesma esmaske skelir@ lir@gmai gmail.co l.com m.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belakang Sampai Sampai saat saat ini rabies rabies merupak merupakan an salah salah satu satu penyakit penyakit zoon zoonozis ozis yang yang masih masih
menjadi masalah masalah kesehatan kesehatan masyarakat di Indonesia. Indonesia. Rabies disebut juga penyakit penyakit anjing gila merupakan merupakan suatu penyakit penyakit infeksi infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan disebabkan oleh Virus Rabies. Penyakit Penyakit ini ini bersifat zoonotik, zoonotik, yaitu dapat dapat ditularkan ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan hewan terutama anjing, kucing dan kera. Penyakit Penyakit ini bila sudah menunjukan gejala klinis pada hewan atau manusia selalu diakhiri dengan kematian,sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi bagi orang-or orang-orang ang yang terkena terkena gigitan gigitan dan kekhawat kekhawatiran iran serta serta keresaha keresahan n
bagi bagi
masyarakat pada umunya. Mengingat dampak rabies terhadap kesehatan dan dan kondisi psikologis masyarakat cukup besar serta memiliki dampak terhadap perekonomian khususnya bagi daerah – daerah pariwisata pariwisata di Indonesia Indonesia yang tertular rabies, maka upaya penatalaksanaan penatalaksanaan penyakit perlu dilaksanakan seintensif mungkin untuk mewujudkan Indonesia Bebas Rabies. Program pembebasan pembebasan rabies merupakan merupakan kesepakatan kesepakatan nasional nasional dan merupakan kerjasa kerjasama ma
3 depar departeme temen n
yaitu yaitu
Kementer Kementerian ian Pertania Pertanian n (Ditj (Ditjen en Peterna Peternakan kan dan
Kesehatan Hewan), Departemen Kesehatan (Ditjen PP dan PL) dan Departemen Dalam Negeri (Ditjen PUM). Kasus rabies rabies di Indonesia pertama pertama kali dilaporkan dilaporkan oleh Esser pada tahun tahun 1884 pada seekor karbau,kemudian karbau,kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris de Zhaan tahun 1894 pada manusia. manusia. Semua kasus ini terjadi di Provinsi Provinsi Jawa Barat dan menyebar menyebar ke Bali Nias dan Maluku. Sedangkan Sedangkan pada pada akhir tahun 2008 2008 Propins Propinsii Bali yang semula semula
bebas bebas secara historis historis sudah sudah menjadi menjadi daerah daerah tertular tertular
rabies yang pertama kali ditemukan diwilayah Kabupaten Badung Namun dengan adanya peningkatan peningkatan tatalaksan tatalaksana a pasca Gigitan Gigitan Hewan Hewan Penular Penular Rabies (GHPR ) maka maka jumlah jumlah kasus kasus rabies rabies pada manusia berhasil diturunkan. diturunkan. Hal Hal ini menunju menunjukkan kkan bahwa bahwa upaya upaya penanga penanganan nan kasus kasus gigitan gigitan hewan hewan sangat sangat penting penting untuk pencegahan rabies pada manusia.
B. Tujua ujuan n 1. Tujua ujuan n Umum Umum Sebaga Sebagaii pedoman pedoman penceg pencegahan ahan dan penatala penatalaksa ksanan nan penyakit penyakit rabies rabies dalam dalam
upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit rabies 2. Tujua ujuan n khus khusus us Pedoman ini disusun dalam upaya pencegahan dan penatalaksaanan penyakit rabies dengan tujuan :
a. Terlaksananya erlaksananya proses proses pengelolaan pengelolaan program program rabies mulai dari perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi b. Tersosialisasinya ersosialisasinya program program rabies ke masyarakat masyarakat c. Terpenuhinya erpenuhinya sarana dan prasarana prasarana kegiatan kegiatan program program rabies. d. Memberikan pedoman bagi pelaksana program rabies dan petugas kesehatan lainnya dalam penatalaksaaan penyakit rabies C. Sasaran Pedoman
Sasaran program p2 Rabies adalah : 1. 2. 3.
