No Register
……….
Bidang kajian :
Judul Makalah yang diajukan:
PERANCANGAN SIG DISTRIBUSI LISTRIK KOTA MEDAN Diajukan Oleh Tim Pemakalah : Muhammad Siddik Hasibuan
Universitas Sumatera Utara
No. TELP/Hp : 085761658137 Alamat Email :
[email protected]
Diajuka kepada : PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) Cq. PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA BADAN PENLITIAN DAN PENGEMBANGAN Jl. SM. Raja No. 198 Medan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pelayanan umum yang menyangkut dengan hajat hidup orang banyak adalah utilitas. Ada beberapa jenis utilitas yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelayanan umum pada saat ini antara lain air minum, saluran buangan (drainage), listrik dan gas. Utilitas umumnya berbentuk jaringan (network) dan terbesar di seluruh penjuru kota mencapai para pelanggan baik di perumahan, perkantoran atau daerah industri dan perdagangan. Secara fisik jaringan utilitas berada di sekitar jalanan dan masing-masing utilias membentuk jaringan utama (main network). Air minum dan gas dengan jaringan pipa logam atau pipa PVC, listrik dan telepon dengan jaringan kabelnya, dan saluran buangan dengan saluran pipa betonnya (Kadir, 2000). Salah satu jenis utilitas yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah listrik. Tenaga listrik telah menjadi sumber energi paling utama pada berbagai pekerjaan dalam kehidupan manusia yang pengunaannya sangat luas mulai dari rumah tangga hingga ke industri besar. Sejalan dengan hal tersebut, munculnya peralatan-peralatan elektronik yang semakin canggih secara otomatis membutuhkan aliran daya listrik yang cukup besar. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya kebutuhan tenaga listrik pada saat ini. Jaringan listrik secara fisik merupakan unsur yang terletak diatas dan dibawah permukaan tanah, akan tetapi hampir sebagian besar tertanam di bawah permukaan tanah. Umumnya jaringan utilitas ini membentuk jaringan ruang bawah tanah yang berorientasi geografis, dimana lokasi dan posisinya harus tercatat dan bereferensi pada suatu sistem koordinat ruang. Oleh karena itu diperlukan pengadaan dan pengelolaan informasi utilitas jaringan listrik
yang tersusun secara baik dan sistematis. Hal ini bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang ditimbulkan dari jaringan listrik terutama dalam hal pengelolaan dan pengaturan (monitoring), sehingga nantinya permasalahan yang ada dapat direduksi sekecil mungkin. Salah satu teknologi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk pengaturan dan pengelolaan (monitoring) jaringan listrik adalah Sistem Informasi Geografis. Aplikasi SIG dalam pengadaan dan pengelolaan sistem jaringan listrik dikenal dengan nama sistem informasi utilitas khusus jaringan listrik. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teOleh karena itu diperlukan pengadaan dan pengelolaan informasi utilitas jaringan listrik yang tersusun secara baik dan sistematis. Hal ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari jaringan listrik terutama dalam hal pengelolaan dan pengaturan
(monitoring), sehingga nantinya permasalahan yang ada dapat direduksi sekecil mungkin. Salah satu teknologi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk pengaturan dan pengelolaan (monitoring) jaringan listrik adalah Sistem Informasi Geografis. Aplikasi SIG dalam pengadaan dan pengelolaan sistem jaringan listrik dikenal dengan nama sistem informasi utilitas khusus jaringan listrik. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi sistem informasi (teknologi berbasis komputer) yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, me-manipulasi dan menyajikan data spasial (yang disimpan dalam basis data) untuk berbagai macam aplikasi (Aziz, 2006). Teknologi SIG berbasis web dapat dijadikan solusi dalam mengatasi penyampaian informasi pengadaan, pengaturan, dan pengelolaan jaringan listrik. Karena seiring dengan perkembangan internet yang sangat pesat pada saat ini, akan memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi secara cepat dan efektif. teknologi sistem informasi (teknologi berbasis komputer) yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan data spasial (yang disimpan dalam basis data) untuk berbagai macam aplikasi (Aziz, 2006). Keunikan sistem informasi geografi dibandingkan dengan sistem lainnya adalah kemampuannya dalam menghubungkan data spasial dan data atribut/tekstual (a-spasial) dari suatu objek yang dipetakan (ESRI, 1990). Informasi mengenai geografi semangkin dibutuhkan oleh banyak pihak, misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumber daya alam yang dicari, dan banyak informasi lainnya. Informasi tersebut diperlukan pengguna untuk berbagai keperluan seperti penelitian, pengembangan dan perencanaan wilayah serta manajemen sumberdaya alam. Hanya saja penyebaran data spasial yang selama ini dilakukan dengan menggunakan media yang telah ada yang meliputi media cetak/peta, cd-rom, dan media penyimpanan lainya dirasakan kurang mencukupi kebutuhan pengguna diharuskan datang dan melihat langsung data tersebut pada tempatnya. Maka untuk mendapatkan informasi itu semua diperlukanlah Geographical Information System
(SIG) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi
Geografis (SIG).
