AKUNTANSI MULTIPARADIGMA
REVIEW : AKUNTANSI, AGAMA DAN TUHAN
FILEMON MARSELINUS TAEK 176020300111020
JEANE MARCELLA PRISCA DUABALA 176020300111047
PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TEORI AKUNTANSI
Akuntansi muncul dan ditulis pertama kali oleh seorang biarawan di Italia bernama Fra Luca Pacioli dalam bukunya yang berjudul "Geometia Proportioni Et Proportionalita" yang diterbitkan di Venice pada tahun 1494 dengan memasukkan 36 bab pendek mengenai tata buku yang disebut De Computis Et Scripturis.
Teori akuntansi muncul antara tahun 1920 diawali dengan munculnya teori induktif-deskriptif dengan tujuan memecahkan beberapa persoalan yang muncul dalam prakteknya. Kemudian dilanjutkan dengan munculnya teori normatif dan antara tahun 1970-an muncul teori positif. Teori akuntansi diambil dari ilmu ekonomi yaitu Economics Based and Accounting Theory.
Perkembangan awal teori akuntansi bergantung pada proses induksi, yaitu pengembangan- ide atau teori melalui observasi. Menurut Chalmers (1982) kondisi yang idealnya ada sebelum teori dapat dikembangkan melalui pengamatan adalah:
jumlah pengamatan yang membentuk dasar generalisasi harus besar;
pengamatan harus diulang dalam berbagai kondisi;
Tidak ada pengamatan yang diterima harus bertentangan dengan hokum universal yang diturunkan.
Standar akuntansi (prinsip akuntansi) muncul pertama kali pada tahun 1930-an diakibatkan oleh jatuhnya pasar modal di Amerika dan salah satu upaya untukk membangkitkan pasar modal yaitu dengan dibuatnya undang-undang. Aturan dibuat pertama kali oleh SIC tentang pengungkapan kemudian diserahkan kepada AICPA yang membuat aturan akuntansi yaitu GAAP lalu IFRS.
Antara tahun 1974-1975 berlaku standar di Indonesia akibat dari dihidupkannya kembali pasar modal dengan tujuan menarik investor kemudian dibuatkan undang-undang untuk perlindungan kepada investor. Pada tahun tersebut Indonesia mengadopsi standar akuntansi yang berasal dari amerika. Prinsip akuntansi Indonesia pertama kali merupakan terjemahan yang diadopsi dari amerika sampai tahun 2011. Sebelum tahun 2010 berlaku standar untuk seluruh entitas dan setelah tahun 2010 diberlakukan 3 standar yaitu ETAP, ETAP Syariah, SAK konfergensi dengan IFRS. Dan pada tanggal 1 januari 2012 SAK resmi konfergensi dengan IFRS dan terdapat 4 standar di Indonesia yaitu:
SAK konvergensi dengan IFRS
SAK ETAP
SAK Syariah
SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan)
Karena akuntansi adalah aktivitas manusia (Anda tidak dapat memiliki 'akuntansi' tanpa akuntan), Teori akuntansi keuangan dan ada banyak akan menganggap hal seperti itu sebagai milik orang perilaku dan / atau kebutuhan masyarakat dalam hal informasi akuntansi keuangan, atau alasan mengapa orang-orang di dalam organisasi mungkin memilih untuk memberikan informasi tertentu kepada pemangku kepentingan tertentu kelompok ( Deegan). Sebagai contoh, Deegan mempertimbangkan, antara lain, teori yang:
meresepkan bagaimana, berdasarkan perspektif tertentu tentang peran akuntansi, aset seharusnya dinilai untuk tujuan pelaporan eksternal (kami mempertimbangkan teori preskriptif atau normatif.
memperkirakan bahwa manajer membayar bonus berdasarkan tindakan seperti keuntungan akan diupayakan untuk diadopsi metode akuntansi yang menyebabkan peningkatan laba yang dilaporkan.
berusaha untuk menjelaskan bagaimana latar belakang budaya seseorang akan berdampak pada jenis akuntansi informasi yang ingin diberikan individu kepada orang-orang di luar organisasi.
meresepkan informasi akuntansi yang harus diberikan kepada kelas - kelas tertentu
pemangku kepentingan berdasarkan kebutuhan informasi yang mereka anggap.
memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku kepentingan tertentu (dengan 'kekuatan' sering terjadi didefinisikan dalam hal kontrol kelompok atas sumber daya yang langka) akan menentukan apakah itu kelompok menerima informasi akuntansi yang dia inginkan.
memprediksi bahwa organisasi berusaha untuk dianggap oleh masyarakat sebagai sah dan itu informasi akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan, memelihara atau mendapatkan kembali.
Sifat Teori Akuntansi
Commite on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) memberikan definisi akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan mengikhtisarkan menurut suatu cara yang sifnifikan dan dinyatakan dalam satuan uang, transaksi dan kejadian, yang sebagian darinya setidak-tidaknya berkarakter finansiil, serta penginterpretasian hasilnya (Ahmed Belkoui).
