RANCANG BANGUN BELT CONVEYOR UNTUK MENGANGKUT CECERAN LIMESTONE DI 212AF1(APRON FEEDER) PT.HOLCIM INDONESIA Tbk
PNJ-HOLCIM INDONESIA
TRIYAN AFRIANTORO NIM. 5214220023
JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM KERJA SAMA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DAN PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. CILACAP 2016
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Laporan Rancang Bangun Belt Conveyor ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan. Penulis sudah berusaha menyusun laporan ini sebaik mungkin, akan tetapi penulis menyadari kesalahan, laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak M. Sholeh selaku dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.
Cilacap, 27 Agustus 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI RANCANG BANGUN BELT CONVEYOR ............................................................................ i UNTUK MENGANGKUT CECERAN LIMESTONE DI 212-AF1(APRON FEEDER) PT.HOLCIM INDONESIA Tbk ............................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4 1.1.
Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2.
Permasalahan...................................................................................................... 5
1.3.
Batasan Masalah ................................................................................................. 6
1.4.
Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB II STUDI PUSTAKA .................................................................................................. 6 2.1.
Deskripsi Belt Conveyor ...................................................................................... 7
2.1.1.Conveyor yang Beroperasi Secara Horizontal....................................................... 7 BAB III ........................................................................................................................... 10 PERANCANGAN PRODUK ............................................................................................. 10 3.1.
Analisa Kebutuhan ............................................................................................ 10
3.2 Cara Kerja Belt Conveyor ....................................................................................... 12 CHAPTER IV DISKUSI.................................................................................................... 14 1
Perencanaan Belt .............................................................................................. 14
2
Roller Idler ......................................................................................................... 17
3.
Perhitungan Tenaga Penggerak Belt Conveyor................................................. 24
4.
Perhitungan Tegangan Belt ............................................................................... 26
5.
Perancangan Pulley ........................................................................................... 28
6.
Perencanaan poros pada Head Pulley dan Tail Pulley ...................................... 30
7.
Perencanaan Bantalan ...................................................................................... 33
8.
Pemilihan Motor Penggerak ............................................................................. 36
9.
Perencanaan Rangka Penumpu ........................................................................ 37
CHAPTER V Kesimpulan ............................................................................................... 50
ii
5.1.
Kesimpulan ........................................................................................................ 50
LAMPIRAN .................................................................................................................... 54 Design .......................................................................................................................... 54 ..................................................................................................................................... 55 ..................................................................................................................................... 56 ..................................................................................................................................... 57 ..................................................................................................................................... 58 ..................................................................................................................................... 59 Tabel 60 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 85
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dalam
kegiatan
untuk
memindahkan
suatu benda atau material dari suatu tempat ketempat lain dibutuhkan suatu peralatan atau sistem pengangkut yang dapat beroperasi secara efisien, praktis juga ekonomis. Persyaratan ini sangat dibutuhkan di dalam suatu kegiatan pengangkutan pada industri-industri.Untuk pemindahan ini dibutuhkansuatu peralatan bantu yang disesuaikan dengan keadaan dankeb utuhan yang diinginkan. Peralatan-peralatan bantu ini terdiri dari beragam bentuk, jenis dan fungsinya,misalnya:
-
Untuk pengangkutan material atau bahan yang relatif jauh digunakan: kapal laut, kereta api, dantruk.
-
Untuk
pengangkutan
material
atau
bahan
yang
dekat biasanya digunakan crane, conveyor, lift, forklift,escalator dan lain-lain.
Dalam proses produksi, sering didapat kesulitan-kesulitan baik dari segi
posisi
maupun
kondisi
peralatan pemindah bahan yang digunakan dalam pelaksanaan operasinya. Hal ini perlu di atasi dengan perencanaan distribusi yang baik. Penggunaan alat pemindah bahan dan yang sesuai dengan material yang diangkut beserta kondisi tempat pengoperaisannya, akan diperoleh suatuhasil kerja yang ekonomis, baik dari segi biaya maupunwaktu.Conveyor adalah salah satu alat
pengangkutyang
paling
banyak
dipakai.
Dibanding
dengan
alat pengangkut yang lain, conveyor tidak membutuhkan banyak tempat at
4
au ruangan, konstruksinya sederhana, perawatannya mudah, serta kapasita s angkutnya besardan hanya membutuhkan daya yang relatif kecil.Ada dua jenis material yang dapat diangkutconveyor, yaitu: a.Material curahan (bulk material) b.Material satuan (unit material) Material
curahan
adalah:
material
yang
berbentuk
butiran berupa timbunan atau curah, seperti: batu-batuan, semen, pasir, dll. Sedangkan material yang berupa unit atau satuan, seperti: balok kayu, peti kemas,zak semen, dll.Material yang diangkut pada perencanaan iniadalah limestone pada
yang
perusahaan.
merupakan Dalam
hasil
dari
pelaksanaan
proses
produksi
pengangkutan
semen
limestone
ini ditemukan kendala-kendala yang terdapat pada kondisi dan lokasi dilapangan setempat.Dari sekian banyak jenis peralatan handling equipment yang dapat dipakai dalam pengoperasiannya dengan mempertimbangkan untung ruginya serta kelebihan-kelebihan lainnya maka conveyor yang sangat cocok digunakan adalah jenis “Belt Conveyor”.Belt conveyor yang direncanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis.
1.2.
Permasalahan Belt Conveyor merupakan salah satu jenis alat angkut material. Melihat dari permasalahan yang ada dilapangan saat ini adalah material limestone yang diangkut oleh Apron Feeder sering tercecer disamping kanan- kiri Apron itu sendiri . Penangan yang sederhana yaitu dengan cara dibersihkan dengan menggunakan semprotan air dan sekop, tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga. Efeknya petugas patroli menghabiskan banyak waktu untuk satu equipment. Maka
5
penulis berencana merancang alat yang berfungsi sebagai alat pengangkut ceceran limestone . . 1.3.
Batasan Masalah Dalam laporan ini penulis mengambil batasan masalah untuk mempermudah perancangan alat, antara lain : Dalam penelitian ini batasan masalah yang hendak dibahas adalah Perencanaan bulk conveyor dengan kapasitas angkut (q) : 10 ton/jam, kecepatanangkut (v) :0,33 m/s, jarak horizontal (L) : 12000 mm, jarak dan sudut declinasi 20°.
Menganalisa pembebanan yang terjadi di alat.
Menentukan jenis material yang dapat digunakan.
