|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... iiii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2 Dasar Hukum ........................................................................................................................ 2 1.3 Maksud dan Tujuan Kegiatan ............................................................................................... 2 1.3.1 Maksud Kegiatan ........................................................................................................... 2 1.3.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................................................. 3 1.4 Sasaran Kegiatan ................................................................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Kegiatan ..................................................................................................... 4 1.6 Hasil Yang Ingin Dicapai..................................................................................................... 5 1.7 Waktu Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................................... 5 BAB 2 PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN ......................... 6 2.1 Pemahaman terhadap Latar Belakang ................................................................................... 6 2.2 Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan .......................................................................... 6 2.3 Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli ........................................................................................ 7 BAB 3 TINJAUAN PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN PEKERJAAN HOT TAPPING PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI .............................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.1 Hot Tapping .........................................................................Error! Bookmark not defined. 3.2 Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Pekerjaan Hot TappingError! Bookmark not defined. 3.3 Standar Acuan Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping .. Error! Bookmark not defined. BAB 4 i
METODOLOGI KEGIATAN & SISTEM PELAPORAN ......Error! Bookmark not defined. 4.1 Metodologi Kegiatan .......................................................................................................... 15 4.2 Sistem Pelaporan ................................................................................................................. 15
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan......................................................................................... 5 Tabel 2. 1 Kebutuhan Personel ....................................................................................................... 8
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan dari industri-industri dalam negeri terkait bahan bakar gas bumi, sebagai energi alternative pengganti bahan bakar minyak bumi. Semakin berkembangnya kegiatan usaha pertambanngan minyak dan gas bumi di Indonesia yang memanfaatkan teknologi tinggi dan untuk mengantisipasi resiko kecelakaan yang cukup besar, serta untuk menjamin standar dan mutu serta keselamatan kerja migas maka dianggap perlu adanya Pedoman Teknis Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia yang akan digunakan sebagai pedoman teknis dan tata cara melakukan pemeriksaan keselamatan kerja bidang pengelasan dan pengeboran pada penyambungan pipa dan pencabangan pipa. Dimana pada waktu pelaksanaan penyambungan, aliran pipa gas pada pipa existing tidak perlu dihentikan sehingga produksi aliran gas tetap beroperasi pada instalasi, peralatan yang digunakan pada usaha kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2001, sebagaimana telah berubah dengan keputusan Mahkamah Konstitusi No.0002/PUU-I/2003 tanggal 21 Desember 2004 tentang minyak dan gas bumi, Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2004, mengamanatkan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus menjamin efisiensi dan efektifitas atas tersedianya minyak dan gas bumi sebagai sumber energi maupun bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri. Pelaksanaan kegiatan minyak dan gas bumi memiliki ciri khusus antara lain padat modal, teknologi tinggi, resiko tinggi, serta sumber daya manusia dengan kompetensi dan kualifikasi tertentu, sehingga diperlukan keteknikan yang baik untuk mencapai optimalisasi, efisiensi dan keselamatan Migas, meliputi :
Perangkat pengaturan dan pengawasan keteknikan hot tapping di bidang usaha kegiatan Migas;
Instalasi, peralatan dan tenaga kerja yang memenuhi standar;
Standar wajib dalam pengawasan keteknikan Migas. Pedoman standar teknis yang handal untuk menjamin standar dan mutu pengelasan dan
pengeboran untuk instalasi pipa dan pencabangan pipa yang sedang beroperasi.
1
1.2 Dasar Hukum Dasar Hukum dalam kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia adalah: -
Undang Undang No. 23 Tahun 1997, Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup.
-
Undang Undang RI No.22 Tahun 2001, Tentang : Minyak dan Gas Bumi.
-
Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 1979, Tentang : Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
-
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 06 P/0746/M.PE/1991, Tentang : Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang digunakan dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi.
-
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38 /M.pe/1997, Tentang: Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.
-
Peraturan Menteri No.15 Tahun 2008, Tentang : Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Mengenai Sistem Perpipaan Transmisi dan Distribusi Gas Sebagai Standar Wajib Yaitu SNI 13-3474-2002. & SNI 13-3473-2002.
-
Prosedur Pengelasan Hot Tapping pada peralatan yang berisi fluida mudah terbakar mengacu pada Standar API 1104 (SNI 13-3472-Rev.2002) & API 1107(SNI 13-41291996).
