Penelitian Penelitian kualitatif kualitatif dinyatakan dinyatakan mengonstr mengonstruksi uksi realitas realitas sosial, sosial, karena karena penelitian penelitian kualitatif kualitatif berlandask berlandaskan an paradigma Konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi rasio subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, ini berarti ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh rasio. 1.
b.
Berfokus pada proses interaksi dan peristiwa-peristiwa
Penelitian kuantitatif berfokus pada variabel-variabel, bahkan sebelum penelitian dilakukan telah ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang akan diteliti. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, fokus perhatiannya pada proses interaksi dan peristiwa-peristiwa peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadiannya itu sendiri, bukan pada variabelvariabel. Bahkan fokus penelitian dapat berubah pada waktu di lapangan setelah melihat kenyataan yang ada di lapangan. alam penelitian kualitatif di antara teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi. !bser !bservas vasii tidak tidak "ukup "ukup apabil apabilaa hanya hanya diarah diarahkan kan pada pada setting saja, tetapi justru yang pokok adalah proses terjadinya peristiwa-peristiwa peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian itu sendiri. emikian pula observasi tidak "ukup dilakukan bersamaan dengan wawan"ara, wawan"ara, tetapi observasi sebaiknya dilakukan tidak bersamaan dengan wawan"ara. #pabila observasi dilakukan bersamaan dengan wawan"ara, maka tidak dapat terfokus pada hal-hal yang akan diobservasi. $alaupun memang ada perilaku yang dapat diobservasi pada waktu diadakan wawan"ara, namun menge mengenai nai perila perilaku ku terseb tersebut ut belum belum dapat dapat ditarik ditarik kesimp kesimpula ulan. n. #gar dapat dapat ditarik ditarik kesimp kesimpula ulan n maka maka hasil hasil wawan"ara harus dilengkapi dan di"ek dengan hasil observasi yang dilakukan se"ara khusus. engan observasi akan dapat diketahui tentang proses interaksi atau kejadian-kejadiannya sendiri. #tau dengan kata lain, dengan observasi terutama observasi langsung tidak hanya akan dapat menjawab pertanyaan tentang apa, tetapi juga bagaimana dan mengapa. mengapa. engan diketahuinya tentang apa, apa, bagaimana, dan mengapa, mengapa, maka masalah masalah akan dapat dipahami se"ara mendalam %verstehen&.
1.
c.
Keaslian merupakan kunci
alam penelitian kuantitatif, reliabilitas merupakan kun"i, jadi analisis statistik mempunyai fungsi yang sangat strategis. alam penelitian kualitatif keaslian merupakan kun"i, sehingga penelitian kualitatif ini juga dikatakan sebagai penelitian alamiah %naturalist inquiry&. alam penelitian kualitatif tidak ada usaha untuk memanipulasi situasi situasi maupun maupun setting . Sebaliknya penelitian kuantitatif justru sering melakukan manipulasi situasi maupun setting penelitian. penelitian. 'isalnya dalam metoda eksperimen, situasi dapat dimanipulasi dengan subjek diatur sehingga homogen dengan dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan ditiadakannya pengaruh dari variabel variabel kontrol, adanya adanya treatment %perlakuan %perlakuan khusus& misalnya diberikan terapi khusus atau diberikan pelatihan khusus, dan lain-lain. Sebaliknya penelitian kualitatif melakukan studi terhadap fenomena dalam situasi dan setting sebagaimana sebagaimana adanya. (uba seperti yang dikutip Patton %1))* dalam Poerwandari, 1))+*& mendefinisikan studi dalam situasi alamiah sebagai studi yang berorientasi pada penemuan %discovery-oriented &. &. Penelitian demikian se"ara sengaja membiarkan kondisi yang diteliti berada dalam keadaan sesungguhnya, dan menunggu apa yang akan mun"ul atau ditemukan. 1.
d.
Nilai hadir dan nyata (tidak bebas nilai)
alam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha untuk tidak memperhatikan atau tidak memperhitungkan nilai %bebas nilai&, sebaliknya dalam penelitian kualitatif nilai sangat diperhatikan atau diperhitungkan. Penelitian kuantitatif memegang teguh prinsip menghindari pernyataan-pernyataan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam laporan laporan penelitian penelitian %juga dalam skripsi, skripsi, tesis, disertasi& disertasi& dengan dengan jalan menggunakan menggunakan bahasa yang impersonal %misalnya tidak menggunakan kata kita, kami, saya, kita semua&, membuat laporan penelitian, mengajukan argumentasi berdasarkan berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam penelitian. Sedang penelitian kualitatif menggunakan bahasa yang personal %dapat %dapat menggunakan kata kita, kami, saya, kita semua&. 'enurut euman %1))/ dalam Salim, 0**1& dalam penelitian kualitatif para peneliti mengetahui adanya sifat value-laden %sarat nilai-nilai subjektif si peneliti& dalam penelitian, dan si peneliti pun se"ara aktif melaporkan nilai-nilai dan bias-biasnya, serta nilai-nilai dari informasi yang dikumpulkan di lapangan. 1.
e.
erikat erikat pada situasi (terikat pada konteks)
2elah dijelaskan bahwa suatu fenomena terikat pada situasi yang mengelilinginya, atau dengan kata lain selalu terika terikatt pada pada kontek konteks. s. 2elah elah dijela dijelaska skan n pula pula di depan depan bahwa bahwa dalam dalam peneli penelitia tian n kuanti kuantitat tatif if karena karena ingin ingin menghasilkan data yang berlaku umum %universal&, maka peneliti harus menjaga jarak dan bebas dari pengaruh yang diteliti. Peneliti selalu berusaha mengontrol bias, memilih per"ontohan yang sistematis dan berusaha objektif dalam meneliti suatu fenomena. Sebaliknya penelitian kualitatif tidak menjaga jarak dan tidak bebas dari yang diteliti diteliti karena karena ingin mengetahui mengetahui persepsiny persepsinya, a, atau dengan kata lain ingin mengetahui mengetahui persepsi persepsi subjektif dari yang diteliti. Persepsi subjektif dari yang diteliti selalu terikat pada situasi atau terikat pada konteks. 3ndividu yang sedang mengalami kesedihan dapat berubah menjadi senang atau gembira pada saat memasuki pesta ulang tahun anaknya atau teman karibnya. engan adanya data yang bersifat subjektif, apa ini berarti penelitian kualitatif tetap bersifat ilmiah4 $alaupun datanya bersifat subjektif, penelitian kualitatif tetap ilmiah, karena apabila data tersebut dimiliki beberapa atau banyak individu atau dengan kata lain beberapa atau banyak individu memiliki data yang sama dengan subjek yang diteliti, maka hasil penelitian seperti ini disebut bersifat intersub!ektif . "alam penelitian kualitatif# pengertian intersub!ektif sama dengan ob!ektif ob!ektif . 1. f.
erdiri erdiri dari beberapa kasus atau sub!ek
alam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak kasus atau subjek. alam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat juga banyak, bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat penting adalah sifatnya yang sangat spesifik . 5ontoh penelitian tentang 6Perkembangan emokrasi pada egara-negara Sosialis.7 Sosialis.7 egaraegara-negar negaraa yang menganut menganut paham Sosialis menentang menentang paham emokrasi. emokrasi. 8adi penelitian penelitian perkembangan demokrasi di negara-negara sosialis bersifat spesifik. Sebagai "ontoh tidak seperti dalam penelitian kuantitatif yang mematok jumlah subjek minimal sebanyak * %tiga puluh& individu agar dapat dianalisis dengan statistik parametrik, maka dalam penelitian kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang diteliti.
1. g.
Bersifat analisis tematik
alam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka yang diteliti adalah hal-hal yang bersifat khusus atau spesifik, dan analisisnya bersifat tematik. 'isalnya tindak kekerasan terhadap perempuan, masalah-masalah jender perjuangan perempuan mendapatkan perlakuan yang adil dalam lapangan pekerjaan, kasus-kasus perilaku menyimpang, masalah kesulitan belajar bagi anak-anak yang tidak normal %learning-disabilities &, dan lain-lain. 1.
h.
$eneliti terlibat
Berbeda dengan penelitian kuantitatif di mana peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti agar dapat menjaga objektivitas atau menghindari subjektivitas dari yang diteliti, maka sebaliknya penelitian kualitatif peneliti tidak mengambil jarak, agar peneliti benar-benar memahami persepsi subjek yang diteliti terhadap suatu fenomena. participant observation &. engan observasi 9ntuk itu peneliti dapat melakukan misalnya observasi terlibat % participant terlibat pemahaman terhadap subjek dapat mendalam. $aradigma dalam penelitian kualitatif eori Kritis Paradigma dalam penelitian kualitatif adalah Konstruktivisme# $ost $ositivisme# dan eori
a&
Konstruktivisme
(uba %1))*0:& menyatakan 6 But philosophers of science now uniformly believe that facts are facts only within some theoretical framework %;esse, 1)+*&. hus the basis for discovering %how things really are& and %really work& is lost. %'eality& eist only in the contet of mental framework (construct) for thinking about it.& Kutipan tersebut mempunyai arti ahli-ahli filsafat ilmu pengetahuan per"aya bahwa fakta hanya berada dalam kerangka kerangka kerja teori %;esse, %;esse, 1)+*&. Basis untuk menemukan menemukan 6Sesuatu 6Sesuatu benar-ben benar-benar ar ada7 dan 6benar-b 6benar-benar enar bekerja7 adalah tidak ada. 'ealitas hanya ada dalam konteks suatu kerangka ker!a mental (konstruk) untuk berpikir tentang realitas tersebut. 3ni berarti realitas itu ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir
seseorang. Selanjutnya (uba %1))*0:& menyatakan %onstructivists concur with the ideological argument that inquiry cannot be value-free. *f %reality& can be seen only through a theory window# it can equally be seen only through a value window. +any constructions are possible.& Kutipan tersebut mempunyai arti kaum Konstruktivis setuju dengan pandangan bahwa penelitian itu tidak bebas nilai. 8ika 6realitas7 hanya dapat dilihat melalui jendela teori, itu hanya dapat dilihat sama melalui jende jendela la nilai. Banyak pengonstruksian dimungkinkan. 3ni berarti menurut (uba penelitian terhadap suatu realitas itu tidak bebas nilai.
rgo >rgo Sum adalah adalah sesuat sesuatu u yang yang pasti, pasti, karena karena berpik berpikir ir bukan bukan merupa merupakan kan khayala khayalan. n. 'enur 'enurut ut es"a es"arte rtess pengetahuan tentang sesuatu bukan hasil pengamatan melainkan hasil pemikiran rasio. Pengamatan merupakan hasil=kerja dari indera %mata, telinga, hidung, peraba, penge"ap=lidah&, oleh karena itu hasilnya kabur. 9ntuk men"apai sesuatu yang pasti menurut es"artes kita harus meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui sehari sehari-ha -hari. ri. Pangk Pangkal al pemikir pemikiran an yang yang pasti pasti menur menurut ut es"a es"arte rtess dimula dimulaii dengan dengan merag meraguka ukan n kemudi kemudian an menimbulkan kesadaran, dan kesadaran ini berada di samping materi. Sedangkan prinsip ilmu pengetahuan di satu pihak berfikir, ini ada pada kesadaran, dan di pihak lain berpijak pada materi. ;al ini dapat dilihat dari pandangan 3mmanuel Kant %1/0?-1+*+&. 'enurut Kant ilmu pengetahuan itu bukan semata-mata merupakan pengalaman terhadap fakta# tetapi !uga merupakan merupakan hasil konstruksi oleh rasio. Selanjutnya menurut (uba %1))*0/& sistem keayakinan dasar pada peneliti Konstruktivitas dapat diringkas sebagai berikut %1ntology2 'elativist 3 'ealities eist in the form of multiple mental constructions# socially and eperientially based local and specific# dependent for their form and content on the persons who hold them.&
#sumsi #sumsi ontologi ontologi 6realitivi 6realitiviss @ realitasrealitas-reali realitas tas ada dalam bentuk konstruksi konstruksi mental yang bersifat bersifat ganda, didasarkan se"ara sosial dan pengalaman, lokal dan khusus bentuk dan isinya, tergantung pada mereka yang mengemukakannya.7 6>pistomogy Subje"tivist @ inAuirer and inAuired into are fused a single %monisti"& entity. indings are literally the "reation of the pro"ess of intera"tion between the two.7 #sumsi epistimologi 6subjektif @ peneliti dan yang diteliti disatukan ke dalam pengetahuan yang utuh dan bersifat tunggal (monistic). 2emuan2emuan-temua temuan n se"ara se"ara harafiah harafiah merupaka merupakan n kreasi kreasi dari proses proses interaksi interaksi antara antara peneliti dan yang diteliti.7 6'ethodology ;ermeneuti" @ diale"ti" @ individual "onstru"tions are eli"ited and refined hermeneuti"ally, hermeneuti"ally, with the aim of generating one %or a few& "onstru"tions on whi"h there is substantisl "onsensus.7 #sumsi metodologi metodologi 6;ermeneutik @ dialektik dialektik @ konstruksi-konstruksi konstruksi-konstruksi individual dinyatakan dan diperhalus se"ara se"ara hermeneuti hermeneutik k dengan dengan tujuan tujuan menghasil menghasilkan kan satu atau beberapa beberapa konstruksi konstruksi yang se"ara se"ara substansi substansial al disepakati7
b)
$ostpositivisme
(uba %1))*0*& menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut 6 $ostpositivism is best characteri4ed as modified version of positivism. 5aving assessed the damage that positivism has occured# postpositivists strunggle to limited that damage as well as to ad!ust to it. $rediction and control continue to be the aim.& Kutipan tersebut mempunyai arti Postpositivisme mempunyai "iri utama sebagai suatu modifikasi dari Positivisme. 'elihat banyaknya kekurangan pada Positivisme menyebabkan para pendukung Postpositivisme berupaya memperke"il kelemahan tersebut dan menyesuaikannya. Prediksi dan kontrol tetap menjadi tujuan dari Postpositivisme tersebut.7 Salim %0**1?*& menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Se"ara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat se"ara benar oleh manusia %peneliti&. !leh karena itu se"ara metodologi pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan berma"am-ma"am metode, sumber data, peneliti dan teori. Selanjutnya dijelaskan se"ara epistomologis hubungan antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidaklah bisa dipisahkan, tidak seperti yang diusulkan aliran Positivisme. #liran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin men"apai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek se"ara langsung. !leh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan "atatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi se"ara minimal %Salim, 0**1?*&. ari pandangan (uba maupun Salim yang juga menga"u pandangan (uba, enCin dan Din"oln dapat disimpulkan bahwa Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada Positivisme. Satu sisi Postpositivisme sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. 2etapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat se"ara langsung dengan realitas. ;ubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan berma"am-ma"am metode, sumber data, data, dan lain-lain. Selanjutnya menurut (uba %1))*0& sistem keyakinan dasar pada peneliti Postpositisme adalah sebagai berikut 6!ntology 5riti"al realist @ reality eEist but "an never be fully apprehended. 3t is driven b y natural laws that "an be only in"ompletely understood.7 #sumsi ontologi realis kritis @ artinya realitas itu memang ada, tetapi tidak akan pernah dapat dipahami sepenuhnya. pistomology 'odified obje"tivist @ obje"tivity remains a regulatory ideal, but it "an only be approEimated with spe"ial emphasis pla"ed on eEternal guardians su"h as the "riti"al tradition and "riti"al "ommunity.7 #sumsi epistomologi objektivis modifikasi @ artinya objektivitas tetap merupakan pengaturan (regulator) yang ideal, namun objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan khusus pada penjaga eksternal, seperti tradisi dan komunitas yang kritis. 6'ethodology 'odified eEperimental=manipulative @ emphasiCe "riti"al multiplism.
NTERPRETIVE, HERMENEUTIK, FENOMENOLOGI
1. *nterpretive Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian interpretive %6eisteswissenschaften & dan ilmu budaya % Kulturwissenschaften&. 2homas #. S"hwandt %dalam enCin F Din"oln, 1))? 11)& men"oba menggambarkan se"ara lebih luas dan lebih mendalam tentang faham interpretive dan menyatakan bahwa interpretive merupakan ide yang berasal dari tradisi intelektual 8erman, yaitu hermeneutik , tradisi 7erstehen dalam sosiologi, fenomenologi #lfred S"hutC, dan kritik kepada aliran ilmu pengetahuan alam % scientism& dan aliran Positivis % positivism& yang dipengaruhi oleh kritik para filosuf terhadap logika empirisme. ;al tersebut dapat dilihat dari pandangan S"hwandt %dalam enCin F Din"oln, 1))? 11)& sebagai berikut %$ainted in broad strokes# the canvas of interpretivism is layered with ideas stemming from the 6erman intellectual tradition of hermeneutics and the 7erstehen tradition in sociology# the phenomenology of 0lfred /chut4 and critiques of scientism and positivism of ordinary language philosophers critical of logical emperism (e.g $eter 8inch# 0. '. 9ough *saiah Berlin &.7
Selanjutnya S"hwandt menjelaskan bahwa se"ara historis argumentasi pengikut faham interpretive bahwa interpretive digunakan untuk penelitian manusia yang bersifat unik. 2erdapat berma"am sanggahan terhadap interpretive naturalistik %alamiah& dari ilmu pengetahuan sosial %se"ara kasar pandangan tentang tujuan dan metoda ilmu pengetahuan sosial disamakan %identik& dengan tujuan dan metoda ilmu pengetahuan alam&. Kaum interpretive berpandangan bahwa ilmu pengetahuan mental %6eisteswissenschaften& atau ilmu pengetahuan budaya % Kulturwissenschaften& berbeda dengan ilmu pengetahuan alam % Naturwissenschaften&. 2ujuan ilmu pengetahuan alam adalah menjelaskan se"ara ilmiah %erklaren&, sedang tujuan ilmu pengetahuan mental dan budaya adalah membentuk pemahaman %verstehen& mengenai 6makna7 dari fenomena sosial. ;al tersebut dapat dilihat dari pandangan S"hwandt %dalam enCin F Din"oln, 1))? 11)& sebagai berikut 6 5istorically# at least# interpretivists argued for the uniqueness of human inquiry. hey crafted various refutations of naturalistic interpretation of the social sciences (roughly the view that the aims and methods of the social sciences are identical to those of the natural sciences). hey held that the mental sciences (6eisteswissenschaften) or cultural sciences (Kulturwissenschaften) were different in kind than the natural sciences (Naturwissenschaften)2 he goal of the latter is scientific eplanation (rklaren)# where as the goal of the former is the grasping or understanding (7erstehen) of the %meaning& of social phenomena .7 Sebelum menjelaskan interpretive seperti tersebut di atas S"hwandt menjelaskan bahwa istilah-istilah Konstruktivis, Konstruktivisme, 3nterpretivis dan 3nterpretivisme merupakan istilah-istilah yang sehari-hari dipergunakan dalam metodologi ilmu pengetahuan sosial dan oleh ahli-ahli filsafat. #rti dari istilah-istilah tersebut dibentuk oleh maksud para penggunanya. Konstruktivisme dan interpretivisme berfungsi memberikan alternatif penjelasan lain yang meyakinkan se"ara metodologi dan filosofi yang berpasangan. 3stilah-istilah tersebut sangat tepat untuk disebut konsep yang peka. $alaupun demikian istilah-istilah ini hanya memberikan arahan terhadap apa yang harus diperhatikan dalam penelitian tetapi tidak memberikan penjelasan. ;al tersebut dapat dilihat dalam pandangan S"hwandt %dalam enCin F Din"oln, 1))? 11+& sebagai berikut 6onstructivist# constructivism# interpretivist and interpretivism are terms that routenely appear in the leicon of social science methodologists and philosophers. :et# their particular meaning are shaped by the intent of their user. 0s general descriptors for a loosely coupled family of methodological and philosophical persuasions# these terms are best regarded as senti4ing concepts (Blumer# ;<=>). hey steer the interest reader in the general direction of where instances of particular kind of inquiry can be found. 5owever they %merely suggest directions along which to look& rather than provide descriptions of what to see .7 ari penjelasan-penjelasan S"hwandt tersebut dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme, dan interpretivisme merupakan dua istilah yang dipahami se"ara berpasangan untuk mendapatkan makna dari suatu fenomena
sosial. Konstruktivisme dan interpretivisme ini biasanya dipergunakan oleh ilmu pengetahuan mental %6eisteswissenschaften& dan ilmu pengetahuan budaya %Kulturwissenschaften&. Sedang menurut (uba dan enCin F Din"oln, konstruktivisme merupakan paradigma. ;al ini telah dijelaskan se"ara memadai dalam Bab 33. alam buku Paradigm ialog karangan (uba, maupun 5andbook of ?ualitative 'esearch karangan enCin F Din"oln interpretivisme tidak disebut-sebut sebagai suatu paradigma. engan demikian dapat disimpulkan bahwa interpretive hanyalah merupakan metode analisis yang dipergunakan oleh kaum Konstruktivis untuk mendapatkan makna dari suatu fenomena. an dari penjelasan S"hwandt pada alinea pertama di atas juga nyata=jelas bahwa interpretive juga digunakan oleh hermeneutik dan fenomenologi, yang keduanya juga merupakan metode analisis sebagai kritik terhadap aliran ilmu pengetahuan alam dan positivisme yang menggunakan logika emperisme. Berbeda dengan ilmu pengetahuan alam yang bertujuan memberikan penjelasan %erklaren & maka interpretive bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam %verstehen&. 9ntuk menjelaskan perbedaan fenomena dengan makna dibalik fenomena %noumenon&, penulis akan mengutip uraian Spradley %1))/ :-& dalam bukunya 6he tnographic *nterview 7 yang telah diterjemahkan dalam bahasa 3ndonesia dengan judul 6 +etode tnografi& sebagai berikut 62iga orang anggota kepolisian yang sedang memberikan pijitan jantung dan bantuan oksigen kepada seorang wanita korban serangan jantung, tetapi malah diserang oleh segerombolan yang terdiri atas /: sampai 1** orang yang jelas-jelas tidak memahami upaya yang sedang dilakukan polisi. #nggota polisi lain menghadang gerombolan yang kebanyakan berbahasa Spanyol itu sampai sebuah ambulan datang. Para anggota kepolisian itu menjelaskan kepada kerumunan orang itu mengenai apa yang mereka kerjakan, tetapi kerumunan itu tetap beranggapan bahwa para anggota polisi itu memukul wanita tersebut. 'eskipun upaya keras telah dilakukan oleh anggota polisi namun korban serangan jantung itu, >vangeli"a >"heva"ria, :) tahun, meninggal dunia.7 ari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun menghadapi peristiwa atau fenomena yang sama yaitu seorang wanita yang mendapat serangan jantung, sehingga perlu diselamatkan kemudian diberi bantuan oleh polisi, namun peristiwa tersebut diinterpretasikan sangat berbeda oleh kelompok masyarakat tadi dengan polisi. Polisi berdasarkan kebudayaannya menginterpretasikan wanita itu mengalami gangguan jantung, sehingga perlu diselamatkan dengan memberikan pijitan jantung dan memberikan oksigen kepada wanita itu. Sedang gerombolan itu mengamati peristiwa yang sama tetapi dengan interpretasi yang berbeda. (erombolan itu berdasarkan kebudayaannya menginterpretasikan tingkah laku polisi sebagai tindak kekerasan karena dipersepsikan memukul, dan gerombolan itu bertindak untuk menghentikan perbuatan polisi yang mereka pandang sebagai perbuatan jahat. ari "ontoh peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa 1&
3nterpretasi terhadap makna kejadian antara polisi dan gerombolan sangat berbeda.
0&
Perbedaan interpretasi terhadap makna kejadian tersebut disebabkan latarbelakang budaya yang berbeda.