1.2 Permasalah Jaringan listrik adalah salah satu jaringan utama yang harus dimanfaatkan kegunaanya, salah satu cara adalah dengan memonitoring jaringan tersebut. Karena begitu besarnya jaringan listrik haruslah dibuat suatu sistem yang dapat memonitoring apa yang sedang terjadi pada jaringan listrik tersebut.
1.3 Tujuan dan Sasaran yang Ingin di Capai Tujuan dari penelitian makalah ini adalah membuat suatu rancangan sistem infromasi geografis jaringan listrik Kota Mesan (Studi KasusJl. SM Raja). Rancangan ini mengacu pada sasaran berikut : 1. Membuat maping berbasis Google Maps tentang entitas-entitas yang berhubungan dengan sistem jaringan listrik beserta fasilitas jaringan. 2. Membuat tampilan antarmuka web sebagai sistem informasi distribusi jaringan listrik sehingga dapat diakses melalui media internet. 3. Pembuatan sistem ini kiranya dapat memperlancar informasi dalam memonitoring jaringan listrik khususnya sepanjang Jl. Sm Raja.
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian SIG Sistem infromasi geografis atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwaperistiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Purwadhi (1994) menyatakan SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh yang berkaitan dengan aspek keruangan. Komponen SIG adalah sistem komputer, data geospatial dan pengguna, seperti diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Geografis 2.2 Data Spasial Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan
representasi dari obyek di muka bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya. 2.3 Data Vektor Model data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kirva dan polygon beserta atributatributnya (Prahasta, 2001). Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x, y). Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva (busur atau arcs) merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan (Prahasta, 2001). Poligon akan terbentuk penuh jika titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama dengan titik awal. Sedangkan bentuk poligon disimpan sebagai suatu kumpulan list yang saling terkait secara dinamis dengan menggunakan pointer/titik. 2.4 Data Raster Obyek di permukaan bumi disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen. Model data Raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan dataspasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2001). Tingkat ketelitian model data raster sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya terhadap obyek di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas di relasikan dengan unsur – unsur petanya (Prahasta, 2001). Satuan elemen data raster biasa disebut dengan pixel, elemen tersebut merupakan ekstrasi dari suatu citra yang disimpan sebagai digital number. Meninjau struktur model data raster identik dengan bentuk matriks. Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan barisnya (y) (Prahasta, 2001).
2.5 Pemrosesan Spasial Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge; yang mana dapat dipilih ataupun dikombinasikan. Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang disebut dengan geoprocessing (ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain: 1. Overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasiall, 2. Clip adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi, 3. Intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan karakteristik dan criteria. 4. Buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu, 5. Query adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu, 6. Union adalah penggabungan / kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang berbeda menjadi satu, 7. Merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial, 8. Dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut tertentu.Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, dan merge. Data non Spasial adalah data penunjang atau atribut-atribut tambahan dalam perencanaan kebutuhan data dalam SIG (Prahasta, 2005). Dalam hal ini data yang dimaksud adalah tabel yang saling berinteraksi seperti data jalan, stasiun, tempat-tempat umum dan profil dari angkutan umum tersebut 2.6 Subsistem SIG Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut: 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. 2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di update, dan di edit. 4. Data Manipulations And Analisys Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.7 Sistem Jaringan Distribusi Sistem jaringan distribusi merupakan salah satu bagian sistem dari sistem penyaluran tenaga listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat-pusat listrik ( power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTG kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegannya oleh transformator penaik tegangan yang berada dipusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi kebanyakan mempunyai tegangan 30 kV, 66 kV, 150 kV dan 500 kV. Khusus untuk tegangan 500 kV dalam prakteknya sering disebut tegangan ekstra tinggi. Setelah melalui saluran transmisi maka tenaga listrik sampai ke gardu induk (sub station) untuk diturunkan menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yang bertegangan 6 kV, 12 kV atau 20 kV. Yang terakhir di sebutkan adalah yang cenderung di gunakan di indonesia. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa di sebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk biasa disebut jaringan transmisi, baik saluran transmisi atau pun saluran distribusi ada yang berupa saluran udara dan ada yang berupa kabel tanah. Setelah melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu – gardu distribusi menjadi tegangan rendah atau jaringan distribusi sekuder dengan tegangan 380 V atau 220 V. Melalui jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah – rumah pelanggan (konsumen) melalui sambungan rumah hingga ke alat pengukur dan pembatas di rumah – rumah pelanggan atau biasa di sebut kWh Meter. 2.8 Gardu Induk Gardu Induk (sub station) Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi), Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk
merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan. 2.9 Trafo Distribusi Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.
METODEKOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan di daerah Medan Kota dan sebagai pusat titik jalur listrik adalah Gardu Induk Glugur 150/20 KV dan di transmisikan melalui Trafo Distribusi. Dari trafo distribusi ini penulis mengambil sampel sapanjang jalan putri hijau-gaharusisingamagaraja. Dari sepanjang jalan inilah sistem akan memonitoring apa yang terjadi pada jaringan tersebut serta informasi dari jalur tersebut. Tahap analisa tujuan dan kegunaan dan arsitektur informasi yang digunakan untuk menentukan bagaimana informasi ditampilkan di halaman Web. Tujuan dari sistem ini adalah untuk memonitoring distribusi listrik. Sedangkan kegunaannya adalah untuk mengetahui aset jaringan listrik PLN. Pembangunann sistem ini memerlukan perancangan model basis data spasial jaringan listrik berdasarkan distribusi kabel listrik dan informasi lainnya yang dibutuhkan. Dalam hal ini divisualisasikan dari google maps yang menggambarkan lokasi arsitektur rankaian jaringan listrik (Pembangkit, Gardu Induk, Trafo). Perancangan penelitian sistem ini terdiri dari : 1. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Pengamatan, Wawancara Langsung, Studi Pustaka, Internet, Laporan Ilmiah dan lain sebagainya. 2. Data spasial yang digunakan adalah peta kota Medan dan layer-layer pendukung lainnya. 3. Perancangan model basis data, query dan visualisasi menggunakan perangkat lunak Mysql. 4. Desain dan pembuatan antarmuka menggunakan media internet dengan perangkat lunak OpenSource AppServ. Dalam perancangan sistem ini nantinya dapat dijalankan dan diaplikasikan pada sebuah website. Analisa perancangan sistem ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Menu
Pilih Daerah
Informasi Peta
Infromasi Distribusi Jalur Listrik
Pilih Trafo
Informasi Alat
Gambar 2. Arsitektur SIG Distribusi Listrik
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tahap analisa adalah menganalisa tujuan dan kegunaan sistem yang di rancang. Arsitektur informasi yang digunakan untuk menentukan bagaimana informasi ditampilkan di halaman Web. Dari penelitian yang dilakukan dengan adanya sistem ini nantinya dapat meningkatkan kinerja dan optimalitas dalam pendistribusian dan perawatan jaringan listrik. Masyarakat dapat melihat secara langsung jalur listrik, informasi pemadaman serta aset-aset jaringan listrik dengan langsung mengakses situs tersebut, dan Sistem ini dapat di akses dimana saja asal terhubung ke dalam jaringan internet. juga menampilkan informasi dari angkutan yang dipilih. Adapun rancangan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Peta
Layer Kota Medan
Layer Jalan
Tampilan Utama
Layer Jalur Listrik
Layer tempat-tempat Umum
Titik-titik Gardu & Trafo
Informasi Aset Jaringan Listrik
Gambar 3. Rancangan Proses SIG Distribusi Listrik Dari gambar diatas menerangkan bahwa : 1. Tampilan Utama, adalah halaman homepage ketika mengakses situs. Di dalam tampilan utama ini terdapat beberapa menu yang nantinya dapat disesuaikan kedalam aplikasi.
2. Peta, pada proses ini memberikan informasi peta kota medan yang sesuai dengan pilihan dari daerah yang akan di pilih. 3. Informasi Aset Jaringan Listrik, dalam proses ini akan menampilkan keterangan informasi dari aset listrik seperti gardu, trafo dan spesifikasi dari alat tersebut. 4. Layer, adalah lapisan-lapisan spasial seperti kota medan, jalan, jalur listrik, tempattempat umum dan titik-titik gardu.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di tarik beberapa kesimpulan yang dapat merefrensikan rancangan sistem informasi geografis distribusi listrik kedalam dunia usaha. Yaitu : 1. Sistem yang dirancang berbasis web yang dapat di akses dan di kendalikan dari mana saja, serta dapat memberikan informasi yang cepat. 2. Sistem yang dirancang menampilkan data spasial dari goolge maps yang cukup dinamis sekaligus menyertakan simbol dan jalur jaringan listrik,
PENUTUP Melihat kebutuhan akan sistem yang semangkin berkembang kirannya sistem ini dapat mewakili dalam implementasi di lapangan sebagai indikator perkembangan sistem kelistrikan khususnya kota Medan. Saya ucapakan terima kasih kepada seluruh peneliti di indonesia, Dosen maupun praktisi dan Pemerintah yang senantiasa mengadakan diskusi dan berbagi pengetahuan kepada saya sebagai peneliti pemula. Tidak lupa penghormatan yang tinggi kepada PT. Indonesi Asahan Aluminium (Persero) atas terselenggaranya acara ini. Demikilah kiranya penelitian ini dapat di implemtasikan dan saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA Aziz, Muhammad, dan Pujiono. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Yogyakarta : Gava Media Budiyanto, E., 2002, Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARCVIEW GIS, Penerbit Andi, yogyakarta. ESRI, 1990, ArcView and Transportation Application, Environmental System Research Institute, Inc ESRI, 1998, ArcView Network Analyst, Environmental System Research Institute, Inc ESRI, 2002, Geoprosesing Spasial, Environmental System Research Institute, Inc Kadir , Abdul, Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia. 2000 Prahasta, E., 2005, Konsep – konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung. Prahasta, E., 2004, Sistem Informasi Geografis: ArcView Lanjut Pemrograman Bahasa Script Avenue, Informatika, Bandung. Prahasta, E., 2005, Konsep – konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung.