LAPORAN AKHIR PENELITIAN MANDIRI
PENILAIAN TERHADAP PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PROSES PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. TIRTOBUMI ADYATUNGGAL, DESA KEDUNGAN, KEC. KEJAYEN, KAB. PASURUAN JAWA-TIMUR
Nama Peneliti Ir. Jaka Purnama, S.T., M.T. Baltazar Dososario Da Costa
____________ ___________________ _____________ ____________ ________ __ _________________________
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA Nopember 2014
RINGKASAN
PT. Tirto Bumi Adyatunggal, Pasuruan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang berlokasi di Kecamatan Kejayen, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timor. Lokasi penelitian penambangan batu Andesit di PT. Tirto Bumi Adyatunggal ini terletak di wilayah Pulau Desa Kedungan dan berada di kuari X-C. Sistem penambangan yang diterapkan yaitu sistem tambang terbuka ( surface ( surface mining) dengan menggunakan metode kuari. Secara umum, kegiatan penambangan batu Andesit di PT. Tirto Bumi Adyatunggal yaitu meliputi pembersihan lahan, pemberaian, pemuatan, pengangkutan, peremukan, dan pengangkutan muatan ke pabrik semen. PT. Tirto Bumi Adyatunggal Pasuruan, menetapkan target produksi batu andesit pada front kerja kuari X-C untuk alat muat sebesar 730 ton/jam, sedangkan untuk alat angkut sebesar 400 ton/jam. Proses penambangan material batu andesit menggunakan alat mekanis 1 unit Catrepillar CAT 990 yang melayani 2 unit Dump Truck Caterpillar CAT 773B, 773B , dengan jarak angkut sejauh 1.360 meter dari lokasi loading point menuju ke crushing area. area. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut sehingga target produksi belum dapat tercapai. Kemampuan produksi pada saat s aat ini adalah untuk alat muat sebesar 695 ton/jam dan untuk alat angkut sebesar 254,67 ton/jam. Tidak tercapainya sasaran produksi dikarenakan banyaknya waktu kerja efektif yang terbuang karena adanya hambatan kerja serta tingginya waktu perbaikan (maintanance), maintanance), dimana hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi waktu kerja efektif sehingga menyebabkan efisiensi kerja menjadi rendah. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan waktu kerja efektif, waktu kerja tersedia dan penambahan jumlah alat angkut yang dibutuhkan. Setelah dilakukan upaya peningkatan produksi serta penambahan alat angkut, maka didapat kemampuan produksi untuk alat muat dari 695 ton/jam menjadi 771 ton/jam dan untuk alat angkut dari 254,67 ton/jam menjadi 435 ton/jam. Adapun alternatif lain untuk peningkatan produksi pada alat muat adalah dengan mengganti alat muat Caterpillar CAT 990 yang digunakan dengan alat gali - muat Excavator Caterpillar CAT 385 dengan kemampuan kapasitas bucket yang sama. Untuk dapat mencapai sasaran produksi sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan guna mencegah hambatan – hambatan yang terjadi selama bekerja dan perlu adanya perhitungan standar waktu hambatan sehingga mempermudah waktu pengontrolan. Kata Kunci : Produksi, Alat Muat, Alat Angkut
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
PT. Tirto Bumi, merupakan salah satu perusahaan penghasil Batu Andesit yang terdapat di kabupaten Pasuruan Jawa Timur dengan sasaran produksi mengunakan teknik peledakan untuk mendapatkan bahan baku untuk produksi Batu Pecah. Untuk mendapatkan bahan baku berupa batugamping, PT. Tirto Bumi Adyatunggal antara lain mengusahakan kegiatan penambangan suatu peledakan I, II, III Yang terletak di Desa Kedungan, Kecamatan Kejayen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sistem penambangan yang di lakukan di Pasuruan adalah Tambang terbuka. Kegiatan
penambangan
yang
di
lakukan
di
pasuruan
meliputi
kegiatan
pembongkaran batu andesit dengan pemboran dan peledakan, pemuatan dan pengangkutan. Batu andesit hasil bongkaran dimuat dengan alat muat kemudian diangkut dengan truk ketempat pengolahan atau produksi. Kegiatan pemuatan dan pengangkutan sangat berpengaruh terhadap kelancaran produksi, apabila kegiatan pemuatan dan pengangkutan tidak terencana dengan baik walaupun kegiatan pembongkarannya lancar, maka sasaran produksi yang di inginkan tidak akan terpenuhi. Usaha untuk memenuhi sasaran produksi sesuai dengan yang di tentukan, dilakukan dengan usaha merencanakan kerja produksi dari alat-alat mekanis yang tersedia, khususnya alat muat dan alat angkut. Untuk itu perlu di lakukan kajian secara teknis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan kerja produksi dari alat-alat tersebut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha menyelesaikan masalah meliputi: waktu kerja efektif dari masing-masing alat, penggunaan waktu yang tersedia, ketersediaan mekanis dan penggunaan dari alat, serta produksi toritis dan produksi nyata dari alat.
Juga perlu dilakukan evaluasi terhadap keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut serta kemampuan dari operator alat tersebut. Pengamatan yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi terhadap keserasian kerja meliputi: Kesediaan mekanis alat Penggunaan dari alat Waktu kerja yang tersedia Waktu edar alat muat dan alat angkut Pergantian cuaca Pemeliharaan / reparasi alat
Dengan melakukan perencanaan produksi dari alat muat dan alat angkut, diharapkan dapat meningkatkan keserasian kerja dari rangkaian alat muat dan alat angkut yang tersedia, sehingga sasaran produksi dapat tercapai sesuai dengan yang diingginkan.
