PENGENALAN ALAT-ALAT
Oleh
Sinta Erna Sari
1214121207
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan praktikum atau percobaan di laboraturium, praktikan harus mengenal alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum di laboraturium. Saat ini alat merupakan salah satu pendukung pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya prakrikum atau percobaan pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Kebersihan alat-alat juga sangat menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan lemak.
Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang digunakan di laboraturium seperti mikroskop cahaya, mikroskop stereo, rotamixer, mikropapet, cawan petri, rubber bulb, tabung reaksi, labu erlenmeyer, bunsen, mortal & pestle, beaker glass, gelas ukur, batang L, pinset, skapel, jarun Ent, jarum Ose, kaca preparat, spatula, magnetic stirrer, timbangan elektronik, hyaimocytometr, oven, autoklaf serta Laminar Air Flow dan sebagainya.
Mikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus. Belakangan ini, kajian mikrobiologi sedang mengalami perkembangan yang pesat. Kajian yang lebih khusus sebagai perkembangan dari ilmu mikrobiologi dapat dikelompokkan berdasarkan tujuannya, misalkan taksonomi, habitat dan cakupan masalah seta hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain.
Dengan demikian, praktikan akan melakukan percobaan tentang pengenalan alat-alat agar dapat mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi.
B. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mengetahui nama alat-alat yang ada di laboraturium
2. Mahasiswa mengetahui fungsi pada setiap alat yang digunakan
3. Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat sesuai dengan kegunaan dan fungsinya
II. METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini antara lain mikroskop cahaya, mikroskop stereo, rotamixer, mikropipet, cawan petri, rubber bulb, tabung reaksi, labu erlenmeyer, bunsen, mortal & pestle, beaker glass, gelas ukur, batang L, pinset, skapel, jarum Ent, jarum Ose, kaca preparat, spatula, magnetic stirrer, timbangan elektrik, hyaimocytometr, oven, autoklaf dan Laminar Air Flow.
B. Prosedur dan Kerja
Adapun prosedur dan kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum mikrobiologi
2. Mengamati bagian-bagian dari alat-alat tersebut dan mengetahui fungsi masing-masing alat
3. Menggambar semua alat-alat tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1.
Mikroskop Cahaya
Prinsip kerja:
Menyalakan lampu dan atur kekuatannya.
Menempatkan spesimen pada meja benda kemudian dijepit dan cari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas.
Memfokuskan lalu putar Revolving nosepiece setelah fokus perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar lensa objektifnya kemudian putar sekrup halus (untuk mendapatkan fokusnya. Lakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi.
2.
Mikroskop Stereo
Prinsia kerja:
Letakkan spesimen / preparat di stage plate, jepit jika perlu.
Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Kno.
Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob keperbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
3.
Rotamixer
Prinsip kerja:
Yaitu dengan meletakkan tabung reaksi di atas wadah penyimpanan lalu dihomogenkan.
4.
Mikropipet
Prinsip kerja:
Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet dan tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop.
Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip lalu pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan dan tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin.
Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya berfungsi mendorong tip keluar.
5.
Cawan Petri
Cawan Petri selalu berpasangan dengan yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar sebagai tutupnya.
Prinsip kerjanya: Yaitu medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
6.
Rubber bulb
Prinsip kerja:
Yaitu karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
7.
Tabung Reaksi
Prinsip kerja:
Yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil.
8.
Labu Erlenmeyer
Prinsip kerja:
Yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung atau dengan menggunakan corong dengan cara hati-hati.
9.
Bunsen
Prinsip kerja:
Yaitu dengan membakar bagian atas atau sumbu dari bunsen.
10.
Mortal & Pestle
Prinsip kerja:
Yaitu dengan memasukkan yang ingin ditumbuk kedalam mortal lalu tumbuklah dengan pestle.
11.
Beaker Glass
Prinsip kerja:
Yaitu dengan menuangkan akuades maupun larutan ataupun zat kimia secara langsung.
12.
Gelas Ukur
Prinsip kerja:
Yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-hati.
13.
Batang L
Prinsip kerja:
Yaitu dengan cara mengaduk larutan atau zat kimia secara langsung.
14.
Pinset
Prinsip kerja:
Yaitu dengan menjepitkan bendanya, misalkan bendanya cakram antibotik.
15.
Skapel
Prinsip kerja:
Yaitu pisaunya dapat dipasang menurut ukuran yang dikehendaki. Tangkainya dapat disterilkan dengan autoklaf sedangkan mata pisaunya hanya sekali pakai.
.
16.
Jarum Ent
Prinsip kerjanya:
Yaitu sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan memanaskan ujungnya sampai berpijar, kemudian membiarkan ujung ent dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya bakteri.
17.
Jarum Ose
Prinsip kerja:
Yaitu sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan memanaskan ujungnya sampai berpijar, kemudian membiarkan ujung ose dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya bakteri.
18.
Kaca Preparat
Prinsip kerja:
Yaitu dengan diletakkan pada meja preparat pada mikroskop.
19.
Spatula
Prinsip kerja:
Yaitu dengan mengadukkan pada larutan secara langsung.
20.
Magnetic Stirrer
Prinsip kerja:
Yaitu menggunakan medan magnet berputar menyebabkan batang pengaduk terrendam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga aduk. Reaksi yang kimia terjadi dalam pembuluh kaca bar pengaduk magnet bekerja dengan baik dalam pembuluh kaca. Di sisi lain, keterbatasan ukuran bar berarti bahwa pengaduk magnet hanya dapat digunakan untuk percobaan yang relatif kecil (di bawah 4 liter).