9ntuk memantapkan penjelasan bahwa suatu peristiwa atau fenomena yang sama dapat dimaknai se"ara berbeda, penulis men"oba menambah "ontoh dengan mengutip "ontoh yang diberikan oleh 5lifford (eertC %1))0 / @ +& 6he *nterpretation of ultures# /elected ssays 7 yang sudah diterjemahkan dalam bahasa 3ndonesia dengan judul 6afsir Kebudayaan 7. (eertC memberikan "ontoh tentang anak yang mengedipkan mata. Perilaku mengedipkan mata dapat memiliki makna yang berbeda-beda. $ertama, anak yang mengedipkan mata hanya karena kedutan. i sini anak yang mengedipkan matanya mempunyai makna adalah karena kedutan. Kedua, anak yang mengedipkan mata karena memberi isyarat. isini anak melakukan kedipan mata dengan sengaja untuk memberi isyarat, misalnya saat dimulainya suatu persekongkolan dengan sekelompok anak lain. Ketiga, anak mengedipkan mata karena sedang latihan atau melatih orang lain untuk bermain badut-badutan. ari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa perilaku yang sama yaitu mengedipkan mata ternyata dapat mengandung makna yang berbeda-beda. 'enurut (eertC %1))0 & untuk dapat memahami makna tersebut seseorang harus melakukan 6thick description 7 %6lukisan mendalam7&, yang pada hakikatnya sama dengan melakukan interpretasi. Kesimpulan ini analog dengan pernyataan (eertC %1))0 :& sebagai berikut 6engan per"aya pada 'aE $eber bahwa manusia adalah seekor binatang yang bergantung pada !aringan-!aringan makna yang ditenunnya sendiri , saya menganggap kebudayaan sebagai !aringan-!aringan itu , dan analisis
atasnya tidak merupakan ilmu eksperimental untuk men"ari hukum, melainkan sebuah ilmu yang bersifat interpretif untuk mencari makna .7 1. 5ermeneutik Berikut akan dijelaskan pengertian ;ermeneutik serta fungsi dan statusnya dalam ilmu pengetahuan kemanusiaan %6eisteswissenschaften& dan ilmu pengetahuan budaya % Kulturwissenschaften&. 2elah dijelaskan di atas %pada Bab 33& bahwa interpertive, hermeneutik maupun fenomenologi merupakan metode analisis yang mempunyai tujuan yang sama yakni men"ari pemahaman yang mendalam %verstehen& atau dengan kata lain men"ari makna di balik fenomena. 5ara yang dilakukan adalah melakukan interpretasi terhadap suatu fenomena. Kalau demikian apa bedanya antara interpretive dengan hermeneutik4 9ntuk itu akan dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan hermeneutik. Se"ara etimologis, kata hermeneutik berasal dari bahasa Gunani hermeneuin yang berarti menafsirkan. 'aka kata benda hermeneia se"ara harfiah dapat diartikan penafsiran atau interpretasi. 3stilah Gunani ini mengingatkan pada tokoh mitologis yang bernama ;ermes, yaitu utusan yang mempunyai tugas menyampaikan pesan dewa 8upiter kepada manusia. 2ugas ;ermes adalah menerjemahkan pesan-pesan dewa di (unung !lympus ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia. !leh karena itu fungsi ;ermes sangat penting karena apabila terjadi kesalahpahaman tentang pesan-pesan dewa-dewa akan berakibat fatal bagi seluruh umat manusia. ;ermes harus mampu menginterpretasikan pesan dewa-dewa ke dalam bahasa yang dipergunakan oleh para pendengarnya. Sejak saat itu ;ermes menjadi simbol seorang duta yang dibebani dengan sebuah misi tertentu. Berhasil tidaknya misi itu sepenuhnya tergantung pada "ara bagaimana pesan itu disampaikan %Sumaryono, 1)) 0?&. !leh karena itu, hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai 6 proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan men!adi mengerti 7. Batasan umum ini selalu dianggap benar, baik hermeneutik dalam pandangan klasik maupun dalam pandangan modern %Palmer, 1)) dalam Sumaryono, 1)) 0?&. ;ermeneutik dalam pandangan klasik akan mengingatkan kepada apa yang ditulis oleh #ristoteles dalam $eri 5ermeneias atau "e *nterpretatione . Gaitu bahwa kata-kata yang kita u"apkan adalah simbol dari pengalaman mental kita, dan kata-kata yang kita tulis adalah simbol dari kata-kata yang kita u"apkan. Sebagaimana seseorang tidak mempunyai kesamaan bahasa tulisan dengan orang lain, maka demikian pula ia tidak mempunyai kesamaan bahasa u"apan dengan orang lain. #kan tetapi pengalaman-pengalaman mentalnya yang disimbolkannya se"ara langsung itu adalah sama untuk semua orang sebagaimana juga pengalaman-pengalaman imajinasi kita untuk menggambarkan sesuatu % "e *nterpretatione, 3. 1. a. : dalam Sumaryono, 1)) 0?&. Pada masa itu #ristoteles sudah menaruh minat terhadap interpretasi. 'enurut #ristoteles, tidak ada satu pun manusia yang mempunyai baik bahasa tulisan maupun bahasa lisan yang sama dengan lain. Bahasa sebagai sarana komunikasi antara individu dapat juga tidak berarti sejauh orang yang satu berbi"ara dengan yang lain dengan bahasa yang berbeda. Bahkan pengalihan arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain juga dapat menimbulkan banyak problem. 'anusia juga mempunyai "ara menulis yang berbeda-beda. Kesulitan itu akan mun"ul lebih banyak lagi jika manusia saling mengkomunikasikan gagasan-gagasan mereka dalam bahasa tertulis %Sumaryono, 1)) 0?&. ari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun manusia mempunyai pengalaman mental yang sama, misalnya susah, gembira, ke"ewa, bangga, simpati, ben"i, rindu dan lain-lain, tetapi pengungkapan dalam bahasa baik bahasa tulisan maupun lisan berbeda. Begitu pula walaupun mempunyai pengalaman mental yang sama seperti sakit, ekspresi lisan orang yang satu dengan orang lain tidak sama. emikian pula dalam berkomunikasi, walaupun mereka berkomunikasi dalam bahasa yang sama, belum tentu mereka memiliki pemahaman yang sama. Bahkan dalam pengalihan bahasa %penerjemahan& dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain dapat menimbulkan banyak persoalan. Pengungkapan pengalaman mental ke dalam kata-kata yang diu"apkan atau ditulis ke dalam kata-kata yang diu"apkan atau ditulis mempunyai ke"enderungan dasar untuk mengerut atau menyempit. Sebuah pengalaman mental atau sebuah konsep mempunyai nuansa yang kaya dan beranekaragam. 2etapi kekayaan dan keanekaragaman nuansa tersebut tidak dapat ter"akup seluruhnya dalam sebuah kata yang diu"apkan atau ekspresi yang diperlihatkan. Kita sering mengungkapkan pengalaman mental ke dalam kata-kata atau ungkapan yang biasa dipakai orang pada umumnya, kita tidak berusaha mengungkapkan dengan kata-kata yang lebih baik
dan lebih jelas. !rang pada umumnya mengungkapkan kesedihan atau kegembiraan sebagaimana orang biasanya berbuat. 'ereka pada umumnya tidak mengungkapkan nuansa-nuansa dan "orak khusus dari pengalamannya sendiri yang bersifat pribadi. #pabila kita berbi"ara, maka kata-kata yang kita u"apkan pada dasarnya lebih sempit bila dibandingkan dengan buah pikiran atau pengalaman kita. #pabila kita menuliskan pengalaman kita, maka kata-kata yang tertulis, juga menjadi lebih sempit artinya. Pada dasarnya hermeneutik berhubungan dengan bahasa. 'anusia menyampaikan hasil pemikirannya melalui bahasa, kita berbi"ara dan menulis dengan bahasa. Kita memahami sesuatu dan menginterpretasikan sesuatu melalui bahasa. Begitu pula mengapresiasi sesuatu seni dengan bahasa, atau mengungkapkan kekaguman karya seni dengan bahasa, dan lain-lain. ;ermeneutik membantu kita untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam bahasa yang tertulis dalam buku, dokumen, majalah, surat dan lain-lain, agar makna yang kita tangkap sesuai dengan makna yang dimaksud oleh penulisnya. isiplin ilmu yang pertama yang banyak menggunakan hermeneutik adalah ilmu tafsir kitab su"i. Sebab semua karya yang mendapatkan inspirasi 3lahi seperti #l-Huran, kitab 2aurat, kitab-kitab Ieda, dan 9panishad supaya dapat dimengerti memerlukan interpretasi atau hermeneutik %Sumaryono, 1)) 0+&.
aftar Pertanyaan B#B 33
1. 8elaskan pengertian Paradigma menurut enCin F Din"oln J 0. 'enurut (uba, suatu paradigma dapat di"irikan oleh respon terhadap %tiga& pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi, epistomologi dan metodologi. 8elaskan masing-masing pertanyaan mendasar tersebut J . Buktikan pandangan tentang paradigma dari (eorge
1. 8elaskan penerapan 2eori Kritis dalam penelitian kualitatif J 1?. Buatlah skema #sumsi-asumsi Paradigma dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif yang meliputi #sumsi-asumsi, Pertanyaan yang merupakan refleksi asumsi-as umsi tersebut, dan prinsip-prinsip dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif sebagai refleksi asumsi-asumsi tersebut J 1:. 8elaskan perbedaan penelitian kuantitatif dengan kualitatif menurut Suparlan J 1. 'engapa penelitian kuantitatif bertujuan mengukur fakta yang objektif, sedang penelitian kualitatif bertujuan mengonstruksi realitas sosial, makna budaya 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 1/. 'engapa penelitian kuantitatif terfokus pada variabel-variabel, sedang penelitian kualitatif terfokus pada proses interaksi dan peristiwa-peristiwa 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 1+. 'engapa penelitian kuantitatif reliabilitas merupakan kun"i, sedang penelitian kualitatif keaslian merupakan kun"i 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 1). 'engapa penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai, sedang penelitian kualitatif nilai hadir dan nyata = tidak bebas nilai 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 0*. 'engapa penelitian kuantitatif tidak tergantung pada konteks, sedang penelitian kualitatif terikat pada konteks 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 01. 'engapa penelitian kuantitatif terdiri atas kasus atau subjek yang banyak, sedang penelitian kualitatif terdiri dari beberapa kasus atau subjek 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 00. 'engapa penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistik, sedang penelitian kualitatif bersifat analisis tematik 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 0. 'engapa penelitian kuantitatif peneliti tidak terlibat, sedang penelitian kualitatif peneliti terlibat 4 Berikan pula "ontoh masing-masing J 0?. 8elaskan apa yang dimaksud dengan *nterpretive 4 Berikan "ontoh kongkret *nterpretive dalam penelitian kualitatif J 0:. 8elaskan apa yang dimaksud dengan 5ermeneutik 4 Berikan "ontoh kongkret 5ermeneutik dalam penelitian kualitatif J 0. 8elaskan terbentuknya pengetahuan menurut faham enomenologi ;usserl4 8elaskan pula bahwa pendapat Sonny Keraf dan 'ikhael ua serta 'erleau Ponty juga sejalan dengan pandangan enomenologi4 0/. 'engapa subjek mampu memahami objek yang mempunyai hakekat yang berbeda4 an jelaskan mengapa subjek mampu mengangkat pengetahuan yang bersifat temporal dan kongkret dari objek menjadi pengetahuan yang bersifat abstrak dan universal4
0+. 8elaskan fenomenologi yang dikembangkan oleh >dmund ;usserl %1+:)-1)+& 4 0). 'enurut >dmund ;usserl usaha menangkap hakekat fenomena-fenomena memerlukan pedoman metode yang bersifat intensional. 8elaskan hanya dengan analisis yang bersifat intensional kesadaran dapat ditemukan4 *. 8elaskan bagaimana penjelasan 5alra $illig tentang enomenologi 2ransendental agar supaya suatu benda akan barang dapat kembali ke barangnya=bendanya sendiri sebagaimana mereka tampil kepada kita4 1. 8elaskan apa yang dimaksud dengan Epoche , Reduksi Fenomenologi , dan V!isi im"in#i$% Penjelasan hendaknya diberikan "ontoh yang kongkret dari masing-masing metoda fenomenologi tersebut4 0. 8elaskan mengapa Psikologi tertarik untuk menggunakan fenomenologi untuk memperkaya teorinya. 8elaskan perbedaan pandangan psikologi fenomenologi dengan fenomenologi transendental4
B#B 333 PENELITIAN KUALITATIF DAN STUDI KASUS
alam Bab ini akan diuraikan pengertian dan "iri-"iri penelitian kualitatif, studi kasus dan grounded theory dari beberapa ahli.
1. &%
Peneli#in Kuli##i$
1. $engertian $enelitian Kualitatif 5reswell, 8.$. dalam bukunya yang berjudul %'esearch "esign2 ?ualitative and ?uantitative 0pproaches.& Sage Publi"ations, 1))?, mengemukakan 'esearch that is guided by the qualitative paradigm is defined as2 %an inquiry process of understanding a social or human problem based on building a comple# holistic picture# formed with words# reporting detailed views of informants# and conducted in a natural setting.& Kutipan tersebut mengandung makna penelitian yang dibimbing oleh paradigma kualitatif didefinisikan sebagai 6Suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan men"iptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terin"i yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar % setting & yang alamiah.7 enCin F Din"oln, dalam bukunya yang berjudul %5andbook of ?ualitative 'esearch#& Sage Publi"ations, 1))+, mengemukakan %?ualitative research is many things to many people. *ts essence is twofold2 a commitment to some version of the naturalistic# interpretive approach to its sub!ect matter# and an ongoing critique of the politics and methods of positivism@?ualitative researchers stress the socially constructed nature of reality# the intimate relationship between the researcher and what is studied# and@value laden nature inquiry.&
Kutipan tersebut mempunyai arti, penelitian kualitatif esensinya bersifat ganda suatu komitmen terhadap pandangan naturalistik-pendekatan interpretatif terhadap pokok persoalan studi dan suatu kritik yang berkelanjutan terhadap politik dan metode positivisme. .Peneliti kualitatif menekankan realitas yang dibentuk se"ara sosial, hubungan yang erat antara peneliti dan yang diteliti dan , "iri penelitian yang sarat nilai. Selanjutnya, enCin F Din"oln menjelaskan %?ualitative research is aimed at gaining a deep understanding of a specific organi4ation or event# rather than a surface description of a large sample of a population. *t aims to provide an eplicit rendering of the structure order# and broad patterns found among a group of participants. *t is also called ethno-methodology or field research. *t generates data about human groups in social settings.& Kutipan tersebut mempunyai arti 6Penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk men"apai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus, ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelasan tersurat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut etno-metodologi atau penelitian lapangan. Penelitian ini juga menghasilkan data mengenai kelompok manusia dalam latar= setting sosial.7 Debih lanjut, enCin F Din"oln menjelaskan %?ualitative research does not introduce treatments or manipulate variables# or impose the researcherAs operational definitions of variables on the participants. 'ather# it lets the meaning emerge from the participants. *t is more fleible in that it can ad!ust to the setting. oncepts# data collection tools# and data collections methods can be ad!usted as the research progresses.& Kutipan tersebut mempunyai arti 6Penelitian kualitatif tidak memperkenalkan perlakuan %treatment &, atau memanipulasi variabel atau memaksakan definisi operasional peneliti mengenai variabel-variabel pada peserta penelitian. Sebaliknya, penelitian kualitatif membiarkan sebuah makna mun"ul dari partisipan-partisipan itu sendiri. Penelitian ini sifatnya lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan latar yang ada. Konsep-konsep, alat-alat pengumpul data, dan metoda pengumpulan data dapat disesuaikan dengan perkembangan penelitian.7 9ntuk memperjelas pandangan-pandangan tentang penelitian kualitatif, enCin F Din"oln menambahkan penjelasan sebagai berikut %?ualitative research aims to get a better understanding through first-hand eperience# truthful reporting# and quotations of actual conversations. *t aims to understand how the participants derive meaning from their surroundings# and how their meaning influences their behavior.& Kutipan tersebut mempunyai arti 6Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui pengalaman Ltangan pertamaM, laporan yang sebenar benarnya, dan "atatan-"atatan per"akapan yang aktual. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana para partisipan mengambil makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana makna-makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka sendiri. ari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang maalah!maalah manuia dan "ial# bukan mendekripikan bagian permukaan dari uatu realita ebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan p"iti$imenya%
Peneliti menginterpretaikan bagaimana ubjek memper"leh makna dari lingkungan ekeliling# dan bagaimana makna terebut mempengaruhi perilaku mereka% Penelitian dilakukan dalam latar &se##ing ' yang alamiah &n#u!lis#ic' bukan hail perlakuan !e#men# ' atau manipulai $ariabel yang dilibatkan%
ari pandangan-pandangan yang telah dikemukakan oleh 5reswell maupun enCin F Din"oln tersebut tidak saja dapat ditarik kesimpulan tentang definisi penelitian kualitatif tetapi juga tentang "iri-"irinya. 9ntuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang "iri"iri penelitian kualitatif akan diuraikan lebih lanjut tentang penelitian kualitatif menurut enCin F Din"oln sebagai berikut %?ualitative research uses variety kinds of qualitative inquiry in collecting data (such as2 observation# interview# documenting# narrating# publishing tet# etc.). 1bservation is the selection and recording of behaviors of people in their environment. 1bservation is useful for generating in-depth descriptions of organi4ation or events# for obtaining information that is otherwise inaccessible# and for conducting research when other methods are inadequate.& Kutipan tersebut mempunyai arti 6Penelitian kualitatif menggunakan berbagai jenis studi kualitatif dalam mengumpulkan data %seperti observasi, wawan"ara, dokumentasi, narasi, publikasi teks, dll.&. !bservasi adalah penyeleksian dan pen"atatan perilaku manusia dalam lingkungannya. !bservasi digunakan untuk menghasilkan penjelasan yang sangat mendala m mengenai organisasi dan peristiwa, untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh dengan "ara lain, dan untuk melakukan penelitian di saat metode-metode lain tidak memadai.7 2entang observasi, enCin F Din"oln menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut %1bservation is used etensively in studies by psychologists# anthropologists# sociologists# and program evaluator. "irect observation reduces distortion between the observer and what is observed that can be produced by an instrument (e.g. questionnaire). *t occurs in a natural setting# not a laboratory or controlled eperiment. he contet or background of behavior is included in observations of both people and their environment. 0nd it can be used with inarticulate sub!ects# such as children or others unwilling to epress themselves.& Kutipan tersebut mempunyai arti 6!bservasi digunakan se"ara luas dalam studi oleh para psikolog, antropolog, sosiolog, dan penilai program. !bservasi se"ara langsung mengurangi distorsi antara pengamat dan apa yang diamati, yang dapat diperoleh melalui sebuah instrumen %kuesioner&. !bservasi langsung terjadi di dalam latar yang alami, bukan dalam laboratorium atau eksperimen yang terkontrol. Konteks atau latar belakang perilaku juga ter"akup dalam pengamatan terhadap orang-orang dan lingkungannya. !bservasi ini dapat digunakan terhadap subjek yang tidak pandai berbi"ara, seperti anak-anak atau mereka yang segan mengekspresikan dirinya sendiri.7 Sebelum diuraikan tentang "iri-"iri penelitian kualitatif, akan dikemukakan pandangan 'uluk %yang menga"u pada (uba F Din"oln, 1))+& dalam disertasinya %0**?& bahwa dalam ilmuilmu sosial dan humaniora penelitian kualitatif lebih tepat dibandingkan penelitian kuantitatif sebagai berikut 6'emang selama beberapa ratus tahun setelah revolusi ilmu pengetahuan, positivisme seperti tidak terbantahkan dengan dasar objektivitas, kuantifikasi, dan rasionalitas. amun positivisme menjadi problematis ketika dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, mengingat bahwa realitas dan fenomena dalam ilmu sosial kebanyakan tidak mempunyai batas yang jelas antara subjek dan objek.
suatu dinamika sosial. Sebaliknya, dalam ilmu sosial dan humaniora, realitas dipandang sebagai suatu yang plural dan tidak pernah bebas konteks, bebas nilai dan bebas ideologi, suatu hal yang sangat diagung-agungkan oleh pendekatan positivisme. Kritik yang paling mendasar terhadap pendekatan positivisme adalah pada ke"enderungannya untuk memperlakukan data @ demi menjaga objektivitas @ tanpa mempertimbangkan konteks, pada ke"enderungannya untuk menggeneralisasi data yang umum kepada kasus-kasus yang spesifik. Kritik lainnya adalah pada pandangan positivistik yang meyakini adanya realitas yang bebas nilai %value-free& serta mengabaikan adanya dimensi interaksi dan hubungan timbal-balik %reciprocal & antara pengamat %observer & dengan yang diamati %(uba F Din"oln, 1))+ dalam 'alik, 0**?1?*&. engan demikian, paradigma teoretik setelah era positivisme menolak anggapan bahwa sesuatu yang ilmiah hanyalah sesuatu yang dapat diukur se"ara kuantitatif. alam perkembangan berikutnya, pandangan positivistik mendapat tantangan dari paradigma lainnya. engan demikian, positivistik tidak lagi satu-satunya "ara untuk sampai pada kebenaran ilmiah. 'akin disadari bahwa untuk gejala-gejala sosial, budaya dan perilaku, pendekatan-pendekatan yang lebih berorientasi pada pandangan naturalistik dan fenomenologis dianggap lebih mampu untuk menjelaskan gejala se"ara keseluruhan7&.
1. iri-ciri $enelitian Kualitatif ari pandangan 5reswell, enCin F Din"oln, serta pandangan (uba F Din"oln yang dikemukakan 'uluk, dapat dikemukakan "iri-"iri Penelitian Kualitatif sebagai berikut 1& Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks dan setting apa adanya atau alamiah %naturalistic&, bukan melakukan eksperimen yang dikontrol se"ara ketat atau memanipulasi variabel. 0& Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif dengan positivismenya. & #gar peneliti bisa mendapatkan pemahaman mendalam bagaimana subjek memaknai realitas dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek, peneliti perlu melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti. 9ntuk itu, bila perlu peneliti melakukan observasi terlibat % participant observation&. ?& 2idak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak membuat perlakuan %treatment &, memanipulasi variabel, dan menyusun definisi operasional variabel. 9ntuk men"apai tujuan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tidak terbatas pada observasi dan wawan"ara saja, tetapi juga dokumen, riwayat hidup subjek, karya-karya tulis subjek, publikasi teks, dan lain-lain. :& 2idak seperti penelitian kuantitatif yang bebas nilai, penelitian kualitatif justru menggali nilai yang terkandung dari suatu perilaku. Penelitian kualitatif meyakini bahwa perilaku tidak mungkin bebas dari nilai yang dihayati individu yang diteliti.
& Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan data yang diren"anakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian. /& 2idak seperti penelitian kuantitatif di mana untuk men"apai objektivitas dengan melakukan pengukuran %measurement & se"ara kuantitatif, penelitian kualitatif mendapatkan akurasi data dengan melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti dalam konteks dan setting yang alamiah %naturalistic&.
Sebagai bahan perbandingan dan sebagai upaya memperluas wawasan, berikut ini pandangan Poerwandari %1))+& yang menga"u pandangan Patton %1))*& tentang "iri-"iri penelitian kualitatif 1&
Studi dalam situasi alamiah %naturalistic inquiry&
esain penelitian kualitatif bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi latar penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi di mana fenomena tersebut ada. okus penelitian dapat berupa orang, kelompok, program, pola hubungan ataupun interaksi, dan kesemuanya dilihat dalam konteks alamiah %apa adanya&. 0&
#nalisis induktif
Penelitian kuantitatif-eksperimental menggunakan pendekatan analisis deduktif, dengan menerapkan pendekatan hipotesis-deduktif. Peneliti menetapkan variabel-variabel utama beserta dengan pernyataan-pernyataan tentang variabel-variabel tersebut %definisi operasional variabel catatan ini menurut penulis& sebelum pengumpulan data dilakukan, berdasarkan kerangka teoretis yang se"ara eksplisit dipilih. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, metode kualitatif se"ara khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan, dan logika induktif. ikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya, melainkan men"oba memahami situasi %make sense of the situation& sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. #nalisis induktif dimulai dengan observasi khusus, yang akan memun"ulkan tema-tema, kategori-kategori, pola hubungan di antara kategori-kategori tersebut. &
Kontak personal langsung peneliti di lapangan
Kegiatan lapangan merupakan aktivitas sentral dari sebagian besar penelitian kualitatif. 'engunjungi lapangan berarti mengembangkan hubungan personal langsung dengan orangorang yang diteliti. Penelitian kualitatif memang menekankan pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. ?&
Perspektif holistik
Satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti. Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa yang menyeluruh
tersebut lebih besar dan lebih bermakna daripada penjumlahan bagian-bagian. Penekanan pada pemahaman holistik ini kontras dengan tradisi kuantitatif-eksperimental, yang menuntut operasionalisasi variabel independen dan variabel dependen. Pendekatan kuantitatif demikian tidak disetujui oleh peneliti kualitatif karena dianggap a& terlalu menyederhanakan realitas hidup yang sesungguhnya amat kompleks, b& tidak mampu, ata u mengabaikan faktor-faktor penting yang sering sulit sekali untuk dikuantifikasi, "& gagal memberikan gambaran terintegrasi tentang fenomena yang diteliti. :&
Perspektif dinamis, perspektif 6perkembangan7
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai sesuatu yang statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi dan waktu. 'inat peneliti kualitatif adalah mendeskripsikan dan memahami proses dinamis yang terjadi berkenaan dengan gejala yang diteliti. Perubahan dilihat sebagai suatu hal yang wajar, sudah diduga sebelumnya, dan tidak dapat dihindari. Karenanya, daripada mengendalikan atau membatasinya, peneliti kualitatif-alamiah justru mengantisipasi kemungkinan perubahan itu, mengamati dan melaporkan objek yang diteliti dalam konteks perubahan tersebut. &
!rientasi pada kasus unik
Penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan rin"ian, karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada sejumlah ke"il kasus. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian. Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu, ataupun situasi unik se"ara mendalam. /&
etralitas empatik
Penelitian kualitatif sering dikritik menghasilkan data yang subjektif, dan karenanya dianggap kurang ilmiah. 'emang ilmu sering didefinisikan dalam kerangka objektivitas, yang dalam perspektif positivistik-kuantitatif di"apai melalui distansi %jarak catatan penulis& peneliti dari objek yang diteliti, karena peneliti kuantitatif-positivistik yakin bahwa distansi akan mempertahankan sikap 6bebas nilai.7 Peneliti-peneliti kualitatif, sebaliknya, menganggap bahwa objektivitas murni tidak pernah ada, hanya merupakan ilusi peneliti kuantitatif. Pilihan untuk meneliti topik tertentu pun sudah diwarnai subjektivitas, sementara ran"angan dan instrumen penelitian adalah produk manusia, dan karenanya, selalu mungkin mengandung bias. +&
leksibilitas ran"angan
Penyelidikan yang bersifat kualitatif tidak dapat se"ara jelas, lengkap dan pasti ditentukan di awal sebelum dilaksanakannya pekerjaan di lapangan. 2entu saja, ran"angan awal yang disusun sebaik mungkin, yang akan menentukan fokus pertama, ren"ana-ren"ana pengamatan dan wawan"ara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. 'eski demikian, sifat alamiah dan induktif dari penelitian tidak memungkinkan peneliti menentukan se"ara tegas variabelvariabel operasional, menetapkan hipotesis yang akan diuji maupun menyelesaikan skema pengambilan sampel dan instrumen yang akan dipakai sebelum ia sungguh-sungguh memasuki pekerjaan lapangan. esain kualitatif memiliki sifat luwes, akan berkembang sejalan berkembangnya pekerjaan lapangan.