1.2.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan yang di muncul adalah : 1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi sebagai akibatwaktu yang tertunda pada sistem pengangkutan dan pemuatannya. Mulai dari identifikasi permasalahan dilapangan. 2. Dengan mengetahui urutan pekerjaan penelitian yang didukung dengan teori dasar yang baik serta data pendukung yang memadai, maka dapat dilakukan penyelidikan dilapangan untuk mendapatkan sejumlah data utama yang merupakan data dan parameter yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. 3. Data keseluruhan dikelompokkan menurut kegunaannya, pilih metode perhitungan dan menganalisa masalah yang ada, lalu gunakan data yang telah ada.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari kerja skripsi ini adalah : 1.
Untuk mengetahui dan mengenal jenis-jenis alat gali muat dan alat angkut serta produktivitas dari alat tersebut di PT. Tirto Bumi.
1.4.
2.
Menilai efisiensi kerja alat muat dan alat angkut
3.
Mengetahui produktivitas alat muat dan alat angkut
4.
Mengetahui faktor penurunan produktivitas alat muat dan alat angkut
Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi PT. Tirtobumi Adyatunggal untuk menjaga kestabilan pencapaian produktivitas unit sesuai target yang ditetapkan.
2.
Bagi Mahasiswa Peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada dalam dunia pertambangan sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu untuk studi efisiensi kerja pada pekerjaan alat muat dan alat angkut.
3.
Bagi Perguruan tinggi Hasil penelitian ini sebagai tambahan referensi khususnya mengenai industri di Indonesia maupun proses dan teknologi yang terkini, dan salah satu pada pihak lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan dan pemberdayaan perpustakaan di fakultas teknik, khususnya Jurusan Teknik Pertambangan, Institu Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS).
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam kerja skripsi ini meliputi : 1. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kemampuan kerja alat muat dan alat angkut Penelitian dilakukan pada pit 1 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kegiatan pengupasan tanah penutup pada batu andesit. 3. analisis hanya mengkaji dari sisi teknis alat muat dan alat angkut.
BAB II STUDI PUSTAKA
Penerapan penambangan batu andesitpada tambangpermukaan didasarkan jenis endapan batuan dan keadaan penutup Seam yang akan dibuang. Penerapan metode quarry mining diterapkan pada batuan yang mempunyai Seam tebal dan menggunakan beberapa bench (jenjang). Secara umum metode quarry mining, menggunakan siklus penambangan yaitu pemberaian (loosening) batuan, diikuti oleh penanganan material, baik itu penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Tanah penutup Seam dikupas kemudian diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan batu andesit di bawahnya atau pada bekas area yang sudah ditambang. Pelaksanaan operasi produksi yang merupakan inti dari kegiatan penambangan ditentukan oleh peralatan yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan peralatan yang tepat adalah salah satu keputusan yang paling kritis yang diperlukan pada suatu tambang terbuka. Kriteria utama yang harus dipenuhi adalah kelayakan teknologi, kecocokan ekonomi dan keamanan. Untuk memudahkan proses penambangan, maka diperlukan berbagai peralatan mekanis yang memadai. Alat berat merupakan peralatan mekanis yang ekonomis bila digunakan untuk memproduksi material, bijih, batubara dan bahan galian industri. Beberapa pertimbangan mekanis dari penggunaan alat berat diantaranya : Berhadapan dengan bahan galian yang secara alamiah memiliki sifat fisik dan
mekanis yang relatif keras; Tenaga mekanis (mesin) dapat dirancang berkemampuan cukup kuat untuk
menghadapi kondisi batuan dan berkapasitas besar; Laju produksi cukup tinggi dibanding tradisional; Dapat digunakan untuk produksi yang besar.
Selain itu, terdapat pula pertimbangan ekonomi terhadap pemilihan penggunaan alat berat diantaranya :
Investasi atau biaya kepemilikan cukup besar;
Suku cadang terbatas (hanya terdapat pada agen-agen tertentu);
Biaya operasi yang mencakup perawatan dan lain-lain cukup tinggi.
II.1. Jenis kegiatan alat gali muat dan angkut
Berbagai jenis alat produksi diantaranya : 1. Alat gali-muat
: Power shovel, Front-end loader, Backhoe (excavator),
Dragline, Bucket wheel excavator (BWE), Bucket chain excavator (BCE). 2. Alat angkut : Truck (rear-, side-dump, articulated), Train, Belt conveyor, Pipa slurry, Scraper (alat muat sekaligus angkut), Skip.
II.2. Peralatan gali muat dan angkut yang digunakan
Kegiatan pemindahan tanah yang mencakup dua unit operasi, penggalian dan penangkutan, merupakan inti dari kegiatan penambangan. Oleh karena itu pemilihan peralatan untuk kegiatan tersebut merupakan tugas utama yang harus dilakukan. Peralatan lainnya akan mengikuti karena sifatnya menunjang kedua kegiatan tersebut atau unjuk pekerjaan lainnya.
