Peta Ilmu Senin, 25 November 2013 Pembuatan Media oleh Nuya
LAPORAN PRAKTIKUM II BAKTERIOLOGI I PEMBUATAN MEDIA Nama Nim Kelompok Dosen Asisten
: Irwanti : 12.901.259 : III : Ennycke Sary, S.Si : Atma Lingga Sofyaningsih
PRODI D3 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2013 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme,terutama bakteri (bakteriologi),mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri (Diktat Mikrobiologi Dasar). Berdasrkan atas penemuan para tokoh maka muncullah suatu proses yang dinamakan penanaman bakteri baik melalui media padat,cait,ataupun semi solid.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut
harus
sesuai
susunanya
dengan
kebutuhan
jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dkk,1993). Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008). Berdasarkan hal tersebut, maka di lakukanlah praktikum ini untuk mengetahui Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme yang sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isoalsi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam satu bahan.
I.2. Maksud dan tujuan percobaan 1. Maksud Untuk proses pengembangbiakan bakteri,mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikroorganisme,mengetahui jenis dan kegunaan media. 2. Tujuan Untuk mengetahui cara pembuatan media padat,cair dan semi padat.
I.3. Prinsip Kerja Biakan
murni
mikroorganisme
memerlukan
medium
yang
sesuai
untuk
pertumbuhannya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah dengan medium adalah berbagai zat nutrisi
yang
diperlukan
untuk
menunjang
dkk,2010,Praktikum Mikrobiologi Dasar). 1. Medium cair
pertumbuhan
mikroorganisme
(Sinta
Garam empedu dan kristal violet menghambat pertumbuhan bakteri gram,laktosa dan pH indicator merah netral digunakan untuk mendeteksi penurunan laktos (bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa atau tidak). 2. Medium setengah solid (semi solid medium) Sejumlah agar nutrient ditimbang dan dilarutkan dengan menggunkan aquadest,sambil dipanaskan diatas penangas air,setelah sedikit dingin kedalam tabung reaksi dan dinginkan kedalam eksikator selama 15 menit angkat,dinginkan agar nutrien media dan agar semi solid siap digunakan. 3. Medium padat Pembuatan
media
dengan
agar-agar
alat
dan
bahan
terlebih
dahulu
harus
di
sterilkan,kemudian di masak sampai mendidih sambil diaduk ini bertujuan untuk homogen.setelah mendidih di masukkan kedalam cawan petri dan tabung reaksi untuk agar miring.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut
harus
sesuai
susunanya
dengan
kebutuhan
jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,dan Wheeler,1993.Mikrobiologi Dasar Jilid 1). Pada pertumbuhannya terjadi sintesa yang khas dan berimbang dari komponen-komponen protoplasma dari bahan-bahan gizi (nutrien) yang terdapat dalam lingkungannya (Mikrobiologi Kedokteran). Bakteri itu berbeda-beda,contohnya:Chleamydiaceeae mempunyai daur perkembangan yang unik,yaitu terdapat bentuk infeksius yang secara metabolik bersifat inaktif (badan elementer,elementary body EB) dan bentuk noninfeksius yang secara metabolik bersifat aktif (badan retikulat,reticulate body, RB) (Sylvia,2009,Bakteri Intra Seluler). Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan. Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboraturium dapat dibedakan dalam:medium pembiakan dasar,medium pembiakan penyubur,medium pembiakan
selektif,dan
cara
mendapatkan
biakan
murni
(Drs.Koes
irianto,2006,mikrobiologi). Begitu tersedia kodisi yang memuaskan untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, untuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi dan pertumbuhan bakteri tersebut, dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkngan tumbuhnya. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan bakteri dalam biakan murni.Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Dalam pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba. 2. Tidak mengandung zat penghambat pertmubuhan. 3.
Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
4. Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai. 5. Dan dalam keadaan steril.
Jenis-jenis medium berdasarkan komponen dasar pembuatannya : 1. Medium kompleks. 2. Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentu. Jenis medium berdasarkan komposisimediumnya : 1. Medium umum. 2. Medium diperkaya. 3. Medium selektif. 4. Medium diferensial. Jenis medium berdasarkan komposisi bentuknya : 1. Medium cair. 2. Medium semi padat. 3. Medium padat (Sinta dkk,2010,Praktikum Mikrobiologi Dasar). Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri(Pelczar et al.,1988). Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu,cara pengenceran,cara penuangan,cara penggesekan atau penggoresan,cara penyebaran,cara pengucilan 1 sel,dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo, 2007). 1. Cara pengenceran Cara pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. 2. Cara Penuangan Cara ini pertama dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1905), yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O 2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC),Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong,tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi. 3. Cara Penggoresan Cara penggoresan bertujuan bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Isolasi bakteri dengan cara ini terbagi a.
menjadi tiga yaitu : Goresan sinambung Cara kerja : Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik,Sentuhkan ose pada media agar dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar,Jangan pijarkan ose, lalu putar cawan 180 oC lanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal,
melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru. b. Goresan T Cara kerja : Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker,Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik,Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag,Panaskan ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang c.
sempurna,Lakukan hal yang sama pada daerah 3. Goresan kuadran (streak quadrant) Cara kerja : Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal. Cara Penyebaran
1.
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut : 2. Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. 3. Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
4.
Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar. Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
BAB III METODE KERJA III.1. Media semi soli (Media SIM/Sulfur Indol Motility) A. Alat : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Erlenmeyer 500 ml BatangPengaduk Tabung Reaksi Gelas Ukur 100 ml Rak Tabung Pemanas Kaki Tiga Autoclave Asbes Gelas Kimia 250 ml
B. Bahan a. b. c. d. e. f. g. C.
Pepton DR kasein Pepto daging NH4Fe citrat Na2S2O3 Agar Aquadest Tripton Cara kerja : Media SIM merupakan media yang terdiri dari sulfur dan indol metility (medium tripton).
Maka dalam pembuatannya,pertama-tama yang harus dilakukan adalah : 1. Pemuatan motility a. Siapkan alat dan bahan b. Dan dilakukan penimbangan pada : Pepton dr kasien sebanyak 20,0 gr Pepton daging sebanyak 6,6 gr NH4Fe citrat sebanyak 0,2 gr N2S2O3 sebanyak 0,2 gr Agar sebanyak 0,3 gr c. Kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 1 L. d. Setelah semua bahan telah ditimbang dan bercampur dengan aquadest maka dilakukan 2. a. b. c. 3. 4. 5. 6.
pemanasan sampai menidih. Pembuatan medium tripton 1 % (Indol) Ditimbang tripton sebanyak 10 gr Tambahkan aquasest sebanyak 1 L. Kemudian panaskan hinggah menddih. Setelah keduanya mendidh maka dilakukan pencampuran antara Motility dengan Indol. Setelah tercampur,maka didinginkan sejenak. Masukkan kedalam tabung reaksi. Media siap digunakan dengan metode tusuk.
III.2. Media Cair (media gula-gula) A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alat : Neraca - Pipet tetes Sendok tanduk - Pipet ukur Erlenmeyer Waterbath Tabung + rak Autoclave Bahan : Kaldu ( pengganti pepton) KOH 40 % Aquades Powder glukosa Powder sukrosa Powder maltosa Cara Kerja : Siapkan alat dan bahan (semua harus steril). Mengatur pH aquadest. Membuat air peptone. Menuang larutan ke dalam tabung. Mensterilkan gula-gula. Menyimpan media.
III.3. Media Padat (Na) A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3. C. 1.
Alat : Timbangan neraca Tabung reaksi Batang pengaduk Erlenmeyar Rak tabung reaksi Gelas ukur Bahan : Medium Na 2.8 gr Aquadest 100 ml Alkohol 70 % Cara kerja : Masukkan medium NA kedalam aquades, aduk
dan panaskan sampai mendidih dan
homogen. 2. Masukkan kedalam tabung reaksi atau labu Erlenmeyer 5 mL 3. Sterilkan tabung reaksi atau labu Erlenmeyer dengan menggunakan autoclave. 4. Medium siap digunakan.
BAB IV IV.1. Tabel Tabel pengamatan
Cair
Hasil Bentuk Cair
Warna Kuning
Semi Padat
Semi Padat
Bening
Agar
Agar diri Agar miring Agar datar
Bening Bening Merah
Pembuatan Media
IV.2. Gambar 1. Gambar Medium Cair ( E. Coli )
( Escherichia coli )
2.
Gambar Medium Semi Padat ( stahylococcuses therase )
3. Gambar Medium PaPdat ( salmonella sp )
( Staphylococcus aureus )
Agar diri
Agar miring Agar datar
BAB V PEMBAHASAN Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan juimlah mikroba. (schlegel,1994). Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masingmasing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar 2008: 86). Dari Praktikum, hasil pembuatan media pertumbuhan mikroba NA yang dilakukan, mulai dari pemanasan medium NA dengan akuades, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian disterilkan, dan disimpan sampai media siap dibiakan. Medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba. Adapun pembuatan media yaitu media padat,semi padat,media cair Media padat yaitu media yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat ± 15%,media
ini
dapat
berbentuk
media
organik
(alamiah),misalnya
media
wortel,kentang,dedak dan lain-lain,atau medium anorganik misalnya silika gel. Pembuatan media padat pertama-tama siapkan alat dan bahan ,lalu masukkan agar nutrient ditimbang 0,35 gram yang ada pada beaker glass 250ml.lalu ditambahkan aquadest 50 ml. Setelah itu panaskan hot plate larutan agar dan aduk hinga homogen dan tunggu hingga mendidih dan terjadi perubahan warna kebeningan dari larutan berwarna keruh kemudian hot plate dimatikan lalu angkat larutan agar,kemudian agar dimasukkan kedalam tabung reaksi 5ml,pada ssat memasukkan agar pada tabung reaksi dalam keadaan aseptic lalu tutup dengan bundle,lalu ikat tabun reaksi dengan karet tutup rapat denan kertas dan rapikan ,diamkan dalam autoclave masukkan selama 15 menit dengan suhu 121C.kemudian setelah diamkan dalam autoclave masukkan kedalam lemari es setelah dingin media siap digunakan.
