BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengeboran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting baik dalam
dunia pertambangan maupun perminyakan. Dalam dunia pertambangan, pengeboran
dilakukan untuk mengetahui lapisan batuan yang ada di dalam permukaan
tanah, artinya materialnya sendiri diperlukan untuk analisis lapisan
batuan.
Batubara merupakan salah satu bahan galian energi yang memegang peranan
penting dalam perekonomian Indonesia. Hal itu dikarenakan tren saat ini
dimana peralihan penggunaan energi dari minyak bumi ke batubara sedang
gencar – gencarnya dilakukan oleh industri – industri domestik maupun dalam
negeri. Oleh karena itu, kebutuhan akan batubara dewasa ini meningkat
pesat, sehingga kegiatan eksplorasi batubara pun ikut mengalami peningkatan
yang signifikan.
Dalam eksplorasi batubara, pengeboran dilakukan untuk mengetahui
kedalaman dan ketebalan batubara yang ada di dalam permukaan bumi. Setelah
mengetahui ketebalan dan kedalaman batubara, barulah dapat dihitung
estimasi sumberdaya dan cadangannya.
Standar klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara di Indonesia
mengacu pada SNI No : 13-6011-1999. Standar ini dibuat sebagai pedoman
resmi klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara yang berfungsi untuk
menghindari kerancuan dalam penafsiran beberapa istilah yang berhubungan
dengan penentuan sumberdaya cadangan dan batubara di Indonesia.
2. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat lebih memahami
tentang teknik perhitungan batubara dengan metode SNI dan JORC dan sehingga
kelak dapat mengelompokkan besaran sumberdaya dan cadangan batubara
berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
1.
1.
2.
1.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain mahasiswa dapat :
Mengetahui dan memahami isi dari SNI dan JORC mengenai klasifikasi
sumberdaya dan cadangan batubara.
Mengetahui dan memahami isi dari SNI dan JORC mengenai perhitungan
sumberdaya batubara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi Sumberdaya Batubara menurut SNI
2.
SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk klasifikasi sumber daya dan
cadangan batu bara memiliki kode yaitu SNI 13-6011-1999 yang dikeluarkan
Badan Standarisasi Nasional pada tahun 1999. Memiliki sebelas bagian yaitu
:
1. Ruang Lingkup
2. Acuan
3. Definisi
4. Istilah dan pengertian
5. Tahap Eksplorasi
6. Tipe endapan batu bara dan kondisi geologi
7. Kelas sumber daya dan cadangan
8. Dasar Klasifikasi
9. Persyaratan
10. Pelaporan
11. Pengujian
Klasifikasi berdasarkan SNI adalah upaya pengelompokan sumberdaya dan
cadangan batu bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Di
dalam SNI, terdapat acuan dalam tahap-tahap eksplorasi sumberdaya batubara.
Tahapannya meliputi empat tahap eksplorasi yaitu survei tinjau
(Reconnaissance), prospeksi (Prospecting), eksplorasi pendahuluan
(Preliminary exploration) dan eksplorasi rinci (Detailed exploration).
a. Survei tinjau
Mengidentifikasi daerah yang secara geologis mengandung endapan
batubara.
Kegiatannya : studi geologi regional, penafsiran inderaja, inspeksi
lapangan dengan skala 1:100.000
b. Prospeksi
Membatasi daerah sebaran endapan batubara
Kegiatannya : pemetaan geologi dengan skkala 1 : 50.000, pengukuran
stratigrafi, pembuatan paritan dan sumuran, pemboran uji, percontohan,
dan analisis
c. Eksplorasi pendahuluan
Mengetahui gambaran awal 3D endapan batu bara, mencakup tebal,
geometri, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas
Kegiatan : Pemetaan skala 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran,
logging geofisika, pencontohan yang lebih lanjut
d. Eksplorasi rinci
Mengetahui kuantitas dan kualitas dan model 3D secara rinci
Kegiatan : pemetaan geologi dan topografi skala 1:2000, pemboran dan
pencontohan, logging geofisika, pengkajian geohidrologi dan geoteknik
Di dalam SNI, diberikan tipe endapan batu bara dan kondisi geologi. SNI
membagi tipe endapan batu bara Indonesia dalam tipe Ombilin, Sumsel, Kaltim
dan Bengkulu yang memiliki karakteristik yang khas di masing-masing tipe.
