1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Listrik mempunyai peranan sangat penting hampir di seluruh kehidupan manusia, Karena kemajuan listrik dapat menjadi tolak ukur bagi tingkat kemajuan suatu bangsa. Semakin meningkatnya perkembangan listrik di masyarakat, semakin besar pula Rugi Energi Listrik yang terjadi pada Jaringan Tegangan Rendah. Untuk Mengatasi gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem ketenagalistrikan,khususnya sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah akibat Rugi Energi Listrik dan pencurian listrik pada Jaringan Tegangan Rendah yang semakin besar, apalagi jaringan mulai merambah kekawasan pedalaman dan pedesaan. Dengan penambahan jaringan maka panjang saluran distribusi akan semakin besar dan akan mengakibatkan susut daya semakin besar pula. Berbagai cara untuk menghilangkan atau meminimalisasi jumlah susut distribusi. Oleh karena itu penulis mengambil judul ” Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah ” di pelayanan PT PLN (Persero ) Rayon Kenten Palembang.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara Mengatasi gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem ketenagalistrikan,khususnya sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung Rugi Energi Listrik pada jaringan listrik tegangan rendah.
LAPORAN AKHIR
2
1.3 Tujuan dan Manfaat A. Tujuan Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui Analisis Rugi Energi Listrik pada jaringan tegangan rendah. 2. Untuk menghitung susut distribusi pada PLN Rayon Kenten. 3. Untuk perhitugan sederhana beban tak seimbang
B. Manfaat Adapun manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Dapat mengetahui bagaimana cara menghitung Rugi Energi Listrik pada jaringan listrik tegangan rendah. 2. Dapat mengurangi pencurian daya listrik.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam Laporan Akhir ini adalah : 1. Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) DI Pelayanan PT.PLN(Persero) Rayon Kenten Palembang.
1.5 Metode Penulisan Metode yang di gunakan adalah : -
Observasi Adalah peninjauan secara langsung ke lapangan atau melakukan pengamatan Rugi Energi Listrik secara langsung pada Jaringan Tegangan Rendah.
-
Wawancara Adalah melakukan wawancara secara langsung kepada operator atau bagian staf-staf yang terkait.
-
Studi pustaka Data – data dan informasi mengenai permasalahan banyak terdapat pada PLN Rayon Kenten, untuk itu penulis tidak lupa melakukan studi pustaka demi kelengkapan dan kesempurnaan isi pada permasalahan yanga akan di bahas.
LAPORAN AKHIR
2
1.3 Tujuan dan Manfaat A. Tujuan Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui Analisis Rugi Energi Listrik pada jaringan tegangan rendah. 2. Untuk menghitung susut distribusi pada PLN Rayon Kenten. 3. Untuk perhitugan sederhana beban tak seimbang
B. Manfaat Adapun manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Dapat mengetahui bagaimana cara menghitung Rugi Energi Listrik pada jaringan listrik tegangan rendah. 2. Dapat mengurangi pencurian daya listrik.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam Laporan Akhir ini adalah : 1. Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) DI Pelayanan PT.PLN(Persero) Rayon Kenten Palembang.
1.5 Metode Penulisan Metode yang di gunakan adalah : -
Observasi Adalah peninjauan secara langsung ke lapangan atau melakukan pengamatan Rugi Energi Listrik secara langsung pada Jaringan Tegangan Rendah.
-
Wawancara Adalah melakukan wawancara secara langsung kepada operator atau bagian staf-staf yang terkait.
-
Studi pustaka Data – data dan informasi mengenai permasalahan banyak terdapat pada PLN Rayon Kenten, untuk itu penulis tidak lupa melakukan studi pustaka demi kelengkapan dan kesempurnaan isi pada permasalahan yanga akan di bahas.
LAPORAN AKHIR
3
1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir yang lebih jelas dan sistematis mengenai Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) disusun berdasarkan sistematika berikut: BAB I : PENDAHULUAN PENDAHULUAN Dalam bab berisi tentang : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah, Medode Penulisan, Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang : Jaringan Tegangan Rendah(JTR). BABA III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, penyelidikan studi kasus yang dipelajari dan penyusunan penyusunan laporan akhir ini. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang : Anilisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) untuk Perhitungan Sederhana Beban Netral Tak Seimbang, Susut Disribusi Rayon Kenten. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi tentang : Kesimpulan dan Saran
.
LAPORAN AKHIR
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah Jaringan tegangan yang mana rasio tegangannya berkisar antara 220 V S/D 1 kV. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) berfungsi menyalurkan tegangan listrik dari gardu distribusi ke konsumen pada tegangan rendah 220 V dan 380 V yang digunakan PLN. Umumnya dari setiap gardu distribusi keluar emapat jurusan jaringan sekunder secara radial, dimana setiap jurusan terdiri empat kawat tiga kawat phasa dan satu kawat netral. Sistem jaringan tegangan rendah ini terdiri dari dua macam, yaitu : a. Saluran udara tegangan rendah (SUTR). Saluran udara tegangan rendah (SUTR) berupa jaringan kawat
berisolasi
ataupun yang tak berisolasi, bagian utama dari saluran udara tegangan rendah kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (beton/besi), travers atau eroscarm, isolator dan penghantar. b. Saluran kabel udara tegangan rendah. Kabel yang digunakan adalah kabel berisolasi jenis XLPE dan dikenal dengan nama LVTC (Low Voltage Twisted Cabel). Kebel ini direntangkan diantara tiang penyangga. Bagian utama tiang kabel dan suspension clamp breaket yang berfungsi untuk menahan kabel pada tiang. Jenis kabel jaringan tegangan rendah ini paling banyak digunakan dalam pemasangan jaringan tegangan baru, karena dianggap jenis kabel jaringan tegangan rendah ini handal.
2.2 Tiang Pada JTR Jenis tiang yang terdapat pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) terdiri dari 2 macam yaitu: a. Tiang Besi b. Tiang Beton
LAPORAN AKHIR
5
Gambar 2.1 Tiang Besi
Gambar 2.2 Tiang Beton 2.3 Gardu Disribusi Gardu distribusi berfungsi mengubah tegangan menengah ( 12 KV atau 20 KV) menjadi tegangan rendah (220 Volt dan 380 Volt) dan mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen tegangan rendah. Gardu distribusi pada dasarnya adalah transformator atau trafo yang berfungsi sebagai pengubah tegangan , trafo jenis ini dapat berupa trafo satu phasa atau tiga phasa dan kapasistasnya antara 25-1000 KVA, selain trafo terdapat peralatan penunjang lainnya, yaitu arrester, fuse(pelebur) serta panel tegangan rendah.
LAPORAN AKHIR
6
Adapun gardu distribusi ini terbagi menjadi empat jenis,yaitu : a. Gardu Tiang. Gardu tiang merupakan gardu distibusi yang dipasang ditiang pada jaringan distribusi, gardu tiang ini ada 2 macam, yaitu gardu control, dimana trafo dicantolkan di tiang dan gardu platform. Trafo pada gardu cantol dapat berupa trafo 1 phasa atau 3 phasa. Pada distribusi yang menggunakan trafo satu phasa, biasanya digunakan trafo jenis (Completely Self Protecting). Trafo jenis in telah dilengkapi pengaman didalamnya, berupa pelebur (fuse) TM dan pemutus (Circuit Breaker) TR. Gardu tiang sangat cocok digunakan untuk beban-beban daerah yang sangat padat seperti perumahan-perumahan, pertokoaan dan lain-lain. Kapasitasnya gardu tiang ini lebih kecil bila dibandingkan dengan gardu jenis beton ataupun gardu metal clad. Kapasitas gardu tiang biasanya dibatasi sampai 100 KV. Pembangunan gardu tiang lebih cepat, mudah dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan gardu beton dan gardu MC.