-
SK Dirjen Migas No.84K/38/DJM/1998 tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Kegiatan Maksud dilakukan kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia yang akan dipergunakan sebagai pedoman teknis dan tata cara melakukan pemeriksaan keselamatan kerja di bidang pengelasan dan pengeboran pada pipa gas yang menghubungkan antara pipa induk (Main Line), pipa cabang (Branch Line) dan pipa service (Service Line) ke Metering Regulation Station (MRS), atas instalasi, perangkat
2
dan teknik yang dipergunakan pada usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. 1.3.2 Tujuan Kegiatan Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia adalah: 1. Mendapatkan gambaran secara detail metode pelaksanaan hot tapping pada pipa gas, minyak, air, kimia dan lain-lain. 2. Mendapatkan gambaran cara penyambungan pipa existing dengan pipa pencabangan baru. 3. Mendapatkan gambaran cara menghubungkan pipa distribusi gas dari pipa main line ke Metering Regulation System (MRS) yang selanjutnya akan diteruskan ke pipa instalasi yang nantinya akan digunakan untuk supply gas kepada para pelanggan (Customer). 4. Meningkatkan pemahaman pemeriksaan teknis pengelasan dan pengeboran pada penyambungan pipa dengan pencabangan, dimana pada waktu pelaksanaan penyambungan, aliran gas pada pipa existing tidak perlu dihentikan. 5. Menghemat waktu pemasangan pencabangan pipa dan mendukung terlaksananya pekerjaan sesuai dengan perkembangan teknologi dan tercapainya tingkat keselamatan migas yang diharapkan. 6. Meningkatnya kehandalan pasokan gas sampai kepada para pelanggan (Customer) dengan cara mengalirkan langsung melalui pipa dari distributor sampai kepada pengguna / pelanggan di sisi infrastruktur penyimpanannya. 7. Adanya pedoman / acuan teknis mengenai pemeriksaan pengelasan dan pengeboran pada pipa yang sedang beroperasi yang dilakukan pencabangan antara pipa existing dengan pipa baru serta upaya, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada instalasi dan peralatan migas, sehingga dapat dioperasikan dengan memenuhi standar keselamatan yang ditentukan. 1.4 Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
3
1.5 Ruang Lingkup Kegiatan Ruang Lingkup kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia adalah: 1. Inventarisasi dan pengolahan data awal/sekunder: -
Melakukan inventarisasi dan pengolahan data standar/prosedur/acuan yang digunakan pada pemeriksaan teknis hot tapping.
-
Melakukan inventarisasi potensi bahaya kebakaran pada hot tapping.
-
Melakukan inventarisasi usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan potensi kebakaran pada pekerjaan hot tapping.
2. Survei penerapan standar pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada pekerjaan hot tapping, dengan objek survei meliputi: -
Penggabungan pipa pencabangan pada instalasi dan peralatan minyak dan gas bumi.
-
Tempat penyaluran minyak dan gas bumi yang menggunakan pipa penyalur.
-
Peralatan pencegah dan penanggulangan kebakaran pada kegiatan pekerjaan hot tapping.