)&
Peneliti sebagai instrumen kun"i
Bila peneliti kuantitatif dapat berpegang pada rumus-rumus dan teknik statistik, peneliti kualitatif tidak memiliki formula baku untuk menjalankan penelitiannya. Karenanya, kompetensi peneliti menjadi aspek paling penting $eneliti adalah *nstrumen Kunci dalam penelitian kualitatif. Peneliti berperan besar dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis dan menginterpretasikannya.
1. $erbedaan 0sumsi-asumsi $enelitian Kuantitatif dengan $enelitian Kualitatif 9ntuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Penelitian Kualitatif, berikut akan digambarkan perbedaan asumsi-asumsi Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif menurut 5reswell %1))?:&. 1&
#sumsi-asumsi Penelitian Kuantitatif
a&
'eality is ob!ective and singular# apart from the researcher.
'esearcher is independent from that being researched.
Peneliti bebas dari apa yang diteliti. "&
7alue-free and unbiased.
Bebas nilai dan tidak bias. d& ,ormal language# based on set definitions# impersonal voice# use of accepted quantitative words. Bahasa formal, berdasarkan seperangkat definisi, kata-kata yang tidak personal % impersonal &, menggunakan kata-kata kuantitatif yang sudah diterima %disepakati&. e& "eductive process# seeking cause effect static design-categories isolated before study contet-free generali4ation# and understanding accurate and reliable through validity and reliability. Proses deduktif, men"ari sebab dan akibat, desain yang statis dalam arti kategori-kategori sudah dipisah-pisah sebelum studi diadakanN bebas konteksN generalisasi membawa pada prediksi, penjelasan dan pemahamanN keakuratan dan kehandalan melalui validitas dan reliabilitas. 0&
#sumsi-asumsi Penelitian Kualitatif
a&
'eality is sub!ective and multiple as seen by participants in a study.
'esearcher interact with that being researched.
Peneliti berinteraksi dengan apa yang diteliti. "&
7alue-laden and biased.
2idak bebas nilai dan bias. d&
*nformal# envolving decisions# personal voice# accepted qualitative words.
3nformal, keputusan-keputusan mengalami perkembangan, menggunakan kata-kata yang personal, menggunakan kata-kata yang diterima kualitatif. e& *nductive process mutual simultaneous shaping of factors emerging design-categories identified during research process contet-bound patterns# theories developed for understanding accurate and reliable through verification. aktor-faktor dibentuk %diidentifikasi& bersamaan se"ara timbal balikN desain yang dinamis %berkembang selama studi& dalam arti kategori-kategori diidentifikasi selama proses penelitian&, desain disusun kemudianN terkait konteksN pola-pola, teori-teori dikembangkan untuk memahamiN akurasi dan kehandalan melalui verifikasi.
1. +asalah-masalah yang cocok dengan penelitian kuantitatif dan yang cocok dengan penelitian kualitatif 'enurut Poerwandari %1))+?&, gambaran mengenai masalah-masa lah yang "o"ok untuk diteliti dengan pendekatan kuantitatif atau kualitatif adalah sebagai berikut 1& Bila anda lebih tertarik pada yang disebut #llport sebagai 6Psikologi iferensial,7 yakni melihat elemen-elemen psikologi se"ara terpisah, men"ari gambaran tentang hal tersebut pada manusia pada umumnya sehingga dapat membandingkan manusia satu dengan yang lain, tampaknya yang lebih sesuai digunakan adalah pendekatan kuantitatif. 0& Bila anda tertarik untuk memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif, pendekatan kualitatif adalah yang sesuai untuk digunakan. Seperti juga beberapa tokoh yang menganggap penting pendekatan kualitatif dalam psikologi, saya berpandangan bahwa psikologi, khususnya psikologi kepribadian dan psikologi klinis akan banyak menyumbangkan pengetahuan tentang manusia bila banyak bertumpu pada pendekatan kualitatif. & ;al-hal yang membutuhkan pemahaman mendalam dan khusus sangat sulit diteliti dengan pendekatan kualitatif. Sulit untuk membayangkan bagaimana kita dapat se"ara utuh meneliti 6penghayatan individu yang mengalami per"eraian,7 6trauma yang dialami korban kejahatan seksual,7 6dinamika kekerasan terhadap perempuan,7 atau 6penyesuaian diri terhadap situasi menganggur7 dengan pendekatan kuantitatif.
?& Ke"enderungan yang positif dan perlu terus dikembangkan saat ini adalah mulai digunakannya pendekatan kualitatif dan kuantitatif sebagai dua hal yang saling menunjang dalam penelitian-penelitian psikologi. Gang banyak dilakukan psikologi konvensional adalah menyusun skala atau kuesioner berdasarkan teori yang ada. Karena teori yang ada sering juga tidak sesuai dengan konteks populasi penelitian, tidak jarang terjadi bahwa pertanyaan pertanyaan yang berkembang adalah pertanyaan yang merefleksikan "ara berpikir peneliti, dan gagal mengungkap apa yang sesungguhnya menjadi masalah responden atau subjek penelitian. 'enyadari hal tersebut, beberapa peneliti mulai menggabungkan metode-metode kualitatif dan kuantitatif. #kan dikemukakan pendapat Prof. r. uad ;asan tentang penelitian kualitatif sebagai berikut %$endekatan kualitatif sangat penting untuk dipahami oleh mereka yang bersibuk diri dengan studi tentang manusia dan berbagai pen!elmaan tingkah lakunya# baik individual maupun kolektif. Banyak perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan# apalagi penghayatannya terhadap berbagai pengalaman pribadi. Banyak sekali pen!elmaan ke!iwaan yang mustahil diukur dan dibakukan# apalagi dituangkan dalam satuan numerik. Kita mungkin berbicara tentang skala# peringkat# tolok ukur# dan berbagai sarana pengukur lainnya# akan tetapi perlu tetap disadari bahwa apa yang dapat ditangkap secara kuantitatif itu tidak sepenuhnya representatif bagi pemahaman ikhwal manusia yang pada hakekatnya bersifat kualitatif. Bagaimana mengukur keresahan# keriangan# kebosanan# kesepian# frustrasi# euforia# rasa percaya diri# rasa malu# rasa cinta# rasa benci# rasa marah# rasa iri# dan se!umlah pen!elmaan ke!iwaan lainnya# kecuali melalui kesanggupan berbagi rasa empathyC Bukanlah segala pen!elmaan manusiawi itu sesekali !uga dapat men!adi penghayatan diri kita sendiriC&
(ambar 1) uad ;assan
1. '%
(#udi Ksus
Setelah uraian mengenai apa itu penelitian kualitatif dan apa saja "iri-"irinya, selanjutnya akan dibahas dua jenis penelitian kualitatif yaitu studi Kasus dan grounded theory. 1. $engertian /tudi Kasus 'enurut Stake %dalam enCin F Din"oln, 1))?0&, studi kasus tidak selalu menggunakan pendekatan kualitatif, ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Stake, dalam membahas studi kasus, akan menekankan pendekatan kualitatif, bersifat naturalistik, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi. Studi kasus bukan merupakan pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang bersifat khusus untuk dipelajari. 2erdapat "ontoh masalah yang dapat bersifat kuantitatif, misalnyaN anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun "atatan dokter lebih bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. 5ontoh lain studi tentang anak yang diabaikan %neglected child & dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun "atatan pekerja sosial lebih bersifat kualitatif ketimbang kuantitatif. Sebagai suatu bentuk penelitian,
pemilihan studi kasus lebih ditentukan oleh ketertarikan pada kasus-kasus yang bersifat individual, bukan oleh pemilihan penggunaan metode penelitian. ;al ini dapat dilihat dari penjelasan Stake sebagai berikut %/ome case studies are qualitative studies# some are not. *n this chapter * will concentrate on case studies where qualitative inquiry dominates# with strong naturalistic# holistic# cultural# phenomenological interests. ase study is not a methodological choice# but a choice of ob!ect to be studied. 8e could study it in many ways. he physician studies the child because the child is ill. he childAs symptoms are both qualitative and quantitative. he physicianAs record is more quantitative than qualitative. he social worker studies the child because the child is neglected. he symptoms of neglect are both qualitative and quantitative. he formal record the social worker keeps in more qualitative than quantitative. *n many professional and practical fie lds# cases are studied and recorded. 0s a form of research# case study is defined by interest in individual cases# not by methods of inquiry used.& Selanjutnya, Stake menjelaskan bahwa nama studi kasus ditekankan oleh beberapa peneliti karena memfokuskan tentang apa yang dapat dipelajari se"ara khusus pada kasus tunggal. Penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. ;al ini dapat dilihat dari penjelasan Stake sebagai berikut %he name case study is emphasi4ed by some of us because it draws attention to the question of what specifically can be learned from the single case. hat epistemological question is the driving question of this chapter2 8hat can be learned from the single caseC * will emphasi4e designing the study to optimi4e understanding of the case rather than generali4ation beyond.& Debih lanjut, Stake menjelaskan tentang identifikasi kasus bahwa kasus dapat bersifat sederhana tetapi dapat juga bersifat kompleks. Kasus dapat bersifat tunggal misalnya hanya terkait dengan seorang anak, atau banyak misalnya satu kelas, atau bersifat kompleks misalnya kaum profesional yang mempelajari anak dalam masa kanak-kanak. $aktu yang dibutuhkan untuk mempelajari dapat pendek atau panjang, tergantung waktu untuk berkonsentrasi. Setelah menentukan mempelajari suatu kasus, peneliti seyogyanya terlibat se"ara mendalam pada kasus tersebut. ;al ini dpat diba"a penjelasan Stake sebagai berikut %0 case may be simple or comple. *t may be a child or a classroom of children or a mobili4ation of professionals to study a childhood condition. *t is one among others. *n any given study# we will concentrating our inquiry on the one may be long or short# but while we so consentrate# we are engaged in case study.& Selanjutnya, Stake menjelaskan bahwa apabila ingin mempelajari suatu kasus, tidak mungkin memahami se"ara mendalam tanpa mengetahui tentang kasus-kasus lain. 2etapi apabila sumber daya terbatas, maka lebih baik hanya berkonsentrasi memahami kompleksitas satu kasus saja tanpa harus melakukan perbandingan antar kasus-kasus tersebut. #pabila mempelajari lebih dari satu kasus, maka sebaiknya penelitian berkonsentrasi pada kasus tunggal. ;al ini dapat dilihat dari penjelasan Stake sebagai berikut %Dltimately we may be more interested in phenomenon or population of cases than in the individual case. 8e cannot understand this case without knowing about other cases. But while we are studying it# our meager resources are concentrated on trying to understand its compleities . ,or the while# we probably will not study comparison cases. 8e may simultaneously carry on more one case study# but each case study is concentrated inquiry into a single case.& Stake mengidentifikasikan adanya %tiga& tipe studi kasus. Gang pertama disebut studi kasus intrinsik, yaitu studi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kasus yang khusus,
hal ini disebabkan karena seluruh kekhususan dan keluarbiasaan kasus itu sendiri menarik perhatian. 2ujuan studi kasus intrinsik bukan untuk memahami suatu konstruksi abstrak atau konstruksi fenomena umum seperti kemampuan memba"a %literacy&, penggunaan obat-obatan oleh remaja atau apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. 2ujuannya bukan untuk membangun teori, meskipun pada waktu lain peneliti mungkin mengerjakan hal tersebut. Studi dilakukan karena ada minat intrinsik di dalamnya, sebagai "ontoh anak luar biasa, klinik, konferensi atau kurikulum. #pa yang dikemukakan ini dibandingkan dengan penjelasan Stake sebagai berikut %"ifferent researchers have different purposes for studying cases. o keep such differences in mind# * find it useful to identify three types of study. *n what we may call intrinsic case study# study is undertaken because one wants better understanding of its particular case. *t is not undertaken primarily because the case represents other cases or illustrates a particular trait or problem# but because# in all its particularity and ordinariness# this case itself is of interest. he researcher temporarily subordinates other curiosities so that case may reveal its story. he purpose is not to come to understand some abstract constructs or generic phenomenon# such as literacy or teenage drug use or what a school principal does. he purpose is not theory building 3 though at other times the researcher may do !ust that. /tudy is undertaken because of intrinsic interest in# for eample# this particular child# clinic conference or curriculum.& Studi kasus yang kedua disebut studi kasus instrumental %instrumental case study&, adalah kasus khusus yang diuji untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah %issue& atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. $alaupun studi kasus ini kurang diminati, ia memainkan peran yang mendukung, memfasilitasi pemahaman terhadap sesuatu yang lain %minat eksternal&. Kasusnya dilihat se"ara mendalam, dan konteksnya diteliti se"ara "ermat, aktivitas-aktivitas untuk mendalami kasus tersebut dilakukan se"ara rin"i, karena kasus ini membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar %minat eksternal&. asar pemilihan mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini diharapkan dapat memperluas pemahaman peneliti tentang minat lainnya. ;al ini disebabkan karena para peneliti bersamasama mempunyai beberapa minat yang selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus intrinsik dari studi kasus instrumental dan bertujuan memadukan keterpisahan di antara keduanya. ;al ini dapat diba"a dalam penjelasan Stake sebagai berikut %*n what we may call instrumental case study# a particular case is eamined to provide insight into an issue or refinement of theory. he case of secondary interest it plays a supportive role# facilitating our understanding of something else. he case is often looked at in depth# its contets scrutini4ed# its ordinary activities detailed# but because this helps us pursue the eternal interest. he case may be seen as typical of other cases or not. (* will discuss the small importance of typicality later.) he choice of case is made because it is epected to advance our understanding of that other interest. Because we simultaneously have several interests# often changing# there is no line distinguishing intrinsic case study from instrumental rather# a 4one of combined purpose separates them.& Studi kasus ketiga adalah studi kasus kolektif %collective case study&, yaitu penelitian terhadap gabungan kasus-kasus dengan maksud meneliti fenomena, populasi, atau kondisi umum. 3ni bukan merupakan kumpulan studi instrumental yang diperluas pada beberapa kasus. Studi kasus kolektif memerlukan kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus diketahui lebih dahulu untuk mendapatkan karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus tersebut mempunyai "iri-"iri yang sama atau berbeda, masing-masing mempunyai kelebihan dan bervariasi. Kasus-kasus tersebut dipilih karena diper"aya bila memahami kasus-kasus tersebut akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik, penyusunan teori yang lebih baik tentang kumpulan kasus-kasus yang lebih luas. ;al ini dapat diba"a
pada penjelasan Stake sebagai berikut %8ith even less interest in one particular case# researchers may study a number of cases !ointly in order to inquire into the phenomenon# population# or general condition. 8e might call this collective case study. *t is not the study of collective but instrumental study etended to several cases. *ndividual cases in the collection may or may not be known in advance to manifest the common characteristic. hey may be similar or dissimilar# redundancy and variety each having voice. hey are chosen because it is believed that understanding them will lead to better understanding# perhaps better theoriti4ing# about a still larger collection of cases.& Selanjutnya mengenai studi kekhususan, Stake menjelaskan bahwa peneliti kasus men"ari tahu tentang apa yang bersifat umum dan apa yang bersifat khusus dari kasus tersebut, tetapi hasil akhir dari kasus tersebut biasanya menampilkan sesuatu yang unik. Keunikan tersebut mungkin meresap dan meluas kepada @
;akikat suatu kasus
@
Datar belakang sejarah kasus tersebut
@
Datar % setting & fisik
@
Konteks-konteks lainnya, termasuk ekonomi, politik, hukum, dan estetika
@
Kasus lainnya bilamana kasus tersebut berkaitan dengan kasus yang dipelajari
@
3nforman-informan dipilih dari orang-orang yang mengetahui kasus ini
9ntuk mempelajari kekhususan suatu kasus, keseluruhan data tersebut harus dikumpulkan. Keunikan, kekhususan dan perbedaan tidak disukai se"ara meluas. Studi kasus dirugikan oleh orang-orang yang kurang menghargai kekhususan. Banyak ahli ilmu pengetahuan sosial telah menulis tentang studi kasus, seolah-olah studi kasus khusus tidak sepenting studi kasus lainnya yang diarahkan guna menghasilkan generalisasi. Studi kasus dianggap merupakan tipifikasi dari kasus-kasus lainnya sebagai eksplorasi yang mengawali studi-studi yang dapat menghasilkan generalisasi, atau hanya merupakan suatu langkah awal dalam membangun teori. 8adi studi kasus kurang dihargai sebagai studi intrinsik yang bernilai kekhususan seperti biografi, studi mandiri kelembagaan, program evaluasi, praktek terapi dan banyak ma"am pekerjaan. ;al ini dapat diba"a dalam penjelasan Stake sebagai berikut %ase researchers seek out both what is common and what is particular about the case# but the end result regularly presents something unique (/touffer# ;<>;). Dniqueness is likely to be pervasive# etending to @
he nature of the case
@
*ts historical background
@
he physical setting
@
1ther contets# including economic# political# legal and aesthetic
@
1ther cases trough which this case is recogni4ed
@
hose informants through whom the case can be known
o study the case# many researchers will gather data on all the above. 9niAueness, parti"ulary, diversity is not universally loved. 5ase study methodology has suffered somewhat be"ause it has sometimes been presented by people who have a lesser regard for study of the parti"ular %enCin, 1)+1N (laser F Strauss, 1)/N ;erriott F irestone, 1)+N Gin, 1)+?&. 'any so"ial s"ientists have written about "ase study as if intrinsi" study of a parti"ular "ase is not as important as studies to obtain generaliCations pertaining to a population of "ases. 2hey have emphasiCed "ase study as typifi"ation of other "ases, as eEploration leading to generaliCation produ"ing studies, or as an o""asional early step in theory building. 2hus, by these respe"ted authorities, "ase study method has been little honored as in the intrinsi" study of a valued parti"ular, as its generally in biography, institutional self study, program evaluation, therapeuti" pra"ti"e, and many lines of work.7 ari pandangan-pandangan Stake %dalam enCin F Din"oln, 1))?0-0+& tersebut dapat disimpulkan tentang studi kasus dan "iri-"irinya sebagai berikut Studi kau adalah uatu bentuk penelitian &in)ui!*' atau tudi tentang uatu maalah yang memiliki ifat kekhuuan & p!#icul!i#*'# dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif# dengan aaran per"rangan &indi$idual' maupun kel"mp"k# bahkan mayarakat lua% Dalam buku yang penuli uun ini lebih ditekankan pendekatan kualitatif%
1. b.
iri-ciri studi kasus
5iri-"iri studi kasus adalah sebagai berikut 1& Studi kasus bukan suatu metodologi penelitian, tetapi suatu bentuk studi %penelitian& tentang masalah yang khusus % particular &. 0& Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal %ditujukan perorangan =individual& atau suatu kelompok, misalnya suatu kelas, kelompok profesional, dan lain-lain. & 'asalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau kompleks. 'asalah yang sederhana misalnya anak yang mengalami penyimpangan perilaku. 'asalah yang kompleks misalnya suatu periode %masa& kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, hal-hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, hal-hal yang menyebabkan skiCofrenia, dll. ?& 2ujuan yang ingin di"apai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu kasus, atau dapat dikatakan untuk mendapatkan verstehen bukan sekedar erklaren %deskripsi suatu fenomena&. :& Studi kasus tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, walaupun studi dapat dilakukan terhadap beberapa kasus. Studi yang dilakukan terhadap beberapa kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, se hingga pemahaman yang dihasilkan terhadap satu kasus yang dipelajari lebih mendalam.
&
2erdapat %tiga& ma"am tipe studi kasus, yaitu
a& Studi kasus intrinsik %intrinsic case study&, apabila kasus yang dipelajari se"ara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik %intrinsic interest &. b& Studi kasus intrumental %intrumental case study&, apabila kasus yang dipelajari se"ara mendalam karena hasilnya akan dipergunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang telah ada atau untuk menyusun teori baru. ;al ini dapat dikatakan studi kasus instrumental, minat untuk mempelajarinya berada di luar kasusnya atau minat eksternal %eternal interest &. "& Studi kasus kolektif %collective case study&, apabila kasus yang dipelajari se"ara mendalam merupakan beberapa %kelompok& kasus, walaupun masing-masing kasus individual dalam kelompok itu dipelajari, dengan maksud untuk mendapatkan karakteristik umum, karena setiap kasus mempunyai "iri tersendiri yang bervariasi. /& ;al-hal umum juga dipelajari dalam studi kasus, tetapi fokusnya terarah pada hal yang khusus atau unik. 9ntuk mendapatkan hal-hal yang unik dari data-data sebagaimana tersebut di bawah ini, harus dikumpulkan dan dianalisis, yaitu a&
;akikat %the nature& kasus
b&
Datar belakang sejarah kasus
"&
Datar % setting & fisik
d&
Konteks dengan bidang lainN ekonomi, politik, hukum, dan estetika
e&
'empelajari kasus-kasus lain yang berkaitan dengan kasus yang dipelajari
f&
3nforman-informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui kasus ini
9ntuk memperdalam wawasan pemba"a, berikut ini akan dikemukakan tulisan Baedhowi %0**1)?& yang menga"u pada Gin %1)+1& tentang perbedaan studi kasus intrinsik dengan studi kasus instrumental dan studi kasus kolektif sebagai berikut 6 *ntrinsic case study dilakukan untuk memahami se"ara lebih baik tentang suatu kasus tertentu. 8adi studi terhadap kasus ini karena peneliti ingin mengetahui se"ara intrinsik mengenai fenomena, keteraturan, dan kekhususan dari suatu kasus, bukan alasan eksternal lainnya. Sebaliknya, instrumental case study merupakan studi terhadap kasus untuk alasan eksternal, bukan karena kita ingin mengetahui tentang hakekat kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebuah instrumen untuk memahami hal lain di luar kasus, misalnya dalam membuktikan sebuah teori yang sebelumnya sudah ada. Sedangkan collective case study dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi terhadap fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut. 8adi, jenis studi kasus ke-tiga ini ingin membentuk sebuah teori berdasarkan persamaan dan keteraturan yang didapat dari setiap kasus yang diselidiki.7
1. Kelebihan dan Kelemahan /tudi Kasus 1&
Kelebihan Studi Kasus
a& Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural. b& Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat. 0&
Kelemahan Studi Kasus
ari ka"amata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. amun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk men"ari generalisasi.
aftar Pertanyaan B#B 333
1. Bagaimana pandangan 5reswell tentang penelitian kualitatif 4 8elaskan J 0. Bagaimana pandangan enCin F Din"oln tentang penelitian kualitatif 4 8elaskan J . ari pandangan beberapa ahli, diantaranya (uba 5reswell, enCin F Din"oln, dapat disimpulkan adanya / %tujuh& "iri penelitian kualitatif. Sebutkan dan jelaskan masingmasing "iri tersebut J ?. 'enurut Poerwandari yang menga"u pada pandangan Patton terdapat ) %sembilan& "iri penelitian kualitatif. Sebutkan dan jelaskan masing-masing "iri tersebut J :. 8elaskan masalah yang "o"ok dengan penelitian kuantitatif dan yang "o"ok dengan penelitian kualitatif menurut Poerwandari J . Bagaimana pandangan Prof. r. uad ;asan tentang penelitian kualitatif 4 8elaskan J
/. 8elaskan pengertian Studi Kasus baik menurut enCin F Din"oln, maupun Stake J +. 'enurut anda apa kriteria utama sehingga suatu studi %penelitian& disebut Studi Kasus4 ). 'enurut Stake terdapat %tiga& tipe Studi Kasus. Sebutkan ketiga tipe Studi Kasus tersebut 4 8elaskan perbedaan Studi Kasus yang satu dengan yang lainnya J 1*. Sebutkan dan jelaskan / %tujuh& ma"am "iri-"iri Studi Kasus 4 11. 8elaskan kelebihan dan kelemahan Studi Kasus J 10. Buatlah Proposal Penelitian Kualitatif dengan menerapkan prinsip-prinsip dan "iri-"iri Penelitian Kualitatif J
B#B 3I TEKNIK PEN(U)PULAN INF*+)ASI &DATA'
'enurut 5reswell %1))? 1:*-1:1& berdasarkan tipe data kualitatif maka terdapat ? %empat& ma"am tipe pengumpulan data, yaitu 1& observasi, 0& wawan"ara, & dokumen, ?& alat-alat audiovisual. #tas dasar hal tersebut penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi %data& menjadi %tiga& jenis, yaitu 1& observasi, 0& wawan"ara, & dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan pengertian dan "iri-"irinya.
1. &%
Penge!#in dn ci!i+ci!i Ose!-si .pengm#n/
1. $engertian observasiEpengamatan (1bservation) 'enurut Kartono %1)+* 1?0& pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut 6studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pen"atatan7. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah 6mengerti "iri-"iri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu7. !bservasi dapat menjadi teknik pengumpulan data se"ara ilmiah apabila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut 1&
iabdikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.