Gambar 2.3 Gardu Cantol 1.
Gardu Beton/ tembok. Gardu beton/tembok merupakan peralatan gardu distribusi yang di pasang
didalam bangunan dari tembok atau beton.Gardu beton/tembok memiliki kapasitas yang lebih besar dari gardu tiang dan metal clad dan juga dapat dikembangkan
LAPORAN AKHIR
7
lagi sesuai kebutuhan. Kerugian gardu beton ini adalah memerlukan tempat yang lebih luas dan biaya yang lebih mahal, serta pembagunanya lebih lama.Gardu ini pada umumnya digunakan untuk daya yang lebih besar sehingga gardu beton ini dapat diletakkan beberapa buah trafo,keuntungannya adalah peralatan yang ada didalamnya terbilang terlindungi dari cuaca dan masalah pengamannya lebih mudah. 2.
Gardu Metal Clad. Gardu Metal Clad sebagian besar kosntruksinya terbuat plat besi dengan
bentuk menyerupai Kios, pembuatan Gardu Metal Clad lebih cepat dibandingkan Gardu Beton dan peralatannya merupakan satu set lengkap. 3.
Gardu Portal. Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya
dipasang pada dua buah tiang. Kerena gardu portal banyak di pakai pada di pelayanan PT PLN (Persero )Rayon Kenten Palembang. Komponen utama dari gardu ini adalah : a. Cut Out
: 3 Buah
b. Light Arrester
: 3 Buah
c. Transformator 3 Phasa
: 1 Buah
d. PHB/Rak TR 4 Jurusan
: 1 Set
e. Pembumian
: 2 Set
Gambar 2.4 Gardu Portal
LAPORAN AKHIR
8
2.4 Saluran Sekunder Saluran sekunder adalah saluran gardu distribusi ke rangkaian pemakai. Saluran ini biasanya tiga phasa dan menggunakan hantaran udara terbuka. Tegangan yang tersedia pada perusahaan umum listrik negara adalah : a. Tegangan Transmisi ( 15 kV ) b. Tegangan Substrnsmisi ( 70 kV dan 20 kV ) c. Tegangan Distribusi Primer ( 7 kV dan 12 kV ) d. Tegangan Distribusi Sekunder ( 220 V dan 380 V ) Sistem Distribusi ini dapat menjamin penyaluran tegangan listrik., bila memenuhi beberapa persyaratan antara lain : a. Kontinutas pelayanan dengan pelanggan b. Flekxible terhadap pertumbuhan beban Untuk keadaan beban yang berbeda-beda atau bahkan perbedaan bagia bagian pada beban dengan beban
dalam keadaan yang sama, maka sistem
distribusi akan lebih baik bila digunakan bentuk pendistribusian yang berbeda sesuai keadaan beban. dengan memperhatikan persyaratan diatas maka sistem distribusi ini akan memberikan pelayanan dengan variasi tegangan minimum dan memperkuat kemungkinan terjadi pemutusan. Jika sering terjadi pemutusan yang disebabkan gangguan pada jaringan, maka akan memperpendek umur dari peralatan dan jumlah konsumen akan lebih cenderung menurun. Fleksibel ini dapat diizinkan bila kapasitas sistem masih dapat memenuhi atau menyalurkan tegangan untuk beban yang sesungguhnya adalah batas pertambahan beban yang tidak terlalu besar. Tegangan informasi untuk saluran sekunder yang berlaku di indonesia adalah tegangan 220 V untuk tegangan phasa netral dan 380 V untuk tegangan phasa-phasa, bagian peralatan pada jaringan tegangan rendah adalah : a. Papan bagi tegangan rendah Papan bagi tegangan rendah terdapat peralatan pemutus pengaman lebur, peralatan penerangan jalan umum yang dipasang pada gardu induk..Papan bagi tegangan rendah adalah terminal untuk pembagian jurusan jaringan tegangan rendah yang meliputi pengaman-pengaman untuk melindungi peralatan lain
LAPORAN AKHIR
9
apabila tegangan rendah yang umum terlihat pada gambar 2.2 yang dapat melayani empat jurusan, termasuk jaringan penerangan jalan umum.
Gambar 2.5 Papan bagi tegangan rendah
b. Penghantar jaringan tegangan rendah Penghantar jaringang tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Hantaran ini biasanya terpasang diatas tanah atau hantaran udara, dengan menggunakan hantaran terbuka dan terisolasi yang dipilin. Panjang hantaran tegangan rendah di batasi oleh besarnya jatuh tegangan maksimum yang diizinkan dan besarnya penampamng hantaran yang digunakan, tetapi secara terhadap hantaran terbuka direhabiliktasi dengan hantaran terisolasi yang dipilin.
LAPORAN AKHIR
10
Kontruksi hantaran terbuka/tak terisolasi dapat dilihat pada gambar 2.6 dan hantaran tertutup/terisolasi (LVTC) pada gambar 2.7
Gambar 2.6 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi
Gambar 2.7 Konstrusik jaringan tegangan rendah tertutup/ terisolasi.
LAPORAN AKHIR
11
Gambar 2.8 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi simpang tiga
Gambar 2.9 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi simpang empat
LAPORAN AKHIR
12
2.5 Sambungan Rumah Sambungan rumah berfungsi menghubungkan antara tiang tegangan rendah dengan rumah pelanggan. Hantaran sambungan rumah untuk pelanggan satu phasa menggunakan kabel berisolasi (LVTC) 2X6 mm², sedangkan pelanggan tiga phasa menggunakan kabel berisolasi (LVTC) 4x6 mm² atau 4x10 mm² tergantung besar daya terpasang.
Gambar 3.0 Konstrusksi sambungan rumah
2.6 Hantaran Pentanahan SUTR Hantaran Pentanahan pada jaringan salurann udara tegangan rendah (SUTR) memakai kawat tembaga berdiameter 50 mm² terisolasi. Kawat terisolasi ini dipakai karena kawat netral jaringan TR selalu ada arus yang disebabkan ketidak seimbangan beban pada masing-masing fhasa. Sedangkan elektroda pentanahan menggunakan pipa galvanis atau bahan tembaga. Pada jaringan sekunder yang menggunakan tiang besi saluran pentanahan tidak menggunakan kawat melainkan menggunakan badan tiang itu sendri.
LAPORAN AKHIR
13
Pentanahan dipasang pada awal tiang dan setiap lima gawang. Selanjutnya, tujuan pemasangan pentanahan pada tiang jaringan tegangan rendah adalah untuk mendapatkan nilai tahanan yang sekecil-kecilnya dan untuk menghindari terjadinya kenaikan tegangan apabila ada kawat netral terputus dari jaringan. Harga pentanahan maksimum adalah lima ohm, pada tiang yang mempunyai sambungan konsumen. Pentanahan pada awal tiang merupakan pentanahan netral seri trafo sekunder, trafo distribusi dan pentanahan setiap lima gawang dimaksudkan untuk membantu pentanahan pada rumah-rumah pelanggan.