Petugas pelaksana program P2 Rabies Petugas medis dan paramedic Selur Seluruh uh staf staf pusk puskes esmas mas baik baik langs langsung ung maupu maupun n tidak tidak langs langsun ung g terh terhada adap p
pelaksanaan program P2 Rabies 4. Jejaring Jejaring Pusk Puskesma esmas s 5. Pasien penderita Rabies dan keluarga 6. Masyarak Masyarakat at pada umumnya umumnya D. Ruan Ruang g Ling Lingku kup p Ped Pedom oman an
Ruang lingkup pedoman meliputi: Penemuan pasien terduga penyakit rabies Pemeriksaan Penatalaksaan awal Pencatatan dan pelaporan penderita 5. Monito Monitorin ring g dan dan Evalu Evaluas asii 6. Rujukan Rujukan ke jejaring jejaring Puskesma Puskesmas s Adapun pedoman pelayanan pelayanan tersebut mengacu pada Modul Pelatihan Pelatihan 1. 2. 3. 4.
Penanggulangan Rabies, Subdit Zoonosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 sebagaimana ditentukan dalam pedoman tersebut.
E. Batasan Operasional Operasional Batasan Batasan operasi operasional onal penceg pencegahan ahan dan penatala penatalaksa ksanaan naan rabies rabies meliput meliputii
upay upaya a kese kesehat hatan an pero peroran ranga gan n dan dan masya masyarak rakat. at. Diman Dimana a setia setiap p kegia kegiatan tan dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan khususnya akibat penyakit rabies dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
BAB II STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi sumber daya manusia dalam pelaksanaan program P2 Rabies meliputi: 1. Dokter Dokter penang penanggun gung g jawab jawab pelayana pelayanan n medis 2. Petugas paramedis yang sudah pernah mendapatkan pelatihan atau sosialisasi penanganan Rabies B. Distribusi Distribusi Ketenagaan Ketenagaan Distribusi ketenagaan program P2 Rabies terdiri dari : 1.
Dokter Dokter penang penanggung gung jawab pelayan pelayanan an medis medis di ruang ruang pengobat pengobatan an umum dan pela pelaya yana nan n gawa gawatt daru darura ratt yang yang bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b dala dalam m hal hal peng pengob obat atan an berjumlah satu orang
2.
Koordinator Koordinator program yang bertanggung jawab dalam pelayanan rabies di ruang
pengobatan umum 3. Petugas paramedis lain yang membantu pelaksanaan pelayanan Rabies di ruang pelayanan gawat darurat C. Jadwal Jadwal Kegiatan Kegiatan Pelak Pelaksa sanaa naan n pelay pelayana anan n progr program am rabies rabies di ruang ruang pelay pelayan anan an gawa gawatt darur darurat at dilaksanakan 8 jam setiap hari. No.
1.
2.
3.
3.
Uraian
TAHUN 2018
Kegiatan Penerimaan &
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agts
Sep
Okt
Nop
Des
Pemeriksaan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Pasien Penatalaksaan Awal Rujukan Ke Jejaring Fayankes Pelaporan ke Dinkes Kab
Keterangan 8 jam Setiap Hari 8 jam Setiap Hari 8 jam Setiap Hari Jika Ada Kasus
BAB III STANDART FASILITAS FASILITAS
A. Denah Ruang
Ket : Ruang Pemeriksaan penderita rabies ada di no 15 yaitu masih bergabung dengan ruang balai periksa umum di UPTD Puskesmas Kelir.