0& iren"anakan dan dilaksanakan se"ara sistematis, dan tidak se"ara kebetulan %accidental & saja. & i"atat se"ara sistematis dan dikaitkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum, dan tidak karena didorong oleh impuls dan rasa ingin tahu belaka. ?& Ialiditas, reliabilitas dan ketelitiannya di"ek dan dikontrol seperti pada data ilmiah lainnya %8ekoda, dkk, 1):) dalam Kartono 1)+* 1?0&. atatan penulis 9ntuk nomor ?& istilah validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif tidak biasa digunakan, istilah yang biasa digunakan untuk menggantikan kedua istilah tersebut adalah kredibilitas. Poerwandari tidak memberikan batasan tentang observasi tetapi memberikan penjelasan tentang observasi sebagai berikut 6!bservasi barangkali menjadi metode yang paling dasar dan paling tua di bidang psikologi, karena dengan "ara-"ara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Semua bentuk penelitian psikologis, baik itu kualitatif maupun kuantitatif mengandung aspek observasi di dalamnya. 3stilah observasi diturunkan dari bahasa Datin yang berarti 6melihat7 dan 6memperhatikan7. 3stilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan se"ara akurat, men"atat fenomena yang mun"ul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. !bservasi selalu menjadi bagian dalam penelitian psikologis, dapat berlangsung dalam konteks laboratorium %eksperimental & maupun dalam konteks alamiah %Banister dkk, 1))? dalam Poerwandari 1))+ 0&. atatan penulis !bservasi yang dilakukan dalam laboratorium dalam konteks eksperimental itu adalah observasi dalam rangka penelitian kuantitatif. !bservasi dalam rangka penelitian kualitatif harus dalam konteks alamiah %naturalistik &. Patton %1))* 0*1 dalam Poerwandari, 1))+ & menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. #gar memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
'oleong tidak memberikan batasan tentang observasi, tetapi menguraikan beberapa pokok persoalan dalam membahas observasi, diantaranya a& alasan pemanfaatan pengamatan, b& ma"am-ma"am pengamatan dan derajat peranan pengamat %'oleong, 0**1 10:&. a& 'anfaat Pengamatan 'enurut (uba dan Din"oln %1)+1 1)1 @ 1) dalam 'oleong 0**1 10:-10& alasan-alasan pengamatan %observasi& dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam penelitian kualitatif, intinya karena 1& Pengamatan merupakan pengalaman langsung, dan pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh kebenaran. #pabila informasi yang diperoleh kurang meyakinkan, maka peneliti dapat melakukan pengamatan sendiri se"ara langsung untuk menge"ek kebenaran informasi tersebut. 0& engan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian men"atat perilaku dan kejadian sebagaimana yang sebenarnya. & Pengamatan memungkinkan peneliti men"atat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetahuan yang diperoleh dari data. ?& Sering terjadi keragu-raguan pada peneliti terhadap informasi yang diperoleh yang dikarenakan kekhawatiran adanya bias atau penyimpangan. Bias atau penyimpangan dimungkinkan karena responden kurang mengingat peristiwa yang terjadi atau adanya jarak psikologis antara peneliti dengan yang diwawan"arai. 8alan yang terbaik untuk menghilangkan keragu-raguan tersebut, biasanya peneliti memanfaatkan pengamatan. :& Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. 8adi pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks. & alam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat. 'isalkan seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bisa berbi"ara atau mengamati orang-orang luar biasa, dan sebagainya. Perlu ditekankan disini pengamatan dimaksudkan agar memungkinkan pengamat melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek yang diteliti, menangkap makna fenomena dan budaya dari pemahaman subjek. Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek, bukan apa yang dirasakan dan dihayati oleh si peneliti. 8adi interpretasi peneliti harus berdasarkan interpretasi subjek yang diteliti.
b&
'a"am Pengamat dan erajat Pengamat
'enurut 'oleong %0**1 10-10/& pengamatan dapat dibedakan menjadi a & pengamatan berperan serta, b& pengamatan tidak berperan serta. Pengamatan juga dapat diklasifikasikan menjadi a& pengamatan terbuka, apabila keberadaan pengamat diketahui oleh subjek yang diteliti, dan subjek memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa
yang terjadi dan subjek menyadari adanya orang yang mengamati apa yang subjek kerjakan, b& pengamatan tertutup apabila pengamat melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang diamati. Pengamatan juga dapat diklasifikasikan menjadi a& pengamatan dengan latar alamiah atau pengamatan tidak terstruktur dan b& pengamatan buatan atau pengamatan terstruktur. Pengamatan terstruktur ini disebut eksperimen biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Sedang pengamatan alamiah atau pengamatan tidak terstruktur inilah yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya Bunford 8unker %dalam 'oleong, 0**1 10-10/& membagi peran peneliti sebagai pengamat menjadi ? %empat& jenis, yaitu 1& Berperan serta se"ara lengkap %the complete participant &. Pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari suatu kelompok yang diamati, artinya peneliti bergabung se"ara penuh atau menjadi anggota se"ara penuh dalam kelompok yang diamati sendiri oleh peneliti. engan demikian peneliti dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yang rahasia. 0& Pemeran serta sebagai pengamat %the participant as observer &. Peneliti tidak sepenuhnya menjadi anggota kelompok yang diamati %misalnya anggota kehormatan&, tetapi masih dapat melakukan fungsi pengamatan. ;al-hal rahasia masih dapat diketahui. & Pengamat sebagai pemeran serta %the observer as participant &. Peranan pengamat se"ara terbuka diketahui oleh umum, karena segala ma"am informasi termasuk yang rahasia dapat dengan mudah diperoleh. ?& Pengamat penuh %the complete observer &. Biasanya hal ini terjadi pada pengamatan suatu eksperimen dilaboratorium yang menggunakan ka"a sepihak. Peneliti dengan bebas mengamati se"ara jelas subjeknya dari belakang ka"a, sedang subjeknya sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak.
li"k %0**0 1:& menjelaskan tentang observasi sebagai berikut disamping kemampuan berbi"ara dan mendengarkan sebagaimana digunakan dalam wawan"ara-wawan"ara, observasi merupakan keterampilan harian lain sebagai se"ara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam penelitian kualitatif. 2idak hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran, perasaan dan pen"iuman yang diintegrasikan. %6 Besides the competencies of speaking and listening which are used in interviews# observing is another everyday skill which is methodologically systemati4ed and applied in qualitative research. Not only visual perceptions but also those based on hearing# feeling and smelling are integrated (0dler and 0dler 1))+&7&. engan menyetujui pendapat riedri"hs %1)/ 0/0-0/&, li"k % 0**0 1:& menyatakan prosedur observasi se"ara umum diklasifikasikan menjadi : %lima& dimensi, yaitu a& !bservasi tertutup versus observasi terbuka seberapa jauh observasi diberitahukan kepada siapa yang diobservasi. %6overt versus overt observation2 how far is the observation revealed to those who are observed&&.
b& !bservasi tidak terlibat versus observasi terlibat seberapa jauh pengamat menjadi bagian yang aktif dari lapangan yang diamati. %6 Non-participant versus participant observation2 how far does the observer become an active part of the observed field& &. "& !bservasi sistematis lawan observasi yang tidak sistematis adalah suatu observasi yang lebih atau kurang terstandarisasikan dalam pola pelaksanaannya atau observasi yang lebih fleksibel dan tanggap terhadap proses penelitian sendiri. %6/ystematic versus unsystematic observation2 is a more or less standari4ed observation scheme applied or does observation remain rather fleible and responsive to the processes themselves&&. d& !bservasi se"ara alamiah versus situasi-situasi buatan apakah observasi dilakukan dalam lapangan yang diminati atau apakah observasi dilakukan terhadap interaksi yang mengarah ke suatu tempat yang khusus %misalnya suatu laboratorium& yang memungkinkan observasi yang lebih baik. %61bservation in natural versus artificial situations2 are observation done in the field of interest or are interactions AmovedA to a special place (eq. a laboratory& to give a better observability&&. e& !bservasi diri versus mengobservasi orang-orang lain kebanyakan orang lain diobservasi, maka berapa banyak niat=atensi peneliti melakukan refleksi dalam observasi diri sendiri untuk dijadikan dasar selanjutnya pada waktu melakukan penafsiran atas apa yang diobservasi. %%/elf-observation versus observing others2 mostly other people are observed# so how much attention is paid to the researcherAs refleive self-observation for futher grounding the interpretation of the observed&&. 'engenai tahap-tahap observasi, penulis seperti #dler dan #dler %1))+&, enCin %1)+) b&, dan Spradley %1)+*& %dalam li"k, 0**0 1& menyatakan bahwa observasi memiliki / %tujuh& tahap, yaitu a& Seleksi suatu latar % setting & yaitu dimana dan kapan proses-proses dan individu-individu yang menarik itu dapat diobservasi %6he selection of a setting# i.e. where and when the interesting processes and persons can be observed&&. b& Berikan definisi tentang apa yang dapat didokumentasikan dalam observasi itu dan dalam setiap kasus. %6he definition of what is to be documented in the observation and in every case&&. "& Datihan untuk pengamat supaya ada standarisasi misalnya apa yang dijadikan fokusfokus penelitian. %6he training of the observers in order to standari4ed such focuses&&. d& !bservasi deskriptif yang memberikan suatu pemaparan umum mengenai lapangan. %6 "escriptive observations which provide an initial general presentation of the field&&. e& !bservasi terfokus yang semakin terkonsentrasi pada aspek-aspek yang relevan dengan pertanyaan penelitian. %6 ,ocused observations which concentrate more and more on aspects that are relevant to the research questions&&. f& !bservasi selektif yang dimaksudkan untuk se"ara sengaja menangkap hanya aspekaspek pokok. %6/elective observations which are intended to purposively grasp only central aspects&&.
g& #khir dari observasi apabila kepenuhan teori telah ter"apai, yaitu apabila observasi lebih lanjut tidak memberikan pengetahuan lanjutan. %6he end of the observations# when theoretical saturation has been reached (6laser and /trauss# ;
Kerlinger %1)+, terjemahan Simatupang 1))* +:/& intinya menyatakan bahwa manusia melakukan pengamatan sehari-hari terhadap orang lain, lingkungan sekeliling dan lain-lain. 2etapi pengamatan seperti itu jelas tidak memberikan data yang dapat dipergunakan untuk penelitian ilmiah. !leh peneliti-peneliti kuantitatif agar data hasil pengamatan dapat dimanfaatkan dalam penelitian ilmiah perlu diterapkan prosedur pengukuran yaitu setiap perilaku diberi skor menurut aturan tertentu, sehingga berdasarkan skor-skor tersebut dapat disusun kesimpulan. amun menurut Kerlinger hal tersebut ternyata masih menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Para peneliti kuantitatif menyatakan bahwa perilaku tersebut harus dikontrol se"ara ketat dan "ermat agar perilaku tersebut dapat dikenakan prosedur pengukuran, dengan demikian data tersebut bermanfaat untuk ilmu pengetahuan ilmiah. Peneliti-peneliti kualitatif menyatakan bahwa pengamatan harus alamiah %naturalistik& pengamat harus larut dalam situasi realistik dan alami yang sedang berlangsung, dan harus mengamati perilaku sebagai yang mun"ul dalam wujud yang sebenarnya. $alaupun hal ini dalam pelaksanaannya sangat sulit dan rumit. Sedang Ba"htiar %dalam Koentjoroningrat, 1)// 1)& intinya menyatakan bahwa dalam pengetahuan ilmiah mengenai segala sesuatu yang diwujudkan oleh alam semesta, pengamatan merupakan teknik yang pertama-tama digunakan dalam penelitian ilmiah. Selanjutnya dinyatakan berbeda dengan pengamatan yang dilakukan s ehari-hari, pengamatan sebagai "ara penelitian menuntut dipenuhinya syarat-syarat tertentu yang merupakan jaminan bahwa hasil pengamatan memang sesuai dengan kenyataan yang menjadi sasaran penelitian. Syarat-syarat tersebut adalah peneliti harus berusaha membandingkan dengan hasil pengamatan orang lain dalam masalah yang sama dan dalam keadaan yang sama, apabila ternyata mendapatkan hasil yang tidak sama, maka harus diperiksa kembali dimana kesalahannya. 9ntuk menguji kebenaran suatu pengamatan, peneliti dapat mengulang pengamatannya kemudian membandingkan dengan hasil pengamatan pertama. $alaupun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena ada peristiwa yang hanya sekali terjadi, sehingga tidak dapat diamati lagi. atatan penulis untuk membandingkan hasil pengamatan dari seorang peneliti dengan peneliti lain adalah sangat sulit karena belum tentu mendapatkan peneliti dalam masalah yang sama dengan subjek yang sama. !leh karena itu peneliti wajib membandingkan wajib penelitiannya dengan hasil pengamatan significant others yaitu individu yang dinilai berwibawa, diper"aya, disegani oleh subjek yang diteliti sehingga persepsinya terhadap subjek yang diteliti dianggap benar atau sesuai dengan kenyataannya. 'enurut Suparlan %1))/ 1*& metoda pengamatan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai gejala-gejala yang dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati. ;asil pengamatan biasanya didiskusikan oleh si peneliti dengan warga masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui makna yang terdapat dibalik gejala-gejala tersebut. Selanjutnya menurut Suparlan %1))? 0& intinya terdapat anggapan sementara pihak bahwa pengamatan dinilai bukan suatu metoda penelitian yang ilmiah karena sederhana, tidak rumit teknik-tekniknya dan tidak susah memahami dan menggunakannya. Padahal apabila digunakan sesuai persyaratannya akan memperoleh data yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Suparlan selanjutnya mengemukakan bahwa dalam penelitia n ilmiah yang menggunakan metoda pengamatan, si peneliti hendaknya memperhatikan + %delapan& hal sebagai berikut a&
orang atau fenomena yang sama dan dalam situasi yang sama pula. apat juga dilakukan dengan mengulangi pengamatannya atau melengkapi dengan menggunakan teknik lain misalnya wawan"ara dan lain-lain. #tau dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan hasil pengamatan dari significant others. 8elaslah bahwa prinsip triangulasi dalam penelitian kualitatif harus ditegakkan.
1. iri-ciri 1bservasi 1& Persyaratan lain disamping diterapkannya prinsip triangulasi, maka agar hasil observasi dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya perlu adanya latihan untuk melakukan observasi, dan telah dimilikinya se"ara mantap pengetahuan teoritis atau konseptual dalam bidang atau masalah yang diobservasi oleh si peneliti. #tau dengan kata lain peneliti telah memiliki kepekaan teoritis %theoretical sensitivity&. 0& Pengamatan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam penelitian kualitatif karena mempunyai keunggulan sebagai berikut a& Pengamatan yang dilakukan sendiri oleh si peneliti dapat diperoleh kebenaran yang meyakinkan, karena si peneliti dapat se"ara langsung menge"ek kebenaran informasi. b& Pengamatan memungkinkan si peneliti mampu memahami situasi yang rumit yaitu jika si peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus atau tingkah laku yang kompleks. "& engan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian men"atat perilaku dan kegiatan sebagaimana yang sebenarnya. & alam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat, misalnya mengamati bayi yang belum dapat berbi"ara, atau mengamati orang yang menderita "a"atN tuna rungu=tuna wi"ara, tuna netra, dan lain-lain. Perlu mendapatkan perhatian bagi peneliti muda %mahasiswa S-1 yang sedang menyusun Skripsi dengan pendekatan kualitatif& tujuan pengamatan adalah menangkap makna fenomena sebagaimana pemahaman subjek yang diteliti terhadap fenomena tersebut. 'erasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek yang diteliti, bukan apa yang yang dirasakan dan dihayati oleh si peneliti. ?& 'enggaris bawahi pendapat Poerwandari %1))+ 0& yang menyatakan bahwa pengamatan diarahkan pada kegiatan memperhatikan se"ara akurat, men"atat fenomena yang mun"ul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. 3ni berarti pengamatan harus dilakukan dengan teliti dan "ermat, dengan demikian pengamatan tidak dapat dilakukan se"ara bersamaan dengan wawan"ara, karena tidak mungkin pengamatan yang dilakukan bersamaan waktu dengan wawan"ara akan mendapatkan hasil teliti dan "ermat. :& 'enga"u pendapat dari Kerlinger %1)+ terjemahan Simatupang, 1))* +:/& yang menyatakan pengamatan dalam konteks penelitian kualitatif situasi yang diamati harus
realistik dan alami %naturalistik&, maka pendapat Banister dkk %1))? dalam Poerwandari, 1))+ 0& yang menyatakan observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratorium %eksperimental& maupun konteks alamiah, maka pernyataan bahwa observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratorium %eksperimental& harus diartikan observasi tersebut dilakukan dalam rangka penelitian kuantitatif. isini eksperimen diren"anakan dan dilaksanakan oleh si peneliti. Subjek yang diteliti dalam eksperimen penelitian kuantitatif berperan sebagai objek eksperimen. !bservasi dapat pula dilakukan dalam penelitian kualitatif apabila eksperimen disusun dan dilakukan oleh peneliti lain, si peneliti mengamati subjek yang diteliti dalam eksperimen tersebut dalam situasi apa adanya. Subjek yang diteliti tidak menjadi objek eksperimen dan tidak tahu kehadiran observer %eksperimen dengan laboratorium berka"a&. & #gar dapat berfungsi sebagai metoda dalam penelitian ilmiah pengamatan harus dilakukan sesuai persyaratannya. #pabila hal tersebut dilakukan maka akan memperoleh data yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan %Suparlan, 1))? 0&. Peneliti dalam penelitian ilmiah dengan menggunakan teknik pengamatan harus memperhatikan + %delapan& hal, yaitu a& ruang atau tempat, b& pelaku, "& kegiatan, d& benda-benda atau alat-alat, e& waktu, f& peristiwa, g& tujuan, h& perasaan subjek yang diteliti. /& 'enga"u pendapat beberapa penulis li"k %0**0 1& menyatakan terdapat / %tujuh& tahap dalam pelaksanaan observasi, yaitu a&
'elakukan seleksi terhadap seting penelitian.
b& 'endefinisikan apa yang dapat didokumentasikan dalam observasi dan dalam setiap kasus. "& 'elakukan latihan bagi peneliti tentang aturan-aturan yang harus ditaati dalam melakukan pengamatan sesuai fokus-fokus penelitian yang diren"anakan. atatan penulis fokus penelitian dapat berubah sesuai kondisi dilapangan. d&
'endiskripsikan apa yang akan dilakukan dilapangan.
e&
'emfokuskan observasi pada aspek-aspek yang relevan dengan pertanyaan penelitian.
f&
'enyeleksi apa yang diobservasi dengan mengutamakan aspek-aspek pokok.
g& 'engakhiri observasi apabila tujuan observasi telah ter"apai artinya apa yang akan diobservasi tidak dapat dikembangkan lagi karena telah sesuai dengan teori yang mendasari, dan tidak akan mendapatkan data-data baru lagi yang memberikan pengetahuan baru.
1. '%
Pengm#n Te!li# .P!#icipn# Ose!-#ion/
'enurut Suparlan %1))? /& dalam penelitian etnografi, pengamatan terlibat merupakan metoda yang utama digunakan untuk pengumpulan bahan-bahan keterangan kebudayaan disamping metoda-metoda penelitian lainnya. Sedang pendapat penulis pengamatan terlibat merupakan teknik pengumpulan informasi %data& yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif untuk bidang psikologi, karena agar dapat menghayati perasaan, sikap, pola pikir yang mendasari perilaku subjek yang diteliti se"ara mendalam tidak "ukup memadai apabila hanya dilakukan dengan wawan"ara. Keterlibatan langsung si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dari subjek yang diteliti dapat memungkinkan hal-hal tersebut ter"apai. Selanjutnya menurut Suparlan berbeda dengan metoda-metoda pengamatan lainnya, sasaran dalam pengamatan terlibat adalah orang atau pelaku % subjek yang diteliti&. Karena itu juga keterlibatannya dengan sasaran yang ditelitinya berwujud dalam hubungan-hubungan sosial dan emosional. ;al tersebut dilakukan dengan melibatkan dirinya dalam kegiatan dan kehidupan pelaku yang diamatinya sesuai dengan ka"amata kebudayaan dari para pelakunya sendiri. ;al ini sejalan dengan pandangan psikologi karena perilaku manusia tidak mungkin lepas dari nilai-nilai budaya yang melatar belakanginya. Bahwa budaya merupakan jaringan makna atau nilai ini dikemukakan oleh 5lifford (reetC %1))0& dalam bukunya yang berjudul 62afsir Kebudayaan7. Sedang definisi pengamatan terlibat % participant observation dari enCin %1)+) 1:/-+ dalam li"k, 0**0 1)&& sebagai berikut 6Pengamatan terlibat didefinisikan sebagai suatu strategi lapangan yang se"ara simultan %serempak& mengkombinasikan analisis dokumen, mewawan"arai para responden dan informan-informan, observasi dan partisipasi %keterlibatan& langsung dan instrospeksi %6 $articipant observation will be defined as a field strategy that simultaneously combines document analysis# interviewing of respondents and informants# direct participation and observation# and instrospection&&. 8orgensen %dalam li"k, 0**0 1)& membedakan pengamatan terlibat % participant observation& dengan pengamatan tidak terlibat %non-participant observation& dalam / %tujuh& hal, sebagai berikut 1. Pengamatan terlibat ditujukan pada minat khusus atau nilai-nilai=makna-makna kemanusiaan dan interaksi antar manusia seperti pandangan dari perspektif orangorang yang berada di dalam atau bagian situasi dan seting khusus. %6 0 special interest in human meaning and interaction as viewed from the perspective of people who are insiders or members of particular situations and settings&&. 0. Dokasi=tempat disini dan sekarang dari seting dan situasi kehidupan sehari-hari sebagai dasar penelitian dan metoda. %6 9ocation in the here and now of everyday life situations and setting as the foundation of inquiry and method&&. . Suatu bentuk teori dan penyusunan teori yang menekankan interpretasi dan pemahaman tentang eksistensi manusia. %7 0 form of theory and theori4ing stressing interpretation and understanding of human eistence&&. ?. Suatu proses penelitian yang logis yang terbuka-tertutup, fleksibel, memberi kesempatan dan memerlukan redefinisi yang tetap dari apa yang menjadi permasalahan, berdasarkan pada fakta-fakta yang dikumpulkan dalam seting yang kongkret dari eksistensi manusia. %6 0 logic and process of inquiry that is open-ended# fleible# opportunistic# and requires constant redefinition of facts gathered in concrete setting of human eistence&&. :. Suatu yang mendalam, kualitatif, pendekatan dan disain studi kasus. %6 0n in-depth# qualitative# case study approach and design&&.
