PEDOMAN PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS MAESAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup dengan akibat meningkatnya populasi penduduk usia lanjut. Umur harapan hidup (UHH) tahun 1990 pada perempuan 64,7 tahun dan pada lakilaki 61 tahun, tahun 1995 untuk perempuan mencapai 66,7 tahun untuk laki-laki 62,9 tahun. Jumlah penduduk usia lanjut tahun 1990 :11,3 juta jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun 2000. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah usia lanjut antara lain adalah masalah penyakit degeneratif sering menyertai para usia lanjut,bersifat kronis dan multipatologis,serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar. Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui “Visi Indonesia Sehat menyebabkan terjadinya pergesaran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan yang lebih menonjolkan aspek preventif dan promotif di samping upaya kuratif dan rehabilitatif yang ada. Setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan akan lebih terfokus pada upaya menyehatkan keluarga dan masyarakat,dan dalam langkah-langkah pelaksanaannya lebih di dasarkan pada kebutuhan masyarakat. Pencanangan otonomi daerah sejak januari 2001,mempunyai arti bahwa tiap kabupaten / kota mempunyai kewajiban dan fungsi untuk merencanakan,melaksanakan maupun melakukan evaluasi sendiri upaya kesehatan di daerahnya,yang tentunya di sesuaikan dengan keadaan masalah yang ada,kesiapan sumber daya manusia maupun pendanaannya. Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para usia lanjut,dengan strategi yang sudah di sebutkan di atas,perlu dilakukan peningkatan upaya melalui pencegahan,pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,disamping upaya penyembuhan dan pemulihan. Salah satu bentuk upaya yang di lakukan adalah dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan berupa peningkatan dan pengembangan kegiatan melalui “Strategi Puskesmas Santun Usia Lanjut”. Dalam program pembangunan nasional yang akan datang,perhatian kepada kelompok usis lanjut dapat dilakukan melalui Puskesmas santun usia lanjut meliputi berbagai upaya pelayanan. Strategi Puskesmas santun usia lanjut di maksudkan sebagai salah satu acuan bagi pengelola program kesehatan usia lanjut dalam melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan pelayanan.
Beberapa indikator keberhasilan dan target yang di harapkan dapat di capai antara lain: 1.Pelayanan Medis a. Skrining kesehatan pada 30% usia lanjut.
b. 30% Puskesmas melaksanakan konseling usia lanjut. 2.Kegiatan non medis a. 70% Puskesmas membina kelompok usia lanjut. b. 50% kelompok usia lanjut melaksanakan senam usila. B. Tujuan 1. Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut. 2. Khusus : a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada usia lanjut sesuai dengan kebutuhan setempat. b. Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut. c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada usia lanjut. d. Menurunkan jumlah kesakiran pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas e. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia. C. Sasaran Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut,terbagi dua yaitu : 1. Sasaran langsung : a. Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun b. Usia lanjut 60-69 c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. 2. Sasaran tidak langsung : a. Keluarga di mana usia lanjut berada b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut c. Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut d. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut e. Petugas lain yang menangani kelompok usia lanjut f. Masyarakat luas D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi permasalahan usia lanjut dan pembinaan usia lanjut di Puskesmas Maesan E. Batasan Operasional 1. Puskesmas : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. 2. Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yg berusia 60 tahun atau lebih,yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya. 3. Melakukan pelayanan kesehatan kepada pra usia lanjut dan usia lanjut meliputi : aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan lebih menekankan unsur-unsur sebagai berikut: a. Pro-aktif : berupa pelayanan kesehatan pada saat kegiatan di kelompok usia lanjut dan melaksanakan kunjungan pada penderita yang di rawat di rumah. b. Memberikan kemudahan proses pelayanan. c. Santun : pelayanan terhadap para usia lanjut di lakukan secara proporsional dengan memberikan perlakuan sopan,hormat dan menghargai sosok insane yang lebih tua serta memberikan dukungan dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk mencapai masa tua dengan derajat kesehatan yang optimal. d. Pelayanan oleh tenaga profesional serta penatalaksanaannya dikoordinasikan oleh pengelola program usia lanjut di Puskesmas. F. Landasan Hukum Beberapa dasar hukum yang menjadi alasan perlunya perlakuan/penanganan khusus bagi kelompok penduduk usia lanjut adalah :
1. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 yang menyatakan bahwa pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan tanggung jawab pemerintah dan di laksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat. 2. Undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut yang menyebutkan bahwa perlu di berikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut dan bahwa pelayanan kesehatan di maksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut melalui upaya penyuluhan ,penyembuhan dan pengembangan lembaga. 3. Undang-undang no.22 tahun 1992 tentang pemerintahan daerah yang antara lain menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakara sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 5. PP no.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan lansia mulai dari Kepala Puskesmas ,tenaga kesehatan lainnya dan pengelolah program yang berkaitan dengan lansia. Penanggung jawab kegiatan lansia merupakan koordinator dalam melaksanakan kegiatan lansia di Puskemas Maesan.
