BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Tube Tuberk rkul ulos osis is (TBC (TBC)) adal adalah ah peny penyaki akitt menu menula larr yang yang masi masih h menjad menjadii perhatian dunia.Angka kesakitan dan kematian akibat TBC pun masih tinggi. Berdasar data WHO tahun 2!" #"$ juta orang di dunia meninggal karena TBC. %ni disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan" terutama penderita menular yaitu penderita TBC BTA positi& .( WHO 'lobal eport" 2# ) *i %ndo %ndone nesia sia TBC TBC meru merupa paka kan n peny penyeba ebab b kema kemati tian an utam utamaa dan dan angk angkaa kesakitan dengan urutan teratas setelah %+,A.Tahun 2# jumlah penderita TBC TBC di %ndo %ndone nesia sia menmen-apa apaii #/ #/ oran orang0 g0# #. . pend pendud uduk uk.. %ndo %ndone nesia sia menduduki urutan ketiga setelah %ndia dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia ( %sbamah" 2#1). *iagnosis *iagnosis pasti penyakit penyakit tuberkulosi tuberkulosiss paru adalah dengan menemukan kuman Mycobacterium kuman Mycobacterium tuberculosis dalam tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru se-ara biakan" akan tetapi pemeriksaan laboratorium lain juga membantu dalam memper memperku kuat at diag diagno nosi sis" s" yaitu yaitu peme pemeri riks ksaan aan darah darah
dian diantar taran anya ya adala adalah h
pemeriksaan jumlah leukosit dan aju 3ndap *arah ( 3* ). ,eningkatan jumlah leukosit dan 3* dapat menunjukkan proses tuberkulosis yang sedang akti&. %ni biasanya biasanya ditemukan pada penderita baru TBC" yaitu penderita penderita TBC dia4al penularan ataupun penderita TBC yang belum diobati. ( Bestari 2# )
1
+etelah penderita TBC meminum OAT ( Obat Anti Tuberkulosis ) selama 5 bulan dan proses tuberkulosis tidak lagi akti& maka jumlah leukosit dan nilai 3* akan kembali normal. ( Bestari 2# ) Berd Berdasa asark rkan an latar latar bela belaka kang ng diat diatas as maka maka penu penuli liss ingi ingin n mela melaku kuka kan n penelitian tentang 67embandingkan 8umlah eukosit dan 9ilai aju 3ndap *arah *arah ,ada ,ada ,asien ,asien Tuber Tuberkul kulosi osiss ,aru ,aru +ebelu +ebelum m ,engob ,engobata atan n dan +etelah +etelah ,engobatan +elama 3nam Bulan *engan Obat Obat Anti Anti Tuberkulosis Tuberkulosis 6 1.2.
Perumusan Ma Masalah
Apakah Apakah ada perbed perbedaan aan 8umlah 8umlah eukos eukosit it dan nilai nilai aju aju 3ndap 3ndap *arah *arah pasien Tuberkulosis ,aru sebelum pengobatan dan setelah setel ah pengobatan selama enam bulan dengan Obat Anti Tuberkulosis: 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan Umum ;ntuk mengetahui jumlah leukosit dan nilai aju 3ndap *arah pasien
Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru
Tujuan Tu juan !husus
#. ;ntu ;ntuk k meng mengeta etahu huii juml jumlah ah leuko leukosit sit dan nila nilaii aju aju 3nda 3ndap p *ara *arah h pasien Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru sebelum pengobatan 2. ;ntu ;ntuk k meng mengeta etahu huii juml jumlah ah leuko leukosit sit dan nila nilaii aju aju 3nda 3ndap p *ara *arah h pasien Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru setelah pengobatan selama 5 bulan dengan Obat Anti Tuberkulosis Tuberkulosis /. ;ntuk ;ntuk mengetahu mengetahuii apakah apakah ada perbedaan perbedaan jumlah jumlah leukos leukosit it dan nilai aju 3ndap darah pasien tuberkulosis paru sebelum pengobatan dan setelah setelah pengob pengobatan atan selama selama enam bulan bulan dengan dengan Obat Obat Anti Anti
1.".
Tuberkulosis Batasan Ma Masalah
2
+etelah penderita TBC meminum OAT ( Obat Anti Tuberkulosis ) selama 5 bulan dan proses tuberkulosis tidak lagi akti& maka jumlah leukosit dan nilai 3* akan kembali normal. ( Bestari 2# ) Berd Berdasa asark rkan an latar latar bela belaka kang ng diat diatas as maka maka penu penuli liss ingi ingin n mela melaku kuka kan n penelitian tentang 67embandingkan 8umlah eukosit dan 9ilai aju 3ndap *arah *arah ,ada ,ada ,asien ,asien Tuber Tuberkul kulosi osiss ,aru ,aru +ebelu +ebelum m ,engob ,engobata atan n dan +etelah +etelah ,engobatan +elama 3nam Bulan *engan Obat Obat Anti Anti Tuberkulosis Tuberkulosis 6 1.2.
Perumusan Ma Masalah
Apakah Apakah ada perbed perbedaan aan 8umlah 8umlah eukos eukosit it dan nilai nilai aju aju 3ndap 3ndap *arah *arah pasien Tuberkulosis ,aru sebelum pengobatan dan setelah setel ah pengobatan selama enam bulan dengan Obat Anti Tuberkulosis: 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan Umum ;ntuk mengetahui jumlah leukosit dan nilai aju 3ndap *arah pasien
Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru
Tujuan Tu juan !husus
#. ;ntu ;ntuk k meng mengeta etahu huii juml jumlah ah leuko leukosit sit dan nila nilaii aju aju 3nda 3ndap p *ara *arah h pasien Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru sebelum pengobatan 2. ;ntu ;ntuk k meng mengeta etahu huii juml jumlah ah leuko leukosit sit dan nila nilaii aju aju 3nda 3ndap p *ara *arah h pasien Tuberkulosis Tuberkulosis ,aru setelah pengobatan selama 5 bulan dengan Obat Anti Tuberkulosis Tuberkulosis /. ;ntuk ;ntuk mengetahu mengetahuii apakah apakah ada perbedaan perbedaan jumlah jumlah leukos leukosit it dan nilai aju 3ndap darah pasien tuberkulosis paru sebelum pengobatan dan setelah setelah pengob pengobatan atan selama selama enam bulan bulan dengan dengan Obat Obat Anti Anti
1.".