. Kinerja=performansi dari peranan orang yang terlibat yang meliputi pemantapan dan pemeliharaan hubungan-hubungan dengan warga setempat dilapangan, dan %6he performance of a participant role or roles that in volves establishing and maintining relationships with natives in the field and&&. /. 'enggunakan observasi langsung dengan metoda-metoda untuk mengumpulkan informasi lainnya. %6he use of direct observation along with other methods of gathering information&&. ari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengamatan terlibat % participant observation& adalah tudi yang diengaja dan dilakukan e,ara itemati# teren,ana# terarah pada uatu tujuan dimana pengamat atau peneliti terlibat langung dalam kehidupan ehari!hari dari ubjek atau kel"mp"k yang diteliti% Dengan keterlibatan langung dalam kehidupan ehari!hari terebut menyebabkan terjadinya hubungan "ial dan em"i"nal antara peneliti dengan ubjek yang diteliti# dampaknya i peneliti mampu menghayati peraaan# ikap# p"la pikir yang mendaari perilaku ubjek yang diteliti terhadap maalah yang dihadapi% 9ntuk memperdalam wawasan pemba"a tentang pengamatan terlibat akan diuraikan seluk beluk pengamatan terlibat dari pandangan Suparlan %1))/ 1**-1*1&. ikemukakan bahwa dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan metoda pengamatan terlibat si peneliti bukan hanya mengamati gejala-gejala yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan wawan"ara, mendengarkan, merasakan, dan dalam batas-batas tertentu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang ditelitinya. $awan"ara yang dilakukannya bukanlah wawan"ara formal, yang biasa dilakukan dengan menggunakan kuesioner, tetapi sebuah wawan"ara yang terwujud sebagai dialog yang spontan berkenaan dengan suatu masalah atau topik yang kebetulan sedang dihadapi oleh pelaku. 8ustru yang spontan inilah yang objektif dan sahih karena tidak direkayasa terlebih dulu oleh para informan %pengumpul informasi yaitu pembantu peneliti untuk mengumpulkan informasi&. 3nti dari metoda pengamatan terlibat adalah mengumpulkan informasi melalui pan"ainderanya. 'etoda ini berbeda dengan metoda pengamatan yang hanya menggunakan indera mata saja, atau dengan metoda wawan"ara dengan pedoman yang hanya menggunakan telinga untuk mendengarkan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh informan. Keterlibatan peneliti di dalam kehidupan masyarakat yang diteliti mungkin dapat dilakukan kalau si peneliti tersebut diterima oleh masyarakat yang ditelitinya. Salah satu prasyarat untuk dapat diterima oleh masyarakat yang diteliti adalah kejujuran dalam menjelaskan siapa dirinya, dan memberikan penjelasan tersebut dengan se"ara masuk akal. Selanjutnya dijelaskan bahwa metoda pengamatan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai gejala-gejala yang dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati. ;asil pengamatan biasanya didiskusikan oleh si peneliti dengan warga masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui makna yang terdapat dibalik gejala-gejala tersebut. ;asil-hasil pengamatan biasanya men"akup setting dari lingkungan hidup, lokasi, dan kondisi fisik dan sosial dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya menurut Spindler %1)+0 @ / dalam Suparlan 1))/ 1*+ @ 11*& pedoman umum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pengamatan terlibat, diantaranya 1. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan harus kontekstual. Peristiwa-peristiwa yang signifikan harus dilihat dalam kerangka hubungan dari setting %latar& yang sedang
diteliti di dalam konteks-konteks yang lebih luas dan yang terletak di luar setting tersebut. 0. ;ipotesa-hipotesa dan pertanyaan-pertanyaan penelitian harus mun"ul sejalan dengan berlangsungnya penelitian yang dilakukan dan berada dalam setting untuk diamati. Ketentuan untuk memutuskan yang mana yang signifikan untuk dipelaja ri sebaiknya ditunda sampai tahap orientasi dari penelitian lapangan tersebut telah selesai dilalui. . Pengamatan berlangsung lama dan berulang-ulang.
harus dimainkan di dalam struktur yang ditelitinya dengan struktur yang dalam mana dia menjadi salah satu unsurnya. ontoh. Seorang mahasiswa kriminologi yang hendak mengadakan penelitian mengenai kehidupan nara pidana disebuah Dembaga PemasyarakatanN tidak mungkin untuk dapat mengadakan pengamatan dengan "ara hidup dipenjara sama dengan nara pidana %atau salah satu kategori nara pidana sesuai dengan masa hukuman dan kejahatan yang telah dilakukannya& lainnya. $ertama, kehidupan sebagai nara pidana terlalu berat bagi mahasiswa tersebut, karena dalam kehidupan di Dembaga Pemasyarakatan masih juga terkandung unsurunsur kekerasan dan kekejaman dalam segala seginya. Kedua, akan terjadi kesukaran untuk menempatkan kedudukan si mahasiswa dalam struktur sosial yang berlaku dalam lembaga tersebut, yang dapat merugikan usaha-usahanya untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan. 8ustu dia dikenal sebagai mahasiswa oleh para nara pidana itu maka kemungkinan besar dia lebih banyak untuk dapat memperoleh keterangan yang diperlukan dibandingkan kalau dia betul-betul sebagai nara pidana dalam kegiatan penelitiannya. alam kedudukan sebagai mahasiswa, dalam satu segi dia 6orang luar7 lebih banyak 6diper"aya7 untuk mengamati kegiatan-kegiatan mereka se"ara sewajarnya dibandingkan kalau dia berperan sebagai nara pidana atau sebagai petugas Dembaga Pemasyarakatan. alam keadaan demikian dia akan tetap mempertahankan peranannya sebagai peneliti atau pengamat yang terlibat setengah-setengah. . Keterlibatan 0ktif . alam kegiatan pengamatannya, si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh para pelakunya dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatankegiatan tersebut dilakukannya untuk dapat betul-betul memahami dan merasakan %meng-internalisasikan& kegiatan-kegiatan dalm kehidupan mereka dan aturan-aturan yang berlaku serta pedoman-pedoman hidup yang mereka jadikan sandaran pegangan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. ontoh. Seorang peneliti yang berusaha untuk membuat etnografi salah satu suku bangsa terasing di 3ndonesia, yaitu !rang Sakai yang hidup di wilayah Propinsi
sendiri. Sebenarnya tidak mudah untuk men"apai tahap ini, dan pen"apaian tersebut sebagian terbesar tergantung pada kemampuan si peneliti untuk dapat memanipulasi kondsi-kondisi yang dipunyainya dalam kaitannya dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya yang bersumber pada situasi penelitiannya. alam banyak hal seorang peneliti yang menggunakan metoda pengamatan terlibat dapat men"apai tahap iniN yaitu setelah memakan waktu yang "ukup lama dalam hubungan si peneliti dengan warga masyarakat yang bersangkutan dan setelah warga masyarakat tersebut merasa bahwa si peneliti bukan orang yang 6jahat7 bahkan orang-orang yang 6baik7. Berkenaan dengan tahap pengamatan terlibat yang penuh atau lengkap ini, perlu di"atat bahwa tidak semua peneliti dengan menggunakan pengamatan terlibat dapat menggunakan "ara teknik pengamatan terlibat penuh atau lengkap. ;al ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa tidak semua sasaran penelitian itu memungkinkan dilakukannya penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan terlibat penuh. #da sasaran-sasaran peneliti an yang "ukup membahayakan %baik dari segi fisik maupun segi sosial dan kejiwaan& bagi para peneliti yang ingin menggunakan teknik keterlibatan yang sepenuhnya. ontohnya adalah penelitian terhadap atau mengenai kehidupan orang homo sek oleh seorang peneliti laki-laki yang tidak tergolong sebagai orang homo sek N juga penelitian terhadap kehidupan nara pidana Dembaga Pemasyrakatan %seperti "ontoh yang telah dikemukakan terdahulu&. isamping pengamatan terlibat, menurut Suparlan terdapat 0 %dua& ma"am pengamatan yang lain, yaitu pengamatan biasa dan pengamatan terkendali, berikut penjelasannya 1. $engamatan Biasa. 'etoda ini menggunakan teknik pengamatan yang mengharuskan si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan-hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. 5ontoh penelitian dengan menggunakan metoda pengamatan biasa dengan sasaran manusia adalah seorang peneliti yang mengamati pola kehidupan para pelawak yang mun"ul dipanggung televisi <3. Si peneliti dalam hal ini tidak ada hubungan apapun dengan para pelaku yang diamatinya. ;al yang sama juga dapat dilihat pada "ontoh dimana si peneliti mengamati pola kelakuan para pejalan kaki di 8alan Salemba
alam pengamatan biasa, seringkali dalam kegiatan-kegiatan pembuatan peta sesuatu kampung seorang peneliti juga menggunakan alat yang dapat membantunya untuk melakukan pengamatan atas gejala-gejala dan benda se"ara lebih tepat. #lat ini sebenarnya berfungsi untuk membantu ketajaman penglihatan matanya. engan alat ini tidak ada keterlibatan emosi dan perasaan dengan sasaran pengamatannya. 0. $engamatan erkendali. alam pengamatan terkendali, si peneliti juga tidak terlibat hubungan emosi dan perasaan dengan yang ditelitinyaN seperti halnya dengan pengamatan biasa. Gang membedakan pengamatan biasa dengan pengamatan terkendali adalah para pelaku yang akan diamati, diseleksi dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku itu diamati dikendalikan oleh si peneliti. 5ontohnya, sebuah eksperimen untuk mengukur tingkat ketegangan jiwa % aniety& para pelaku pemain "atur. ua orang pemuda yang umurnya sama, begitu juga latar belakang pendidikan, kondisi sosial, kebudayaan dan suku bangsanya sama, serta sama-sama belum pernah bermain "atur karena belum mengetahui aturan-aturan dan "ara bermainnya dipilih. Kedua orang ini melalui penataran terbatas, diberi pelajaran bagaimana bermain "atur. 3si pelajaran "atur yang diberikan dan waktu pelajaran adalah sama. Setelah persiapan-persiapan tersebut dianggap men"ukupi, sesuai persyaratan-persyaratan yang dibuat oleh peneliti, maka kedua orang tersebut lalu disuruh bermain di dalam sebuah ruang ka"a yang tidak tembus penglihatan keluar. Bersamaan dengan itu masing-masing pemain pada tubuhnya juga ditempeli ma"amma"am kabel yang berguna untuk men"atat frekuensi detak jantung, denyut nadi, temperatur tubuh, perkeringatan, dan hal-hal lain yang diperlukan. alam keadaan demikian si peneliti berada di luar ruang tempat kedua pelaku tersebut bermain "atur. Si peneliti mengamati dan men"atat jalannya permainan %dari tahap pembukaan sampai dengan akhir permainan&, tindakan-tindakan kedua pelaku. ;asil pengamatannya dan "atatan-"atatan yang dibuat oleh mesin keduanya dianalisa sesuai dengan tujuan penelitiannya. alam penelitian seperti ini, si pengamat sama sekali tidak mempunyai hubungan dalam bentuk apapun selama pengamatan dilakukan dengan para pelaku yang diamatinya.
1. 0%
Penge!#in 12nc! dn K!i#e!i Pen*usunn Pe!#n*n
1. $engertian wawancara 'enurut Kartono %1)+* 1/1& interview atau wawan"ara adalah suatu per"akapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentuN ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan se"ara fisik. alam proses interview terdapat 0 %dua& pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer , sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi % *nformation supplyer &, interviewer atau informan.
*nterviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase %menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain&, mengingat-ingat dan men"atat jawaban-jawaban. isamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan berusaha melakukan 6 probing& %rangsangan, dorongan&. Pihak interviewee diharap mau memberikan keterangan serta penjelasan, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kadang kala ia malahan membalas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pula. ;ubungan antara interviewer dengan interviewee itu disebut sebagai 6a face to face non-reciprocal relation7 %relasi muka berhadapan muka yang tidak timbal balik&. 'aka interview ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak, yang dilakukan se"ara sistematis dan berdasarkan tujuan research %Kartono, 1)+* 1/1&. 'enurut Banister dkk %1))? dalam Poerwandari 1))+ /0 @ /& wawan"ara adalah per"akapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk men"apai tujuan tertentu. $awan"ara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang maknamakna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. 'enurut enCin F Din"oln %1))? :& interview merupakan suatu per"akapan, seni tanya jawab dan mendengarkan. 3ni bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawan"ara men"iptakan situasi tanya jawab yang nyata. alam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. 'aka wawan"ara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa interaksional yang khusus. 'etoda tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu pewawan"ara, termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender. %6he interview is a conversation# the art of asking questions and listening. *t is not neutral tool# for the interviewer creates the reality of the interview situation. *n this situation answers are given. hus the interview produces situated understandings grounded in specific interactional episodes. his method is influenced by the personal characteristies of the interviewer# including race# class# ethnicity# and gender 7&. 'enurut Kerlinger %terjemahan Simatupang, 1))* //* @ //1& wawan"ara %interview& adalah situasi peran antar-pribadi berhadapan muka % face to face&, ketika seseorang @yakni pewawan"ara- mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diran"ang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawan"arai, atau informan. #da dua "ara membedakan tipe wawan"ara dalam tataran yang luas terstruktur dan tak terstruktur atau baku dan tak baku. alam wawan"ara standar %terstruktur&, pertanyaan pertanyaan, runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah 6harga mati7, artinya sudah ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. 'ungkin pewawan"ara masih punya kebebasan tertentu dalam mengajukan pertanyaan, tetapi itu relatif ke"il. Kebebasan pewawan"ara itu telah dinyatakan lebih dulu se"ara jelas. $awan"ara standar mempergunakan skedul wawan"ara yang telah dipersiapkan se"ara "ermat untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah penelitian. $awan"ara tak standar bersifat lebih luwes dan terbuka. 'eskipun pertanyaan yang diajukan oleh maksud dan tujuan penelitian, muatannya, runtunan dan rumusan kata-katanya terserah
pada pewawan"ara. Biasanya tidak digunakan skedul. Singkatnya wawan"ara tak standar atau wawan"ara tak terstruktur merupakan situasi terbuka yang kontras dengan wawan"ara standar atau terstruktur yang tertutup. 3ni tidaklah berarti bahwa wawan"ara tak standar adalah suatu yang gampang-gampangan saja. $awan"ara jenis ini pun haruslah diren"anakan se"ara "ermat sebagaimana halnya wawan"ara standar. alam hal ini yang kita perhatikan memang hanya wawan"ara standar. #kan tetapi, diakui bahwa banyak masalah penelitian sering kali membutuhkan tipe wawan"ara kompromi, yakni pewawan"ara diiCinkan untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan alternatif yang dinilainya "o"ok untuk responden tertentu dan pertanyaan tertentu. ari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan wawan"ara %interview& merupakan uatu kegiatan tanya ja-ab dengan tatap muka & $ce #o $ce' antara pe-a-an,ara &in#e!-ie2e! ' dengan yang di-a-an,arai &in#e!-ie2ee' tentang maalah yang diteliti# dimana pe-a-an,ara bermakud memper"leh perepi# ikap dan p"la pikir dari yang di-a-an,arai yang rele$an dengan maalah yang diteliti% Karena -a-an,ara itu diran,ang "leh pe-a-an,ara# maka hailnya pun dipengaruhi "leh karakteritik pribadi pe-a-an,ara% $awan"ara dibedakan menjadi 0 %dua& yaitu wawan"ara terstruktur dan wawan"ara tidak terstruktur. 2erstruktur apabila pertanyaan yang diajukan pewawan"ara dilakukan se"ara ketat sesuai daftar pertanyaan yang telah disiapkan. 2idak terstruktur apabila pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi tidak menyimpang dari tujuan wawan"ara yang telah ditetapkan.
1. 8awancara +endalam alam wawan"ara dikenal adanya teknik wawancara mendalam (in depth interview&. Berikut akan disampaikan pandangan 'alo yang menga"u pada pandangan para ahli penelitian kualitatif, yang disampaikan pada Pelatihan 'etoda Kualitatif P#9-3S-9niversitas 3ndonesia 1* opember 1))+ sebagai berikut Pada prinsipnya teknik wawan"ara merupakan teknik dimana penelitian dan responden bertatap muka langsung di dalam wawan"ara yang dilakukan. Peneliti mengharapkan perolehan informasi dari responden mengenai suatu masalah yang ditelitinya, yang tidak dapat terungkap melalui penggunaan teknik kuesioner. !leh karena itu maka di dalam pelaksanaan wawan"ara mendalam, pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan se"ara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan pertanyaan tersebut akan banyak bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. engan perkataan lain di dalam wawan"ara mendalam berlangsung suatu diskusi terarah diantara peneliti dan responden menyangkut masalah yang diteliti. i dalam diskusi tersebut peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyimpang jauh dari pokok masalah serta tidak memberikan penilaian mengenai benar atau salahnya pendapat atau opini responden . 'elihat jenis pertanyaan yang digunakan dalam teknik wawan"ara mendalam maka jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan terbuka. ibandingkan dengan pertanyaan tertutup, jenis pertanyaan terbuka mempunyai kelebihan-kelebihannya misalnya memungkinkan perolehan variasi jawaban sesuai dengan pemikiran respondenN responden dapat memberikan jawabannya se"ara lebih terin"i serta responden diberikan kesempatan
mengekspresikan "aranya dalam menjawab pertanyaan. Serentak dengan itu terdapat pula kelemahan pertanyaan terbuka, misalnya kemungkinan terdapatnya jumlah yang "ukup besar dari jawaban yang tidak relevan serta jawaban responden yang tidak standar atau baku sehingga mempersulit pengolahan data. Seringkali pula peneliti harus pandai-pandai menanyakan responden untuk memperoleh jawaban misalnya dengan mempergunakan teknik-teknik probing %mengorek jawaban responden agar terarah pada tujuan penelitian&.
1. Kriteria $enulisan $ertanyaan 'enurut Kerlinger %terjemahan Simatupang, 1))* // @ //+& berdasarkan pengalaman dalam penelitian telah dikembangkan kriteria atau tata aturan penulisan pertanyaan. 2erdapat / %tujuh& hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pertanyaan, sebagai berikut 1& 0pakah pertanyaan ini berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran penelitian C Ke"uali pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi faktual dan sosiologis, semua pertanyaan dalam pedoman wawan"ara harus mempunyai fungsi tertentu dalam masalah penelitiannya. 3ni berarti bahwa kegunaan setiap pertanyaan adalah untuk meman"ing informasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis=pertanyaan penelitian. 0& epatkan tipe pertanyaan ini C #da informasi tertentu yang dapat diperoleh dengan sebik-baiknya bila menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka @alasan perilaku, itikad=niat, dan sikap. Sebaiknya informasi lain tertentu dapat diperoleh dengan lebih "epat dan efisien bila kita menggunakan pertanyaan tertutup. 8ika yang diminta responden hanyalah menyatakan pilihan yang lebih disukai di antara dua alternatif atau lebih, sedangkan alternatif-alternatif itu dapat diungkapkan se"ara jernih, sungguh tidak efisien bila kita menggunakan pertanyaan terbuka. & 0pakah butir pertanyaan itu !elas dan tidak mengundang tafsir ma!emuk C Suatu pertanyaan yang tidak ambigu adalah yang tidak memungkinkan atau mengundang tafsir yang berlainan serta jawaban yang berbeda-beda sebagai hasil dari tafsir majemuk itu. Pertanyaan yang bersifat ambigu apabila pertanyaan itu menyodorkan 0 %dua& kerangka a"uan atau lebih. 5ontoh 6Bagaimana perasaan anda mengenai pengembangan suatu sistem transit kilat antara pusat kota dengan daerah pemukiman perkotaan, dan pengembangan kembali wilayah pemukiman di pusat kota 47 #ndaikan responden tidak mengalami kesulitan oleh kerumitan dan alternatif-alternatif yang diajukan oleh pertanyaan itu, dia tidak akan dapat menjawab dengan menggunakan satu kerangka pikir dan pemahaman yang sama mengenai apa yang diinginkan oleh penanya. #mbiguitas dapat pula mun"ul dalam pertanyaan pertanyaan yang jauh lebih sederhana, misalnya 6Bagaimana kehidupan anda bersama keluarga anda tahun ini 47 3ni dapat membingungkan responden untuk menjawab karena tidak jelas hal apa yang ingin diketahui oleh peneliti, apakah hal keuangan, kebahagiaan, perkawinan, kesehatan, status atau apa4 ?& 0pakah pertanyaan itu menggiring responden untuk memberikan alternatif !awaban tertentuC Pertanyaan sema"am ini tidak menjamin adanya validitas %untuk penelitian kualitatif disebut kredibilitas&. 'isalnya anda membuat pertanyaan 6#pakah anda telah memba"a tulisan-tulisan tentang situasi pendidikan di daerah ini 47 #nda mungkin akan mendapatkan jawaban 6Ga7 oleh sebagian besar dari responden, bila ditujukan kepada
sekelompok responden. 'engapa 4 Karena pertanyaan ini men"erminkan tidak baik apabila orang tidak memba"a artikel mengenai situasi pendidikan di daerah itu. :& 0pakah pertanyaan ini menuntut pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki oleh reponden C 9ntuk menjaga agar tidak ada jawaban yang tidak valid karena kurangnya informasi, akan bijaksana apabila kita menggunakan pertanyaan-pertanyaan saringan. Sebelum responden ditanya pendapatnya tentang 9>S5!, seyogya ditanya lebih dahulu apakah dia mengetahui apa 9>S5! itu dan apa artinya. 2erdapat kemungkinan pendekatan lain. Seyogyanya diberikan penjelasan singkat te rlebih dulu tentang 9>S5!, baru kemudian responden diminta pendapatnya tentang 9>S5!. & 0pakah pertanyaan ini menuntut ihwal yang bersifat pribadi dan peka sehingga responden mungkin menolak men!awabnya C iperlukan teknik-teknik khusus untuk memperoleh informasi yang bersifat pribadi, peka, atau kontroversial. Pertanyaan tentang penghasilan misalnya dan hal-hal lain yang bersifat pribadi hendaknya diletakkan di bagian belakang dalam wawan"ara, yaitu setelah ter"apai kedekatan dan keakraban=hubungan yang baik %rapport & antara pewawan"ara dengan responden. #pabila menanyakan sesuatu yang se"ara sosial tidak disetujui, hendaknya anda tunjukkan bahwa sebagian orang berpandangan tertentu, sementara orang-orang lain berpandangan yang sebaliknya. 8anganlah sampai membuat responden menyangkal atau menolak dirinya sendiri. G) 0pakah pertanyaan ini menyiratkan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat C !rang "enderung untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan yang dipandang baik oleh umum, jawaban-jawaban yang menunjukkan atau men"er minkan kesetujuan pada tindakan-tindakan atau hal-hal yang umumnya dinilai baik. 'isalnya menanyakan kepada seseorang mengenai perasaannya terhadap kanak-kanak. Setiap orang diharap mengasihi anak-anak. 8ika kita tidak hati-hati, kita akan mendapatkan jawaban stereotip atau klise mengenai anak-anak dan kasih sayang. 8uga, jika kita menanyakan apakah seseorang menggunakan hak pilihnya, kita harus hati-hati karena setiap orang diharapkan menggunakan hak pilihnya. Begitu pula jika kita menanyakan kepadaorang tentang reaksinya terhadap kelompok minoritas, kita menghadapi resiko mendapatkan jawaban yang tidak valid %kredibel&. Kebanyakan orang yang berpendidikan, entah bagaimana sikap mereka yang sesungguhnya, menyadari bahwa prasangka terhadap minoritas merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan. emikianlah maka pertanyaan yang baik adalah yang tidak mengarahkan responden untuk mengungkapkan sentimen-sentimen yang dipandang baik se"ara sosial belaka. Sementara itu kitapun hendaknya tidak mengajukan pertanyaan tertentu sehingga responden terpojok untuk memberikan jawaban yang se"ara sosial dipandang tidak baik. Pengarahan atau instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawan"ara %interviewers& meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut 1. 2idak pernah 6terjebak7 dalam penjelasan yang panjang dari studi ituN gunakan penjelasan standar yang diberikan pengawas. %6 Never get involved in long eplanations of the study use standard eplanation provided by supervisor& &. 0. 2idak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan pertanyaan. %6 Never deviate from the study introduction# sequence of questions# or question wording&&.
. 2idak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawan"ara, jangan membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau pandangannya pada pertanyaan itu. %6 Never let another person interupt the interview do not let another person answer for the respondent or offer his or her opinions on the questions&&. ?. 2idak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan suatu jawaban. 8angan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. %6 Never suggest an answer or agree or disagree with an answer. "o not give the repondent any idea of your personal views on the topic of questions or survey&&. :. 2idak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, "ukup hanya mengulangi pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam latihan atau oleh pengawas. %6 Never interpret the meaning of a question !ust repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in training or by supervisors&&. . 2idak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau membuat perubahan susunan kata-kata. %6 Never improvise# such as by adding answer categories# or make wording changes&& %enCin F Din"oln, 1))? ?&.