Menganalisa kebutuhan yang diperlukan dimasayarakat.
1.4.
Tujuan Tujuan dalam laporan ini adalah penulis ingin membantu bagi karyawan supaya bisa mengefisiensikan waktu dan tenaga, bagi perusahaan supaya mengurangi biaya perbaikan equipment yang tidak sempat dicheck
BAB II STUDI PUSTAKA
6
Studi pustaka ini diperlukan untuk mempermudah dalam proses perancangan alat plester. Sebagai review dalam studi pustaa ini akan membahas tentang pengertian gaya maupun perhitungan atau matematika terapan yang perlu duterapkan. 2.1.
Deskripsi Belt Conveyor Macam-Macam Conveyor Secara umum conveyor dapat dikelompokkansebagai berikut :
2.1.1.Conveyor yang Beroperasi Secara Horizontal Merupakan
alat
transportasi
materialyang bekerja secara horizontal. Ada tiga macam alat padasistem ini: a. Conveyor Ulir (Screw conveyor) Merupakan pengangkut tertua yang serba guna.Dapat digunakan atau dipakai pada variasi proses yang luas. Kalkulasi tenaga telah distandarkan walausetiap bentuk mempunyai konstanta tersendiri dalam bentukyang berbeda dengan nilai yang sedikit berbeda.Conveyor ulir (screw conveyor) terdiri
dari
tiang baja yang berbentuk spiral (helix) dan berputar dalam baknya tanpa t erjadi sentuhan dengan dinding bak Batang ulir (screw) digerakkan oleh sebuah motor yang dilengkapi roda gigi.Conveyor ulir dapat dibuat dengan panjang 8 ftsampai dengan 12 ft, tetapi dalam pemakaiannya dapat bersama-sama sesuai dengan keinginan konstruksi yangdikehendaki. Alat ini cukup baik hanya memerlukanruang yang
kecil.
Conveyor
ulir
ekonomis
dalam pembiayaan dan perawatan, material yang didorongmenjadi tercampur dan ini merupakan keuntungan lain.Untuk pengolahan bahan kasar,
fin
conveyor biasanya dibuat dari besi tuang atau campuran logamkeras. Bila
7
ditinjau dari bentuk sudunya atau elemenulit (flight/blade), conveyor ulir dapat dibedakanmenjadi: helicoids, ribbon, dan cut flight.
b.Flight Conveyor
Perlengkapan seperti ini tersedia hampir dalamvariasi yang tidak terbatas. Kebanyakan aplikasinyaadalah rancangan terbuka untuk operasi yang bersifattrough tetapi beberapa diantaranya diciptakan dengan pembungkus yang benar-benar tertutup.Flight conveyor terdiri dari satu atau dua buahendless chain (rantai). Rantai tersebut dapat berputardan melewati bagian yang melengkung. Rantai-rantaitersebut juga mempunyai piringan dari kayu atau bajayang disebut flight. Bentuk flight diatur sesuai dengan bentuk palung. Rantai-rantai ini menggerakkan flightyang dapat mendorong material kearah yangdiinginkan. Flight conveyor conveyor digunakan untukmembawa material halus yang tidak abrasif seperti biji- bijian, buangan dari kayu dan sampah batubara maupunmaterial lengket.
c.Drag Chain Conveyor
Merupakan alat transportasi material secarahorizontal dengan memakai chain yang dilengkapidengan bruss flights atau skraper sebagai alat pengangkut material.Drag chain conveyor terdiri dari 1 atau 2 endlesschain yang besifat malleable (sifat dapat menyesuaikandiri), dimana pada chain terdapat batang-batang yangmelintang bisa terbuat dari kayu atau baja. Batang- batang ini bergerak dalam palung dengan bantuan rantaitersebut. Karena aranya pergerakan dari rantai, maka bagianbagian ini ikut bergerak sehingga menyapumaterial keluar
8
9
BAB III PERANCANGAN PRODUK
3.1.
Analisa Kebutuhan Dari hasil analisa didapatkan kebutuhan yang dibutuhkan pada alat tersebut sebagai berikut :
No
Kebutuhan
Kepentingan
1
Alat transport mudah membawa ceceran
5
2
Alat transport memiliki keamanan
4
3
Alat transport mudah dirawat
5
4
Alat transport awet
5
5
Part-part alat transport tersedia atau mudah difabrikasi
4
Tabel Spesifikasi 1. Daya Motor
: 7.5 KW
2. Kapasitas
: 10 t/h
3. Dilengkapi Safety device 4. Membawa Sticky material
10
Tabel Kriteria No Kriteria
Konsep 1
2
3
1
Mampu membawa material dengan baik
0
0
+
2
Terdapat safety device
+
-
-
3
Pembuatan part mudah
+
0
0
4
Proses Assembling mudah
+
0
0
5
Efisiensi Kerja
+
+
+
6
Efisiensi Bahan
+
+
+
7
Konsumsi daya
+
-
0
8
Pengoperasian
+
+
+
9
Perawatan
+
0
+
8
1
4
10 11 Jumlah
11
3.2 Cara Kerja Belt Conveyor Adapun cara kerja belt conveyor dapat dibagimenjadi beberapa tahap, yaitu:
-Tahap Pengisian Muatan Pengisian muatan dilakukan pada sisi pemuat.Limestone yang akan diangkut tercurah dari sepanjang Apron Feeder
-Tahap Pengangkutan Muatan Pada tahap ini unit penggerak mulai bekerja yakni dengan menghidupkan motor listrik. Daya dan putaran tinggi yang dihasilkan dihubungkan langsung ke drum penggerak melalui sebuah sistem transmisi.Dengan berputarnya drum penggerak ini, maka belt,drum ekor, drum ekor roller penumpu, dan roller pembalik yang
semuanya
saling
berhubungan langsung berputar pula. Sehingga dengan adanya muatan yang berasal dari pulley penggerak, maka muatan tersebutakan dipindahkan ke pulley ekor, demikian selanjutnya belt berputar pada pulley secara kontinu danmeneruskan muatan gula pasir ketempat yang akandituju sebagai tempat penampungan. Kecepatan gerakharus disesuaikan dengan kecepatan gerak yangdirencanakan.Arah lintasan gerak, dapat horizontal, miringatau kombinasi dari keduanya sesuai dengan medanyang ditempuh.
-Tahap Pembongkaran Muatan Pembongkaran dilakukan pada ujung beltconveyor, melalui hopper pencurah yang terpasang pada sisi tersebut. Sesudah dilakukan pembongkaran dari kedua belt conveyor tersebut, material dapat langsung dicurahkan kedalam sistem selanjutnya.