Tuberkulosis Batasan Ma Masalah
2
,enelit ,enelitian ian ini dibata dibatasi si pada pada penderi penderita ta Tuber Tuberkul kulosi osiss ,aru ,aru dengan dengan BTA BTA positi& maupun BTA negati& rontgen positi& sebelum diobati dan setelah pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis. Tuberkulosis. 1.#.
Man$aat Penelitian #. ,erbed ,erbedaan aan jumlah jumlah leukos leukosit it dan nilai nilai 3* pada pender penderita ita TBC TBC ,aru
sebelum dan sesudah yang diobati dengan OAT OAT selama 5 bulan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. 2. +ebagai +ebagai aplikasi aplikasi kemampuan kemampuan penuli penuliss di bidang bidang penelitia penelitian. n. /. +eba +ebaga gaii baha bahan n peng pengem emba bang ngan an lite literat ratur ur bagi bagi ,rod ,rodii *%< *%< Teknol knolog ogii aboratorium 7edik +tikes ,erintis +umbar.
BAB II TIN%AUAN PU&TA!A
2.1.
De$inisi Da Darah
3
*arah merupakan -airan jaringan tubuh dengan &ungsi utama mengangkut oksigen yang diperlukan sel=sel seluruh tubuh.*arah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi" mengangkut >at=>at sisa metabolism dan mengandung berbagai bahan penyususn sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Hormon=hormon dari sistemendokrin juga diedarkan melalui darah. 8umlahnya 5=? dari berat badan. *arah terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan korpuskuli. ( +ugiyanto" +" 2#2 ) ,lasma darah merupakan bagian -air" sedangkan yang dimaksud dengan korpuskuli terdiri atas sel darah putih ( leukosit )" sel darah merah ( eritrosit ) dan sel darah pembeku ( trombosit ). 1=5? darah terdiri atas sel=sel darah terutama eritrosit" eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh" dan eritrosit ini mampu mengangkut oksigen se-ara e&&ekti&. ( +ugiyanto" +" 2#2 )
2.2.
Leuk'sit ( &el Darah Putih )
eukosit adalah sel darah yang mengendung inti" disebut juga sel darah putih. eukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap >at=>at asing. *idalam darah manusia" normal didapati jumlah leukosit rata=rata 1=# sel0mm/" bila jumlahnya lebih dari #20mm/" keadaan ini disebut leukositosis" bila kurang dari 10mm / disebut leukopenia. +ebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. ;ntuk klasi&ikasinya didasarkan pada mor&ologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya. 2.2.1. %enisjenis Leuk'sit
4
#. 'ranulosit @aitu leukosit yang mempunyai granula spesi&ik" yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah -air" dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang berariasi. Terdapat tiga jenis leukosit granuler yaitu neutro&il" baso&il"dan asido&il (atau eosino&il) yang dapat dibedakan dengan a&initas granula terhadap >at 4arna netral" basa dan asam. =
BA+O%
8enis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar .1?" sehingga sangat sulit diketemukan pada sediaan apus. ;kurannya sekitar #=#2 m sama besar dengan netro&il. Durang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen=segmen ata kadang=kadang tidak teratur. %nti satu" besar bentuk pilihan irreguler" umumnya bentuk huru& +" sitoplasma baso&il terisi granul yang lebih besar" dan seringkali granul menutupi inti" sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. 'ranul spesi&ik bentuknya ireguler ber4arna biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma. 'ranula baso&il mensekresi histamin yang berperan dalam
5
dalam proses alergi baso&il merupakan sel utama pada tempat peradangan ini dinamakan hypersesitiitas kulit baso&il. =
3O+%9O%
8umlah sel eosino&il sebesar #=/? dari seluruh leukosit atau #1=1 buah per mm/ darah. ;kurannya berdiameter #=#1 m" sedikit lebih besar dari netro&il. %ntinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir=butir khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netro&il. 3osino&il berkaitan erat dengan peristi4a alergi" karena sel=sel ini ditemukan dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. 3osino&il mempunyai kemampuan melakukan &agositosis" lebih lambat tapi lebih selekti& dibanding neutro&il. 3osino&il mem&agositosis komplek antigen dan antibodi" ini merupakan &ungsi eosino&il untuk melakukan &agositosis selekti& terhadap komplek antigen dan
antibodi.
3osino&il
mengandung
pro&ibrinolisin"
diduga
berperan
mempertahankan darah dari pembekuan" khususnya bila keadaan -airnya diubah oleh proses=proses patologi. =
93TO%
6
9etro&il Batang
9etro&il +egmen *i antara granulosit" netro&il merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu /=5 per mm/ darah normal. *alam darah dijumpai dua ma-am netro&il yaitu netro&il batang 2=? dan netro&il segmen 1=$? dari seluruh jumlah leukosit. ,ada perkembangan sel netro&il dalam sumsum tulang" terjadi perubahan bentuk intinya" sehingga dalam darah peri&er selalu terdapat bentuk=bentuk yang masih dalam perkembangan. *alam keadaan normal perbandingan tahap=tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat men-erminkan kelainan. +el netro&il matang berbentuk bulat dengan diameter #= #2 m. %ntinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2=1 lobi bahkan dapat lebih. 7akin muda jumlah lobi akan berkurang. @ang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah=pisah oleh bahan inti berbentuk benang. %nti terisi penuh oleh butir=butir khromatin padat sehingga sangat
7
mengikat >at 4arna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti" maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus. *alam netro&il terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti netro&il yang tidak lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel 4anita. Barr Bodies dalam inti netro&il tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan ke-il. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang 4anita. *alam sitoplasma terdapat 2 jenis butir=butir ata granul yang berbeda dalam penampilannya dengan ukuran antara (./=.m). 'ranul pada neutro&il tersebut yaitu E •
A>uro&ilik yang mengandung en>ym liso>om dan peroksidase" dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam sumsum tulang yang makin de4asa makin berkurang jumlahnya. ;kurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan kemampuan mengikat 4arna. *engan pe4arnaan omanosky butiran ini tampak ungu
•
kemerah=merahan. 'ranul spesi&ik lebih ke-il mengandung &os&atase alkali dan >at=>at bakterisidal (protein Dationik) yang dinamakan &agositin. *inamakan butir spesi&ik karena hanya terdapat pada sel netro&il dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam tahap mielosit" ber4arna ungu merah muda dan pada sel de4asa akan tampak lebih banyak daripada butir a>uro&il. 9eutro&il jarang mengandung retikulum endoplasma granuler" sedikit mitokonria" apparatus 'olgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. 9eutro&il merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap inasi jasad