Karakteristik yang ditampilkan adalah cerminan dari sejaran sedimentasinya
dan proses-proses geologis lainnya. Dalam kondisi geologinya, karakteristik
geologi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sederhana, moderat dan
kompleks.
Tabel 2.1
Parameter aspek vs. kondisi geologi
"Parameter "Kondisi Geologi "
" "Sederhana "Moderat "Kompleks "
"Aspek Sedimentasi "
"Variasi "Sedikit "Bervariasi "Sangat bervariasi"
"ketebalan "bervariasi " " "
"Kesinambungan "Ribuan meter "Ratusan meter "Puluhan meter "
"Percabangan "Hampir tidak ada"Beberapa "Banyak "
"Aspek Tektonik "
"Sesar "Hampir tidak ada"Jarang "Rapat "
"Lipatan "Hampir tidak "Terlipat sedang "Terlipat kuat "
" "terlipat " " "
"Intrusi "Tidak "Berpengaruh "Sangat "
" "berpengaruh " "berpengaruh "
"Kemiringan "Landai "Sedang "Curam "
"Aspek Kualitas "
"Variasi kualitas"Sedikit "Bervariasi "Sangat "
" "bervariasi " "bervariasi "
Dasar Klasifikasi sumber daya dan cadangan dalam SNI berdasarkan pada
tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokannya mengandung
dua aspek yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.
1. Aspek Geologi
Sumberdaya terukur harus memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi
daripada sumberdaya tertunjuk dan begitu selanjutnya seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2. Tingkat keyakinan geologi secara kuantitatif
dicerminkan oleh jarak informasi yang didapat dari singkapan dan lubang bor
2. Aspek Ekonomi
Ketebalan mineral lapisan batubara dapat ditambang dan ketebalan
maksimal lapisan pengotor dapat menyebabkan kualitas batubaranya menurun
karena kandungan abunya yang meningkat. Itu adalah salah satu unsur yang
terkait dalam aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam penggolongan
sumber daya batubara
1. Sumber Daya Hipotektik (Hypothectical Resources)
Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung dari data yang memenuhi tahap penyelidikan
survei tinjau
2. Sumber Daya Tereka (Inferred Resources)
Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi
3. Sumber Daya Tertunjuk (Indicated Resources)
Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
eksplorasipendahuluan
4. Sumber Daya Terukur (Measured Resources)
Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
eksplorasi rinci
5. Cadangan Terkira (Probable Reserves)
Sumber daya batubara tertunjuk dan sebagian sumberdaya terukur, tetapi
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi
sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak
6. Cadangan Terbukti (Proved Reserves)
Sumberdaya batubara yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor
terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak
Tabel 2.2
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Status
"Hasil "Tahap Eksplorasi "
"Kajian " "
" "Survei tinjau"Prospeksi "Eksplorasi "Eksplorasi "
" " " "pendahuluan "rinci "
"Belum Layak"Sumber Daya "Sumber Daya "Sumber Daya "Sumber Daya "
" "Hipotektik "Tereka "Tertunjuk "Terukur "
" "(Hypothectica"(Inferred "(Indicated "(Measured "
" "l Resources) "Resources) "Resources) "Resources) "
"Layak " "Cadangan Terkira (Probable "
" " "Reserves) "
" " "Cadangan Terbukti (Proved "
" " "Reserves) "
" " " "
Kajian kelayakan didasarkan dalam faktor faktor sebagai berikut:
Ekonomi
Penambangan
Pengolahan
Pemasaran
Kebijakan pemerintah
Peraturan/ perundang-undangan
Lingkungan
Sosial
Persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi adalah jarak titik
informasi untuk setiap kondisi geologi dan kelas sumberdayanya. Sedangkan
untuk persyaratan yang berhubungan dengan aspek ekonomi adalah persyaratan
batas minimal ketebalan batubara yang dapat ditambang untuk batu bara jenis
batu bara berenergi rendah (Brown coal) dan batu bara jenis batubara
berenergi tinggi (hard coal) akan menunjukkan angka yang berbeda karena
kandungan panasnya berbeda (panas merupakan parameter utama kualitas batu-