APA ITU TEORI??
Dalam buku ini, Deegan mempertimbangkan berbagai teori akuntansi keuangan dengan mulailah mempertimbangkan apa yang dimaksud dengan 'teori'.
Kamus Macquarie memberikan definisi teori berikut ini: Sebuah kelompok koheren proposisi umum digunakan sebagai prinsip penjelasan untuk kelas fenomena.
Kamus Bahasa Inggris Oxford memberikan berbagai definisi, termasuk: Skema atau sistem gagasan atau pernyataan yang dipegang sebagai penjelasan atau akun kelompok fakta atau fenomena.
Peneliti akuntansi Hendriksen (1970, hal 1) mendefinisikan sebuah teori sebagai:
Kumpulan prinsip hipotetis, konseptual dan pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk bidang penyelidikan.
Definisi yang diberikan oleh Hendriksen sangat mirip dengan standar Akuntansi Keuangan AS tentang proyek kerangka konseptual (yang dengan sendirinya dianggap untuk menjadi teori normative akuntansi), yang didefinisikan sebagai 'sistem koheren yang saling terkait tujuan dan dasar-dasar yang dapat menghasilkan standar yang konsisten '(FASB, 1976). Penggunaan kata 'koheren' dalam tiga dari empat definisi teori di atas itu menarik dan mencerminkan pandangan bahwa komponen teori (mungkin termasuk asumsi tentang perilaku manusia) seharusnya digabungkan secara logis untuk memberikan penjelasan atau bimbingan sehubungan dengan fenomena tertentu. Definisi tersebut konsisten dengan perspektif bahwa teori tidak bersifat ad hoc dan seharusnya didasarkan pada penalaran logis (sistematis dan koheren). Seperti yang akan kita lihat, beberapa teori akuntansi dikembangkan berdasarkan observasi masa lalu (berbasis empiris) yang beberapa di antaranya lebih jauh dikembangkan untuk membuat prediksi tentang kemungkinan kejadian (dan terkadang juga untuk memberikan penjelasan mengapa kejadian terjadi). Artinya, teori tertentu dapat dihasilkan dan kemudian didukung oleh berbagai pengamatan terhadap pertanyaan fenomena aktual. Teori empiris seperti itu dikatakan didasarkan pada penalaran induktif dan adanya sering diberi label 'ilmiah', seperti banyak teori dalam 'sains', mereka didasarkan pada pengamatan.
Llewelyn menyediakan beberapa Pandangan menarik tentang apa yang merupakan teori. Dia menyatakan (2003) bahwa:
Teori menerapkan kohesi dan stabilitas (Czarniawska, 1997, hal 71). Sehingga setiap kali 'hidup' ambigu (yang sebagian besar waktu!) Orang akan bekerja dalam menghadapi ambiguitas ini. melalui 'berteori'. Juga, karena 'kehidupan' dan situasi umumnya memiliki banyak makna dan menimbulkan berbagai penilaian signifikansi, setiap orang memiliki kebutuhan untuk 'teori' terhadapnya pergi tentang urusan sehari-hari mereka 'Teori' tidak hanya tinggal di perpustakaan, menunggu akademisi untuk 'membersihkannya'; mereka digunakan setiap kali orang mengatasi ambiguitas, kontradiksi atau paradoks sehingga mereka bisa memutuskan apa yang harus dilakukan (dan berpikir) selanjutnya. Teori menghasilkan harapan tentang dunia.
Tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan suatu dasar prediksi dan penjelasan tentang perilaku dan kejadian akuntansi. Ahmad Belkoui (1986) mengemukakan bahwa teori diartikan sebagai " seperangkat gagasan (konsep), definisi serta proporsi (dalil) yang saling berkaitan yang memberikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antara variable yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Ahmas Belkoui (1986) mengutip pernyataan D. L Mcdonald yang menganjurkan bahwa suatu teori harus mempunyai tiga elemen yaitu
melukiskan fenomena kedalam gambaran simbolis,
manipulasi atau kombinasi sesuai dengan aturan, dan
merubah kembali menjadi fenomena yang senyatanya..
Maka dari hal tersebut, teori sangat penting dalam melakukan dan mengambil suatu permasalahan yang akan dilakukan guna sebagai proses penyelesaian dan pengambilan kesimpulan. Disamping itu, teori sangat berguna sebagai sarana pendukung dalam merumuskan suatu permasalahan
Hendriksen mendefenisikan teori akuntansi "sebagai seperangkat prinsip yang luas yang memberikan suatu kerangka referensi umum untuk dapat menilai praktek akuntansi dan menuntun perkembangan praktek dan prosedur baru.
Eldon S. Hendriksen dan Michael F. van Breda (2000) mendefinisikan teori akuntansi sebagai seperangkat prinsip-prinsip yang luas yang memberikan rerangka refrerensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru.
Dari pengertian diatas, maka saya mengambil suatu kesimpulan bahwa teori akuntansi merupakan sekumpulan prosedur dan prinsip yang berfungsi sebagai suatu kerangka yang memberikan penjelasan serta memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi serta memberikan manfaat bagi perkembangan praktek akuntansi.