8
renik" mem&agosit partikel ke-il dengan akti&. *engan adanya asam amino * oksidase dalam granula a>uro&ilik penting dalam pengen-eran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino *. +elama proses &agositosis dibentuk peroksidase. 7ielo peroksidase yang terdapat dalam neutro&il berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekul tirosin dinding sel bakteri dan menghan-urkannya. *iba4ah
pengaruh >at
toksik tertentu seperti
streptolisin toksin
streptokokus membran granula=granula neutro&il pe-ah" mengakibatkan proses pembengkakan diikuti oleh aglutulasi organel = organel dan destruksi neutro&il. 9eotro&il mempunyai metabolisme yang sangat akti& dan mampu melakukan glikolisis baik se-ara aerob maupun anaerob. Demampuan nautro&il untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan" karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada jaringan nekrotik
2. Agranulosit . @aitu leukosit yang tidak mempunyai granula spesi&ik" sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis luekosit agranuler yaitu lim&osit (sel ke-il" sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak). =
%7O+%T
9
im&osit dalam darah berukuran sangat berariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi lim&osit ke-il ($= m)" lim&osit sedang dan lim&osit besar (#2 m). 8umlah lim&osit menduduki nomer dua setelah netro&il yaitu sekitar #= / per mm / darah atau 2=/? dari seluruh leukosit. *i antara tiga jenis lim&osit" lim&osit ke-il terdapat paling banyak. im&osit ke-il ini mempunyai inti bulat yang kadang=kadang bertakik sedikit. %ntinya gelap karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus. +itoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi
inti
sebagai
-in-in
ber4arna
biru
muda.
Dadang=kadang
sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir=butir a>uro&il yang ber4arna ungu. im&osit ke-il kira=kira berjumlah !2? dari seluruh lim&osit dalam darah. im&osit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh" sehingga sel=sel tersebut tidak saja terdapat dalam darah" melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan lim&oid. Berbeda dengan sel=sel leukosit yang lain" lim&osit setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum dapat ber&ungsi se-ara penuh oleh karena hars mengalami di&&erensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon immunologik" maka sel=sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. +el lim&osit imunokompeten
10
dibedakan menjadi lim&osit B dan lim&osit T" 4alaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat membedakannya. im&osit T sebelumnya mengalami di&erensiasi di dalam kelenjar thymus" sedangkan lim&osit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekialen yang diduga keras jaringan sumsum tulang sendiri. Dedua jenis lim&osit ini berbeda dalam &ungsi immunologiknya. +el=sel lim&osit T bertanggung ja4ab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai reseptor permukaan yang spesi&ik untuk mengenal antigen asing. +el lim&osit B bertugas untuk memproduksi antibodi humoral antibodi response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat se-ara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing tersalut antibodi" kompleks ini mempertinggi &agositosis" lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel D) dari organisme yang menyerang. +el T dan sel B se-ara mar&ologis hanya dapat dibedakan ketika diakti&kan oleh antigen.
=
7O9O+%T
11
8enis sel agranulosit ini berjumlah sekitar /=? dari seluruh leukosit. +el ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar #2=#1 m. Bentuk inti dapat berbentuk oal" sebagai tapal kuda atau tampak seakan=akan terlipat=lipat. Butir=butir khromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada butir khromatin lim&osit. +itoplasma monosit terdapat relati& lebih banyak tampak ber4arna biru abu=abu. Berbeda dengan lim&osit" sitoplasma monosit mengandung butir=butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam netro&il. 7onosit
mampu
mengadakan
gerakan
dengan
jalan
membentuk
pseudopodia sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. *alam jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makro&ag atau sel=sel lain yang diklasi&ikasikan sebagai sel &agositik. *idalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. +elain ber&ungsi &agositosis makro&ag dapat berperan menyampaikan antigen kepada lim&osit untuk bekerja sama dalam sistem imun. 2.2.2. !elainan *a+a leuk'sit #. 93TO%%A" ,eningkatan jumlah neutro&il dalam darah tepi lebih dari
normal" ini bisa disebabkan E = %n&eksi akut -ontoh E radang paru" pneumonia" meningitis = %n&eksi lokal yang disertai dengan produksi dan penimbunan nanah = %ntoksikasi" missal pada >at=>at kimia" uremia. = +elain itu ada juga 9etro&ilia isiologik yang disebabkan oleh olah raga yang berlebihan" stress" ini disebut juga ,seudonetro&ilia. 2. 3O+%9O%%A" ,eningkatan jumlah eosino&il dalam darah tepi" ditemukan pada E = ,enyakit alergi (;rti-aria" Asthma bron-hiale).
12
=
%n&eksi parasit misal pada E +-histosomiasis" Tri-hinosis" Ca-ing
tambang) = +esudah penyinaran = HodgkinFs disease" ,oli arthritis nodosa"dll = Deganasan" penyakit kulit misal 3ksim /. BA+O%%A" ,eningkatan jumlah baso&il dalam darah" ditemukan pada E = %n&eksi oleh irus (+mallpoG" Chi-kenpoG) = Dadang=kadang sesudah +pleenektomi" Anemia hemolitik kronis . 7O9O+%TO+%+" ,eningkatan jumlah monosit dalam darah" ditemukan pada E = %n&eksi Basil (TBC" 3ndo-arditis sub akut) = %n&eksi ,roto>oa (7alaria" dysentri amoeba kronik) = HodgkinFs disease" Artritis heumatoid 1. %7,O+%TO+%+" ,eningkatan jumlah limposit dalam darah" ditemukan pada E = %n&eksi akut (,ertusis" hepatitis" 7ononu-leusis in&eksiosa) dan %n&eksi menahun = ,ada in&ant (bayi dan anak=anak) = adang kronis misal Dolitis ;lserati& = Delainan metaboli- (Hipertiroidisme) 5. 93;TO,39%A" ,enurunan jumlah netro&il dalam darah tepi" penyebabnya E = ,enyakit in&eksi = *emam thypoid" Hepatitis" %n&luen>a" -ampak" malaria" juga tiap jenis
=
in&eksi akut. Bahan kimia dan &isika misal pada radiasi dan obat" Hiperspleenisme"
penyakit hati. $. %7O,39%A" ,enurunan jumlah limposit dalam darah tepi" penyebab E = Dematian kortikosteroid misalnya akibat terapi dengan obat +teroid. = ,enyakit berat misal E 'agal jantung" gagal ginjal" TBC berat. . A'A9;O+%TO+%+" 7enghilangnya granulosit dalam darah tepi se-ara mendadak pada seseorang yang sebelumnya normal. ,ada agranulositosis yang umum jumlah leukosit rendah dan limposit matang merupakan satu= satunya jenis leukosit yang ada dalam darah tepi. ,enyebabnya E ,enyakit autoimmune" juga obat -ontoh obat E Antalgin dan sul&onamide !. 3AD+% 3;D37O%*" eukositosis reakti& yang bukan proses keganasan (Benigna) dengan sel=sel leukosit belum matang dan matang yang memasuki sirkulasi dalam jumlah berlebihan.
