PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENANGGULANG AN PENYAKIT Dinda Ari Luhvita Gusti Ana Mestika Sari Maudy Risma S. Rifdatun Nurul H. Mahrus Aldiansyah Eka Putra Bahari Sri Pramiraswari H.I.
(162110101079) (162110101087) (162110101088) (162110101091) (162110101092) (162110101093) (162110101095) (162110101097)
Kelompok 3 Dasar Epidemiologi Kelas C
PENCEGAHAN PENYAKIT ◦
◦
◦
Definisi pencegahan secara umum adalah suatu bentuk usaha atau tindakan yang dilakukan secara dini sebelum suatu kejadian terjadi untuk mencegah terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pencegahan penyakit adalah suatu tindakan atau usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit
PENCEGAHAN PENYAKIT ◦
◦
◦
Definisi pencegahan secara umum adalah suatu bentuk usaha atau tindakan yang dilakukan secara dini sebelum suatu kejadian terjadi untuk mencegah terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pencegahan penyakit adalah suatu tindakan atau usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit
4 TINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT
TIDAK MNULAR Pencegahan tingkat dasar (primordial ( primordial prevention)
Pencegahan tingkat pertama (primary ( primary prevention), prevention), meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention), prevention), meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat
.
Pencegahan tingkat ketiga(tertiary ketiga(tertiary prevention), prevention), meliputi pencegahan terhadap kecacatan dan rehabilitasi.
Pencegahan Tingkat Dasar (Primordial Prevention) ◦
◦
Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum.
•
•
•
Memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular. Selain itu pencegahan tingkat dasar ini dapat dilakukan dengan usaha mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkhohol dan sebagainya. Seperti kasus merokok. Merokok banyak menyebabkan penyakit seperti gangguan paru dan kanker Paru di masa mendatang. Dengan memberlakukan kebijakan melarang mengiklankan rokok di media cetak dan elektronik, meningkatkan pajak rokok, menciptakan kawasan tanpa rokok dan kebijakan kesehatan lainya yang mendukung preventif perilaku merokok terutama pada usai muda.
•
•
Menghindari terbentuknya pola hidup socialekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit . upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yang dewasa ini cenderung menunjukan peningkatannya.
Kelompok masyarakat usia muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula
Pencegahan Tingkat Pertama ◦
◦
Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention) merupakan suatu usaha pencegahan penyakit melalui usaha mengatasi atau mengontrol factor-faktor risiko (risk factors) dengan sasaran utamanya orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor-faktor risikonya.
Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent/pemapar), lingkungan, dan proses kejadian penyakit. Usaha pencegahan tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi dalam usaha peningkatan derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus 1. Promosi Kesehatan (Health Promotion ) (usaha peningkatan derajat kesehatan) Merupakan upaya untuk menghindari kemunculan dari atau adanya faktor risiko. Upaya promosi kesehatan meliputi: a. Penyuluhan kesehatan b. Perbaikan perumahan dan perbaikan gizi c. Penyediaan sanitasi yang baik 2. Pencegahan khusus (Spesific Protection) Merupakan upaya untuk mengurangi atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin. Upaya pencegahan khusus meliputi: a. Pemberian imunisasi dasar b. Perlingdungan kerja terhadap bahan berbahaya c. Pemberian nutrisi khusus
1. Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan
Strategi 2. Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi (high risk groups)
Orang lanjut usia Ibu hamil Balita Perokok Pengguna narkoba dll
Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pencegahan Strategi Pertama ◦
◦
Strategi pertama mempunyai sasaran lebih luas sehingga lebih bersifat radikal, memilik potensi yang besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran perilaku. Namun secara individual kurang bermanfaat, rasio antara manfaat dengan tingkat risiko mungkin cukup rendah.
Strategi Kedua ◦
◦
Sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan pelaksanaan cukup tinggi serta rasio antara manfaat dengan tingkat risiko cukup baik. Tetapi juga memiliki kelemahan, antara lain sulit memilih kelompok dengan risiko tinggi, efeknya sangat rendah dan hanya bersifat temporer serta kurang sesuai untuk sasaran perilaku.
