Pemeriksaan Laboratorium HIV/AIDS Deteksi HIV dapat di isolasi dari cairan-cairan yang berperan dalam penularan AIDS seperti darah, semen dan cairan seriks atau agina! Diagnosa adanya in"eksi dengan HIV ditegakkan di laboratoruim dengan ditemukannya antibodi yang khusus terhadap irus tersebut! a! #apid tes untuk melakukan u$i tapis! Saat ini tes yang cukup sensiti" dan $uga memiliki spesi"itas yang tinggi! Hasil yang positi" akan diperiksa ulang dengan menggunakan tes yang memiliki prinsip dasar tes yang berbeda untuk meminimalkan meminimalkan adanya hasil positi" palsu yaitu yaitu %LISA! #apid &es &es hasilnya bisa dilihat dalam 'aktu kurang lebih () menit! b! %n*yme Linked Immunosorbent Assay +%LISA, +%LISA, bereaksi terhadap adanya antibody dalam serum dengan memperlihatkan 'arna yang lebih $elas apabila terdeteksi $umlah irus yang lebih b esar! iasanya hasil u$i %LISA mungkin masih akan negati" . sampai ( minggu setela pasien terin"eksi! 0arena hasil positi" palsu dapat menimbulkan dampak psikologis yang besar, maka hasil u$i %LISA yang positi" diulang dan apabila keduanya positi" maka dilakukan u$i yang lebih spesi"ik yaitu 1estern 1estern lot! c! 1estern 1estern lot merupakan elektroporesis gel ge l poliakrilamid yang digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesi"ik terhadap D2A! 3ika tidak ada rantai protein yang ditemukan berarti tes negati"! Sedangkan bila hampir atau semua rantai protein ditemukan berarti 'estern blot positi"! &es &es ini harus diulangi lagi setelah ( minggu dengan deng an sampel yang sama! 3ika 'estern blot tetap tidak bisa disimpulkan maka tes 'estern blot harus diulangi diulangi lagi setelah . bulan! 3ika 3ika tes tetap negati" maka maka pasien dianggap HIV negati"! d! P4# +Polymerase 4hain #eaction 5ntuk D2A dan #2A irus HIV sangat sensitie dan spesi"ik untuk in"eksi HIV! &es &es ini sering digunakan bila tes yang lain tidak $elas! 52AIDS dan 1H6 menyarankan pemakaian 7 strategi tes yang baru sa$a diperbarui untuk meningkatkan ketepatan dan mengurangi biaya tes dan telah diterima oleh Departemen 0esehatan! 0eamanan trans"usi/transplantasi 8 strategi I Sureilans 8 9): prealensi 8 Strategi I ;): prealensi 8 Strategi II Diagnosis 8 &erdapat &erdapat ge$ala klinik in"eksi HIV 8 97): prealensi 8 Strategi I ;7): prealensi 8 Strategi II &anpa &anpa ge$ala klinik in"eksi HIV 8 9): prealensi 8 strategi II ;): prealensi 8 Strategi III Strategi I! ! Serum atau plasma pasien diperiksa dengan menggunakan simple/rapid +S/# tes atau dengan %n*yme Immuno Assay/%IA Assay/%IA +disebut tes A
(! 5ntuk tu$uan trans"usi darah atau transplantasi organ, gunakan reagen yang dapat mendeteksi HIV- dan HIV-( serta mem
A&I? Strategi II! ! Serum atau plasma pasien diperiksa dengan menggunakan simple/rapid +S/# atau dengan %n*yme Immuno Assay/%IA +disebut tes A (! ila hasil tes A menun$ukkan non-reakti", laporkan 2%>A&I?, sedangkan bila hasil tes menun$ukkan reakti" harus dilakukan tes ulang dengan menggunakan reagen dengan preparasi antigen yang berbeda dari tes pertama +disebut tes A( 7! ila hasil tes A( menun$ukkan reakti", laporkan hasil tersebut dengan reakti"! Sedangkan bila hasil tes A( menun$ukkan non-reakti", ulangi tes dengan menggunakan reagen yang digunakan pada tes A dan tes A( @! ila pada tes ulang menun$ukkan hasil tes A dan A( reakti", laporkan sebagai reakti", bila salah satu hasil tes +tes A atau A( menun$ukkan non-reakti", laporkan sebagai I2D%&%#I2A&%! Dan bila ke dua tes A dan A( menun$ukkan non-reakti", laporkan sebagai 2%>A&I? B! #eagen untuk tes A memiliki sensitiitas yang tertinggi, sedangkan untuk tes A( harus memiliki spesi"isitas yang lebih tinggi daripada tes A Strategi III! ! Serum atau plasma pasien di tes dengan menggunakan simple/rapid +S/# tes atau dengan %n*yme Immuno Assay +disebut tes A (! ila hasil tes A menun$ukkan non-reakti", laporkan 2%>A&I?! Sedangkan bila hasil tes menun$ukkan reakti", harus dilakukan tes ulang dengan menggunakan reagen dengan preparasi antigen yang berbeda dari tes pertama +disebut tes A( 7! ila hasil tes A( menun$ukkan non-reakti", ulangi tes dengan menggunaka n reagen yang digunakan pada tes A dan tes A(! Pada tes ulang, bila hasil tes A dan A( menun$ukkan non-reakti", laporkan sebagai 2%>A&I? @! ila hasil tes A dan A( menun$ukkan reakti" atau salah satu tes +tes A atau A( menun$ukkan nonreakti", lakukan tes ulang menggunakan reagen dengan preparasi antigen yang berbeda dari tes pertama maupun kedua +disebut tes A7 B! ila hasil tes A, A( dan A7 menun$ukkan reakti", laporkan sebagai #%A0&I? .! ila hasil tes A dan A( reakti" serta A7 non reakti", atau tes A dan A7 reakti" serta A( non-reakti", laporkan sebagai I2D%&%#I2A&% C! ila hasil tes A( dan A7 non-reakti" serta pasien dari daerah dengan prealensi ; ): +beresiko tinggi, laporkan sebagai I2D%&%#I2A&%! Sedangkan bila pasien berasal dari daerah dengan prealensi 9): +beresiko rendah, dapat dianggap sebagai 2%>A&I?! ! #eagen untuk tes A( harus memilki spesi"isitas yang lebih tinggi daripada tes A dan untuk tes A7 harus memiliki spesi"isitas yang lebih tinggi dari tes A( ila hasil tes dilaporkan indeterminate, maka tes perlu diulangi . bulan dan ( bulan kemudian #eagensia yang dipilih untuk dipakai pada tes didasarkan pada sensitiitas dan spesi"isitas tiap $enis reagen! #eagen yang dipakai pada tes pertama adalah reagensia yang memiliki sensitiitas tertinggi, sebaiknya ; ==:, sedangkan reagensia pada tes selan$utnya +kedua dan ketiga memiliki spesi"isitas yang lebih tinggi dari yang pertama, untuk tu$uan sureilans harus memiliki spesi"isitas minimal sebesar =B: dan untuk tu$uan diagnosis memiki spesi"isitas minimal sebesar =:!
Pada bayi yang baru lahir dengan ibu terin"eksi HIV, dilakukan tes anti-HIV setelah berumur bulan, atau kalau sarana tersedia dapat dilakukan tes antigen Pada seseorang yang terpapar darah penderita HIV +$arum suntik, bila hasil tes HIV negatip pada @ bulan setelah terpapar, dilan$utkan dengan tes tiap 7 bulan selama tahun, bila hasil tetap negati", penderita bebas dari in"eksi HIV