bara). Untuk brown coal, lapisan batu bara minimal 1 meter dan lapisan
pengotornya 0,3 meter. Sedangkan untuk hard coal, lapisan batu bara
minimal 0,4 meter dan lapisan pengotornya 0,3 meter
Tabel 2.3
Jarak titik informasi menurut kondisi geologi
"Kondisi "Sumberdaya "Sumberdaya "Sumberdaya "Sumberdaya "
"Geologi "Hipotektik "Tereka "Tertunjuk "Terukur "
"Sederhana "Tidak "1000 < X "500 < X "X 500 "
" "Terbatas "1500 "1000 " "
"Moderat "Tidak "500 < X "250 < X 500"X 250 "
" "Terbatas "1000 " " "
"Kompleks "Tidak "200 < X 400"100 < X 200"X 100 "
" "Terbatas " " " "
2.2 Klasifikasi Sumberdaya menurut standar Australia ( JORC )
1. Kategori Cadangan
a. Kategori Cadangan berdasarkan Geologi
Diidentifikasi (Mineral) Sumber: badan khusus mineral-bantalan bahan
yang lokasi, kuantitas, dan kualitas diketahui dari pengukuran tertentu
atau perkiraan dari bukti geologis. Sumber daya diidentifikasi meliputi
komponen ekonomi dan subeconomic.: Untuk mencerminkan derajat jaminan
geologi, sumber daya diidentifikasi dapat dibagi menjadi kategori berikut:
Terukur
Sumber Daya yang tonase dihitung dari dimensi terungkap dalam
singkapan, parit, kerja, dan lubang bor, dan untuk yang kelas dihitung dari
hasil sampling rinci. Situs untuk inspeksi, pengambilan sampel, dan
pengukuran jarak begitu dekat, dan karakter geologi sangat didefinisikan
dengan baik, bahwa ukuran, bentuk, dan kandungan mineral yang mapan.
Diindikasikan
Sumber Daya yang tonase dan kelas dihitung dari informasi yang serupa
dengan yang digunakan untuk sumber daya diukur, tetapi situs untuk
inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran jauh terpisah atau sebaliknya
kurang memadai spasi. Tingkat jaminan, meskipun lebih rendah dari sumber
daya dalam kategori diukur, cukup tinggi untuk mengasumsikan kontinuitas
antara titik pengamatan. Menunjukkan: Sebuah istilah kolektif untuk jumlah
sumber daya terukur dan terindikasi.
Tersirat
Sumber Daya yang perkiraan kuantitatif sebagian besar didasarkan pada
pengetahuan yang luas dari karakter geologi deposit dan yang ada sedikit,
jika ada, contoh atau pengukuran.. Perkiraan didasarkan pada kontinuitas
diasumsikan atau pengulangan yang ada bukti geologi. Bukti ini mungkin
termasuk perbandingan dengan deposito sejenis.. Tubuh yang benar-benar
tersembunyi dapat dimasukkan jika ada bukti geologi tertentu kehadiran
mereka. Perkiraan sumber daya tereka harus dinyatakan secara terpisah dan
tidak digabungkan dalam total tunggal dengan sumber daya diukur atau
ditandai.
b. Kategori sumber daya berdasarkan pertimbangan ekonomi.
Ekonomi
Istilah ini menyiratkan bahwa, pada saat penentuan, ekstraksi
menguntungkan atau produksi di bawah asumsi investasi didefinisikan telah
ditetapkan, analitis menunjukkan, atau diasumsikan dengan kepastian yang
memadai.
Subeconomic
Istilah ini mengacu ke sumber-sumber yang tidak memenuhi kriteria
ekonomi, sumber daya subeconomic termasuk kategori paramarginal dan
submarginal.
Paramarginal
Itu bagian dari sumber daya subeconomic yang, pada waktu penentuan,
hampir memenuhi kriteria untuk ekonomi. Karakteristik utama dari kategori
ini adalah ketidakpastian ekonomi dan / atau kegagalan (meskipun hanya)
untuk memenuhi kriteria yang menentukan ekonomiTermasuk sumber daya yang
dapat menghasilkan perubahan didalilkan diberikan dalam faktor ekonomi atau
Teknologi.
2. Cakupan Kode JORC
Dasar-dasar pengaturan laporan JORC
a. Transparansi
Laporan harus disediakan dengan informasi yang cukup, disajikan secara
jelas, terang terangan dan tidak menyesatkan agar pembacanya dapat
mengerti.
b. Materialitas
Laporan mengandung semua informasi yang relevan yang dapat membuat
investor dan penasehat professionalnya percaya bahwa tambang tersebut
layak untuk ditambang.
c. Kompetensi
Laporan didasarkan pada pekerjaan yang sesuai dan memenuhi syarat dan
didukung oleh orang-orang professional (Competent person) yang telah
berpengalaman di bidangnya (dapat melaksanakan tugas sesuai kode etik).