B. Standar Fasilitas
Secara standar, fasilitas yang harus ada dalam pelayanan pencegahan dan penatalaksanaan rabies antara lain adalah : 1. Ruang Ruang pelayan pelayanan an dengan dengan ventila ventilasi si yang yang cukup cukup 2. Buku Register pelayanan gawat darurat, rekam medis pasien berserta ATK ATK handscoon untuk petugas petugas 3. APD : handscoon 4. Sabun 5. Antiseptik Antiseptik (alkohol (alkohol 70% atau atau Povidon Povidon iodine) iodine)
BAB IV TATA TATA LAKSANA LAKSA NA PELAY P ELAYANA ANAN N
A. Lingkup Lingkup Kegiatan Kegiatan Adapun lingkup kegiatan kegiatan upaya pencegahan pencegahan dan penatalaksanaa penatalaksanaan n penyakit penyakit
rabies di UPT Puskesmas Kelir dilaksanakan setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR)
B. Metode Metode Metode tata laksana pelayanan rabies, meliputi : 1. Penanangan Penanangan luka gigitan hewan terduga penular rabies 2. Rujuka Rujukan n ke jejaring jejaring fasilitas fasilitas layanan layanan keseha kesehatan tan yang menyediak menyediakan an Serum Anti Anti
Rabies (SAR) 3. Mensosi Mensosialis alisasik asikan an program program rabies rabies ke masyaraka masyarakatt C. Langkah Langkah Kegiatan Kegiatan Langkah kegiatan pencegahan dan penatalaksanaan penyakit rabies mengikuti
siklus P1-P2-P3 dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Perenc Perencana anaan an (P1) Perencanaan meliputi : sosialisasi penangananan GHPR dan penemuan pasien yang diduga terinfeksi penyakit rabies 2. Pelaksanaan Pelaksanaan dan dan Penggera Penggerakan kan (P2) (P2) Pelaksanaan kegiatan P2 rabies dilakukan sewaktu-waktu bila ada kasus. Prinsip penangaanan awal GHPR adalah segera : a.
Setiap Setiap ada kasus kasus
GHPR GHPR
harus harus ditangan ditanganii dengan dengan cepat cepat
dan seseger sesegera a
mungkin. Untuk Untuk mengurangi/mem mengurangi/mematikan atikan virus rabies rabies yang masuk pada pada luka gigit gigitan an,, usah usaha a yang yang palin paling g efekt efektif if mengalir mengalir dan sabu sabun n
atau deterje deterjen n
ialah ialah mencuc mencucii luka luka gigita gigitan n deng dengan an air selama selama 10-15 10-15 menit menit kemudian kemudian diberi diberi
antiseptic ( alcohol 70%,Povidone Iodine dan lain-lain ). b. Anamnesis Anamnesis ( waktu dan tempat kejadian, kejadian, ada tidaknya kontak atau gigitan, terja terjadi di di daer daerah ah tertul tertular/ ar/te teran rancam cam/b /beb ebas as,, apak apakah ah didahu didahului lui
tinda tindaka kan n
provokatif, hewan yang menggigit menunjukan gejala rabies, penderita gigitan hewan pernah di VAR VAR dan kapan, hewan penggigit pernah di VAR VAR dan kapan) c. Pemeriks Pemeriksaan aan Fisik Fisik 1) Ident Identifi ifika kasi si luka luka gigitan gigitan 2) Luka resiko resiko rendah rendah adalah adalah jilatan pada pada kulit luka, luka, garukan, garukan, lecet, lecet, luka kecil kecil disekitar tangan,badan dan kaki 3) Luka Luka resiko resiko tingg tinggi, i, jilata jilatan/ n/luk luka a pada pada selap selaput ut mukos mukosa, a, luka luka diata diatas s daer daerah ah bahu (leher, muka, kepala), luka pada jari tangan / jari kaki, genetika, luka lebar/dalam dan luka yang banyak (multiple). d. Rujuk Rujuk pasien pasien ke Fasyank Fasyankes es rujukan rujukan untuk mendapatk mendapatkan an Serum Serum Anti Rabies (SAR) 3. Penilaia Penilaian, n, pengawa pengawasan san dan penatal penatalaksa aksanaa naan n (P3) a. Penc Pencata atatan tan dilak dilakuk ukan an sejak sejak pasie pasien n menjad menjadii terdug terduga a rabie rabies s hingg hingga a pasien pasien dirujuk ke jejaring fasyankes. Pencatatan dilkaukan dalan rekam medis pasien dan buku laporan pelayanan gawat darurat. Kegiatan penilaian, pengawasan dan penatalaksanaan dilaksanakan setiap ada kasus b. Pelaporan Pelaporan dikirimkan dikirimkan ke Seksi P2 Dinas Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Kabupaten Blitar Blitar
c. Eval Evalua uasi si dila dilaks ksan anak akan an seti setiap ap tahu tahun n