-Tahap Kembali Tanpa Beban
12
Pada tahap ini belt tidak mengalami beban muatan. Belt hanya kembali kedudukan semula
setelah
dibersihkan
bidang
muatannya,
untuk
kemudian
secara periodik dan kontinu mengalami daur ulang seperti sebelumnya.
13
CHAPTER IV DISKUSI
Rancang Bangun Belt Conveyor
Perencanaan dan Perhitungan Pada perencanaan ini data-data yang diketahui adalah sebagai berikut : -
Kapasitas Angkut (Q)
= 10 tph
-
Panjang Conveyor (L)
= 12000 mm
-
Ketinggian (H)
= 4156 mm
-
A (cross section)
= 0,1754
-
Sudut Kemiringan (α)
= 20°
-
Lebar Belt (B)
= 600 mm
-
Daya Motor (P)
= 7,5 kW
-
Kecepatan Angkut (v)
= 30 m/min
-
Material Angkut
= Limestone
-
Density Limestone (𝛾)
= 1,52 t/m3
1
Perencanaan Belt
(Table 5 )
1.1 Lebar Belt (B)
Dalam perencanaan ini terdapat 2 Jenis Roller idler yaitu Through roller (carry roller) dan Flat Roller (return roler). Dimana pada sisi yang berubah ditumpu oleh Through roller idler dengan 3 roll. Dimana sudut curah material (ϕ) = 30° dan sudut kemiringan idler (β) = 30°
14
1.1.1.LuasPenampang Muatan
F = F1 + F2
(mm)
dimana = F1 =0,16B².C1tan (0,35 ϕ) (mm) = F2 =0,0693B²
(mm)
Jadi luas penampang secara keseluruhan , F = F1+F2 = 0,16B².C1tan (0,35 ϕ) + 0,0693B² = B2 (0,16 C1tan (0,35 ϕ) + 0,0693)
(mm)
Kapasitas angkut konveyor adalah Q1 = 3600 F v 𝛾
(tph)
persamaan untuk mencari lebar belt conveyor yaitu :
dimana : Q1 = 10 tph v = 0,33 m/s
15
𝛾 = 1,30 t/m3 C1 = 0,93 (α = 20° ) (Zainuri,2006)
maka, B=
10 249,48 × 0,33 × 1,30 (2,31 × 0,93 × 0,185 + 1 )
= 0,283m = 400 mm
(Bridgestone,1985)
a. Berat Belt
Pada perencanaan ini dipilih belt standart dengan tipe EP-125 dengan lebar 400 mm dengan kekuatan carcass 125 N/mm dan dengan tegangan tarik 15 kN/m
dengan
jumlah
lapisan
3
Maka perhitungan berat belt akan dihitung dengan persamaan berikut (Bridgestone,1985) :
W1
=
𝑇×𝐵×𝐾 100
Dimana T
;
= Tebal belt
W1
= Berat Belt
(Kg/m)
(mm)
= t1 + t2 +t3 B
= Lebar Belt (cm)
K
= Koefisiensi Tipe Belt
= 1,17
(Tabel 36)
Dimana ; t2
= (t × n) – 0,4
t
= 1 mm/ply
n
= 3 ply
(Tabel 35)
16
t2
= (1 × 3) – 0,4 = 4,6 mm
t1
= 10 mm
t3
= 1 mm
T
= t1 + t2 + t3 = 10 + 4,6 + 1 =12,6 mm
( Bridgestone,1985)
Maka ; W1
=
12,6 ×40 ×1,17 100
= 7,30 kg/m
b. Berat Muatan ( Wm)
Berat muatan persatuan panjang conveyor adalah Wm
𝑄𝑡
= 0,06 × 𝑣 10
= 0,06 × 20
= 8,33 kg/m
2 Roller Idler Dari tabel yang ada , didapat ukuran diameter roller yang disarankan oleh perusahaan roller yaitu 89 mm.
2.1 Gaya yang terjadi pada roller idler
Beban pada flat idler merupakan gaya lintang yang terdiri dari : - Berat belt (W1)
=
- Berat roller (Wr)
= 5,0 kg/set
7,30
kg/m
(Tabel 14)
Diasumsikan bahwa beban terdistribusi secara merata. Dengan demikian gaya yang diterima oleh satu flat idler (return roller) Pf
= (W1 + Wr) × lr
Dimana lr
:
:
= Spacing flat roller = 3 m
(Tabel 15)
17
Maka : Pr
= (7,30 + 5,0) × 3
= 36,9 kg
Gaya ini diteruskan oleh bantalan ke poros , dimana poros reoller tidak ikut berputar jadi hanya menerima beban statis saja. Kondisi pembebanan terlihat seperti ini :
Fr
=
𝑃𝑟 2
= 18,45 kg
Beban pada poros through roller idler terdiri dari berat belt, berat muatan yang diangkut dan berat through roller itu sendiri . Untuk mengetahui distribusi pembebanan yang terjadi pada through idler ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini
:
18
Dari gambar diatas terlihat bahwa perbandingan luas penampang. Dengan demikian dapat ditulis persamaan berikut: F1 : F2 : F3 = A1 : A2 : A3 A1 = A3
= luas segitiga ABG
A1 = A3
= 0,5 × 0,2𝐵 × 0,2𝐵 (tan 30° + tan 30°) = 0,023094B2 = 0,2𝐵 × (tan 30° + tan 30°) × 0,4𝐵 + 0,5 ×
A2
0,4𝐵(0,2𝐵 tan 30°) = 0,11547B2 Jadi
:
F1 : F2 : F3
= 0,023094B2 : 0,11547B2 : 0,023094B2