Metodologi Perumusan Teori Akuntansi
Dalam buku Ahmed dan Belkaoui (1986) dalam perumusan teori akuntansi terdapat dua metodologi yaitu:
Metodologi Deskriptif
Dalam metodologi ini, pandangan ini dan para penganutnya menyatakan bahwa teori akuntansi merupakan usaha coba-coba untuk membenarkan apa yang tersusun melalui prektek akuntansi. Artinya metodologi deskriptif akan mencoba membenarkan beberapa praktek akuntansi yang dipertimbangkan bermanfaat.
Metodologi Normatif
Dalam metodologi ini, pandangan ini dan para penganutnya menyatakan bahwa teori akuntansi normative berusaha membenarkan apa yang seharusnya benar. Artinya metodologi normative akan mencoba membenarkan beberapa praktek akuntansi yang ` eharusnya dipergunakan.
Pendekatan Dalam Perumusan Teori Akuntansi
Dari sekitar tahun 1920 sampai 1960an, teori akuntansi sebagian besar didominasi dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap apa yang sebenarnya dilakukan akuntan dalam praktik. Artinya, mereka dikembangkan oleh proses yang disebut sebagai 'induksi'. Hal ini dapat dikontraskan dengan sebuah proses dimana teori dikembangkan dengan penalaran deduktif, yang lebih didasarkan pada penggunaan logika bukan observasi.
Deegan menyatakan bahwa kembali ke penggunaan observasi untuk mengembangkan teori generalisable (penalaran induktif), Setelah mengamati apa yang dilakukan akuntan dalam praktik, praktik umum kemudian dikodifikasikan di dalam bentuk doktrin atau konvensi akuntansi (misalnya, doktrin konservatisme). Ahli teori terkemuka saat ini termasuk Paton (1922), Hatfield (1927), Paton dan Littleton (1940) dan Canning (1929). Henderson, Peirson dan Harris (2004, hal 54) menggambarkan pendekatannya Diadopsi oleh para teoretikus ini sebagai berikut:
Pengamatan yang cermat terhadap praktik akuntansi mengungkapkan pola perilaku yang konsisten. Misalnya, itu dapat diamati bahwa akuntan cenderung sangat berhati - hati dalam mengukur pendapatan dan biaya. Bila penilaian diperlukan, pengamatan itu biasanya dilakukan oleh akuntan meremehkan pendapatan dan melebih-lebihkan biaya. Hasilnya adalah ukuran keuntungan konservatif. Demikian pula, dapat diamati bahwa akuntan berperilaku seolah-olah nilai uang, yaitu unit akun, tetap konstan. Pengamatan praktik akuntansi ini menghasilkan rumusan dari sejumlah hipotesis seperti 'bahwa di mana penilaian dibutuhkan, prosedur konservatif adalah diadopsi 'dan' diasumsikan bahwa nilai uang tetap konstan '. Hipotesis ini adalah dikonfirmasi oleh banyak pengamatan terhadap perilaku akuntan.
Berbagai pendekatan telah dilakukan dan diterapkan dari waktu ke waktu dalam merumuskan suatu teori akuntansi. Beberapa pendekatan diantaranya yaitu pendekatan tradisional pembentukan teori akuntansi yang bercirikan dengan tidak adanya proses pembuktian yang diteliti dalam upaya pengembangan suatu teori akuntansi dimana praktek dan pembuktian akuntansi dianggap searti dan pendekatan baru pembentukan teori yang menyatakan bahwa usaha dilakukan untuk membuktikan teori secara empiris dan logis.
Pendekatan tradisional merupakan penelitian yang konvensional ketimbang aliran penelitian baru yang mengandalkan penalaran tradisional untuk memutuskan suatu kerangka konseptual akuntansi (Ahmed, Belkaoui).
Diantara pendekatan itu dapat dibedakan diantaranya yaitu:
Pendekatan deduktif : berdasarkan pada kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai komponen akuntansi dalam urutan yang logis.
Pendekatan induktif : didasarkan pada hasil observasi dan pengukuran yang terinci.
Pendekatan etis : berdasarkan pada etika
Pendekatan sosiologis : berdasarkan kebiasaan dan kebudayaan
Pendekatan ekonomis : berdasarkan pada kebijakan ekonomi
Eldon S. Hendriksen dan Michael F. van Breda (2000) mengemukakan beberapa pendekatan yang lebih umum terhadap teori akuntansi yaitu:
Pendekatan pajak : berpengaruh dalam praktik perhitungan berdasarkan undang-undang pajak.
Pendekatan legal : berdasarkan pada pendapat dan aturan hokum.
Pendekatan etika : menekankan pada konsep-konsep keadilan, kebenaran dan kewajaran
Pendekatan ekonomi : berdasarkan pada mikroekonomi dan makroekonomi
Pendekatan perilaku : berdasarkan pada pandangan psikologi dan sosiologi
Pendekatan struktural : memfokuskan pada struktur sistem akuntansi.