meli melipu puti ti eval evalua uasi si indi indika kato torr kine kinerj rja a
masukan ( input, proses, output)dan dampaknya. Hasil evaluasi dibahas dalam pertemuan untuk selanjutnya dipakai sebagai penyusunan rencana kebutuhan dalam dalam menetap menetapkan kan metod metode e yang yang lebih lebih efekt efektif if
dan efisien efisien
pada pada periode periode
berikutnya
BAB V
LOGISTIK
Logistik Program Pengendalian rabies merupakan komponen penting agar kegiatan program dapat dilaksanakan. Jenis-jenis logistic P2 rabies adalah sebagai berikut. berikut. 1. Serum Serum Anti Anti Rabies Rabies (SAR) (SAR) Di Pusk Puskes esmas mas Kelir Kelir belum belum terse tersedia dia SAR. SAR. Alok Alokasi asi SAR SAR baru baru ada ada di Fasy Fasyank ankes es Rujukan RSUD Blambangan Banyuwangi
2.
Logistik Non SAR Terdiri dari logistic Non SAR habis pakai antara lain ; a. Sarung Sarung tangan tangan b. Sabu Sabun n c. Antiseptik Antiseptik (Alkohol (Alkohol 70 % atau atau povidon povidon iodine) iodine) d. Rekam Rekam medis medis pasien pasien Logistik Non SAR Tidak Habis Pakai seperti : Peralatan pelayanan gawat darurat
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
Keselamatan Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapa mencapaii luaran luaran yang optimum. optimum. (The Canadia Canadian n Patient Patient Safety Safety Diction Dictionary ary,, October October 2003) 2003).. Kesel Keselama amata tan n sasran sasran mengh menghind indark arkan an sasr sasran an dari dari poten potensi si masal masalah ah dalam dalam pelayanan promosi kesehatan yang sebenarnya bertujuan untuk membantu sasaran. Tujuan ujuan kese keselam lamat atan an sasara sasaran n adalah adalah terci tercipta ptanya nya budaya budaya kesel keselama amatan tan sasra sasran n pelay pelayan anan an promo promosi si keseh kesehat atan an UPT UPT Pusk Puskesm esmas as Kelir Kelir menin meningk gkatn atnya ya akunta akuntabil bilita itas s (tanggun (tanggung g jawab) jawab) petugas petugas promos promosii keseha kesehatan tan terhada terhadap p sasaran sasaran,, menurun menurunnya nya KTD (kejadian tidak diharapkan), serta terlaksanya progra-program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan). Sasr Sasran an kese kesela lama mata tan n sasa sasara ran n pela pelaya yana nan n prom promos osii
kese keseha hata tan n
seba sebaga gaim iman ana a
dimaksud meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut: 1. Ketepatan identifikasi sasaran Identif Identifikas ikasii sasaran sasaran kegiatan kegiatan yang yang akan akan menerim menerima a pelaya pelayanan nan promosi promosi kesehata kesehatan n sesuai rencana kegiatan unit pelayanan promosi kesehatan yang telah disusun. 2. Peningkatan Peningkatan komunikasi komunikasi yang efektif efektif Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh sasaran promosi kesehatan kesehatan akan mengurangi kesalahan kesalahan dan menghasilkan menghasilkan peningkatan peningkatan keselamatan sasaran. Evaluasi diakhir pelayanan promosi kesehatan dilakukan untuk memastikan sasran tidak salah memahami informasi yang diberikan. 3. Peningkatan Peningkatan keamanan keamanan sarana sarana promosi kesehatan kesehatan Mema Memant ntau au loka lokasi si,, bang bangun unan an dan dan mate materi rial al prom promos osii
kese keseha hata tan n
yang yang dapa dapatt
membahayakan keselamatan sasaran promosi kesehatan. 4. Kepastian Kepastian tepat-lokasi, tepat-lokasi, tepat-metoda, tepat-metoda, tepat-sasara tepat-sasaran n Menyusun dan menerapkan standar operasional operasional prosedur (SOP) pelayanan promosi kesehatan untuk menghindari kesalahan lokasi, metoda dan sasaran pelayanan dan promosi kesehatan. 5. Pengurangan risiko psikososial terkait pelayanan promosi kesehatan Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat terjadi selama pela pelay yanan anan
prom promos osii
kese keseh hatan atan
berl berlan angs gsun ung. g.