II.2.1. Alat Muat ( Loader Dan Shovel ) 1. Ukuran mulai dari front end loader dan backhoe untuk operasi kecilmenengah, hydraulic shovel untuk operasi skala menengah dan cable shovel untuk operasi skala besar. 2. Perhitungan produktifitas gilir kerja tergantung pada jumlah ton per satu siklus shovel, waktu per siklus untuk shovel , ukuran truk dan waktu spotting. a.
Faktor pengisian bucket berkisar dari 0.90 hingga 1.05
b.
Waktu pemuatan per siklus: shovel 0.5 - 0.6 menit, loader 0.6 - 0.8 menit
c.
Waktu spotting untuk truk: 0.3 - 0.5 menit
d.
Ukuran alat muat dan alat angkut / truk biasanya disesuaikan agar truk dapat terisi penuh dalam 3 - 6 kali siklus pemuatan (pass).
3. Prosedur pemilihan excavator mencakup pertimbangan-pertimbangan : a. Output ideal , dinyatakan dalam m3/jam dan merupakan fungsi dari ukuran bucket, jenis material yang digali, waktu kerja, tingkat kesulitan penggalian, jenis alat angkut dan kondisi kerja. b. Faktor operasi. disesuaikan dengan kondisi sebenarnya, yaitu waktu kerja, kondisi operasi dan fragmentasi batuan, harus dilakukan koreksi.
Waktu Kerja, didasarkan pada 100% waktu yang tersedia. Kondisi operasi. Hal ini merefleksikan berbagai faktor kerja seperti sudut ayun, kedalaman galian, bucket factor , dan kondisi pemuatan.
Framentasi batuan. Jika material yang digali adalah tanah, maka digolongkan sebagai mudah, sedang dan sulit digali (easy, average and hard digging).
4. Konsep Pemilihan Tipe backhoe dan loading shovel a. Tinggi Jenjang (kemudahan pemuatan) Dari sudut pandang kemudahan pemuatan, acuan pemilihan loading shovel bila tinggi jenjang > 5 m dan tipe backhoe bila tinggi jenjang < 5 m. Untuk tipe backhoe, pemuatan dapat dilakukan dengan tinggi jenjang efisien sebaiknya kurang dari tinggi truk. b. Fungsi Penggalian Loading shovel baik untuk memuat batuan hasil peledakan yang terdiri dari bongkah besar sehingga gaya gali (digging force) diperlukan. Pada penggalian permukaan datar, gaya tekan horisontal kuat, namun jika menggali diatas permukaan tanah gaya tekan tersebut semakin kecil. Backhoe merupakan alat serba guna untuk menggali dan memuat. Peningkatan volume bucket , tengahnya harus diperpendek.
II.2.2. Alat Angkut (Truk) Alat angkut yang umum digunakan di tambang terbuka adalah dump truck . Pertimbangan penting dalam proses pemilihan alat angkut adalah : a. Ukuran, lebih banyak dinyatakan atas dasar berat dibanding volume untuk menghindari terjadinya kelebihan muatan yang membabani mesin. b. Faktor operasi : Waktu kerja, Waktu ayunan (swing) optimal, Bucket factor, Cycle time, dan Unit Cadangan. Unit cadangan diperlukan untuk tetap menjamin kelancaran kegiatan pengangkutan walaupun terjadi hambatan karena kerusakan alat angkut. Rule of tumb : untuk setiap 5 atau 6 truk perlu disediakan 1 unit cadangan.
II.3.
Pemilihan Alat Mekanis
Analisa terhadap peralatan mekanis merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan sebelum menghitung produktivitas peralatan mekanis, khususnya alat gali-muat dan alat angkut seperti Excavator Cat dan Dump Truck . Peralatan mekanis berdasarkan rancangannya dibuat sedemikian rupa agar dapat beroperasi dalam suatu medan kerja tertentu. Namun, optimalisasi peralatan mekanis sendiri terutama bagi alat gali-muat dan alat angkut bergantung pada pengelolaan kontraktor maupun operator dalam mengetahui seberapa spesifikasi dan kemampuan peralatan mekanis tersebut dalam penggunaannya untuk melakukan kegiatan penambangan, khususnya pada kegiatan pengupasan tanah penutup. Pemilihan peralatan mekanis sendiri bertujuan agar didalam kegiatan penambangan nantinya akan muncul suatu keadaan dimana kondisi peralatan mekanis cocok dengan keadaan aktual dilapangan, selain itu, dengan menganalisa lebih lanjut mengenai pemilihan peralatan mekanis yang akan digunakan, akan membuat produktivitas peralatan mekanis sesuai dengan yang diharapkan. Namun dibalik tujuan untuk memperoleh produktivitas yang diharapkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memilih peralatan mekanis yang akan digunakan nantinya.
II.4.
Faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan angkut
Untuk jenis alat-alat tersebut memiliki nilai produktivitas tersendiri pada saat digunakan dan produktivitas alat tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, berdasarkan faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi alat mekanis yaitu : 1. Waktu edar (cycle time) Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk melakukan satu siklus kerja.
Waktu edar alat gali muat berdasarkan
pengamatan di lapangan yang terdiri dari waktu mengisi (loading ) sampai leaving dan sampai siap mengisi kembali, sedangkan waktu edar alat angkut terdiri dari waktu tiba (arrive) sampai waktu Tumpah (Dumping) dan sampai tiba kembali. Besar kecilnya waktu edar dapat dipengaruhi oleh keterampilan operator, kondisi kerja dan alat. Untuk lebih jelasnya, persamaan waktu edar untuk masing-masing alat gali-muat dan alat angkut dapat dilihat sebagai berikut. a.