aftar Pertanyaan B#B 3I
1. 8elaskan pengertian !bservasi menurut Kartini Kartono J 8elaskan pula syarat-syarat agar !bservasi dapat menjadi teknik pengumpulan data dalam penelitian ilmiah J 0. Bagaimana pandangan Poerwandari tentang !bservasi 4 . 'enurut Patton, persyaratan apa yang harus dipenuhi agar observasi menghasilkan data yang akurat 4 ?. 'enurut 'oleong terdapat beberapa pokok persoalan dalam membahas observasi, diantaranya 'anfaat Pengamatan %observasi&, 'a"am Pengamatan dan erajat Pengamat. 8elaskan kedua pokok persoalan tersebut J :. 8elaskan prosedur operasionalisasi observasi menurut riedri"hs yang disetujui oleh li"k J . 2erdapat / %tujuh& tahap observasi menurut #dler dan #dler, enCin, Spradley dalam li"k %0**0 1&. 8elaskan / %tujuh& tahap observasi tersebut J /. 8elaskan observasi menurut Kerlinger J +. Bagaimana perbedaan pengamatan yang dilakukan sehari-hari dengan pengamatan sebagai "ara penelitian ilmiah menurut Ba"htiar 4
). 'enurut Suparlan agar observasi dapat memperoleh data yang tepat sesuai tujuan penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, peneliti hendaknya memperhatikan + %delapan& hal. 8elaskan kedelapan hal tersebut J 1*. ari berbagai pendapat para ahli tentang observasi, bagaimana kesimpulan yang anda dapat tarik tentang observasi dari pendapat para ahli tersebut. 8elaskan J 11. ari pendapat beberapa ahli tentang observasi, dapat ditarik kesimpulan tentang "iri"iri observasi. 8elaskan "iri-"iri observasi tersebut J 10. 8elaskan pengertian Pengamatan 2erlibat % $articipant 1bservation& menurut Suparlan J 1. 8orgensen membedakan Pengamatan 2erlibat % $articipant 1bservation& dengan Pengamatan 2idak 2erlibat % Non-$articipant 1bservation&. 8elaskan perbedaan tersebut J 1?. 'enurut Spindler terdapat pedoman umum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Pengamatan 2erlibat. 8elaskan pedoman umum tersebut J 1:. 'enurut Suparlan terdapat ? %empat& ma"am keterlibatan peneliti dalam Pengamatan 2erlibat. Sebutkan dan jelaskan keempat ma"am keterlibatan dalam Pengamatan 2erlibat J 1. 'enurut Suparlan disamping Pengamatan 2erlibat terdapat 0 %dua& ma"am pengamatan yang lain. Sebutkan dan jelaskan pengamatan lain diluar Pengamatan 2erlibat J 1/. Buatlah Pedoman Pengamatan dan Pedoman Pengamatan 2erlibat tentang suatu masalah, dengan menga"u teori yang mendasarinya, serta memperhatikan syaratsyarat pengamatan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ilmiah, serta perbedaan-perbedaan Pengamatan Biasa dengan Pengamatan 2erlibat J 1+. Bagaimana pengertian $awan"ara % *nterview& menurut Kartini Kartono, jelaskanJ 1). 8elaskan menurut Banister masalah yang bagaimana sehingga $awan"ara dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data yang tepat dalam penelitian kualitatif J 0*. 2erdapat 0 %dua& tipe $awan"ara yaitu $awan"ara terstruktur dan $awan"ara tak terstruktur J 01. #pa yang dimaksud dengan $awan"ara 'endalam % *n-depth interview& 4 8elaskan J ;al-hal apa yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam pelaksanaan $awan"ara 'endalam agar dapat ter"apai tujuannya 4 00. 'enurut Kerlinger terdapat / %tujuh& hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pertanyaan dalam melaksanakan $awan"ara. 8elaskan / %tujuh& hal tersebut J
0. 'enurut enCin F Din"oln terdapat %enam& pengarahan %instruksi& yang harus diperhatikan oleh pewawan"ara %interview& dalam melaksanakan $awan"ara. 8elaskan %enam& instruksi tersebut J 0?. Buatlah Pedoman $awan"ara tentang suatu masalah, dengan menga"u teori yang mendasari masalah tersebut, dan memperhatikan / %tujuh& hal yang harus diperhatikan menurut Kerlinger, serta %enam& pengarahan=instruksi yang dikemukakan oleh enCin F Din"oln J
B#B I 6'1DN"" 51': # P>(!># %1"*N6&
&% PENGERTI3N 43N 5IRI+5IRI GROUN4E4 THEOR6
a. $engertian 6rounded heory Penjelasan 5reswell %1)):& tentang grounded theory adalah sebagai berikut %*n this approach# researchers are responsible for developing other theories that emerge from observing a group. he theories are %grounded& in the groupAs observable eperiences# but researchers add their own insight into why those e periences eist. *n essence# grounded theory attempts to %reach a theory or conceptual understanding through stepwise# inductive process.& 3ntinya 6alam pendekatan ini, peneliti bertanggung jawab untuk mengembangkan teoriteori lain yang mun"ul dari pengamatan terhadap suatu kelompok. 2eori-teori itu bersifat %grounded& dalam pengalaman-pengalaman kelompok yang diamatiN tetapi peneliti menambahkan pemahamannya sendiri ke dalam pengalaman-pengalaman itu. >sensinya, grounded theory berusaha men"apai suatu teori atau pemahaman konseptual melalui proses bertahap dan induktif.7 2entang tujuan dan perspektif grounded theory, 5reswell menjelaskan 3 %he phrase %grounded theory& refers to a theory that is develop inductively from a corpus of data. *f done well# this means that the resulting theory at least fit one dataset perfectly. his contrasts with theory derived deductively from grand theory# without the help of data.& @ 66rounded theory takes a case rather than variable perspective# although the distinction is nearly impossible to draw. his means in part that the researcher takes different cases to be
wholes# in which the variable interact as a unit to produce certain outcomes. 0 case-oriented perspective tends to assume that variables interact in comple ways# and is suspicious of simple additive models# such as 0N170 with main effects only.7 3ntinya 3 6rounded theory menga"u pada teori yang dikembangkan se"ara induktif dari data. #pabila grounded theory dilakukan dengan baik teori yang dihasilakn "o"ok dengan data. 2eori ini berbeda dengan teori yang dihasilkan se"ara deduktif dari grand theory, tanpa bantuan data. 3 6rouded theory lebih mengambil perspektif studi kasus daripada perspektif variabel, meskipun pembedaan ini hampir tidak dapat dibuat. ;al ini untuk sebagian berarti peneliti mempelajari kasus untuk menjadi keseluruhan, di dalamnya variabel-variabel berinteraksi sebagai unit untuk membuahkan hasil-hasil tertentu. Perspektif orientasi kasus "enderung mengasumsikan bahwa variabel-variabel berinteraksi se"ara kompleks, dan "uriga dengan model-model aditif seperti #!I# dengan hanya akibat utama saja. Selanjutnya, penjelasan lanjutan tentang tujuan dan perspektif grounded theory sebagai berikut %0lthough not part of the grounded theory rhetoric# it is apparent that grounded theorists are concerned with or largerly influenced by emic understandings of the world2 they use categories drawn from respondents themselves and tend to focus on making implicit belief systems eplicit.& 3ntinya 6'eskipun bukan bagian dari retorika grounded theory, jelaslah bahwa teoretikusteoretikus grounded theory memperhatikan atau dipengaruhi se"ara luas oleh pemahaman pemahaman emik tentang dunia, mereka menggunakan kategori-kategori dari responden mereka sendiri, dan "enderung memfokuskan pada penyusunan sistem keper"ayaan implisit menjadi eksplisit.7 'enurut Strauss dan 5orbin %1))* 0& grounded theory 6is one that inductively derived from the study of the phenomenon it represents. hat is it discovered# develoved# and provisionally verified through systematic data collection and analysis data pertaining to that phenomenon. herefore# data collection# analysis# and theory stand in reciprocal relationship with each other. 1ne does not begin with a theory# than prove it. 'ather# one begins with an area of study and what is relevant to that area is allowed to emerge&. Kutipan tersebut mempunyai arti grounded theory adalah teori yang diperoleh dari hasil pemikiran induktif dalam suatu penelitian tentang fenomena yang ada. 6rounded theory ini ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan melalui pengumpulan data se"ara sistematis dan analisis data yang terkait dengan fenomena tersebut. !leh karena itu kumpulan data, analisis dan teori saling mempengaruhi satu sama lain. Peneliti tidak mulai dengan suatu teori kemudian membuktikannya, tetapi memulai dengan melakukan penelitian dalam suatu bidang, kemudian apa yang relevan dengan bidang tersebut dianalisis. Selanjutnya menurut Strauss dan 5orbin %1))* 0& terdapat ? %empat& kriteria utama untuk menilai apakah suatu grounded theory dibangun dengan baik. >mpat kriteria tersebut adalah 1& ke"o"okan % fit &, 0& dipahami %understanding &, & berlaku umum % generality&, ?& dan pengawasan %controll &. ikatakan "o"ok % fit & apabila suatu teori itu tepat untuk kenyataan sehari-hari dari bidang yang benar-benar diteliti, dan "ermat diterapkan untuk berma"am-ma"am data. Bila demikian
itu berarti "o"ok % fit & untuk bidang yang benar-benar diteliti. ;al ini seperti dijelaskan oleh Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6 *f theory is faithful to the everyday reality of substansive area and carefully induced from diverse data# then it should fit that substansive area&. ikatakan dipahami %understanding & apabila grounded theory menggambarkan kenyataan %realitas&, ini juga berarti bersifat komprehensif dan dapat dipahami baik oleh individuindividu yang diteliti maupun oleh peneliti pada waktu melaksanakan studi dilapangan. ;al ini seperti yang dijelaskan oleh Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6 Because it represents that reality# it should also be comprehensible and make sense both to the persons who were studied and those practicing in the area&. ikatakan berlaku umum % generality& jika data yang menjadi dasar grounded theory itu komprehensif dan interpretasi-interpretasinya bersifat konseptual dan luas, maka grounded theory itu menjadi "ukup abstrak dan men"akup variasi-variasi yang memadai sehingga mampu diaplikasikan untuk beragam konteks yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. engan demikian teori itu berlaku umum % generality&. ;al ini seperti yang dijelaskan Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6 *f the data upon which it is based are comprehensive and the interpretation conceptual and broad# then the theory should be abstract enough and include sufficient variation to make it applicable to a variety of contets related to that phenomenon&. ikatakan pengawasan %controll & karena grounded theory memberikan pengawasan berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada fenomena. ;al ini disebabkan karena hipotesis-hipotesis yang mengajukan hubungan antar konsep @ yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pembimbing penelitian @ se"ara sistematik diambil dari data aktual yang berhubungan hanya pada fenomena. ;al ini seperti dijelaskan Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6 ,inally# the theory should provide controll with regard to action toward the phenomenon. his is because the hyphotheses proposing relationship among concepts 3 which later way be used to guide action 3 are systematically derived from actual data related to that (and only that) phenomenon7. 'engenai pendekatan yang digunakan dalam grounded theory dijelaskan oleh Strauss dan 5orbin sebagai berikut 66rounded theory adalah suatu penelitian kualitatif yang menggunakan seperangkat prosedur yang sistematis untuk menyusun se"ara induktif teori tentang suatu fenomena. Penelitian tersebut akan menghasilkan rumusan teoritis tentang suatu realitas, yang terdiri dari sejumlah atau sekelompok tema-tema yang mempunyai kaitan se"ara tidak ketat. 'elalui "ara ini, konsep dan hubungan tema-tema tersebut tidak hanya dapat diberlakukan se"ara umum, tetapi juga diuji sementara7. ;al ini seperti yang dijelaskan oleh Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6he grounded theory approach is a qualitative research method that uses a systematic set a procedures to develop an inductively derived grounded theory about a phenomenon. he research findings constitute a theoritical formulation of the reality under investigation# rather than consist of a set of number# or a group of loosely related themes. hrough this metodology# the concepts and relationships among them are not only generated but they are also provisionally tested. he procedures of the approach are many and rather specific# as you will see&. Sedang tujuan dari grounded theory adalah menyusun teori yang tepat dan memberi gambaran yang jelas tentang bidang yang diteliti. Peneliti-peneliti bekerja dalam tradisi yang demikian, dan berharap teori yang mereka bangun dapat dikaitkan dengan teori-teori lain dalam disiplin masing-masing dan implikasinya dapat berguna dalam penerapannya. ;al ini
seperti yang dijelaskan Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6he purpose of grounded theory method is# of course# to build theory that is faithful to add illuminates the area under study. 'esearchers working in this tradition also hope that their theories will ultimately be related to others within their respective disiplines in a cumulative fashion# and that the theoryAs implications will have useful application&. 9ntuk melakukan penelitian grounded theory diperlukan adanya kepekaan teori %theoretical sensitivity&. Bahkan kepekaan teori sering diasosiasikan dengan grounded theory %heoretical sensitivity is a term frequently associated with grounded theory& %Strauss dan 5orbin, 1))* ?1&. 6Kepekaan teori menga"u kualitas pribadi dari seorang peneliti. 3ni diindikasikan adanya suatu kesadaran terhadap kehalusan makna % subtleties& dari data. Seseorang sampai pada suatu situasi penelitian dengan berma"am-ma"am tingkat kepekaan, dan hal ini tergantung dari apa yang dipelajari sebelumnya dan pengalaman yang relevan dengan suatu bidang. ;al ini juga dapat dikembangkan lebih jauh selama proses penelitian. Kepekaan teoritis menga"u pada sifat pemahaman yang dimiliki, kemampuan memberi makna pada data, kemampuan untuk memahami, kemampuan memisahkan hal yang berkaitan dari hal-hal yang tidak berkaitan. 3ni semua dilakukan dengan istilah-istilah konseptual lebih dari istilah-istilah kongkret. Kepekaan teori memampukan seseorang mengembangkan sesuatu menjadi teori dari dasar, dikonseptualisasikan se"ara mantap dan terintegrasi se"ara baik 7. ;al ini seperti dijelaskan Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6heoretical sensitivity refers to a personal quality of the researcher. *t indicates an awareness of the subleties of meaning of data. 1ne can came to the research situation with varying degrees of sensitivity depending upon previous reading and eperience with or relevant to an area. *t can also be developed further during the research process. heoretical sensitivity refers to the attribute of having insight# the ability to give meaning to data# the capacity to understand# and capability to separate the partinent from that which isnAt. 0ll this is done in conceptual rather than concrete terms. *t is theoretical sensitivity that allows one to develop a theory that is grounded conceptually dense# and well integrated@.(/trauss orbin# ;<; 3 >I)&. Selanjutnya dijelaskan bahwa kepekaan teoretik berasal dari sejumlah sumber. Salah satu sumber adalah literatur yang meliputi ba"aan teori, penelitian dan berbagai ma"am dokumen %misalnya biografi publikasi tentang pemerintahan&. engan dimilikinya keakraban dengan publikasi-publikasi tersebut, akan dimiliki latar belakang informasi yang kaya dan sensitif terhadap kejadian dalam fenomena yang sedang dipelajari. ;al ini seperti dijelaskan Strauss dan 5orbin sebagai berikut 6heoretical sensitivity comes from a number of sources. 1nce sources is literature# which include readings on theory# research and document (e.q biographies# government publications) of various kinds. By having some familiarity with these publications# you have a rich background og information that %sensiti4es& you to what is going on with the phenomenon you are studying&. ari penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa g!ounded #heo!* adalah uatu yang berifat k"neptual atau te"ri ebagai hail pemikiran induktif dari data yang dihailkan dalam penelitian mengenai uatu fen"mena% Atau uatu te"ri yang dibangun dari data uatu fen"mena dan dianalii e,ara induktif# bukan hail pengujian te"ri yang telah ada% Untuk menganalii data e,ara induktif diperlukan kepekaan te"ri heo!e#icl sensi#i-i#*'% #gar hasil analisis se"ara induktif terhadap data fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai grounded theory harus memenuhi ? %empat& kriteria sebagai berikut 1& "o"ok % fit & yaitu apabila teori yang dihasikan "o"ok dengan kenyataan sehari-hari sesuai bidang yang diteliti,
0& dipahami %understanding & yaitu apabila teori yang dihasilkan menggambarkan realitas %kenyataan& dan bersifat komprehensif, sehingga dapat dipahami oleh individu-individu yang diteliti maupun oleh peneliti, & berlaku umum % generality& yaitu apabila teori yang dihasilkan meliputi berbagai bidang yang bervariasi sehingga dapat diterapkan pada fenomena dalam konteks yang berma"am-ma"am, ?& pengendalian %controll & yaitu apabila teori yang dihasilkan mengandung hipotesis-hipotesis yang dapat digunakan dalam kegiatan membimbing se"ara sistematik untuk mengambil data aktual yang hanya berhubungan dengan fenomena terkait.
0. iri-ciri 6rounded theory ari penjelasan-penjelasan Strauss dan 5orbin tentang grounded theory tersebut di atas juga dapat ditarik kesimpulan tentang "iri-"iri grounded theory sebagai berikut 1& 6rounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena, bukan suatu hasil pengembangan teori yang sudah ada. 0& Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data se"ara induktif bukan se"ara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. & #gar penyusunan teori menghasilkan teori yang benar disamping harus dipenuhi ? %empat& kriteria yaitu "o"ok % fit &, dipahami %understanding &, berlaku umum % generality&, pengawasan %controll &, juga diperlukan dimilikinya kepekaan teoretik %theoretical sensitivity& dari si peneliti. Kepekaan teori adalah kualitas pribadi si peneliti yang memiliki pengetahuan yang mendalam sesuai bidang yang diteliti, mempunyai pengalaman penelitian dalam bidang yang relevan. engan pengetahuan dan pengalamannya tersebut si peneliti akan mampu memberi makna terhadap data dari suatu fenomena atau kejadian dan peristiwa yang dilihat dan didengar selama pengumpulan data. Selanjutnya si peneliti mampu menyusun kerangka teori berdasarkan hasil analisis induktif yang telah dilakukan. Setelah dibandingkan dengan teori-teori lain dapat disusun teori baru. ?& Kemampuan peneliti untuk memberi makna terhadap data sangat diperngaruhi oleh kedalaman pengetahuan teoretik, pengalaman dan penelitian dari bidang yang relevan dan banyaknya literatur yang diba"a. ;al-hal tersebut menyebabkan si peneliti memiliki
informasi yang kaya dan peka atau sensitif terhadap kejadian-kejadian dan peristiwa peristiwa dalam fenomena yang diteliti.
'% PENGO4E3N .5O4ING/
a% Pendhulun 'anfaat coding adalah untuk merin"i, menyusun konsep %conceptuali4ed & dan membahas kembali semuanya itu dengan "ara baru. 3ni merupakan "ara yang terkendali dimana teori dibangun dari data. Konseptualisasi atau membangun konsep atau teori berdasarkan data ini merupakan hal yang sangat khusus dari proses coding dalam mengembangkan suatu grounded theory. ;al ini juga membuat berbeda dari analisis-analisis lain seperti yang telah dikemukakan dalam bab pendahuluan. Perbedaan tersebut merupakan upaya memperluas "ara yang memungkinkan peneliti mendapatkan beberapa tema atau mengembangkan deskripsi kerangka teoritis yang terkait dengan konsep-konsep. 'enurut Strauss dan 5orbin %1))* :/& prosedur analisis dalam grounded theory diran"ang sebagai berikut a& 'embangun teori lebih dari sekedar menguji pada teori %6 Build rather than only tes theory&&. b& 'emberikan proses penelitian suatu kepastian=keketatan yang diperlukan untuk membuat teori menjadi ilmu pengetahuan 6yang baik7 %66ive the research process the rigor necessary to make the theory %good& science&&. "& 'embantu penganalisaan yang bebas dari bias-bias dan asumsi-asumsi yang terbawa, dan yang dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung %6 5elp the analysist to break through the biases and assumptions brought to# and that can deve lop during the research process&&. d& 'emberikan dasar atau alas % grounding &, membangun keterpaduan, dan mengembangkan kepekaan dan integrasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan teori yang kaya, tersusun se"ara ketat %tightly woven&, eksploratoris yang lebih mendekati kenyataan=realitas yang ada %6 $rovide the grounding# build the density# and develop the sensitivity and integration needed to generate a rich# tightly woven# eplanatory theory that closely approimates the reality it represents&&.
'enurut Strauss dan 5orbin terdapat %tiga& ma"am=jenis proses analisis data %coding & yaitu 1pen oding# 0ial oding , dan /elective oding . #gar teori yang dibangun berdasarkan data itu tidak salah, ketiga ma"am coding tersebut harus dilakukan se"ara simultan dalam penelitian.
1& 1pen oding adalah proses merin"i, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data %he process of breaking down# eamining# comparing# conceptuali4ing# and categori4ing data&. 0& 0ial oding adalah suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan "ara baru setelah open coding , dengan membuat kaitan antara kategorikategori. 3ni dilakukan dengan memanfaatkan landasan berpikir %paradigma& coding yang meliputi kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsekuensikonsekuensi. % 0ial oding2 0 set of procedures where by data are put back together in new ways after open coding# by making connections between categories. his is done by utili4ing a coding paradigm involving conditions# contet# actionEinteractional str ategies and consequenses-consequenses). & /elective oding adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan se"ara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan. %/elective oding2 he process of selecting the core category# systematically relating it to other categories# validating those relationships# and filling in categories that need futher refinement and development).
alam Bab 3I terdahulu telah disinggung serba sedikit tentang prosedur pengodean %coding & dan adanya %tiga& ma"am coding . alam Bab I berikut ini prosedur coding dan %tiga& ma"am coding akan diuraikan lebih rin"i, dan dalam uraian-uraian selanjutnya kata yang digunakan adalah coding . amun sebelum uraian tentang prosedur dan ma"am-ma"am coding , akan diuraikan lebih dulu mengapa coding dalam penelitian kualitatif sangat penting.
1. b.
Kata-kata 9ebih $adat +akna "ibandingkan 0ngka-angka
'iles F ;uberman %1))0 + @ +/& menyatakan pendapat yang intinya dapat dikemukakan sebagai berikut alam penelitian kualitatif data dan analisis data berupa kata-kata, bukan angka-angka. Kata-kata lebih padat makna yang terkandung, tetapi sering memiliki makna ganda. ;al ini menyebabkan sulit untuk bekerja dengan kata-kata. Seperti kata 6 board 7 %bahasa 3nggris& dapat diartikan dewan yaitu badan yang dapat membuat keputusan, tetapi dapat juga berarti selembar papan kayu. Sebaliknya angka-angka lebih "epat diproses untuk mendapatkan maknanya. !leh karena itu tidak mengherankan apabila kebanyakan peneliti lebih senang bekerja dengan angka-angka, atau kata-kata yang dikumpulkan, segera diubah dalam bentuk angka-angka. #pabila hanya memfokuskan semata-mata pada angka-angka, perhatian akan bergeser dari substansi kepada hitungan, dengan demikian akan kehilangan keseluruhan makna kualitatifnya. 'enurut 'iles F ;uberman selanjutnya apabila angkaangka yang berasal dari kata-kata menjadi tidak bermakna, biasanya tidak ada "ara yang sangat memuaskan untuk membuat lebih dimengerti ke"uali kembali pada angka-angka. 'enurut 'iles F ;uberman peme"ahan atas masalah ini adalah tetap menggunakan angkaangka dan kata-kata se"ara bersama dalam melakukan analisis data dalam penelitian kualitatif.
Perlu diperhatikan bahwa angka-angka yang dimaksudkan oleh 'iles F ;uberman tersebut bukan berarti angka-angka hasil analisis statistik atau skor dari data yang dikumpulkan agar dapat dilakukan analisis statistik, melainkan angka-angka dalam rangka melakukan coding . Sedang menurut penulis kata-kata dalam rangka membuat coding %berarti melakukan analisis data& harus dikaitkan dengan konsep yang mengandung makna tertentu. Suatu konsep mengakomodasikan beberapa kata, misalnya konsep manaje men mengakomodasikan kata meren"anakan, mengatur, melaksanakan, mengawasi, memberi perintah dan lain-lain. Konsep ini selanjutnya diperlukan guna menyusun kategori-kategori, yang selanjutnya dari kategorikategori tersebut dapat disusun atau dirumuskan "iri-"iri. alam konteks penelitian grounded# dari "iri-"iri kemudian "iri-"iri tersebut dapat diletakkan dalam garis dimensinya, yang selanjutnya dapat dirumuskan grounded theory setelah beberapa tahap yang lain dilakukan. 8elaslah disini dengan kata-kata lebih mudah untuk dikaitkan dengan konsep yang mengandung makna. #tau dengan kata lain kata-kata lebih padat makna dibandingkan dengan angka-angka.
1. c. a&
$engertian dan $rosedur oding
$engertian oding
oding pada dasarnya merupakan proses analisis data, yaitu data dirin"i, dikonseptualisasikan dan diletakkan kembali bersama-sama dalam "ara baru. 3ni merupakan proses sentral dimana teori-teori dibentuk dari data %.data are broken down# conceptuali4ed# and put back together in new ways. *t is the central process by which theories are built from data&& %Strauss and 5orbin, 1))* :/&. b&
$rosedur oding
#pa yang menjadikan proses coding sedemikian menarik dalam pengembangan grounded theory 4 #pa yang membuatnya berbeda dari metoda-metoda anal isis yang lain 4 Gaitu bahwa metoda ini mempunyai tujuan yang lebih luas, tidak hanya memungkinkan peneliti memberikan beberapa tema, atau mengembangkan kerangka kerja deskriptif yang teoritis berdasarkan konsep-konsep yang terjalin se"ara longgar. Prosedur analisis grounded theory juga diran"ang untuk 1& 'embangun teori, bukan sekedar melakukan pengujian pada teori %6 Build rather than only test theory7&. 0& 'emberikan suatu kepastian=ketepatan yang diperlukan dalam proses penelitian untuk membangun teori ilmu pengetahuan yang lebih baik %66ive the research process the rigor necessary to make the theory %good& science&&. & 'embantu analis mengatasi bias-bias dan asumsi yang terbawa dan dapat berkembang selama penelitian %6 5elp the analysist to break through the biases and assumptions brought to# and that can develop during the research process7&. ?& 'emberikan dasar % grounding &, membangun kepadatan makna %density&, dan mengembangkan kepekaan dan integrasi yang diperlukan untuk menghasilkan teori yang
jelas, kaya, terjalin dengan ketat, yang sangat mendekati realitas yang diwakilinya. %6 $rovide the sensitivity and integration needed to generate rich# tightly woven# eplanatory theory that closely approimates the reality it presents7& %Strauss and 5orbin, 1))* :/&. 9ntuk men"apai tujuan atau maksud tersebut diperlukan adanya keseimbangan antara kreativitas, ketepatan %rigor &, ketekunan dan kepekaan teoritik %theoretical sensitivity&. 3ni merupakan kombinasi beberapa kualitas yang tidak mudah, namun semuanya itu jelas diperlukan kapan pun penelitian dilakukan. 'eskipun biasan ya tidak dapat diharapkan bahwa peneliti pemula dapat menghasilkan temuan besar, tetapi dengan usaha keras dan ketekunan peneliti akan mampu memberikan kontribusi pada bidang kajiannya. #nalisis dalam grounded theory terdiri atas %tiga& tipe utama coding , yaitu a& pengodean terbuka %open coding &, b& pengodean aksial %aial coding &, "& pengodean selektif % selective coding &. Sebelum diuraikan lebih lanjut apa itu pengodean, terdapat ? %empat& hal penting yang harus diketahui, yaitu 1& 'elakukan analisis sesungguhnya adalah membuat interpretasi. #da alasan yang bagus untuk itu, seperti yang dikemukakan oleh iesing %1)/1 1?& seorang filsuf ilmu pengetahuan 6Sesungguhnya ilmu pengetahuan ilmiah sebagian besar merupakan penemuan atau pengembangan, bukan peniruanN konsep, hipotesis, dan teori tidak ditemukan dalam keadaan sudah dibuat oleh kenyataan tetapi harus dibangun7. % "oing analysis is# in fact# making interpretations and there is good reason for this. 0s "iesing (;)# a philosopher of science says2 %0ctually scientific knowledge is in large part invention or development rather than an imitation concepts# hypotheses# and theories are not found ready-made in reality but must be constructed 7&. 0& $alaupun ditetapkan prosedur dan teknik tetapi sama sekali tidak dimaksudkan agar peneliti hanya terpaku pada prosedur dan teknik tersebut. iesing %1)/1 1?& mengemukakan 6Prosedur tidak bersifat mekanistis atau otomatis, bukan pula sebuah algoritma yang dijamin dapat memberikan hasil. Prosedur dan teknik hanya diterapkan se"ara fleksibel menurut situasi, dan berbagai alternatif tersedia dalam tiap langkah7 %he second is that while we set these procedures and techniques before you# we do not at all wish to imply rigid adherence to them. 0gain to quote "iesing (;) %he procedure are not mechanical or automatic# nor do they constitute an algorithm quaranted to give results. hey are rather to be applied fleibly according to circumstances their order may vary and alternatives are available at every step&&. & 2eknik umum yang merupakan inti dari semua prosedur pengodean untuk membantu penggunaan prosedur agar menjadi fleksibel adalah penga!uan pertanyaan. Peneliti harus mengajukan pertanyaan selama melakukan penelitian. #gar fenomena dapat dipahami dengan baik, peneliti dituntut mengajukan banyak pertanyaan, berkaitan dengan fenomena yang sedang dikaji, termasuk "iri-"iri, dimensi, dan komponen-komponen paradigma fenomena tersebut. %6 *n fact# one general technique that is central to all coding procedures and that help to ensure your fleible use of those procedur is the asking questions. :ou should be asking questions all along the course of your research pro!ect. 0s you read the net chapters# you will see so many questions being asked about the phenomena under study# and about their various properties# dimensions# paradigm components# and so forth# that is some reasons you wishes to keep track of them you would be hard pressed to do so @@&&.
atatan penulis pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif tidak hanya digunakan dalam upaya mendapatkan pemahaman yang mendalam dari permasalahan yang diteliti, tetapi dalam konteks grounded theory# pertanyaan digunakan dalam rangka menemukan konsep-konsep yang sama guna penyusunan kategori-kategori, menemukan "iri-"iri yang sama guna penyusunan dimensi-dimensi sebagai dasar-dasar penyusunan teori. ?& Sangat disarankan untuk mempelajari semua prosedur pengodean se"ara lebih rin"i. Setiap prosedur harus dimengerti sebelum menuju proses selanjutnya, dengan demikian dimiliki pemahaman yang lebih baik. #pabila prosedur ini dipahami dan dipraktekkan dengan baik, maka pengodean itu akan menjadi alat penelitian yang benar-benar efektif. %68e strongly recommend that after reading the chapters on coding (rapidly if you wish)# that then you study each in great detail. hese chapters (= 3 ;H) cover basic analytic procedures and their logic. ach procedure must be understood before proceeding to the net# otherwise your overall understanding of them will be less secure than you would wish. 1nce grasped and practiced they become really effective research tools7&.
d. $engodean erbuka (1pen oding) a) *stilah-istilah yang akan digunakan Sebelum diuraikan tentang seluk beluk pengodean terbuka, akan diuraikan lebih dulu pengertian pengodean terbuka, dan beberapa istilah yang akan dipergunakan dalam penjelasan pengodean terbuka, yaitu 1& KonsepN merupakan label konseptual yang diberikan pada kejadian-kejadian, peristiwa peristiwa yang berlainan, dan hal-hal lain fenomena lainnya. %6oncepts conceptual labels placed on discrete happenings# events# and other instances of fenomena&). 0& KategoriN merupakan klasifikasi konsep. Klasifikasi ini dibuat pada waktu konsepkonsep diperbandingkan satu dengan yang lain yang terkai t dengan fenomena yang sama. Kemudian konsep-konsep tersebut dikelompokkan se"ara bersama-sama dalam suatu tingkat yang lebih tinggi, yaitu konsep yang lebih abstrak yang disebut kategori. %6 ategory2 0 classification of concepts. his classification is discovered when concepts are compared one against another and appear to pertain to similar phenomenon. hus the concepts are grouped together under the higher order# more abstract concept called a category&). &
$engodean2 proses analisis data. %6he process of analy4ing data&&.