Untu Untuk k
memi memini nima mali lisi sirr
bahka ahkan n
menghindari hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metoda yang tepat dan memberikan reward. 6. Pengurangan Pengurangan risiko sasaran terjatuh/t terjatuh/terluka erluka Memilih Memilih dan memantau memantau lokasi lokasi pelayan pelayanan an promosi promosi kesehat kesehatan an untuk untuk menghind menghindari ari sasa sasaran ran menga mengalam lamii ceder cedera a baik baik dalam dalam ruang ruangan an mener menerima ima pelaya pelayana nan n promo promosi si kesehatan.
Sistem Sistem keselama keselamatan tan sasara sasaran n pelayan pelayanan an promosi promosi kesehata kesehatan n dilakuk dilakukan an dengan dengan melaku melakuka kan n asse assesme sment nt resik resiko, o, dampa dampak k dan dan menyu menyusun sun implem implemen enta tasi si solus solusii untu untuk k mengendalikan atau meminimalkan timbulnya resiko. Sistem Keselamatan Sasaran Unit Pelayanan Rabies NO
1
LOKASI
RISIKO SASARAN
DAMPAK/ AKIBAT AKIBAT
PENATALAKSANAAN
Dalam
Salah
Salah menerapkan
gedung
memahami
informasi
yang
Meny Menyam ampa paik ikan an
mate materi ri
yang yang
benar benar dan jelas jelas menggu menggunaka nakan n
informasi
diterima
yang diterima Fisik (dinding,
lantai,
tersandung
pencahayaan
terpeleset,
, suhu/kelemb aban, kebisingan) 2.
Sakit
tertabrak. Kepanasan,
pengap. Kenyamanan terganggu. Kec Kecelak elakaa aan n
Luar
Transportasi
gedung
menuju lokasi lintas. penyuluhan Psikososial
Mengantuk Pusing Bosan Lelah
akibat
lalu lalu
metoda yang tepat. Mengevaluasi hasil penanganan
awal GHPR Pemantauan
bangunan. Rambu peringatan.
Pemil Pemilih ihan an lokasi lokasi yang yang mudah mudah
berkala
fisik
dan aman dijangkau sasaran.
Membangun
komitmen
bersama. Penyampaian materi efektif dan
efisien. Pemili ilihan
meto metod da
promos mosi
kesehatan yang tepat.
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Dala Dalam m unda undang ng-u -und ndan ang g nomo nomorr 23 tahu tahun n 1992 1992 tent tentan ang g kese keseha hata tan, n, pasa pasall 23 dinyatakan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus dilaksanakan disemu disemua a tempa tempatt kerja, kerja, khus khusus usnya nya tempa tempatt kerja kerja yang yang mempun mempunya yaii resiko resiko baha bahaya ya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperh memperhatik atikan an dari dari isi pasal pasal diatas, diatas, maka jelaskan jelaskanlah lah bahwa bahwa Puskesm Puskesmas as termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbu menimbulkan lkan dampak dampak kesehat kesehatan, an, tidak tidak hanya hanya terhada terhadap p para para pelaku pelaku langsun langsung g yang yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas. Risk Risk Asses Assesme ment nt melak melakuk ukan an identi identifik fikas asii pote potens nsii baha bahaya ya atau atau fakto faktorr risiko risiko dan dan dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya. Penyelenggaraan
kesehat kesehatan an kerja kerja petugas petugas di unit pelayanan pelayanan RABIES RABIES UPT Puskesmas Puskesmas Kelir adalah adalah sebagai berikut : Sistem Keselamatan Kerja Unit Pelayanan RABIES No
1
Lokasi
Dalam gedung
Potensi Bahaya/ Faktor Resiko Kesa Kesala laha han n info inform rmas asii
Menurunkan
Menggunakan
yang diberikan melalui
tingkat
referensi/rujukan
media
Dampak/ Akib kibat
promosi kepercayaan
kesehatan.
