PRONOUN (ISIM DHAMIR) dalam BAHASA ARAB
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teori Linguistik
Diampu oleh Prof. Dr. Soepomo Poedjosodarmo
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
PENDAHULUAN
Keragaman dan keistimewaan tentang suatu bahasa baik dari struktur
dan pola pembentukan kata sangat menarik untuk diteliti. Karena masing-
masing bahasa memilki keistimewaan sendiri. Seperti bahasa Arab yang
termasuk bahasa fleksi dimana struktur katanya terbentuk oleh perubahan
bentuk kata deklinasi dan konjugasi. Selain itu, bahasa Arab memilki
keistimewaan yaitu kaya akan kosa kata, misalnya dhomir atau yang disebut
dengan kata ganti orang. Pada tata bahasa Arab dhamir (kata ganti orang)
sebanyak 14 tetapi ada yang berpendapat ada 12. Kemudian tata bahasa Arab
itu ada perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta tunggal, dua
dan jamak atau plural dalam hal identifikasi suatu kata. Selain itu, bahasa
Arab mempunyai tanda 'irob sehingga kedudukan kata tergantung pada 'irob
dan distribusinya. Menurut Al Gholayaini (2009) dalam buku jami'ud durus,
'irob adalah perubahannya akhir suatu kata karena disebabkan oleh perbedaan
'amil yang masuk seperti rofa', nashob, jar, dan jazm.
Alqottan (2004) dalam artikel Kaidah-kaidah Bahasa Arab dalam
Penerjemahan Al-qur'an oleh Rahmat berpendapat bahwa keunikan manusia bukan
terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak dalam kemampuan
berbahasa. Oleh karena itu, bahasa Arab memilki tata bahasa yang sangat
kompleks sekali dan pembuatan kosa kata itu dari akar suatu kata (Parera,
2007:136 ).
Pada dasarnya tiap kalimat memberikan suatu peristiwa atau keadaan
yang melibatkan satu peserta, atau lebih, dengan peran semantik yang
berbeda-beda (Alwi dkk, 2014:341). Seperti itu juga dalam tata bahasa Arab
tentang dhamir (kata ganti orang) sehingga lebih padat dan singkat. Karena
pada dasarnya dhamir (kata ganti orang) digunakan untuk mempersingkat
perkataan seperti: يكتب artinya : dia laki-laki (1) sedang menulis. Jadi,
satu kata bisa mencakup subjek dan predikat . Selain itu, juga terdapat
pada kata perintah yangmana kalimat perintah atau imperatif biasanya hanya
berupa verba dasar (Chaer, 2008:197). Karena sudah mengandung subjeknya,
akan tetapi jika subjeknya itu khusus maka harus disebutkan subjeknya
tersebut. Pada tata bahasa Arab ketika kata ganti berada pada kata kerja
perintah maka harus diperhatikan siapa yang diperintah dan konsisten
memperhatikan gender, jumlah dan 'irobnya.
Pada tulisan ini akan mendeskripsikan dhamir (kata ganti orang) dalam
bahasa Arab yaitu dalam hal pengertian dan pembagian. Tujuannya supaya
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk kata ganti orang dalam bahasa arab serta
fungsi kata ganti dalam sebuah kalimat beserta contoh-contohnya. Karena
menurut Rahmat (2006) dalam artikelnya yang berjudul Kaidah-kaidah Bahasa
Arab dalam Penerjemahan Al-Qur'an bahwa sebanyak apapun teori yang sudah
dikuasai tetapi tidak faham aplikasinya dan terbiasa tentunya ilmu tersebut
tidak membekas. Selain itu, di dalam tata bahasa Arab dijelaskan juga
tentang gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dengan menggunakan dhamîr
(pronomina) yaitu persona I, persona II, dan persona III atau 'adad dhamîr
(bilangan pada pronomina) yang disebut dengan iltifat . Jadi, melalui
tulisan ini semoga dapat memberi pengetahuan baru dan mengetahui bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kompleks serta produktif dalam hal
kosa kata terutama pada pembahasan kata ganti (dhamir).