◦
◦
◦
Bila sasaran ditujukan pada unsur penyebab maka usaha diutamakan dalam mengurangi atau menghilangankan sumber penyebab dan menghindari atau mengurangi setiap factor, terutama factor perilaku yang dapat memperbesar tingkat risiko. Untuk penyakit menular dengan sasaran khusus ditunjukan pada penyebab kausal seperti desinfeksi, sterilisasi, pasteurisasi, karantina dan lain-lain. Sedangkan untuk penyakit tidak menular (bukan infeksi) dengan jalan mengihalangkan sumber alergen, sumber keracunan, dan sumber pencemaran kimiawi maupun radiasi. Bila sasaran ditujukan pada lingkungan maka sasarannya dapat ditujukan pada lingkungan fisik seperti pengadaan air dan jamban. Juga sasaran dapat dilakukan terhadap lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga atau ditujukan pada lingkungan social melalui perbaikan dan peningkatan derajat social masyarakat. Adapun sasaran pencegahan tingkat pertama ini dapat pula ditujukan pada faktor penjamu seperti perbaikan gizi, pemberian imunisasi, peningkatan kehidupan social dan psikologis induvidu dan masyarakat serta peningkatan ketahanan fisik individu.
Pencegahan Tingkat Kedua ◦
◦
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat kedua yaitu untuk mencegah meluasnya penyakit atau terjadinya wabah pada penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta mencegah komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penderita secara aktif pada tahap dini, kegiatan ini meliputi : Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, mahasiswa serta kelompok tentara. calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu. Penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi.
Surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi
Pencegahan Tingkat Ketiga ◦
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mengcegah terjadinya cacat setelah program rehabilitasi.
Tujuan Utama Mencegah proses penyakit lebih lanjut (seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf),
Mencegah terjadinya cacat dan kematian karena penyebab penyakit tertentu.
CONTOH UPAYA PENCEGAHAN Pencegahan Tingkat Awal (Primordial Prevention)
Pencegahan Pertama
Memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya, misal melalui kebijakan kawasan tanpa asap rokok untuk mengurangi perilaku merokok.
Perbaikan gizi, pemberian imunisasi,vaksinasi
Pencegahan Tingkat Kedua
Pemeriksaan berkala pada kelompok PNS.
Pencegahan Tngkat Ketiga
Pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf),
Strategi Pencegahan ◦
Strategi pencegahan meliputi sasaran dan kegiatan pencegahan yang bervariasi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi serta tingkat pencegahannya
Dalam melakukan pencegahan terdapat beberapa strategi yaitu dengan memfokuskan beberapa hal antara lain : Sasaran Individu dan Organisasi Masyarakat
Pelaksanaan yang terencana dan terprogram (wajib maupun sukarela)
Usaha yang bersifat perumahan dan standar hidup
Usaha pencegahan yang bersifat darurat
Melalui usaha setempat yang bersifat tradisional
Pemberian imunisasi dasar
Perbaikan perumahan dan standar hidup
Adanya wabah
Melalui pelayanan kesehatan yang tersedia
Perbaikan sanitasi dan air minum
Perbaikan sistem pendidikan, ekonomi, sosial dan politik
Adanya bencana alam/perang, atau hal mendadak lainnya
Peningkatan status gizi dengan pemberian makanan tambahan Menghentikan kebiasaan yang mengandung risk atau faktor resiko
Adanya bencana alam/perang, atau hal mendadak lainnya
5 tingkatan pencegahan penyakit menurut Leavell dan Clark A. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Saat pejamu dalam keadaan sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara kesehatan, melalui: penyuluhan/ pendidikan kesehtan, rekreasi sehat, olahraga teratur, dan perhatian terhadap perkembangan kepribadian.
B. Specific protection ( perlindungan khusus) Mencegah para pejamu dengan menaikkan daya tahan tubuh, melalui: imunisasi, pelindung khusus (missal: helm, tutup telinga), perbaikan lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan (seperti pengawet, pewarna, dan lain-lain).
C. Early Diagnosis and Prompt Treatment (diagnosa dini dan pengobatan segera) Dilakukan bila pejamu sakit, setidak-tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan). Mencegah orang lain tertular, misalnya: case finding, skrining survei penyakit asytomatis, deteksi dini pencernaan
D. Disability limitation (pembatasan kecacatan/kelemahan) Dilakukan pada waktu pejamu sakit/sakit berat dengan tujuan mencegah cacat lebih lanjut, fisik, sosial, maupun mental. Misalnya amputasi pada gangguan karena DM dan pada penyakit-penyakit menahun diatasi gangguan mental maupun sosialnya.
E.Rehabilitation (pemulihan) Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi dirinya sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misalnya: fisioterapi pada kelumpuhan supaya tidak timbul kontraktur atau atropi; psikotropi pada gangguan mental; latihan keterampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi; dan penyediaan fasilitas khusus pada penderita.
