PEDOMAN UPAYA KIA / KB PUSKESMAS SUDIANG RAYA
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen. Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan amanat Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (RPJN-N) Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada asas – asas : 1. Perikemanusiaan 2. Keseimbangan 3. Manfaat 4. Perlindungan 5. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban 6. Keadilan 7. Gender dan Nondiskriminasi 8. Norma – norma agama Masyarakat dan pemerintah harus sama-sama bertanggung jawab dalam pembangunan bidang kesehatan. Bentuk tanggung jawab Pemerintah dalam bidang kesehatan antara lain : 1. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. 2. Menyediakan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun social bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. 3. Menyediakan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi – tingginya 4. Menyediakan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi – tinggnya. 5. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. 6. Menyediakan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efesien dan terjangkau 7. Bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui system jaminan social bagi upaya kesehatan perorangan. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur – angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitativ yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat factor menurut Hendrik L.Blum, yaitu lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. 1. Faktor lingkungan misalnya akses terhadap air bersih, jamban sehat, sampah, kondisi rumah, breeding places, polusi, sanitas tempat umum, bahan berbahaya beracun (B3) dan lain – lain 2. Factor perilaku misalnya merokok, alcohol, tempat- tempat beresiko, narkoba, olah raga, pola makan, perilaku kalua tidak sakit tidak akan periksa kesehatan 3. Faktor pelayanan kesehatan misalnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan maupun rujukan ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumber daya masyarakat, kinerja serta pembiayaan/anggaran 4. Faktor keturunan misalnya penyakit – penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi masyarakat, jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk dan jumlah kelompok khususnya/ rentan antara lain BUMIL, Persalinan, bayi.
Aspek lingkungan adalah factor yang dimiliki pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu aspek lingkungan fisik, biologis, dan lingkungan social. 1. Lingkungan Fisik Kinerja manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya adalah faktor lingkungan fisik. Lingkungan fisik bisa berupa suhu, cuaca, manusia lain, pemandangan, suara, baud an lain – lain. Yang semua aspek tersebut besar kecilnya dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dan tingkat kesehatan masyarakat. Analisis lingkungan fisik ini dapat dilakukan dengan mempergunakan data yang diperoleh dari sumber – sumber data yang ada seperti Badan Meteorologi dan Geofisika,BPS, dan lain – lain. 2. Lingkungan biologis Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitas, kuman penyakit vektor, binatang ternak, dan lain – lain. Ada berbagai jenis indikator dalam menganalisis lingkungan biologis seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit. Tergantung dari jenis datanya. 3. Lingkungan Sosial – Ekonomi Informasi mengenai keadaan social ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam menganalisis factor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.Tingkat ekonomi masyarakat juga dapat menjadi indicator dari kemampuan masyarakat untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan. Adanya akses kepelayanan kesehatan secara optimal. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, untuk menyeleggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat. Upaya kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Bertujuan agar tercapainya kemampuan hidup sehat.melalui peningkatan derajat kesehatan yang oprimal, bagi Ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Pembangunan kesehatan diselengggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta mengutamakan, dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, manusia lanjut dan keluarga miskin. Perhatian khusus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu, termasuk bayi baru lahir, bayi dan balita serta penurunan angka Kematian Ibu. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah program yang menangani, Upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita, anak prasekolah,remaja, lansia. A. Landasan Hukum Sebagai uapaya wajib di tingkat pelayanan kesehatan dasar, upaya KIA dilakukan berlandaskan pada peraturan – peraturan atau landasan hukun yang meliputi antara lain : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan nasional. B. Pengertian Yang dimaksud dengan : - Melihat perkembangan 10 besar penyakit – penyakit berbasis lingkungan pada tahun lalu, terutama adanya peningkatan kejadian penyakit menular b. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dalam Menetapkan RUK upaya KIA/KB dilakukan dengan menetapkan : - Jenis kegiatan - Sasaran - Target - Uraian Kegiatan - Volume - Biaya - Lokasi Kegiatan - Waktu c. Mengajukan Usulan Kegiatan Usulan kegiatan yang sudah dibuat dalam bentuk matriks diajukan ke Dinas Kesehatan kabupaten. d. Menyusun rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Setelah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten, maka disusun Rencana pelaksanaa kegiatan dalam bentuk matriks. Bentuk format hampir sama dengan RUK namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan. RPK kemudian disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang upaya lainnya pada saat minilokakarya Puskesmas, tingkat kecamatan maupun tingkat desa pada acara pertemuan lintas sektor. Dalam pertemuan lintas sector dapat dilakukan penggalangan kerja sama atau membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta menyukseskan rencana kegiatan yang sudah dibuat Setelah RPK Disosialisasikan kemudian penanggung jawab upaya KIA/KB membuat kerangka acuan kegiatan serta standar Prosedur Operasional untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan. Contoh format kerangka acuan dan SPO terlampir dalam buku pedoman ini. 2. Do Atau Pelaksanaan Dilakukan dengan tahapan sebagai Berikut : a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan kegiatan, target pencapaian lokasi dan rincian biaya serta tugas para penanggung jawab dan pelakasanaan kegiatan. b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang ada yang telah ditetapkan.Pada waktu pelakasanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut : - Asa penyelenggaraan Puskesmas 1. 2. Fasilitas Pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, Pemerintah daerah dan atau masyarakat. 3. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap professional untuk dapat menjalankan tugasnya. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Ibu anak dan KB DI Puskesmas Sudiang raya baik di dalam gedung maupun di luar gedung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk menurunkan angka kematian ibu di wilayah Puskesmas Sudiang Raya b. Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya. c. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, d. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki. e. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
f.
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu hamil, ibu balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya. Adapun yang menjadi sasaran gerakan KB adalah Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama dimana istrinya berusia 15 – 45 tahun. Menurut konsep Departemen Kesehatan (2003) Wanita usia subur adalah wanita usia yang masih produktif yaitu usia 15 – 49 tahun. Pola pemakaian kontrasepsi, Kontrasepsi nasional yaitu yang diarahkan kepada cara – cara kontrasepsi yang sesuai usia PUS dan Keinginan PUS. D. Indikator / Target Indikator atau target penyelenggaraan upaya KIA/KB Di Puskesmas Sudiang Raya Mengacu pada Rencana Strategis Arah Kebijakan dan program Dinas Kesehatan Puskesmas Sudiang Raya tahun 2011 – 2015 . Upaya KIA/KB
Sasaran
Target Capaian Setiap Tahun Indikator Kinerja Puskesmas Sudiang Raya
Strategis Kes. 1. Masyarak 2. at KIA/Gizi 3.
5. 6. 7.
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 KH Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K–4 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan. Cakupan Pelayanan nifas Cakupan Peserta KB Aktif Angka Kematian Bayi (AKB) Per
8. 9.
1.000 KH Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Neonatus dengan
4.
Komplikasi yang ditangani 10 Angka Kematian Balita (AKABA) . 11
Per 1.000 KH Cakupan Pelayanan Kesehatan
. Anak Balita 12 Persentase Balita gizi Buruk . 13 Cakupan Balita gizi nuruk . mendapat perawatan 14 Cakupan Pemberian makanan pendamping Asi Pada Anak . Usia 6 – 24 Bulan keluarga miskin
2015
2016
2017
2018
2019
16/100.000
12/100.000
8/100.000
5/100.000
3/100.000
9,5
9,5
9,7
9,7
9,8
8,0
9,0
9,5
100%
100%
9,5
9,7
9,9
100%
100%
9,0 8,0
9,2 86,5%
9,3 87,5%
9,4 88,5%
9,5 90%
7/100.000
6/100.000
5/100.000
4/100.000
3/100.000
90%
92%
93%
94%
95%
80%
80%
80,5%
80,5%
90%
11,85
11,8
11,75
11.7
11.65
85%
85%
85%
85%
85%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
BAB II UPAYA KESEHATAN IBU ANAK DAN KB A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan upaya KIA dan KB Dipuskesmas Sudiang Raya meliputi : Kegiatan pokok Upaya Kesehatan Ibu Anak dan KB puskesmas terdiri dari I. Pemeliharaan ibu hamil a. Pemeriksaan Ante Natal Care ibu hamil dan Deteksi Resti Ibu hamil b. Kelas ibu Hamil II. Pelayanan Persalinan III. Pelayanan neonatal dan Pemeriksaan Post Natal Care IV. Kunjungan bayi dan balita V. Deteksi Dini tumbuh Kembang Balita VI. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja VII. Pelayanan Pos Lansia VIII. Pelayanan KD pada wanita Usia Subur B. Sasaran dari upaya KIA pada Puskesmas Sudiang Raya adalah sebagai berikut 1. Masyarakat yang di dalamnya terdapat ibu hamil,ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anaka balita, anak prasekolah, remaja serta lansianya 2. Wanita Usia Subur 3. Pemberdayaan masyarakat, yang meliputi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta masyarakat yang mampu menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan aman serta bisa hidup secara mandiri dalam menjaga kesehatannya C. Kesehatan Ibu Anak dan KB Kesehatan Ibu anak dan KB adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita, remaja, dan lansia. Tujuan Program kesehatan Ibu dan Anak (KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan Khusus program KIA adalah : Meningkatnya kemampuan ibu (Pengetahuan, Sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga, Pertemuan PKK, Posyandu sebagainya. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri didalam
lingkungan keluarga, pertemuan PKK, posyandu, serta di sekolah taman kanak – kanak atau TK. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
dan ibu menyusui. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
Meningkatnya kemampuan dan perasn serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya. Target Program Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) adalah meningkatnya ketersediaan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu : Ibu hamil mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90% Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%. Pelayanan Kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN
I.