13
2.3 LED ( Laju En+a* Darah )
3* adalah ke-epatan pengendapan eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa dengan suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam. 3* menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dan plasma. *arah dengan antikoagulan yang dimasukkan dalam tabung berlumen ke-il dan diletakkan tegak lurus akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan ke-epatan yang disebut aju 3ndap *arah ( 3* ). 9ilainya pada keadaan normal relati& lebih ke-il karena pengendapan eritrosit disebabkan karena graitasi diimbangi oleh tekanan keatas ( %brahim 9" 25 ). ase=ase ,engendapan 3ritrosit ( %brahim 9" 25 ) =
,embentukan rouleauG yaitu gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibody atau tarikan koalen tetapi karena tarik menarik
=
diantara permukaan sel. ,engendapan ,ada &ase ini terjadi pengendapan yang maksimal oleh karena terjadi agregasi atau pembentukan rouleauG atau dengan kata lain partikel= partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih
=
ke-il. ,emadatan ,ada &ase ini ke-epatan pengendapan eritrosit sudah mulai kurang" karena sudah mulai terjadi pemadatan eritrosit.
*alam keadaan normal pada metode Westergren dibutuhkan 4aktu # jam untuk men-apai ketiga &ase tersebut oleh karena itu 3* dinyatakan dalam mm per jam.
14
2.3.1. Prinsi* Pengukuran LED ,rinsip dari pengukuran 3* dengan menggunakan metode
Westergren adalah darah yang sudah diberi antikoagulan bila didiamkan dalam 4aktu tertentu maka sel=sel darah akan mengendap" yang dihitung adalah ke-epatan 4aktu mengendapnya ( ,uslabkes" #!!# ). 7enurut metode Westergreen nilai normal untuk 4anita dan pria berbeda E Wanita E #1 mm0jam" ,ria E # mm0jam ( 'anda +ubrata" #!!! ). 2.3.2. Met'+e Pengukuran Ada dua -ara untuk melakukan pengukuran 3* yaitu -ara makro
dan mikro. *an pengukuran yang banyak digunakan di %ndonesia adalah -ara makro yaitu dengan menggunakan metode
Wintrobe
dan
Westergreen ( 'anda +oebrata" #!!! ) 2.3.3. Anti k'agulan ,ang +i*akai Anti koagulan yang dipakai untuk pengukuran 3* metode Westergreen dengan menggunakan 9atrium Citrat /" ? dengan perbandingan satu olume antikoagulan dan empat olume darah. Atau 3*TA dengan pengen-eran oleh 9aCl &isiologis dengan perbandingan satu olume 9aCl &isiologis dan empat olume darah dengan 3*TA ( +udiono H" 21 ). 2.3.". -akt'r$akt'r ,ang mem*engaruhi LED 1. 3ritrosit aktor yang paling penting dalam pengukuran skala turunnya sel= sel darah merah adalah ukuran atau masa pertikel yang jatuh . ,artikel= partikel yang besar lebih -epat menurunnya. +el=sel darah merah tersebut bermuatan negati& dan karena itu menolak satu sama lainnya. Aglutinasi sel=sel darah merah yang mengalami perubahan dalam
15
bentuk seperti sel=sel sabit dan s&erosit tidak dapat diaglutinasi atau membentuk reuleauG" sehingga ukuran sedimentasi akan turun. ( +udiono H" 21 ) Apabila eritrosit tidak berbentuk pipih" maka tidak akan terjadi reuleauG" sehingga 3* mendekati angka . Bila terdapat eritrosit dalam jumlah sangat banyak ( poliglobuli )" maka 3* akan rendah dan bila eritrosit sangat sedikit ( anemia ) maka 3* akan meningkat. 7uatan eritrosit sangat besar artinya dalam penurunan 3*" eritrosit bermuatan negati&" karenanya eritrosit saling tolak menolak. ,ada albumin yang diperendah atau globulin yang dipertinggi atau &ibrinogen" maka muatan negati& ini akan berkurang kekuatannya" sehingga terjadilah pembentukan rouleauG. *engan demikian maka eritrosit akan segera mengendap dengan ke-epatan yang lebih besar ( +udiono H" 21 ) 2. Domposisi ,lasma Domposisi plasma adalah &aktor paling penting sebagai penentu 3* ouleauG dan agregasi sel=sel darah merah ini dipengaruhi terutama oleh &ibrinogen ( serat ) alpha=# globulin ( +udiono H" 21 ) 3.