Adapun yang menjadi kualifikasi atau standart minimal pemegang program Upaya Kesehatan Lansia adalah a) Lulusan Pendidikan kesehatan ( Minimal DIII Kesehatan ) atau yang memiliki Kompetensi di bidang Kesehatan ( Perawat, Bidan, b) Memiliki kemampuan dibidang kesehatan utamanya program Upaya Kesehatan Lansia. c) Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun masa pengabdian di institusi kesehatan. d) Menguasai Wilayah dimana Kegiatan Upaya Kesehatan Lansia akan dijalankan dan dilaksanakan. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM Program Upaya Kesehatan Lansia di puskesmas maesan sebagai berikut : Nomor
Nama Jabatan
Kualifikasi
Sertifikat/Credentialling
Formal/ Pendidikan
1
Dokter Umum
Pelatihan Puskesmas
Penanggung Jawab
D3 Keperawatan,
Santun Usila Pelatihan Puskesmas
Program Upaya
D3 Kebidanan
Santun Usila
Kesehatan Lansia Pelaksana Program
D3 Keperawatan,
Pelatihan Puskesmas
Upaya Kesehatan
D3 Kebidanan
Santun Usila
4
Lansia Sanitarian
D3 Sanitasi
Pelatihan Sanitasi
5 6
Ahli Gizi Analis Laboratorium
Lingkungan D3 Gizi D3 Analis
Pelatihan Gizi Pelatihan Laboratorium
2
3
Dokter Umum
Kesehatan
Standart Ketenagaan sangat penting diperlukan dalam proses pelaksanaan program. Syarat atau Standart diatas menunjukkan bahwa kegiatan Upaya Kesehatan Lansia sangat penting perannya dalam peningkatan mutu harapan hidup dan Kemandirian Lansia, utamanya di wilayah kerja puskesmas maesan.