Lengkap (KN1,KN2, dan KN3) sebesar 88% Pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85% Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%) ASI ekslusif pada bayi usia 0 – 6 bulan sebesar 80% Rumah tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90% Ibu hamil mendapat 90 tablet tambah darah sebesar 85% dan balita usia 6 – 59 bulan
mendapatkan Kapsul vitamin A sebanyak 85% Cakupan Imunisasi dasar lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90% Penguatan Imunisasi Rutin melalui gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN)UCI. Sehingga
desa dan kelurahanan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100% Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung terwujudnya
Desa Dan Kelurahan siaga aktif sebesar 80% Macam – macam pelayanan kesehatan Ibu Anak : Pemeliharaan Ibu Hamil, a. Pemeriksaan Ante Natal Care Ibu hamil dan Deteksi Resti Ibu Hamil b. Kelas Ibu hamil a. Pemeriksaan Ante Natal Care Ibu hamil dan Deteksi Resti Ibu hamil Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk ibu hamil dari awal kehamilan sampai menjelang persalinan. Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Tujuan ANC adalah : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan social ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu dan Perinatal. Tujuan Khusus : 1. Mengenali dan mengobati penyulit – penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 2. Menurunkan angka kematian Ibu dan Anak. 3. Memberikan nasihat – nasihat tentang cara hidup sehari – hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) Adalah menyiapkan wanita hamil sebaik – baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, Persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada Post Partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan Antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : a. Sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 Minggu) satu kali kunjungan b. Kehamilan trimester kedua (14-28 Minggu) satu kali kunjungan dan c. Kehamilan trimester ketiga (28-36 Minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan. Konsep Pemeriksaan Antenatal Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan : Anamnese : Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, Kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang. Pemeriksaan Umum : Meliputi pemeriksaan fisik, Pemeriksaan khusus kebidanan. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnose Pemberian obat-obatan, Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (FE) Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga,, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,perawatan payudara dan air susu ibu, tanda – tanda resiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih. KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang. a.1. Kunjungan Ibu Hamil : Menurut Departemen kesehatan RI (2002), Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang kefasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil dirumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap. Seperti : a.1.a. Kunjungan Ibu Hamil yang Pertama (K1) Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. Kunjungan Pertama (K1) Meliputi : (1). Identitas/Biodata. (2). Riwayat Kehamilan. (3). Riwayat Kebidanan. (4). Riwayat Kesehatan (5). Riwayat Sosial Ekonomi. (6). Pemeriksaan Kehamilan dan Pelayanan Kesehatan. (7) Penyuluhan dan Konsultasi. a.1.b. Kunjungan Ibu Hamil yang Keempat (K4) : Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, Usia Kehamilan > 24 Minggu. Kunjungan Keempat (K4) Meliputi : (1). Anamnese (Keluhan/masalah) (2). Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan (3). Pemeriksaan Psikologis (4). Pemeriksaan Laboratorium bila ada indikasi/diperlukan (5) Diagnosa akhir ( Kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6). Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan) a.2. Pelaksana Pelayanan Antenatal Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan dipraktek swasta), Pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI,2002). a.3. Kesinambungan
Pelayanan keshatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang terus menerus antara individu dengan provider. b. Kelas Ibu hamil
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, Bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB). Untuk memelihara kesehatan ibu hamil, agar lebih maksimal dalam mengawasi perkembangan kehamilan dan penyampaian informasi maka dibentuk Kegiatan Kelompok belajar diberi nama KELAS IBU HAMIL. Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu – ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kelas Ibu Hamil adalah Kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di Kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, Diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitaskan oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip Chart (lembar balik). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitas Kelas Ibu Hamil dan buku senam ibu hamil. II. Pelayanan Ibu Bersalin Setiap tiga menit, dimanapun di Indonesia, Satu anak balita meninggal dunia. Selain itu, setiap jam, Satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Kematian ibu juga masih banyak diakibatkan factor resiko tidak langsung berupa keterlambatan (Tiga Terlambat), Yaitu terlambat mengambil keputusan dan mengenali tanda bahaya, terlmbat dirujuk, dan terlambat mendapatkan penanganan medis. Salah Satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitaskan pelayanan kesehatan Persalinan Difasilitaskan kesehatan dengan tenaga dan peralatan yang siap menolong sewaktu waktu bila ada komplikasi. Tujuan persalinan difasilitaskan kesehatan adalah untuk mengurangi angka kematian ibu maupun bayinya. III. Pelayanan Neonatal dan Pemeriksaan Post Natal Care Bayi baru lahir atau neonates meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonates ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi diluar kandungan dapat hidup sebaik – baiknya. Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 Jam, Likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatal terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar kematian, Bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama kehidupannya. Sehingga bayi lahir di fasilitaskan kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan meninggalkan bayi. Pelayanan kesehatan neonatal dasaar menggunakan pendekatan komprehensif, Manajemen terpadu Bayi muda, yang meliputi : a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,ikterus, diare, berat badan rendah. b. Perawatan tali pusat c. Imunisasi He B 0 bila belum diberikan pada saat lahir d. Koesling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA e. Penanganan dan rujukan kasus POST NATAL CARE Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (Puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010). Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kirakira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan ( Ilmu kebidanan, 2007). Masa Nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005). Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : a. Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-jalan dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk putih dan sehat sempurnaa terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat sempurna bias bermingguminggu, bulanan atau tahunan. Jadwal Kunjungan : 1. Kunjungan Neonatal hari K – 1 (KN 1) Untuk bayi yang lahir di fasilitaskan kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi pulang
dari fasilitas kesehatan (≥24 Jam) Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan bayi dalam 24 jam, maka pelayanan
dilaksanakan pada 6 – 24 jam setelah lahir. 1. Hal yang dilaksanakan : a) Jaga Kehangatan tubuh bayi b) Berikan Asi ekslusif c) Cegah Infeksi d) Rawat tali pusat 2. Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2) a) Jaga kehangatan tubuh bayi b) Berikan Asi ekslusif c) Cegah Infeksi d) Rawat Tali Pusat 3. Kunjungan Neonatal minggu ke – 3 (KN 3) Hal yang dilakukan : a) Periksa ada/tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit b) Lakukan : - Jaga kehangatan tubuh - Beri ASI Ekslusif
- Rawat Tali Pusat IV. Kunjungan bayi dan balita V. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pemantauan Tumbuh Kembang Anak merupakan salah satu kegiatan lintas upaya KIA dan upaya gizi yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi balita. Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian kegiatan yang berdiri : (1) Penilaian pertumbuhan balita secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian dan penilaian hasil penimbangan berdasarkan Kartu menuju sehat. (2) Tindak lanjut setiap kasus gangguan pertumbuhan berupa (konseling, penyuluhan dan rujukan) (3) Tindak lanjut berupa kebijakan dan program ditingkat masyarakat, serta meningkatkan motivasi untuk memberdayakan keluarga. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang, Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi factor genetic dan factor lingkungan. Faktor genetic/keturunan adalah factor yang berbuhungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan factor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase “Golden Age”. Golden Age Merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apa bila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Usia dini merupakan fase awal perkembangan anak yang akan menentukan perkembangan fase yang selanjutnya. Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek fungsional : - Motorik kasar - Motorik Halus - Penglihatan, bicara dan bahasa - Sosial Emosi dan Perilaku Jika terjadi kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan social. Pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain Itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oelh guru disekolah. Oleh karena itu, Pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat. VI. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan reproduksi, Sering kali berakar dari kurang informasi. Pemahaman dan kesadara,n untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal – hal yang berkaitan dengan hal ini, Mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses – proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual termasuk HIV. Topik program Kesehatan Reproduksi remaja merupakan topic yang perlu diketahui oleh masyarakat khususnya para remaja agar mereka memiliki informasi yang benar mengenal proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Dalam Hal ini kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi dan proses
