Appendix C
B. PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN KONSTRUKSI KAYU Pasal 1 URAIAN UMUM
1. Mendatangkan, penanganan penanganan dan pengolahan pengolahan semua bahan, bahan, pengerahan tenaga tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya, yang pada umumnya umumnya langsung atau tidak tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Dalam hal ini termasuk pula pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebut dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direktorat PSMP PSMP dan Konsultan Konsultan Lapangan. 2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala segala sesuatu yang berada di dalamnya dalamnya diserahkan diserahkan sebagai tanggung tanggung jawab Komite Pembangunan Pembangunan Unit Sekolah Sekolah Baru (KP-USB). 3. KP-USB harus menyerahkan pekerjaan dengan dalam keadaan selesai ddengan hasil sempurna, dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya. 4. Untuk keperluan keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, utama, KP-USB berkewajiban antara antara lain: a Mempersiapkan dan membersihkan halaman halaman pekerjaan dari hal-hal hal-hal yang dapat menganggu jalanya pekerjaan. b Pengamanan lokasi pekerjaan sehingga para pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan nyaman dan aman, demikian pula bahan dan alat dalam keadaan aman. c Mengadakan segala sesuatu yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan. 5. KP-USB wajib membuat gambar gambar detail pelaksanaan (shop drawing ) berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagai penjelas secara detail menganai pekerjaan khusus/spesifik yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak. 6. Semua gambar shop-drawing shop-drawing sebelum dilaksanakan dilaksanakan harus mendapat persetujuan persetujuan terlebih dahulu dari dari Konsultan Lapangan (KL). 7. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Komite USB adalah: adalah: “PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG UNIT SEKOLAH BARU SMP” yang di dalamnya meliputi pekerjaan: a Pekerjaan Persiapan. b Pekerjaan konstruksi unit-unit gedung dan pengadaan mebelernya sebagai kelengkapan gedung sesuai fungsinya. c Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk pembersihan umum pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakankerusakan atau ahal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan KP-USB. d Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan. 8. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Sp esifikasi Teknis, gambargambar yang ada, Berita Acara Penjelasan, Perintah Pejabat Pembuat Komitmen dan atau pihak yang ditunjuk serta petunjuk-petunjuk teknis Konsultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung. 9. Ukuran-Ukuran : a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
1
Appendix C
b.
c. d. e.
Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang tertera didalam gambar utama dengan ukuran yang tertera di dalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada di dalam gambar skala besar. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan. Pengambilan dan Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab KP-USB sepenuhnya. Sebagai Patokan/Ukuran pokok + 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di lapangan, yaitu pada ketinggian lantai bangunan . Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku senantiasa dijaga dan diperhatikan ketelitiannya dengan mempergunakan waterpass dan alat ukur lainnya yang diperlukan. Pasal 2 PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahanya: 2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken ( AV ) 1941 2.2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember 2004, tenang Pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama 2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-1989 2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03 2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995 2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987) 2.7. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987 2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987 2.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5 2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994 2.11. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987 2.12. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991 2.13. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja 2.14. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972. 2.15. Peraturan Plumbing Indonesia. 2.16. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991. 2.17. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991 2.18 Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990. 2.19 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas, maka KP-USB wajib megikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas. Pasal 3 PEKERJAAN PERSIAPAN 3.1.
Lingkup pekerjaan Meliputi pekerjaan 3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan 3.1.2. Pengamanan lokasi bangunan 3.1.3. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet 3.1.4. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan 3.1.5. Pengukuran (uitset) dan pemasangan bouwplank 3.1.6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan 3.1.7. Pembuatan WC sementara 3.1.8. Keselamatan Pekerja 2
Appendix C 3.2.
Persyaratan bahan 3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja , digunakan Rangka kayu, dinding papan dan atap seng. 3.2.2. Untuk Direksi Keet digunakan bahan rangka kayu, dinding papan dicat dengan cat tembok, atap seng gelombang BJLS 030, dan lantai papan atau beton rabat. 3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan bak/drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. 3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih. 3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran 2/20 cm. 3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.
3.3.