3. Melakukan analisa data terkait standar yang telah ditetapkan pada pelaksanaan hot tapping penyaluran minyak dan gas bumi yang sudah ada pada badan usaha di wilayah Indonesia. 4. Melakukan identifikasi dan analisa pelaksanaan prosedur teknis pada pekerjaan hot tapping, serta analisis kebutuhan informasi yang diperlukan dalam rangka standarisasi sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada pekerjaan hot tapping. 5. Melakukan analisis dan evaluasi pencegahan bahaya kebakaran pada pekerjaan hot tapping. 6. Pembuatan rumusan standarisasi perhitungan ketebalan minimum dan tekanan operasi maksimum yang diijinkan untuk pekerjaan hot tapping berdasarkan design, konstruksi, instalasi, operasi, perawatan dari suatu sistem instalasi minyak dan gas bumi yang meliputi: P = Tekanan Operasi (psi) S = Kuat Ulur Spesifikasi (psi) T = Tebal Dinding Nominal Pipa (inch) D = Diameter luar normal pipa (inch)
4
F = Faktor design tipe konstruksi T = Faktor penurunan suhu E = Faktor sambungan memanjang / Longitudinal P=2xSxt xFxExT D 1.6 Hasil Yang Ingin Dicapai Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah Laporan Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
1.7 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia sebagai berikut: Tabel 1. 1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
No
Kegiatan
1
Pengumpulan data sekunder Hot Tapping Melakukan analisis data dan literatur Survei penggunaan dan penerapan prosedur teknis Melakukan evaluasi dan analisis Finalisasi pedoman teknis pemeriksaan Hot Tapping Pembuatan Laporan
2 3 4 5 6
I
5
Bulan Ke II III IV
BAB 2 PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
2.1 Pemahaman terhadap Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2001, sebagaimana telah berubah dengan keputusan Mahkamah Konstitusi No.0002/PUU-I/2003 tanggal 21 Desember 2004 tentang minyak dan gas bumi, Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2004, mengamanatkan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus menjamin efisiensi dan efektifitas atas tersedianya minyak dan gas bumi sebagai sumber energi maupun bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri. Pelaksanaan kegiatan minyak dan gas bumi memiliki ciri khusus antara lain padat modal, teknologi tinggi, resiko tinggi, serta sumber daya manusia dengan kompetensi dan kualifikasi tertentu, sehingga diperlukan keteknikan yang baik untuk mencapai optimalisasi, efisiensi dan keselamatan Migas, meliputi :
Perangkat pengaturan dan pengawasan keteknikan hot tapping di bidang usaha kegiatan Migas;
Instalasi, peralatan dan tenaga kerja yang memenuhi standar;
Standar wajib dalam pengawasan keteknikan Migas. Maka perlu dibuat pedoman teknis yang handal untuk menjamin standar dan mutu serta
keselamatan kerja migas maka Pedoman Teknis Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia yang akan digunakan sebagai pedoman teknis dan tata cara melakukan pemeriksaan keselamatan kerja bidang pengelasan dan pengeboran pada penyambungan pipa dan pencabangan pipa. Dimana pada waktu pelaksanaan penyambungan, aliran pipa gas pada pipa existing tidak perlu dihentikan sehingga produksi aliran gas tetap beroperasi pada instalasi,serta peralatan yang digunakan pada usaha kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. 2.1 Pemahaman terhadap Latar Belakang Pada dasarnya, kegiatan penyusunan Pedoman Teknis Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia ini bertujuan untuk menyusun suatu kajian mengenai standarisasi sistem pemeriksaan pekerjaan hot tapping sehingga nantinya dapat dijadikan acuan yang sesuai sebagai pelaksanaan
6
pekerjaan hot tapping yang efisien dan meningkatkan optimalisasi keselamatan migas. Adapun manfaat umum dari kajian ini sebagai berikut a. Meningkatkan pemahaman Pemerintah dan pelaku produksi padaaspek keselamatan dalam handling pekerjaan hot tapping. b. Menjadi Pedoman standar teknis dalam pelaksanaan pekerjaan hot tapping untuk menekan tingkat resiko yang terjadi. 2.3 Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli Berdasarkan pemahaman Konsultan akan lingkup kegiatan yang tertuang dalam KAK, Konsultan akan memfokuskan pekerjaan ini dalam 4 (empat) kegiatan utama dimana terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, antara lain: 1. Ruang lingkup kajian dapat dijabarkan lebih mendetail untuk mendapatkan hasil keluaran yang terfokus pada tujuan dan sasaran sebagaimana dipersyaratkan dalam kerangka acuan. 2. Dengan batasan waktu dan biaya, maka pekerjaan ini akan membutuhkan banyak data, baik primer dan sekunder yang diperoleh dengan cara survei. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu basis data yang baik, relevan dan memiliki reliabilitas tinggi, sehingga pada kajian-kajian berikut ataupun kajian sejenis dapat mempergunakan data tersebut. 3. Adapun lingkup kegiatan yang selanjutnya dikembangkan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : a. Melakukan inventarisir kebutuhan data awal b. Pihak konsultan melakukan inventarisir terhadap kebutuhan data awal dari berbagai sumber terkait. c. Mengumpulkan data awal d. Pihak konsultan melakukan pengumpulan dan pengevaluasian terhadap data awal, menentukan format pelaksanaan, serta metode pelaporan. e. Melakukan survei lapangan. f. Menganalisa hasil pengumpulan data dan informasi. g. Menyusun dan mengkoordinasikan draft output kegiatan. h. Menyusun laporan
7
i. Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh pihak konsultan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi tenaga ahli di bidangnya, sebagai berikut: Tabel 2. 2 Kebutuhan Personel
No
Posisi
Kualifikasi
Pengalaman (Tahun)
Jumlah
Bulan
Tenaga Ahli 1.
Tim Leader
S2, Teknik Mesin
5
1
4
2.
Ahli Teknik Mesin
S1, Teknik Mesin
3
1
4
3.
Ahli Teknik Metalurgi
S1, Teknik Metalurgi
3
2
4
4.
Ahli teknik Elektro
S1, Teknik Elektro
3
1
4
5.
Ahli K3
S1, Teknik
3
2
4
7.
Ahli Teknik Lingkungan
S1, Teknik Lingkungan
3
1
4
8.
Ahli Teknik Sipil
S1, Teknik Sipil
3
1
4
Tenaga Pendukung 1.
Administrasi
D3, Administrasi
2
1
4
2.
Sekretaris
D3, Sekretaris
2
1
4
3.
Surveyor
D3 Teknik
2
3
4
4.
Quality Control
D3 Teknik
2
1
4
5.
Tenaga
Pendukung D3 Teknik
2
1
4
Pengelasan
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah dipelajari, pelaksana kerja telah mendapatkan pemahaman dan sanggup menyediakan tenaga ahli sesuai dengan ketentuan yang telah disyaratkan, yaitu : 1. Ketua Tim, yang bertugas mengkoordinasikan perancangan instrumen/perangkat untuk survei lapangan wawancara untuk memperoleh data primer dan menginterpretasikan / menganalisis hasil pengumpulan data sekunder, menentukan metodologi dan kebutuhan kajian. Selain itu, ketua tim bertanggung jawab atas kualitas output pekerjaan. Kualifikasi ketua tim adalah berpendidikan S2 teknik mesin yang memiliki masa kerja yang memadai di bidang manajemen/teknik kimia/teknik gas dan petrokimia/teknik perminyakan, dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Selain itu diperlukan
8
pengalaman kerja khusus dalam menangani pekerjaaan hot tapping sehingga memiliki pemahaman yang luas dalam mengelola dan menjamin keberlanjutan program tersebut serta memiliki pengalaman dalam mengkoordinasikan perancangan dan pelaksanaan survei serta analisis hasil kompilasi data primer dan sekunder 2. Tenaga Ahli Teknik Mesin, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar teknik mesin dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik mesin memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 3. Tenaga Ahli Teknik Metalurgi, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar teknik metalurgi dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik metalurgi, memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 4. Tenaga Ahli Teknik Elektro, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar teknik elektro dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik elektro, memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 5. Tenaga Ahli K3, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar K3 dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik, memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 6. Tenaga Teknik Lingkungan, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar lingkungan dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik lingkungan, memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi
9
dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 7. Tenaga Teknik Sipil, bertugas memberikan pengarahan dan pandangan berdasarkan aspek ilmu, teori dan standar teknik sipil dan penerapannya pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kualifikasi tenaga ahli adalah berpendidikan minimal S1 teknik, memiliki masa kerja yang memadai di bidang minyak dan gas bumi dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sesuai bidang keahlian serta memiliki pengalaman dalam dalam menangani pekerjaaan hot tapping. 8. Tenaga Pendukung, yang bertugas membantu tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya, mengkoordinasikan pengolahan data primer dan sekunder yang diperoleh, serta membantu persiapan pelaksanaan wawancara. Kualifikasi tenaga pendukung adalah berpendidikan minimal D3 sederajat dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun sesuai bidang keahlian masing-masing serta memiliki pengalaman dalam survei dan mengkoordinasikan pengolahan data serta analisa data primer dan data sekunder terutama personil yang dilibatkan di dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga ahli yang profesional dalam bidangnya masing-masing dan telah terbiasa melaksanakan pekerjaan dalam satu tim sehingga akan langsung mampu melakukan komunikasi dan lebih mudah beradaptasi. Dengan kondisi tersebut, diharapkan pekerjaan ini akan dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10
