INSTALASI LISTRIK
1. LATAR BELAKANG PERLUNYA PEMERIKSAAN 1.1. POTENSI BAHAYA LISTRIK PADA INSTALASI ns a as
sr
mem
po ens
a aya
ag manus a maupun
ag
instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumbe . 3
Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu : ¾
Baha a ke ut listrik karena tersentuh te an an
¾
Bahaya kebakaran
¾
Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
¾
Bahaya ledakan atau percikan metal panas
628
1. LATAR BELAKANG PERLUNYA PEMERIKSAAN 1.1. POTENSI BAHAYA LISTRIK PADA INSTALASI ns a as
sr
mem
po ens
a aya
ag manus a maupun
ag
instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumbe . 3
Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu : ¾
Baha a ke ut listrik karena tersentuh te an an
¾
Bahaya kebakaran
¾
Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
¾
Bahaya ledakan atau percikan metal panas
628
1.2. KONDISI YANG DAPAT MENUNJANG TERJADINYA KECELAKAAN/KERUSAKAN /KEBAKARAN a
Kondisi tersebut terjadi antara lain karena hal-hal berikut: Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan 3 en am aman an salah Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang 3 tidak sesuai. 3 Leda Ledaka kan, n, per percika cikan n api api atau atau pema pemana nasa san n loka lokall yang ang timb timbul ul karena salah pemilihan dan penggunaan perlengkapan listrik Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang 3 disyaratkan dalam standar maupun dalam PUIL. e a sanaan pemasangan s s em pro e s ermasu dalamnya sistem pembumian instalasi yang tidak benar 3 Pengg enggun unaa aan n iden identi tifi fika kasi si warn warna a atau atau tand tanda a lain lain yang ang tida tidak k . Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan 3 pada klem buruk kondisinya 3 3
tidak berimbang Keadaan lingkungan instalasi yang buruk 629
1.3. SUMBER KECELAKAAN KARENA LISTRIK e a -se a emung nan ece a aan yang erasa 9 Peralatan sudah tua. 9 Peralatan yang kondisinya tidak baik. a
ar pera a an :
. Sebab - sebab kemungkinan kecelakaan yang berasal bukan dari peralatan (peralatan memenuhi persyaratan). 9 9
9 9
9
listrik. Kesalahan yang dilakukan oleh instalatur, karena salah memasan eralatan tidak men ikuti eraturan atau salah memilih peralatan/ material yang tidak memenuhi persyaratan standar dan persyaratan PUIL. Kesalahan yang dilakukan oleh pengawas, karena tidak cermat, tidak disiplin Kesalahan yang dilakukan oleh perancang atau perencana, baik karena salah memilih peralatan maupun karena salah per ungan perencanaan Kesalahan - kesalahan karena kondisi peraturan dan kontrol yang belum memadai
630
1.4. TUNTUTAN ATAU SYARAT UTAMA BAGI INSTALASI LISTRIK a
Instalasi harus aman bagi manusia, ternak dan harta benda bagi instalasi
a
Instalasi listrik harus akrap lingkungan dalam arti tidak merusak
a
lingkungan dalam
631
1.5. PERATURAN INSTALASI LISTRIK a
a
a
a
PUIL 2000 mempunyai maksud dan tujuan utama agar pengoperasian instalasi listrik dapat terselenggara dengan baik terutama untuk mence ah baha a listrik. Instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dioperasikan dan dikelola/dipelihara secara berkala dengan . Para ahli dan teknisi yang mengerjakan tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki kompetensi sesua engan angnya. Peralatan dan material instalasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan standar SNI atau standar lain yang diberlakukan dan harus pula memenuhi persyaratan PUIL antara lain sesuai penggunaan dan kemampuannya.
632
1.6. PERTANGGUNG JAWABAN PEKERJAAN a
Pembangunan instalasi listrik sesuai dengan peraturan, memerlukan biaya dan waktu dan dilakukan berdasarkan persetujuan antara pemilik dan kontraktor.
a
Biaya, waktu pelaksanaan dan data teknis instalasi tersebut serta ketentuan pelaksanaannya dicantumkan dalam dokumen teknis (gambar, perhitungan teknis dan spesifikasi peralatan/material listrik) yang merupakan bagian dari kontrak perjanjian.
a
Hasil pemasangan instalasi harus diverifikasi dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh pemilik dan juga harus ver as esesua annya engan persyara an .
633
1.7. SETIFIKAT LAIK OPERASI
a
UU dan peraturan perundangan mempersyaratkan sertifikat laik operasi bagi instalasi listrik baru atau instalasi listrik lama yang telah mengalami perubahan, sebelum instalasi tersebut dioperasikan.
634
2. KETENTUAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SESUAI PUIL 2000 2.1. LINGKUP PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN a a
a
Instalasi listrik yang baru dipasang atau telah mengalami perubahan, harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan PUIL 2000. Pemeriksaan dan pengujian sistem pembumian instalasi domestik dan non domestik harus mengikuti ketentuan sistem pembumian yang rap an. Sistem pembumian pembumian yang diatur dalam PUIL adalah : 3 Sistem TN-S, dimana penghantar pengaman terpisah di seluruh 3 3 3
Sistem TN-C-S, dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem Sistem TN-C, dimana fungsi netral dan fungsi proteksitergabung dalam penghantar proteksi di seluruh sistem. Sistem TT, dimana BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi .
Catatan: Sisten TN-C-S digunakan pada instalasi yang disambung pada jaringan PLN berdasarkan SPLN-3.
635
Lanjutan 2.1 3 3
a
Pemeriksaan awal yang teliti terhadap bagian instalasi yang penting Pen ukuran an da at menun ukkan keefektifan sistem pengaman (a.l. pengukuran dan pengujian resistans pembumian dan berfungsinya alat pengaman GPAS – gawai proteksi arus sisa dan GPAL – gawai proteksi arus lebih)
Pemeriksaan awal mengenai: Kesesuaian ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih 3 Luas penampang minimum penghantar pengaman dan 3 3 3 3 3
3
Kontinuitas penghantar pengaman Apakah penghantar pengaman tidak terhubung dengan penghantar fase? anda pengenal penghantar nol dan penghantar pengaman Apakah kotak kontak dan tusuk kontak telah mempunyai penghantar pengaman dengan luas penampang yang cukup Apakah tegangan nominal sakelar pengaman (sptb atau spas) cocok dengan tegangan nominal jaringan. 636
Lanjutan 2.1. ns a as s r yang se esa pasang, a au yang menga am perubahan, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik sesuai lingkup pemeriksaan dan pengujian yang dsitetapkan dan . Penyimpangan dari ketentuan ini dapat dilakukan pada instalasi sementara dan instalasi kedutaan asing, dengan izin khusus dari . a
Pemeriksan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai hal berikut: er aga macam an a pengena an papan per nga an 9 Perlengkapan listrik yang dipasang 9 Cara memasang perlengkapan listrik 9 9
Pembumian Resistans isolasi
9
Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik Pemeriksaan dan pengujian disusul dengan uji coba. 9
637
2.2. ACUAN a
Pemeriksa instalasi listrik harus mentaati ketentuan dalam PUIL 2000 dan peraturan-peraturan lain sebagaimana disebut dalam PUIL 2000: 9 UU No. 1 tahun 1970 9 Peraturan bangunan nasional pemerintah RI tentang pengusahaan 9 Peraturan kelistrikan 9 Peraturan pemerintah RI tentang keselamatan kerja 9 Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang izin usaha kelistrikan 9 Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang standar nasional indonesia (SNI) era uran a nnya mengena e s r an an usa a penunjangnya.
638
2.3. PEMBERITAHUAN KESIAPAN INSTALASI UNTUK DIPERIKSA a
Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, elaksana eker aan emasan an instalasi tersebut harus secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang berwenang bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat pengamanan sebagaimana diatur dalam PUIL 2000 ini serta siap untuk diperiksa dan diuji.
639
2.4. SERTIFIKAT LAIK OPERASI & DOKUMEN TERTULIS LAINNYA a
Instalasi listrik yang sudah memenuhi semua ketentuan dalam puil 2000 ini diberi sertifikat oleh instansi yang berwenang dan dapat dioperasikan dengan syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. , dinyatakan secara tertulis oleh badan penguji.
,
640
2.5. UJI COBA a
Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai ketentuan PUIL, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan waktu yang disyaratkan. , digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rencana dan tujuan penggunaannya.
a
Hasil pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji coba, harus dilaporkan dalam bentuk berita acara.
a
Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus dihentikan dan hanya dapat diulangi seteh instalasi diperbaiki. 641
2.6. PEMELIHARAAN a
Karena instalsi mengalami aus, penuaan atau kerusakan yang akan mengganggu instalasi jika dibiarkan, secara berkala instalasi harus per sa
an
per a ,
an
ag an yang aus, rusa
a au
mengalami penuaan diganti. a
Perlengkapan tertentu seperti relai, kontaktor yang bagiannya lebih cepat terganggu bekerjanya karena mengalami aus, penuaan atau kerusakan harus secara berkala di eriksa dan dicoba baik se i mekanis maupun listriknya.
642
2.7. PEMERIKSAAN BERKALA a
Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan secara berkala dan teratur berdasarkan petunjuk, metode, dan program yang telah ditentukan.
a
Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam laporan tertulis pemeriksaan.
a
Instalasi listrik yang disiapkan untuk melayani keadaan darurat, harus diperiksa dan dicoba secara berkala agar keamanan dan keandalann a ter amin.
a
Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara di lapangan pembangunan harus diawasi oleh orang yang berwenang dan memikul tanggung awab penuh atas keamanan menggunakan, mengubah, dan menambah instalasi. Instalasi sementara tersebut harus diperiksa dan diuji secara berkala sesuai ketentuan mengenai instalasi sementara, paling lama tiga bulan sekali sesuai dengan keadaan dan tempat instalasi. 643
3. PELAKSANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN 3.1. LEMBAGA SERTIFIKASI a
Pemeriksa instalasi listrik harus men unakan tena a ker a an berkompeten sesuai dengan bidangnya dan bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh lembaga akreditasi an diteta kan berdasarkan UU.
a
Pemeriksa instalasi listrik wajib menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan ese amatan an ese atan erja yang er a u.
a
Lembaga sertifikasi yang melakukan pemeriksaan dan pengujian
a
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik domestik dan non domestik dengan daya sampai 199 kVA dan penerbitan sertifikasi laik operasi dilakukan oleh KONSUIL 644
Lanjutan 3.1. .1. dan diuji dengan hasil baik. a
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi di atas 199 kVA tegangan rendah dan tegangan tinggi dilakukan oleh instansi lain yang netral. 3
3
Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, sesuai sesuai peraturan perundang-undangan terkait K3 Listrik melakukan pemeriksaan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang merupakan obyek pengawasan di bidang K3 Listrik, dimana tenaga kerja melakukan kegiatannya. Direktorat Jendral Listrik dan Pengembangan Energi, sesuai peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan, menetapkan sistem standardisasi dan sertifikasi di bidang ketenagalistrikan, termasuk diantaranya sertifikasi tenaga domestik. Untuk instalasi non domestik telah ditunjuk 15 perusahaan pemeriksa.