Pedoman Pelaksanaan 3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan. 3.3.2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet. Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran sesuai gambar, luas = 21 m2, dilengkapi mobiler sederhana 1 mea tulis, 2 buah kursi duduk, 1 stel kursi tamu dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar. Pada waktu USB selesai dikerjakan dan diserah terimakan, bangunan ini disempurnakan menjadi rumah penjaga sekolah. 3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan. Pengadaan air untuk pelaksanaan perjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harusmemenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. 3.3.4. Pemasangan Bouwplank Tiang Bouwplank harus terpasang kuat dan atabil, Papan diketam rata dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang horizontal/waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku. Pasal 4 PEKERJAAN GALIAN/URUGAN TANAH
4.1.
Lingkup pekerjaan Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dan lain-lain: 4.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran drainase keliling bangunan). 4.1.2. Septicktank dan peresapan 4.1.3. Timbunan kembali galian tanah untuk pondasi 4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk pemadatannya. 4.1.5. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut & fill) 4.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan 4.1.7. Investigasi dan Pematangan Kontur
4.2.
Persyaratan Bahan Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran organik maupun bahan-bahan bersifat kimiawi dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.
4.3.
Pedoman Pelaksanaan 4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan berpedoman pada bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan Lapangan. 3
Appendix C
4.3.2.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka KP-USB secepatnya memberitahukan kepada Konsultan Lapangan atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. 4.3.3. KP-USB bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka KP-USB wajib melaporkannya dan menyerahkan kepada pihak yang berwenang atau Pemerintah Daerah setempat. Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. 4.3.4 Untuk kondisi tanah yang mudah longsor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap di dalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai. 4.3.5 Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam Site Plan. 4.3.6 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka KPUSB harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug. 4.3.7 Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. 4.3.8 Di bawah pondasi dan di bawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan. Pasal 5 PEKERJAAN PONDASI 5.1.
Lingkup Pekerjaan Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari : 5.1.1. Pondasi tiang tongkat kayu.
5.2.
Persyaratan Bahan 5.2.1. Pondasi tiang tongkat kayu belian ukuran 9/9 cm, laci dan alas ukuran 4,5/9 cm - 80 cm dan alas kayu hutan ½ ∅ 30 - 80 cm, Balok keep 9/9 cm dari kayu belian, Gelagar 7/7, 8/8 cm dan selempang kayu belian 4,5/9 cm, baut besi diameter 5/8”. Bahan dari kayu belian harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat.
5.3.
Pedoman Pelaksanaan 5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Konsultan Lapangan tentang kesempurnaan galian. 5.3.2. Tiang tongkat kayu belian dengan ukuran 9/9 cm diatas laci dan alas dari kayu belian/alas kayu hutan di atas dasar pondasi yang disesuaikan dengan keadaan tanah dan petunjuk Konsultan Lapangan . 5.3.3. Tiang tongkat harus dipasang dengan teliti, harus tegak lurus dan siku serta diperkuat dengan laci dan alas, yang dipasang selang-seling dengan ukuran 4,5/9 cm. 5.3.4. Antara tiang dengan tongkat diikat dengan baut diameter 5/8"dan pada bagian bawah dipasang laci dan alas ukuran 4,5/9 cm 5.3.5. Keseluruhan pekejaan balok keep untuk konstruksi kayu, dibuat dari kayu belian yang berkualitas baik, tua dan tidak cacat dengan ukuran 9/9 cm atau sesuai dengan gambar dan menurut petunjuk Konsultan Lapangan. 5.3.6. Pekerjaan gelagar dari kayu belian/kayu kelas I dengan ukuran 7/7, 8/8 cm atau harus sesuai dengan gambar dan menurut petunjuk Konsultan Lapangan. 4
Appendix C Pasal 6 PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.1.
Lingkup Pekerjaan Beton bertulang K.175 dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR harus dibuat untuk: 6.1.1. Struktur bangunan yang menggunakan konstruksi beton, seperti pondasi tiang pancang atau strauss dan slof, serta 6.1.2. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana seperti Lantai Kamar Mandi/ WC.
6.2.