B. Distribusi Ketenagaan Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas yang dikoordinir oleh penanggung jawab program lansia sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di sepakati dan di susun bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor tiap 3 bulan sekali. NO 1 2
Kegiatan Posyandu Lansia Penyuluhan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
3
Home Visit
Keterangan : : Kegiatan Rutin Tiap Bulan : Kegiatan Bulan Tertentu : Kegiatan Jika Ada Kasus
BAB III STANDAR FASILITAS DAN SARANA
A. DENAH RUANG Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di lakukan oleh penanggung jawab program lansia yang menempati ruang lansia / gizi dari gedung Puskesmas dan Pelaksanaan Posyandu Lansia di Tempat Posyandu Lansia di Wilayah Masing masing Petugas desa. Pelaksanaan rapat koordinasi di lakukan di ruang rapat Puskesmas Maesan yang terletak didepan ruang lansia / gizi. B. STANDAR FASILITAS 1. Kit pelayanan posyandu lansia a. Tensi meter air raksa : 1 buah b. Stetoskop : 1 buah c. Termometer : 1 buah d. Centimeter : 1 buah e. Timbangan berat badan : 1 buah
2. KMS Lansia 3. Register Pencatatan Hasil kegiatan Posyandu 4. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lansia
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Program pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan upaya usaha pengembangan Puskesmas yang lebih mengutamakan upaya promotif, preventif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Program kesehatan usia lanjut di Puskesmas meliputi : Aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan 1. Promotif Pembinaan pada usia lanjut dibagi atas komponen kegiatan pokok : a. Sasaran langsung, dengan menyelenggarakan paket pembinaan terhadap kelompok usia lanjut berdasarkan umur. b. Sasaran tidak langsung : pembinaan melalui upaya penyululuhan(KIE). 2. Preventif Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan. 3. Kuratif Pengobatan terhadap usia lanjut,termasuk rujukan ke rumah sakit. 4. Rehabilitatif
Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional serta kemandirian usia lanjut. Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang di hadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di kelompokkan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari ( activity of daily living ) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. 2. Pemeriksaan status mental.pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit ( lihat KMS Usia lanjut ). 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan di catat pada grafik indeks massa tubuh (IMT). 4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit. 5. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau di temukan kelain pada pemeriksaan butir 1 atau 4 6. Penyuluhan bias dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi oleh individu dan atau kelompok Usia Lanjut. 7. Kunjungan rumah oleh kader di sertai petugas bagi anggota kelompok Usia Lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing). 8. Kegiatan olahraga antara lain senam usia lanjut untuk meningkatkan kebugaran.
B. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN LANSIA Mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah system 5 tahap ( 5 meja ) sebagai berikut : 1. Tahap pertama : pendaftaran Lansia 2. Tahap kedua : penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan 3. Tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental 4. Tahap keempat : pencatatan 5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling C. PERMASALAHAN USIA LANJUT Usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap penyakit. Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi , kelainan jantung, penyakit diabetes mellitus, kanker rahim / prostat,osteoporosis,dll Gerak dan mobilitas usia lanjut menjadi lebih lambat dari pada kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya. Secara mental, usia lanjut juga seringkali mempunyai perasaan tertekan / depresi akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun karena sudah berhenti bekerja / pensiun serta perasaan tersisih dari masyarakat karena berkurangnya kontak sosial.