645
3.2. PEMERIKSA/PENGUJI (INSPEKTOR) pemeriksaan instalasi listrik harus ahli (memiliki sertifikat kompetensi) dibidang kelistrikan, memahami peraturan perlistrikan,
a a
bekerja dari instansi yang berwenang. Penguji harus mampu menjaga keselamatan dirinya dan juga orang lain di dekat tempat pengujian. Sikap dan tindakan pengujian yang harus dilakukan oleh seorang penguji mencakup diantaranya hal-hal sbb.: Meyakini bahwa tindakan keselamatan dan pengamanan 3 dipatuhi Mempunyai pemahaman tentang instalasi, bagaimana 3 rancangannya dan bagaimana pemasangannya.
3 3
memenuhi standar yang ditentukan dan masih mempunyai tanda lulus kalibrasi . Memeriksa bahwa penghantar uji yang akan dipakai dalam keadaan baik perlu diproteksi oleh pengaman lebur.
646
4. DATA YANG DIPERLUKAN PENGUJI yang jelas tentang instalasi dan bagaimana melaksanakan fungsi tersebut. 9 Data yang diperlukan oleh seorang pemeriksa dan penguji adalah s .: ¾ Gambar situasi ¾ Gambar instalasi sesuai ketentuan ¾ Jenis su lai a a fasa tun al atau fasa ti a ¾ Kebutuhan maksimum instalasi ¾ Tindakan pembumian bagi instalasi ¾ Rincian rancangan instalasi termasuk susunan PHB utama dan ¾
Data mengenai rancangan instalasi termasuk perhitungan untuk menentukan kebutuhan maksimum, penampang penghantar fasa dan netral, penghantar pengaman dan lainnya.
jika terjadi gangguan bumi. ¾ Daftar semua sirkit dan perlengkapan yang mungkin menjadi rusak karena adanya pengujian. apakah instalasi telah memenuhi Regulasi dan Persyaratan atau bahwa instalasi telah dilaksanakan sesuai rancangan. 647
5. INSTRUMEN UJI 5.1. INSTRUMEN UJI YANG DIPERLUKAN a
Ohmeter resistans rendah
a
Pengukur resistans isolasi
a
Pengukur impedans lingkar gangguan bumi
a
Penguji GPAS
a
Pengukur resistans elektroda bumi
a
Penguji tegangan terpasang
648
5.2. PERSYARATAN INSTRUMEN UJI a
Harus disimpan dengan baik dan selalu selalu dalam keadaan siap pakai.
a
Secara berkala harus dikalibrasi agar ketelitian yang disyaratkan dipenuhi a caca ulang
arena per a uan me an s yang
asar,
arus
u
digunakan a
Harus diperiksa setiap tahun bagi instrumen yang sering dipakai.
a
Untuk instrumen digital persyaratan ketelitian ±5% skala penuh sehingga terpenuhi ketelitian ±5% 649
6. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI 6.1. PEMERIKSAAN PENANDAAN DAN TANDA PERHATIAN a
a e pa a pengaman e ur
a
Penandaan pada sakelar utama
a
Pengumuman pada PHB utama tentang pengujian terakhir dan en u ian berkala berikutn a.
a
Tanda peringatan adanya bahaya jika penghantar bumi dilepas pada titik: elektroda bumi, terminal pembumi utama dan penghantar pengikat ekipotensial
650
6.2. PEMERIKSAAN ATAU INSPEKSI SEBELUM DILAKUKAN PENGUJIAN a
Tidak terlihat cacat atau rusak
a
Telah dipilih dan dipasang secara benar
a
Telah memenuhi dan sesuai standar yang berlaku
a
Sudah cocok dengan kondisi sekeliling yang berlaku
651
6.3. URUTAN PENGUJIAN YANG AMAN a
Sebelum instalasi dihubungkan dengan suplai: 3 3 3 3 3 3 3
Kontinuitas penghantar proteksi Kontinuitas penghantar pengikat Resistans isolasi Isolasi yang dilaksanakan setempat Proteksi den an emisahan Proteksi dengan penghalang Dan penyelungkupan
3 3 3
Polaritas Resistans elektrode bumi
3
Meyakini polaritas yang benar Impedans lingkar gangguan bumi
3
Bekerjanya semua sakelar, pemutus sirkit dan pemisah
3
652
6.4. PEMERIKSAAN BERKALA a
Disarankan jadwal pemeriksaan dan pengujian berkala berbagai instalasi sbb: 5 tahun 3 Rumah tinggal 5 ” 3 Bangunan komersial ” 5 ” 3 Sekolah 5 ” 3 Rumah sakit 1 ” 3 Komplek hiburan 3 ” 3 Agro bisnis ” 1 ” 3 Sistem alarm kebakaran 3 bulan 3 Instalasi sementara 653
6.5. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI DOMESTIK a
Kontraktor harus menyerahkan suatu berkas yang berisi a.l.: Kontraktor harus menyerahkan dokumen yang berisi a.l.: 3 an telah diisi dan dibubuhkan ¾ Satu kartu JILDAG gambar instalasi dan gambar situasi dan telah ditandatangani di atas meterai oleh PJT
¾ ¾
tegangan dan impedans lingkar bumi Daftar peralatan/material listrik yang terpasang beserta Sertifikat kontraktor yang menyatakan bahwa instalasi telah selesai dipasang dengan baik dan telah diperiksa
Tanda pelunasan biaya pemeriksaan dan pengujian Kontraktor harus menyiapkan petugas untuk mendampingi ¾
3
pengujian instalasi. 654
Lanjutan 6.5 membubuhkan tanda tangan pada borang pengujian KONSUIL bersama pemilik rumah. 9
9
9
9
pemeriksaan dan pengujian dengan berpedoman pada borang pengujian yang sudah baku Setelah pemeriksaan selesai dan data hasil pemeriksaan telah dituangkan pada borang, penguji membubuhkan tanda tangan pada borang tersebut. Penanggung jawab kontraktor atau yang diberi wewenang bersama pemilik instalasi harus membubuhkan tanda tangannya pada borang pengujian untuk kesaksiannya bahwa pemeriksaan dan pengujian telah dilaksan sesuai prosedur. yang telah diisi dan ditandatangani. Selanjutnya TIM ahli memberi penilaian apakah instalasi layak atau tidak diberi . Instalasi yang memenuhi syarat diberi sertifikat yang ditandatangani oleh Ketua KONSUIL.