Bahan 6.2.1. Semen Portland (PC) • Digunakan Portland Cement (PC) jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). • Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran. • Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. 6.2.2. Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir kasar-tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-191903. 6.2.3. Kerikil • Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNIT-15-1919-03. • Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. 6.2.4. Air Kerja Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain bersifat kimiawi yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. 6.2.5. Besi beton • Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2). • Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. • Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang sehingga berkarat. • Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Konsultan Lapangan terlebih dahulu. • Jika KP-USB tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Konsultan Lapangan. • Jumlah besi per-satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab KPUSB. •
5
Appendix C
6.2.6.
6.2.7.
6.3.
Cetakan dan Acuan • Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. • Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.. Mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah Karakteristik (K.175) dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
Pedoman Pelaksanaan : 6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. 6.3.2. KP-USB melaporkan secara tertulis pada Konsultan Lapangan apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. 6.3.3. Adukan beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Lapangan , yaitu • Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. • Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03. 6.3.4. Perawatan beton Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: • Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. • Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil (porous), permukaan tidak rata sesuai bentuk yang direncanakan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan cacat lainnya yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan Lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko KP-USB. Pasal 7 PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING
7.1.
Lingkup Pekerjaan 7.1.1. Rangka Badan menggunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 cm, berfungsi sebagai struktur utama bangunan, dipasanga sesuai dengan gambar kerja. 7.1.2. Dinding papan kayu 3/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang ditentukan dalam gambar.
7.2.
Persyaratan Bahan 7.2.1. Rangka Badan menggunakan kayu jenis Belian/Klas kuat I dengan ukuran 8/12 cm, cukup umur, kering dan lurus. 7.2.2. Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran 5/10 cm, cukup umur, kering dan lurus. 7.2.3. Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran 3/20 cm , cukup umur dan kering serta tidak baling . 7.2.4. Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku, dan nagel (pantek) kayu keras.
7.3.
Pedoman Pelaksanaan 7.3.1. Pekerjaan struktur dan dinding kayu meliputi : • Struktur badan bangunan, yaitu tiang-tiang pilar utama bangunan, termasuk sloof dan
6
Appendix C
ringbalk . • Pasangan pilar untuk dinding, dinding papan dan balok apit. • Permukaan kayu yang nampak harus diketam/diserut rata dan halus. 7.3.2. Persyaratan Pekerjaan • Tiang pilar utama digunakan kayu yang benar-benar cukup umur, kering dan lurus, dipasang secara presisi dan rapi sesuai dengan bambar kerja. • Untuk kedudukan papan-papan dinding, dipasang pilar-pilar berjarak 2 m dan balok pembagi sebagai regel/frame sesuai gambar kerja. Pilar-pilar ini bertumpu pada sloof kayu dan ringbalk dengan menggunakan sambungan lubang dan pen. • Papan-papan dinding dipasang bersusun rapi secara horisontal dengan menggunakan paku. Agar papan-papan dinding tersebut tidak berubah bentuk akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengapit sebagai sabuk, ukuran 5/7 cm, dipasang tegak berjarak 2 m. • Papan dinding dapat pula disusun berjajar secara vertikal dengan menggunakan sambungan lidah dan alur sehingga susunan papan-papan tersebut rata/tidak baling dan rapi. Agar kedudukan papan-papan dinding stabil dan tidak berubah akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengaoit sebagai sebuk, dipasang horisontal sesuai gambar kerja. • Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan rapat/tidak longgar, ikatan perkuatan harus menggunakan baut dan paku serta pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik. 7.3.2. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh KP-USB secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non struktural benar-benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding harus rata (horizontal), baik dilihat dari dalam maupun dari luar bangunan. 7.3.3. Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton” Pasal 8 PEKERJAAN LANTAI 10.1.
Lingkup Pekerjaan Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-papan kayu.
10.2.
Bahan yang digunakan 10.2.1. Balok-balok untuk lagur/pemikul utama menggunakan kayu klas kuat I yang tahan terhadap air dan perubahan cuaca, dengan ukuran 8/12 cm dengan balok-balok pembagi ukuran 6/12 cm. 10.2.2. Papan-papan untuk lantai menggunakan kayu klas kuat I a tau II dengan ukuran 4/20 cm. 10.2.3. Alat penyambung menggunakan lubang dan pen , baut dan paku dengan ukuran dan cara penyambungan sesuai gambar kerja
10.3.