21.
Timbangan Elektrik
Prinsip kerja:
Yaitu dengan menghubungkan kabel dengan listrik kemudian letakkan bahan sehingga akan tertera secara langsung pada layar berat bahan tersebut.
22.
Hyaimocytometr
Prinsip kerja:
Yaitu menentukan jumlah sel per ml dengan mengalikan jumlah sel yang ditemukan di grid.
23.
Oven
Prinsip kerja:
Yaitu terlebih dahulu memeriksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya oven, biasanya 110 atau 220 volt. Kemudian menekan saklar power indikator lampu menyala, setelah itu mengatur suhu dalam ruangan yang diinginkan dengan cara memutar pengatur suhu, begitu pula dengan waktunya.
24.
Autoklaf
Prinsip kerja:
Yaitu dengan memasukkan medium yang ingin disterilkan, selanjutnya penutup otoklaf dipasang dan sekrup dikencangkan. Keran pengatur tempat keluar uap air dibiarkan tetap terbuka hingga semua udara terdesak keluar. Apabila sterilisasi telah selesai autoklaf dibiarkan tekanan turun hingga nol. Kran uap air dibuka secara perlahan. Jangan membuka kran uap untuk mempercepat turunnya tekanan, tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol.
25.
Laminar Air Flow
Prinsip kerja:
Yaitu dengan cara hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah. Nyalakan lampu neon dan blower. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar air flow.
B. Pembahasan
Pada praktikum tentang pengenalan alat-alat yang ada di laboraturium mikrobiologi agar praktikan dapat mengetahahui nama alat-alat, bagian-bagiannya maupun prinsip kerjanya. Alat-alatnya pun terbuat dari bahan yang berbeda-beda, seperti ada yang berupa elektronik (contohnya: mikroskop cahaya maupun stereo dan sebagainya), ada yang terbuat dari gelas dan keramik (contohnya: cawan petri dan mortal & pestle dan sebagainya) serta ada juga yang terbuat dari non gelas (contohnya: pinset, jarum ose dan sebagainya). Praktikan juga dapat mengetahui fungsi yang berbeda-beda pada setiap alat-alat yang telah diamati pada praktikum. Alat-alat yang dipelajari dalam praktikum ini antara lain mikroskop cahaya, mikroskop stereo, rotamixer, mikropipet, cawan petri, rubber bulb, tabung reaksi, labu erlenmeyer, bunsen, mortal & pestle, beaker glass, gelas ukur, batang L, pinset, skapel, jarum ent, jarum ose, kaca preparat, spatula, magnetic stirrer, timbangan elektrik, hyaimocytometr, oven, autoklaf dan Laminar Air Flow.
Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope) merupakan salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme yaitu mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.
Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope) memiliki fungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.
Rotamixer berfungsi untuk menghomogenkan larutan atau medium khusus pada tabung reaksi.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel.
Pipet Filler atau Rubber Bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya.
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair dan sebagainya. Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml dan sebagainya.
Alat ini berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar Bunsen juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium.
Mortal dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, seperti daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
Beaker glass berfungsi untuk mengaduk, mencampur, memanaskan cairan serta untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup.
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan tersebut.
Batang L (L Rod) bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader.
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
Skapel merupakan alat yang berfungsi untuk mengiris bahan isolasi protoplas karena membutuhkan irisan yang sangat tipis.
Jarum Ent berfungsi untuk memindahkan biakanuntuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum Ent biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas.
Jarum Ose berfungsi untuk menginokulasi kultur mikrobia khususnya mikrobia aerob dengan metode streak juga untuk mengambil dan menggores MO yang terdiri dari ose lurus untuk menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.
Kaca preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan dilihat pada mikroskop.
Adapun fungsi dari spatula adalah untuk memindahkan bahan berupa padatan ataupun membantu memindahkan padatan pada proses penimbangan.
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapatdipanaskan sampai 425oC.
Timbangan elektrik memiliki fungsi sebagai penimbang untuk bahan kimia.
Adapun fungsi dari Hyaimocytometr adalah untuk menghitung sel darah. Tetapi belakangan ini mempunyai fungsi lain yaitu untuk menghitung jenis sel seperti partikel mikrokopis lainnya.
Oven berfungsi untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi, misalnya cawan petri tabung reaksi, Erlenmeyer dan sebagainya.
Fungsi dari autoklaf adalah untuk sterilisasi media maupun alat-alat seperti pipet, scalpel, pinset, cawan petri, botol mutlak dibutuhkan autoclave.
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan dalam penggunaan alat akan sangat mempengaruhi hasil praktikum
2. Bunsen dan autoklaf digunakan dalam sterilisasi alat
3. Alat-alat ada yang terbuat dari gelas, non gelas, berupa elektrik dan sebagainya
4. Pensterilisasi pada alat penting dilakukan agar alat terbebas dari debu dan lain-lain
5. Penguasaan penggunaan alat akan sangat membantu dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Pengenalan Alat dan Mikrobiologi., http://farmasiq-blogspot.com. (04 November 2009).
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
Ibnu.1976.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Khasani.1990. Prosedur alat-alat Kimia. Yogyakarta : liberty
M. Natsir Djide. 2006 .Mikrobiologi Farmasi Dasa r. Universitas Hasanuddin : Makassar
Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.
Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.Universitas Padjajaran:Jatinangor