` Gambar 3.1 Konstruksi Pentanahan
LAPORAN AKHIR
14
Tabel 2.1 Ukuran Kabel Penampang (mm²)
Resistansi 20º C (Ohm/Km)
Reaktansi 20º C (Ohm/Km)
2,5
7.14
0.060
4
4.47
0.056
6
2.97
0.053
10
1.77
0.049
16
1.33
0.044
25
0.712
0.042
35
0.514
0.040
50
0.379
0.039
70
0.262
0.037
95
0.189
0.037
120
0.150
0.036
150
0.122
0.035
185
0.0972
0.036
240
0.0740
0.035
300
0.0590
0.034
400
0.0461
0.033
500
0.0366
0.034
Tabel 2.1 Jarak minimum antara penghantar udara dan tanah diukur dari titik lendutan terhadap tanah. Lokasi pemasangan
Pengantar udara telanjang
Penghantar udara terisolasi
m
m
Jalan Umum
5
5
Bukan Jalan Umum
5
4
Halaman Rumah
5
3
LAPORAN AKHIR
15
Tabel 2.3 Jarak Maksimum antara dua titik tumpu penghantar udara. Cara pemasangan
Jarak Maksimum ( m )
Antara tiang dan tiang pada jaringan umum
40
Antara tiang jaringan umum dan tiang atap/bangunan
30
Antara tiang atap dan tiang di antara bangunan lain
30
2.7 Perhitungan Jatuh Tegangan Dengan menghitung jatuh tegangan, selain dipengerahui oleh panjang, luas penampang, dan tahanan jenis penghantar maka, rugi tegangan pada jaringan juga ditentukan oleh arus yang mengalir pada penghantar dan daya yang diterima oleh beban serta factor kerjanya. Dan rumus untuk menghitung jatuh tegangan adalah :
Untuk Tegangan AC 1 Phasa
∆v = 2 . I . ℓ . Cos Ø
volt………………………….... 1
SxA Untuk Tegangan AC 3 Phasa
∆v = √3 . I . ℓ . Cos Ø
volt………………………….... 2
SxA Dimana : I
= Arus yang mengalir pada gambar pada penghantar ( Ampere )
∆v
= Rugi tegangan
ℓ
= Panjang penghantar ( km )
A
= Luasa penampang penghantar ( mm² )
Vs
= Tegangan sumber ( volt )
LAPORAN AKHIR
16
Cos Ø = Faktor kerja S
= Daya beban Untuk menentukan harga daya-antar pada suatu penghantar sangat
dipengaruhi oleh jenis penghantar yang dipakai. Untuk lebih memudahkan kita dalam menentukan besarnya daya-antar arus yang dipergunakan pada suhu suatu jaringan, bahan dan tahanan jenis dapat di lihat daftar table. Rumus untuk menghitung jatuh tegangan dengan menggunakan metode pada beban :
∆v = 100 . p . ℓ . ( R Cos Ø + X Sin Ø )…………...… 3 V² atau
∆v = 100 . S . ℓ . ( R Cos Ø + X Sin Ø )…………...… 4 V²
∆v = Jatuh tegangan ( % ) Dimana : P
= Beban
( kVA )
ℓ
= Panjang koduktor
( km )
R
= Tahanan konduktor
( ohm/km )
X
= Reaktansi konduktor
( ohm/km )
V
= Tegangan fasa ke fasa
( Volt )
S
= Daya
( kVA
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya jatuh tegangan yaitu : 1. Besar beban terpasang 2. Daya beban 3. Impendansi jaringan, dan 4. Pengaruh cara penyambungan
2.7.1 Faktor Besar Beban Terpasang Untuk mengetahui hubungan antara factor beban dengan jatuh tegangan, dapat ditinjau pada rumus :
LAPORAN AKHIR
17
P
= Daya aktif
(Watt)
V
= Tegangan
(Volt)
I
= Arus jaringan
(Amper)
Cos Ø = Faktor kerja Pada kondisi tegangan yang konstan maka : P I =
V.√3.Cos Ø
................................................................. 5
Apabila beban (P) bertambah besar, maka arus akan bertambah besar pula. Sedangkan jatuh tegangan yang terjadi adalah fungsi arus dan impendansi yaitu : Vz = IxZ .................................................................................... 6 Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila pengantar dengan impendansi yang kosntan sedangkan arus yang mengalir pada penghantar tersebut bertambah, maka jatuh tegangan di sepanjang penghantar tersebut juga akan bertambah. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut : V = i=Ix(RCos Ø + Xsin Ø)...................................................... 7 Dari rumus diatas dapat dianalisa bahwa apabila arus I bertambah, maka V juga akan bertambah besar. Besarnya tegangan yang terjadi akan mempegaruhi mutu tegangan yang di hasilkan.
2.7.2 Faktor Daya Beban Dalam suatu sistem distribusi tenaga listirk, selalu diusahkan agar daya yang disalurkan mengalami rugi-rugi yang kecil. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar daya yang disalaurkan ke pemakai. Daya listrik yang dikirim dari sumber ke beban akan mengalami rugi daya sebesar : P = VxIxCos Ø ( Watt )…………………………….………… 8 Pr = VxIxSin Ø ( Watt )………………………………………. 9 Ps = VxI
( Watt )………………………………………. 10
Di mana : P
= Daya nyata yang hilang
Pr
= Daya Reaktif yang hilang
LAPORAN AKHIR
18
Ps
= Daya semu yang hilang
Besar rugi-rugi daya pada jaringan dapat dihitung dari persamaan berikut: P
= 3 x I x R…………………………………….……… 11
Atau, rugi-rugi daya.
∆ p =
p²xRxℓ %.......................................................... 12
v² Dan persentase rugi-rugi daya :
∆ p =
100xPxℓ xR %.......................................................... 13 v²xCos Ø
2.7.3 Inpendasi Jaringan Pada dasarnya jatuh tegangan pada hantaran adalah akibatnya adanya impendansi seluruh itu sendiri. Ipendansi hantaran tersebut besarnya di pengaruhi oleh tahanan (Resistansi) serta reaktansinya. Besarnya impendasi Dinyatakan Z = √ R² + X²…………………………………. 14 Z = ( R cos Ø + j X sin Ø )……………….…… 15 Karena saluran distribusi primer ataupun sekunder berjarak pendek, maka kapasistansi dapat diabaikan dengan demikian dapat dibuat rangkain Ekivalen dari saluran distribusi pada gambar berikut : R
X
Is Vs
Vz
Gambar 2.8 Impendansi Jaringan Dimana : Z = Impendansi jaringan (Ohm) R = Tahanan Hantaran (Ohm) I = Arus yang mengalir (Ohm)
LAPORAN AKHIR
Vr
19
Vs = Tegangan sumber (Volt) Vr = Tegangan pada beban (Volt) Dari gambar diatas dibuat persamaan untuk mendasari pembuatan diagram vector, persamaaan tersebut : Vs = Vr + I.R.Cos Ø + I.X.Sin Ø…………………..... 16
Vs Vz
δ Ө
Vr
I.X
I.R
Gambar 2.9 Diagram Vektor
Dari diagram vector secara pendekatan dapat dihitung jatuh tegangan dengan α mendekati nol, di dapat : Vs = Vr + (IxZ)atau………………………………………….. 17 Vz = IxZ…………………………………………..……………….... 18 Vz = Ix(R.Cos Ø + X.Sin Ø)…………………………….………... 19 Vr = Vs – (IxZ)………………………………….………………….. 20 Vr = Vs – Vz – Vj…………………………………….………. 21
Persentase jatuh tegangan saluran distribusi dapat ditentukan berdasarkan rasio tegangan jatuh saluran terhadap tegangan sisi pengirim : Vz % Vr =
x 100 %............................................................. 22 Vs Pada arus bolak-balik, beban dapat berupa Resitif ( R ), Reaktif ( X ), dan
perpaduan R dan X yang disebut impendansi ( Z ) dalam ohm. Besarnya impendansi adalah : Z = √ ( R² + X² ) ohm………………………………
LAPORAN AKHIR
23
20
Pada arus balak-balik terdapat 3 macam daya, yaitu daya Nyata P dalam Watt (W),daya semu S dalam volt-ampere (VA), dan daya reaktif Q dalam voltampere reaktif (VAR) seperti tampak pada Segitiga Daya pada gambar 3.0.