3. Pelaporan Umum
a. Laporan publik tentang hasil eksplorasi perusahaan, sumber daya mineral
atau cadangan bijih harus mencakup deskripsi dari gaya dan sifat
mineralisasi.
b. Perusahaan harus mengungkapkan informasi apapun yang relevan tentang
endapan mineral yang secara material dapat mempengaruhi nilai ekonomi
kepada perusahaan. Perusahaan juga harus segera melaporkan perubahan
materi apapun dalam pengklasifikasian sumberdaya mineral dan cadangan
bijih.
a. Perusahaan harus meninjau dan laporan tentang sumberdaya mineral dan
cadangan bijih setidaknya setiap tahun.
b. Pada kode, jika sesuai, kualitas bisa disetarakan atau digantikan kadar
dan volume bisa digantikan tonase.
4. Pelaporan Mengenai Hasil Eksplorasi
a. Hasil Eksplorasi meliputi data dan informasi yang merupakan hasil dari
tahapan-tahapan eksplorasi. Hasil Eksplorasi memiliki kemungkinan
sebagai deklarasi formal awal tentang sumberdaya mineral atau cadangan
bijih.
b. Laporan umum hasil eksplorasi harus mencakup informasi yang relevan
seperti eksplorasi, jenis konteks, dan metode sampling, interval
sampling dan metode, lokasi sampel yang relevan, distribusi, dimensi,
dan lokasi relatif dari semua tes yang relevan dengan data, metode
agregasi data, serta status kepemilikan tanah.
c. Contoh hasil eksplorasi adalah hasil sampling singkapan atau outcrop,
hasil survey geokimia dan geofisika, dan hasil dari penyadapan assay
pada lubang bor.
5. Pelaporan Mengenai Sumberdaya Mineral
Sumberdaya Mineral adalah keterdapatannya konsentrasi atau material
ekonomis intrinsik di dalam atau pada kerak bumi dalam berbagai
bentuk,kualitas, dan kuantitas yang memiliki prospek baik untuk ekstraksi
ekonomi yang berkesinambungan. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik
geologi, dan kesinambungan dari suatu sumberdaya mineral dapat diketahui,
diperkirakan atau ditafsirkan dari berbagai pengetahuan serta bukti geologi
yang spesifik. Sumberdaya mineral diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
keyakinan geologi ke dalam Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral
Resources), Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources),
dan Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources).
a. Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan
mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Hal
ini disimpulkan dan diasumsikan dari bukti-bukti geologi tetapi kontinuitas
geologi dan atau kadar tidak terverifikasi. Hal ini didasarkan pada
informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti
singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor yang mungkin terbatas atau
ketidakpastian kualitas.
a. Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,
karakteristik, kadar, dan kandungan mineral dapat diperkirakan dengan
tingkat kepercayaan yang wajar atau sedang. Hal ini didasarkan atas
informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian melalui teknik yang tepat
dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor. Lokasi berjarak
terlalu luas untuk mengetahui kondisi geologi atau kontinuitas kadar, tapi
memiliki jarak yang cukup untuk bisa mengasumsikan kekontinuitasan.
b. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk
fisik, karakteristik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada eksplorasi
rinci dan dapat diandalkan, sampling dan pengujian informasi yang
dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan,
parit, lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi berjarak cukup dekat untuk
mengkonfirmasi kontinuitas geologi dan kadar.
6. Pelaporan Mengenai Cadangan Bijih
Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan
Terindikasi yang dapat ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi
diluting material dan kerugian yang mungkin terjadi ketika material
tersebut yang ditambang. Cadangan bijih diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kepercayaan menjadi Cadangan Bijih "mungkin" (Probable Ore
Reserves) dan Cadangan Bijih "terbukti" (Proved Ore Reserves).
a. Cadangan Bijih "mungkin" (Probable Ore Reserves)
Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral
Terindikasi (Indicated Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah
dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi (modifying factors)
yaitu penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan,
sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih "mungkin" (Probable Ore
reserves) ini memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari Cadangan
Bijih "terbukti" (Proved Ore Reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup
cukup untuk berfungsi sebagai dasar pemgambilan keputusan dalam
pengembangan suatu endapan.
a. Cadangan Bijih "terbukti" (Proved Ore Reserves)
Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral
Terukur (Measured Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah
dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi yaitu pertambangan,
metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan
pemerintahan. Cadangan Bijih "terbukti" (Proved Ore Reserves) memiliki
tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya
mineralisasi atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak
ditemukan dalam beberapa endapan.