Pencegahan Penyakit Menular ◦
◦
Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan. Ada tiga pencegahan penyakit yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pencegahan primer (Primary prevention ) ◦
Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan selama fase pre patogenesis, bertujuan untuk mencegah terjadinya insidensi penyakit dan meningkatkan resistensi penyakit, metode yang dilakukan dengan promosi kesehatan dan usaha mengurangi resiko. Misalnya: vaksinasi, peningkatan lingkungan, usaha mengurangi stes di tempat kerja, dan kesehatan likungan kerja.
Pencegahan sekunder (Secondary prevention ) ◦
Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan selama periode pathogenesis, bertujuan untuk membatasi penyebaran dan beratnya penyakit serta pencegahan komplikasi. Metode yang dilakukan dengan diagnosis awal, misalnya skrining kanker serviks.
Pencegahan tersier (Tertiary prevention ) ◦
Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan setelah terjadi perubahan yang tidak dapat dikembalikan seperti semula akibat proses penyakit, bertujuan untuk membatasi kecacatan yang tidak perlu dan mengembalikan hidup sosial dengan memaksimalkan kemampuan yang ad. Metode yang dilakukan dengan membantu individu beradaptasi dengan kecacatan/keterbatasan, misalnya terapi rehabilitasi.
Penanggulangan Penyakit Menular ◦
Upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tsb. Dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan sasaran utamanya yang meliputi:
◦
Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu
◦
Sasaran Ditujukan pada Cara Penularan
◦
Sasaran ditujukan pada pejamu potensial
Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu ◦
◦
◦
A. Sumber penularan adalah binatang Jika pada binatang peliharaan maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang yg lainnya dari penyakit tsb (imunisasi dan pemeriksaan berkala). Jika pada binatang liar di perkotaan seperti anjing yang terkena rabies maka penanganannya seperti anjing peliharaan. Tetapi apabila di desa maka penanggulangan yang dapat dilakukan dengan kombinasi. Cara lain dengan kerja sama instansi lain yg terkait.
Lanjutan.... B. Sumber penularan adalah manusia ◦
◦
Dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber (beda saluran empedu atau cholecystectomy) pada carrier typhoid menahun). Isolasi
Bentuk ini kurang bermanfaat pada penyakit yang telah menyebar di masyarakat terutama yang mempunyai bentuk infeksi terselubung atau icberg phenomena atau terhadap penderita yang mengalami infeksi yang telah mencapai puncaknya dan mungkin telah menularkan ke sekitarnya. ◦
Karantina
Merupakan Pemberantasan gerak seseorang atau sekelompok orang sehat atau binatang yang dicurigai menderita atau akan menderita penyakit menular tertentu. Biasanya dilakukan dengan pengawasan yg ketat selama satu mata tunas tertinggi. Mengingat sulit dan mahalnya biaya karantina disertai dengan kemajuan alat komunikasi dewasa ini maka bentuk karantina untuk beberapa penyakit menular tertentu pada manusia telah dimodifikasi dalam bentuk surveillans individu, sedangkan untuk binatang masih tetap.
Sasaran Ditujukan pada Cara Penularan ◦
◦
◦
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan melalui udara dapat dilakukan melalui upaya desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar ultraviolet, namun usaha ini kurang berhasil karena upaya melalui perbaikan system ventilasi serta aliran udara dalam ruangan terbukti lebih bermanfaat. Adapun upaya perbaikan lingkungan dalam upaya mencegahdan menanggulangi penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Upaya ini dilakukan bersama-sama antara petugas pengawasan bahan berbahaya dengan petugas kesehatan lingkungan. Pencegahan dan penanggulangan penyakit yang ditularkan oleh vector terutama serangga serta binatang lainnya dilakukan melalui pemberantasan serangga serta binatang perantara lainnnya. Untuk mengatasi hal seperti ini perlu kerja sama instansi dalam setiap program pembangunan, terutama pembangunan yang dapat menimbulkan perubahan rekosistem setempat.
Sasaran ditujukan pada pejamu potensial A. Peningkatan kekebalan Khusus ◦
◦
Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah melalui usaha vaksinasi yakni peningkatan kekebalan aktif pada pejamu dengan pemberian vaksinasi (imunisasi aktif). Selain pemberian imunisasi aktif dikenal juga adanya usaha perlindungan terhadap beberapa penyakit tertentu dengan pemberian antibody pelindung yang berasal dari pejamu lain dalam bentuk serum antibody yang memberikan perlindugnan sementara dan disebut imunisasi pasif. Pemberian imunisasi dasar sebagai bagian dari program pembangunan kesehatan dapat dikatakan cukup berhasil dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan serta menruunkan angka kematian bayi dan balita.