PEMBAHASAN
Pembagian dan pengertian dhamir ( kata ganti orang)
Dhamir termasuk dalam kelompok isim ma'rifat. Al Qattan (2004)
dalam artikelnya Rahmat berpendapat bahwa dhamir merupakan isim (kata
benda) yang berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak
dan menempati kata-kata itu dengan sempurna tanpa merubah makna yang
dimaksud. Dhamir (kata ganti orang) dalam bahasa arab memiliki 14 bentuk
yangmana itu juga disebut dengan dhamir munfasil , yaitu sebagai berikut :
TABEL 1
Kata Ganti dalam Bahasa Arab
"No. "Arti "Isim "Jumlah "jenis "Dhamir "
" " "dhamir " " " "
" "Dia "هو "Mufrod (1)" " "
" " " " " " "
" " " " "Mudzakar " "
" " " " "(laki-laki) " "
" " " " " " "
" " " " " "Ghaib (Orang III) "
" "Mereka "هما "Tasniyah " " "
" "berdua " "(2) " " "
" "Mereka "هم "Jamak (>2)" " "
" "Dia "هي "Mufrod (1)" " "
" " " " " " "
" " " " "Muannats " "
" " " " "(perempuan) " "
" "Mereka "هما "Tasniyah " " "
" "berdua " "(2) " " "
" "Mereka "هنّ "Jamak (>2)" " "
" "Kamu "أنتَ "Mufrod (1)" " "
" " " " " " "
" " " " "Mudzakar " "
" " " " "(laki-laki) " "
" " " " " "Mukhatab (Orang II)"
" "Kalian "أنتما "Tasniyah " " "
" "berdua " "(2) " " "
" "Kalian "أنتم "Jamak (>2)" " "
" "Kamu "أنتِ "Mufrod (1)" " "
" " " " " " "
" " " " "Muannats " "
" " " " "(perempuan) " "
" "Kalian "أنتما "Tasniyah " " "
" "berdua " "(2) " " "
" "Kalian "أنتنّ "Jamak (>2)" " "
" "Saya "أنا "Mufrod "Mudzakar / "Mutakallim bi "
" " " " "muannats "nafsihi (Orang yang"
" " " " "(laki-laki /"berbicara) "
" " " " "perempuan) " "
" "Kami "نحن "Jamak " "Mutakallim ma'al "
" " " " " "ghair (Orang yang "
" " " " " "berbicara) "
Jadi, kata ganti orang (dhamir) dalam bahasa arab itu terdiri dari
tiga kriteria yaitu : ghaib (orang III), mukhatab (orang II) dan mutakallim
(orang yang berbicara). Selain itu, ada perbedaan gender yaitu laki-laki
dan perempuan serta jumlah yaitu mufrod (singular), mustanna (double) dan
jamak (plural).
Dhamir (kata ganti orang) dalam bahasa Arab dibagi menjadi beberapa
yaitu dilihat dari segi : ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah),
bentuknya, dan fungsinya (Khaironi, 2008:20-14).
1. Dhomir dari segi ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah) dibagi
menjadi 2 :
1. Dhamir munfasil merupakan kata ganti yang penulisannya berpisah
dengan kata lain atau yang dapat berdiri sendiri. Macam-macamnya
seperti pada tabel 1 terdiri dari 14 bentuk.
Dhamir munfasil dari segi fungsi dibagi menjadi dua:
a. Rafa' dimana dhamir berfungsi sebagai subjek. Contoh : هو أستاذ في
المدرسة (huwa ustadzun fii al madrosati) artinya dia adalah seorang
guru di sekolah. Jadi kata gantinya berupa هو (huwa) merupakan kata
ganti orang III tunggal maskulin yang mana kedudukannya sebagai
subjek.
b. Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek. Contohnya : إيّاك نعبد و
إياك نستعين , (iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'inu ) artinya hanya
kepadamu kita menyembah dan hanya kepadamu kami meminta pertolongan ,
jadi kata gantinya berupa ك (ka) yaitu yang menunjukkan kata ganti
orang II tunggal maskulin yang mana kedudukannya sebagai objek.
2. Dhamir muttasil merupakan kata ganti yang penulisannya bersambung
dengan kata lain atau tidak bisa berdiri sendiri. Dhamir muttasil ada
sembilan jenis yaitu: ta' ( تاء), naa ( نا), wawu ( واو), alif (
الف), nun (نون ), kaf ( كاف), ya' ( ياء), ha' (هاء ), dan haa (ها ).
Dhamir muttasil terdapat pada fi'il madhi ( kata kerja lampau ), fi'il
mudhari' ( kata kerja yang sedang dikerjakan ), fi'il amar (kata
perintah) dan kalimat kepemilikan ( possessive pronoun ) .