Waktu edar alat gali-muat Ct = Tm1 + Tm2 + Tm3 +Tm4 .............................................................. (3.1) Komatsu Specification and Application Handbook, 28 th Edition
Keterangan :
b.
Ct
= Waktu edar alat gali-muat (s)
Tm1
= Waktu menggali material (s)
Tm2
= Waktu putar dengan bucket terisi (s)
Tm3
= Waktu menumpahkan material (s)
Tm4
= Waktu putar dengan bucket kosong (s)
Waktu edar alat angkut Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 ........................................................ (3.2) Komatsu Specification and Application Handbook, 28 th Edition
Keterangan : Cta
= Cycle time alat angkut (menit)
Ta1
= Waktu loading (s)
Ta2
= Waktu hauling (s)
Ta3
= Waktu dumping (s)
Ta4
= Waktu return(s)
Ta5
= Spot dan delay time(s)
2. Keadaan dan jenis material Besar kecilnya ukuran material penggalian sangat dipengaruhi waktu edar dan alat gali muat.
Jika ukuran terlalu besar, maka akan
mempersulit dan memperlambat alat gali muat pada saat menggali muatan (Excavating) sehingga bucket fill factor akan semakin kecil karena material yang terambil lebih sedikit, begitu pula sebaliknya jenis material juga mempengaruhi kemampuan alat mekanis. 3. Efisiensi kerja Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja yang tersedia. Faktor ini yang paling sulit untuk ditentukan karena dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain oleh kecakapan operator menggerakkan alat dan keadaan cuaca.Efisiensi kerja adalah merupakan perbandingan antara waktu kerja efektif ang digunakan untuk berproduksi dengan waktu produktif dalam satu shift. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya alat, semakin banyak waktu produktif yang dingunakan untuk alat maka semakin besar produksi yang akan dicapai. Dalam perhitungan efisiensi kerja ada dua komponen waktu yang harus diperhatikan yaitu : 1. Waktu produktif ; yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir
operasi. Dalam waktu produktif terdapat beberapa variabel waktu
meliputi : a. Waktu efektif yaitu waktu yang benar – benar digunakan oleh alat untuk berproduksi b. Waktu delay (waktu hambatan) yang terdiri dari waktu melumasi kendaraan, merepasi yang aus, membersihkan bagian – bagian terpenting setelah sekian lama beroperasi, memindahkan ke tempat lain, dan menunggu jalan produksi. c. Waktu repair yaitu waktu perbaikan pada saat jam operasi berlangsung.
d. Waktu standby yaitu jam yang tidak dipakai padahal alat tidak rusak sedang tambang dalam beroperasi. 2. Waktu non produktif yaitu waktu yang digunakan dalam satu shift tetapi tidak digunakan untuk berproduksi. Waktu non produktif yaitu : waktu istirahat, waktu persiapan gilir awal / akhir shift. Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : 1. Mechanical Avaibility (MA), yaitu penggunaan peralatan yang dipengaruhi oleh faktor mekanis seperti ban kempes dan kebocoran oli hidrolik MA =
+
× 100% ...................................................................... (3.3)
2. Physical Avaibility (PA), yaitu penggunaan alat yang dipengaruhi oleh faktor fisik seperti cuaca , iklim dan operator PA =
+ ++
× 100% ................................................................... (3.4)
3. Use of Avaibility (UA), yaitu tingkat kesiapan penggunaan alat yang betul – betul untuk berproduksi UA =
+
× 100% ....................................................................... (3.5)
4. Effective Utilization (EU), yaitu menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif EU =
++
× 100% ................................................................... (3.6)
Dimana : W = waktu efektif S = Waktu Standby R = Waktu repair T = Total waktu produktif 4. Kondisi tempat kerja Kondisi tempat kerja sangat mempengaruhi keleluasaan gerak alat mekanis, jika tempat kerjanya luas dan kering akan memudahkan peralatan mekanis bekerja dengan gerak yang lebih leluasa sehingga mempertinggi efisiensi kerja, sebaliknya jika tempat kerja sempit akan menyebabkan
peralatan mekanis kurang leluasa bergerak dalam melakukan kerja, sehingga efisiensi kerja menurun. Kemiringan (tajam dan tidaknya) suatu tikungan jalan akan mempengaruhi waktu edar alat angkut, waktu edar akan semakin kecil jika dioperasikan pada tikungan yang tidak terlalu tajam dan jalannya cukup lebar. 5. Pengaruh cuaca Hujan sangat mempengaruhi peralatan mekanis yang sedang bekerja, jika hujan lebat, waktu pengoperasian peralatan mekanis pada pengangkutan bahan galian akan terhenti akibat jalan licin, sehingga alatalat tidak dapat bekerja dengan baik. 6. Ayun dan kedalaman Sudut ayun merupakan sudut yang dibentuk antara posisi mengisi dan waktu membuang beban yang berpengaruh tarhadap waktu edar. Pengolahan dan penggunaan alat. 7. Kondisi fisik dan mekanisme peralatan Peralatan mekanis sebagai alat produksi harus dijaga dan dirawat agar selalu dalam kondisi prima dan bekerja terus sesuai kemampuannya dengan resiko kerusakan sekecil mungkin.