655
6.6. TEMUAN ATAU PENYIMPANGAN YANG SERING DIJUMPAI. a
Hal-hal yang tidak sesuai ketentuan, mengakibatkan pemeriksaan ulang harus dilaksanakan. Biaya pemeriksaan bertambah a.l.: 3
3
3
3
Alamat tidak ditemukan. Gambar situasi tidak jelas dan atau tidak dikenal warga setempat. Instalasi telah tersambung ke aring PLN oleh instalatur yang bersangkutan. Penghuni melarang listrik dimatikan agar bebas tegangan, akibatnya gagal dilaksanakan pengujian. Denah setempat tidak sesuai dengan gambar JILDAK, misalnya gambar untuk 1 lantai, kenyataannya bangunannya . , kenyataannya 8X29 m2. Gambar instalasi/ bagan satu garis tidak sesuai dengan yang terpasang 656
Lanjutan 6.6 a
Kesalahan atau penyimpangan teknis yang tergolong MAYOR, menjadikan instalasi tidak laik operasi: Hasil ukur tahanan isolasi tidak memenuhi ers aratan PUIL. 3 3 Ukuran penghantar saluran utama kurang dari 4 mm2 (Cu) Penghantar sirkit akhir tanpa penghantar pembumian 3
3 3
3
3
1,25 m Sistem pembumian, elektroda bumi, penghantar PE tidak ada Penghantar elektroda bumi lebih kecil dari penghantar saluran utama untuk saluran utama s/d 35 mm2 Pen abun an en hantar netral den an en hantar pembumian tidak dilakukan di PHB/KHB Warna penghantar netral tidak biru muda . yang hijau-biri. 657
Lanjutan 6.6 9
PHB/KHB tidak dilengkapi sakelar utama, kecuali untuk 1 (satu) sirkit dan KHB cabang yang berjarak kurang dari 5 m
9
Penghantar sirkit cabang tidak dilengkapi pengaman
9
Jumlah titik beban terpasang tidak sesuai
9
Polaritas KKB dan atau fitting lampu dan atau sakelar tidak
gambar di
benar 9
Besar
pengaman
tidak
memperhatikan
KHA
saluran
/penghantar yang diamankan dan tidak memperhatikan 9
Penggabungan penghantar dengan jenis yang berbeda (Cu dan Al) tidak menggunakan alat sambung bimetal
658
Lanjutan 6.6 a
Kesalahan atau penyimpangan yang sementara ini dikategorikan MINOR, sehingga instalasi bisa dianggap laik operasi. 3
Simbol yang digunakan tidak sesuai PUIL 2000
3
Gambar Bagan Satu Garis tidak sesuai dengan Gambar
3
Tanda jumlah dan macam hantaran tidak ada
3
Jenis
3
Tanda hantaran naik/turun pada denah bertingkat tidak ada
3
Simbol/Gambar peralatan terpasang permanen (motor, AC
enam an
en hantar dan abel Beban tidak ada
Sentral dll) termasuk alat kontrolnya serta data teknis tidak ada.
659
7. DOKUMENTASI PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN.
a
Data pelanggan
a
Surat permintaan pemeriksaan dan pengujian.
a
Laporan.
a
Laporan pemeriksaan dan pengujian dibuat sesingkat mungkin, hanya memuat hal-hal yang esensiil saja.