Dilihat dari segi fungsinya Dhamir muttasil dibagi menjadi tiga yaitu
:
a. Rafa' dimana kata ganti orang berfungsi sebagai subjek. Ini terjadi
pada kata kerja yang sedang dikerjakan (fi'il mudhari') dan kata
perintah (fi'il amar). Contohnya : يكتبان الطالبان بالقلم (yaktubaani
at thoolibaani bi al-qolami ) artinya Dua siswa laki-laki sedang
menulis dengan pena, pada kalimat tersebut kata ganti yang menunjukkan
orang II jumlahnya dua dan berjenis laki-laki serta berfungsi sebagai
subjek.
b. Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek. Contohnya : ketika kata
ganti digabungkan dengan kata kerja lampau (f'iil madhi) dan kata
ganti digabung dengan preposisi (kharful jar) seperti : نصره
(nashorohu) artinya orang laki-laki telah menolongnya, kata gantinya
yaitu berupa (hu) yangmana menunjukkan orang III tunggal laki-laki
dan kedudukannya sebagai objek.
c. Jar dimana dhamir berfungsi sebagai sifat (adjective) . Contohnya :
ketika kata ganti digabungkan kata benda sehingga menunjukkan
kepemilkikan seperti : كتابها (kitabuhaa) artinya bukunya (dia
perempuan satu) , jadi kata gantinya berupa ها (ha) yangmana
menunjukkan kata ganti orang III tunggal dan berjenis perempuan.
Dhamir muttasil jar dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Kata ganti berfungsi sebagai objek ketika digabungkan dengan harfu jar
(preposisi), contohnya : إليك (ilaika) artinya kepadamu , kata
gantinya berupa ك (ka) yang menunjukkan arti orang II tunggal laki-
laki .
2. Kata ganti yang menunjukkan arti kepemilkikan (possessive pronoun)
yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan kata benda (isim) dan
dalam bahasa arab disebut dengan susunan idhofah (frase) sehingga
menunjukkan arti kepemilkikan, contohnya : قلمها (qolamuha) artinya
penanya, kata gantinya berupa ها yang menunjukkan arti orang III
tunggal perempuan.
2. Dhamir dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi dua :
1. Dhamir Baris yaitu kata ganti yang terlihat atau nampak dalam kalimat.
Maksudnya yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan yang
lainnya tetap nampak. Ini seperti kata ganti jika dilihat dari segi
ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah) sehingga dhamir Baris
dibagi menjadi dua, yaitu : munfasil dan muttasil.
a. Dhamir Baris Munfasil yaitu kata ganti yang nampak dan penulisannya
terpisah dengan kata yang lain, contohnya: هما طالبان ماهران (huma
thoolibaani jaamilaani) artinya dia adalah dua siswa yang pandai .
jadi, kata gantinya هما (huma) yang menunjukkan orang III jumlahnya
dua dan jenisnya laki-laki.
b. Dhamir Baris Muttasil yaitu kata ganti yang nampak dan penulisannya
bersambung dengan kata yang lain, contohnya: كتبتُ الرسلةَ (katabtu ar
risalata ) artinya : saya sedang menulis surat. Jadi, kata gantinya تُ
(tu) yang menunjukkan orang I (orang yang berbicara) jumlahnya tunggal
dan jenisnya bisa laki-laki dan perempuan.
2. Dhamir Mustatir yaitu kata ganti yang tidak terlihat atau tidak nampak
tetapi bermakna.
dhamir mustatir dibagi menjadi dua yaitu :
a. wujuban (nampak), yaitu kata ganti yang ada pada beberapa keadaan
sebagai berikut:
Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja yang sedang dilakukan
(fi'il mudhori) yang berupa kata ganti orang I (orang yang berbicara)
contohnya : أقرأ (aqrou) artinya saya sedang membaca, jadi kata
gantinya berupa saya dengan wujud أ (hamzah) .
Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja perintah (fi'il amar)
yang berupa kata ganti orang II contohnya: أكتبْ (uktub) artinya
tulislah, jadi kata gantinya berupa أنت (anta) artinya kamu tunggal
laki-laki.
Ketika kata ganti orang berada pada kata yang menunjukkan takjub (kata
interjektif), contohnya : ماأجمل البدر (maa ajmala al badru) artinya
alangkah indahnya bulan itu, jadi kata gantinya berupa هو (huwa)
artinya dia untuk jenis kata benda laki-laki dan tunggal yang berada
dalam kata yang menunjukkan takjub.
b. jawaz (tidak nampak atau tersembunyi). Kata ganti orang terdapat pada
kata kerja yang sedang dilakukan yaitu pada kata ganti orang III baik
laki-laki dan perempuan tunggal contohnya : كتب(kataba) artinya dia
(laki-laki) sedang menulis dan كتب (katabat) artinya dia (perempuan)
sedang menulis. Jadi kata gantinya tersembunyi tetapi memilki arti
didalam bahasa arab disebut dengan muqoddar.