Pedoman Pelaksanaan 10.3.1. Balok-balok pemikul utama bertumpu pada sloof dengan menggunakan sepatu agar kedudukan balok-balok tersebut stabil., dipasang pada jarak 1 m atau sesuai gambar kerja. 10.3.2. Agar kedudukan papan-papan lantai rata/tidak melendut, maka diantara balok-balok pemikul dipasang balok pembagi berjaran 2 m, dengan cara penyambungan sesuai gambar kerja. 10.3.3. Agar diperoleh ikatan yang kokoh dan tidak baling akibat muai-susut kayu atau perubahan bentuk akibat perubahan cuaca, maka papan-papan lantai tersebut dirangkai dengan sambungan lubang dan pen atau lidah dan alur. 10.3.4. Agar permukaan lantai rata/datar, maka setelah papan-papan lantai terpasang, permukaan yang tidak rata, terutama pada pertemuan antar papan diketam. 10.3.5. Semua permukaan kayu yang nampak harus diketam rata d an halus.
7
Appendix C
10.3.6. Apabila pekerjaan laintai menggunakan beton rabat atau penutup laintai keramik, maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”. Pasal 9 PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN 11.1.
Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah: 11.1.1 Pekerjaan Kuda-kuda Kayu dan atau Baja Ringan, gording, kasau, reng dan rangka atap 11.1.2 Pekerjaan rangka badan dan dinding 11.1.3 Daun pintu/jendela dan ventilasi 11.1.4 Lisplank, papan talang dan riuter
11.2.
Persyaratan Bahan 11.2.1. Untuk rangka kuda-kuda kayu termasuk gording mengunakan kayu kelas kuat II, r angka badan dari kayu belian/kayu kelas kuat I, kusen pintu dan jendela, lisplank papan talang dari kayu kelas kuat II, daun pintu WC/KM dari kayu belian, daun pintu dan jendela ruangan dari kayu kelas kuat II. 11.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata. 11.2.3. Untuk rangka kuda-kuda baja ringan menggunakan bahan zynkalum atau baja galvanis yang tahan terhadap korosi atau karat dengan ukuran sesuai spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen baja ringan untuk konstruksi atap bangunan
11.3.
Pedoman Pelaksanaan 11.3.1. Kuda-kuda Kayu • Semua kayu untuk konstruksi kuda-kuda dan gording diawetkan dengan residu. Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2 x sehingga menghasilkan warna yang merata pada seluruh permukaan kayu. • Konstruksi rangka harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun cara penyambungannya. • Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh keahlian dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam Sk-SNI-5-10-1990-F. • Konstruksi sambungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan besi strip/plat 4 x 0,4 cm. 11.3.2. Rangka Atap Rangka atap dilaksanakan dengan kayu ukuran 5/7 dan ¾ cm. Dipasang dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak bergelombang. 11.3.3. Kuda-kuda Baja Ringan • Semua bahan untuk kuda-kuda dan rangka atap lainnya menggunakan bahan baja ringan jenis zynkalum atau baja balvanis tahan korosi dan karat, dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen. • Prosedur pelaksanaan konstruksi, perakiran dan pemasangan (erektion) mengikuti petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh produsen. • Pengerjaannya dilakukan secara rapid an presisi oleh tenaga terlatih dan terampil atau tukang yang telah memperoleh pelatihan hingga terampil. • Sambungan konstruksi dipakai alat penyambung baut dengan ukuran sesuai spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen. 11.3.4. Rangka Badan • Ukuran kayu untuk rangka badan digunakan 8/12 cm Kayu Belian/Klas I • Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus menggunakan baut, pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus 8
Appendix C
11.3.5.
11.3.6.
11.3.7. 11.3.8. 11.3.9.