Jumlah beban yang ditumpu poros : Ptr
= (q + qb + qp) lc
Dimana : q
= Wm
= 8,33 kg/m
qb
= W1
= 7,30 kg/m
qp
= Wc = radial load pada bearing dari carrying roller = 6,6
kg/set (tabel 14) lc
= Spacing Carry roler = 1,35 m
(Tabel 15)
= (8,33 + 7,30 + 6,6) × 1,35
= 30,01kg
Maka : Ptr
19
Distribusi beban masing-masing idler
:
F1 = F3 = 0,023094 / 0,138654 ×30,01
= 4,99 kg
F2 = 0,11547 / 0,138654 × 30,01
= 24,99 kg
Pembebanan yang paling besar terjadi ditengah-tengah troughed idler, maka gaya yang dipilih sebagaiacuan untuk perencanaan ini ini adalah F2 :
Gaya reaksi
= Fc
= F2/2 = 24,99/2
= 12,49 kg
2.2 Dimensi Roller Idler Dari
hasil
perhitungan
sebelumnya
didapat
parameter-
parameter yang dibutuhkan untuk menentukan tipe dan jenis roller sebagai berikut :
v
= 0,33 m/s
B
= 400 mm
Beban = 112,49 kg
-Troughed roller idler (carrying roller idler )
20
Pada perencanaan ini dipilih roller jenis PLF(Polypropylene with fiberglass) yang
terbuat
dari
rigidPVC
(Polypropylen).Pemilihan
dari
(Polyvinyl roller
chloride)
jenis
PLF
dan ini
PP dapat
memberikankeuntungan sebagai berikut: -Memiliki batas kekuatan yang tinggi terhadap berat muatan-
-Dapat digunakan pada berbagai macam ukuranmaterial-
-Temperatur kerja yang flexible, antara - 20°C dan+ 100°C -Perawatan yang mudah -Tahan terhadap kelembaban, kotoran, korosi dan debu -Konsumsi energi yang kecil No: A3 L /1A 400 F14 H125 89 Keterangan no seri dan code : A3 L /1A =jenisroller 400 = lebar belt F = desain spindel = dengan flat 14 = chH = tinggi = 125 mm 89 = diameter roller Dengan data-data sbb:D Φ= 89 mm ch = 14 mm H = 125 mm
21
Q = 640 mm C = 168 mm E = 700 mm K = 267 mm Berat = 5.3 kg/set Spindel : 20 Bantalan : 6204 Kapasitas beban : 129 daN = 130 kg -Flat roller idler (return roller idler ) Pada perencanaan ini dipilih roller jenis M1yang terbuat dari baja. Pemilihan dari roller jenis M1 inidapat memberikan keuntungan sebagai berikut: -Memiliki batas kekuatan yang tinggi terhadap berat muatan -Dapat digunakan pada berbagai macam ukuranmaterial -Temperatur kerja yang flexible, antara - 20°C dan + 100°C -Perawatan yang mudah dan ringan -Tahan terhadap kelembaban, kotoran dan debu No seri dan code : M1 15B 89N 508 Keterangan no seri dan code: M = jenis roller 1 = no seri (tipe) 15 = diameter spindle B = desain spindel = dengan ring
22
89 = diameter roller N = desain tabung= steel S 235 JR (EN10027-1), ex Fe360 (EN 10025), St37 (DIN 17100) 508 = panjang C Dengan data-data sbb: DΦ= 89 mm ch = 14 mm A = 526 mm e = 4 mm B = 400 mm s = 3 mm C = 508 mm g = 9 mm d1= 20 mm d = 15 mm Kapasitas beban : 119 daN = 120 kg Bantalan :Cup and cone (kerucut) Berat : 2.7 kg/set
2.3 Kecepatan Putar Roller Idler n
=
60×𝑣×1000 𝜋×𝐷
dimana : v
= 0,33 m/s
D
= 89 mm
23
Maka ; n 3.
=
60×0,33×1000 3,14×89
= 70,85 rpm
Perhitungan Tenaga Penggerak Belt Conveyor Daya yang diperhitungkan adalah pada poros penggerak pulley (P). P = P1+ P2+ P3+ Pt Selanjutnya daya-daya yang terjadi tersebutdihitung sebagai berikut:
-daya pada poros horizontal tanpa pembebanan (P1) P1
=
𝑓×(𝑙+𝑙0)×𝑊×𝑣
(kW)
6120
Dimana : f
= 0,012
(Tabel 11)
l
= 12 m
l0
= 156 m
(Tabel 11)
W
= 22 Kg/m
(Tabel 13)
v
= 20m/min
Maka : P1
0,012×(12+156)×22×20
=
6120
= 0,14 kW
-daya pada poros horizontal dengan pembebanan (P2)
P2
𝑓×(𝑙×𝑙0)×𝑄𝑡 =
367
(kW)
Dimana : f
= 0,012
l
= 12 m
l0
= 156 m
Qt
= 10 tph
(Tabel 11)
(Tabel 11)
24
Maka : P2
0,012×(12×156)×10
=
367
= 0,61 kW
-daya pada poros vertikal dengan pembebanan (P3) P3
=
𝐻×𝑄𝑡
(kW)
367
Dimana :
= l× tan α
H
= 12 × tan 20° = 12 × 0,363 = 4,356 m Qt
= 10 tph
Maka : P3
4,356×10
=
367
= 0,11 kW
Daya yang diperhitungkan adalah pada poros penggerak pulley (P).