3. Dhamir apabila dilihat dari segi fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu :
1. marfu'un dibagi menjadi tiga yaitu :
a. munfasil ada beberapa sebab yaitu :
karena menjadi mubtada' (diawal kalimat), contohnya: طابيبة جاملةهي
(hiya thoobiibah jaamilah) artinya dia adalah seorang dokter yang
cantik, jadi kata gantinya berupa هي (hiya) yang menunjukkan orang
III tunggal perempuan dan berada pada awal kalimat.
karena menjadi badal (pengganti), contohnya : نحن المسلمون ، أنا
(nahnu al muslimuna, anaa ) artinya kita adalah orang islam , seperti
halnya aku. Jadi, kata gantinya أنا (anaa) yang menunjukkan orang I
tunggal bisa laki-laki atau perempuan yangmana menjadi pengganti dari
kata ganti نحن (nahnu) yang menunjukkan orang I atau orang yang
berbicara lebih dari satu dan juga bisa laki-laki atau perempuan.
karena 'athof (kata yang jatuh setelah kata penghubung) , contohnya :
أنا و أنت تلميذان ماهران (anaa wa anta tilmiidzani maahironi ) artinya
aku dan kamu adalah siswa yang pandai, jadi kata gantinya berupa أنت
(anta) yang menunjukkan orang II tunggal laki-laki dan berada setelah
konjungsi (kata penghubung) و (wawu). Sehingga kata ganti أنت (anta)
mengikuti pada kata sebelum kata konjungsi (penghubung) yaitu kata أنا
(anna) yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau
perempuan.
b. Muttasil ada beberapa sebab yaitu :
karena menjadi fa'il (subjek), contohnya نصرت زيدا (nashortu zaidan)
artinya saya menolong zaid, jadi kata gantinya berupa ت (tu) yang
menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan dan
kedudukannya sebagai subjek.
karena menjadi na'ibul fa'il (pengganti subjek), contohnya : نُصِرْتُ
(nushirtu) artinya saya dipukul dia, jadi kata gantinya berupa ت (tu)
yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan.
Kalimat seperti ini dalam bahasa arab dinamakan fi'il majhul (kata
kerja pasif) .
karena menjadi isim kana wa akhotuha (subjek kata kana) ,
contohnya :كنت صائما (kuntu shoiman) artinya saya menjadi
orang yang ahli puasa. Jadi kata gantinya berupa ت (tu) yang
menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau
perempuan . kata ganti ini disebut isimnya kanna karena jatuh
setelah kata kerja كان (kaana) yang mana termasuk 'amil
perusak atau disebut dengan 'amil nawasih .
c. mustattir ada beberapa sebab yaitu :
karena menjadi fa'il (subjek), contohnya :الكتاب قرأ (qoroa al
kitaab) artinya dia membaca buku, jadi kata gantinya tersimpan dalam
kata قرأ yaitu berupa هو (huwa) yang menunjukkan arti orang III
tunggal laki-laki dan fungsinya sebagai subjek.
karena menjadi na'ibul fa'il (pengganti subjek), contohnya: زيدًنُصِرَتْ
(nushirot zaydun) artinya zaid telah dipukul oleh dia . jadi kata
gantinya tersimpan dalam kata نُصِرَتْ )nushirot) yaitu berupa kata ganti
هي (hiya) yang menunjukkan orang III tunggal perempuan. Kalimat ini
disebut dengan fi'il majhul (kata kerja pasif).
Kata ganti yang tersimpan pada af'al istisna' (kata kerja yang
berfungsi untuk pengecualian), contoh: زرتُ مدارسَ المكة خلا واحدا
(zurtu madaarisa al makkati kholaa waahidan) artinya saya mengunjungi
sekolah-sekolah di Makkah kecuali satu, jadi kata gantinya itu berupa
هو (huwa) yang menunjukkan orang III tunggal laki-laki dan yang
tersimpan dalam kata خلا (kholaa) yang memilki arti pengecualian.
Kata ganti terdapat pada af'alu ta'ajub (kata interjektif) yang
menunjukkan rasa heran, takjub dan kagum.
contohnya : العلم ماأحسن (maa ahsana al-'ilma) artinya
alangkah bagusnya ilmu, jadi kata gantinya itu berupa هو
(huwa) yang menunjukkan orang III tunggal laki-laki dan yang
tersimpan dalam ماأحسن .
2. mansubun dibagi menjadi dua yaitu :
a. Munfasil yangmana dhomir berfungsi sebagai maf'ul bih (objek),
contohnya : إياك (iyyaka) artinya kepadamu , jadi kata gantinya
berupa ك (ka) yang menunjukkan arti orang II tunggal laki-laki .
b. Muttasil yangmana dhomir berfungsi sebagai maf'ul bih (objek),
contohnya : نصرني زيد (nashoroni zaidun) artinya zaid telah
menolongku, jadi kata gantinya berupa ني (nii) yang menunjukkan
orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan. Pada kata ganti
muttasil yang berfungsi sebagai objek maka susunannya adalah V-O-S
.