P Ø
Q
S
Gambar 3.0 Segitiga Daya
Adapun besar daya-daya 1 fasa tersebut : S = V . I Volt Ampere……………………………..
24
P = V . I Cos Ø Watt……………………………….
25
Q = V . I Sin Ø Volt Ampere Reaktif……………..
26
Besar rugi tegangan ∆V :
∆V = 2.1.I.f (q)…………………………………….
27
Untuk menentukan besarnya impendansi harus dapat di ketahui harga tahanan penghantar, reaktansi jaringan. Dan untuk menentukan besarnya besarnya impendansi hantaran harus diperhatikan pada : a. Panjang Hantaran Tegangan yang terdapat dititik penerima (pelanggan) tidak selamanya bisa kosntan. Hal ini disebabkan oleh impendansi itu sendiri, yang terdapat pada hantaran sisi sekunder antara gardu trafo distribusi sampai ke pelanggan. Untuk membatasi jatuh tegangan agar tidak terlalu besar, panjang penghantar harus direncanakan sesuai dengan kemampuaan. Panjang hantaran
LAPORAN AKHIR
21
saluran udara tegangan rendah (SUTR) dibatasi oleh penghantar yang di gunakan, beban yang tersambung, penampang penghantar dan jenis penghantar. Jatuh tegangan maksimum yang di izinkan pada SUTR adalah 10% sesuai dengan SPLN No. 1 Tahun 1978. Dengan jaringan yang semakin panjang, maka harga resistansi akan semakin besar. Sehingga besar jatuh tegangan yang terjadi akan besar pula. Reaktansi untuk penghantar jaringan sekunder termasuk rumah umumnya adalah induktansi (XL) yang dapat dihitung : XL
= 2 x п x f x L ……..……( Ohm )………………..…. 28
Dimana : XL
= Reaktansi jaringan ( Ohm )
F
= Frekuensi ( Hertz )
L
= Induktansi jaringan ( Hendry )
b. Penampang Hantaran Dalam merecanakan jaringan distribusi sekunder, ukuran penampang kawat diperhitungkan dengan baik. Semakin besar penampang yang dipakai, harga resistansinya menjadi kecil. Sehingga jatuh tegangannya kecil, untuk menentukan beasar penampang hantaran dapat dicari :
∆V
= √3 x I x ℓ x Cos Ø……………………………………..… 29 SxA
Sehingga luas penampang dapat dihitung, A = √3 x I x ℓ x Cos Ø……………………………………….… 30 S x ∆V Dimana : ∆√
= Rugi tegangan AC 3 Ø (Volt)
I
= Arus yang mengalir pada hantaran ( Amp )
S
= Daya Beban
ℓ
= Panjang penghantar ( m )
Cos Ø = Faktor kerja
LAPORAN AKHIR
22
c. Jenis Penghantar Hantaran yang digunakan pada jaringan distribusi sekunder pada umumnya jenis tembaga dan alminium. Kedua Jenis penghantar tersebut mempunyai tahanan jenis yang berbeda : Tahanan jenis tembaga
: 0,0175 ohm / km
Tahanan jenis alminium
: 0,03 ohm / km
Dari Persamaan R = ρ
ℓ ……………………………..…31
A Jika harga ℓ besar maka, harga tahanan ( R ) menjadi besar, sehingga untuk suatu penghantar yang mempunyai panjang, penampang dan beban yang sama tetapi jenis penghantar tidak sama, maka jatuh tegangan yang terjadi berbeda. Dengan demikian mutu tegangan yang dihasilkan di pengaruhi juga oleh jenis hantaran yang digunakan. 2.7.4 Cara Penyambungan Jatuh tegangan yang disebabkan oleh sambungan seharusnya relatif kecil bila dibandingkan dengan jatuh tegangan yang disebabkan hal ini. Pengerjaan sambungan yang tidak sempurna, misalnya alat penyambung tidak sesuai dengan ukuran
kawat,
penyambung
kurang
kokoh,mungkin
juga
kawat
yang
disambungkan berlainan jenis. Semuanya itu dapat mengakibatkan tahanan kontak (Rk ), yang selanjutnya pada sambungan timbul panas ( ∆t ) yang dinyatakan dengan persamaan :
∆t i² x Rk
dan
Rk = Ro ( 1 + α x ∆t )
Dimana : Ro = Tahanan kontak pada suhu 0º Celcius
α = Koefisien suhu rata-rata bahan sambungan Dari persamaan ini terlihat bahwa bila arus naik, tahanan akan naik, maka besarnya tahanan Rk bertambah. Sehingga jatuh tegangan yang terjadi bertambah tinggi, karena : Rk x I = Vj………………………..….. 32
LAPORAN AKHIR
23
Selain timbul jatuh tegangan, akibat lain dari sambungan yang tidak sempurna dapat mengakibatkan putusnya hantaran tersebut.
2.8 Penanggulangan Losses (Susut) Pada Jaringan Tegangan Rendah Susut terdiri dari 2 macam dan cara penanggulangannya yang terdiri dari beberapa macam yaitu: A. Susut Teknis 1. Beban Gardu tidak seimbang. 2. Diameter Jaringan Teganggan Rendah Kecil. 3. Tegangan ujung drop yang di libatkan: a. Terlalu panjang Jaringan Tegangan Rendah. b. Terlalu banyak beban. Cara penanggulangan susut teknis: 1. Penyeimbangan beban gardu/TRAFO. 2. Diameternya Jaringan Tegangan Rendah yang kecil di ganti dengan yang besar. a. Ganti diameter yang besar. b. Tambah gardu sisipan. c. Ganti Trafo dengan yang lebih besar. B.
Susut Nonteknis 1. Pencurian Daya Listrik 2. Salah catat stan meter. Cara penanggulangannya susut nonteknis: 1. Megadakan Penertiban(Oval). 2. Pencatatan harus akurat setiap bulannya.