16
akan menjadi spheris" keadaan ini akan menyulitkan terjadinya rouleauG dan akibatnya akan memperlambat 3*. $. Cara dan aktor Teknik Tabung 3* harus benar=benar tegak" kemiringan
/ dapat
menyebabkan kesalahan diatas /?. ,erubahan besar pada temperatur juga dapat menyebabkan kenaikan ukuran sedimentasi sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila tabung diletakkan miring maka eritrosit lebih dahulu beralih kepada pembentukan rouleauG. *ari a>as ini kadang juga digunakan untuk menetukan 3* dengan -epat" tetapi -ara ini tidak dibenarkan" kedudukan tabung yang miring / akan memper-epat 3* sebanyak /? . ,enampang Tabung 7akin besar diameter tabung maka hasil 3* akan rendah. 2.3.#. Man$aat LED Dalam !linik ,emeriksaan 3* berman&aat
untuk
memantau
perjalanan
penyakit dan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan gejala yang samar=samar dan tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan &isik. ,emeriksaan ini juga berman&aat untuk memantau keberhasilan terapi penyakit kronik misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis. (ran-es D" #!!$). 3* merupakan reaksi non spesi&ik dari tubuh" dikatakan demikian 3* bisa meninggi pada keadaan patologis apa saja. 3* normal dapat memberi jaminan kepada dokter untuk mengetahui atau menyatakan bah4a tidak ada penyakit yang serius. *alam klinis ber&ungsi E
17
#. 7embantu mengetahui adanya penyakit I penyakit akut misalnya demam rematik. 2. 7emantau perjalananpenyakit dan memantau keberhasilan terapi penyakit kronik" misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis ( ran-es D" Th #!! ) /. 7engetahui ada tidanya kelainan organik pada penderita yang menunjukkan kelainan pada pemeriksaan &isik ( ran-es D" Th #!!$ ) . 7elihat adanya hiperbilirubinemia, yang dapat dilihat dari 4arna plasma yang berubah seperti teh. 2.3.. &um/er&um/er !esalahan ( &u+i'n' H0 2# ) #. 8ika kosentrasi antikoagulan lebih besar dari yang disyaratkan" akan
menyebabkan kekeliruan pengamatan. 2. Demiringan tabung 3* akan menaikkan ukuran sedimentasi. /. Adanya gumpalan dalam darah menyebabkan hasil 3* tidak betul . 'elembung=gelembung udara pada tabung juga akan menyebabkan adanya kesalahan. 1. Temperature ruang yang tinggi menyebabkan nilai 3* meningkat dan penurunan temperatur akan menyebabkan nilai 3* semakin turun.
2.". Tu/erkul'sis ( TB ) 2.".1. !uman +an ara Penularan
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium tuberculosis ). +ebagian besar kuman TB menyerang paru" tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Duman ini berbentuk batang" mempunyai si&at khusus yaitu tahan terhadap asam pada
18
pe4arnaan . Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam ( BTA ). Duman TB -epat mati dengan sinar matahari langsung" tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. *alam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant" tertidur lama selama beberapa tahun. ( Bestari '" 2# ) +umber penularan adalah penderita TB BTA positi&. ,ada 4aktu batuk atau bersin" penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet ( per-ikan dahak). *roplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terin&eksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran perna&asan ( Demenkes %" 2# ) +etelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusiamelaui perna&asan" kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melaui sistim peredaran darah" sistim saluran lim&e" saluran na&as atau penyebaran langsung ke bagian=bagian tubuh lainnya. *aya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. 7akin tinggi derajat positi& hasil pemeriksaan dahak" makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negati& ( tidak terlihat kuman )" maka penderita tersebut dianggap tidak menular. ( Demenkes %" 2# ) Demungkinan seseorang terin&eksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. 2.".2. ejalaejala Tu/erkul'sis
19
'ejala umum E Batuk terus menerus dan berdahak selama / minggu atau lebih. 'ejala lain yang sering dijumpai E = = = =
*ahak ber-ampur darah Batuk darah +esak na&as dan rasa nyeri dada Badan lemah" na&su makan turun" rasa kurang enak badan ( malaise )" berkeringat malam 4alaupun tanpa kegiatan" demam meriang lebih dari sebulan. ( Juhri C" 2#2 )
'ejala I gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke ;nit ,elayanan Desehatan dengan gejala tersebut diatas harus dianggap sebagai seorang suspek tuberkulosis atau tersangka penderita TB" dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak se-ara mikroskopis langsung ( Juhri C" 2#2 ) 2.".3. Diagn'sis Tu/erkul'sis #. ,emeriksaan Dlinis ,emeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan
konjungtia mata atau kulit yang pu-at karena anemia" suhu demam ( sub&ibris )" badan kurus atau berat badan menurun. Tempat kelainan lesi TB yang perlu di-urigai adalah bagian apeks paru. Bila di-urigai in&iltrate yang agak luas" maka akan didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi na&as bron-hial. Akan tetapi didapatkan juga suara na&as tambahan berupa ronkhi basah" kasar dan nyaring. Tetapi bila in&iltrate ini diliputi oleh penebalan pleura" suara na&asnya menjadi esi-ular melemah. ( Amin J" 25 ) 2. ,emeriksaan adiologi
20
,emeriksaan adiologi merupakan -ara paling praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. ,emeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih dibandingkan pemeriksaan lain" tapi dalam beberapa hal memberikan keuntungan seperti
tuberkulosis pada anak=anak . ,ada hal diatas
diagnosis dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologi dada" sedangkan pemeriksaan sputum hampir selalu negatie ( Bahar A" 2## ) /. ;ji Tuberkulin ( 7antouG ) *asar tes tuberkulin adalah reaksi alergi tipe lambat. ,ada penularan dengan kuman patogen " baik yang irulen ataupun tidak tubuh manusia akan mengadakan reaksi imunologi dengan dibentuknya antibody selular pada permulaan dan kemudian diikuti oleh pembentukan antibody humoral yang dalam peranannya akan menekan antibody selular. ;ji tuberkulin dilakukan dengan -ara 7antouG ( penyuntikan intrakutan ) dengan semprit tuberkulin # -- jarum nomor 25. Tuberkulin yang dipakai " adalah tuberkulin ,,* T 2/ kekuatan 2 T;. ,emba-aan dilakukan =$2 jam setelah penyuntikan. *iukur diameter transersal dari indurasi yang terjadi. ;kuran dinyatakan dalam millimeter. ;ji tuberkulin positi& bila indurasi K # mm ( pada gi>i baik ) atau K 1 mm ( pada gi>i buruk ). ( Amin J" 25 ) . ,emeriksaan +putum = ,emeriksaan mikroskopis langsung
21