660
8. CHECK LIST PEKERJAAN INSTALASI DALAM GEDUNG . . a a a
a a
Survai lokasi bangunan Membuat ambar lokasi sesuai hasil survai Membuat gambar denah bangunan dengan skala dan menetapkan lokasi titik beban (lampu dan KKB). Penetapan sistem proteksi 3 Ada/tidak ada`proteksi terhadap sentuh langsung dengan 3 GPAS ≤ 30 mA? Ada/tidak ada proteksi terhadap bahaya kebakaran dengan GPAS ≤ m Penetapan sistem pembumian Sistem pembumian yang digunakan: TT atau TN-C-S? 3 ¾ ¾ 3
Ada/tidak ada pada saluran sirkit masuk Ada/tidak ada pada sirkit cabang/akhir
Penghantar pengaman PE dan penghantar netral N pada PHB dihubungkan/tidak dihubungkan? 661
Lanjutan 8.1. Penetapan jenis pasangan dan material instalasi sesuai kondisi pemasangan dan keinginan pemilik rumah. Membuat ambar instalasi dia ram aris tun al dan pengelompokan beban serta penentuan material instalasi dilengkapi dengan data teknisnya (type, data teknis, , . a Membuat gambar pengawatan sesuai ketentuan PUIL (warna, ukuran dan jumlah penghantar). em ua a ar ma er a ns a as eng ap engan spes as an jumlah yang diperlukan. a Mengisi JILDAG secara lengkap a Ketersediaan SOP dan pemenuhan persyaratan administrasi a
662
8.2. TAHAP PERSIAPAN PEMBANGUNAN PEMASANGAN INSTALASI a a a a a a
Kelengkapan administrasi/data Kelengkapan gambar Ke eng apan an esesuaian materia insta asi Kelengkapan peralatan kerja dan K3 Kelengkapan SOP Pemenuhan persyaratan pelaksana (kompeten/belum kompeten)
663
8.3. TAHAP PEMASANGAN PEMERIKSAAN INTERNAL a APP 3 3 3 3 3 3 3 3
Jenis/bahan rumah APP Jumlah fase
: logam/bukan logam : 1 fase/ 3 fase
Jenis/data pembatas : Jenis Meter : 1 fase/ 3 fase Warna/ukuran penghantar fasa : merah/kuning/hitam mm2 Warna/ukuran penghantar netral : biru muda mm2 Warna/ukuran penghantar PE : loreng hijau-kuning mm2 Pemasangan dan pengawatan baik sesuai ketentuan
a Instalasi pembumian 3 3 3 3 3
Jenis sistem pembumian : Ukuran penghantar pembumian : en s u uran e e ro e um : Sarana/kndisi penghubungan penghantar pembumian ke batang pembumian? Rel netral dan rel en aman dihubun ? Nilai resistans pembumian? 664
Lanjutan 8.3.
3
Kelengkapan BHB sesuai PUIL 2000 Kondisi pemasangan
3
Penandaan
3
Pen hantar 3 Ukuran kabel 3 Hubungan kaber ke terminal peralatan 3 Penandaan 3 Pemasangan kabel 3 Perlindungan kabel : mu u pasangan, po ar as, ngg pemasangan cm ar lantai. cm dari a Saklar: mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan . a Fiting lampu : mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan cm dari lantai. a
665
8.4. TAHAP PELAPORAN a Instalasi yang siap dipasang dan sudah diuji intern, dilaporkan untuk
siap diuji
666
9. MERENCANAKAN PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK 9.1. LANGKAH DASAR a Langkah dasar: 3 3 3
Susunlah sebuah daftar dari semua alat dan sistem. Tentukan alat atau sistem mana yang paling kritis dan paling penting. Kembangkan suatu sistem untuk mengikuti apa saja yang harus dilaksanakan. dilaksanakan.
a Persyaratan Kepala Program PPL : 3 3
. Mempunyai ketrampilan administrasi dan pengawasan serta disegani. Mempunyai saluran komunikasi dengan kepala perencanaan secara terbuka.
a Pusat Kerja Pemeliharaan : 3 3
3
Harus dapat dicapai dengan mudah. Menyimpan ketentuan prosedure pemeriksaan dan pengujian. eny mpan semua a a an ara a n : aporan, sc ema agram, catatan plat nama, katalog dan formulir laporan. Harus ada tempat penyimpanan alat/perkakas.
667
9.2 9. 2. SURVEY INSTALASI LISTRIK DAN PENGUMPULAN DATA a Survai Instalasi Listrik :
Yang dimaksud ialah pengumpulan data yang teliti dari sistem listrik pabrik serta pengolahan. Data ini untuk memperoleh keterangan yang diperlukan guna pengembangan program PPL. a Sistem dan peralatan yang dimaksud antara lain adalah mesin , didasarkan pada : 3 Menurut skema instalasi kelistrikan, atau . Kombinasi dari keduanya, dalam beberapa hal, merupakan terbaik. a Pengumpulan Data : 3 3 3
Peninjauan keseluruhan Penentuan prioritas pada setiap bagian Penggabungan seluruh dokumen dan segera melengkapi bila ada yang kurang/hilang. Semua dokumen harus dikumpulkan terpusat. 668
Lanjutan 9.2 9.2. a Gambar Diagram dan Data : 3
3
Membuat daftar semua alat- alat listrik yang dipasang dan harga nominal yang bersangkutan. Mencantumkan tegangan, frequensi fasa dan keadaan operasi normal. Studi hubung singkat dan koordinasinya. agram ru e rang a an, pe a a e a au e a sa uran a e . Gambar tata letak, denah rencana, denah lokasi peralatan. Diagram schema,Diagram pengawatan dan Diagram sistem.
3
ventilasi. Dan sebagainya.
3 3 3
669
9.3. ALAT ALAT PENGETESAN DAN PENANDAAN PERALATAN KRITIS a Alat Pengetesan dan Pemilihan :
Perkakas dan alat harus lengkap sesuai dengan keperluannya. Untu program PPL iper u an tam a an a at ain yang ti a ter apat dalam kotak perkakas, tetapi harus selalu tersedia. Untuk alat yang tidak sering dipakai bila perlu menyewa. a Peralatan Lainnya antara lain : 3 3 3 3 3 3
Peralatan keselamatan kerja. . Kawat (kabel) perpanjangan. Alat uji atau pengukur tahanan tanah singkat. Peralatan en ukuran tahanan isolasi. Peralatan uji tegangan tinggi. Alat pencari kerusakan hubungan tanah yang portabel.