Pandangan masyarakat umum mengenai usia lanjut saat ini masih belum sesuai dan keliru. Kebanyakan masih beranggapan bahwa,memang merupakan hal yang alami dan biasa bila usia lanjut seringkali sakit, cepat marah ataupun sering kali menaruh curiga terhadap orang lain. Akibat yang di rasakan karena pandangan salah tersebut adalah seringkali keadaan kesehatan fisik,mental maupun kebutuhan sosial usia lanjut tidak tertangani atau terpenuhi dengan baik. Kelompok usia lanjut sendiri kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,antara lain di sebabkan oleh jarak Puskesmas yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, tidak ada yang mengantar ataupun ketidak mampuan di dalam membayar biaya pelayanan. D. PEMBINAAN KESEHATAN USIA LANJUT Pembinaan kesehatan usia lanjut melalui Puskesmas di lakukan terhadap sasaran usia lanjut yang di kelompokkan sebagai berikut : 1. Sasaran langsung a. Pra usia lanjut 45-59 tahun. b. Usia lanjut 60-69 tahun. c. Usia lanjut risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. 2. Sasaran tidak langsung a. Keluarga di mana usia lanjut berada. b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada. c. Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan usia lanjut d. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut e. Masyarakat luas
3. Kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut yang dilakukan melalui puskesmas adalah : a. Pendataan sasaran usia lanjut Kegiatan ini dilakukan paling tidak 2 kali setahun, yang seringkali akan lebih efektif bila dilakukan bekerjasama dengan petugas desa/kelurahan setempat dan di bantu oleh kader dasa wisma. b. Penyuluhan kesehatan usia lanjut, pembinaan kebugaran melalui senam usia lanjut , pembinaan kebugaran melalui senam usia lanjut maupun rekreasi bersama. c. Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala, yang di lakukan setiap bulan melalui kelompok usia lanjut ( posyandu/posbindu dll) atau di Puskesmas dengan instrument KMS usia lanjut sebagai alat pencatat yang merupakan teknologi tepat guna. d. Pengobatan penyakit yang di temukan pada sasran usia lanjut sampai kepada upaya rujukan ke rumah sakit bila diperlukan. e. Upaya rehabilitatif ( pemulihan ) berupa upaya medik, psikososial dan edukatif yang dimaksudkan untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan kemandirian usia lanjut. f. Melakukan/memantapkan kerjasama dengan lintas sektor terkait melalui asas kemitraan dengan melakukan pembinaan terpadu pada kegiatan yang di laksanakan di kelompok usia lanjut, atau kegiatan lainnya. g. Melakukan fasilitas dan bimbingan dalam rangka meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut , antar lain dengan pengembangan kelompok usia lanjut, dana sehat. h. Melaksanakan pembinaan kesehatan usia lanjut secara optimal dalam perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi secara berkala. Upaya ini dapat dilakukan
melalui pelaksanaan lokakarya mini di Puskesmas secara berkala, untuk menentukan strategi, target dan langkah-langkah selanjutnya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
BAB V LOGISTIK Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Lansia di Puskesmas dibuat dalam rencana usulan kegiatan ( URK ) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas , kemudian di hasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana pelaksanaan kegiatan ( RPK ). 1. Persediaan Obat Program Uapaya Kesehatan Lansia
NO
NAMA BARANG
JUMLAH
PEMBERIAN KE DESA
SISA DI APOTIK
KET
1
Vit B12 inj
2000 amp
1200 amp
800 amp
Sisa akan
2
Spuit 2,5 cc
2000 amp
1200 amp
800 amp
Diberikan ke
3
Kalk tablet
8000 tablet
6500 tablet
1500 tablet
Desa yang
4
Vit B6 tablet
8000 tablet
6500 tablet
1500 tablet
Sasaran lansia
5
Vit B1 tablet
8000 tablet
6500 tablet
1500 tablet
terbanyak
6
Vit B complek tablet
8000 tablet
6500 tablet
1500 tablet
7
Vitc Tablet
17000 tablet
12000 tablet
5000 tablet
8
Antasida tablet
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
9
Parasetamol 500mg
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
10
CTM
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
11
Allopurinol tablet
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
12
Salbutamol tablet
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
13
Captopril tablet
6300 tablet
6000 tablet
300 tablet
14
Dexametason tablet
3500 tablet
2400 tablet
700 tablet
15
Grisevulsin tablet
2100 tablet
1200 tablet
900 tablet
16
Oralit tablet
7600 tablet
7200 tablet
400 tablet
Catatan: Pengadaaan Obat oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas Maesan melakukan permintaan Obat kepada Dinas Kesehatan.
BAB VI KESELAMATAN SASARAN Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas perlu di perhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Misal : 1. Salah Pemberian Obat (Pemberian Obat yang tidak tepat atau tidak rasional) Salah pemberian obat yang dimaksud adalah Pemberian atau Pemakaian Obat yang tidak rasional seperti Meresepkan Obat dengan berlebihan, meresepkan obat yang salah, atau meresepkan obat yang lebih dari satu jenis dan meresepkan obat yang kurang Upaya Pencegahan: a. Anamnesa Pasien dengan benar dan tegakkan diagnose dengan tepat b. Lakukan Pemeriksaan Berat Badan dan pemeriksaan fisik secara tepat. c. Saat obat akan diserahkan pada pasien atau keluarga pasien, beritahukan cara meminum obat sampai pasien atau keluarga pasien benar benar mengerti.