BTA dengan pe4arnaan Jiehl 9elsen ,emeriksaan sputum sangat penting karena dengan ditemukannya kuman BTA diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. *isamping itu pemeriksaan sputum juga dapat memberikan ealuasi terha dap pengobatan yang telah diberikan. Tetapi terkadang tidak mudah mendapatkan sputum" untuk itu dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum penderita disuruh minum air L 2 liter dan diajarkan re&leG batuk ( *epkes %" 2 ) Duman BTA hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop dan bila jumlahnya paling sedikit 1. kuman dalam # ml sputum atau / batang kuman BTA pada satu sediaan. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat" sehingga sebagian besar diagnosis TBC pada anak didasarkan atas gambaran klinis" gambaran &oto rontgen dada dan uji tuberkulin. ( Bahar A" 2## ) = ,emeriksaan biakan ,emeriksaan biakan dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis pasti tuberkulosis pada pasien tertentu" misalnya TB ekstra paru" TB anak" TB dengan pemeriksaan sputum mikroskopis negati&. ( Bahar A" 2## ) 1. ,emeriksaan *arah. =
,emeriksaan 8umlah ekosit
22
,ada saat tuberkulosis mulai akti& didapatkan jumlah lekosit meninggi dengan di&erensiasi pergeseran kekiri. Bila penyakit mulai
=
sembuh jumlah lekosit kembali normal. ( Bestari '" 2# ) ,emeriksaan aju 3ndap *arah ,ada saat tuberkulosis mulai akti& didapatkan aju 3ndap *arah meningkat. ,eningkatan 3* disebabkan oleh meningkatnya agregasi dari sel=sel darah merah karena perubahan dalam protein plasma. Alasan sering terjadinya peningkatan 3* adalah meningkatnya kadar &ibrinogen plasma terutama globulin yang berkaitan dengan reaksi &ase akut atau kronis ( %sbister 8" #!!! ) ,ada penderita tuberkulosis
paru
terjadi
proses
hipergammaglobulinemia" dimana terjadi respon dari sistim imun yang dirangsang oleh berbagai stimulasi. ,eningkatan globin di dalam darah penderita tuberkulosis paru akan menyebabkan agregasi dari sel=sel darah merah ( eritrosit ) meningkat karena perubahan dalam protein plasma dan menyebabkan eritrosit mudah mengendap dan selanjutnya menngkatkan laju endap darah. ,ada pemeriksaan laboratorium"
peningkatan
3*
dapat
menunjukkan proses tuberkulosis yang sedang akti&" tapi 3* yang normal bukan berarti menyingkirkan adanya proses tuber-ulosis ( %sbister 8" #!!! ) 2.".". Peng'/atan Tu/erkul'sis ( !emenkes 4I0 21" ) #. Tujuan ,engobatan = 7enyembuhkan penderita dan memperbaiki produkti&itas serta kualitas
= = =
hidup 7en-egah kematian 7en-egah kekambuhan 7enurunkan tingkat penularan
23
=
7en-egah terjadinya dan penularan TB resisten obat 2. ,rinsip ,engobatan Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) adalah komponen terpenting dalam pengobatan Tuberkulosis. ,engobatan TB adalah merupakan salah satu upaya paling e&isien untuk men-egah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB. ,engobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip E = ,engobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal ma-am obat untuk men-egah terjadinya
= =
resistensi. *iberikan dalam dosis yang tepat *itelan se-ara teratur dan dia4asi se-ara langsung oleh ,7O
=
( ,enga4as 7enelan Obat ) sampai selesai pengobatan ,engobatan diberikan dalam jangka 4aktu yang -ukup terbagi dalam
tahap a4al serta tahap lanjutan untuk men-egah kekambuhan /. Tahapan ,engobatan ,engobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap a4al dan tahap lanjutan dengan maksud E Taha* a5al 6 ,engobatan diberikan setiap hari. ,aduan pengobatan pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk se-ara e&ekti& menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian ke-il kuman yang mungkin sudah resisten sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. ,engobatan tahap a4al pada semua pasien baru" harus diberikan selama 2 bulan. ,ada umumnya dengan pengobatan se-ara teratur dan tanpa adanya penyulit"
daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan 2 minggu. Taha* LanjutanE pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh
24
khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan men-egah terjadinya kekambuhan. . Obat Anti Tuberkulosis = %soniasid ( H ) Bersi&at bakterisid. 3&ek sampingE neuropati peri&er" psikosis toksis"
=
gangguan &ungsi hati" kejang. i&isin ( ) Bersi&at bakterisid. 3&ek samping E gastrointestinal" urine
ber4arna
&lu
syndrome"
gangguan
merah" gangguan &ungsi hati"
=
trombositopeni" demam" skin rash" sesak na&as" anemia hemolitik. ,irasinamid ( J ) Bersi&at bakterisid. 3&ek samping E gangguan gastrointestinal"
=
gangguan &ungsi hati" gout arthritis. +treptomisin ( + ) Bersi&at bakterisid. 3&ek samping E nyeri ditempat suntikan" gangguan keseimbangan
=
dan
pendengaran"
renjatan
ana&ilaktik"
anemia"
agranulositosis" trombositopeni. 3tambutol ( 3 ) Bersi&at sebagai bakteriostatik. 3&ek samping E gangguan penglihatan" buta 4arna" neuritis peri&er.
1. Disaran *osis OAT bagi ,asien *e4asa
D'sis Harian 7AT
Disaran dosis (mg0kgBB)
7aksimum (mg)
25
3 8 9 minggu
Disaran dosis (mg0kgBB)
7aksimum0har i (mg)
%sonia>id
1(=5)
/
# ( I #2 )
!
i&isin
# ( I #2 )
5
# ( I #2 )
5
,ira>inamid
21 (2=/)
=
/1 (/ I )
=
3tambutol
#1 (#1=2)
=
/ (21=/1)
=
+treptomisin
#1 (#2=#)
=
#1 (#2=#)
#
26
BAB III MET7DE PENELITIAN 3.1 %enis Penelitian ,enelitian dilakukan se-ara eksperimental dengan desain -ross se-tional 3.2 P'*ulasi +an &am*el a. ,opulasi ,opulasi adalah semua pasien TBC ,aru BTA positi& dan BTA negati&
rontgen positi& di Dabupaten *harmasraya sebelum pengobatan dan yang telah meminum OAT selama 5 bulan. b. +ampel +ampel diambil / orang dari semua pasien TBC ,aru yang belum mendapat pengobatan dan setelah pengobatan dengan OAT se-ara purposie sampling. 3.3 :aktu +an Tem*at ,enelitian dilakukan di aboratorium Desehatan *aerah Dab.*harmasraya pada bulan +eptember s0d 9oember 2#5. 3." Pengum*ulan Data a. *ata ,rimer diperoleh dengan memeriksa jumlah lekosit dan nilai aju 3ndap *arah pasien TBC ,aru yang telah selesai pengobatan. b. *ata +ekunder dikumpulkan dengan pen-atatan data pasien yang TBC ,aru sebelum minum Obat Anti Tuberkulosis dari pengelola program TB ,uskesmas dan dokter spesialis paru +;* +ungai *areh. -. %nstrumen penelitian adalah hematology analy>er dan alat pemeriksa 3* 3.# Peng'lahan Data *ata diolah diolah dan dianalisis dengan uji statisti- yaitu *ependent T Tes dengan program +,++ #" &or Windo4s 3. Pemeriksaan %umlah Lek'sit met'+e Hemat'l'g, Anal,;er #. ,rinsip E
+ampel darah yang sudah di-ampur dengan reagen di dilusi sebanyak .G" kemudian diproses pada blok data pro-essing dan hasilya ditampilkan pada display.
