YANI FAJAR WIRAWAN NIM ; 10.03.2.149.0210
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MENINGITIS
Struktur dan FungsiSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Sel Saraf (Neuron) :Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan menghantarkan impuls listrik. Neuron merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon saat terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Jaringan Penunjang: jaringan penunjang pen unjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuronneuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu: mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia Sistem Saraf Pusat : Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan
1. Dura meter : membran putih tebal dan kasar yang menutupi seluruh otak dan medula spinalis. Dura meter terdiri dari 2 lapisan yang berfusi menjadi satu kecuali di dalam tengkorak tempat lapisan luar melekat pada tulang dan tempat terdapat sinus venosus. Falx cerebri adalah lipatan vertikal dura meter yang memisahkan kedua hemisfer serebri di garis tengah. tentoriu,m adalah bagian horisontal dura meter yang memisahkan lobus oksipital dengan cerebellum.
2. Membran araknoidea : membran halus yang pada tempat tertentu berfusi dengan pia meter, dan pada tempat lain terpisah dari pia meter oleh ruang sub araknoid, yang berisi CSS. Cisterna magna adalah bagian ruang sub araknoid yang besar pada bagian belakang tak bawah, menempati celah antara serebelum dan medulla oblongata. 3. Pia meter : membran halus yang melekat pada seluruh permukaan otak dan medulla spinalis. Leptomeningen adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pia dan araknoid sebagai suatu kesatuan.
1.
2.
3.
4.
Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu : a) Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia. b) Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria.
Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian
Meningitis Tuberkulosis Generalisata Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntahmuntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis. Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin
Meningitis Purulenta
Gejala : demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus-menerus, kaku kuduk,kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum, rasa nyeri pada punggung serta sendi. Penyebab : Diplococcus pneumoniae(pneumokok), Neisseria meningitidis(meningokok),Stretococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa. Diagnosis : dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen bakteri pada cairan otak, darah tepi,elektrolit darah, biakan dan test kepekaan sumber infeksi, radiologik, pemeriksaan EEG.
Viral meningitis termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virusyang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu.
Meningitis Kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang dengan CD4 di bawah 100. Diagnosis Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites untuk kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’ mencari antigen (sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus. Tes ‘biakan’ mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasi pada hari yang 1. sama. Tes biakan membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan 2. hasil positif. Cairan sumsum tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai 3. dengan tinta India.
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa 2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia 3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita 4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan 5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. 6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan
Komplikasi yang bisa terjadi adalah : Gangguan pembekuan darah Syok septic Demam yang memanjang Kejang Gangguan mental Gangguan belajar
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK : 1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering) 2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma. 3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb: a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan. 4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. 5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. 6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
Otak dan medula spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian paling luar adalah durameter, bagian tengah araknoid, dan bagian dalam piameter. Cairan otak dihasilkan didalam pleksus choroid ventrikel bergerak/mengalir melalui sub arachnoid dalam system ventrikuler seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari jari didalam lapisan subarchnoid. Organisme (virus/bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melalui aliran darah didalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (secret hidung) atau secret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan kecairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik kecranial maupun kesaraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus
I.