Perawatan secara rutin
terhadap mesin dan berjadwal hendaklah dilakukan agar apabila terjadi kerusakan dapat diketahui secara dini, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang terlalu besar. Penanganan kerusakan pada alat-alat mekanis harus secepatnya supaya tidak mengganggu produksi. 8. Penggunaan Alat. Alat mekanis yang umumnya dipakai terlalu lama akan sering mengalami kerusakan, kemampuannya akan relatif kecil dibanding dengan alat baru yang kegunaannya relatif besar dan jarang mengalami kerusakan. 9. Skill dan pengalaman operator Operator yang sudah terdidik dan berpengalaman akan tahu cara mengoperasikan suatu alat agar dapat lebih leluasa bergerak dan tidak mengganggu kerja alat lain.
10. Ketinggian Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap kerja mesin, karena mesin atau suatu alat bekerja dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi letak suatu daerah/ tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udaranya, sehingga jumlah oksigennya pun semakin sedikit berarti mesin kurang sempurna bekerjanya.
BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Studiliteratur
Studi literatur diperlukan untuk mengetahui dasar-dasar teori yang dapat menjadi acuan dalam efisiensi kerja alat gali muat dan alat angkut serta mempelajari penelitian-penelitian terdahulu.
III.2. Orientasilapangan
Mengenal secara umum kegiatan penambangan Batuandesit di PT.Tirtobumi Adyatunggal.
III.3. Pengumpulan data
Data yang di ambil terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung di ambil dari lapangan, antara lain, waktu edar alat gali muat dan waktu edar alat angkut, faktor keserasian bucket (fill factor) dan efisiensi kerja alat gali muat dan alat angkut. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang sudah ada dalam perusahaan, data tersebut antara lain data spefikasi alat gali muat dan alat angkut, data curah hujan, data geologi dan peta lokasi.
III.4. Pengolahan data
Data yang diperoleh dari lapangan masih merupakan data mentah yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut. Untuk memperoleh nilai data yang respersentatif dari jumlah data yang ada maka digunakan metode statistik dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang berhubungan dengan perhitungan produktivitas dan efisiensi kerja alat gali muat dan alat angkut.
III.5. Analisa Data
Jenis data akan menuntut suatu teknik analisa data. Pada penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah analisis matematis utamanya terhadap data produktivitas alat gali muat dan alat angkut yang di gunakan di lapangan, dimana data diolah dan hasilnya ditampil dalam bentuk tabel kemudian tabel tersebut ditarik suatu kesimpulan.
III.6. Pemecahanmasalah
Kemampuan Produktivitas alat gali muat dan alat angkut dapat ditingkatkan dengan
melakukan
perbaikan
terhadap
penggunaan
waktu
efektif
untuk
meningkatkan efisiensi kerja serta perbaikan terhadap faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti kondisi front, kondisi jalan angkut, dan kondisi disposal ataupun faktor lain yang berhubungan langsung dengan cycle time alat mekanis.
III.7. HasilAnalisis
Hasil yang di dapat dari analisis data kemudian disajikan dalam suatu laporan, dan selanjutnya ditarik kesimpulandan saran yang dapat memberikan perbaikan. Diagram Alir Penelitiand apat dilihat di Gambar.I.1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan keadaan aktual di lapangan meliputi faktorfaktor yang mempengaruhi produksi pengupasan tanah penutup sehingga tidak dapat mencapai target produksi yang di tetapkan. Peneliti mengidentifikasi bahwa adadua (2)faktor yang dapat mempengaruhi ketidaktercapaian produktivitas alat mekanis, yaitu faktor yang yang dapat dihindari, seperti terlambat awal shift, istirahat terlalu lama, keperluan operator, berhenti kerja lebih awal dan faktor yang tidak dapat dihindari, seperti Hujan, Perawatan jalan, Kerusakan alat, Pemeriksaan harian, Pengisian bahan bakar. Dari kedua faktor yang mempengaruhi
ketidaktercapaian
produktivitas
alat
mekanis
maka
peneliti
menyimpulkan untuk mengurangi hambatan - hambatan yang ada dan meningkatkan efisiensi kerja agar produktivitas alat mampu mencapai target yang direncanakan.
IV.1.
Alat
Gali
Muat
Pada
Kegiatan
Penambangan
Tanah
Penutup
(Overburden)
Dalam melakukan penggalian dan pemuatan tanah penutup (overburden) digunakan alat gali muat excavatorCat 220-9SH (Gambar 4.1) . Spesifikasi alat gali muat selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran C)
IV.2. Alat Angkut Pada Kegiatan Pemindahan Tanah Penutup
Kegiatan pengangkutan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan Dump Truckfusosebagai alat angkutnya. Dump Truck Fuso yang digunakan untuk mengangkut tanah penutup (overburden) bermerekTruk Fuso dengan tipe 135 PS. (Gambar 4.2). Spesifikasi alat angkut selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran D).