3. Majrurun yaitu dhamir muttasil dimana dhamir terletak setelah kharful
jar (preposisi) atau idhofah (frase)
Karena kata ganti setelah kharful jar (preposisi), contohnya : به إلى
المدرسة أذهب (adzhabu bihi ila almadrosati ) artinya saya pergi
dengannya ke sekolah, jadi kata gantinya berupa (hu) yang
menunjukkan orang III tunggal laki-laki.
Karena kata ganti dengan kata benda sehingga didalam bahasa arab
disebut dengan idhofah (frase), contohnya : كتابه في الخزانة
(kitaabuhu fii al khozaanati ) artinya kitabnya didalam almari, jadi
kata gantinya berupa (hu) yang menunjukkan orang III tunggal laki-
laki.
Jadi, kata ganti dalam bahasa arab ketika kata ganti dengan kata benda
(isim), kata ganti dengan kata kerja (fi'il) dan kata ganti dengan
preposisi (kharfu al jar) maka kata ganti itu akan memilki beberapa fungsi
yaitu subjek, objek, pengganti didalam bahasa Arab disebut dengan badal,
pengganti fungsinya subjek didalam bahasa Arab disebut dengan na'ibul
fa'il, dan menunjukkan arti kepemilkikan (possessive pronoun).
Kata ganti orang dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang III laki-
laki dan perempuan baik tunggal, double, serta plural dapat digunakan untuk
menggantikan kata benda selain orang seperti: kata ganti yang terdapat pada
kata kerja yang menunjukkan arti takjub (af'alul ta'jub) contoh:اجمل البحر
ما ( maa ajmala al bahru) artinya alangkah indahnya laut, jadi kata
gantinya berupa هو (huwa) yang menggantikan kata البحر .
Kata ganti orang yang terdapat pada kata kerja perintah (fi'il 'amar)
menggunakan orang II karena kalimat yang meminta pendengar atau pembaca
melakukan suatu tindakan. Penggunaan kata kerja perintah (fi'il 'amar)
dalam bahasa Arab harus diperhatikan siapa yang diperintah baik jenis (laki-
laki dan perempuan) dan jumlah (tunggal, double dan plural).
Selain itu, dalam bahasa arab gaya bahasa yang menggunakan
perpindahan dengan menggunakan dhamîr (pronomina) yang tiga (persona I,
persona II, dan persona III) atau 'adad dhamîr (bilangan pada pronomina)
yang dalam bahasa Arab terdiri dari tiga macam, yaitu mufrad (tunggal),
mutsannâ (dual) dan jamak (banyak/tiga ke atas) yang disebut dengan iltifat
(Zainuddin, 2014: 218). Menurut Al-Hasyimi (dalam el-Boyani, 2014:3)
Iltifat adalah perpindahan dari semua dhamir (kata ganti) kepada dhamir
lain, karena tuntutan dan keserasian yang lahir melalui pertimbangan dalam
menggubah perpindahan itu, untuk menghiasi percakapan dan mewarnai seruan
agar tidak jemu dengan satu keadaan dan sebagai dorongan untuk lebih
memperhatikan, karena dalam setiap yang baru itu ada kenyamanan, sedangkan
sebagian iltifat memiliki kelembutan, pemiliknya adalah yang memiliki rasa
bahasa yang baik. Sebenarnya, dalam bahasa Indonesia dapat ditemukan
iltifat seperti ungkapan seorang ibu terhadap anaknya yang bersikap tidak
sopan terhadapnya : " Aku ini orang tuamu, kenapa sikap kamu seperti itu
terhadap orang tua"?, kalimat seperti ini di dalam bahasa Arab disebut
dengan iltifat karena ada perubahan kata ganti orang II yaitu kata "orang
tuamu" menjadi kata ganti orang III yaitu kata " orang tua".
Imam Abdurrahman al Ahkdhari (1982) mengenalkan bentuk iltifat menjadi
6 variasi yaitu sebagai berikut :
1. Iltifat dari kata ganti mutakallim (orang I) menjadi mukhathab (orang
II), seperti dalam surat yasin ayat 22 : وما لي لا اعبد الذي فطرني
واليه ترجعون (wamaa liya laa a'budu al-ladzi fathoroni wa ilaihi
turja'un ), artinya : mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah
menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya lah kamu (semua) akan
dikembalikan. Pada contoh dalam ayat ini terdapat perubahan dari kata
ganti orang I (orang yang berbicara) yaitu "aku" انا (anaa) menjadi
orang II yaitu انتم (antum) "kalian". Akan tetapi, ini sudah jelas
bahwa "kalian" dalam ayat ini sama hakikatnya atau kembali pada "aku"
yang telah disebut sebelumnya.