Identitas Nama Jenis kelamin Umur Status perkawinan Pendidikan Suku/Bangsa Alamat Pekerjaan Tanggal MRS Sumber informasi Keluhan utama
:Tn.K : Laki-laki : 35 th : Menikah : SMA : INDONESIA : Jl. Pemuda no. 201 : Jukir : 5 april 2012 : klien : demam mengigil
Riwayat keperawatan : RPS : P: Px mengeluh demam menggigil yang sudah dirasakan seminggu yang lalu sehingga pada tanggal 5 april 2012 di bawa ke Rs Q : Suhu Px mencapai 38,5 0C R : Rasa sakit di rasakan pada seluruh tubuh S : Px terlihat malaise dan mengalami kejang sehingga aktivitasnya terganggu T : demam meningkat saat malam hari RPD : Pasien pernah mengalami penyakit ISPA RPK : Ibu pasien pernah mengalami penyakit TB
Observasi dan Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Malaise,Kesadaran menurun,Tampak lemah Gelisah,kejang
TTV : TD : 140/100 mmHg N : 65 x/mnt S : 38,5°C RR : 22x/mnt Foto fobia Ketulian Delirium Pupil anisokor Afasia
Hiper algesia
B1 (Breathing) peningkatan kerja pernafasan adanya PCH suara nafas ronkhi RR : 22x/ mnt B2 (Blood) TD : 140/100 mmHg N : 65 x/mnt sianosis B3 (Brain) Sakit kepala Delirium Gg penglihatan Fotofobia Ketulian Afasia Pupil anisokor -
B4 (bladder) Inkontinensi atau retensi urin - BAK mengalami penurunan input : 1500cc output : 1000cc Warna urin kuning B5 (bowel) Anoreksia sulit menelan Muntah turgor kulit jelek membran mukosa kering. B6 (Bone)
Pergerakan sendi terbatas Kekuatan otot skala 2-2, 2-2 Kelainan ekstremitas : tidak Kelainan tulang belakang : tidak Fraktur : tidak Traksi / spalk /gips : tidak
DATA Ds : - Klien mengeluh sakit kepala
ETIOLOGI
Invasi pada N. olfaktorius
Do: Permeabilitas vaskuler - Keadaan umum meningkat Klien tampak pucat dan lemah - Pemeriksaan fisik Transudasi TTV S : 38,5ᴼC Edema serebri N : 60x/menit TD : 130/90 mmHg RR : 28 x/menit Peningkatan volume tengkorak Kesadaran Delirium E=3 V=3 M=2 (8) Peningkatan TIK - Pemeriksaan Penunjang Pungsi Lumbal : TIK 25 mmHg Vasospasme pembuluh darah Pemeriksaan Darah Leukosit : 12.100/ µl edema serebri Kadar Hb : 12 g/dl Glukosa darah : 4,5 ml Sirkulasi terhenti Protein darah : 74 g/L Kultur : Bakteri Haemophilus Influenza (+)
PROBLEM
Gangguan perfusi jaringan
DATA
DS : Keluarga klien mengatakan klien mengalami sakit kepala DO : keadaan Umum : Lemah, muntah,demam,aktivitas terbatas •
TTV S : 38,5ᴼC N : 60x/menit TD : 130/90 mmHg RR : 28 x/menit
Pemeriksaan Penunjang : Pex. Kultur, CT-Scan,rongsen kepala, dll •
ETIOLOGI
PROBLEM
resiko injuri
1. 2. 3.
Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Hari/Tg l
No. Diagnosa
Intervensi
Kamis, 5 Diagnosa 1 1. Anjurkan Pasien April Tujuan : BRT dengan 2012 Setelah dilakukan posisi tidur tindakan keperawatan terlentang tanpa selama 3 x 24 jam bantal pasien menunjukan 2. Monitor tandakeadaan status tanda status neurologis yang neurologis membaik dengan GCS. 3. Monitor intake KH : dan output TTV dalam batas 4. KolaborasiBerika normal yaitu 110 /70 n cairan perinfus 120 /80 mmHg dengan perhatian Kesadaran pasien ketat. meningkat GCS 4-5 5. Monitor AGD Pasien dapat bila diperlukan menggerakkan tangan pemberian sesuai perintah oksigen Adanya peningkatan 6. Berikan terapi kognitif dan tidak ada sesuai advis •
•
•
•
Rasional 1. Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak 2. Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt 3. hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral 4. Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral 5. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya
Hari/Tgl
No. Diagnosa
Kamis 5 Diagnosa 1 april 2012
jam
07.00
Implementasi
1. Menganjurkan Pasien BRT dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal 2. Memonitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS. 3. Memonitor intake dan output 4. BerkolaborasiBerikan cairan perinfus dengan perhatian ketat. 5. Memonitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen 6. Memberikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.
TTD
Hari/Tgl
Jumat 6 april 2012
No Diagnosa
Diagnosa 1
Evaluasi
S : klien mengatakan aktifitas lebih baik O : - klien terlihat rileks
- mukosa bibir klien basah - turgor kulit klien lembab - pergerakan klien bebas - TD pasien kembali normal 120/80 mmHg A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
TTD
Har i/Tg l
No. Diagnosa
Intervensi
Rasional
Ka mis 5 apri l 201 2
Diagnosa 2 Tujuan : Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran
1. Independentmonitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otototot muka lainnya 2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien. 3. Pertahankan BRT selama fase akut
1. Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. 2. Melindungi pasien bila terjadi kejang dan Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia 3. Untuk mencegah atau mengurangi kejang dan Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.