BAB 3 TINJAUAN PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN PEKERJAAN HOT TAPPING PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI
3.1 Hot Tapping Hot tapping adalah hubungan percabangan yang dibuat pada jaringan pipa gas pada saat jaringan beroperasi. Penghubungan pipa cabang pada jaringan pipa terpasang dan pengeborannya dilaksanakan pada saat pipa dalam keadaan beroperasi. Pekerjaan utama dalam Hot Tapping adalah pengeboran dan pengelasan. Pengeboran adalah pembuatan lubang saluran (tapping) pada pipa existing dengan menggunakan fasilitas hot tapping. Pengelasan dilakukan dengan pemasangan fitting khusus hot tapping pada pipa existing dengan menggunakan spesifikasi prosedur las (welding prosedure spesification) yang sesuai. 3.2 Pedoman Teknis Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping Pedoman teknis pemeriksaan adalah standar teknis yang handal untuk menjamin standar dan mutu pekerjaan, serta keselamatan kerja Migas. Dalam hal ini hot tapping untuk instalasi pipa dan pencabangan pipa yang sedang beroperasi. Pedoman teknis pemeriksaan pekerjaan hot tapping mencakup beberapa hal sebagai berikut:
Perangkat pengaturan dan pengawasan keteknikan;
Instalasi, peralatan dan tenaga kerja yang memenuhi standar;
Standar wajib dalam pengawasan keteknikan Migas. Secara garis besar, pedoman teknis pemeriksaan pekerjaan hot tapping untuk menjamin
standar dan mutu pekerjaan dan keselamatan kerja sebagai berikut: Pemeriksaan sebelum pekerjaan hot tapping -
Izin pekerjaan hot tapping
-
Izin pekerjaan panas
-
Apakah mesin hot tap memiliki rating tekanan dan temperatur yang sesuai serta memiliki langkah pemotongan yang cukup untuk pekerjaan ini?
11
-
Sudahkah lokasi yang tepat untuk hot tap pada saluran pipa atau bejana diidentifikasi dan ditandai?
-
Sudahkah area yang akan dilas diinspeksi ketebalannya dan bebas dari korosi laminasi, hydrogen attack, atau ketidaksempurnaan metalurgi lainnya?
-
Sudahkah metalurgi pipa saluran atau bejana diketahui, dan apakah sesuai dengan fitting yang akan dikoneksikan?
-
Sudahkan ditentukan bahwa perlakuan stress relief lasan tidak diperlukan?
-
Apakah flensa, baut, paking, pipa dan katup yang akan dipasang memenuhi standar perpipaan untuk saluran pipa atau bejana yang akan di-hot tap?
-
Apakah tersedia ruang yang cukup untuk pengoperasian mesin hot tap?
-
Apakah tersedia ruang yang cukup di dalam mesin hot tap untuk penarikan cutter melalui katup?
-
Apakah panjang hot tap fitting mencukupi untuk mengoperasikan mesin hot tap?
-
Sudahkah tes komposisi gas yang mudah terbakar dan beracun pada lokasi daerah hot tapping dilakukan?
-
Sudahkah komposisi kimia isi saluran pipa atau bejana dipertimbangkan untuk menghindari pengelasan pada peralatan yang mengandung campuran yang mudah terbakar, hydrogen, atau bahan kimia yang mempengaruhi kekuatan logam?
-
Apakah bahan dalam saluran pipa stabil dibawah kondisi panas dan bebas oksigen?
-
Sudahkan peralatan pemadam kebakaran disediakan?
-
Apakah sudah disediakan perlengkapan pelindung yang sesuai untuk semua personil di daerah hot tapping?
-
Apakah daerah yang akan di-hot tap berada dibawah level cairan tangki atau pada saluran pipa atau bagian peralatan dimana terdapat cairan mengalir?
-
Apakah alat angkat dan peralatan pendukung untuk mesin hot tap dan perpipaannya, daerah penyimpanan, dan ruang kerja serta jalan keluar darurat sudah memadai?
-
Sudahkah prosedur untuk mengisolasi daerah kerja pada keadaan darurat disiapkan, dan apakah personil dilatih untuk menjalani prosedur ini?
Pemeriksaan sebelum pengelasan -
Apakah pre-heat area lasan diperlukan?
12
-
Apakah fitting sudah diposisikan dengan benar sehingga ketidaklurusan mesin hot tap tidak akan terjadi?
-
Sudahkan tekanan dan temperatur material diturunkan sampai batas yang diijinkan oleh proses operasi?
-
Apakah ada cairan atau aliran gas yang kontak dengan area yang akan di-hot tap?
Pemeriksaan sebelum pengelasan -
Sudahkah lasan di tes?
-
Sudahkah katup hot tap, paking, gasket dan baut diperiksa terhadap kemungkinan bocor?
-
Sudahkah paking atau seal pada mesin hot tap dicek?
-
Sudahkah katup pembuangan tekanan dicek untuk memastikan dapat menahan tekanan, dapat dioperasikan dan tidak terhambat?
-
Apakah semua baut pada cutter dan pilot sudah dikencangkan?
-
Apakah penangkap kupon ada pada pilot?
-
Apakah katup terpasang segaris, satu sumbu dengan flensa?
-
Sudahkah kedalaman pemotongan dihitung untuk untuk menghindari terpotongnya sisi pipa yang berlawanan?
-
Sudahkah batang bor dilewatkan kedalam katup untuk menjamin tidak adanya hambatan?
Pemeriksaan sebelum melepas mesin hot tap -
Sudahkah petunjuk dari pemanufaktur diikuti untuk menjamin batang bor telah ditarik dengan sempurna sebelum menutup katup hot tap?
-
Sudahkah katup hot tap ditutup?
-
Sudahkah katup pembuang tekanan dibuka?
-
Sudahkah seluruh tekanan diablas/dibuang dari mesin hot tap sebelum melepas baut dari flensa?
13
3.3 Standar Acuan Pedoman Teknis Pemeriksaan Pekerjaan Hot Tapping Standar acuan yang digunakan dalam penyusunan pedoman teknis pemeriksaan pekerjaan hot tapping sebagai berikut: -
SNI 13-3474-2002
-
SNI 13-3473-2002
-
API 1104 (SNI 13-3472-Rev.2002)
-
API 1107(SNI 13-4129-1996).
-
SK Dirjen Migas No.84K/38/DJM/1998 tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
14
BAB 4 METODOLOGI KEGIATAN & SISTEM PELAPORAN
4.1 Metodologi Kegiatan Metodologi kegiatan terdiri dari empat tahapan, yaitu : (i) tahap persiapan, (ii) tahap pengumpulan data, (iii) tahap analisa, dan (iv) tahap finalisasi pelaporan. Uraian dari masing-masing tahapan dijelaskan sebagai berikut. - Tahapan Persiapan Pematangan konsep dan metodologi yang berkembang dari hasil diskusi dan kajian awal serta inventarisir kebutuhan data awal akan dilakukan pada tahap ini. Pada tahap ini, konsultan juga akan mempersiapkan keperluan adminitrasi untuk surveyor maupun tenaga ahli yang akan melaksanakan kunjungan lapangan dan wawancara
untuk keperluan
mengakses data sekunder terkait dengan kajian. - Tahapan Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dilakukan setelah tersusunnya laporan pendahuluan dimana pada tahap ini akan dilakukan studi literatur menggunakan data sekunder dan kajian terdahulu yang ter-update. Selain data sekunder, Konsultan juga akan melakukan pengumpulan data primer yang berasal dari survei lapangan dan dialog dengan para stakeholder. - Tahap Analisis Data-data yang telah terkumpul dari tahapan sebelumnya selanjutnya dianalisis menggunakan metode untuk menghasilkan pedoman teknis pemeriksaan pekerjaan hot tapping. - Tahap finalisasi Tahap finalisasi laporan merupakan tahap penyusunan laporan akhir kajian dimana keseluruhan tahap analisis telah merekomendasikan standar teknis pedoman pemeriksaan pekerjaan hot tapping yang akan digunakan sebagai acuan pedoman kegiatan terkait.
15
4.2 Sistem Pelaporan Sistem pelaporan kegiatan pembuatan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia sebagai berikut: - Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan pekerjaan,
penggunaan
memuat:
rencana,
rincian dan jadwal pelaksanaan
tenaga kerja dengan uraian tugas dan tanggung jawab serta
metodologi dalam penyusunan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. -
Laporan Akhir Laporan Akhir memuat: memuat seluruh hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan penyusunan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
- Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif memuat ringkasan dari pelaksanaan pekerjaan penyusunan Pedoman Teknis Pemeriksaan Hot Tapping pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
16