cara pemasangan batu bata untuk praktek kerja batu siswa sekolah menengah kejuruanFull description
metode pelaksanaan bata ringanDeskripsi lengkap
Descripción: COMPAÑIA
BATAFull description
project report on bataFull description
Program kreatifitas Mahasiswa
batu bataFull description
laporan keuangan PT. BATAFull description
pengertian batu bataFull description
Bata marketing projectFull description
dcFull description
Pichi,Bata. PatronajeDescripción completa
Full description
nFull description
Deskripsi lengkap
Usaha Batu BataDeskripsi lengkap
Full description
Descripción completa
Uraian Pondasi Batu BataFull description
Bata Annual Report 2012Full description
bata ringan
BAB III JOB PRAKTIKUM
III.1 JOB I. PEMASANGAN PEMASANGAN DINDING ½ BATA BATA A. DASAR TEORI
Pemasangan Dinding ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata. Kekuatan konstruksi sangat bergantung pada bahan yang digunakan dan juga pada masalah pengadukan serta pencampuran bahan-bahan tersebut sehingga memerlukan perhatian khusus. Pemasangan dinding haruslah tegak, datar, dan siku sehingga bangunan menjadi kokoh dan siku.
B. TUJUAN
Tujuan dari pemasangan dinding ½ Bata adalah :
Dapat memasang dinding ½ Bata dengan benar
Dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pemasangan ½ bata dan fungsinya
Meningkatkan pengetahuan dan skill tentang cara pemasangan ½ Bata yang baik dan benar
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam Praktek Pemasangan Dinding ½ Bata adalah : 1.
Sendok Spesi
6.
Gerobak
2.
Waterpass
7.
Meteran
3.
Skop
8.
Benang
4.
Penadah Semen
9.
Ember
5.
Ayakan
19
Bahan yang digunakan dalam Praktek ½ Bata adalah :
1.
Pasir
2.
Batu Bata
3.
Kapur
4.
Air
D. LANGKAH KERJA
1.
Membersihkan lokasi yang akan digunakan
2.
Menyiapkan alat dan bahan dalam pekerjaan pemasangan bata.
3.
Memasang benang pada area kerja. Benang dipasang dengan datar dan kencang pada dua jalur atau sumbu, yaitu A dan B yang berpotongan dan membentuk sudut siku-siku.
4.
Membuat 2 buah jalur, yaitu jalur benang A dan Benang B membentuk sumbu x,y dengan membentuk sudut siku-siku. Pembentukan sudut siku dapat dilakukan dengan cara -
Mengikat ujung benang A dan B pada Batu / tempat pengikatan yang selanjutnya akan menjadi patokan tetap (posisi tetap / tidak bergerak) lalu menarik ujung lainnya (A’) searah sumbu X dan (B’) searah sumbu Y yang menjadi benang yang bisa digerakkan hingga membentuk sudut siku-siku nantinya. Setelah sumbu A dan B berpotongan, perpotongan tali tersebut menjadi tempat menilai pengukuran kesikuan.
-
Mengukur jarak sejauh 80 cm pada jalur B dan 60 cm pada jalur Alalu mengikat tali pada jarak tersebut t ersebut sebagai tanda.
-
Langkah selanjutnya yaitu mengukur kemiringan sejauh 100 cm dengan menghubungkan tali yang diikat pada Jalur A dan B tadi, dimana
dalam
pengukuran
tersebut
digunakan
perbandingan
phytagoras yaitu 3 : 4 : 5 = Jalur A : Jalur B : Sisi miring = 60 : 80 : 100. Jika sisi miring tersebut belum cukup atau lebih dari 100 cm, ujung tali A’ dan B’ yang belum diikat
digerakkan hingga hingga sisi
miring mencapai 100 cm. Apabila telah mencapai 100 cm maka jalur A dan Jalur B telah membentuk siku (sudut 90°). 19
B’
Jalur B
80 cm 100 cm A
A’
Jalur A 60 cm
B
5.
Merendam bata dan melakukan pencampuran bahan yaitu kapur, pasir, air dengan takaran 1 :4, dan air sesuai dengan takaran yang baik .
6.
Meletakkan bata pada lantai kerja dengan memperhatikan kelurusan benang dan jarak spesi atau jarak antar bata. Bata disusun mulai dari jalur A kemudian ke jalur B. Posisi sisi memanjang bata sejajar dengan benang lalu bata agak ditekan kebawah menggesek-gesekannya ke muka dan kebelakang hingga rata
7.
Meletakkan campuran secukupnya secukupn ya pada bata yang telah disusun, serta pada spesi/jarak antar bata.
8.
Melanjutkan
pemasangan
bata
pada
lapisan
selanjutnya,namun
sebelumnya dilihat kedataran bata dengan menggunakan waterpass, penyusunan penyusunan dimulai pada jalur B terlebih dahulu. 9.
Melanjutkan penyusunan bata selanjutnya dengan pengaturan lapisan ganjil sama dengan lapisan ganjil, dan lapisan genap sama dengan lapisan genap sampai lapisan ke duabelas. Dimana pada jalur A akan membentuk lurus ( segi empat ) dan pada jalur B membentuk gigi seperti tangga.
19
E. GAMBAR KERJA Gambar 1. Gambar Kerja Job Pasangan Dinding ½ Bata
Gambar 1.1. Lapisan I
Gambar 1.2. Lapisan II
19
Gambar 1.3. Tampak Depan
Gambar 1.4. Tampak Samping Kanan
19
Gambar 1.5. Prespektif
19
F.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
- Dalam pemasangan bata sangat perlu memperhatikan kesikuan dan kedataran - Sudut dinding harus dikerjakan dengan teliti sebab akan menjadi pedoman dalam pemasangan bata selanjutnya
SARAN
- Sebaiknya memperhatikan kedataran dan ketegakan saat pemasangan bata dengan menggunakan waterpass karena akan mempengaruhi penyusunan penyusunan bata selanjutnya - Penempatan bahan dan alat harus teratur dan tidak terlalu jauh agar memudahkan dalam penggunaannya dan tidak menggunakan waktu yang lama - Berhati-hati dalam melakukan pergerakan yang dapat menyebabkan perubahan kesikuan - Meningkatkan kerjasama dalam pengerjaan praktek