Penanggulangan losses (susut) pada tegangan rendah merupakan suatu cara untuk mencegah pencurian energi pada pendistribusian daya listrik jaringan tegangan menegah. Penanggulangan losses dilakukan dengan cara melakukan perhitungan sederhana terhadap beban yang terpakai oleh konsumen dan melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan dengan data perhitungan kwh
LAPORAN AKHIR
24
meter. Adapun metode dan alat yang dipakai dalam pencurian energi dan caracara pengurangan yang dibutukan untuk mencegah kenaikannya adalah sebagai berikut: (a) Catu ditap langsung dari saluran pokok dengan batang berkait. (b) Catu ditap dari pemutus catu sebelum meter. Beberapa Perusahaan Litrik menghubungkan meter langsung sesudah pemutus arus di luar dan sebelum pemutus arus di luar dan sebelum pemutus arus catu sehingga pencurian juga masuk ke meter. (c) Sambungan tegangan dan arus kumparan dibuka membuat meter tidak bekerja. Kebanyakan dewan listrik sekarang menghubungkan kedua sisi bagian dalam penutup meter. (d) Dalam beberapa kasus, arus kumparan di-‘by-pass’dengan sebuah loop. Beberapa memakai switch di loop,sehinnga mereka dapat mengatur meter jalan atau tidak sesuai kehendak. (e) Pada tutup meter dibuat lubang yang sangat kecil, dan benda asing semacam tongkat kecil dimasukkan lewat lubang untuk menahan piringan. Tongkat kecil tersebut tidak selalu diletakkan di situ, hanya bila ingin mengatur pembacaan meter. (f) Sering kali konsumen yang jahat ditolong oleh geng yang terorganisasi yang mempunyai keahlian untuk itu. Ada orang-orang yang mempunyai tang penyetel dengan tanda mirip yang dipakai Perusahaan Listrik. Orang-orang ini mempunyai beberapa konsumen sebagai langganan tetap. Mereka seringkali merusak segel meter memutar kembali pembaca meter dan kemudian menyegelnya kembali. Meter-meter sekarang dikembalikan dengan “tidak bisa perputar kembali” dan peringan meter tidak dapat diputar mundur. (g) Dalam pelayanan tiga fasa, salah satu elemen dihubungkan terbalik, maka meter hanya akan mencatat sepertiga dari yang dipakainya. (h) Dalam pelayanan satu fasa, fasa dan netral ke meter dihubungkan secara saling dipertukarkan, sehingga arus kumparan pada rangkain yang netral. Setiap beban yang dihubungkan antara fasa dan tanah tidak lewat meter.
LAPORAN AKHIR
25
(i) Bila catu masuk ke pekarangan yang sama dengan dua macam terip,konsumen dengan mudah dapat menyalah-gunakan dengan memasang peralatan yang seharusnya secara terbalik. Pemberi catu harus menyusun tarip sedemikian rupa sehingga catu dengan dua tarip satu pekarangan yang sama tidak dilakukan. Pencurian daya dan perusakan meter dapat dikurangi dengan cara memasang meter statis. Teknologi digital telah cukup berkembang saat ini dan mudah didapat. Penanggulangan losses (susut) pada jaringan tegangan rendah untuk mencegah pencurian, penggunaan meter digital merupakan pilihan yang lebih baik.
2.9 Rugi Energi Listrik Perhitungan rugi energi listrik adalah perhitungan sederhana beban netral tak seimbang dengan beban daya tak seimbang. Dengan rumus untuk menghitung daya beban tak seimbang sebagai berikut : dp=Ir² x R X L + Is² x R x L + It² x R x L………………………… Dimana : dp
= Daya Beban Yang Hilang (Watt)
Ir²,Is²,It²
= Phase
R&L
= Daya Beban Tak Seimbang
LAPORAN AKHIR
33
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Peninjauan Metode peninjauan merupakan metode pengamatan langsung yang
dilakukan
guna
untuk
mengumpulkan
informasi
secara
mendetail
dari
penyelidikan yang sedang dilakukan. Didalam melaksanakan metode peninjauan selain
mengumpulkan
informasi
juga
melakukan
pengamatan
dengan
mengumpulkan data-data dan mempelajari buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dipelajari.. Metode penijauan terdiri atas tiga metode yaitu : a. Metode literature b. Metode interview c. Metode pengambilan data
3.1.1. Metode Literatur Metode literatur adalah tahap awal dimana peninjauan dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan melakukan pengamatan mengenai penyelidikan yang dilakukan berdasarkan buku catalog atau buku pegangan yang telah dipelajari. Studi literatur yaitu mengumpulkan sumber-sumber yang berupa bacaan atau literatur, yang dapat menunjang isi pada laporan akhir yang akan dikerjakan, serta buku teori-teori lain yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diselidiki. Dalam
metode
ini
peneliti
memperoleh
pengetahuan
mengenai
permasalahan yang diteliti berdasarkan informasi dan pengamatan. Metode literatur dilakukan guna membantu mempermudah menyelesaikan permasalahan yang sedang dipelajari.
3.1.2. Metode Interview Metode interview merupakan metode peninjauan yang dilakukan berdasarkan hasil Tanya jawab team penyusun dengan karyawan yang
LAPORAN AKHIR
27
berpengalaman dibidangnya. Metode ini dilakukan untuk mencari informasi tambahan dalam mempermudah penyelesaikan penyelidikan yang sedang dilakukan dan penulisan laporan mengenai penelitian dari penyelidikan.
3.1.3. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data merupakan tahap akhir dari metode peninjauan. Metode pengambilan data dilakukan berdasarkan informasi dan keterangan yang didapatkan metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari). Metode pengambilan data dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melengkapi metode peninjauan berdasarkan pemahaman yang didapatkan dari metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari). Dalam pelaksanaan metode pengambilan data yang saya lakukan untuk mendapatkan data-data yang lengkap harus melalui beberapa tahapan penting yang harus diikuti, yakni : 1. Tahapan Permintaan ijin pengambilan data kepada perusahaan (Di Pelayanan PT PLN (Persero)Rayon Kenten). 2. Tahap pelaksanaan, tahap ini merupakan tahap akhir dari metode pengambilan data. Tahap pelaksanaan dilaksanakan setelah mendapatkan ijin pengambilan data dari perusahaan (Di Pelayanan PT.PLN (Persero) Rayon Kenten). Beberapa Data yang berhasil saya kumpulkan didalam pelaksanaan metode pengambilan data yakni : 1. Diagram Distribusi pelayanan PT.PLN( Persero ) Rayon Kenten. 2. Data Material Pekerjaan SUTR. 3. Data Laporan Penjualan Aliran Listrik Bulan/Triwulan April 2009.
Berdasarkan metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari) data-data yang berhasil saya kumpulkan merupakan data-data yang diperlukan didalam penyelesaian penyelidikan yang dilakukan (Analisis Rugi Energi Litrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di pelayanan PT.PLN ( Persero ) Rayon Kenten Palembang ).
LAPORAN AKHIR
28
3.2.
Metode Perhitungan Metode perhitungan merupakan akhir dari metode penelitian Analisis Rugi
Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di pelayanan PT.PLN ( Persero ) Rayon Kenten Palembang. Metode perhitungan dapat dilakukan berdasarkan berdasarkan literature (buku yang telah dipelajari) dan data yang telah
dikumpulkan.