2. Iltifat dari mutakallim (orang I) menjadi ghaib (orang III), seperti
yang dicontohkan dalam surat al kautsar ayat 1 dan 2 : إنا أعطيناك
الكوثر فصل لربك و انحر (inna 'athoynaakal kautsar fasholi lirobbika
wankhar) artinya : sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah
sungai di surga, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan
berkonbanlah. Pada contoh ayat ini terdapat perubahan dari kata ganti
orang I (orang yang berbicara) yaitu نحن (nahnu) "kami" berubah
menjadi orang III yaitu هو (huwa) " Tuhanmu".
3. Iltifat dari mukhathab (orang II) menjadi ghaib (orangIII) seperti :
إذا كنتم في الفلك و جرين بهم (idza kuntum fi al-fulki wa jaroyna
bihim ) artinya: ketika kalian berada di dalam kapal, dan meluncurlah
(kapal) itu membawa mereka (orang-orang ada di dalamnya). Pada contoh
ini terdapat perubahan dari kata ganti orang II انتم (antum) "kalian"
menjadi orang III هم (hum) "mereka".
4. Iltifat dari ghaib (orang III) ke mukhathab (orang II) seperti dalam
surat al fatihah ayat 3 dan 4:
مالك يوم الدين إياك نعبد (maaliki yaumi ad-diin iyyaka na'budu )
artinya: Yang menguasai diHari Pembalasan, hanya Engkaulah yang kami
sembah. Pada contoh ini terdapat perubahan kata ganti orang III هو
(huwa) "dia" yang terdapat dalam pada kata مالك (maaliki) berupa
dhamir mustatir (kata ganti yang tersimpan) menjadi kata ganti orang
II أنت (anta) " kamu".
5. Iltifat dari ghaib (orangIII) pada muttakallim (orang I) seperti dalam
surat al father ayat 9:
والله الذي أرسل الرياح فتثير سحابا فسقناه إلى بلد ميّت فأحيينا به الأرض
بعد موتها (waallahu al-ladzi arsala ar riyaha fatutsiru sahaban
fasuqnaahu ilaa baladim mayyitin faahyaynaa bihi al ardho ba'da
mautihaa ) artinya : Allahlah yang mengirimkan angin, lalu (angin
itu) menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri
yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah
imati (kering) . Pada contoh dalam ayat ini terdapat perubahan kata
ganti orang III هو (huwa) menjadi kata ganti orang I (orang yang
berbicara) نحن (nahnu) "kami" .
6. Iltifat dari mukhatab (orang II) ke mutakallim (orang I), seperti
pujangga 'Ilqimah bin 'ubdah dalam syairnya:
طحا بك قلب في الحسان طروب # بعيد الشباب عصرحان مشيب
يكلفني ليلى و قد شطّ و ليها # و عا دت عواد بيننا و خطوب
Artinya : telah membinasakan kepada kamu hatimu yang sangat ingin
mencari perempuan cantik. Sesudahnya kamu tidak muda lagi dan sudah
hamper tua. Hatiku telah memaksa aku untuk menemui nona Laila, padahal
sungguh jauh dan lama waktu yang harus di tempuh dan lagi banyak
penghalang yang hebat antara kita dengan dia.
Pada contoh ini terdapat perubahan kata ganti orang II أنت (anta)
"kamu" menjadi kata ganti orang I (orang yang berbicara) أنا (anna)
"aku".
Iltifat memilki beberapa tujuan diantaranya: Menarik perhatian
pendengar kepada pembicaraan itu karena jiwa manusia itu suka tertarik
oleh sesuatu hal yang baru. Bilamana orang yang sedang berbicara
dengan suatu sistem lalu berpindah kepada sistem lain, biasanya suka
menimbulkan perhatian yang sungguh-sungguh tidak membosankan
(Akhdlori, 1982: 90). Selain itu, sebagian iltifat memiliki
kelembutan, pemiliknya yangmana memiliki rasa bahasa yang baik, bahkan
menurut imam As sakaki (dalam Liehen, 2014) perkataan seorang amir
(pemimpin) pada bawahannya "atasanmu menyuruhmu mengerjakan hal itu".
KESIMPULAN
Kata ganti dalam bahasa Arab dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut
:
1. Kata ganti dalam bahasa Arab terdapat 12 yaitu :
هو و هي و هما و هم و هنّ و أنتَ و أنتِ و أنتما و أنتم و أنتنّ و أنا و نحن .
2. kata ganti orang dalam bahasa Arab ditunjukkan untuk kata ganti orang
ketiga (ghaib atau ghaibah ), orang kedua (mukhatab atau mukhatabah )
dan orang pertama (mutakallim).
3. Kata ganti orang dalam bahasa Arab menunjukkan jenis (laki-laki atau
perempuan) dan jumlah (tunggal, double, plural).