reproduksi yang memiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata – mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta social Kultural. Informasi Program kesehatan Remaja Ini juga akan memberikan pelayanan informasi tentang kesehatan remaja yang dilakukan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh lembaga non pemerintah serta implementasinya di kalangan masyarakat khususnya para remaja karakteristik para remaja. Agar remaja memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai factor yang ada disekitarnya
remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab tentang proses
reproduksi. Berdasarkan Masalah Kekerasan Dan Perkosaan Terhadap Perempuan : 1. Kecenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada perempuan 2. Norma social mengenai kekerasan dalam rumah tangga 3. Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur 4. Berbagai langkah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut Berdasarkan masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual : 1. Masalah penyakit menular seksual yang lama (sifilis, Gonorhea) 2. Masalah penyakit menular seksual yang baru (Chlamydia, herpes) 3. Masalah HIV / AIDS 4. Dampak social dan ekonomi dari penyakit menular seksual 5. Kebijakan dan program pemerintah dalam mengatasi masalah penyakit menular seksual 6. Sikap masyarakat terhadap penyakit menular seksual Pelaksanaan penyuluhan reproduksi remaja dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan di sekolah dan dimasyarakat desa. VII. Pelayanan Pos Lansia Menurut rumusan WHO, batasan lanjut usia sebagai berikut : 1. Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45-59 tahun 2. Lanjut usia (elderly) yaitu antara 60 - 74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90 tahun 4. Usia sangat tua (very old yaitu diatas usia 90 tahun Pos lansia adalah pos pelayanan untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Pos lansia meruapakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggarannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga. Tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggarannya Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas. Terdapat beberapa kategori pada penyelenggara pos lansia, yaitu terdiri dari pelaksanaan kegiatan dan pengelola pos lansia. Pelaksanaan kegiatan merupakan anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan puskesmas. Sedangkan pengelolah Pos lansia adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada diwilayah tersebut Tujuan Posyandu Lansia Secara garis besar, tujuan pembentukan pos lansia sebagai berikut : a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia b. Mendekatkan Pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Sasaran Posyandu lansia 1. Sasaran lansung
- Kelompok pra usia lanjut (45 – 59 tahun) - Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas) - Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun keatas) 2. Sasaran tidak langsung - Keluarga dimana usia lanjut berada - Organisasi social yang bergerak dala pembinaan usia lanjut - Masyarakat luas. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam pos lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan disuatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja dengan kegiatan sebagai berikut : -
Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan dimeja
-
II ini. Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan
pojok gizi. Seperti Posyandu balita, Pos lansia dilaksanakan setiap bulan. VIII. Pelayanan KB : AKI adalah Indikator dampak dari sebagai upaya yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan Ibu. Kematian ibu tidak akan terjadi tanpa adanya kehamilan. Oleh karena itu kehamilan merupakan determinanproksi dari kematian ibu, disamping komplikasi kehamilan persalinan. Untuk menurunkan kejadian kematian ibu, kehamilan perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pada kondisi beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Misalnya, kehamilan seharusnya tidak terjadi pada kondisi “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu tua. Dalam konteks inilah Program Kependudukan dan keluarga Berencana (program KKB) dan Khususnya pelayanan keluarga berencanan memiliki peran penting untuk mempercepat penurunan angka kematian Ibu (AKI) diperlukan upaya terobosan. Salah satunya adalah dengan peningkatan KB Pasca persalinan, yaitu penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Melalui program ini juga dapat mencegah kehilangan kesempatan ber – KB. Jenis Metode KB Pasca Persalinan Non Hormonal 1. Metode Amenore Laktasi (MAL) 2. Kondom 3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 4. Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi) Hormonal 1. Progestin : Pil, Injeksi dan implant 2. Kombinasi : Pil dan injeksi
BAB III UPAYA KESEHATAN IBU ANAK DAN KB DI PUSKESMAS A. Hubungan Upayah KIA/KB dengan Kebijakan Dasar Puskesmas Pelayanan kesehatan dasar dilaksanankan secara menyeluruh dan terpadu, Antara upaya pengobatan penyakit (Kuratif), Upaya pencegahan (Preventif), Upaya Peningkatan Kesehatan (Promotif), Dan Upaya Pemulihan kesehatan (Rehabilitasi), yang ditujukan kepada semua penduduk.
