PENERAPAN DAP (DEVELOPMENT APPROPRIATE PRACTICE ) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA
Perkembangan anak usia dini sangat berpengaruh pada cara mendidik atau mengajar orang tua atau guru di sekolah, terkadang orang tua atau guru tidak menyadari cara mendidik yang sepatutnya untuk anak, pendidikan yang patut untuk anak seharusnya sesuai dengan umur, perkembangan psikologis pada diri anak, dan dan kebutuhan spesifik yang di butuhkan anak. Anak sangat perlu mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, kesukaannya, dan yang paling penting bisa menumbuh kembangkan kreativitas yang anak miliki, dan tentunya perlu stimulasi dan dorongans serta kesmpatan dari orang dewasa. orang dewasa di sini sebagai pendorong atau fasilisator bagi anak, pendidikan yang didapatkan anak usia dini didasarkan atas apa yang diketahui tentang anak, bukan didasarkan pada keinginan orang dewasa terhadap anak. Dan dari hal tersebut sebagai pendidik perlu praktik atau latihan-latihan yang di perlukan untuk pembelajaran anak usia dini yang sesuai dengan tahap perkembanganya Perkembangan pembelajaran PAUD di Indonesia pada zaman dahulu lebih populer disebut TK atau Taman Kanak-kanak belum seperti sekarang. Pendidikan TK dimulai umur 5 sampai 6 tahun saja, terkadang pula orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya ke TK dengan alasan tidak begitu perlu masuk ke TK, dan langsung masuk ke SD. Para orang tua terkadang belum begitu paham bahwa pendidikan anak usia dini itu sangat penting, terutama pada masyarakat pedesaan. Jika dilihat dari sistem pembelajarannya kebanyakan guru yang mengajar dari lulusan D2, bahkan ada juga dari lulusan SMA. Dikarenakan pemerintah dulu belum mencangkan S1 untuk PG PAUD. Dan dilihat dari cara mengajar guru di sekolah pastinya juga pasti berbeda. pengalaman di TK dulu, pasti beranggapan bahwa di TK hanya bertemu dan bermain dengan teman-teman. Mungkin dulu TK, guru hanya mengajarkan beberapa keterampilan seperti menepel, menggunting, menyanyi dan sisanya waktu dihabiskan untuk bermain. Saat ini, sekolah TK banyak mengalami perubahan yang signifikan dalam program dan pengajarannya seperti halnya program TK sekarang lebih menekankan keterampilan dasar membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan.Dari dua perbedaan program dan pembelajaran tersebut sudah sesuai kah dengan perkembangan anak usia dini. Pembelajaran pada anak usia dini seharusnya sesuai dengan perkembangan anak, dapat dilihat dari prinsip pada DAP itu sendiri. Metode pembelajaran yang sejalan dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak bukan yang
menjadi beban untuk anak, sebagai pendidik kita juga harus memperhatian keunikan setiap anak karena setiap anak memiliki keistimewaan yang berbeda-beda seperti gaya belajar, minat, kepribadian, temperamen. Anak juga dilihat dari latar belakang keluarga dan lingkungannya apakah anak tersebut perlu mendapatkan bimbingan yang lebih. Pembelajaran pada anak usia dini yang sesuai yaitu dengan memperlakukan anak sebagai individu yang utuh yang melibatkan empat komponen yaitu pengetahuan, keterampilan, sifat alamiah, dan perasaan. Penerapan DAP pada anak usia dini untuk menunjang keberhasilan dilaksanakannya DAP Indonesia. Antara lain : Kurikulum yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini,dan sesuai dengan rentan usia anak dan dilaksanakan dengan memperhatiakan kebutuhan yang berbeda, minat dan tingkat perkembangan dari masing-masing anak. Disamping itu guru harus mengembangkan kreativitas mengajarnya. Anak didik dan guru saling berinteraksi karena perkembangan anak muncul paling banyak ketika berinteraksi dengan orang dewasa, anak lebih terbuka untuk bercerita secara sederhana. Lingkungan fisik untuk anak usia dini harus menunjang keterampilan fisik baik dalam hal motori halus, motorik kasar, dan koordinasi tangan mata. Dengan lingkungan fisik yang mendukung tentu anak memiliki ruang gerak yang luas, anak juga bisa eksplor gerakan yang mendukung keterampilan fisiknya. Kelas ditata yang menari minat agar anak bisa bergerak dan mengembangkan keterampilannya, seperti ruang diberi fasilitas yang mendukung untuk bermain dengan alat dan bahan yang tidak bahaya untuk anak. Pendidik perlu menciptakan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga anak merasa senang untuk belajar dan interaksi antara guru dan anak serta lingkungannya dengan baik. Anak perlu diberi model atau guru selalu memberikan contoh yang baik agar anak juga meniru perilaku yang baik yang di terapkan oleh gurunya, mendapatkan pernyataan yang positif.