4. Pembagian kata ganti dalam bahasa arab ada tiga klasifikasi yaitu:
a. Kata ganti dari segi ittishol (tersambung) dan infishol (terpisah)
terbagi menjadi dua yaitu : pertama muttasil yaitu kata ganti yang
bersambung dengan kata lain dan kedua munfashil yaitu kata ganti yang
terpisah dengan kata lain.
b. Kata ganti dari segi bentuknya dibagi menjadi dua yaitu : pertama,
bariz yaitu kata ganti yang nampak, dan terdapat dua jenis yaitu
muttasil (tersambung) dan munfasihil (terpisah), kedua, mustatir
yaitu kata ganti yang tersembunyi tetapi memilki arti .
c. Kata ganti dari segi 'irob nya dibagi menjadi tiga yaitu: rofa'
(berfungsi sebagai subjek), nashob (berfungsi sebagai objek), dan jar
(berfungsi sebagai kata keterangan dan menunjukkan arti kepemilikian
atau disebut dengan possessive pronoun).
5. Kata ganti orang dalam bahasa Arab memilki beberapa fungsi yaitu:
sebagai subjek, sebagai objek, sebagai kata pengganti, sebagai
pengganti fungsinya subjek dan menunjukkan arti kepemilkikan
(possessive pronoun).
6. Bahasa arab memilki gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dengan
menggunakan dhamîr (pronomina) yaitu persona I, persona II, dan
persona III atau 'adad dhamîr (bilangan pada pronomina) yang disebut
dengan Iltifat, yangmana merupakan perpindahan dari semua dhamir (kata
ganti) kepada dhamir lain, karena tuntutan dan keserasian yang lahir
melalui pertimbangan dalam menggubah perpindahan itu, untuk menghiasi
percakapan dan mewarnai seruan agar tidak jemu dengan satu keadaan dan
sebagai dorongan untuk lebih memperhatikan, karena dalam setiap yang
baru itu ada kenyamanan, sedangkan sebagian iltifat memiliki
kelembutan, pemiliknya adalah yang memiliki rasa bahasa yang baik.
7. Iltifat memilki enam variasi yaitu : Iltifat dari kata ganti
mutakallim (orang I) menjadi mukhathab (orang II), Iltifat dari
mutakallim (orang I) menjadi ghaib (orang III), Iltifat dari mukhathab
(orang II) menjadi ghaib (orangIII) , Iltifat dari ghaib (orang III)
ke mukhathab (orang II), Iltifat dari ghaib (orangIII) pada
muttakallim (orang I), dan Iltifat dari mukhatab (orang II) ke
mutakallim (orang I).
8. Iltifat memilki beberapa tujuan diantaranya: Menarik perhatian
pendengar kepada pembicaraan itu karena jiwa manusia itu suka tertarik
oleh sesuatu hal yang baru. Bilamana orang yang sedang berbicara
dengan suatu sistem lalu berpindah kepada sistem lain, biasanya suka
menimbulkan perhatian yang sungguh-sungguh tidak membosankan dan
iltifat memiliki kelembutan, pemiliknya yangmana memiliki rasa bahasa
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami'u al-Durus al-'Arabiyah . Beirut: Daar al-
Fikr.
Akhdlori, Imam. (1982). Ilmu Balaghoh Tarjamah Jauhar Maknun (Alih Bahasa:
Moch.Anwar). Bandung: PT al-Ma'arif.
Al-Khotib, Thohir Yusuf. (2011). al-Mu'jam al-Mufashil fii al-
'Irob.Libanon: Daar al-Kutub al-'Ilmiyah.-Beirut.
Alwi, Hasan dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).
Jakarta : PT Rineka Cipta.
El-Bayani, Liehen. (2014). Iltifat (Salah Satu Keunikan dan Keindahan al-
Qur'an). (Online). (http://liehenelboyani.blogspot.com/2014/10/iltifat-
salah-satu-keunikan-dan-dan.html., diakses 21 Desember 2014).
Haryanti, Agung Tri. (2012). Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta:
Aksara Sinergi Media.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu'jami Qawa'ida al-Lugho
al-'arabiyah. (A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The
Fundamental Theory. Mesir: al-Azhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:
PT Gramedia.
Lyons, Jhon. Pengantar Teori Linguistik (Production to Theoretical
Linguistics) Terj. Soetikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ma'shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu'jamu Qawa'idi al-Lughoti al-'Arabiyah
fii jadawali walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and
Tables). Beirut: Maktabah Libanon Nasyirun
Parera, Jos Daniel. (2007). Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soepomo, Poedjosoedarmo. (TT). Kumpulan Makalah dan Jurna (di
dokumentasikan oleh: Mahasiswa Program Pascasarjana Linguistik 2007
Fakultas Ilmu Budaya UGM).