sasaran.
Fisik Fisik (dind (dinding ing,, lanta lantai, i,
Sakit
Penatal talaksanaa anaan n
terpercaya/resmi.
akibat
pencahayaan,
tersandung
suhu/kelembaban,
terpeleset,
kebisingan).
tertabrak. Kepanasan,
pengap. Kenyamanan
Pemantauan
berkala . Rambu peringatan.
Peng Penggu guna naan an
di perjalanan. Pemeliharaan
terganggu. 2.
Luar gedung
Transp ransport ortasi asi
menu menuju ju Kece Kecelak lakaan aan
lokasi sasaran kerja.
lalu lalu
lintas.
APD APD
kendaraan operasional operasional secara rutin.
Beban kerja
Stress kerja Pusing Bosan Lelah
Membangun
komitmen bersama. Pengorganiasaian
kerja. Intensif/reward. Refreshing.
BAB VIII PENATALAKSANAAN MUTU
Penatalaksanaan mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Penatalaksanaan mutu pada unit unit pelay pelayayn ayn promos promosii kese kesehat hatan an UPT UPT Pusk Puskesm esmas as Kelir Kelir diper diperluk lukan an agar agar terjag terjaga a kualitas kualitasnya nya sehingg sehingga a memuaska memuaskan n masyarak masyarakat at sebaga sebagaii sasaran. sasaran. Penjami Penjaminan nan mutu kesehat kesehatan an pelayan pelayanan an dapat dapat diseleng diselenggar garakan akan melalui melalui berbag berbagai ai model model manajeme manajemen n kendali mutu. Salah satu manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Do,
Chec Check, k,
Acti Action on))
yang yang
akan akan
meng mengh hasil asilk kan
penge engemb mban anga gan n
berk berkel elan anju juta tan n
(continousimprovement) atau kaizen mutu pelayanan promosi kesehatan. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n
mutu mutu
pela pelaya yana nan n
klin klinis is
teri terint nteg egra rasi si
deng dengan an
prog progra ram m
penat penatala alaks ksana anaan an mutu mutu pelay pelayan anan an klinis klinis Pusk Puskesm esmas as yang yang dilak dilaksa sanak nakan an secara secara berkesinambungan. Kegiatan penatalaksanaan mutu pelayanan klinis meliputi : 1. Perencanaan, Perencanaan, yaitu menyusun menyusun rencana kerja dan cara monitoring monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu standar. 2. Pelaksanaan, yaitu : a. Monitor Monitoring ing dan evaluas evaluasii capaian capaian pelaksa pelaksanaan naan rencan rencana a kerja kerja (memban (membandin dingkan gkan antara capaian dan rencana kerja). b. Memberikan Memberikan umpan balik balik terhadap terhadap hasil capaian capaian
3..Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu : a. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar. b. Meningkatkan Meningkatkan kualitas pelayanan pelayanan jika capaian capaian sudah memuaskan. memuaskan. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedik yang melakukan proses. proses. Aktifita Aktifitas s monitori monitoring ng perlu perlu direnca direncanak nakan an untuk untuk mengopti mengoptimalk malkan an hasil hasil pemantauan. Contoh : monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan. Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara dan tehnis pengambilan data. i. Berdas Berdasarka arkan n waktu pengamb pengambilan ilan data, data, terdiri terdiri atas atas ; 1) Retrosp Retrospekti ektif f Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang. 2) Prosp Prospek ektif tif Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan. Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan. ii. Berdasarkan sumber pengambilan data, terdiri atas : 1) Langsung Langsung (data (data primer). Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data. Contoh : survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan klinis. 2) Tidak Tidak langsung langsung (tidak langsung) langsung).. Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung. Contoh : catatan riwayat penyakit yang lalu. iii. Berdasarkan Cara pengambilan data ; 1) Surve Surveii Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh : survey kepuasan pelanggan. 2) Observ Observas asi. i. Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan ceklist atau perekaman. iv. iv. Pelaksanaan Pelaksanaan evaluasi evaluasi terdiri dari : 1) Audi Auditt Audit merupakan merupakan usaha untuk menyempurnakan menyempurnakan kualitas pelayanan pelayanan dengan pengukuran pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan pelayanan dengan menentukan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kine kinerj rja a
ters terse ebut. but. Oleh Oleh kare karena na itu itu
audi auditt
meru merup pakan akan alat alat untu untuk k
meni menila lai, i,
mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara sistematis. Terdapat 2 macam audit yaitu : a) Audi Auditt Kli Klini nis. s. Audit Klinis yaitu analisis klinis sistematis terhadap terhadap pelayanan pelayanan klinis, meliputi prosedu prosedurr yang yang digunak digunakan an untuk untuk pelayan pelayanan, an, penggu penggunaa naan n sumberd sumberdaya aya,, hasil hasil yang yang didap didapat at dan dan kuali kualita tas s hidu hidup p pasie pasien. n. Audit Audit klit klit klinis klinis dikai dikaitk tkan an denga dengan n pengobatan berbasis bukti. b) Audit Audit Profe Profesio siona nal. l. Audit Provesional Provesional yaitu analisis kritis pelayanan pelayanan klinis seluruh tenaga medis dan dan
para parame medi dis s
terk terkai aitt
deng dengan an penc pencap apai aian an sasa sasara ran n
yang yang dise disepa paka kati ti,,
penggunaan sumberdaya dan hasil yang diperoleh. Contoh : audit pelaksanaan sister manajemen mutu. c) Revie Review w (peng (pengka kajia jian). n). Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelayanan klinis tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh : kajian penggunaan antibiotik.
Indikator mutu Pencegahan dan Penatalaksaan penyakit rabies meliputi : 1. Input No Uraian 1 Sumber Daya
Standar Kompetensi Untuk dokter penanggung jawab,
Manusia
pelaksana program dan Petugas
Target
100 %
paramedis harus memiliki : SIK STR 2. Proses No Standar Kompetensi 1. SOP Cuci luka gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) 2. SOP penanganan rabies 3. Kepatuhan Petugas Terhadap SOP
Target Ada Ada 80 %
3. Out Put No Uraian 1 Kepuasan Pelanggan 2 Terpenuhi target SPM : a. Cuci luka terhadap kasus gigitan HPR b. Vaksin aksinas asii terhad terhadap ap kasus kasus gigit gigitan an HPR HPR yang yang
berindikasi
Target 80 %
100 % 100 %
BAB IX PENUTUP
Pedoman Pecegahan dan penatalaksanaan Penyakit Rabies Puskesmas Kelir ini digunak digunakan an sebagai sebagai acuan acuan pelaksan pelaksanaan aan pelayan pelayanan an di Puskesm Puskesmas as Kelir Kelir diperluk diperlukan an komitm komitmen en dan kerja kerjasa sama ma semua semua piha pihak. k. Hal Hal ters tersebu ebutt akan akan menjad menjadika ikan n pelay pelayan anan an semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang diwilayah kerja puskesmas Kelir. Serta dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.
Mengetahui,
Koordinator Program P2 Rabies
Kepala UPTD Puskesmas Kelir
Ns.BAGUS RAHMANTO,S.Kep
drg.NUR HIDAYAH Nip. 19730323 200112 2 003