Developmentally Appropriate Practice (DAP) seharusnya sudah terlaksana dengan baik di Indonesia, dan masih perlu dikembangkan karena pembelajaran yang patut dan sesuai dengan perkembangan anak sekarang dan nanti sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Perlu perbaikan karena dalam penerapan sistem pendidikan yang ada saat ini, kadang masih diabaikan Bicara tentang kesadaran terhadap lingkungan mungkin sudah mulai bosan, kenapa tidak !!. bahwa yang di perlukan saat ini adalah tindakan kecil, bukan tindakan yang besar. Kenapa tidakan yang besar mungkin tidak di perlukan. Lihat s aja tindakan yang besar yang di lakukan pasti setelah terjadinya bencana yang merusak lingkungan
apalagi sampai
merugikan manusia. Tindakan yang sederhana tetapi berpengaruh itu lebih baik. contohnya di mulai dari diri kita sendiri, ohh ya bukan hanya kesadaran saja tetapi wujud nyata yang kita tunjukkan untuk menyelamatkan lingkungan kita. Memang begitu sulit ketika dikatakan sebagai individu yang peduli dengan lingkungannya apalagi mengigatkan diri kita sendiri. Yang akan saya bahas pada artikel ini yaitu penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari tak jauh dengan plastik kantong, bahwa apapun yang di bawa pasti membutuhkan kantong plastik. Tidak menyalahkan siapa-siapa ketika kantong plastik s ebagai sarana yang penting. Namun di samping itu kita tahu penggunaan plastik yang berlebihan tidak baik, sudah tahu tidak baik masih saja digunakan. Plastik memang merupakan sarana yang praktis sebagai wadah, maka tidak mungkin ketika industri besar menggunakan kemasan selain menggunakan plastik. Tidak mungkin juga menggunakan daun. Coba saja ketika membeli makanan membawa wadah sendiri, pasti kegengsian yang muncul lagi pula pasti masih ada problem yang lain. Pemanfaatan ?? berbicara tentang pemanfaatan limbah plastik sudah di bicarakan beberapa tahun yang lalu, bahkan sebagian industri kecil sudah menjadikan limbah plastik sebagai industri rumah tangga, tapi masih juga sampah plastik masih terlihat menggunung di tempat pembuangan sampah. Tapi hal tersebut setidaknya langkah kecil untuk mengurangi limbah plastik. Kita mengingat bahwa sampah plastik sulit diuraikan, sampah plastik dapat terurai sekitar 200-400 tahun, bahwa itu bukan waktu yang singkat. Lagi-lagi masyarakat tidak peduli dengan hal itu. Lalu apa yang harus dilakukan saat ini ?? di mulai dengan hal sederhana terlebih dulu, mendaur ulang sampah untuk peralatan atau kebutuhan rumah. Penghematan menggunakan kantok plastik seperti saat belanja itu meminimalkan penggunaan kantong plastik atau juga lebih baik jika membawa tas belanja sendiri dari rumah. Ketika membeli makanan di usahan makan di tempat karena itu juga mengurangi plastik kemasan. Jika membeli suatu kemasan, pilih kemasan plastik berisi banyak; Pilih kemasan yang lebih besar untuk produk yang sejenis. Dan hindari penggunaan kemasan-kemasan sachet. Dengan menggunakan kemasan dengan isi yang lebih banyak berarti mengurangi jumlah kemasan yang kemudian menjadi sampah. Nah itulah langkah
kecil yang sebenarnya dapat di lakukan setiap individu hanya saja tindakan yang harus di lakukan, bayangkan jika satu orang saja melakukan hal itu bisa membawa perubahan apalagi banyak orang.