27
7etode pemeriksaan se-ara elektrikal impedan-e yaitu larutan elektrolit ( *iluent ) yang telah di-ampur dengan sel sel darah dihisap melalui aperture. ,ada bilik pengukuran terdapat 2 elektrode yang terdiri dari internal ele-trode dan eksternal ele-trode yang terletak dekat aperture. Dedua ele-trode tersebut dile4ati arus listrik yang konstan ketika sel sel darah melalui aperture" hambatan antara kedua ele-trode tersebut naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat ke-il sesuai dengan nilai tahanannya dan diterima dete-tion -ir-uit. +inyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian ampli&ier lalu dikirim ke rangkaian elektronik. ;ntuk mendapat nilai pun-ak" sinyal dikirim ke A0* -onerter dan data yang diperlukan disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimal. *ata tersebut akan dikoreksi oleh C,; dan ditampilkan pada layar C*. Darena setiap sel darah punya ukuran yang berbeda maka C,; dapat membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel ( +eptian" 2#/ ) #. Tujuan 2. Alat /. eagen
E ;ntuk mengetahui jumlah lekosit E Hematology analy>er *irui BCC./B E *iluent &or BCC /B yse &or BCC /B Cleanser &or BCC /B . +ampel E *arah 3*TA 1. Cara kerja E ( ,T +etia Anugrah 7" 2#1 ) = 7enghidupkan alat M Tekan tombol on0o& pada bagian belakang alat" tunggu hingga tampil 39T3 pada layar. Tekan enter hingga mun-ul layar data. Celupkan sampel" buat %* sampel. Alat akan menganalisis sampel selama 2 menit dan memprint hasilnya.
28
=
7en-u-i alat E ,ilih ,%73" tekan prime" tekan enter" timbul
=
O<3T%73 pada alat " tekan enter. 7ematikan alat E Tekan +H;T *OW9" -elupkan 3=J Cleanser" tekan enter" matikan alat dengan menekan tombol on0o& pada bagian
belakang alat. 5. 9ilai normal E 1=# 0mm/ ( 'anda +ubrata" #!!! ) 3.< Pemeriksaan LED met'+e :estergren #.,rinsip E *arah yang sudah diberi antikoagulan bila didiamkan dalam 4aktu tertentu maka sel=sel darah akan mengendap. *alam hal ini yang dihitung adalah ke-epatan 4aktu mengendapnya ( ,uslabkes ) 2.
Tujuan
E ;ntuk mengetahui banyaknya sel=sel darah yang
mengendap dalam 4aktu tertentu ( ,uslabkes ) /. Alat E = ,ipet Westergren" panjang / mm 'aris tengah bagian dalam 2"1 mm +kala dari =2 mm Dedua ujung tabung terbuka =
ak Westergren"
;ntuk menempatkan tabung se-ara erti-al Bagian ba4ah terdapat karet untuk menutup lubang tabung.*ibagian atas terdapat pegas untuk menekan tabung ba4ah.
= = = . 1. =
,enghisap ,en-atat 4aktu Tabung ke-il Bahan E *arah 3*TA dan larutan 9aCl isiologis Cara ,emeriksaan ( +udiono H" 21 ) ,ipet 1 satuan larutan 9aCl &isiologis dengan Westergren" masukkan ke tabung ke-il
29
pipet
=
,ipet 2 satuan darah 3*TA dengan pipet Westergren. 7asukkan ke
=
dalam tabung ke-il berisi 9aCl &isiologis tadi. Campur baik=baik larutan ini dengan gerakan melingkar se-ara
berlahan= lahan. = ,ipet -ampuran darah ini ke dalam pipet Westergren dengan bantuan
=
karet penghisap sampai garis bertanda mm. ,asang pipet dalam sikap tegak lurus pada rak Westergren" biarkan
=
selama 5 menit. ( ,asang pen-atat 4aktu ). Ba-alah tinggi lapisan plasma dari sampai batas plasma dengan
endapan darah. = Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam millimeter per jam 5. 9ilai 9ormal = aki=laki E # mm0 jam = Wanita E #1 mm0 jam
DA-TA4 PU&TA!A
Amin"Julki&li N Asril Bahar"25"Tuberkulosis Paru Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,8akartaE;%.
30
Aryoseto"ukman."2!" Hubungan Antara Jumlah ekosit Dengan Mor!ologi "permato#oa Pada Pasien In!ertilitas di $umah "akit dr% &ariadi " +emarangEakultas Dedokteran ;niersitas *iponegoro +emarang. Bahar"Asril."2##" Tuberkulosis Paru Ilmu Penyakit Dalam edisi 2"8akartaED;%. Bestari"'ita N Adang."2#" Perbedaan
&adar ekosit "ebelum dan "esudah
Pemberian 'bat Anti Tuberkulosis Pada (ase A)al " @ogyakartaEakultas Dedokteran dan %lmu Desehatan ;niersitas 7uhammadyah. Chairlan N 3stu estari."2##" Pedoman Teknik Dasar *ntuk &esehatan + Manual o!
aboratorium
Basic Techniues !or A Health aboratory-"
8akartaE3'C. %brahim"9." +u-i Aprianti" 7.Ari& N Hardjoeno."25" Hasil Tes aju .ndap Darah /ara Manual dan Automatic + The Manual and Automatic Test $esult o! .rythrocyte "edimentation $ate )" %ndonesian 8ournal o& Clini-al ,athology and 7edi-al aboratory" ol.#2 no2" hal.1=. %sbister"8 N ,ittiglio H."#!!!" Hematologi &linik Pendekatan Berorientasi Masalah"8akartaEHipokrates. Dementrian Desehatan %."2#" *irektorat 8endral ,engendalian ,enyakit dan ,enyehatan ingkungan" Pedoman 0asional Pengendalian Tuberkulosis. 9oita"3ka."2##" Membandingkan 0ilai aju .ndap Darah Pasien TB/ Paru "ebelum dan "etelah Pengobatan Dengan 'bat Anti Tuberkulosis Paru " ,adangE+tikes ,erintis ,adang.