7. Pelaporan Mineralised Fill, Sisa-sisa, Pilar, Mineralisasi Derajat
Rendah, Stok, Dumps, dan Tailing
Kode ini berlaku untuk pelaporan semua bahan mineral berpotensi
ekonomi. Hal ini dapat mencakup mineralised fill, sisa-sisa, pilar,
mineralisasi derajat rendah, stok, dumps dan tailing (sisa-sisa bahan) di
mana ada prospek untuk ekstraksi ekonomi dalam kasus sumberdaya mineral,
dan di mana ekstraksi cukup dibenarkan dalam kasus cadangan bijih.
BAB III
PEMBAHASAN
JORC dan SNI adalah sama-sama merupakan suatu klasifikasi dari
sumberdaya dan cadangan yang digunakan dalam industri pertambangan. Namun
JORC dan SNI memiliki beberapa perbedaan.
3.1 Perbedaan SNI dan JORC dari Pengertiannya.
JORC (The Joint Ore Reserves Committee) dalam pengertiannya merupakan
ketetapan standar-standar minimum, rekomendasi dan petunjuk dalam pelaporan
publik di area Australasia yang menyangkut hasil eksplorasi, sumber daya
mineral dan cadangan bijih. Sedangkan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang
dalam hal ini mengenai 'Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara'
adalah suatu standar yang meliputi acuan, definisi, istilah, dasar dan
kriteria klasifikasi, persyaratan, pelaporan, dan pengujian sumber daya dan
cadangan batubara. Dengan membandingkan dua definisi di atas, dapat dengan
jelas ditemukan perbedaan yang paling mendasar, yakni cakupan maupun objek
yang dibahas dimana dalam JORC, mineral dan bijih merupakan topik bahasan
utama, sedangkan SNI hanya membahas mengenai batubara saja.
3.2 Perbedaan SNI dan JORC mengenai Prinsip Dasar Pengoperasian.
Pada JORC, kita dapat menemukan mengenai prinsip-prinsip dasar dalam
pengoperasian dan pengaplikasian JORC yaitu transparansi, materialitas, dan
kompetensi. Kemudian, kita dapat menemukan bahwa JORC menitikberatkan yang
dapat melakukan klasifikasi dan yang diakui adalah yang dilakukan oleh
Competent Person, yakni seseorang yang merupakan anggota dari Fellow of The
Australasian Institute of Mining and Metallurgy, atau dari Australian
Institute of Geoscientists, atau dari 'Recognised Overseas Professional
Organisation' ('ROPO') yang terdaftar secara publik dari waktu ke waktu.
Competent Person harus memiliki, minimum lima tahun, pengalaman yang
relevan dari suatu jenis mineralisasi dan tipe endapan dan pada aktivitas
yang sedang dilakukannya. Mengenai hal ini, kita tidak menemukannya dalam
SNI yang hanya menuliskan dilakukan oleh panitia/lembaga penguji yang
dibentuk instansi yang berwenang, yang anggotanya adalah para ahli yang
berkompeten dan berpengalaman di bidangnya tanpa ada batasan tahun
pengalaman seseorang.
3.3 Perbedaan SNI dan JORC dari Klasifikasi Batubara.
Dalam pengertian mengenai sumber daya dan cadangan antara JORC dan SNI
dapat dikatakan sama, begitu pula dalam pengertian mengenai inferred
(tereka) indicated (tertunjuk), dan measured (terhitung), serta probable
(terkira) dan proven (terbukti). Namun dalam SNI, kita dapat menemukan
istilah hypothetical coal resources yang artinya jumlah batubara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
survei tinjau.
Perbedaan lain yang dapat kita temukan adalah dalam SNI dapat ditemukan
klasifikasi batubara berdasarkan nilai energi atau kalor, klasifikasi
batubara berdasarkan kompleksitas kondisi geologi, persyaratan jarak antar
lubang bor berdasarkan kondisi geologi, serta persyaratan kuantitatif
ketebalan lapisan batubara dan pengotor yang akan ditambang. Detail-detail
ini tidak kita temukan dalam JORC.