P = P1+ P2+ P3+ Pt
(Pt diabaikan karena tidak menggunakan triper)
= 0,14 + 0,61 + 0,11
= 0,86 kW
Sedangkan daya motornya (penggerak mula)dipengaruhi oleh efisiensi mekanis (η = 0,8 ) dan efisiensitransmisi. Pada perencanaan ini penggerak terdiri darimotor listrik
25
(η = 0,98), dan sabuk penggerak pulley (η = 0,95) (Sularso,2002)
Maka : Pm
𝑝
= ηm×ηg
Dimana :
Jadi
ηm
= 0,8
ηg
= 0,95-0,98
: Pm
0,86
= 0,8×0,95×0,98 = 1,15 kW
4. Perhitungan Tegangan Belt
-Tegangan Efektif (Fp) Fp
=
6120×𝑝 v
Dimana
kg
:
P
=1,15 Kw
V
= 20 m/min
Maka : Fp
=
6120×1,15 20
= 351,9 kg
-Tegangan sisi kencang (F1) F1
= Fp
Dimana
𝑒 𝑢×𝜃 𝑒 𝑢×𝜃 −1
:
26
Fp
= 351,9 kg
𝜇
= 0,2
𝜃
= 180° = 3,14 radian (Tabel 18)
(Tabel 19)
Maka ; F1
𝑒 0,2×3,14
= 351,9
𝑒 0,2×3,14 −1
= 755,33 kg
-Tegangan sisi kendor (F2) F2
= Fp
1 𝑒 𝑢×𝜃 −1 1
=351,9 𝑒 0,2×3,14 −1
= 403,09 kg
-Tegangan untuk arah menurun (F3)
F3
= W1× l (tan 𝛼 – f)
Dimana
; W1
= 7,30 kg
L
= 12 m
𝛼
= 20°
f
= 0,012
(Tabel 11)
maka : F3
= 7,30 × 12 (tan 20 – 0,012) = 30,83 kg
-Tegangan Minimum (F4c dan F4r) F4c
= Tegangan minimum sisi carry roller
= 12,5 × lc (Wm + W1)
F4r
= Tegangan minimum sisi return roller
= 12,5 × lr (W1)
Dimana
Maka
:
lc
= 1,35 m
lr
=3m
Wm
= 8,33 kg
W1
= 7,30 kg :
27
F4c
= 12,5 × 1,35 (8,33 + 7,30) = 263,75 kg
F4r
= 12,5 × 3 (7,30)
= 273,75 kg
-Teganagn sisi balik belt (Fr) Fr
=f(l + l0) (W1 + Wr/lr)
kg
Maka ; Fr
= 0,012 (12 + 156 ) (7,30 + 5/3)
= 18,07 kg
-Tegangan maksimum yang terjadi pada belt conveyor Belt yang direncanakan adalah type downhill conveyor penggerak head maka : Fmax = Fp + F2
(Tabel 17)
= 351,9 + 403,09
= 754,99 kg
5. Perancangan Pulley Gaya-gaya yang bekerja pada pulley terdiri darigaya tarik pada belt, yang besarnya diasumsikan samadengan gaya maksimumnya yang bekerja pada pulleyserta gaya beratnya sendiri
5.1 Dimensi Pulley Perencanaan diameter pulley meliputi diameterhead pulley (D1), diameter tail pulley (D2) Untuk menghitung diameter ini dipakai persamaan. D1
= 125 × K × n
D2
= 100× K × n
Dimana
(Tabel 42)
: K = pulley factor
1,15
n = jumlah ply
3
(Tabel 43)
maka ;
28
= 125 ×1,15 × 3
D1
= 431,25 mm Dipilih nilai D1
= 450 mm
= 100 ×1,15 × 3
D2
=345 mm Dipilih niali D2
= 350 mm
Panjang Pulley (L) L
= B + 200 = 400 +200
= 600 mm
a. Berat Pulley Berdasarkan panjang dan diameter pulley yang didapat, menurut data yang ada pulley tersebut memiliki berat total
=
-Head Pulley = 481,25 kg -Tail Pulley
= 478,76 kg
b. Kecepatan Putar Pulley
n
60×𝑣×1000
=
𝜋×𝐷
dimana : n
= putaran
v
= 0,33 m/s
D
= 450 mm
(rpm)
Maka ;
n
60×0,33×1000
=
𝜋×450
= 14 rpm
29
6. Perencanaan poros pada Head Pulley dan Tail Pulley
6.1 Head Pulley Gaya yang terjadi di head pulley sebesar Gt = 481,25 kg Gaya reaksi pada masing masing tumpuan Fr
= Gt/2 = 481,2/2
= 240,6 kg
Beban diasumsikan merata disepanjang pulley,seperti gambar dibawah ini
;
Momen maksimum
;
= Fr × 445 – 0,5 Gtotal × 150
Mmax
= 240,6 × 445 – 0,5 × 481,2 × 150 = 70977 kgmm Torsi (T) T
:
= (Sa-Sl) × r
Dimana
:
Sl
= F2
= 403,09 kg
Sa
= F1
= 755,33 kg
R
= 450/2
= 225 mm
Maka : T
= (755,33 – 403,09) × 225 = 79254 kgmm
30
Tegangan geser yang terjadi : .𝜏max
=(5 l / 𝑑𝑠3 ) √𝑀2 + 𝑇 2
Bahan poros dipilih SNC 2 Dimana
: 𝜎b
= 85 kg/mm2
Sf1
= 6,0 (faktor
Sf2
= 2,0 (faktor koreksi akibat alur pasak)
Tegangan Geser yang diijinkan .𝜏a
koreksi
akibat
massa
poros)
:
𝜎b
=Sf1×Sf2 85
=6,0×2,0 =7,085 kg/mm2 Diameter poros drive pulley :
Dimana
:
Km
= 2,0 (untuk beban tumpukan ringan)
Kt
= 1,5 (untuk beban sedikit kejut)
Maka : ds ≥ [
5,1 7,085
√(2,0 × 70977)2 + (1,5 × 79254)2 ]1/3
ds ≥ 49,11 mm mendekati 50 mm ds ≥ 5 cm
Tegangan geser yang terjadi : . 𝜏max =(5,1 / 𝑑𝑠3 ) √𝑀2 + 𝑇 2 =(5,1/503) √709772 + 792542 =4,34 kg/mm2
31
c. Tail Pulley
Fr
=Gtotal /2 =478,76/2 =239,38 kg
Momen maksimum
;
Mmax = Fr × 445 – 0,5 Gtotal × 150 = 239,38 × 445 – 0,5 × 478,76 × 150 = 70617,1 kgmm Torsi (T)
:
Dimana
:
Sl
= F2
= 403,09 kg
Sa
= F1
= 755,33 kg
R
= 350/2
= 175 mm
= (755,33 – 403,09) × 175
T
= 61642 kgmm 5,1
ds ≥ [7,085 √(2,0 × 70617,1)2 + (1,5 × 61642)2 ]1/3 ds ≥ 47,6mm mendekati 50 mm ds ≥ 5 cm
d. Berat Poros Pulley -Berat poros Head Pulley (Ghp)
Ghp
= 𝜋/4 (ds)2× 𝐿 × 𝛾
Dimana
: ds
= 0,5 dm
𝛾
= 7,8 kg/dm3
32
L
= 8,9 dm
Maka : Ghp
= 𝜋/4 (0,5)2× 8,9 × 7,8 = 13,62 kg
-Berat poros Tail Pulley (Gtp) Ghp
= 𝜋/4 (ds)2× 𝐿 × 𝛾
Dimana
: ds
= 0,5 dm
𝛾
= 7,8 kg/dm3
L
= 8,9 dm
Maka : Gtp
= 𝜋/4 (0,5)2× 8,9 × 7,8 = 13,62 kg
7. Perencanaan Bantalan 7.1 Bantalan Idler Pada perencanaan ini bantalan yang dipilihadalah jenis Single Row Deep Groove Ball Bearing.Jenis dan dimensi bantalan pada flat dan troughed rolleridler adalah sama, dengan data-data sebagai berikut: Dimensi Bantalan : 6204 menurut DIN 616 Nomor seri :6204 Diameter dalam (d) : 20 mm Diameter luar (D) : 47 mm Lebar bantalan (B) : 14 mm Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) : 1000 kg Kapasitas nominal statis spesifik (Co) : 635 kg -Pemeriksaan kekuatan bantalanBeban ekivalen pada bantalan: P = X . Fr + Y . Fα
33
Karena beban yang bekerja adalah beban radial murni(tanpa aksial) maka Fα= 0 dan X = 1. jadi:
P = Fr
-Umur nominal bantalan pada flat roller idlerKapasitas beban dinamik yang terjadi pada bantalan dihitung dengan rumus: Ct = P × L1/b dimana: P = 18,45 kg b = 3 (untuk ball bearing) L = (60 × n × Lh) / 1000000 (43) n = 71 rpm
𝐶
106
106
Lh
=(𝑃)b× 60𝑛 = (54,2)3× 60×71 = 37,3 × 106
Lh
=37,3 × 106 jam kerja
Maka : L
= (60 × n × Lh)
Jadi
:
= 60×71×37,3
Ct = 18,45 × (158898)3/10 Ternyata C > Ct
= 158898
= 670,39
,1000 kg > 670,39 kg
Jadi bantalan aman digunakan -Umur nominal bantalan pada through roller idler Kapasitas beban dinamik yang terjadi pada bantalan dihitung dengan rumus: Ct = P × L1/b dimana: P = 12,49 kg b = 3 (untuk ball bearing) L = (60 × n × Lh) / 1000000 (43) n = 71 rpm
34
𝐶
106
106
Lh
=(𝑃)b× 60𝑛 = (80,06)3× 60×71 = 120,4 × 106
Lh
=120,4 × 106 jam kerja
Maka : L
= (60 × n × Lh)
Jadi
:
= 60×71×120,4
Ct = 12,49 × (512904)3/10 Ternyata C > Ct
= 512904
= 645,02 kg
,1000 kg > 645,02 kg
Jadi bantalan aman digunakan 7.2 Bantalan Poros Pulley Bantalan
yang
digunakan
untuk
menempuh poros pulley penggerak dipilih jenis cylindrical roller bearing 6310 dengan data-data sbb: 6310 menurut DIN 616 Nomor seri : 6310 Diameter dalam (d) : 50 mm Diameter luar (D) : 110 mm Lebar bantalan (B) : 27 mm Kapasitas nominaldinamis spesifik (C) : 4850 kg Kapasitas nominalstatis spesifik (Co) : 3650 kg -Pemeriksaan kekuatan bantalanBeban ekivalen pada bantalan: P = X . Fr + Y . Fα Karena beban yang bekerja adalah beban radial murni(tanpa aksial) maka Fα = 0 dan X = 1. jadi: P = 1 x 240,6 kg = 240,6 kg -Umur nominal bantalan Kapasitas beban dinamik yang terjadi pada bantalan dihitung dengan rumus
35
Ct = P × L1/b dimana: P = 240,6 kg b = 3 (untuk ball bearing) L = (60 × n × Lh) / 1000000 (43) n = 14 rpm
𝐶
106
106
Lh
=(𝑃)b× 60𝑛 = (20,15)3× 60×14 = 120,4 × 106
Lh
=9,75 × 106 jam kerja
= 9,75× 106
Maka : L
= (60 × n × Lh)
Jadi
:
= 60×14×9,75= 8190
Ct = 240,6 × (8190)3/10 Ternyata C > Ct
= 3591 kg
,4850 kg > 3591kg
Jadi bantalan aman digunakan 8. Pemilihan Motor Penggerak Untuk menentukan jenis motor yang digunakanmaka kita harus mengetahui daya yang dibutuhkan (Pm),momen puntir yang terjadi (T) dan putaran pulley penggerak (n).
Daya rencana (P d ) (P d ) =fc × Pm
(kW)
Dimana: Pm fc
= 1,15 kW = faktor koreksi= 1,2
P d = 1,2 × 1,15
= 1,38 kW
36
-Putaran pulley penggeraknya = 14 rpm
-Momen puntir rencana MP
𝑃𝑑
= 9,74 ×105 𝑛
1,38
= 9,74 ×105 14
= 96008,57 kgm -Torsi yang terjadi = Wo × D p/2 (N.m)
T
dimana: Wo
= Fp = 351,9 kg ×9,8 m/s2 = 3448,62 N
Dp
= D1 = 0,450 m
maka: T = 3448,62 x 0,450/2= 775,95 N.m dengan data: Pd = 1,38 kW MP
= 96008,57 kg.m
n
= 14 rpm
T
= 775,95 N.m
9. Perencanaan Rangka Penumpu Pada perencanaan ini struktur penumpuconveyor dibuat dengan kerangka sederhana yangmampu menahan beban yang terjadi. Adapun beban beban yang diterima rangka ini berasal dari muatanyang dipindahkan, peralatan-peralatan utama serta perlengkapannya.Troughed roller idler dipasang pada batangmelintang paling atas, sedangkan flat roller
37
idlerdipasang pada bagian vertikalnya. Jarak antara batang vertikal direncanakan 2,4 m 9.1. Perencanaan Batang Melintang Pada bagian ini, beban-beban yag ditumpu sebagai berikut
:
a.Berat akibat muatan (q) q = 8,33 kg/m x 12 m= 99,96 kg
b.Berat belt (qb) q b = 7,30 kg/m
-Untuk kerangka = 7,30 kg/m x 12 m = 87,6 kg
-Untuk pulley penggerak
= 7,30 kg/m x 0,5 π D
= 7,30 x 0,5 x 3,14 x 0,45 = 5,15 kg -Untuk tail pulley
= 7,30 kg/m π D
= 4,5 x 0,5 x 3,14 x 0,35 = 4,01 kg Maka, total beratnya = 96,76 kg
c.Berat idler
38
-Untuk troughed roller idler = 6,6 kg/set Total berat = 8 set x 6,6 kg/set = 52,8 kg -Untuk flat roller idler = 5,0 kg/set Total berat = 4 set x 5,0 kg/set = 20 kg Maka, total beratnya = 72,8 kg
d. Berat pulley penggerak (qdp) Berat porosnya = 13,62 kg Berat bantalan = 2 x 1,45 kg = 2,9 kg Maka, total beratnya = 16,52 kg
e.Berat tail pulley (qtp) Berat porosnya = 13,62 kg Berat bantalan = 2 x 1,45 kg = 2,9 kg Maka, total beratnya = 16,52 kg
f.Berat kerangka Profil yang dipilih adalah L 65 x 65 x 6 denganspesifikasi sbb:
-Berat persatuan panjang G = 16,0 kg/m -Luas penampang
F = 20,04 kg/m
-Luas permukaan
u = 0,489 m2/m
39
-Momen inersia
I = 62,7 cm4
-Jarak profil
h = 140 mm
-Lebar kaki
b = 60 mm
-Tebal kaki
t = 10
-Tebal badan s = 7 mm -Jarak pada sumbu e = 17,5 mm Panjang batang melintang = 0,89 m Panjang total batang = 70 x 0,89 m = 62,3 m Maka berat kerangka = 62,3 m x 16,0 kg/m= 996,8 kg Sehingga berat total (Pb) adalah: Pb
= 99,96 +96,76 +72,8+16,52 +16,52 +996,8
Disini diasumsikan beban
= 1299,36 Kg
merata sepanjang batang sehingga beban
persatuan panjang : q'
= Pb/ l
q’
= 1299,36 kg / 12 m = 108,28kg/m
Gaya reaksi pada tumpuan. RA=RB
= q’/ 2
= 108,28 / 2 = 54,14 kg/m
40
Momen lentur maksimum: Mmaks
= q’ x B2/ 8
= 108,28 kg/m x (0,89)2 / 8 = 10,7 kg.m = 10700 kg.mm
Tegangan normal maksimum: σmaks = Mmaks x e / I = 10700 kg.mm x 17,5 mm / 62,7 . 104 mm4 = 0,298 kg/mm2
Bahan yang digunakan untuk menumpu tersebut yaitu S30C, dimana:
𝜎𝑏
= kekuatan tarik bahan
Dengan faktor keamanan (Sn)
= 48 kg/mm2 =6
41
Dengan faktor koreksi (C)
Tegangan yang dizinkan
:𝜎𝑡
=3
𝜎𝑏
=𝑆𝑛×𝐶
48
= 6×3 = 2,67 kg/mm2
Ternyata tegangan yang terjadi jauh dibawah kekuatan bahan , berarti konstruksi aman digunakan
9.2.Perencanaa Batang Memanjang
Profil memanjang diambil adalah C 125 x 65 x 6 dengan spesifikasi sbb: -Berat persatuan panjang
G
= 25,3 kg/m
-Luas penampang
F
= 32,2 kg/m
-Luas permukaan
U
= 0,661 m2/m
-Momen inersia
I
= 19,10 x 104 mm4
-Jarak profil
h
= 140 mm
-Lebar kaki
b
= 60 mm
-Tebal kaki
t
= 10
-Tebal badan
s
= 7 mm
-Jarak pada sumbu
e
= 20,1 mm
42
Beban pada batang terdiri dari beban total pada batang melintang yang terbagi sama rata pada kedua sisikiri dan kanan, berat sendiri yang terdistribusi merata. Panjang total batang = 12 m Maka berat kerangka = 12 m x 25,3 kg/m= 303,6 kg
Sehingga berat total (Pb) adalah: Pb
= 99,96 +96,76 +72,8+16,52 +16,52 +303,6
Disini diasumsikan beban
= 606,16 Kg
merata sepanjang batang sehingga beban
persatuan panjang : q'
= Pb/ l
q’
= 606,16 kg / 12 m = 50,51 kg/m
Gaya reaksi pada tumpuan. RA=RB
= q’/ 2
= 50,51 / 2 = 25,256 kg/m
43
Momen lentur maksimum: Mmaks
= q’ x B2/ 8
= 50,51kg/m x (2,4)2 / 8 = 36,6 kg.m = 36600 kg.mm
Tegangan normal maksimum: σmaks = Mmaks x e / I = 36600 kg.mm x 20,1 mm / 1910 . 104 mm4 = 0,03 kg/mm2
Bahan yang digunakan untuk menumpu tersebut yaitu S30C, dimana:
𝜎𝑏
= 48 kg/mm2
= kekuatan tarik bahan
Dengan faktor keamanan (Sn)
=6
Dengan faktor koreksi (C)
=3
Tegangan yang dizinkan
:𝜎𝑡
𝜎𝑏
=𝑆𝑛×𝐶
48
= 6×3 = 2,67 kg/mm2
44
Ternyata tegangan yang terjadi jauh dibawah kekuatan bahan , berarti konstruksi aman digunakan
9.3 Perencanaan Batang Vertikal Beban-beban yang diterima oleh batang vertical adalah sama dengan beban yang diterima oleh batang memanjang.Berat beban: P
= q” x l = 50,51 kg/m x 3 m = 151,53 kg
Pemeriksaan terhadap tekukan (buckling) Proses buckling disini dapat terjadi dalam duaarah yaitu pada arah sumbu X dan sumbu Y. Mengingat momen inersia pada sumbu Y lebih kecil dari sumbu X sehingga arah yang memungkinkan terhadap buckling adalah arah Y. Jadi pemeriksaan cukup dilakukan pada arah Y saja
Diasumsikan beban batang ini bekerja pada pusat luas penampangnya, sehingga besar beban kritis:
Pcr =
𝜋 2 ×𝐸×𝑙𝑦 4×𝑙2
(Timoshenko, 1987)
45
dimana: E = modulus elastisitas bahan baja= 21 x 109 kg/mm2 l = tinggi batang= 4684,6 mm (yang tertinggi) Untuk batang vertikal profilnya adalah sama profil untuk batang memanjang (Timoshenko, 1987). Ix= 311 x 106 mm4 Iy= 27,2 x 106 mm4 A = 11030 mm2 G = 80 kg Besar beban kritis: Pcr =
3,142 ×21 x 109 ×27,2 x106 4×4684,62
= 6415,6 kg
Ternyata dari hasil perhitungan beban kritis jauh lebih besar dari beban yang bekerja pada batang, hal ini berarti batang vertikal aman terhadap buckling. 9.4 Perencanaan Sambungan Rangka Kontruksi sambungan rangka penumpu ini direncanakan sambungan antara batangnya menggunakan pasangan baut dan mur. Dari perhitungan sebelumnya telah diketahui bahwa beban yang terbesar terjadi pada batang penumpu vertikal, sehingga pemeriksaan kekuatan hanya diperiksa pada sambungan batang ini saja. Cara penyambungan rangka dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
46
Bahan baut dipilih SC 42, dimana: 𝜎𝑏 = 42 (kg/mm2) Dengan faktor keamanan (Sf) = 8 Tegangan yang diizinkan: .𝜎𝑎