28
Gambar IV.1. Kegiatan Alat Gali Muat Dan Angkut PS135
Gambar IV.2. Kegiatan Alat Gali Muat Excavator Cat 220-9SH IV.3. Waktu kerja efektif
PT. Tirtobumi Adyatunggal (TBA) memiliki 7 hari kerja dalam satu minggu dengan 1 (satu) shift kerja perhari. Jam kerja PT. Tirtobumi Adyatunggal (TBA) memiliki hari kerja selama 28 hari dan waktu kerja efektif perhari 10 jam untuk setiap alat mekanis yang digunakan. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Mei 2015 (Lampiran E) untuk alat gali muat overburden didapatkan waktu kerja efektif 13,8 jam perhariHal ini dipengaruhi oleh besarnya waktu hambatan, sehingga untuk peningkatan
produktivitas alat gali muat dan alat angkut perlu dilakukan
perbaikan waktu kerja efektif dengan cara megurangi waktu hambatan yang dapat dihindari dan memperkecil waktu hambatan yang tidak dapat dihindari sehingga dapat memperbesar waktu kerja efektif atau effisiensi kerja operator dan alatnya.
IV.4. Hasil Pengamatan Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
Dalam hasil pengamatan alat gali muat dan alat angkut ini dipaparkan kondisi aktual dan permasalahan yang terjadi pada alat gali muat dan alat angkut yang diamati pada lokasi pemuatan dan jalur angkut yang diamati pada lokasi pemuatan dan jalur angkutnya masing – masing.
VI.4.1.Alat Gali Muat Excavator Cat PC220 9SH Dan Alat Angkut PS135 Untuk Overburden Excavator Cat PC220 9SH dan alat angkut Dump TruckfusoPS135 untuk tanah penutup ini memiliki lokasi pemuatan yang terletak pada pit I Timur.
IV.4.1.1. Kondisi Jalan Angkut Keadaan jalan yang digunakan dalam pengangkutan material overburden/Batu Andesit menuju disposal sudah cukup baik. Tetapi pada saat hujan jalan angkut licin rusak dan bergelombang sehingga dapat menghambat pengangkutan jarak jalan angkut yang dalam pengangkutan material overburden antara front penambanganmenujudisposalareaadalah sejauh 1800 meter dengan keadaan jalan angkut sebagai berikut : a. Lebar jalan angkut pada jalur lurus Lebar jalan angkut pada jalan lurus untuk pengangkutan overburden sebesar 1628 meter. b. Kemiringan jalan angkut Kemiringan jalan angkut atau tanjakan pada jalan angkut sebesar 3,2% c. Lebar jalan angkut pada belokan Lebar jalan angkut pada saat tikungan untuk pengangkutan sebesar 16-23 meter.
IV.4.1.2. Waktu Siklus Aktual Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Overburden Pengamatan yang dilakukan terhadap waktu edar alat gali muat pada kegiatan pengupasan tanah penutup, yaitu dimulai dari waktu penggalian, waktu ayun berisi, waktu penumpahan,dan waktu ayun kosong. Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap waktu edar alat angkut, yaitu dimulai dari waktu pemuatan, waktu angkut, waktu tumpah dan waktu kembali kosong. Dari waktu perhitungan waktu edar aktual di lapangan maka diketahui waktu edar gali muat dan alat angkut tanah penutup sebagai berikut : a. Alat gali muat Alat gali muat catkomatsu PC220 9SH memiliki waktu siklus rata-rata selama 48,7 detik atau 0,81 menit. b. Alat angkut Alat angkut Dump truckfusoPS135 memiliki waktu siklus selama 1187,58 detik atau 19,79 menit dengan rata rata jumlah pengisian 5/6 bucket. Untuk keseluruhan sampel yang diambil pada pengamatan waktu siklus dapat dilihat selengkapnya pada lampiran F dan G.
IV.4.1.3. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut overburden - Produktivitas alat muat ExcavatorKomatsu Cat PC2209SHadalah 312,6
bcm/jam (Lampiran H) - Produktivitas alat angkut Dump TruckfusoPS135 adalah 80,44 bcm/jam
(Lampiran I)
IV.4.1.4. Nilai ketersediaan alat Berdasarkan plan tahunan ketersediaan alat muat dan alat angkut yang bekerja di ATP06 pit Timur (Lampiran J)
IV.4.1.5. Faktor Keserasian Alat Muat Dan Alat Angkut Untuk Overburden Dalam kegiatan penggalian overburden di ATP06 pit barat digunakan alat agkut yaitu HD465 yang berpasangan dengan alat gali muat Excavator Cat PC1250SP. Selama bulan Mei 2015 penggalian overburden memiliki 28 hari kerja,
dengan jarak 1800 meter menuju disposal/tempat Produksi. Sehingga match factor jarak tersebut adalah sebagai berikut : MF=
× ×
..................................................................................................... (4.10)
Dimana : CTm
= n× n
=5
CTm
= 48,7 detik
CTa
= 5× 48,7 = 243,5
Na
= 6 unit (jarak 1800 meter)
Nm
= 1 unit
MF
=
.×6
= 1,23
.×
Angka faktor keserasian di atas yaitu sebesar >1,23 menunjukan bahwa efisiensi kerja alat gali muat bekerja 100% sedangkan alat angkut kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut karena harus mengantri. Dari hasil penelitian di bab IV dapat diketahui bahwa hasil perhitungan secara aktual teoritis telah memperlihatkan keadaan sebenarnya dari realisasi produksi overburden dan batu andesit pada bulan Mei 2015 sehingga diperlukan evaluasi terhadap ketidaktercapaian produksi overburden terhadap target yang telah direncanakan. IV.5. Evaluasi Hasil Produktivitas Alat Mekanis
Untuk mengetahui kemampuan hasil produktivitas alat mekanis maka harus di lakukan perhitungan setiap alat. Perhitungan selalu di dasarkan pada pengoperasian suatu alat sampai mencapai suatu produksi yang maksimal. Hal ini merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap pemakai peralatan untuk mencapai target produksi yang direncanakan. Target produksi yang direncanakan oleh perusahaan yaitu untuk alat muat ExcavatorCat 2209SH adalah 425 bcm/jam sedangkan untuk alat angkut Dump Truck Fuso 135PS adalah 110 bcm/jam. Berdasarkan pengamatan dilapangan dan perhitungan produksi terhadap alat muat dan alat angkut maka diperoleh : a.
