Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. kimia. Urea dalam bentuk butiran curah ( prill ) digunakan dalampertanian dalampertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah tanah,, urea akan ter te r hidrolisis hidrolisis dan melepaskan ion ionamonium amonium.. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya. Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: ber be r subsidi subsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial). Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat karbamat.. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
PROSES PEMBUATAN UREA Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak Proses pembuata Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sintesa Unit Purifikasi Unit Kristaliser Unit Prilling Unit Recovery Unit Proses Kondensat Treatment Unit
1. Sin Sin tes tesa a Uni t
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2. 2. Purif ikasi Uni t
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu
pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kr istaliser Uni t
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguap-
kan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prill ing Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor,
dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari b awah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery U ni t
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa. 6. Proses Kondensat Tr eatment U ni t
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Cara Penggunaan Pupuk Urea Care pemupukan dengan urea dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah satu yang paling mudah dan efektif adalah dengan fertigasi. Pupuk urea dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanamanan secara langsung maupun melalui saluran irigasi. Kelebihan cara pemupukan ini ialah akurasi dan penyerapan kandungan pupuk urea dapat lebih optimal dibandingka dengan cara yang lain.
A. Sifat-sifat Fisika • Berat Molekul : 60,06 • Spesific Gravi ty : 1,335 (20 ᵒC/4 ᵒC) • Titik lebur : 132,7 ᵒ C • Kelarutan : 100 (17 ᵒC dalam 100 % air)
20 (20 ᵒC dalam 100 % alkohol) • Panas pembakaran : -91,02 .105 J/kg
B. Perubahan Kimia • Urea dibuat dari hidrolisis parsial cyanamide.
H2N-CN + H2O H2N-CO-NH2 • Urea dihasilkan dari reaksi antara ammonia dengan karbon dioksida. CO2 + NH3 ↔ H2N – CO - NH2 + H2O • Urea dapat bereaksi dengan formaldehid.
NH2-CO-NH2 + HCHO NH2 – CO - NH2 + CH2OH • Pemanasan ammonium sianat dapat terurai menjadi urea.
NH4+OCN H2NCONH2 Mata: Kontak dapat menyebabkan iritasi mata termasuk menyengat, penyiraman dan kemerahan. Kulit: Kontak dapat menyebabkan iritasi termasuk kemerahan, gatal dan nyeri. Tidak ada e fek berbahaya dari penyerapan kulit. Inhalasi (Breathing): debu Urea dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Pemakanan (Menelan): tingkat rendah toksisitas oleh konsumsi. Dapat m enyebabkan iritasi pencernaan saluran jika tertelan. Mual dan muntah dapat terjadi setelah te rpapar volume besar. Tanda dan Gejala: Efek dari paparan berlebih mungkin termasuk iritasi hidung, tenggorokan dan saluran pencernaan, mual, muntah, batuk dan sesak napas.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Agar tidak mencemari lingkungan maka seluruh limbah cair diolah ter lebih dahulu dengan proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga proses tersebut, sebelum dibuang ke lingkungan (sungai). Unit pengolahan tersebut antara lain : 1. Kolam Pengendap Lumpur Terdiri dari dua kolam yang beroperasi parallel, yang mempunyai tujuan utama untuk memisahkan bahan-bahan padat yang terkandung dalam air limbah yang berasal dari : backwash sand filter, blowdown clarifier dan blodown boiler. Kapasitas dari dua kolam inisekitar 9 juta gallon dan cukupmampu untuk menampung Lumpur dalam selang waktu 6 tahun. Overflow dari kola ini akan mengalir ke Kolam Equalisasi / stabilisasi. 2.
Kolam Netralisasi Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat asam atau basa, yang berasal dari : regenerasi unit penukar ion di unit demineralisasi. Untuk mencapai pH netral (=7,0) kolam ini dilengkapi deengan mixer dan perlengkapan untuk menambahkan asam sulfat atau kaustik seperti yang diinginkan. Kapasitas kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk waktu ritensi 3 – 4 jam. Keluaran dari kola mini dialirkan ke kolam equalisasi/stabilisasi.
3.
Unit Sanitasi Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan system Lumpur aktif, dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai kapasitas retensi desain sekitar 50.000 galon. Keluaran kola mini dialirkan ke kolam stabilisasi. 4.
Unit Pemisah Air Berminyak Unit ini dirancang untuk mengolah buangan minyak dari kompresor pabrik amoniak, dan buangan minyak dari utility dan urea dengan metode perbedaan berat jenis. Unit ini mempunyai dedsign kapasitas pemrosesan 300 gpm, daya tampung cairan 3.600 gallon, konsentrasi minyak keluaran 1,5 mg/l
5.
Unit Pemisah Amoniak Unit ini dirancang untuk memisahkan amoniak yang terkandung dalam air buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah proses pelepasan amoniak dengan steam. Jika amoniak dalam air buangan dikontakkan deengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara berpacking maka amoniak akan dibebaskan. Beberapa factor yang mempengaruhi efisiensi proses pelepasan amoniak adalah : jenis unit stripping, pH, Suhu Laju pembebanan dan pengendapan kerak.
6.
Kolam Ekulaisasi/Stabilisasi Kola mini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar kualitasnya sama (equal) dengan kualitas air sekitarnya.