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik. Kusen dan Daun Pintu/Jendela, dan Ventilasi ♦ Kusen pintu/jendela menggunakan kayu klas kuat II ♦ Daun pintu panil dibuat dengan kayu klas kuat I atau II dan disyaratkan agar KP-USB memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko. ♦ Khusus untuk pintu KM/WC terbuat dari kayu belian atau kayu tahan air. Apabila menurut penilaian Konsultan Lapangan pemasangan tidak rapi, maka Konsultan Lapangan berhak menolak daun pintu tersebut. ♦ Jendela dibuat model panil, disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut. ♦ Ventilasi jalusi dibuat dari papan klas kuat I atau II dengan ukuran 1 x 7 cm dan diketam halus serta dipasang dengan rapi. Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung pada usuk atau kaso. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban KP-USB. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I atau II kualitas terbaik. Untuk lisplank kayu digunakan papan klas kuat I atau II kualitas terbaik di lokasi. Untuk kayu motif digunakan kayu meranti batu kualitas baik. Pasal 10 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
12.1
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dilaksanakan adalah rangka plafond dan menutup plafond pada Ruang Kantor/Administrasi, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium, KM/WC, Rumah Dinas Kepala Sekolah, Asrama Guru dan emperan keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan lis langit-langit ukuran 1/3 cm.
12.2
Persyaratan Bahan 12.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu klas kuat II ukuran balok gantung 5/10 cm kualitas baik. Rangka pembagi digunakan kayu klas kuat II kulitas baik ukuran 5/7 dan 4/6 cm. 12.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan triplek dengan ketebalan 0,3 cm atau asbes ukuran 1 x 1 m dengan ketebalan minimal 4 mm. 12.2.3. Bahan langit-langit yang dipasang adalah renglat dari papan klas kuat II kualitas baik.
12.3
Pedoman Pelaksanaan 12.3.1 Balok induk langit-langit ukuran 5/10 cm dipasang dengan urutan pertama, bertumpu pada dinding rentang kiri dan kanan, kemudian rangka induk ukuran 5/7 cm dipasang dan diberi penggantung dari papan kualitas terbaik atau besi beton Ø 10 mm yang dikaitkan pada gording. Kemudian dilanjutkan pemasangan rangka pembagi dari kayu kelas II ukuran 4/6 cm. 12.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. KP-USB bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini. 12.3.3. Penutup plafond dari bahan tripleks atau asbes dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan paku tripleks/asbes. Hasil akhir harus rata. Apabila terdapat penutup plafond yang cacat, pecah harus diganti dengan tripleks baru. 12.3.4. Untuk langit-langit renglat dipasang pada rangka kayu seperti diperlihatkan pada gambar. Pasal 11 PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13.1
Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap b angunan.
9
Appendix C 13.2
Bahan yang digunakan 13.2.1. Untuk atap digunakan bahan genteng keramik atau metal berwarna dengan ketebalan 0.25
13.3.
Pedoman Pelaksanaan 13.3.1. Pemasangan penutup atap genteng keramik disusun rapi dengan bertumpu pada reng, dan pada bagian sisi kiri dan kanan sebagai pengunci sebaiknya genteng lekatkan dengan dipakukan pada reng. 13.3.2. Apabila menggunakan penutup atap metal (seng gelombang atau aluminium) dipakukan langsung pada rangka atap/langsung pada gording dengan menggunakan paku genteng (paku khusus untuk atap metal). 13.3.3. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi. 13.3.4. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara BJLS 35 mm. Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik. 13.3.5. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. Pasal 12 PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
14.1.
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
14.2.
Persyaratan Bahan 14.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 4 x 3 atau yang setaraf. 14.2.2. Kunci pintu dipasang kunci 2 slaag (dua kali putar) atau yang setaraf. 14.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik. 14.2.4. Expanyolet berkualitas baik.
14.3.
Pedoman Pelaksanaan 14.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag, yang berkualitas baik. 14.3.2. Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang. 14.3.3. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang KP-USB memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan Lapangan. 14.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Pimpro berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya KP-USB. 14.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini. 14.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu). Pasal 13 PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI
15.1.
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Perpipaan dan Perlengkapan Sanitasi meliputi pemasangan seluruh jaringan air bersih, air 10
Appendix C
kotor, pemasangan stop kran, floor drain, pipa hawa, septicktank, kloset jongkok, bak air fibre glass, instalasi air di dalam bangunan serta saluran air hujan. 15.2.