Berdasarkan
metode
peninjauan
(metode
literatur)
menerangkan bahwa metode perhitungan terdiri atas 3 perhitungan yaitu : 1. Perhitungan sederhana beban tak seimbang 2. Perhitungan susut distribusi rayon kenten tahun 2008 3. Perhitungan susut distribusi rayon kenten tahun 2009
LAPORAN AKHIR
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Sederhana Beban Netral Tak Seimbang Perhitungan sederhana beban netral tak seimbang yang dilakukan pada studi kasus :
Tabel 4.1 Perhitungan Sederhana Beban Tak Seimbang R
S
T
N
160
200
230
60,83
Daya beban tak seimbang dengan asumsi R = 1 dan L = 1
cos phi = 1
dP = Ir² x R x L + Is² x R x L² + It² x R x L dP = 160² x 1 x 1 + 200² x 1 x 1 + 230² x 1 x 1 dP = 25.600 x 1 x 1 + 40.000 x 1 x 1 + 52.900 x 1 x 1 dP = 25.600 + 40.000 + 52.900 dP = 118.500 Watt Jika seimbang / jurusan = 196,67 Jika beban seimbang maka dP = 38.678 + 38.678 + 38.678 dP = 116.033 Watt Jadi daya yang hilang sebesar = 2.467 Watt
Pada daya beban netral 118.500 Watt telah hilang daya beban sebesar 2.467 Watt menjadi 116.033 Watt.
LAPORAN AKHIR
30
GRAFIK SUDUT DAN RESULTANNYA
R
S
T
N
Gambar 4.1 Grafik Sudut Dan Resultannya
4.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 Perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada Bulan Januari dan Februari yang dilakukan pada studi kasus : 4.2.1 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Januari —
Terima dari UPT
= 14.194.895,60 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 3.860.300,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 1.888.420,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 19.943.615,60 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 168.840,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 168.840,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 17.797 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 19.774.776 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 19.756.978,30 kwh
LAPORAN AKHIR
31
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 15.298.064,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.458.914,30 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 22.36 %
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 16.801.435,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.955.543,30 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 14.95 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 19.943.615,60 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 19.774.775,60 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 19.756.978,30 kwh
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 16.801.435,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.955.543,30 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 14.95 %
4.2.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Februari —
Terima dari UPT
= 12.482.356,84 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 4.524.400,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.519.160,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 19.525.916,84 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 81.940,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 81.940,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 17.499,58 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 19.443.976,84 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 19.426.477,26 kwh
LAPORAN AKHIR
32
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.560.745,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.855.732,26 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 14.74 %
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 17.330.341,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.096.136,26 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 10.78 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 39.469.532,44 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 39.218.752,44 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 39.183.455,56 kwh
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 34.131.776,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 5.051.679,56 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 12.88 %
4.2.3 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Maret —
Terima dari UPT
= 13.477.095,58 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 4.659.700,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.710.920,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 20.847.715,58 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 96.460,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 96.460,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.676,13 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.751.255,58 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.732.579,45 kwh
LAPORAN AKHIR
33
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 17.489.717,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.242.862,45 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 15.63 %
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 18.497.530,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.235.049,45 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 10.77 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 60.317.248,02 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 59.970.008,02 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 59.916.035,01 kwh
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 52.629.306,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 7.286.729,01 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 12.15 %
4.2.4 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan April —
Terima dari UPT
= 14.291.226,48 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 5.088.600,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.820.840,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 22.200.666,48 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 78.680,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 78.680,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 19.909,79 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 22.121.968,48 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 22.102.076,69 kwh
LAPORAN AKHIR
34
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 19.090.936,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 3.011.140,69 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 13.61 %
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 19.500.000,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 2.602.076,69 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.76 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 82.517.914,50 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 82.091994,50 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 82.018.111,70 kwh
( TUL III – 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 72.129.306,00 kwh
Susut ( f = d – c – e )
= 9.888.805,70 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 12.05 %
4.3. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008 Perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008 pada Bulan Januari Sampai Desember yang dilakukan pada studi kasus : 4.3.1 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Januari —
Terima dari UPT
= 18.362.528,75 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
=-
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.654.220,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.016.748.,75 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 5.820,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 5.820,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.909.,84 kwh
LAPORAN AKHIR
35
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.010.928,75 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.992.018,91 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 15.791.697,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 5.200.321,91 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 24.74 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 17.786.589,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.205.429,91 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 15.26 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 21.016.748.,75 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.010.928,75 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.992.018,91 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 17.786.589,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.205.429,91 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 15.26 %
4.3.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Februari —
Terima dari UPT
= 16.570.770,60 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
=-
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.829.600,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 19.400.370,00 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 8.400,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 8.400,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 17.452,77 kwh
LAPORAN AKHIR
36
Siap Salur ( d = a – b )
= 19.391.970,60 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 19.374.517,83 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 15.249.234,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.125.283,83 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 21.27 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 16.620.557,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.753.960,83
Susut ( f / d x 100 )
= 14.20 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 40.417.119,35 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 40.402.899,35 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 40.366.536,74 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 34.407.146,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 5.959.390,74 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 14.75 %
4.3.3 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Maret —
Terima dari UPT
= 13.477.095,58 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 4.659.600,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.710.920,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 20.847.715,58 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 4.020,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 4.020,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.618,90 kwh
LAPORAN AKHIR
37
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.687.661,15 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.669.042,26 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.712.983,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.956.059,26 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 19.12 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 17.887.875,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.781.167,26 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 13.44 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 61.108.800,50 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 61.090.560,50 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 61.035.579,00 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 52.295.021,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 8.740.558,00 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 14.31 %
4.3.4 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan April —
Terima dari UPT
= 17.121.640,26 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
=-
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.579.040,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 19.700.680.,26 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 19.800,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 19.800,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 17.712,79 kwh
LAPORAN AKHIR
38
Siap Salur ( d = a – b )
= 19.680.880,26 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 19.663.167.47 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.642.598,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.020.569,47 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 15.35 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 18.234.033,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 1.429.134,47 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 7.26 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 80.809.480,76 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 80.771.440,76 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 80.698.746,47 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 70.529.054,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 10.169.692,47 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 12.59 %
4.3.5 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Mei —
Terima dari UPT
= 15.708.725,64 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 2.551.000,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.738.280,00 kwh
Jumlah Terima (a) — —
= 20.998.005,64 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 18.360.00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 18.360.00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.881,68 kwh
LAPORAN AKHIR
+
39
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.979.645,64 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.960.763,96 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.835.987,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.124.776,96 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 19.66 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 19.094.680,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 1.866.083,96 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 8.89 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 101.807.486,40 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 101.751.086,40 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 101.659.510,42 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 89.623.734,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 12.035.776,42 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.83 %
4.3.6 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Juni —
Terima dari UPT
= 12.868.105,05 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 5.679.100,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.547.840,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.095.045,05 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 8.760,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 8.760,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.977,66 kwh
LAPORAN AKHIR
40
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.086.285,05 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 21.067.307 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
=18.541.803,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.525.504.,40 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.98 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 19.451.344,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 1.615.963,40 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 7.66 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 122.902.531,45 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 122.837.371,45 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 122.726.817,82 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 109.075.078,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 13.651.739,82 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.11 %
4.3.7 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Juli —
Terima dari UPT
= 15.053.112,96 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 3.261.000,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.578.680,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 20.892.792,96 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 5.640,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 5.640,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.798,44 kwh
LAPORAN AKHIR
41
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.887.152,96 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.868.354,53 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.495.873,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.372.481,53 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 20.93 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 18.702.212,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.372.481,53 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 10.37 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 143.795.324,42 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 143.724.524,42 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 143.595.172,34 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 127.777.290,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 15.817.882,34 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.01 %
4.3.8 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Agustus —
Terima dari UPT
= 12.514.177,22 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 5.929.200,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 2.573.460,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.016.837,22 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 5.940,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 5.940,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.798,44 kwh
LAPORAN AKHIR
42
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.010.897,22 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.991.987,42 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.203.554,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 4.788.433,42 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 22.79 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 16.203.554,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.518.581,42 kwh.
