Pemberian pengobatan TB kategori 1 adalah pemberian regimen obat anti TB (OAT) kategori 1 segera setelah pasien didiagnosis TB dan di klasifikasi sebagai TB baru oleh dokter penanggung jawab
2. TUJUAN
Sebagai acuan tata laksana pengobatan TB kepada pasien dengan klasifikasi TB baru
1. KEBIJAKAN
SK Kepala Puskesmas No. ... ttg Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit TB
2. REFERENSI 3. ALAT DAN BAHAN
4. PROSES
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ,Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2014 1. OAT Kat 1 2. Register TB 01 3. Alat Tulis 1. Pasien yang telah didiagnosis dan di klasifikasi sebagai pasien baru dengan kriteria : a. pasien yang belum be lum pernah pe rnah mendapatkan m endapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis). b. Pasien TB paru baru terkonfirmasi terkonfirma si bakteriologis c. Pasien TB paru baru terdiagnosis klinis d. Pasien TB baru ekstra paru Segera mendapat terapi OAT kategori 1, dengan dokter penanggung jawab atau pelaksana program mengisi blangko TB 13 (permintaan OAT) untuk dikirim ke farmasi 2. OAT kategori 1 yang tersedia di Puskesmas Ponggok adalah FDC yang sumbernya dari Dinas Kesehatan Kabupaten. merupakan kombinasi dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) 3. Sebelum memulai pengobatan pasien di timbang dan berat badan di catat dalam register TB 01. Dosis pemberian regimen pengobatan disesuaikan dengan berat badan pasien. 1 paket OAT program diperuntukan untuk 1 pasien. Panduan pengobatan kategori 1 adalah 2HRZE/ 4 (HR) 3 artinya pada 2 bulan (fase awal) kombinasi obat HRZE di minum setiap hari selanjutnya 4 bulan (fase lanjutan) kombinasi kombinasi obat HR di minum seminggu 3 kali Dosis panduan pemberian OAT kategori 1 sesuai berat badan: Berat Tahap Intensif Tahap Lanjutan Badan tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu selama RHZE (150/75/400/275) 16 minggu RH (150/150) 30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT 38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT 55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT >71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT 4. Pasien TB dan keluarga menunjuk seorang PMO ( keluarga / tetangga ) yang dapat membantu melakukan pengawasan minum obat pasien.
Petugas Kesehatan memberikan konseling kepada pasien dan PMO tata cara minum OAT yang diminumnya sehari 1 kali (dengan jumlah obat sesuai BB) dan sebaiknya diminum pagi hari sebelum makan (saat perut kosong) tetapi apabila mual bisa diganti diminum malam sebelum tidur 5. Selain itu petugas kesehatan menjelaskan pentingnya minum obat teratur sampai masa pengobatan selesai, dampak apabila putus berobat dan mengedukasi pasien dan keluarga untuk mengenali keluhan yang timbul selama minum OAT untuk segera kontrol atau konsultasi ke no contact pelaksana program yang tertulis di TB 02, Pasien diminta mengulangi penjelasan yang diberikan oleh petugas. 6. Setelah pasien dan PMO paham serta dapat mengulangi penjelasan petugas pasien diberi resep dan form TB 13 untuk mengambil OAT kategori 1 di farmasi, selain itu pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB ( form TB-02 ), yang akan dibawa pasien saat pasien kontrol, yang dipergunakan untuk mengingatkan pasien jadwal kunjungan kontrol dan jadwal kunjungan pemeriksaan dahak ulang 7. Perjalanan pengobatan pasien TB selain di catat dalam rekam medik pasien juga di catat dalam lembar pengobatan TB ( form TB-01 ) 1. UNIT TERKAIT