= =
𝜎𝑏 𝑆𝑓 42 8
= 5,25 kg/mm2
Baut yang digunakan 4 buah (direncanakan), maka bahan tiap baut. W = P / 4 = 146,328 kg / 4 = 36,582 kg
Diameter baut : 4𝑊
d≥ √𝜋𝜎𝑎×0,64 4×36,582
d≥ √3,14×5,25×0,64 d≥ 3,725 mm berdasarkan standar dipilih ulir metris: M 10 dengan ukuran sbb: - jarak bagi (p) = 1,5 mm - diameter nominal mur atau baut (D = d) = 10 mm
47
- diameter efektif (dp) = 9,026 mm - diameter inti mur (dc2) = 8,376 mm - diameter inti baut (dc1) = dc2 – H/2 = dc2 – (0.866025P)/2 = 8,376 – (0.866025 . 1,5)/2 = 7,726 mm Pada perencanaan ini bahan mur direncanakan sama dengan bahan baut, jadi tegangan geser yang diizinkan: τα = 0,5 σα
(Sularso, 2002)
dimana: σα = 5,25 (kg/mm2) maka: τα = 0,5 x 5,25 (kg/mm2) = 2,625 kg/mm2 tekanan permukaan yang diizinkan: qα = 3 (kg/mm2) (Sularso, 2002) tinggi mur menurut standar: H = (0,8 - 0,1) d = 0,9 d = 0,9 x 10 mm = 9 mm Jumlah ulir: z = H / p = 9 / 1,5 = 6 Tegangan geser pada ulir baut: τb = W / (π . d . K . p . z)
(Sularso, 2002)
dimana: K . p = tebal akar ulir K = 0,84
(Sularso, 2002)
maka: τb = 36,582 / (3,14 x 7,726 x 0,84 x 1,5 x 6) = 0,1995 kg/mm2 dimana: J . p = tebal akar ulir pada mur J = 0,75
(Sularso, 2002)
48
maka: τn = 36,582 / (3,14 x 8,376 x 0,75 x 1,5 x 6) = 0,206 kg/mm2 Ternyata τb dan τn jauh lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan, hal ini berarti mur dan baut aman digunakan
49
CHAPTER V Kesimpulan
5.1.
Kesimpulan
Untuk menunjang kinerja dan efisiensi waktu dibutuhkan alat atau equipment yang mendukung untuk tercapainya hal tersebut. Apabila rencana ini dapat direalisasikan diharapkan bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi dan Bahan Belt Conveyor Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya,dapat disimpulkan dimensi dan bahan dari konstruksi belt conveyor beserta alat-alat perlengkapannya sbb: 1.Kapasitas conveyor (Q) = 10 ton/jam. 2.Panjang lintasan- Horizontal: 12 m 3.Kecepatan angkut (V) = 0,33 m/det. 4.Sudut declinasi (θ) = 20
Elemen-elemen belt. a.Belt
Bahan = Syntetic Fabric jenis EP125 Tegangan tarik = 630 N.mm Lebar belt = 400 mm Berat belt (W1) = 7,30 kg/m Ketebalan belt (t) = 12,6 mm
b. Roller idler ^Carrying idlerDiameter (Dθ)= 89 mm -Panjang (B) = 160 mm -Diameter poros (dp) = 20 mm -Berat (Wc) = 6,6 kg/set
50
-Jumlah = 8 set
^Return idler -Diameter(Dθ)= 89 mm -Panjang (B) = 400 mm -Diameter poros (dp) = 20 mm -Berat (Wc) = 5,0 kg/set Jumlah = 3 setc.
Bantalan poros carrying dan return idler- Jenis : Single Row Deep Groove Ball Nomor seri : 6204 -Diameter dalam (d) : 20 mm -Diameter luar (D) : 47 mm -Lebar bantalan (B) : 14 mm -Beban dasar (C) : 1000 N
#Pulley
^Drive pulley -Bahan = besi cor -Diameter luar (D1) = 450 mm -Diameter dalam (Dd) = 420 mm -Berat pulley (G) = 95,88 kg-
^Tail pulley -Bahan = besi cor -Diameter luar (D1) = 450 mm -Diameter dalam (Dd) = 420 mm -Berat pulley (G) = 85,86 kg-
51
#Poros pulley
^Drive pulley -Bahan poros = SNC 2 -Diameter luar = 50 mm -Berat poros = 13,74 kg -Panjang poros = 1020 cm
^Tail pulley -Bahan poros = SNC 2 -Diameter luar = 50 mm -Berat poros = 13,74 kg -Panjang poros = 1000 mm
Bantalan poros pulley- Jenis : cylindrical roller bearing - Nomor seri : 6310 - Diameter dalam (d) : 50 mm - Diameter luar (D) : 110 mm - Lebar bantalan (B) : 40 mm - Beban dasar (C) : 4850 N
Motor penggerak - Jenis : Motor speed reducer - Nomor seri : GRTA370-50L5-30CB -Daya : 3,7 KW -Torsi pada 1500 rpm : 671 N.m -Output pada 50 Hz : 20 rpm
52
-Diameter output : 50 mm -Kuantitas pelumas : 2,8 Kg - Perbandingan rasio : 1/311.
Rangka penumpu
Bahan : S35C Profil : -Batang melintang = L 65 x 65 x 6 -Batang memanjang = C 125 x 65 x 6 -Batang vertical
= C 125 x 65 x 6
53
LAMPIRAN Design
Gambar.1 Over All Belt Conveyor
Gambar 2. Belt Conveyor
55
Gambar 3. Pulley
56
Gambar 4. Poros Tail Pulley
57
Gambar 5. Poros Head Pulley
58
Gambar 6.Roller Idler
59
Tabel
60
61
62
63
64
65
66
67
Type equation here.
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
DAFTAR PUSTAKA 1. Bridgestone Corporation, “Conveyor Belt Design Manual”, Tokyo, Japan. 2. Conveyor Equipment Manufacturers Association, 2003, “Belt Convetors for Bulk Material” Fifth Edition. www.cema.com. 3. http://www.skf.com/binary/77-121486/SKF-rolling-bearingscatalogue.pdf 4. https://adhitamasteel.wordpress.com/profil-baja/ 5. http://www.slideshare.net/KalyanHalder/28382884conveyorbeltdesignm anualbridgestone1
85