nilai moral film tanah surga katanyaFull description
Full description
Full description
Resume film merry rianaFull description
memahami film karya himwan pratistaDeskripsi lengkap
jurnal tanah
Resume film life of mammals
Resume film life of mammalsDeskripsi lengkap
Full description
SHASHAFull description
Surga Dan NerakaFull description
Surga merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi mereka yang mengikuti petunjuk-NyaFull description
surga dan nerakaFull description
.Descrição completa
SURGA DAN NERAKA ADALAH PERUMPAMAAN Sesungguhnya surga dan neraka itu adalah hanya suatu perumpamaan saja, (39:27) Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quraan ini setiap ma…Full description
Agama IslamFull description
ResumeDescripción completa
Full description
resume
please select me in ur company if u like my resume
Nama: Humaam Abdullah Lubis NIM : 12/331301/PA/14573 Prodi : Geofisika
Resume Film “ Tanah Surga Katanya “ Teori Nasionalisme yang terkait Teori nasionalisme yang terkait pada film “tanah surga katanya” ini adalah rasa cinta terhadap tanah air. Hal itu dibuktikan walau dengan salah satu adegan dimana sang kakek dengan tegasnya menolak untuk pindah menjadi warga Negara lain. Beliau berkata bahwa pada zaman dahulu, ia berperang bukan untuk pemerintah tapi untuk membela harga diri bangsa Indonesia. Hal ini membuktikan betapa besarnya rasa cintanya terhadap tanah air Indonesia dan betapa sayangnya ia terhadap tanah kelahirannya walaupun pada akhirnya pemerintah yang mengatur mengenai warga Negara di perbatasan seperti tidak peduli terhadap kehidupan dan keberadaan mereka.
Krisis Nasionalisme Dalam film tersebut cukup terlihat dengan jelas bahwa krisis nasionalisme yang dialami oleh penduduk di daerah perbatasan dirasa cukup memprihatinkan. Mereka rela menggadaikan harga diri bangsa mereka yakni harga diri/kebanggan sebagai warga Negara Indonesia demi kepentingan hidup mereka. Hal tersebut juga ditandai dengan mereka lebih mengenal Negara lain karena akses dan fasilitas dari Negara lain itu terhadap mereka lebih baik daripada akses dan fasilitas yang disediakan oleh Negara kita sendiri. Negara kita sendiri ini cenderung lebih mengutamakan kehidupan penduduk didaerah yang padat penduduknya daripada penduduk yang tinggal di daerah pulau-pulau kecil atau di daerah perbatasan-perbatasan dengan Negara lain. Selain itu pula dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih mengenal kebudayaan dari Negara lain, misalnya saja dalam seharihari mereka menggunakan mata uang ringgit padahal mereka tinggal di daerah Indonesia yang notabene-nya mata uang Negara Indonesia adalah rupiah. Namun itu semua juga sepenuhnya tidak bisa disalahkan kepada para penduduk yang tinggal di daerah perbatasan itu saja. Peran pemerintah pun juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan krisis ini berlanjut. Sebut saja pada salah adegan terlihat ada adegan dimana salah seorang
oknum pejabat pemerintahan yang datang ke daerah perbatasan mereka hanya “manis di-bibir” saja. Namun kenyataannya mereka tidak melakukan apa-apa karena hanya disinggung dengan sebuah puisi. Hal tersebut juga cukup tercermin sekarang ini dan hanya segelintir oknum pejabat mungkin yang tidak memiliki sifat seperti itu.
Solusi dari krisis nasionalisme Solusi dari krisis nasionalisme yang diungkapkan diatas adalah utamanya pemerintah wajib untuk lebih memberikan lagi perhatian terhadap warga Negara mereka yang tinggal di daerah perbatasan dan tetap menjaga semangat nasionalisme mereka terhadap bangsa. Mungkin cara-cara yang dapat ditempuh oleh pemerintah antara lain dengan membangun sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan bagi mereka yang hidup di perbatasan. Selain itu juga pemerintah dapat atau dengan seringnya mengadakan kunjungan ke daerah-daerah perbatasan dan mengenalkan budaya-budaya Indonesia dengan lebih detil. Hal ini dimaksudkan agar semangat kebudayaan mereka terhadap budaya yang ada di Indonesia tidak musnah, yang mana tujuan awal dari pengenalan budaya ini akan membentuk karakter mereka sebagai warga Negara Indonesia. Seandainya ada yang mengklaim bahwa tanah di perbatasan adalah tanah milik Negara lain, kita juga dapat membuktikan bahwa tanah tersebut masih milik Negara Indonesia dengan bukti penduduk yang berada di sekitarnya. Hal itu ditandai dengan kebudayaan yang mereka peluk dan mereka miliki. Asumsi demikian mengacu pada kejadian lepasnya pulau sipadan dan ligitan di daerah Kalimantan kepada Malaysia yang pada saat badan perdamaian dunia dalam bidang budaya dan mahkamah internasionalnya menilai bahwa budaya-budaya yang berkembang di pulau itu adalah budaya Malaysia padahal pulau tersebut adalah milik Indonesia sebenarnya namun sekarang lepas menjadi milik Malaysia. Dalam putusan Mahkamah Internasional yang jatuh pada 17 Desember 2002, Indonesia dinyatakan kalah dan pulau sipadan dan pulau ligitan resmi menjadi milik Indonesia. Oleh karena itu kesimpulan dari solusi mengatasi krisis nasionalisme ini adalah dengan harus saling bekerjasamanya antara penduduk yang tinggal di daerah pedalaman tentang pemahaman mereka terhadap nasionalisme dan juga pemerintah harus lebih tanggap pula dalam mengurus penduduk di daerah perbatasan. Sehingga cukup 2 pulau saja yang terlepas dari Indonesia dan tidak ada lagi kasus serupa terjadi.