Produksi alat muat ExcavatorCat PC 2209SH SP adalah 312,6 bcm/jam (Lampiran H).
b.
Produksi alat angkut Dump Truck Fuso 135 PSadalah 80,44 bcm/jam (Lampiran I) Dari hasil diatas di lihat bahwa untuk produktivitas alat muat maupun alat
angkut belum mampu mencapai target produksi yang direncanakan oleh perusahaan dalam satu tahun. 1. Perhitungan match factor alat muat dan alat angkut overburden Dalam pengalian overburden di Pit Timur digunakan alat angkut Excavator Cat 2209SHyang berpasangan dengan alat gali muat truck Fuso 135SP. Selama bulan Mei 2015 penggalian overburden dan batu andesit memiliki 28 hari kerja. Untuk jarak angkut 1800 meter digunakan sebanyak 6 alat angkut, sehingga match factor adalah sebagai berikut : MF =
× ×
(5.1)
Dimana : CTm
= n ×
n
=5
CTm
= 48,7 detik
CTm
= 5 × 48,7 = 243,5 detik
Na
= 6 unit (jarak 1800 m)
Cta
= 1187,58 detik (1800 m)
Nm
= 1 unit
MF
=
,×6
= 1,23 (jarak 1800 m)
,×
IV.6. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Dan Nilai Ketersediaan Alat
Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan meningkatkan waktu kerja efektif dan nilai ketersediaan alat. Waktu kerja efektif dan nilai ketersediaan alat pada dasarnya dipengaruhi oleh besarnya waktu working, repair dan standby hours yang tersedia. Data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan terhadap ketersediaan alat diperoleh berdasarkan data “ Avaibality Mei2015”. (Lampiran J).
IV.6.1. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Peningkatan waktu kerja efektif dilakukan dengan cara mengurangi hambatan-hambatan yang dapat dihindari. Untuk hambatan yang tidak dapat dihindari adalah tetap. Dengan berkurangnya waktu yang hilang akibat hambatan maka waktu kerja efektif dapat ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan waktu kerja efektif adalah dengan melakukan perbaikan waktu kerja terhadap hambatan yang dapat dihindari. Perbaikan terhadap hambatan yang dapat dihindari adalah sebagai berikut : 1. Terlambat awal shift Terlambatnya bekerja dikarenakan karyawan masih menunggu pemenasan alat yang tidak tepat waktu. Hambatan ini dapat ditekan menjadi 10 menit. 2. Istirahatterlalu lama Istirahat yang terlalu cepat dan memulai kerja terlambat setelah jam istirahat sebenarnya dapat dihindari, tapi tenggang waktu lebih yang diberikan sebaiknya tidak lebih dari 15 menit untuk alat gali muat dan alat angkut. Para operator ini pun ketika setelah makan sering berleha-leha terlebih dahulu ngerokok dan mengobrol dengan operator lainnya. 3. Keperluan operator Dari hasil pengamatan dilapangan, waktu yang dibutuhkan untuk operator alat muat dan alat angkut untuk keperluan pribadi minimal adalah 10 menit, dari waktu yang terjadi sebesar 15 menit. Waktu ini dapat dikurangi dengan cara apabila operator akan melakukan kegiatan pribadi dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.
4. Berhenti kerja lebih awal Berdasarkan pengamatan, operator alat muat dan alat angkut berhenti bekerja sebelum waktu kerja berakhir dengan besaran waktu 15 menit. Hambatan ini dapat ditekan sampai menjadi tidak ada yang berhenti kerja lebih awal dengan
adanya pengawasan yang lebih baik dari foreman.Alasan tidak dapat melakukan perbaikan terhadap hambatan yang tidak dapat dihindari adalah sebagai berikut : 1. Hujan Waktu yang hilang karena adanya gangguan alam yaitu hujan yangmengakibatkan licin dan berlumpur. Waktu yang hilang akibat faktor ini sebesar 135 menit. Waktu yang hilang tidak dapat dikurangi karena ini merupakan proses alam. 2. Perawatan Jalan Perawatan dan perbaikan jalan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kerusakan jalan akibat hujan, perawatan pada saat habis hujan biasanya memakan waktu 60 menit. 3. Kerusakan alat Waktu yang hilang akibat adanya perbaikan terhadap alat yang mengalami kerusakan. Hambatan ini tidak dapat dihindari karena waktu kerusakan alat tidakdapat direncanakan. 4. Pemeriksaan harian Waktu yang sudah direncanakan untuk melakukan pengecekan alat pada setiap awal sebelum bekerja. 5. Pengisian bahan bakar Waktu yang hilang akibat alat kehabisan bahan bakar. Hambatan ini hanya terjadi pada alat angkut ini dikarenakan alat angkut lebih konsumtif terhadap bahan bakar. Sedangkan waktu yang hilang akibat pengisian bahan bakar pada alat muat tidak terjadi karena pengisian bahan bakarnya dilakukan pada saat ganti gilir kerja.