KH : cidera berkurang, •
Hari/Tgl
No. Diagnosa
Kamis 5 Diagnosa 2 april 2012
jam
07.00
Implementasi
1. Mengindependent monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya 2. Mempersiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien. 3. Mempertahankan bedrest total selama fae akut
TTD
Hari/Tgl
No Diagnosa
Jumat 6 april Diagnosa 2 2012
Evaluasi
S : - keluarga klien mengatakan suhu tubuh menurun - keluarga klien mengatakan kesehatan klien berangsurangsur membaik O : - tidak ada tanda-tanda kejang - klien terlihat tenang - klien terlihat lebih segar A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
TTD
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Meningitis Sub Pokok Bahasan : Perawatan Meningitis Waktu : Pkl 07.30 – 08.20 Hari/Tanggal : Kamis, 19 April 2012 Tempat : Aula RSNU Tuban Sasaran : Klien dan keluarga di RSNU Tuban Penyuluh : Mahasiswa STIKES NU Tuban semester 4 ---------------------------------------------------------------------------------------------A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang meningitis selama 30 menit, diharapkan peserta mengerti tentang perawatan pada pasien meningitis.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta mampu : Menjelaskan tentang pengertian meningitis Menjelaskan tentang penyebab meningitis Menyebutkan tanda dan gejala meningitis Menyebutkan pencegahan meningitis Menjelaskan penatalaksanaan meningitis
B.
Metode belajar
–
Ceramah
–
Tanya jawab
–
Brain storming
C.
Alat dan Media
–
Laptop dan LCD
–
Leaflet
–
Flipchart
No
Kegiatan
Respon Peserta
Waktu
1.
Pembukaan -Perkenalan/salam -Penyampaian Tujuan
-Membalas salam -Memperhatikan
5 Menit
2.
a) Penyampaian materi, tentang: Pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan, dan penatalaksanaan pada pasien meningitis. b) Pemberian kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya. c) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi. -
3.
Penutup -Tanya jawab (evaluasi) -Menyimpulkan hasil materi -Mengakhiri kegiatan -Mengucapkan salam -Membagikan leaflet
Memperhatikan 30 menit penjelasan dan demonstrasi dengan cermat Menanyakan hal yang belum jelas Memperhatikan jawaban penyuluh
Menjawab salam
10 Menit
•
Pembimbing : 1. 2.
•
Moderator : Job Description : - Membuka dan menutup kegiatan - Membuat susunan acara dengan jelas
•
Penyaji : Job Description : - Menyampaikan materi penyuluhan
•
Observer : Job Description : -Mengobservasi jalannya kegiatan
•
Fasilitator :
1. 2. 3.
Job Description : -Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan -Memotivasi audience untuk bertanya -Menjawab pertanyaan audience
•
•
•
Evaluasi struktur
Klien dan keluarga di RSNU Tuban
Penyelenggaraan penyuluhan di aula RSNU Tuban.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh Mahasiswa STIKES NU semester 4.
Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum Penyuluhan dan 15 menit sebelum pelaksanaan Penyuluhan.
Evaluasi proses –
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
–
Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai.
–
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
–
Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan sharing.
Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan tentang pengertian meningitis
Peserta mampu menjelaskan tentang penyebab meningitis
Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala meningitis
Peserta mampu menyebutkan pencegahan meningitis
Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan meningitis
MATERI PENYULUHAN Pengertian
Meningitis adalah peradangan pada membran (meninges) disekitar otak dan tulang belakang, biasanya infeksi penyakit ini menyebar. Penyebab
Disebabkan oleh bakteri/kuman pneumococcus, Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella.
Tanda dan gejala Demam Mudah kesal Sembelit Muntah-muntah. Kaku pada leher Kejang Sensitif terhadap cahaya Kebingungan atau konsentrasi
sulit
Tn.K MRS pada tanggal 5 april 2012 dengan keluhan demam menggigil , malaise, aktivitas terbatas, ataksia,gerakan involunter, kelemahan , hipotonia, riwayat endokarditis, TD meningkat, nadi menurun, inkontinensia/ retensi urine, anoreksia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering,sakit kepala,kehilangan sensasi,hiperalgesia meningkat,rasa nyeri, kejang , foto fobia, ketulian, delirium, afasia, pupil anisokor. Pada pemeriksaan diagnostik TIK meningkat, cairan keruh atau berkabut, leukosit dan protein meningkat,glukosa menurun, kultur(-) terhadap beberapa jenis bakteri
Pemeriksaan laboratorium (Analisa cairan ): cairan keruh atau berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, TIK meningkat, Kultur bakteri: positif terhadap beberapa jenis bakteri ( pneumococcus, meningecoccus, stapilococcus, strep tococcus)