Lanjutan... B. Peningkatan kekeballan umum (resistensi) ◦
Berbagai usaha seperti perbaikan gizi keluarga, peningkatan gizi balita melalui program Kartu Menuju Sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui Posyandu bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeksi.
Surveillans Epidemiologi ◦
Surveillans epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan terus-menerus terhadap semua aspek penyakit terterntu. Surveillans penyakit menular adalah suatu kegiatan pengumpulan data teratur, peringkasan dan analisis data kasus baru dari semua jenis penyakit infeksi dnegan tujuan untuk identifikasi kelompok resiko tinggi dalam masyarakat, memahami cara penularan, serta memutus rantai penularan
Surveillans Epidemiologi dalam Masyarakat ◦
◦
Pelaksanaan surveillans dilakukan dengan dua cara yaknni surveillans pasif dan aktif. Surveillans pasif yaitu pengumpulan keterangan tentang kejadian penyakit dalam masyarakat yang dilakukan oleh unit surveillans mulai dari tingkat Puskesmas sampai ke tingkat nasional. Data yang terkumpul dari program ini dianalisis dan disebarluaskan seerta dilakukan pengamatan khusus bila ada kejadian yang bersifat luar biasa. Surveillans aktif merupakan pengumpulan data terhadap satu atau lebih penyakit tertentu pada suatu masa waktu tertentu yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan yang telah ditugaskan untuk hal tersebut.
Surveillans Epidemiologi di Rumah Sakit ◦
◦
◦
Suatu keadaan khusus di mana factor lingkungan, secara bermakna dapat mendukung terjadinya resiko mendapatkan penyakit infeksi, sehingga teknik surveillans termasuk analisis data serta control penyakit memerlukan perlakuan tersendiri adalah pada rumah sakit besar terutama rumah sakit regional dan rumah sakit daerah. Masih tingginya angka penyakit menukar dalam masyarakt sehingga penderita (penyakit menular maupun tidak menular) yang masuk ke rumah sakit kemungkinan besar akan membawa serta kuman pathogen bersamanya. Selain itu, rumah sakit mungkin dapat menjafdi ntempat berkembang biaknya seta tumbuh suburnya berbagai jenis mikro-organisme. Untuk mengatasi masalah penularan penyakit infeksi di rumah sakit maka telah dikembangkan system epidemiologi surveillans yang khusus dan cukup efektif untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya penularan infeksi nosocomial di dalam lingkungan rumah sakit.
Pemberantasan penyakit menular ◦
Konsep pemberantasan penyakit menular yakni penghapusan total penyakit tersebut sampai ke akar-akarnya secara global merupakan impian masa lalu yang kemudian dapat menjadi kenyataan pada suatu penyakit menular yang cukup berbahaya yakni penyakit cacar (smallpox).
◦
◦
Penyakit cacar merupakan salah satu penyakit menular yang mempunyai potensi endemic di berbagai belahan dunia dan dapat mewabah dan meluas ke berbagai daerah yang potensial melalui penularan langsung. Dari pengalaman yang ada, WHO diputuskan untuk memberantas penyakit ini sampai ke akarnya secara global pada tahun 1960-an.
Lanjutan... ◦
Faktor yang menjadi pertimbangan dari keputusan ini adalah:
◦
1. reservoir satu-satunya adalah manusia;
◦
◦
◦
◦
2. penyakit ini tidak memiliki infeksi berselubung, artinya semua penderita muncul dengan gejala klinik yang sangat spesifik, sehingga surveillans mudah diterapkan; 3. adanya vaksin yang dapat memberikan per;indungan secara meyakinkan dan dapat berjalan seumur hidup; 4. cara pembelian imunisasi/vaksinasi relative mudah dan dapat menjangkau penduduk yang terisolir sekalipun. Hasil yang diperoleh adalah berhasilnya diberantas penyakit tersebut secara total di seluruh dunia dan sejak tahun 1976 dinyatakan dunia bebas dari penyakit smallpox.
Lanjutan... ◦
◦
Beberapa penyakit lainnya mempunyai potensi untuk dilakukan pemberantasan antara lain penyakit campak yang mempunyai sifat mirip dengan penyakit cacar. pada berbagai negNegaraju, penyakit ini sudah dapat ditekan sampai ke prevalensi yang sangat rendah dan adanya kasus yang kadang-kadang mewabah sangat bersifat sporadic saja. Adapun penyakit menular lainnya seperti malaria, filarial dan berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, mempunyai potensi untuk dapat ditekan sampai batas tertentu melalui usaha penanggulangan penyakit tertentu