Susut ( f / d x 100 )
= 11.99 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 164.812.161,64 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 164.735.421,64 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 164.587.159,76 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 146.250.696,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 18.336.463,76 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.13 %
4.3.9 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan September —
Terima dari UPT
= 13.421.329,84 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 6.563.000,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 1.504.860,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.489189,84 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 8.400,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 8.400,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 19.332,71 kwh
LAPORAN AKHIR
43
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.840.789,84 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 21.461.457,13 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 16.377.552,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 5.083.905,13 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 23.67 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 17.522.452,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 3.939.995,13 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 18.34 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 186.301.351,48 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 186.216.211,48 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 186.048.616,89 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 163.773.148,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 22.275.468,89 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.96 %
4.3.10 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Oktober —
Terima dari UPT
= 15.273.390,09 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 5.235.600,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 680.280,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.189.270,09 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 295.020,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 295.020,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.804.83 kwh
LAPORAN AKHIR
44
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.894.250,09 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.875.445,27 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 18.102.880,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.772.565,27 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 13.27 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 20.216.350,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 659.095,27 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 3.15 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 207.490.621,57 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 207.110.461,57 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 206.924.062,15 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 183.989.498,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 22.934.564,15 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 11.07 %
4.3.11 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan November —
Terima dari UPT
= 15.365.154,55 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 5.442.100,00 kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 665.700,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 21.472.954,55 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 524.380,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 524.380,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 18.853,72 kwh
LAPORAN AKHIR
45
Siap Salur ( d = a – b )
= 20.948.574,55 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 20.929.720,83 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
= 18.316.760,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 2.612.960,83 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 12.47 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 19.884.323,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 1.045.397,83 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 4.99 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 228.963.576,12 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 228.059.036,12 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 227.853.782,98 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 203.873.821,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 23.979.961,kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 10.51 %
4.3.12 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Desember —
Terima dari UPT
= 16.493.224,85 kwh
—
Terima dari PLTG Sako
= 4.921.500,00kwh
—
Terima dari Rivai
=-
—
Terima dari Sukarami
= 698.940,00 kwh +
Jumlah Terima (a) — —
= 22.113.664,85 kwh
Kirim ke Rivai
=-
Kirim ke Sukarami
= 555.220,00 kwh
Jumlah Kirim (b)
= 555.220,00 kwh
PS Distribusi ( c = 0,09 % x d )
= 19.402,60 kwh
LAPORAN AKHIR
46
Siap Salur ( d = a – b )
= 21.558.444,85 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 21.539.042,25 kwh
( TUL III – 07 ) Kwh Jual TUL III – 07 ( e )
=-
Susut ( f = d - c – e )
= 21.539.042,25 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 99.91 %
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 20.168.672,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 1.370.370,25 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 6.36 %
AKUMULASI Jumlah Terima (a)
= 251.077.240,97 kwh
Siap Salur ( d = a – b )
= 249.617.480,97 kwh
Siap Jual ( = d – c )
= 249.392.825,24 kwh
( TUL III - 09 ) Kwh Jual TUL III – 09 ( e )
= 224.042.493,00 kwh
Susut ( f = d - c – e )
= 25.350.332,24 kwh
Susut ( f / d x 100 )
= 10.16 %
Berdasarkan perhitungan diatas Susut Distribusi Rayon Kenten pada tahun 2008, mulai bulan Januari sampai bulan Juli terjadi penurunan, ini disebabkan semakin berkurangnya daya beban yang hilang, sedangkan pada bulan Agustus sampai Desember tahun 2008 tidak stabil, karena pada bulan Agustus dan September persentasenya naik, kemudian pada bulan Oktober sampai Desember daya beban yang hilang turun kembali. Begitu juga pada tahun 2009, antara bulan Januari sampai bulan April susut berkurang karena daya beban yang hilang semakin berkurang, kerena pihak PLN mengadakan perbaikan dilapangan. Karena susut pada JTR ada yang ada yang bersifat Susut Teknis dan ada Non Teknis cara PLN untuk penanggulangan susut tersebut adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR
47
A. Susut Teknis 1. Penyimbangan beban gardu/TRAFO 2. Diameternya Jaringan Tegangan Rendah yang kecil di gati dengan yang besar. 3. Menambah gardu sisipan. 4. Menggantikan Trafo dengan yang lebih besar.
B. Susut Nonteknis 1. Mengadakan Penerbitan(Oval). 2. Pencatatan harus akurat setiap bulannya.
4.3 Pembahasan Hasil Perhitungan A. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 Berdasarkan TUL III – 07 (Hasil Kwh Meter Yang Tercatat Dari Hasil Pelanggan) 1.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Januari adalah sebagai berikut(Lihat Lampiran): Kwh Siap Salur 19.774.776,00,kwh Siap Jual 19.756.978,30,sedangkan Kwh yang terjual 15.298.064,00 Jadi Kwh Susut
= (Kwh Siap Jual - Kwh Jual) = (19.756.978,30 Kwh - 15.298.064,00 Kwh) = 4.458.914,30 Kwh
Jadi Persentase Susut
= Kwh Susut X 100 % Kwh Siap Salur = 4.458.914,30 Kwh X 100 % 19.774.776,00 kwh = 22,55 %
Susut pada Bulan Januari 2009 sebesar 22,55 %, tidak bisa di persentasenkan dengan bulan Desember Tahun 2008 karena Susut yang 99,91 % pada bulan Desember adalah semu.