Adapun Pelayanan Kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif, preventif yang meliputi kegiatan upaya program. 1. Upaya KIA 2. Upaya KIA/KB 3. Upaya Gizi Masyarakat 4. Upaya Kesehatan Lingkungan 5. Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) bertujuan agar tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) sertta meningkatnya derajat Kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak adalah program yang menangani upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita, anak prasekolah, remaja, lansia. Perhatian khusus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu, termasuk bayi baru lahir, Bayi dan balita serta penurunan angka kematian Ibu. Dalam pelaksanaan upaya KIA/KB agar mencapai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna maka perlu ditetapkan kebijakan operasional dan strategi sebagai berikut : 1. Kebijakan Operasional a. Upaya KIA/KB diselenggarakan sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku b. Dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative. c. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerja sama lintas upaya, Lintas sector, LSM, organisasi profesi serta dunia usaha. d. Dengan memberdayahkan masyarakat baik perorangan, keluarga dan kelompok. 2. Strategi a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, petugas kesehatan dan kader kesehatan dalam bidang KIA/KB. b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang program terkait c. Menyebarluaskan informasi dan implementasi tentang KIA/KB d. Memberikan pelayanan KIA/KB sesuai standar pelayanan yang berlaku e. Memanfaatkan forum koordinai yang ada sebagai wadah pembinaan upaya KIA/KB f. Menghimpun potensi atau sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya KIA/KB g. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya KIA/KB. B. Manajemen Penyelenggaraan upaya KIA/KB Di Puskesmas Sudiang Raya perlu ditunjang dengan sistem manajemen yang baik. Manajemen upaya KIA/KB Puskesmas yaitu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan iuran Puskesmas yang bermutu, efektif dan efesien dibidang KIA/KB. Fungsi manajemen yang ditetapkan di puskesmas Sudiang Raya yaitu fungsi PDCA yaitu : 1. Plan Atau Perencanaan Perencanaan upaya KIA/KB adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan masyarakat di bidang KIA/KB. Pada wilayah kerja puskesmas Sudiang
Raya. LAngkah – langkah perencanaan upaya KIA/KB yang dilakukan oleh Puskesmas Sudiang Raya Sebagai Berikut : D. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan : - Ada tidaknya, kebutuhan dan harapan masyarakat tentang upaya KIA/KB - Berbagai standar pedoman pelayanan KIA/KB - Standar ketenangan dan prosedur yang dibuat - Kendali mutu - Kendali biaya 2. Cek atau Pengawasan Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala mencakup hal – hal sebagai berikut a. Melakukan telah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran – saran untuk peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik. c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal, Pengawsan internal dilakukan secara melekat oleh atasan atau kepala puskesmas, Sedangkan pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup administrasi, pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan. 3. Action atau tindak lanjut dari Pengawasan Dari hasil pelaksaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan saran – saran yang ditemukan, kemudian dianalisis dan dicari pemecahannya untuk peningkatan mutu pelayanan KIA/KB, untuk kemudian diterapkan pada kegiatan yang sama ditempat lain. Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencana tahunan atau target dan standar pelayanan yang sudah dibuat. Kemudian penanggung jawab upaya KIA/KB melaporkan pelaksanaan kegiatan dan laporan berbagai sumber daya kemudian disampaikan kepada kepala Puskesmas. Seluruh fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan agar didapatkan hasil yang optimal. D. Kegiatan Upaya KIA/KB 1. Membuat perencanaan kegiatan sesuai dengan data dan hasil analisa yang diperoleh 2. Membuat Kerangka acuan kegiatan 3. Membuat SPO Kegiatan\ 4. Melaksanakan kegiatan yaitu : a. Mencegah dan mengendalikan dan memerantas penyakit menular b. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah c. Melaksanakan pemeriksaan calon Jamaah Haji d.