Media semi padat pertama-tama siapkan alat dan bahan kemudian ditimbang 0,35 gram nutrient dua kali lalu masukkan kedalam beaker glass 250 ml dan ditambahkan aquadest 50 ml dua kali diatas hot plate hingga mendidih dan terjadi perubahan warna dari warna keruh menjadi warna kebeningan matiakan hot plate dan angkat larutan agar kemudian tuang kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml lalu ditutup dengan bundle,pada ssat memasukkan agar pada tabung reaksi harus dalam keadaan aseptic,kemudian tutup bundle,ikat tabung dengan karet lalu tutup rapat dengan kertas dan rapikan setelah dirapikan masukkan kedalan autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C setelah 15 menit angkat tabung reaksi lalu dinginkan setelah dingin media siap digunakan untuk pertumbuhan bakteri yang akan digunakan. Media cair dengan media gula-gula pertama-tama siapkan alat dan bahan yang steril kemudian Mengatur pH aquadest Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media T S I A, salah satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pHaquadest yang di atur pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.pH aquades tuntuk media Gula-gulayaitu 7,0, jika pH masih dibawah ketentuan atau cenderung keasam (<7), maka harus ditambahkan KOH 40% tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan. Dan jika diatas ketentuan atau cenderung kebasa,(>7), makah arus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan setelah mengatur pH aquadest .Membuat air peptone.Air peptone dibuat dengan melarutkan 3 gr kaldu dalam 300 ml aquades menggunakan gelas kimia.Setelahitu air peptone yang telah dibuat dituang kedalam gelas kimia,siapkan erlenmeyer. Didalam erlenmeyer yaitu powder glukosa, sukrosa, dan maltose masing-masing 100 ml. Kemudian panaskan Erlenmeyer kedalam waterbath agar larutan dapat.laru t sempurna.Setelah larut, angkat dari lampu spiritus kemudian saring keerlenmeyer.lalu
Menuang larutan kedalam tabung .Sebelum menuang, tabung-tabung
harus lebih dahulu disiapkan dan diisi tabung durham. Tiap tabung diisi 3 ml. tabung yang dipakai sebanyak 10 buah.Sebelum tabung-tabung ditutup dengan kapas, durhamnya dipastikan telah terisi oleh larutan gula-gula atau tidak ada lagi udara di dalam durham.lalu Mensterilkan gula-gula proses strilisasi dilakukan di dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai suhu 121°C.setelah disterilisasi simpan
Media yang telah steril didinginkan dan
selanjutnya disimpan di dalam lemari es sampai siap digunnakan. Hasil akhir dari praktikum yang telah dilakukan yaitu setelah medium NA di diamkan di kulkas selama 4 hari dan dilihat kembali ternyata hasilnya tidak terlihat tumbuh jamur, NA nya membeku sempurna, tidak ada penggumpalan. Hal ini menunjukkan pembuatan medium NA yang dilakukan berhasil.
Teknik pengambilan sampel bakteriologis rediri atas dua istilah,yaitu : isolasi bakteri dan inokulasi bakteri. Isolasi bakteri adalah proses pengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehinggah diperoleh biakan yang murni. Sedangkan inokulasi adalah proses pemindahan bakteri dari mediaum lama kemedium yang baru. Tujuan sterilisasi yaitu agar tidak terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan yang dimana dapat menghambat proses pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri.
BAB VI KESIMPULAN Dari praktikum pada Media Pertumbuhan Mikroba dapat disimpulkan bahwa : 1. Fungsi medium (NA) berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik atau semi ilmiah,berdasarkan konsistennya merupakan medium padat, untuk menumbuhkan bakteri. 2. Medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri. 3. Macam-macam media yang dapat digunakan yaitu media datar/cawan petri, media tegak, dan media agar miring.
DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro, D. 1981. Dasar – dasar mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Eva. 2000. Sterilisasi secara kimiawi. Laboratorium mikrobiologi dasar, UNPAD. Bandung. Saskia sinta dkk. 2010. Praktikum mikrobiologi dasar. Trans Info Media. Jakarta. Irianto koes,D. 2006. Mikrobilogi Menguak dunia Mikroornisme.Yrama Widya. Bandung. Silvia Y. 2009. Bakteri Intra Seluler Obligat. Erlangga. Jakarta. Staf. 1993. Mikrobiologi kedoktern. Binapura Aksara. Jakarta. Pewarnaan granula bakteri _ Ripani Musyaffa Ahdanlab Blog.htm Fauziah.,2008,http://www.fkugm2008.com/wp-content/uploads/HSC/12x/6/Praktikum6.pdf. diakses pada tangan 04 April 2009, Makassar. Diposkan oleh Irwanthy Nuya di 10.18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2013 (3) o ▼ November (3)
Pembuatan Media oleh Nuya
Laporan Pewarnaan Gram
Makalah Staphylococcus