LAPORAN AKHIR
48
2. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Februari adalah sebagai berikut(Lihat Lampiran): Kwh Siap Salur 19.443.976,84,kwh Siap Jual 19.426.477,26,sedangkan Kwh yang terjual 16.560.745,00 Jadi Kwh Susut
= (Kwh Siap Jual - Kwh Jual) = (19.426.477,26 Kwh - 16.560.745,00Kwh) = 2.865.732,26 Kwh
Jadi Persentase Susut
= Kwh Susut X 100 % Kwh Siap Salur =2.865.732,26 Kwh X 100 % 19.443.976,84 kwh = 14,74 %
Pada Bulan Januari 2009 persentase susut 22,55 %, sedangkan pada Bulan Februari Tahun 2009 sebesar 8,59 %, persentase susut 10,78 %. Terjadi penurunan susut dari bulan Januari 2009 ke Bulan Februari 2009 sebesar 7,81 %. Penurunan ini kemungkinan disebabkan terlalu besarnya diambil kwh jual bulan Desember 2008 untuk mengejar target. 3.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Maret adalah sebagai berikut(Lihat Lampiran): Kwh Siap Salur 20.751.255,58,kwh Siap Jual 20.732.579,45,sedangkan Kwh yang terjual 18.497.530,00 Jadi Kwh Susut
= (Kwh Siap Jual - Kwh Jual) = (20.732.579,45 Kwh - 18.497.530,00 Kwh) = 3.242.862,45 Kwh
Jadi Persentase Susut
= Kwh Susut X 100 % Kwh Siap Salur = 3.242.862,45 Kwh X 100 % 20.751.255,58kwh = 15.63 %
LAPORAN AKHIR
49
Susut pada Bulan Februari 2009 sebesar 14.74 %, sedangkan Bulan Maret tahun 2009 15.63 %, berarti terjadi kenaikan pada bulan Maret tahun 2009 sebesar 0,89 %. Kenaikan ini disebabkan jumlah hari pada bulan Februari 28 hari sedangkan bulan Maret 31 hari. 4.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan April adalah sebagai berikut(Lihat Lampiran): Kwh Siap Salur 22.121.986,48,kwh Siap Jual 22.102.076,69,sedangkan Kwh yang terjual 19.090.936,00(Prediksi). Jadi Kwh Susut
= (Kwh Siap Jual - Kwh Jual) = (22.102.076,69 kwh - 19.090.936,00 Kwh) = 3.011.140,69 Kwh
Jadi Persentase Susut
= Kwh Susut X 100 % Kwh Siap Salur = 3.011.140,69 Kwh X 100 % 22.121.986,48 kwh = 13.61 %
Pada Bulan Maret 2009,persentase susut 15.63 %, sedangkan Bulan April tahun 2009 15.63 %, persentase susut 13.61 %. Terjadi penurunan susut dari bulan Maret 2009 ke bulan April 2009 2,02 %. Penurunan ini kemungkinan disebabkan meninkatnya kwh terjual akibat bertambahnya langganan baru, karena rekening pelanggan baru yang pertama dihitung 10 % dari daya yang terpasang.
B. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008 Berdasarkan TUL III – 07 (Hasil Kwh Meter Yang Tercatat Dari Hasil Pelanggan) 1. Jadi persentase susut pada bulan Januari 2008 sebesar 24,74 %(lihat lamapiran) 2.Persentase susut pada bulan Februari 2008 sebesar 21,27 %,sedangkan pada bulan Januari 2008 24,74 . Berarti terjadi penurunan susut dari bulan Januari 2008 ke bulan Februari 2008 sebesar 3,47.
LAPORAN AKHIR
50
3.Persentase susut pada bulan Maret 2008 sebesar 19,12 %,sedangkan pada bulan Februari 2008 sebesar 21,27 %, Berarti terjadi penurunan susut dari bulan Februari 2008 ke bulan Maret 2008 sebesar 2,15 %. 4.Persentasenya susut pada bulan April 2008 sebesar 15,35 %,sedangkan pada bulan Maret 2008 sebesar 19,12 %, Berarti terjadi penurunan susut dari bulan Maret ke bulan April 2008 sebesar 3,77 %. 5.Persentase susut pada bulan Mei 2008 sebesar 19,66 %, sedangkan pada bulan April 2008 sebesar 15,35 %. Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan April ke bulan Mei 2008 sebesar 4,31 %. 6.Persentase susut pada bulan Juni 2008 sebesar 11,98 %, sedangkan pada bulan Mei 2008 sebesar 19,66 %. Berarti terjadi penurunan susut dari bulan Mei ke bulan Juni 2008 sebesar 7,70 %. 7.Persentase susut pada bulan Juli 2008 sebesar 20,93 %, sedangkan pada bulan Juni 2008 sebesar 11,98 %, Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan Juni ke bulan Juli 2008 sebesar 8,95 %. 8.Persentase susut pada bulan Agustus 2008 sebesar 22,79 % sedangkan pada bulan Juli 2008 sebesar 20,93 %. Berarti terjadi kenenaikan susut dari bulan Juli ke bulan Agustus 2008 sebesar 1,86. 9.Persentase susut pada bula September 2008 sebesar 23,67 %, sedangkan pada bulan Agustus sebesar 22,79. Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan Agustus ke bulan September 2008 sebesar 0,88 %. 10. Persentase pada bulan Oktober 2008 sebesar 13,27 % sedangkan pada bulan September 23,67 %, berarti terjadi penurunan susut dari bulan September ke bulan Oktober sebesar 10,40 %. 11. Persentase susut pada bulan November 2008 sebesar 12,47 sedangkan susut bulan Oktober sebesar 13,27 %, berarti terjadi penurunan susut dari bulan Oktober ke bulan November 2008 sebesar 0,80 %. 12. Persentase susut pada bulan Desember 2008 sebesar 99,91 %(lihat lampiran)susut ini adalah semula karena tidak ada kwh jual(TUL III – 07).
LAPORAN AKHIR
51
Berdasarkan perhitungan yang ada di lampiran susut yang terjadi pada tahun 2008 mulai dari bulan Januari sampai bulan Desember tidakn stabil, ini disebabkan: 1. Jumlah hari perbulan tidak sama. 2. Untuk mencapai terget kinerja yang dilaporkan pertriwulan 3. Bertambahnya pasangan baru. 4. Pencatatan kwh meter tidak kontiniu pada tanggal yang sama. 5. Tidak keteknikanya pelaksanaan P2TL
LAPORAN AKHIR
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan Laporan Akhir yang saya dapatkan dalam hasil perhitungan
pada Bab IV maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten pada Tahun 2008, mulai bulan Januari sampai bulan Desember pada umunya mengalami penurunan meskipun ada sedikit kenaikan antara bulan Agustus dan September, tetapi bulan berikutnya terjadi penurunan kembali. 2. Berdasarkan hasil perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten pada Tahun 2009, Penulis hanya mengambil waktu penelitian 4 bulan, yaitu bulan Januari
sampai April
yang perhitungan Susutnya juga
mengalami penurunan. 3. Berdasarkan perhitungan Susut Distrinusi Rayom Kenten pada Tahun 2008 dan Tahun 2009 pada umumnya persentasenya semakin berkurang, ini berkat kerja keras semua team yang ada di lapangan.
2.
Saran Berdasarkan Laporan Akhir yang saya dapatkan dalam penanggulangan
Losses pada JTR di sarankan sebagai berikut: 1. Untuk Penaggulangan Losses pada JTR.pihak PLN harus mengganti Diameter JTR(Jaringan Tegangan Rendah) dengan yang besar dan memasang Trafo yang lebih besar. 2. Pihak PLN harus sering mengadakan penerbitan (Oval) paling tidak setiap 3 bulan sekali. 3. Pencatatan
yang
dilakukan
petugas
PLN
pada
rumah-rumah
konsumen,datanya harus benar-benar akurat sehingga tidak merugikan konsumen maupun PLN.
LAPORAN AKHIR
53
4. Para petugas PLN di lapangan harus sering membersihkan Jaringan terutama Jaringan yang ada di hutan-hutan sehinngga bias menekan beban yang hilang.
LAPORAN AKHIR