?& $encatatan kode2 hasil pengodean. 3ni merupakan sebuah bentuk memo. %6ode Notes he products of coding. hese are one type of memo 7&. :& $engodean terbuka2 proses perin"ian, pengujian, perbandingan, pengonsepan dan pengkategorian data. %61pen oding he process of breaking down# eamining# comparing# conceptuali4ing and categori4ing data7&. & iri-ciri2 atribut atau karakteristik yang berkenaan dengan suatu kategori. %%$roperties attributes or characteristics pertaining to a category7&.
/& "imensi2 lokasi "iri sepanjang suatu garis kontinum. %6 "imensions 9ocation of properties along a continum7&. +& "imensionalisasi2 proses perin"ian karakteristik ke dalam dimensi-dimensinya. %6 "imensionali4ing he process of breaking a property down into its dimensions7&. %Strauss F 5orbin, 1))* 1&. alam uraian selanjutnya akan dikemukakan "ontoh konkret bagaimana melakukan pelabelan, penyusunan dan penamaan kategori, pengembangan kategori menurut "iri dan dimensi. b& $elabelan ,enomena Strauss F 5orbin memberikan "ontoh tentang pelabelan fenomena sebagai berikut #nda berada dalam sebuah restoran yang "ukup mahal tetapi populer.
"& $enemuan dan $enamaan Kategori Selanjutnya label-label dari berbagai konsep tersebut harus dikelompokkan ke dalam konsep yang lebih abstrak. Konsep yang lebih abstrak ini men"akup seluruh konsep sejenis yang di bawahnya %kurang abstrak&. Proses pengelompokkan konsep yang sama disebut kategorisasi. 5ontoh konkret kegiatan-kegiatan wanita berbaju merah tersebut di atas yang melakukan kegiatan memperhatikan %watching & sekeliling dapur, memberikan informasi %information passing & kepada para pengunjung, memperhatikan %attentiveness& segala sesuatu yang ada di dapur dan di ruang makan. 'emonitor %monitoring & yaitu memperhatikan setiap orang dan segala sesuatu yang terjadi, termasuk memperhatikan kualitas pelayanan, memperhatikan bagaimana petugas berinteraksi dengan pelanggan, petugas merespon pelanggan, waktu pelayanan, berapa lama waktu yang diperlukan pelanggan mulai dari duduk sampai menyampaikan pesanan. 8uga memperhatikan petugas mengantar makanan, memperhatikan respon pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diterima. Semua kegiatan tersebut di atas dapat dikategorisasikan ke dalam konsep yang lebih abstrak yaitu memonitor %monitoring &. Sedang bahwa wanita yang berbaju merah mempunyai kemampuan atau kompetensi sehingga ia diberi label 6berpengalaman7 %6eperienced 7& tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori monitoring . i samping melakukan monitoring , wanita berbaju merah juga melakukan kegiatan menilai dan memperhatikan atau men!aga !alannya peker!aan . Karena pekerjaannya berkaitan dengan makanan, maka menilai dan menjaga jalannya pekerjaan tersebut diberi label pengatur makanan. Selanjutnya label 6pengatur makanan7, label 6tidak mengintervensi7 dan label 6berpengalaman7 dikategorisasikan ke dalam konsep yang lebih abstrak yaitu 6 pengaturan makanan yang baik 7. Kategori 6 pengaturan makanan yang baik 7 dan kategori 6monitoring 7 dapat dikategorisasikan ke dalam konsep yang lebih abstrak lagi yaitu 6pengawas restoran yang baik7, karena pekerjaan memonitori dan mengatur makanan dilakukan dalam konteks rumah makan atau restoran. d& $enyusunan Kategori berdasarkan iri-ciri dan "imensi Selanjutnya pengembangan kategori menurut "iri-"iri % properties& dan dimensi-dimensi dilakukan sebagai berikut 5iri dan dimensi merupakan hal yang penting untuk dipahami dan dikembangkan karena "iri dan dimensi itu membentuk dasar untuk membuat hubungan antara kategori dengan subkategori. 5iri dan dimensi ini juga diperlukan untuk melakukan analisis guna mengembangkan atau membangun grounded theory. 5ontoh "iri dan dimensi dari kegiatan wanita berbaju merah dapat dijelaskan sebagai berikut 2elah diketahui ternyata bahwa wanita berbaju merah adalah bukan wanita misterius tetapi wanita yang memiliki profesi pengatur makanan. Kegiatan-kegiatan wanita berbaju merah diberikan kategori 6pengatur makanan7 paling tidak memberi kesan ia bukan pelanggan yang mungkin juga berbaju merah. ari kategori dapat dirin"i dalam subkategori dari jenis pekerjaannya, yaitu mengamati# memantau# membantu# melihat !adwal# memberikan informasi# dan lain sebagainya. Selanjutnya dari setiap subkategori misalnya subkategori mengamati dapat dilihat dari frekuensinya# durasi waktunya# bagaimana peker!aan itu dilakukan# siapa sa!a yang terlibat , dan lain sebagainya. ari segi frekuensi dapat didimensionalkan dengan membuat pertanyaan 6Seberapa sering ia mengamati pekerjaan tersebut 46 ari pertanyaan dapat diperoleh jawaban sering sekali# sering# !arang# !arang sekali dan lain sebagainya. 'engamati juga dapat dilihat dari dimensi intensitasnya. #pakah intensitasnya rendah atau tinggi. 'engamati juga dapat dilihat dari dimensi durasi waktunya
yaitu lama atau sebentar . emikian juga subkategori memberikan informasi dapat dilihat dari dimensi sedikit atau banyak informasi yang diberikan# dimensi cara memberikan informasi dengan cara tertulis atau lisan# se"ara terbuka atau tertutup# dengan suara lantang atau lembut . ari uraian tersebut di atas, yaitu proses pemberian label dari peristiwa atau kejadian menjadi kategori yaitu abstraksi pada tingkat yang lebih tinggi, kemudian konsep yang lebih abstrak lagi, kemudian subkategori, selanjutnya "iri-"iri dan dimensi dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut
Skema Pr"e Pemberian Label# Kateg"ri# K"nep yang lebih Abtrak# Subkateg"ri# .iri!,iri dan Dimeni
e. $engodean Berporos (0ial oding) a& *stilah-istilah yang akan digunakan Sebelum membahas 0ial oding , akan diuraikan terlebih dahulu pengertian beberapa istilah yang dipergunakan dalam operasionalisasi 0ial oding , yaitu 1& Pengodean Berporos % 0ial oding & adalah seperangkat prosedur dimana data disatukan kembali se"ara baru setelah pengodean terbuka, dengan membuat hubungan diantara kategori-kategori. ;al ini dilakukan dengan menggunakan model pengodean yang meliputi kondisi, konteks, tindakan=strategi interaksi, dan konsekuensi. %%0ial oding2 0 set of procedures where by data are put back together in new ways after open coding# by making connections between categories. his is done by utili4ing a coding paradigm involving conditions# contet# actionEinteractional strategies# and consequences&&.
0& Kondisi Sebab-#kibat %ausal onditions& Peristiwa, insiden, kejadian yang mengarah pada terjadinya atau perkembangan fenomena. %6ausal onditions2 vents# incidents# happenings that lead to lead to the occurance or development of the phenomenon& &. & enomena % phenomenon& (agasan utama, kejadian, peristiwa, insiden tentang seperangkat tindakan atau interaksi yang teratur atau berhubungan. %6 $henomenon2 he central idea# event# happening# incident about which aset of actions or interactions are directed at managing handling# or to which the set of actions is related&&. ?& Konteks %ontet & Seperangkat "iri khusus yang berkaitan dengan suatu fenomena, yaituN lokasi peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan fenomena sepanjang rentang suatu dimensi. Konteks, mewakili %merepresentasikan& serangkaian kondisi tertentu yang didalamnya terdapat strategi interaksi=strategi tindakan yang diambil. %6ontet2 he specific set of properties that pertain to a phenomenon2 that is# the locations of events or incidents pertaining to a phenomenon along a dimentional range. ontet represents the particular set of conditions within which the actionEinteractional strategies are taken&&. :& Kondisi yang mempengaruhi % *ntervening onditions& Kondisi struktural yang membuat strategi tindakan=interaksi terjadi, yang berkaitan dengan fenomena. Kondisikondisi ini memperlan"ar atau menghambat strategi yang diambil dalam suatu konteks khusus. %6 *ntervening onditions2 he structural conditions bearing on actionEinteractional strategies that pertain to a phenomenon. hey facilitate or constrain the strategies taken within a specific contet&&. %Strauss F 5orbin, 1))* )-)/&.
b& $roses $engodean Seperti telah diuraikan di muka pengodean terbuka %1pen oding & merin"i data sehingga memungkinkan si peneliti menyusun kategori, "iri-"irinya dan lokasi dimensinya. Pengodean Berporos % 0ial oding & mengatur data-data itu kembali se"ara bersama dalam "ara-"ara yang baru dengan membuat hubungan di antara kategori dan subkategorinya. i sini belum dibahas tentang hubungan beberapa kategori utama untuk membentuk formulasi teoritis yang menyeluruh %hal ini akan dibahas dalam Pengodean Selektif %/elective oding &, melainkan masih terbatas pada pengembangan suatu kategori, tetapi melebihi pengembangan "iri-"iri dan dimensinya. alam 0ial oding fokus pembahasan adalah membuat spesifik=khusus suatu kategori dari segi kondisi-kondisi yang mun"ul, yaitu konteks %serangkaian "iri-"iri yang khusus& yang terkaitN tindakan atau strategi interaksi yang dilakukan dan dikendalikanN dan konsekuensi dari strategi-strategi tersebut. 9paya men"ari kekhususan=spesifikasi tersebut, %konteks, strategi dan konsekuensi& adalah merupakan penyusunan subkategori. Subkategori pada hakekatnya juga merupakan kategori tetapi dilihat dari kekhususannya=spesifikasinya. Pada 1pen oding telah dimulai meletakkan data-data se"ara bersama-sama dalam suatu bentuk yang berhubungan. $alaupun 1pen oding dan 0ial oding merupakan prosedur analisis yang berbeda, tetapi sebenarnya pada waktu si peneliti melakukan proses analisis, ia dapat menggunakan salah satu alternatif dari kedua ma"am coding tersebut. %6hough open and aial coding are distinct analytic procedures# when the researcher is actually engaged in analysis he or she alternates between the two modes7&.
Sebelum dibahas mengenai bagaimana membuat spesifikasi dari kategori melalui 0ial oding , ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu 1& Pada waktu melakukan 1pen oding berbagai ma"am kategori diidentifikasi. 'isalnya suatu kategori mempunyai kekhususan yang bersifat kondisi, sementara kategori lain menunjukkan tindakanEstrategi interaksi, kategori lain menunjukkan konsekuensi dari tindakan= strategi interaksi. 0& Dabel-label konseptual yang ada tidak harus selalu ditempatkan pada kategori kondisi, strategi dan konsekuensi. 2etapi apabila memang menghadapi fenomena atau peris tiwa yang dapat dibedakan seperti itu sebaiknya dilakukan penyusunan subkategori seperti itu, misalnya #da subjek yang sakit=menderita sakit %kondisi&, subjek tadi mengalami demam % fenomena&, lalu ia minum amoilin % strategi&, setelah beberapa saat ia merasa baik %konsekuensi&. Sehingga tersusun tiga subkategori yaitu subkategori kondisi, fenomena, strategi dan konsekuensi. & engan tersusunnya subkategori-subkategori, maka dapat disusun "iri-"iri seperti durasi# tingkatan dan intensitas. ari durasi, tingkatan dan intensitas ini dapat ditentukan lokasi dimensinya dan lokasi dimensi ini terkait dengan penyusunan teori. ?& alam 0ial oding , subkategori-subkategori dihubungkan dengan kategori-kategori melalui sebuah model yang disebut %model hubungan& %penulis&. Selanjutnya akan diuraikan tentang 6'odel ;ubungan7 dan "ontohnya. alam 6rounded heory subkategori dihubungkan dengan suatu kategori dalam seperangkat hubungan yang menunjukkan kondisi sebab akibat, fenomena, konteks, kondisi-kondisi yang mempengaruhi, tindakan=strategi interaksi, dan konsekuensi. 'odel ;ubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut %#& K!3S3 S>B#B #K3B#2 O %B& >!'># O %5& K!2>KS O %& K!3S3 G#( '>'P>(#<9;3 O %>& 23#K# = S2<#2>(3 32><#KS3 O %& K!S>K9>S3 #kan dijelaskan masing-masing subkategori-subkategori tersebut sebagai berikut 1&
,enomena
enomena adalah gagasan utama, kejadian, peristiwa, tentang seperangkat tindakan=interaksi atau yang teratur, atau berhubungan. 9ntuk mengidentifikasi fenomena dilakukan dengan mengajukan pertanyaan 6ata ini menga"u kepada hal apa 47 62indakan atau interaksi itu tentang hal apa 47 0&
Kondisi Sebab #kibat
3stilah ini menga"u kepada peristiwa atau kejadian yang mengarah pada terjadinya atau perkembangan suatu fenomena. Sebagai misal, apabila kita tertarik dengan fenomena rasa sakit, kita mungkin menemukan bahwa rasa sakit itu disebabkan oleh kaki patah atau sakit
en"ok. Kejadian seperti itu menyebabkan atau membawa pengalaman rasa sakit. engan 6'odel ;ubungan7, pengalaman rasa sakit dapat digambarkan sebagai berikut Kondisi Sebab #kibat Kaki patah atau menderita
enomena sakit
>n"ok Selanjutnya kita dapat lebih spesifik mendiskripsikan kondisi sebab akibat kaki patah, yaitu mengidentifikasi "iri-"irinya dan lokasi dimensional dari "iri-"iri tersebut. Kondisi kaki patah tersebut misalnya keretakannya lebih dari satu, misalnya ada dua, dan salah satu keretakannya lebih serius. Selanjutnya penderita kaki patah tersebut ternyata misalnya tidak mengalami kelumpuhan, sehingga sistem syarafnya tetap berfungsi. engan demikian dapat dibedakan bagian kaki yang mana yang lebih serius atau lebih terasa sakit. 3ni berarti kita dapat melihat "iri-"irinya serta dimensi khusus dari kondisi sebab akibat kaki patah. Se"ara singkat kondisi sebab akibat kaki patah tersebut dapat dikemukakan "iri-"irinya, yaitu keretakannya banyak %lebih dari satu&, ternyata keretakannya ada 0 misalnya, jadi bersifat ganda dan ternyata misalnya ada bagian kaki yang retak mempunyai rasa sakit yang lebih serius. an dapat digambarkan pula dimensinya misalnya intensitasnya tinggi, durasinya terus menerus, lokasinya kaki bagian bawah. Sehingga apabila digambarkan didapatkan diagram sebagai berikut
enomena Sakit
Kondisi /ebab 0kibat Kaki Patah iri Kaki $atah
"imensi Khusus 'asa /akit
@ Keretakan yang banyak
intensitas
tinggi
@ Keretakan ganda
durasi
terus menerus
@ #danya rasa sakit
lokasi
kaki bagian bawah
&
Konteks
Sebuah konteks merepresentasikan serangkaian "iri khusus yang berkenaan dengan fenomena, yaitu lokasi kejadian yang berkaitan dengan fenomena sepanjang rentang dimensional. Konteks pada waktu yang sama juga merupakan seperangkat kondisi khusus
yang di dalamnya terdapat tindakan=strategi interaksi digunakan untuk mengatur, menangani, menjalankan dan merespon fenomena khusus. 9ntuk menjelaskan masalah konteks ini mari kita kembali pada "ontoh kaki patah. Kaki patah menunjuk rasa sakit. #pabila kita hanya mengetahui hal itu saja atau apabila pengetahuan kita terbatas pada hal itu saja maka kita mengalami kesulitan untuk mengobatinya. Kita harus mengetahui sebab-sebabnya sehingga kaki menjadi patah, demikian seluk beluk rasa sakitnya agar dapat ditangani. emikian pula dengan kaki yang patah, kita perlu mengetahui se"ara khusus kapan kaki itu patah, bagaimana patahnya yaitu jumlah dan jenis keretakannya. 2entang rasa sakit, kita perlu tahu bagian mana yang lebih serius rasa sakitnya, bagaimana kronologisnya, durasinya, lokasinya, intensitasnya dan lain sebagainya. ;al tersebut apabila disusun dalam diagram adalah sebagai berikut Kondisi /ebab 0kibat
,enomena
@ Kaki Patah
iri Kaki $atah
"imensi-dimensi Khusus dari 'asa /akit
@ Keretakan yang banyak
intensitas
tinggi
@ Keretakan ganda
durasi
terus menerus
@ #danya rasa sakit
lokasi
kaki bagian bawah
@ Patah dua jam lalu
kronologi
lebih awal
@ 8atuh dijalan yang li"in
memperoleh bantuan segera
Konteks $enanganan 'asa /akit alam kondisi dimana rasa sakit 2erus menerus, intensitas tinggi, berada di kaki bagian bawah, lebih awal dirasakan, dan bantuan didapatkan segeraN ?&
Kondisi yang mempengaruhi
Kondisi ini berfungsi untuk memperlan"ar atau menghambat tindakan=strategi interaksi yang dilakukan dalam konteks yang khusus. 5ontoh kondisi yang mempengaruhi dapat dilihat dalam uraian berikut #nda sakit dan membutuhkan pengobatan, tetapi hanya dapat diperoleh pada
Sebagai "ontoh orang yang kakinya patah. !rang tadi berada di hutan dan misalnya dia seorang diri tanpa adanya teman, kondisi seperti ini tentu akan sangat berbeda dalam waktu untuk mendapatkan pengobatan dibandingkan dengan orang yang berada dikota. ;al l ain yang perlu diperhatikan yaitu "iri-"irinya misalnya tentang biodata seperti umur, penyakit lain yang pernah dialami atau sedang dialami, sejarah penyakit yang pernah dialami, pandangannya=persepsinya mengenai perasaan sakitnya dan pengobatannya. 8uga "iri tentang "ara=teknik pengobatan yaitu peralatan yang tersedia, prosedur pengobatannya, obat yang tersedia, dan seterusnya. 2idak semua kondisi dapat diterapkan untuk setiap situasi. 2erserah kepada peneliti untuk mengidentifikasi yang mana yang akan digunakan dan dirangkai dalam analisis, yang penting untuk diingat apakah kondisi itu memperlancar atau menghambat tindakanEstrategi interaksi# dan kapan tindakanEstrategi interaksi itu dilakukan. ari uraian tersebut di atas, yaitu proses dari kondisi sebab akibat, fenomena, "iri-"iri %kaki patah& atau konteks, dimensi khusus, kemudian kondisi intervening %kondisi yang memfasilitasi atau menghambat& apabila digambarkan dalam skema=7'odel ;ubungan7 adalah sebagai berikut
Skema / 0)"del 1ubungan2 K"ndii Sebab/Akibat# Fen"mena# K"ntek# Dimeni Khuu# K"ndii Inter$ening
:&
/trategi indakan E /trategi *nteraksi
Pada dasarnya 6rounded heory merupakan metoda penyusunan teori yang berorientasi pada tindakan=interaksi. 2indakan=interaksi memiliki sejumlah "iri, yaitu a& 2indakan=interaksi itu merupakan suatu proses yang bergerak se"ara alamiah. 8adi dapat dipelajari berdasarkan urutan, atau berdasarkan geraknya atau perubahannya pada setiap saat. b& 2indakan=interaksi berorientasi pada tujuan atau mempunyai tujuan dan dilakukan berdasarkan beberapa alasan untuk merespon atau menangani fenomena. "& 2indakan=interaksi pada dasarnya merupakan strategi sehingga disebut sebagai tindakan=strategi interaksi, dan bertujuan untuk merespon atau menangani fenomena. #pabila tindakan= interaksi ini gagal, misalnya tidak merespon fenomena, tindakan= interaksi ini tetap penting. 'isalnya seseorang yang seharusnya melakukan suatu tindakan misalnya men"ari
,enomena
@ Kaki Patah
iri Kaki $atah
"imensi Khusus dari 'asa /akit
@ Keretakan yang banyak intensitas
tinggi
@ Keretakan ganda
durasi
terus menerus
@ #danya rasa sakit
lokasi
kaki bagian bawah
@ Patah dua jam lalu
kronologi
lebih awal
@ 8atuh di hutan
bantuan yang diperoleh
menunggu lama
potensi adanya konsekuensi tinggi Konteks $enanganan 'asa /akit Kondisi di mana sakit adalah @ 3ntensitas tinggi, terus menerus, berlokasi di kaki bagian bawah, lebih awal dirasakan, bantuan didapatkan lama, dan potensi konsekuensi tinggi. /trategi untuk $enanganan /akit @
'embalut kaki
@
Pergi untuk meminta bantuan darurat
@
'enjaga agar orang itu tetap hangat
Kondisi *ntervening @
Kurang pelatihan pada pertolongan pertama
@
2idak ada selimut
@
8araknya jauh untuk meminta bantuan
ari uraian tersebut di atas, yaitu proses dari kondisi sebab akibat, fenomena, "iri-"iri %kaki patah& atau konteks, dimensi khusus, kemudian tindakan=strategi interaksi, dan kondisi intervening %kondisi yang memfasilitasi=yang menghambat& apabila digambarkan dalam skema= 7'odel ;ubungan7 adalah sebagai berikut
Skema / 0)"del 1ubungan2 K"ndii Sebab/Akibat# Fen"mena# .iri!,iri# Dimeni khuu# Strategi# K"ndii Inter$ening
alam diagram tersebut terlihat dengan jelas strategi tindakan yang diambil menghadapi kondisi sakit yang mempunyai intensitas tinggi, terus menerus, berlokasi di kaki bagian bawah, lebih awal dirasakan dan seterusnya adalah dengan melakukan membalut kaki, pergi meminta bantuan darurat, mempertahankan agar orang tersebut tetap hangat. engan kondisi tersebut di atas terdapat adanya petunjuk-petunjuk tertentu tentang beberapa strategi, yaitu aksi yang berdasarkan pada kata kerja atau prinsip-prinsip. ;al ini dapat dilihat dari "ontoh berikut. 5ontoh seandainya seseorang melakukan penelitian tentang alur kerja %work flow& dalam suatu unit
Konsekuensi
2indakan atau interaksi yang diambil untuk merespon atau menangani suatu fenomena akan mendapatkan hasil atau konsekuensi. ;al ini mungkin tidak selalu dapat diprediksi.