670
Lanjutan 9.3. 3
3 3
Peralatan dianggap kritis bila seandainya gagal beroperasi secara normal, dapat menyebabkan ancaman yang serius terhadap manusia harta benda mau un roduksi. Penentuannya oleh beberapa orang ahli lapangan misalnya Insinyur lapangan atau Kepala Bagian Mesin untuk instalasi kecil. Untuk Instalasi besar oleh team terdiri dari ahli ¾ Pengawasan bagian listrik ¾ Petugas dari bagian produksi ¾ Senior dari bagian pemeliharaan ¾
Seorang teknisi keselamatan
a Contoh Peralatan yang kritis: 3 3 3 3 3
Motor penggerak suatu reaktor Motor untuk sumber air pendingin reaktor Motor pelayanan proses yang kontinyu um er aya s r arura Sebagian alat pengaman arus lebih Saklar otomatis pemindah beban
671
9.4. PROGRAM PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN a Maksud dan tujuan:
Untuk mengetahui kondisi peralatan dan menentukan pekerjaan apa yang harus dilakukan serta memastikan bahwa alat tersebut akan dapat berfungsi terus menerus dengan baik hingga schedule berikutnya. a Program ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan schedule
pemeliharaan berkala. Program pemeriksaan dan pengujian adalah tugas terpenting ag an peme araan yang mene ap an apa yang arus a u an agar sistem tersebut tetap berfungsi sebagaimana diperlukan.
672
9.5. KEADAAN LINGKUNGAN a Mempunyai pengaruh yang menentukan a Yang ideal adalah :
Bersih atau disaring dari : debu, uap yang berbahaya kelembaban. o o 3 3 Kelembaban berkisar 40% - 70%. a Keadaan lingkungan yang buruk memberi pengaruh buruk pada bekerjanya peralatan : . 3 Mengurangi efisiensi. 3 Menambah bahaya kebakaran. 3 Bahan kimia, debu dan uap dapat menjadi mudah terbakar/meledak atau bersifat penghantar listrik, sehingga menambah kemungkinan kebakaran, peledakan, hubung singkat dan hubung tanah. 3 Tahanan kontak besar, mengurangi umur kontak, bahaya kebakaran, beban lebih yang semu. 3 Perubahan suhu yang besar bersamaan dengan kelembaban menimbulkan persoalan kondensasi, salah bekerjanya alat operasi dan alat pengaman. 3 . 3 Alat listrik dan pengaman thermis bila berbeda suhu kelilingnya 3 menimbulkan masalah penyetelannya. 3
673
9.6 9.6 .6.. KEADAAN BEBAN DAN INFORMASI ALAT/ SISTEM a Keadaan beban : 3 3 3 3
Kontinyu. Kerja singkat Periodik Berubah- ubah.
a Pemilihan dan penggunaan motor beserta perlengkapannya harus
memperhatikan keadaan beban tersebut. Tiap alat/kontraktor mempunyai umur bekerja sampai masa pemeliharaan/penggantian . a Informasi mengenai sistem dan alat harus terdiri dari : 3 3 3
Jenis alat Data Data pe at nam nama a Pemakaian alat Tanggal pemasangan
3 3
Tanggal pemeriksaan dan pengujian. 674
9.7. 9.7 .7. FREKUENSI FREK FR EKUE UENSI NSI PEMERIKSAAN PEMERIK PEMER IKSA SAAN AN ag an a a ya yang anggap r s memer u an nspe s an pengu an yang lebih sering. a Frequensi pemeriksaan ditetapkan oleh pabrik pembuat berdasarkan oleh pabrik pembuat berdasarkan kondisi keliling dan beban yang normal. a Ruang
A/C tidak dapat dianggap normal sehingga selang waktu pemeriksaan harus ditingkatkan. Bila diruang berdebu/uap korosif, selang waktu dapat dikurangi sampai 50%.
, sekurang-kurangnya 4 (empat) kali periode pemeliharaan, kecuali terjadi kegagalan yang tidak diperhitungkan. Dalam hal ini jarak antar inspeksi/pemeriksaan harus dikurangi 50%, segera setelah terjadi ke a alan. a Kerugian produksi karena penghentian darurat selalu lebih besar.
Jarak pemeriksaan ditetapkan sedemikian sehingga terhindar kerugian karena waktu inspeksi yang singkat (jadwal yang optimal). ¾ ¾
Saklar minyak dalam instalasi dengan kondisi kerja baik memerlukan pemeriksaan setiap 2 (dua) tahun. Alat yang samauntuk pabrik elektrolisa memerlukan pemeriksaan 7 s/d 10 hari. Gene Genera rato torr da daru rura ratt un untu tuk k beba beban n tida tidak k krit kritis is cuku cuku diu i 1 satu satu kali kali sebulan. sebulan. Alat yang sama untuk melayani melayani proses proses sensiti sensitiff terhada terhadap p kemungkinan ledakan bila tenaga listriknya macet mungkin harus har us diuji setiap penggantian regu. 675
9.8 9.8 .8.. METODE METOD ME TODE E DAN DAN PROSEDUR PROSED PROS EDUR UR yara yara erop eroper eras as anpa anpa ega egaga ga an an:: 3 Komponen-komponen Komponen-komponen tertentu harus dipelihara. 3 Hubungan antar komponen tersebut harus juga dipelihara. 3 Den an metode dan rosedur an manta . 3 Pengamanan terhadap kemacetan interlok dan alarm. a Formulir :
a or ormu r guna an un u me a sana an prose ur nspe s pengujian dan perbaikan (IPP). Bentuknya harus terperinci dan langsung, tetapi sederhana dan tahan lama untuk dilapangan. rosedur IPP ba i alat tertentu harus berisikan : ¾ Ma Daftar seluruh perkakas, material dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut. Perkiraan waktu atau waktu yang sebenarnya untuk pelaksanaan. a ar re erens ya yang sesua en ang pe un u e n s manua . ¾ Catatan pekerjaan terdahulu. ¾ Hal-hal yang perlu diperhatikan secara khusus berdasarkan IPP
676
Lanjutan 9.8. .8. 3 3 3
Menyusun prosedur IPP Menetapkan frequensi Menentukan skedul
a Skedul
untuk pabrik yang bekerja kontinyu penentuannya dipengaruhi secara kritis oleh adanya peralatan dan tenaga pemelihara. a a umumnya a annya pa r a an en an secara era ur untuk pemeliharaan dan perbaikan yang menyeluruh. Beberapa pekerjaan listrik hendaknya dilakukan pada saat tersebut. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam keadaan berhenti perlu a wa an un u mera a n pengera an enaga er a an membatasi waktu berhenti. Pekerjaan yang dapat dilakukan dalam keadaan berjalan seharusnya dilakukan sebelum penghentian.
a Prosedur dalam Keadaan darurat : 3
3
Harus disusun bersama dengan petugas yang ahli dan setiap bidan keahlian termasuk erincian lan kah urutan lan kah dan pembagian tugas serta tanggung jawab. Keseluruhan prosedur harus dilaksanakan secara periodik agar semua paham.
677
Lanjutan 9.8. .8. a Pemeliharaan alat-alat listrik, khususnya yang dibuat di luar negeri
memerlukan tamgahan pemikiran pemeliharaan, mengingat bebera a hal : 3 Penyerahan cepat untuk penggantian suku cadang tidak dapat dipastikan, pihak penjual harus jelas. 3 Kemungkinan keterlambatan penyerahan penggantian peralatan. 3 Dibutuhkan daftar suku cadang dalam bahasa Indonesia, termasuk juga petunjuk cara pemeliharaan dan gambar-gambar petunjuk. era ur an gam ar ar uar neger a mu a menger . 3 Persoalan penterjemahan harus segera ditangani.
678
9.9 .9.. DESAIN INSTALASI / PERALATAN LISTRIK a Desain instalasi/peralatan listrik untuk memudahkan pemeliharaan : 3
Sistem fleksibel misalnya dengan memakai sirkit berganda, kemungkinan pengalihan suplai atau tersedianya suplai ca angan. 3 Pada peralatan produksi yang lebih besar, seperti kompresor angin, mesin pendingin udara, pompa dan lain-lain, yang , berganda untuk menyediakan cadangan. 3 Duplikasi alat-alat 3 Pemilihan peralatan berkwalitas tinggi. a Hal-hal tersebut diatas kemungkinan pemeliharaan dilakukan dengan mudah tanpa kehilangan waktu yang berharga, menjamin kelangsungan produksi walau terjadi kerusakan yang tiba-tiba. menguntungkan : 3 Udara yang korosif 3 3 3
Udara mengandung partikel-partikel dan atau lembab Sering hidup mati 679
9.10. .10. KEAMANAN KERJA DAN KEAMANAN PERALATAN a Pertimbangan keselamatan kerja petugas disamping keamanan
peralatan harus diutamakan dalam disain suatu sistem dan sistem pelaksanaan pemeliharaan. Bahaya kejutan 3 Bahaya kena arus 3 Bahaya terbakar dari bunga api listrik a Sesuai PUIL melakukan “Hot Line Maintenance” belum diperkenankan. Tetapi teknologi modern menunjang dilakukannya pekerjaan tersebut dengan pengamanan ekstra. Semua erkakas an di isolasi harus diu i berkala. a Saklar atau pemutus tenaga harus dikunci bila dalam keadaan terbuka dan diberi papan petunjuk. a Keamanan peralatan memerlukan pengamanan yang peka dan . a Alat pengaman harus mampu dengan segera meraba keadaan tidak normal dan memutuskan atau mengisolasinya sehingga mengurangi sekecilnya gangguan pada sistem tersebut. 3
680
9.11. .11. PENGUJIAN PENERIMAAN a Pengujian penerimaan yangpertama dari suatu sistem adalah:
- Desain suatu pabrik - Pelaksanaan emban unan abrik sesuai den an desain an disepakati - Apakah sistem berfungsi dan mempunyai unjuk kerja yang baik,sesuai kriteria-kriteria yang disepakati. a Jadi pengujian penerimaan bukan bagian dari program
pemeliharaan, namun data uji coba penerimaan/pemeliharaan erse u men a pe oman un u eper uan pengu an a am pemeliharaan selanjutnya.
laporan hasil pengujian diajukan kepada tenaga ahli pabrik untuk dipergunakan sebagai data pemeliharaan.
681
9.12 .12.. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN petunjuk pabrik pembuatnya. a Untuk memulai pekerjaan kecuali padahal-hal yang darurat, pelaksanaan pemeliharaan hanya boleh dilaksanakan setelah , , pemeliharaan, dan kepala pelaksana. a Atas dasar perintah kerja, bon material, standar metode pekerjaan,
pemeliharaan dari bidang mekanik, listrik, intrumen dan kimia yang dipimpin oleh kepala regu dan pengawas yang sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya. a Petugas
pemeliharaan haruslah sudah pernah mengalami pendidikan. Data mulai dan selesainya pekerjaan diisikan kedalam formulir oleh .
a Secara rutin beberapa kepala regu pemeliharaan, kepala gudang
dan kepala kontrol, perlu berkumpul bersama untuk membahas dicarikan jalan pemecahan dan pemeliharaan dapat sesesai sesuai rencana. Kesepakatan pemecahan akan dilaksanakan pada keesokan harinya.