Utsman, Abu. (2014). Bahasa Arab Dasar Ilmu Nahwu dan Shorof (disadur dari
http://badaronline.com).(Online).(https://www.academia.edu/4602630/Bahas
a_Arab_ Dasar, Diakses 19 Desember 2014)
Zainuddin, Mamat. (2014). Gaya Bahasa Iltifat. (Online).
(http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980
111-MAMAT_ZAENUDDIN/Gaya_Bahasa_Iltifat.pdf., Diakses 21 Desember
2014).
GLOSARIUM
'adad al-dhamîr
Bilangan dalam pronomina, yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) dan jama'
(jamak).
Amr
Jenis kalimat yang maknanya memerintahkan pihak lain agar melakukan suatu
pekerjaan dengan memakai kata sarana perintah atau bentuk perintah. Konsep
ini sepadan dengan kalimat imperatif.
Anwa' al-jumlah
Macam-macam kalimat, seperti kalimat nominal, kalimat verbal, kalimat
deklaratif, kalimat bertanya, kalimat melarang, kalimat do'a dan
sebagainya.
Balâghah
Cabang ilmu linguistik Arab yang menelaah gaya bahasa dilihat dari
strukturnya, baik struktur lahir maupun batin, dan semantiknya. Konsep ini
sepadan dengan istilah stilistika dan elokuensi.
Dhammah
Penanda bunyi (u) yang dilambangkan dengan wawu kecil di atas huruf
konsonan (ُ ).
Dhamîr
Kata ganti nama (pronomina).
Dhamîr mutakallim
Persona I, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menununjukkan orang
yang berbicara, yaitu : انا (anaa) ، نحن (nahnu).
Dhamîr mukhâthab
Persona II, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang
yang diajak berbicara, yaitu: انتَ (anta),نتم أ (antum), أنتما (antumaa),
أنتِ (anti), أنتنّ (antunna).
Dhamîr ghâib
Persona III, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang
yang dibicarakan, yaitu : هو (huwa), هم (hum), هما (humaa), هي (hiya), هنّ
(hunna).
Fat-hah
Penanda bunyi (a) yang dilambangkan dengan garis miring kecil di atas huruf
konsonan .
Fi'il
Kategori kata yang menunjukkan pada perbuatan yang dibatasi oleh dimensi
ruang dan waktu melalui proses morfologis tertentu.
Fâ'il
Subfungsi pada kalimat verbal (jumlah fi'liyah) yang menyatakan orang atau
sesuatu yang melakukan suatu tindakan (fi'il). Istilah ini berpadanan
dengan subjek.
Ghâib
Segala sesuatu yang tidak terjangkau oleh panca indra, yang meliputi masa
lampau, masa kini dan masa mendatang. Kata itu juga digunakan sebagai salah
satu dhamîr, yaitu dhamîr ghâib (persona III).
Iltifât
gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dalam menggunakan dhamîr
(pronomina) yang tiga (persona I, persona II, dan persona III) atau 'adad
dhamîr (bilangan pada pronomina) yang dalam bahasa Arab terdiri dari tiga
macam, yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) dan jamak (banyak/tiga ke
atas).
I'râb
Vokal pendek dan panjang yang dilambangkan dengan dhammah, fathah, kasrah,
huruf alif, huruf wawu, dan huruf ya', yang menunjukkan posisi sebuah kata
dalam menjalankan fungsinya pada sebuah kalimat, sehingga tanda itu sangat
menentukan makna kata, frase, dan klausa pada sebuah kalimat.
Ism
Kategori kata yang merujuk pada nama, sifat, dan kata ganti, yang dapat
menempati fungsi subjek, predikat, pelengkap, dan aposisi. Ism dapat
diperluas dengan menambah partikel penanda jumlah, jenis, definitif, dan
preposisi. Istilah ini berpadanan dengan istilah nomina.
Jar majrûr
Frase preposisi yang menjelaskan kalimat inti. Pada (bahasa arab) preposisi
(bahasa arab) merupakan jar dan (bahasa arab) sebagai majrur.
Kasrah
Penanda bunyi (i) yang dilambangkan dengan garis miring kecil di bawah
huruf konsonan (ِ ).
Maf'ûl
Fungsi sintaktis yang melengkapi informasi pada kalimat verbal (jumlah
fi'liyah) dengan verba transitif. Istilah ini berpadanan dengan istilah
objek.
Mubtada
Subfungsi sintaktis yang berkategori nomina dan terdapat pada kalimat
nominal yang merupakan pokok pembicaraan, ini sepadan dengan istilah subjek
dan tema.
Mudzakkar
Setiap kata yang dikategorikan laki-laki, baik orang, binatang ataupun
tempat dan benda dengan tanda-tanda khusus.
Nâ'ib Fâ'il
Subfungsi sintaktis yang berfungsi mengganti fâ'il pada kalimat verba
pasif. Istilah ini berpadanan dengan subjek.