RESUME PDGK4403 PENDIDIKAN ANAK DI SD Ahmad Yusuf 03.39 3 comments HAKIKAT PENDIDIKAN DI SD dan PERKEMBANGAN KOGNITIF
(MODUL 1-2) Tujuan Tutorial adalah memahami:
Definisi pendidikan SD Tujuan pendidikan SD Fungsi pendidikan SD Prinsip-prinsip pendidikan SD Kemampuan kognitif anak SD Bakat dan kreatifitas anak SD Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD
Definisi pendidikan SD
Setelah mempelajari modul, coba Anda rumuskan sebuah definisi pendidikan menurut pandangan Anda Pendidikan adalah proses membantu peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal dalam seluruh aspeknya aspekn ya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sistem nilai yang berlaku. Pendidikan bukan proses memaksa, melainkan menciptakan kondisi kondusitif. Pendidikan di SD bukan hanya diorientasikan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Melainkan penyiapan intelektual, sosial, dan personal secara optimal.
Tujuan pendidikan SD Fungsi tujuan pendidikan:
Menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai. Memberikan arah dan cara bagi semua usaha yang dilakukan.
Tujuan pendidikan di SD:
Memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung
Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa Mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan di SMP/MTs.
Fungsi pendidikan SD Fungsi pendidikan:
Fungsi individuasi Fungsi sosialisasi Fungsi nasionalisasi Fungsi humanisasi
Fungsi pendidikan di SD:
Pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak Penyiapan warga masyarakat dan warga negara yang baik Menjadikan anak mengenal budaya Indonesia Penyiapan kemampuan dasar untuk melanjutkan di SMP/MTs.
Prinsip-prinsip Pendidikan SD Masalah pendidikan selama ini adalah sentralistik dan formalistik . Prinsip keterpaduan perkembangan dan belajar yaitu:
Guru harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan Kurikulum dan proses pembelajaran harus bersifat terpadu.
Aspek keterpaduan itu yaitu:
Perkembangan fisik Perkembangan kognitif Perkembangan sosio-emosional dan moral.
Prinsip pendidikan di SD, yaitu:
Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir (belajar sepanjang hayat) Harus memperhatikan keberagaman siswa secara individual Semua aspek perkembangan (bidang studi) saling berkaitan Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan Program dan strategi pembelajaran SD harus dikembangkan.
Kemampuan kognitif anak SD Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehention) Penerapan (aplication) Analisa (analysis)
Sintesa ( sinthesis) Evaluasi (evaluation).
Cara kerja kognitif:
Asimilasi : Stimulus baru dari lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada. Akomodasi : proses pembentukan skema baru atau perubahan skema yang telah ada. Equlibrium: keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi.
Tahapan kognitif anak Tahap Sensor – Motorik (0-2Thn)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktifitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dgn merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yg dilihat didengar, disentuh.
Tahap PraOperasional ( 2-7 Thn)
Perkembangan anak masih bersifat egosentrik. Pikiran anak bersifat transduktif : menggangap semua sama, ex : seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria itu adalah ayah. Pikiran anak bersifat animisme (selalu memperhatikan adanya benda mati, ex: apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut).
Tahap Operasional Kongkret (7-11 Thn)
Pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren. Kemampuan berpikir anak sudah operasional, imajinatif dan dapat menggali objek untuk memecahkan suatu masalah.
Tahap Formal Operasional ( 11 -15 Thn)
Anak dapat berpikir dengan pola yg abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan dengan logis. Anak dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak, teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yg orang jg memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan masalah.
Kemampuan Metakognitif:
Problems solving : pemecahan masalah. Decision making : memilih suatu keputusan yang terbaik. Critical thinking : berfikir kritis. Creative thinking : berfikir kreatif/mencipta dan memodifikasi sesuatu yang baru.
Tugas Guru dalam Mengembangkan Kognitif:
Pahami dulu tahapan, gaya, latar belakang, dan kemampuan anak. Bimbing mereka sesuai tugas perkembangannya.* Butuh kerjasama antara guru, orang tua, tokoh-tokoh, masyarakat. Bermain sambil belajar, bukan belajar sambil bermain. Guru bukan mengatur, tapi guru harus disukai anak.
Hasil Penelitian: Profesor Allan Schore dari UCLA.
Anak yang otaknya lebih besar akan lebih pintar, anak yang memiliki ukuran otak lebih kecil akan cenderung kecanduan obat-obatan, terlibat kriminal, dan menjadi pengangguran sampai harus selalu bergantung pada orang lain. Semakin cuek ibu, semakin besar pula pengaruhnya terhadap kognitif anak. Jika besar nanti, anak yang diabaikan juga terancam melakukan hal serupa pada buah hatinya.
Bakat dan kreativitas anak SD
Bakat adalah suatu kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan dan dilatih karena tanpa dikembangkan dan dilatih maka bakat tidak akan terwujud. Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinilitas dalam berpikir, serta mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan, dan merinci) suatu gagasan. Terdapat hubungan antara intelegensi (IQ) dengan kreativitas. Karena kreativitas diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman. Sumber kreativitas dipengaruhi oleh kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan. Kreativitas perlu dikembangkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang merangsang kreativitas. Kreativitas tidak menitikberatkan pada produk (hasil), tapi para proses.
Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD Keberhasilan hidup tidak hanya ditentukan oleh bagaimana tingkat kecerdasan intelektualnya, tapi lebih kepada kecerdasan emosionalnya. Mengembangkan kecerdasan emosional:
Kenali emosi anak, beri pengakuan emosi, berempati dan dengarkan anak Menentukan batas-batas dan membantu memecahkan masalah anak Hindari kritikan Gunakan pujian lebih banyak daripada hukuman Jangan mencoba memaksakan pemecahan kita kepada masalah anak Hormati keinginan dan keputusan anak Bicaralah berdua dengan anak Hindari sikap marah, tidak sabar, keras, kasar, dan sebagainya
Ungkapan
“Guru yang biasa saja, memberi tahu. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang bagus, menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa, menginspirasi muridmuridnya.” (William A. Ward) “Siswa tidak peduli betapa pintarnya seorang guru, yang mereka pedulikan adalah apakah guru tersebut juga peduli terhadap dirinya.” (Anonymous) “Seorang yang berhenti belajar itu tua, baik dia berumur 20 ataupun 80 tahun.” (Henry Ford). Bagaimana kita bersikap kepada anak-anak kita, begitu pulalah mereka akan bersikap kepada kita. Anak-anak adalah persepsi dari kita. “Anak adalah untuk zaman yang akan datang, bukan untuk zaman kita. Salahlah pendidik yang hendak memperbuat anaknya seperti mereka juga” (Hamka)