3.4 Perbedaan SNI dan JORC mengenai Pelaporan.
Mengenai pelaporan, SNI melampirkan suatu tabel baku yang menggambarkan
status terakhir mengenai sumber daya dan cadangan batubara secara rinci
yang meliputi lokasi, jenis batubara, total sumber daya dan cadangan serta
kedalaman. JORC melampirkan suatu tabel check list of assesment and
reporting criteria, yang meliputi teknik dan data sampling, hasil
eksplorasi, estimasi cadangan, hingga studi pasar, sehingga dapat dikatakan
bentuk pelaporan JORC lebih spesifik dan mendetail namun tidak terdapat
bentuk baku laporannya. Dan di JORC mengatur bahwa perusahaan harus
melakukan pelaporan tentang informasi yang relevan dengan endapan yang
dapat mempengaruhi nilai ekonomi perusah aan dan mengatur pelaporan
dilakukan setidaknya setahun sekali yang tidak diatur dalam SNI
Di dalam SNI, terdapat tahapan-tahapan eksplorasi yang baku untuk
melakukan eksplorasi bahan galian, namun di JORC kita tidak menemukannya.
Dan di SNI ada klasifikasi yang berasal dari tiap tahapan eksplorasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Salah satu tahap akhir kegiatan pertambangan adalah pelaporan hasil
eksplorasi. Penulisan hasil eksplorasi yang baik harus berpedoman pada
standar yang sudah ditentukan.
Dalam mengelompokkan suatu sumberdaya mineral dan batubara, memang
sudah sepatutnya ada suatu dasar dalam mengklasifikasi sumberdaya tersebut.
Beberapa yang dikenal dan digunakan di Indonesia khususnya adalah SNI dan
JORC. SNI adalah pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara yang
dibuat oleh Indonesia yang mana membuat klasifikasi berdasarkan Tahapan
eksplorasi, Aspek geologis dan ekonomis.
SNI membagi klasifikasi sumberdaya hypotectic (Hipotektik), inferred
(tereka) indicated (tertunjuk), dan measured (terhitung), serta Cadangan
probable (terkira) dan proven (terbukti). Sedangkan JORC adalah
pengklasifikasian yang dibuat oleh Asosiasi di Australia yang
mengklasifikasikan tidak hanya batubara seperti halnya SNI, namun juga
mineral-mineral lainnya. Jika dibandingkan dengan klasifikasi SNI, di JORC
tidak mencantumkan sumberdaya hipotektik. Keduanya memiliki persamaan dan
perbedaan namun keduanya saling melengkapi dalam kegiatan eksplorasi dan
pengklasifikasian mineral dan batubara. Jadi kita tidak hanya dapat
menggunakan salah satu, namun dapat menggunakan keduanya.
SNI dan JORC merupakan metoda yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menjaga kualitas dalam kegiatan teknis pengambilan data dan juga pengolahan
data yang dalam hal ini berguna untuk menunjang kegiatan penghitungan
sumberdaya dan cadangan; yang mana lebih penting daripada hal ini adalah
mengenai pelaku atau pelaksana yang melaksanakan kegiatan penghitungan
sumberdaya dan cadangan, harus diperhatikan mengenai kapabilitas dan
tingkat tanggungjawabnya terhadap hasil daripada penghitungan yang telah
dilaksanakannya
DAFTAR PUSTAKA
Miftahul, Ivan. 2013. "Klasifikasi Cadangan Batubara". Blogspot. Diakses
pada tanggal 05 November 2013.
http://ivanmiftahulfikri92.blogspot.com/2013/ 10/klasifikasi-
cadangan-batubara-menurut.html
Anonim. 2009. "Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara". Docstoc.
Diakses pada tanggal 05 November 2013.
http://www.docstoc.com/docs/12908357/ Klasifikasi-Sumberdaya-dan-
Cadangan-Batubara
Setyo Oetomo, Dedy. 2013. "SNI vs JORC pada Perhitungan Sumberdaya
Batubara". Wordpress. Diakses pada tanggal 05 November 2013. http://
dedysetyopermata.wordpress.com/2013/01/29/sni-vs-jorc-pada-
perhitunng an-sumberdaya-batubara/