Bahan-bahan yang digunakan 15.2.1. Pipa PVC diameter ½” dan diameter ¾” untuk keperluan air bersih digunakan dengan tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan untuk pipa. 15.2.2. Stop kran ¾” 15.2.3. Kran diameter ½” 15.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik. 15.2.5. Septick tank/beerput, rangka dan dindingnya dari kayu belian sedangkan tutup bagian atas terbuat dari beton bertulang. 15.2.6. Kloset jongkok standart 15.2.7. Bak penampungan air dari fiber glass kapasitas 1000 liter dengan rangka menara kayu belian (sesuai gambar detail). 15.2 .8. Untuk saluran air hujan digunakan beton tumbuk campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr dan diplester.
15.3. Pedoman Pelaksanaan 15.3.1. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring. 15.3.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali/sumur bor) dengan menggunakan pompa. Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke toren air memakai pipa PVC diameter ¾”. Dari toren disalurkan ke dinding terdekat tempat pemakaian air dengan menggunakan pipa PVC ¾”. Dari sini digunakan shock ½”- ¾” untuk merubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam di dalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan dan digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam di dalam tanah. 15.3.3. Menara air dibuat dari konstruksi kayu belian (sesuai gambar). Diatas Menara dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 1 m3 air. 15.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh KP-USB dan Konsultan Lapangan. Pengujian harus menghasilkan tekanan hidraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah taggungan KP -USB. 15.3.5. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa beton diameter 1/2 - 20 cm dan diameter 20 cm kesaluran terdekat. 15.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC diameter 4” ke septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol. 15.3.7. Septicktank/beerput dibuat dari kayu belian dan bagian atasnya beton bertulang 1 PC : 2 PS : 3 KR tebal 4-6 cm serta diberi pipa pembuangan udara dari pipa galvanis diameter 2”. 15.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas septicktank/beerput harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. 15.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari beton bertulang 1 PC : 2 PS : 3 KR. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik. 15.3.10. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM sumber air untuk kebutuhan sekolah diambil dari Jaringan PDAM tersebut. Segala biaya yang timbul dari penyambungan air ini dibebankan pada KP-USB. Pasal 14 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 16.1.
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau genset, 11
Appendix C
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. 16.2.
Bahan-bahan yang digunakan 16.2.1. Kabel NYWGBY Kabel dengan 4 inti Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor. 16.2.2. Kabel NYM Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS Isolasi 2 lapis menyelibungi inti 16.2.3. Kabel NYA Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2 Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang. 16.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari kualitas baik 16.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat berikut : Lampu TL • Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu dibelakang. • Balast merk Sinar atau sejenisnya • Stater Merek Philips atau sejenisnya Fitting • Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 % • Pengabelan didalam harus disolder • Kap merek SUN atau sekualitas 16.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah : • Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet) Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz Rating arus : 16 ampere Type : Pemasangan sistem tanam • Plug dan socket 1 phase untuk power Pole : 1 Phase + Neutral + Earth Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz Rating arus : minimum 25 ampere Proteksi : soketdengan tutup dan plug locking Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu • Sekering BOX Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN ataupun Genset. Bahan : Rangka profil 30 mm Cover : Besi plat 2 mm Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi maksimum 175 cm Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar Warna : Abu-abu 16.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi Sekolah maka KP-USB wajib menambah Tiang listrik.
12
Appendix C 16.3.
Penggunaan 16.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di gardu induk ke distribution panel ditiap-tiap bangunan. Di luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatika peraturan-peratuan yang berlaku. 16.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di dalam dinding. 16.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
16.4.
Pedoman Pelaksanaan 16.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah). 16.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan sebagai berikut: • Ruang Kantor 6 Ampere • Ruang Perpustakaan 6 Ampere • (tiga) RKB 8 Ampere • KM/WC murid 2 Ampere 16.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direktorat PSMP, KP-USB boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). KP-USB tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN. 16.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan KP-USB pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab KP-USB. 16.4.5. KP-USB berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka KP-USB harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban KP-USB. Pasal 15 PEKERJAAN PENGECATAN
17.1
Lingkup pekerjaan 17.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain. 17.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip. 17.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu panel dan ventilasi kayu, lisplank serta dinding papan yang dapat dibuka dan plafond renglat. 17.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond tripleks. 17.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.
17.2.
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti: 17.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit. 17.2.2. Cat kayu sekualitas sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit. 17.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platone. 17.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur. 17.2.5. Politur sekualitas Platone. 17.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, dan Platone.
13
Appendix C 17.3.
Pedoman pelaksanaan 17.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. 17.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali. 17.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut: • 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar • 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu • Penghalusan dengan amplas • Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali 17.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut: • Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih. • Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. • Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali. • Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas 17.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut • Membersihkan bidang plafond yang akan dicat. • Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas. 17.3.6. Warna yang digunakan ditentukan oleh hasil kesepakatan rapat KP-USB. Pasal 16 PEKERJAAN SITE DAN INSFRASTRUKTUR
18.1.
Lingkup Pekerjaan Pembuatan tiang bendera, selasar penghubung bangunan, jalan masuk, jalan rabat beton, pagar sekolah, saluran air hujan, tempat parkir sepeda, gapura, penataan halaman upacara dan halaman bermain, bak sampah penyediaan sumur pompa dan pra instalasi.
18.2.
Bahan Yang digunakan 18.2.1. Tiang bendera, dari bahan pipa besi galvanis, pondasi beton cor, tali, bendera dan pengecatan dengan ukuran sesuai gambar. 18.2.2. Selasar penghubung antar bangunan, bahan yang digunakan konstruksi kayu belian/kayu kelas I dan diberi atap. 18.2.3. Saluran Keliling dan Jalan Rabat Beton, bahan yang digunakan Cor Beton Tumbuk dengan Campuran 1 Pc : 3Ps : 5 Kr. 18.2.4. Pagar Sekolah, bahan yang digunakan Wermess, untuk pagar depan, sedangkan untuk pagar samping dan belakang digunakan pagar Kawat Berduri /Kawat Harmonika dengan Pondasi Tiang Belian Ukuran 7/7. 18.2.5. Perataan /Penataan Halaman upacara dari gebalan rumput dan tanaman musiman. 18.2.6. Tempat Parkir Sepeda, bahan yang digunakan lantai cor beton tumbuk, Kerangka Kayu Belian, penutup Atap Genteng Metal 0,25. 18.2.7. Gapura, bahan digunakan Kerangka Kayu Belian Ukuran 8/8, Penutup Atap Genteng Metal 0,25.
18.3.
Pedoman Pelaksanaan 18.3.1. Tiang bendera dipasang sesuai dengan letak yang tertara dalam site plan, dibuat dari pondasi beton cor, pada kedalaman yang cukup kuat, kemudian ditanam 2 buah besi profil yang dibuat angker baut tempat memasukkan pipa besi. Dilengkapi dengan kerekan dan tali bendera. 18.3.2. Jalan masuk dan Saluran air hujan dibuat dengan beton tumbuk dan diplester, ditimbun 14
Appendix C
bagian dalamnya dengan pasir urug, kemudian di cor dengan beton cor 1 Pc : 3 PS : 5 Kr. 18.3.3. Tempat Parkir dibuat dengan lantai cor beton tumbuk, rangka kayu Belian dan Penutup Atap Genteng Metal. 18.3.4. Pra instalasi dilakukan dengan mengurus pemasukan air dari PDAM, listrik dari PLN atau generator sampai kedua hal tersebut berfungsi dan pada lokasi tersebut dibuat sumur gali atau sumur bor, hingga kedalaman sumur. 18.3.4 Papan nama sekolah dibuat dari konstruksi kayu belian/Kayu kelas I. Dengan pentutup atap dari Genteng Metal. Pasal 17 PEKERJAAN FINISHING
19.1
19.3.
Sebelum pekerjaan diserah terimakan KP-USB diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka harus menyerahkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat. Pasal 18 PEKERJAAN LAIN-LAIN
20.1.
20.2. 20.3.
Lingkup pekerjaannya adalah Administrasi/dokumentasi, Biaya kemananan/jaga malam, obatanobatan/P3K, papan nama proyek dan direksi keet lengkap. Administrasi/dokumentasi yang dimaksud adalah kegitan untuk membuat segala administrasi proyek, yaitu membuat buku harian, mingguan, bulanan dan, as built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pekeraan. As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan dan harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali dalam format kertas kalkir. Obat-obatan/P3K minimum disediakan di lapagan untuk keperluan 20 orang pekerja. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tesebut harus diaksanakan. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati dalam melaksanakan pekerjaan ini.
15
Appendix C
16