682
9.13 .13.. PENGUJIAN SETELAH PEMELIHARAAN DAN PENGUKURAN HASIL PEMELIHARAAN a Pengujian Setelah Pemeliharaan. a Pengujian haruslah diadakan setelah
adanya laporan bahwa
a Kepala pengujian adalah seorang petugas yang ditunjuk oleh yang
berwenang. Ia dibantu oleh beberapa petugas yang ditunjuk. a Pedoman dan prosedur pengujian mengikuti petunjuk pabrik dari pem ua nya an sesua engan e en uan yang er a u. as pengujian setelah inspeksi pemeliharaan tahunan (jangka panjang ) dituliskan pada formulir tersendiri. Hasil-hasil en u ian erlu untuk dibandin kan den an data-data pada saat pengujian penerimaan pada saat baru, keadaan sebelum pemeliharaan dan pengujian setelah pemeliharaan yang terakhir. a
olok ukur yang dipakai untuk menilai hasil pemeliharaan, diantaranya adalah: tata keluar paksa, faktor keluar paksa, faktor keluar terencana faktor ketersediaan dan faktor am kerusakan.
683
Lanjutan 9.13 .13..
a Tara Keluar Paksa
Jam Operasi (jam) : ------------------------------- Jumlah Keluar paksa (kali) Jam Operasi (jam) : -------------------------------- x 100%
a Faktor Keluar Paksa
Jam Operasi Terencana a Faktor Keluar Terencana : ---------------------------------- x 100%
Jam Tersedia : ---------------------------------- x 100% Jam Perio e
a Faktor Ketersediaan
Jumlah Jam Waktu Rusak : --------------------------------- x 100% Jam Periode
Faktor Jam kerusakan
684
10.PEMBINAAN USAHA JASA DALAM NEGERI NEGERI industri peralatan listrik dalam negeri, maka PLN sejak awal PELITA I sampai PELITA V ini telah menempuh langkah-langkah konkri diantaran a : 3 Penambahan sarana pengujian dan penelitian. 3 Penyusunan dan penetapan standar. 3 Penelitian dan pengujian peralatan. 3 peneraan atau kalibrasi. 3 Pengawasan mutu 3 PLN memberikan kebijaksanaan, sesuai saran Pemerintah, untu mengu ama an pem e an pera a an s r a am neger . 3 Pembentukan Pusat Pemeliharaan mesin (Work Shop Center). 3 Kegiatan lain.
685
10.2. PEMBINAAN KONSULTAN DAN KONTRAKTOR LISTRIIK DALAM NEGERI LISTR a Pembinaan konsultan.
Dalam usaha meningkatkan kemampuan konsultan dalam negeri, 3 Mengadakan iventarisasi perusahaan konsultan dalam sektor tenaga listrik, untuk menentukan bidang keahlian serta kemam uann a. 3 Menyediakan fasilitas latihan. partisipasi konsultan dalam negeri pada 3 Mensyaratkan penugasan konsultan asing. 3 Pembentukan konsorsium konsultan daalam negeri. 3 Penugasan kepada konsultan dalam negeri. em naan on ra or s r a am eger Dalam usaha meningkatkan kemampuan Kontraktor Listrik Dalam Negeri oleh PLN telah diambil langkah-langkah sebagai berikut : . Dengan adanya organisasi ini pembinaan dan peningkatan kemampuan kontraktor listrik lebih terarah dan lebih lancar.
686
Lanjutan 10.2. 3
Peningkatan Tanggung Jawab Kontraktor. Menganjurkan AKLI membentuk suatu wadah yang berbentuk a an u um yang
m
o e anggo a-anggo a
, yang a an
diserahi tugas menguji kontraktor listrik. Menganjurkan kontraktor listrik membuat suatu konsorsium untuk mengerjakan proyekproyek pembangunan yang besar. 3
Pendidikan dan latihan Kontraktor Dalam Negeri. . ¾
PLN telah mengikutsertakan Kontraktor Dalam Negeri dalam pembangunan proyek-proyek baik dibidang sipil maupun elektro mekanik.
¾
Kontraktor Luar Negeri diminta bekerja sama dengan . 687
10.3. PEMBINAAN USAHA PERDAGANGAN DAN JASA SERTA KEGIATAN LAINNYA a Peningkatan peran serta pengusaha Perdagangan Dalam Negeri.
elah dikeluarkan petunjuk/anjuran agar semua perusahaan asing yang bekerja dengan PLN, menunjuk agen perusahaan dalam negeri memberikan peran makin meningkat bagi perusahaan Dalam negeri. a Peningkatan peran serta Perusahaan Asuransi nasional. oleh Bank Dunia telah ditunjuk Perusahaan Asuransi Nasional, dalam usaha meningkatkan peran serta perusahaan nasional. a Kegiatan Lainnya
Sebagai implementasi dari peraturan-peraturan/ketentuan tersebut diatas oleh PLN telah dilakukan usaha-usaha pencegahan bahaya listrik antara lain sebagai berikut : 3 Pemberian informasi kepada masyarakat 3 melakukan operasi penertiban aliran listrik (OPAL) a Pengawasan terhadap mutu material listrik.
688