Cara Penanganan Jika Terjadi: a. Segera datangi pasien ke rumahnya dengan membawa obat yang benar, baik obat belum diminum atau sudah diminum oleh pasien, segera tukar obat yang salah dengan obat yang benar. b. Isi formulir kejadian nyaris cedera dan formulir keselamatan pasien lainnya c. Segera laporkan kejadian kepada Tim Keselamatan Pasien sebelum 1 x 24 jam. 2. Salah Dosis Obat Upaya Pencegahan: a. Timbang berat badan b. Tetapkan dosis obat sesuai berat badan c. Tuliskan dosis obat yang tepat sesuai berat badan d. Pengobatan dimulai dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis yang diberikan pada dewasa muda e. Pilih obat yang memberikan rasio paling menguntungkan
Cara Penanganan Jika Terjadi: a. Segera ganti resep obat dan obat sesuai dengan dosis b. Isi formulir kejadian nyaris cedera dan formulir keselamatan pasien lainnya c. Segera laporkan kejadian kepada Tim Keselamatan Pasien sebelum 1 x 24 jam
3. Resiko jatuh atau terjadinya cidera saat posyandu lansia Upaya Pencegahan: a. Memberikan Penyuluhan dan motivasi kepada keluarga lansia un tuk mendukung dalam pelaksanaan posyandu lansia. b. Melakukan screening atau home visit bagi Lansia yang rentan atau tidak mampu untuk dating ke Posyandu Lansia.
Cara Penanganan Jika Terjadi: a. Segera lakukan Pemeriksaan fisik terhadap Lansia, jika terjadi Kegawat daruratan segera Rujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan Penanganan lebih Lanjut. b. Isi formulir kejadian nyaris cedera dan formulir keselamatan pasien lainnya c. Segera laporkan kejadian kepada Tim Keselamatan Pasien sebelum 1 x 24 jam.
BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Masalah keselamatan kerja yang sering atau potensial terjadi di program Lansia mungkin bisa terjadi jika petugas Lansia tidak waspada terhadap kegiatan atau penyakit yang sedang diselidiki.Beberapa hal yang dapat memungkinkan Kejadian yang tidak diinginkan atau potensial terjadi pada petugas Lansia. 1. Tertular Penyakit saat melakukan Pemeriksaan Kesehatan: Beberapa kasus yang berkaitan dengan tugas Upaya Kesehatan Lansia dapat menimbulkan dampak penularan bagi Petugas Lansia bila tidak berhati hati atau waspada dalam melakukan tindakan atau kegiatan tersebut missal : Penyakit Diphtery, Penyakit TB paru, HIV/AIDS 1.1 Upaya Pencegahan :
a. Gunakan Masker Pada saat melakukan wawancara baik dengan penderita maupun Suspect penderita. b. Gunakan Sarung tangan dan APD bila melakukan pengambilan swap atau sampel. c. Biasakan melakukan Cuci tangan dengan anti septik sebelum dan sesudah melakukan tindakan. d. Beritahu atau berikan informasi pada Penderita maupun keluarga bahwa penyakit tersebut Potensial terjadi penularan secara langsung. e. Pastikan Petugas Lansia pada saat melakukan Home visit dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. f. Ganti petugas bila memang petugas tersebut dalam kondisi kurang sehat. 1.2 Penanganan Bila terjadi Lakukan pengobatan sesuai dengan tata laksana pengobatan penyakit tersebut.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Indikator mutu pada Program Lansia di Puskesmas Maesan antara lain dapat dilihat dari beberapa hal yaitu : A. Sudut pandang Petugas :
1. 2. 3. 4.
Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal Kesesuain petugas yang melaksanakan kegiatan Tercapainya indikator kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas Permasalahan di bahas pada tiap pertemuan Lokakarya mini tiap triwulan
B. Sudut pandang Sasaran :
1. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya. 2. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut. 3. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut. 4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut 5. Meningkatkan harapan hidup dan kemandirian Lansia Untuk mencapai hal diatas maka Programer Lansia dan puskesmas perlu melakukanbeberapa hal penting yang dapat meningkatkan mutu diatas yaitu : a. Menggali kebutuhan sasaran program atau masyarakat sasaran Lintas program dan Lintas sector.
b. Memberdayakan
masyarakat dalam setiap
dengan program. c. Penanggung jawab
program
melakukan
kegiatan
yang
Koordiansi,
berkaitan
Pengarahan,
Pembinaan dan konsultasi dengan para pelaksana. d. Menyusun rencana peningkatan Mutu bersama sama dengan lintas sector, lintas program serta para pelaksana kegiatan. e. Kepala puskesmas secara rutin dan periodic melakukan evaluasi terhadap kegiatan Program Lansia.
BAB IX PENUTUP Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelola lansia di Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan lansia di Puskesmas. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayanan lansia di Puskesmas ini, hendaknya pengelola lansia Puskesmas dapat menjabarkannya dalam protap ( prosedur tetap ) yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas. Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan lansia di Puskesmas.
PEDOMAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN USILA PUSKESMAS MAESAN
PUSKESMAS MAESAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2016
Disusun Oleh:
1. drg. Cicik Norma Isa 2. Anwar Hidayat, Amd. Kep. 3. dr. Hj. Yudia Chandrawati 4. dr. Djoko SW 5. drg. Ratna Sari Dewi 6. Agung Widyanto, AMD 7. Roffik Sutikno, S.Pd 8. Hafni Ainun Arif K Amd.Kep 9. Rudericus Budi Santoso, S.Kep., Ners 10.Totok Pristiwanto, ST 11.Fransiska Yulianita 12.Ida Bagus Nurhaeni 13.Lukman Triyono, S.Pd
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… DISUSUN OLEH………………………………………………………………………….. BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………..……………
A. Latar Belakang………………………………………………………………… B. Tujuan……………………………………………………………………………. C. Sasaran………………………………………………………………………….. D. Ruang Lingkup……………………………………………………………….. E. Batasan Opresional………………………………………………………… F. Landasan Hukum……………………………………………………………. BAB II STANDAR KETENAGAAN……………………………………………….. A. Kualifikasi Sumber daya manusia…………………………………… B. Distribusi Ketenagaan……………………………………………………. C. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………….. BAB III STANDAR FASILITAS……………………………………………………… A. Denah Ruangan…………………………………………………………….. B. Standart Fasilitas…………………………………………………………… BAB IV TATA LAKSANA…………………………………………………………….. A. Lingkup Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat……………….. B. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan………………… C. Permasalahan Usia Lanjut……..………………………………………. D. Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut…………………………………. BAB V
LOGISTIK…………………………………………………………………….
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN……………………………………………
BAB VII KESELAMATAN KERJA………………………………………………….. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………………….. BAB IX PENUTUP……………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman bersama dengan orang lain. Buku Pedoman ini merupakan salah satu referensi pelaksanaan Upaya Kesehatan Jiwa di puskesmas maesan yang memuat pokok pokok penting pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas Maesan agar mudah digunakan oleh Petugas Upaya Kesehatan Jiwa dan pelaksana kegiatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Maesan. Pedoman praktis merupakan penjabaran dari buku pedoman Upaya Kesehatan Jiwa Nasional Kepmenkes Edisi 1 tahun 2003, yang memuat pedoman praktis kegiatan pokok Upaya Kesehatan Jiwa secara menyeluruh,dan disesuaikan dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas maesan. Disadari Buku pedoman ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan sehingga saran demi saran demi penyempurnaan pedoman ini sangat kami harapkan.
Bondowoso, 1 januari 2015 Penanggung Jawab Program Kesehatan Indera Penglihatan
Diana Oktavia Amd.Kep