Kegagalan mengambil tindakan atau interaksi juga mendapat hasil atau konsekuensi walaupun mungkin negatif. Konsekuensi mungkin menjadi aktual tetapi juga menjadi potensial, dapat terjadi pada waktu sekarang atau waktu yang akan datang. Konsekuensi dari seperangkat tindakan mungkin menjadi bagian dari konteks atau kondisi intervening, yang mempengaruhi serangkaian tindakan= interaksi berikutnya. 5ontoh tentang kaki patah yang dialami dalam hutan, dan dia bersama-sama dengan temanteman yang telah mendapatkan pelatihan tentang pertolongan pertama, kemudian temantemannya menyangga kakinya, membalutnya, selanjutnya pergi minta bantuan. Konsekuensi dari strategi tindakan tersebut dapat mengurangi rasa sakitnya. "& +enghubungkan kategori dengan kategori yang lain Selanjutnya akan diuraikan bagaimana "ara menghubungkan suatu kategori dengan kategori lainnya. 9ntuk mengetahui hubungan kategori satu dengan kategori lain, si peneliti perlu mengajukan pertanyaan, misalnya 0 3pkh k#ego!i pengu!ngn !s ski# e!huungn dengn !s ski# segi konsekuensi s#!#egi #indkn *ng dimil un#uk mengo#i !s ski# 72 Pertanyaan ini tidak mengarah ke coding terhadap peristiwa atau kejadian khusus, juga tidak mengarah ke "iri khusus atau dimensi khusus. 2etapi mengarah pada label konsep dari suatu kategori apakah berhubungan dengan label konsep kategori yang lain. emikian pula misalnya seorang yang mempunyai penyakit en"ok, kemudian ia menggunakan strategi tertentu untuk menyembuhkan rasa sakitnya. Peneliti akan membuat pertanyaan 0 Pd kondisi !s ski#, s#!#egi #indkn p *ng i gunkn un#uk mengu!ngi !s ski#n*2. Setelah peneliti mengajukan pertanyaan tersebut, peneliti kembali ke data untuk mengetahui se"ara pasti strategi tindakan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita en"ok dengan melihat hasil interview, atau hasil observasi atau hasil analisis dokumen. Selanjutnya setelah dari data didapatkan strategi tindakan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita en"ok, misalnya dengan pi!at refleksi, maka peneliti dapat membuat pernyataan sema"am hipotesis, yaitu 0 3pkh seseo!ng mende!i# pen*ki# encok, !s ski#n* kn hilng klu melkukn pi"# !e$leksi 2. Selanjutnya peneliti men"ari bukti-bukti dengan data yang ada untuk mendukung pernyataan tersebut. Pada waktu yang sama peneliti juga men"ari data-data yang tidak mendukung pernyataan tersebut. 'ungkin peneliti akan mendapatkan data bahwa ada orang yang tidak melakukan apa-apa tetapi mendapatkan kesembuhan. #da juga yang melakukan strategi yang lain di luar pijat refleksi, ternyata memperoleh kesembuhan. 2etapi ada pula yang melakukan strategi pijat refleksi ternyata tidak mendapatkan kesembuhan. 2emuan-temuan tersebut tidak harus dibuang. 2emuan-temuan tersebut menambahkan variasi dan pendalaman pemahaman. $alaupun data menunjukkan adanya variasi, persamaan bahkan perbedaan sehingga dihasilkan pendalaman pemahaman, tetapi tetap dapat dilihat tingkat ke"enderungannya. Kesimpulan tentang strategi didasarkan pada strategi yang memiliki tingkat ke"enderungan yang tinggi. Pada saat peneliti membandingkan peristiwa, peneliti bertujuan untuk mengetahui dimana setiap "iri dapat ditempatkan pada dimensi yang tepat. engan demikian peneliti akan memperoleh kepadatan konseptual dan akan dapat dihindari banyaknya variasi. #tau dengan
kata lain diperoleh kepadatan konseptual, memiliki spesifikasi dan variasi yang terbatas sehingga konsep ini dapat diterapkan dalam berbagai fenomena yang ada. ari keseluruhan uraian tentang 0ial oding dapat disimpulkan bahwa 0ial oding merupakan proses menghubungkan subkategori dengan kategori. Proses ters ebut merupakan pemikiran induktif dan deduktif yang kompleks yang terdiri dari beberapa tahap. ;al ini dilakukan dengan membuat perbandingan dan mengajukan pertanyaan seperti pada 1pen oding . 2etapi dalam 0ial oding lebih terfokus pada menemukan dan menghubungkan kategori melalui 6'odel ;ubungan7. alam 0ial oding dapat dikembangkan tiap kategori %fenomena& berdasarkan hubungan sebab akibat, dapat ditempatkan lokasi dimensi khusus dari fenomena terkait dengan "irinya, konteksnya, tindakan=strategi interaksi yang digunakan untuk merespon atau mengelola fenomena, dan konsekuensi dari tindakan=strategi interaksi yang dilakukan.
f. $engodean /elektif (/elective oding) a& *stilah-istilah yang digunakan Sebelum uraian tentang /elective oding akan dikemukakan beberapa definisi istilah yang dipergunakan dalam penjelasan tentang /elective oding , yaitu 1& 5erita arasi deskriptif mengenai fenomena utama dari suatu studi %%/tory2 0 descriptive narrative about the central phenomenon of the study&&. 0& 8alan 5erita Konseptualisasi "erita. 3ni merupakan kategori inti. %%/tory 9ine2 he conceptuali4ation of the story. his is the core category&&. & Pengodean Selektif Proses menyeleksi kategori inti, se"ara sistematis menghubungkannya dengan kategori yang lain, memvalidasi hubungan tersebut, dan mengisi kategori-kategori yang memerlukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. %%/elective oding2 he process of selecting the core category# systematically relating it to other categories that need further refinement and development&&.
?& Kategori 3nti enomena inti dari semua kategori lain yang terintegrasi %%ore ategory2 he central phenomenon around which all the other c ategories are integrated&&. %Strauss F 5orbin, 1))* 11&. b& $roses $engodean alam uraian tentang Proses Pengodean masalah 5erita %/tory& dan 8alan 5erita %/tory 9ine& tidak diuraikan karena sudah terintegrasi dalam uraian Proses Pengodean. 2ujuan dari /elective oding adalah mengintegrasikan kategori untuk membentuk sebuah grounded theory. Pekerjaan tersebut "ukup sulit tetapi tidak berarti tidak dapat dikerjakan. Pengintegrasian kategori pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan 0ial oding , hanya dalam melakukan analisis, tingkat keabstrakannya lebih tinggi. Sebenarnya dalam 0ial oding dibangun dasar atau patokan bagi /elective oding . engan telah dilakukan 0ial oding kategori telah disusun berdasarkan "iri-"iri dan dimensi-dimensinya, yang tersusun dalam 6'odel ;ubungan7, sehingga memberikan kepadatan dan kekayaan kepada kategori. Selanjutnya dapat disusun konsep-konsep dengan menghubungkan kategori-kategori berdasarkan pertanyaan 6#pa yang sedang dikaji 4, #pa yang ditemukan 4, Kesimpulan apa yang dapat ditarik 4 ari konsep-konsep yang disusun dengan menggunakan dasar pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dihasilkan grounded theory. Sebagai ilustrasi tentang prosedur yang harus ditempuh akan diberikan "ontoh sebagai berikut Studi ini terfokus pada bagaimana IH orang wanita dengan penyakit kronis menangani kehamilannya. 'ereka akan diwawan"arai sejak awal kehamilannya sampai dengan %enam& minggu setelah kelahiran. $awan"ara terstruktur sebanyak ? %empat& sampai : %lima& kali untuk setiap wanita. $awan"ara dilakukan setiap %tiga& bulan selama kehamilan, kemudian wawan"ara juga dilakukan setiap minggu selama %enam& minggu setelah kelahiran. an diakhiri 1 %satu& kali wawan"ara pada %enam& minggu setelah kelahiran. isamping itu sebagai tambahan juga dilakukan wawan"ara informal pada waktu menunggu kelahiran. #pabila suami hadir pada waktu wawan"ara, suami juga diwawan"arai dan diobservasi. #pabila mungkin, peneliti juga menemani wanita-wanita tersebut. ari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyakit yang diderita wanita-wanita hamil tersebut, di antaranya diabetes, lever, ginjal, hipertensi. Beberapa wanita mengalami kombinasi beberapa penyakit dan kronis, seperti diabetes dengan ginjal. Seorang wanita mengalami transpalansi ginjal. Peneliti melakukan kajian apakah kombinasi beberapa penyakit kronis menyebabkan tingginya resiko kehamilan. #pakah wanita-wanita hamil tersebut dirinya sendiri memainkan peran aktif menangani resiko kehamilan 4. Sebagai telah dikemukakan di depan bahwa tujuan /elective oding adalah mengintegrasikan kategori ke dalam kategori inti dengan melakukan analisis yang tingkat keabstrakannya lebih tinggi. engan 0ial oding , kategori-kategori telah disusun berdasarkan "iri-"iri dan dimensinya, yang tersusun dalam 6'odel ;ubungan7, sehingga memberikan kepadatan dan kekayaan kepada kategori. Selanjutnya dapat disusun konsep-konsep dengan menghubungkan kategori-kategori berdasarkan pertanyaan 6#pa yang sedang dikaji 4, #pa yang ditemukan4, Kesimpulan apa yang dapat ditarik 4, ari konsep-konsep yang disusun dengan menggunakan dasar pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dihasilkan grounded theory. Selanjutnya akan dijelaskan bagaimana "ara mengintegrasikan kategori-kategori ke dalam kategori inti. Se"ara singkat yaitu dengan "ara melakukan konseptualisasi dengan analisis yang tingkat keabstrakannya lebih tinggi. 9ntuk itu peneliti pertama-tama perlu menyusun
suatu "atatan atau memo yang berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan 6 0pa yang menon!ol dari hasil ka!ian atau penelitian ini C% %+ana yang oleh peneliti dianggap men!adi masalah utama C&. #kan diberi "ontoh tentang wanita hamil yang mempunyai penyakit kronis. ari hasil menyusun kategori-kategori berdasarkan 6'odel ;ubungan7, yang dilanjutkan dengan menyimpulkan kondisi, tindakan=strategi dalam penanganan kondisi, dan konsekuensi dari adanya strategi yang diambil, peneliti membuat "atatan atau memo yang berisi rangkaian hubungan kategori sebagai berikut 62iap-tiap kehamilan yang ditangani dari resiko atas kehamilan atau penyakit yang dideritanya, berarti hal ini dipedulikan, dan apabila tidak ditangani berarti tidak dipedulikan. $anita-wanita yang menangani resiko atas kehamilan dan penyakitnya bertujuan mendapatkan bayi yang sehat. ;asil yang diinginkan yaitu melahirkan bayi sehat tampaknya menjadi kekuatan utama yang memotivasi mereka untuk melakukan apapun yang perlu untuk meminimalkan resiko. amun, mereka bukanlah penerima layanan yang pasif, tetapi mereka memainkan peran penting dalam proses penanganan resiko. 'ereka tidak hanya bertanggung jawab untuk memantau kehamilan dan penyakitnya, tetapi juga memutuskan untuk menentukan "ara hidup %regimens& yang harus diikuti. 'ereka juga mempertimbangkan bahaya atau akibat pada bayi yang disebabkan minum obat tertentu dengan dosis yang tinggi selama kehamilan. 'ereka berusaha membuat keputusan yang benar dengan mempertimbangkan se"ara hati-hati tentang resiko yang mungkin timbul. 8ika mereka berpikir dokter membuat keputusan yang salah, mereka melakukan apa yang mereka pikir seharusnya dilakukan7. 5atatan atau memo yang dibuat oleh peneliti tersebut merupakan fenomena yang menonjol yang disimpulkan dari hasil wawan"ara dan observasi. Selanjutnya dari deskripsi tersebut kemudian dilakukan konseptualisasi (analisis dengan tingkat abstraksi yang lebih tinggi&. engan melakukan analisis untuk mendapatkan konsep yang memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi, peneliti mendapatkan konsep yang diberi nama 6 $enanganan $rotektif 7 %%$rotective 6overning&&. Penanganan %6overning & berarti ibu yang hamil dan berpenyakit melakukan tindakan untuk mengontrol resiko yang berkaitan dengan kehamilannya. Protektif % $rotective& mengindikasikan bahwa tindakan-tindakan itu bertujuan memberikan perlindungan. Penentuan kategori inti ini penting untuk menemukan apakah ada wanita yang tidak melakukan penanganan protektif. 2etapi dalam penelitian tersebut tidak ditemukan adanya wanita yang tidak melalukan penanganan protektif. Bagaimana "ara melakukan konseptualisasi apabila ditemukan dua fenomena yang sama pentingnya. Bagaimana "ara mengintegrasikan dua kategori sehingga ter"apai integrasi kategori yang kuat dan pengembangan kategori yang padat yang diperlukan untuk menyusun grounded theory. 9ntuk mengembangkan dua kategori inti yang sama pentingnya, dan mengintegrasikan keduanya, dan mendeskripsikan se"ara jelas dan teliti memang merupakan sesuatu yang tidak mudah. ;al ini juga dialami oleh peneliti yang sudah berpengalaman. 5ara yang dapat dilakukan adalah memilih salah satu kategori inti, dan menempatkan kategori inti yang lain sebagai "abang kategori %a subsidiary category&, kemudian menguraikan sebagai teori kedua. Sebagai "ontoh dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Strauss F 5orbin, terdapat 0 %dua& fenomena yang mun"ul se"ara signifikan. Satu fenomena adalah adanya penyakit yang kronis dari wanita yang hamil, tetapi penanganannya dilakukan oleh suami. Sedang fenomena yang kedua adalah dampak kegagalan penanganan pada biodata %kondisi biologi& pada wanita hamil yang berpenyakit tadi. Pada waktu melakukan integrasi dua kategori inti tersebut,
pertama diputuskan pertama diputuskan untuk memfokuskan pada masalah penyakit dan penanganannya, kedua kategori inti tentang kondisi fisik sebagai dampak kegagalan penanganan dijadikan konsep sekunder yaitu konsep tentang "ara-"ara penanganan dan dampak-dampak yang diakibatkan dari "ara-"ara penanganan. 9ntuk mendapatkan gambaran konkret bagaimana dua kategori inti diintegrasikan, berikut ini akan diberikan "ontoh dengan "erita sebagai berikut 6#pabila seorang wanita hamil dan memiliki penyakit kronis akan mempengaruhi kehamilannya. 3 ni menyebabkan timbulnya resiko baik bagi wanita tersebut maupun bayinya. ua puluh tahun sampai tiga puluh tahun yang lalu, wanita hamil yang mengalami diabetes, gangguan ginjal akan sangat beruntung apabila dapat melahirkan dengan selamat. Kondisi sekarang dengan kemajuan teknologi kedokteran, wanita hamil yang mengalami penyakit kronis, dapat disembuhkan sehingga tidak mengganggu kehamilannya. $anita $anita tadi dengan kemajuan teknologi dapat disembuhkan dari penyakitnya, dan dapat dijaga keselamatan bayi hingga dilahirkan. Pada dasarnya semakin parah penyakitnya, semakin sulit menanganinya, dan semakin besar pula resiko yang menyertainya. Gang Gang menarik untuk di"atat ternyata ter nyata wanita tadi tidak ti dak hanya mengumpulkan isyarat %cue % cue&& dari dokter, tetapi juga dari pengalamannya masa lalu dengan penyakit dan kehamilannya. 'ereka juga memperhatikan janinnya janinnya sendiri, menafsirkan gerakan dalam perutnya dan memperkirakan pertumbuhan bayinya sebagai yang mereka rasakan. Semua itu merupakan data untuk memperkirakan tingkat resiko yang mungkin dihadapi. $anita $anita hamil tidak hanya han ya mempertimbangkan resiko pada bayi, tetapi juga pada dirinya sendiri. 'isalnya ia mendapatkan obat dengan dosis yang terlalu tinggi atau rendah, maka ia akan melakukan mel akukan negosiasi dengan dokter untuk mengubah obatnya. #pabila negosiasi tidak berhasil ia akan meninggalkan rumah sakit, atau melawan nasehat medis, dan menyelamatkan bayinya dan dirinya dengan "aranya sendiri. Penanganan terhadap kondisi hamilnya dan penyakit kronis yang diderita merupakan tugas wanita yang hamil tersebut dan tim kesehatannya. engan memasukkan tim kesehatan ke dalam sistem perawatan kesehatannya, berarti ia mendelegasikan sebagian dari fungsi penanganan kepada dokter yang merawatnya merawatnya termasuk kegiatan diagnosis dan penentuan perawatan. alam strategi penanganan, dokter berfungsi sebagai pengawasan terhadap resiko yang dapat timbul. Strategi penanganan bertujuan mengawasi resiko fisik baik pada bayi maupun wanitanya sendiri, termasuk ketakutan psikologis. #yah #yah dari bayi juga mempunyai peranan dalam penanganan resiko, walaupun perannya perannya tidak langsung, tetapi hanya sebagai pendukung. 3a hadir pada waktu wanita tersebut memeriksakan kehamilannya, atau pada waktu keputusan harus diambil. Kadang-kadang resiko tidak dapat dihindari, walaupun ibu dan tim kesehatan telah bekerja keras, tetapi bayi lahir meninggal misalnya karena terjadi komplikasi kandungan. engan "erita di atas dapat disusun kategori. #pabila tidak disusun kategori, maka tetap hanya menjadi daftar masalah. Kategori yang mun"ul dari "erita tadi adalah @ aktor resiko %sumber resiko&. Kategori ini disimpulkan dari hubungan hubungan antara kehamilan dengan penyakit, yang dipandang dapat menimbulkan resiko. Sehingga hal ini menyebabkan kebutuhan jenis penanganan khusus yang dinamakan Penanganan Protektif % $rotective $rotective 6overning &. &. @ Konteks resiko. Kategori ini diidentifikasi sebagai kondisi yang mengarah pada pada tindakan. Seperti dalam pengodean aEial, konteks resiko disimpulkan dari interaksi "iri-"iri
dalam penanganan protektif. Konteksnya bervariasi menurut rangkaian dimensi atau kombinasi dari tingkat resiko dengan keadaan kehamilan atau penyakit. @ Penafsiran suatu tindakan. Kategori ini merupakan kondisi intervening antara penanganan protektif dan konteks resiko. 3ni merupakan merupakan penafsiran terhadap isyarat sebagai sarana yang digunakan oleh wanita untuk menjelaskan tingkat resiko dari kehamilannya. 'ereka harus mengumpulkan informasi mengenai faktor resiko khusus yang dihadapi, dan keakuratan informasi yang dikumpulkan berdasarkan pengetahuan, pengalaman kehamilan sebelumnya, penafsiran kejadian-kejadian selama pemeriksaan sebelum kelahiran. @ Pengawasan merupakan strategi yang digunakan wanita hamil untuk untuk menangani baik resiko fisik maupun psikologis yang menyertai kehamilannya. $alaupun $alaupun penanganan resiko kehamilan dapat melibatkan tim kesehatan dan wanita yang hamil itu sendiri, tetapi dalam "ontoh ini hanya membahas peran wanita yang hamil itu sendiri. Kondisi intervening antara penanganan resiko dengan pengawasan itu penting penting karena pilihan perawatan selalu terkait dengan keinginan untuk melahirkan bayi yang sehat. i sini perlu adanya keseimbangan antara pilihan perawatan dengan teknologi yang tersedia, ada tidaknya dokter ahli, dan banyak kondisi intervening yang yang lain, misalnya pengalaman dengan penyakit. Kategori Kategori hasil penanganan resiko berarti sama dengan konsekuensi atau hasil akhir dari strategi pengawasan, yaitu meniadakan faktor-faktor resiko yang yang ada, sehingga dapat men"apai kelahiran bayi yang sehat. 9raian tersebut apabila diurutkan adalah sebagai berikut aktor resiko yang berasosiasi dengan kehamilan dan penyakit kronis O menimbulkan kebutuhan penanganan protektif. Penanganan protektif dilakukan dengan @ Penafsiran terhadap makna konteks resiko, yang disusun berdasarkan @ 'otivasi, Keseimbangan Kondisi intervening lain O mengarah pada Strategi atas pengawasan resiko O menghasilkan penyelesaian resiko. ari uraian tersebut di atas, yaitu dari adanya faktor=sumber resiko yang berasosiasi dengan kehamilan dan penyakit kronis menimbulkan kebutuhan penanganan protektif. Penanganan protektif ini dilakukan dengan penafsiran makna resiko yang yang berdasarkan @ 'otivasi %melahirkan dengan selamat& @ Keseimbangan %kebutuhan perawatan dengan teknologi yang tersedia&, dan kondisi intervening lain misalnya pengalaman melahirkan, akan menghasilkan strategi pengawasan resiko untuk meniadakan faktor-faktor resiko sehingga dapat dihasilkan penyelesaian resiko yaitu ibu melahirkan dengan selamat dengan bayi yang yang sehat. #pabila #pabila digambarkan dengan bagan adalah sebagai berikut
aftar Pertanyaan B#B I
1. #pa yang anda ketahui tentang 6rounded heory 4 8elaskan J 0. 'enurut Strauss dan 5orbin terdapat ? %empat& kriteria utama untuk menilai suatu 6rounded heory dibangun dengan baik. Sebutkan dan jelaskan keempat kriteria utama tersebut J . ari penjelasan tentang 6rounded heory dari Strauss dan 5orbin dapat disimpulkan terdapat ? %empat& "iri 6rounded heory. Sebutkan dan jelaskan keempat "iri tersebutJ ?. 8elaskan apa yang anda ketahui tentang Kepekaan 2eori %heoretical /ensitivity& 4 :. aktor-faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya Kepekaan 2eori 4 8elaskan J . 'enurut Strauss dan 5orbin analisis data pada penelitian kualitatif disebut oding , dan terdapat %tiga& ma"am oding , yaitu 1pen oding# 0ial oding dan /elective oding . 8elaskan ketiga ma"am coding tersebut J /. oding pada dasarnya merupakan analisis data dalam penelitian kualitatif. #nalisis data merupakan pemberian makna terhadap fenomena atau peristiwa. Bagaimana pandangan anda terhadap pernyataan berikut ini 6Kata-kata lebih padat makna dibandingkan angka-angka7. 8elaskan apakah anda setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan tersebut, berikan pula alasannyaJ +. 8elaskan Prosedur oding dalam penelitian kualitatif khususnya dalam penelitian 6rounded heoryJ
). 2erdapat ?%empat& hal penting yang harus diketahui sebelumnya melakukan oding agar pelaksanaan oding dapat berjalan dengan baik. 8elaskan ke ? hal penting tersebutJ 1*. alam Pengodean 2erbuka %1pen oding & terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami dahulu agar memudahkan pelaksanaanya. 3stilah-istilah tersebut diantaranya Konsep, Kategori, 5iri-"iri, imensi, imensionalisi. 8elaskan pengertian istilah-istilah tersebutJ 11. 8elaskan se"ara singkat tetapi padat hakekat Pengodean 2erbuka %1pen oding & J 10. alam Pengodean 2erbuka %1pen oding & terdapat kegiatan yang disebut 6Pelabelan enomena7 %memberikan label terhadap fenomena&. 8elaskan pengertiannya dan berikan "ontoh kongkret dari Pelabelan enomena tersebutJ 1. emikian pula dalam Pengodean 2erbuka %1pen oding & terdapat kegiatan yang disebut 6 Penemuan dan Penamaan Kategori7. 8elaskan pengertiannya dan berikan "ontoh kongkret dari Penemuan dan Penamaan Kategori tersebutJ 1?. Setelah Penemuan dan Penamaan Kategori ada kegiatan Penyusunan Kategori berdasarkan 5iri-"iri dan imensinya. 8elaskan pengertiannya dan berikan "ontoh kongkret dari Penyusunan Kategori berdasarkan 5iri-"iri dan imensinyaJ 1:. #gar dapat melaksanakan Pengodean Berporos % 0ial oding & dengan baik, terdapat istilah-istilah yang harus dipahami lebih dahulu, sebagai berikutN Kondisi Sebab #kibat %ausal ondition&, Konteks %onte& dan Kondisi yang mempengaruhi % *ntervening ondition&. 8elaskan istilah-istilah tersebut dan berikan "ontoh kongkret dari masing-masing istilah tersebutJ 1. 8elaskan se"ara singkat tetapi padat hakekat Pengodean Berporos % 0ial oding & J 1/. 8elaskan Proses Pengodean dalam Pengodean Berporos %#Eial 5oding& penjelasan hendaknya mengandung hal-hal berikut 1&. enomena, 0&. Kondisi Sebab #kibat, &. Konteks, ?&. Kondisi yang mempengaruhi, :&. Strategi 2indakan=Strategi 3nteraksi, &. Konsekuensi. 1+. 8elaskan kegiatan yang disebut 6'enghubungkan kategori dengan kategori lain7, penjelasan hendaknya diberikan "ontoh kongkretJ 1). #gar dapat melakukan Pengodean Selektif %/elective oding & dengan baik, perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut 5erita, 8alan 5erita, Kategori 3nti. 8elaskan istilah-istilah tersebut dan berikan "ontoh kongkret dari masing-masing istilah tersebutJ 0*. 8elaskan se"ara singkat tetapi padat hakekat Pengodean Selektif %/elective oding & J 01. 8elaskan Proses Pengodean dalam Pengodean Selektif %/elective oding &. 8elaskan pula tahap-tahapnya, dari data dapat disusun teori, sehingga penelitian ini disebut 6rounded heoryJ