31
,T. +etia Anugrah 7edika"2#1" Petunjuk 'perasional B//12333B Hematology Analy#er " 8akarta. ,usat aboratorium Desehatan."#!!#" Petunjuk Pemeriksaan aboratorium Puskesmas% +antoso"Heru N Wahito 9ugroho."2##" aboratorium &linik 4, Pemeriksaan Hematologi. +oebrata"'anda ."#!!!" Penuntun aboratorium &linik -etakan !" 8akartaE*ian akyat. +udiono"H."%gn %skandar."+.. Halim."N egie +antoso."21" Penuntun Patologi &linik Hematologi Bagian ,atologi Dlinik"+amarindaEakultas Dedokteran ;krida. Tim
,elaksana
+kill
aboratorium
akultas
Dedokteran
;nand"2##"
&etrampilan aboratorium aju .ndap Darah + .D - 3disi 2 ;l&i"*eta 9oor&ai>ah N Adang."2#" Perbedaan &adar Hb "ebelum dan "esudah Pemberian 'bat Anti Tuberkulosis (ase A)al "@ogyakartaEakultas Dedokteran dan %lmu Desehatan ;niersitas 7uhammadyah. @unita"ito %solanda."2#2" Makalah eukosit, httpsE00444.s-ribd.-om0do-0!!15/0makalah=lekosit"diakses 210$02#5 jam
##./ W%B.
32
BAB I= HA&IL PENELITIAN
*ari penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan 8uni sd. Agustus 2## terhadap pasien tuberkulosis di beberapa puskesmas di Dab. *harmasraya di dapatkan nilai 3* sebagai berikut E Tabel #
Hasil ,emeriksaan aju 3ndap *arah ,asien Tuberkulosis ,aru +ebelum ,engobatan dan +etelah ,engobatan *engan OAT
9o
%dentitas ,asien
3* +ebelum ,engobatan
33
3* +etelah ,engobatan
( dalam mm0jam ) 2
( dalam mm0jam ) #/
#
3
2
B9
!
##
/
%
$5
5
%H
##
#
1
C9
#
22
5
7*
!1
$
+*
5!
3*
#
#1
!
,A
$
#
'H
$!
/
##
+
#
!
#2
7
!5
#
#/
*
5$
5
#
9
1!
5
#1
+
$
!
#5
7T
#2
#$
39
/
#
A7
!
$
#!
H8
$$
!
2
87
$
5
2#
9
!2
#!
22
9<
1!
/
2/
JB
$
34
2
3D
#
21
7T
$!
1
25
@9
!
2$
89
#2
##
2
@T
$!
/
2!
7+
$
##
/
T9
5!
5
+etelah dilakukan uji statistik didapatkan p " "1 " menunjukan bah4a terdapat perbedaan yang bermakna pada pemeriksaaan laju endap darah pada pasien tuberkulosis paru sebelum pengobatan dan setelah pengobatan dengan OAT .
BAB < ,37BAHA+A9 Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan diketahi bah4a terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan 3* pasien tubekulosis paru sebelum pengobatan dan setelah pengobatan dengan OAT . ,ada pemeriksaan 3* sebelum pengobatan terjadi peningkatan nilai 3* . %ni diakibatkan karena terjadinya peningkatan kadar &ibrinogen plasma terutama globulin ketika TBC
35
dalam masa akti& . +edangkan pada pemeriksaan 3* setelah pengobatan dengan OAT terjadi penurunan nilai 3* kembali kenilai normal.
BAB <% D3+%7,;A9 *A9 +AA9 #. Desimpulan *ari penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai 3* sebelum pengobatan dan setelah pengobatan pada pasien tuberkulosis yaitu terjadinya penurunan yang sangat signi&ikan
36
terhadap nilai 3* pada pasien tuberkulosis setelah pengobatan dengan OAT. 2. +aran ;ntuk menegakkan diagnosa tubekulosis paru selain pemeriksaan sputum sebaiknya dilakukan juga pemeriksaan labor lainnya terutama pemeriksaan nilai 3*.
DA-TA4 PU&TA!A
#. *epkes %" Pedoman 0asional Penanggulangan TB/ " 8akarta 2#. 2. Julki&li Amin" Asril Bahar" Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam" 8akarta ;% 25. /. httpE00444.in&openyakit.-om02$0#20penyakit=tuberkulosis=tb-.html . httpE00444.medi-astore.-om0darah0 1. 'andasoebrata" Penuntun aboratorium &linik " *ian akyat 8akarta #!!1. 5. *epkes %" Hematologi, ,usdikkes 8akarta #!!. $. %sbister 8" ,ittiglio H" Hematologi &linik, Pendekatan Berorientasi Masalah" Hipokrates 8akarta #!!!. . *epkes %" Buku "aku Petugas Program TB/ . !. httpE00444.medi-astore.-om0tb-0 #. *irektorat ,emberantasan ,enyakit 7enular
angsung" Pedoman
Penemuan dan Pengobatan Penderita TB/ Paru . ##. Tim ,enggerak ,DD ,usat" *epkes %" Buku Pegangan &ader P&& Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan TB/ .
37
#2. Asril Bahar" Tuberkulosis Paru, Ilmu Penyakit Dalam edisi 2 8akarta D;% #/. ,a-man
CH"
eddy
8,"Boheimner
"
Hipergammaglobulinemia
Monoclonal and Polyclonal "tates *alam E 7arshall A. i-htman ed Hematology or ,ra-titioner" Boston ittle Bro4n Company #!$ 45% *epartemen Desehatan %" Petunjuk Pemeriksaan aboratorium Puskesmas% 46% Henny Chandra4ati" Abiyose" Teguh +artono" Hubungan Indeks Massa Tubuh dan aju .ndap Darah Dengan Perbaikan &linis Pada Tuberkulosis Paru Pasca 7 Bulan Pengobatan 'bat Anti Tuberkulosis%
38