IV.6.2. Peningkatan Ketersediaan Alat Dengan upaya yang telah diterapkan sebelumnya, maka nilai dari ketersediaan alat dapat meningkat. Peningkatan ketersedian alat alat gali muat dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.1
Peningkatan Effisiensi Kerja sebelum perbaikan hambatan yang dapat dihindari
unit
terlambat
berhenti
awal shift
kerja lebih
(menit)
awal (menit)
15
10
15
10
istirahat
keperluan
waktu
operator
kerja
(menit)
efektif
20
15
11,34
20
15
11,34
terlalu lama (menit)
Alat gali muat dan alat angkut : ExcavatorCat220 9SH PS135
sesudah perbaikan hambatan yang tidak dapat dihindari
unit
terlambat
berhenti
awal shift
kerja lebih
(menit)
awal (menit)
5
3
5
3
istirahat
keperluan
waktu
operator
kerja
(menit)
efektif
10
5
11,88
10
5
12,06
terlalu lama (menit)
Alat gali muat dan alat angkut : Excavator Cat220 9SH PS135
Tabel 5.2 Peningkatan Ketersediaan Alat Gali Muat Dan Alat Angkut sebelum perbaikan Unit Exca
standby
Repairs
Working
MA
UA
&PS135
hours
hours
Hours
(%)
(%)
Cat PC220 9SH
356,9
39,1
348
89%
49%
PS135
348,4
50,0
345,6
87 %
49 %
Rata - Rata
352,65
44,55
346,8
88 %
49 %
setelah perbaikan Unit Exca
standby
Repairs
Working
MA
UA
&PS135
hours
hours
Hours
(%)
(%)
PC220 9SH
336,62
39,1
368,28
90%
52%
PS135
320,14
50,0
373,86
88 %
53 % 52,5
Rata - Rata
328,38
44,55
371,07
89 %
%
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pada bab – bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pengamatan, perhitungan dan pembahasan mengenai upaya peningkatan produksi alat muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Produksi masing – masing alat muat dan alat angkut pada penambangan batu gamping yaitu untuk produksi alat muat Excavator Caterpillar CAT 2209SH pada saat ini adalah 695 ton/jam, sedangkan untuk produksi 2 unit alat angkut Dump Truck Fuso 773B pada saat ini adalah 254,67 ton /jam. Karena target produksi yang ditetapkan masih belum tercapai, oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi dengan cara sebagai berikut. 1.
Meningkatkan effisiensi kerja Setelah dilakukan upaya perbaikan dengan memaksimalkan waktu kerja dan meminimalkan waktu hambatan, maka didapat efisiensi kerja alat mekanis, sebagai berikut :
2.
a
Excavator Cat 2209HS-18 meningkat dari 64% menjadi 71%
b
Dt Truck Fuso 135PS-17 meningkat dari 66% menjadi 75%
c
Dt Cat 385PS-20 meningkat dari 65% menjadi 75%
Mengetahui produktivitas alat muat dan alat angkut Dengan pemakaian 2 unit alat angkut pada front kerja kuari X-C ternyata belum mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan, sehinga diperlukan penambahan 1 unit alat angkut lagi.
3.
Mengetahui faktor penurunan produktifitas alat muat dan alat angkut. Setelah dilakukan upaya peningkatan effisiensi kerja serta penambahan alat angkut, maka didapat kemampuan produksi dari alat muat menjadi sebesar 771 ton/jam, sedangkan untuk alat angkut menjadi sebesar 435 ton / jam. Dari
hasil tersebut, diketahui bahwa target produksi yang diharapkan perusahaan telah tercapai dan berlebih dari yang diinginkan. V.2. Saran
Sebagai upaya dalam meningkatkan produksi alat muat dan alat angkut, maka penulis mencoba menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam penanganan masalah yang berkaitan dengan tem a penelitian. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Dalam upaya untuk mencapai target produksi yang diinginkan, maka sebaiknya waktu kerja baik itu operator alat muat maupun alat angkut yang tersedia dapat digunakan seoptimal mungkin untuk kegiatan produksi. 2. Keadaan manajemen kerja harus diperhatikan, terutama pada pengawas alat – alat mekanis yang belum berpengalaman dalam mengawas penggunaan alat berat tersebut dan harus diintensifkan pengawasan pada saat jam kerja berlangsung, sehingga tidak terjadi waktu tunggu yang dapat menghambat produksi dari alat-alat mekanis tersebut. 3. Perlu adanya kesiapan dari tim mekanik untuk mengurangi waktu yang terbuang akibat adanya kerusakan dari alat muat dan alat angkut yang tidak terduga. 4. Mengupayakan penambahan alat angkut dan mengganti alat muat Excavator Caterpillar CAT 2209HS yang digunakan dengan alat gali - muat Excavator Catrepillar CAT 385 dengan kapasitas yang sama. Karena jika menggunakan Excavator, produksi dari alat muat bisa lebih besar daripada menggunakan Wheel Loader . Hal ini sesuai dengan evaluasi perbandingan perhitungan produksi alat muat yang telah saya buat pada lampiran. Walaupun nilai ekonomisnya sangat besar, namun itu adalah langkah yang terbaik yang bisa dilakukan sehingga target produksi yang diinginkan dapat ter capai.